D ADPEN 1201082 Chapter5

376

BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

A. Simpulan
Usaha

kesehatan

sekolah

diselenggarakan

untuk

meningkatkan

kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga
peserta didik dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis menjadi
sumber daya manusia yang berkualitas. Penyelenggaraan usaha kesehatan di

sekolah sudah menjadi

kebijakan Pemerintah yang harus dilaksanakan di

sekolah-sekolah sebagai wujud tanggung jawab lembaga pendidikan dalam
mempersiapkan generasi penerus bangsa yang cerdas dan sehat secara holistik.
Hasil penelitian yang berfokus pada penyelenggaraan usaha kesehatan
peserta didik sekolah dasar dengan melihat proses manajemen yang dilakukan
dalam upaya mendukung pencapaian prestasi peserta didik secara optimal
menunjukkan bahwa penyelenggaraan usaha kesehatan bagi peserta didik
Sekolah Dasar di Kota Sukabumi dapat terlaksana sebagai akibat dari
konsistensi Pemerintah Daerah terhadap implementasi kebijakan baik secara
organisasional melalui koordinasi antar institusi maupun secara operasional
yang dilaksanakan di sekolah-sekolah. Secara khusus temuan hasil penelitian
adalah sebagai berikut:
1. Penyelenggaraan

usaha kesehatan bagi peserta didik

di sekolah


merupakan implementasi dari kebijakan yang telah ditetapkan oleh
Pemerintah secara terpusat. Pemerintah daerah memiliki otonomi dalam
menetapkan kebijakan daerah terkait penyelenggaraan usaha kesehatan di
sekolah sesuai dengan kebutuhan kesehatan peserta didik di daerahnya.

Anna Susana, 2015
MANAJEMEN KESEHATAN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR DI KOTA SUKABUMI (Studi Kasus di SDN
Surya Kencana CBM, SDN Dewi Sartika CBM,dan SDN Sukasirna)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

376

377

2. Keberhasilan penyelenggaraan usaha kesehatan bagi peserta didik di
sekolah sangat tergantung dari proses manajemen yang dikembangkan di
sekolah,

mulai


dari

perencanaan,

pengorganisasian,

pelaksanaan/penggerakkan, dan pengendalian kegiatan usaha kesehatan di
sekolah secara berkesinambungan.
a. Perencanaan

yang

baik

dan

terarah dapat menentukan tingkat

keberhasilan program usaha kesehatan di sekolah. Ketidakjelasan

indikator hasil dalam perencanaan berdampak pada kesulitan dalam
menetapkan tingkat keberhasilan program.
b. Pengorganisasian yang

tepat

membantu kelancaran penyelenggaraan

program usaha kesehatan di sekolah. Ketersediaan sumber daya
manusia yang memadai serta kesiapan seluruh unsur sekolah dalam
mendukung pelaksanaan program usaha kesehatan di sekolah sangat
menentukan keberhasilan program.
c. Keberhasilan

pelaksanaan

program usaha

kesehatan


di sekolah

tergantung pada kepemimpinan Kepala Sekolah dan komitmen seluruh
unsur sekolah untuk mendukung pelaksanaan program.
d. Pengendalian

program usaha kesehatan di sekolah dilaksanakan

dengan upaya pengawasan, evaluasi dan penilaian. Kelemahan dalam
menetapkan program kerja beserta indikator keberhasilan berdampak
pada kesulitan dalam menilai keberhasilan program serta menetapkan
tindak lanjut program.
3. Koordinasi lintas institusi dalam penyelenggaraan usaha kesehatan bagi
peserta didik di sekolah dimotori dan digerakkan oleh Pemerintah Daerah
sesuai dengan kebutuhan pengembangan usaha kesehatan di sekolah.

Anna Susana, 2015
MANAJEMEN KESEHATAN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR DI KOTA SUKABUMI (Studi Kasus di SDN
Surya Kencana CBM, SDN Dewi Sartika CBM,dan SDN Sukasirna)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu


377

378

4. Penyelenggaraan usaha kesehatan peserta didik di sekolah didanai oleh
Pemerintah.

Sekolah

memiliki

otoritas

dalam

mengelola

dan


mengusahakan pendanaan usaha kesehatan peserta didik di sekolah.
5. Penggunaan

sistem

informasi

manajemen

kesehatan

peserta

didik

(SIMKesdik) di sekolah membantu dalam proses pengendalian data
kesehatan peserta didik secara berkesinambungan mulai dari pengumpulan
data, pendokumentasian, pelaporan dan pengambilan keputusan untuk
tindak lanjut kegiatan usaha kesehatan peserta didik di sekolah.
6. Dampak dari usaha kesehatan bagi peserta didik di sekolah terlihat secara

nyata dari pemantauan kesehatan peserta didik secara periodik, perubahan
perilaku hidup sehat, peningkatan pengetahuan akan kesehatan, dan
lingkungan sekolah tetap bersih dan sehat yang kesemuanya akan
berdampak

bagi

peningkatan

derajat

kesehatan

dan

mendukung

pencapaian prestasi belajar peserta didik.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka peneliti merekomendasikan
model hipotetik untuk menjawab berbagai temuan penelitian yang dirasakan

masih perlu mendapat perhatian dalam pelaksanaan proses manajemen
kesehatan peserta didik di sekolah. Model hipotetik manajemen kesehatan
peserta didik di sekolah dasar yang diajukan merupakan alternatif dari
manajemen kesehatan peserta didik di Sekolah Dasar mulai dari penetapan
kebijakan, penyelenggaraan secara

operasional di sekolah, dan dampak

penyelenggaraan terhadap peningkatan derajat kesehatan peserta didik secara
holistik. Pengajuan
memberi masukan
kesehatan

model hipotetik dari penelitian ini
untuk

meningkatkan kualitas

diharapkan dapat
pengelolaan usaha


bagi peserta didik di sekolah sehingga mampu meningkatkan

derajat kesehatan peserta didik yang akhirnya berdampak pada peningkatan
prestasi peserta didik di sekolah.
Anna Susana, 2015
MANAJEMEN KESEHATAN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR DI KOTA SUKABUMI (Studi Kasus di SDN
Surya Kencana CBM, SDN Dewi Sartika CBM,dan SDN Sukasirna)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

378

379

Model manajemen usaha kesehatan peserta didik di sekolah akan berjalan
dengan baik apabila seluruh fungsi dari proses manajemen mulai dari
perencanaan sampai pengendalian dilaksanakan secara berkesinambungan.
Perencanaan pengelolaan usaha kesehatan peserta didik mengacu pada
kebijakan


yang

ditetapkan

pemerintah

dalam

penyelenggaraan

usaha

kesehatan di sekolah yang selanjutnya dijabarkan ke dalam strategi di sekolah
sesuai dengan karaketristik dan kebutuhan kesehatan peserta didik secara
spesifik. Perencanaan menghasilkan rumusan program yang terarah (terukur)
sebagai indikator keberhasilan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Dengan program yang terarah pada pencapaian tujuan maka sekolah
menetapkan anggaran sesuai dengan kebutuhan program

usaha kesehatan

peserta didik secara holistik yang terdiri dari tiga kelompok program yaitu
pendidikan

kesehatan,

pelayanan

kesehatan

dan

pembinaan

lingkungan

sekolah sehat.
Pengorganisasian dalam manajemen kesehatan peserta didik di sekolah
adalah

memberdayakan

penyelenggaraan

usaha

semua
kesehatan

unsur

yang

peserta didik

berkontribusi
di sekolah baik

dalam
dari

lingkungan internal sekolah maupun dari institusi lain di luar sekolah. Salah
satu upaya terobosan yang akan mampu mengungkit pengembangan usaha
kesehatan

di

sekolah

adalah

dengan

menempatkan

tenaga

kesehatan

profesional purnawaktu di sekolah yang akan mengelola pelayanan dan
promosi kesehatan secara paripurna bagi peserta didik dan staf pendidikan
yang ada di sekolah.
Program usaha kesehatan peserta didik di sekolah terdiri dari pendidikan
kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan lingkungan sekolah sehat
yang memenuhi kebutuhan kesehatan holistik peserta didik. Keberhasilan

Anna Susana, 2015
MANAJEMEN KESEHATAN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR DI KOTA SUKABUMI (Studi Kasus di SDN
Surya Kencana CBM, SDN Dewi Sartika CBM,dan SDN Sukasirna)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

379

380

pelaksanaan program usaha kesehatan peserta didik sangat dipengaruhi oleh
kepemimpinan Kepala Sekolah

dalam mengkomunikasikan, memotivasi dan

menggerakkan semua unsur yang terlibat untuk secara aktif melaksanakan
kegiatan sesuai program yang ditetapkan dan mengambil keputusan yang tepat
dalam pelaksanaan kegiatan. Keberhasilan pelaksanaan juga dipengaruhi oleh
komitmen organisasi sekolah untuk menyelaraskan kinerja, psikologikal dan
kapasitas untuk belajar dan berubah dari semua unsur yang ada di lingkungan
sekolah.
Pengendalian dalam manajemen kesehatan peserta didik di sekolah
dilaksanakan untuk memastikan dan menilai proses manajemen dilaksanakan
sesuai dengan target yang telah ditetapkan.

Fungsi pengendalian dalam

penyelenggaraan usaha kesehatan peserta didik di sekolah meliputi kegiatan
monitoring, evaluasi, pencatatan dan pelaporan. Proses pengendalian pada
dasarnya terjadi di semua tahapan proses manajemen dari mulai perencanaan,
pengorganisasian,

pelaksanaan

dan

penilaian.

Oleh

karena

itu,

untuk

kepentingan pengendalian perlu didukung oleh keberadaan sistem informasi
manajemen kesehatan yang menyediakan data dan informasi kesehatan peserta
didik secara lengkap, berkelanjutan, akurat dan real time. Sistem informasi
manajemen

kesehatan

peserta

didik

akan

mempermudah

pencatatan,

pendokumentasian, pengolahan data dan pelaporan kesehatan peserta didik
untuk kepentingan pengambilan keputusan yang tepat untuk meningkatkan
dan mengembangkan upaya kesehatan peserta didik di sekolah.

B. Implikasi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka implikasi dan
hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :
Anna Susana, 2015
MANAJEMEN KESEHATAN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR DI KOTA SUKABUMI (Studi Kasus di SDN
Surya Kencana CBM, SDN Dewi Sartika CBM,dan SDN Sukasirna)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

380

381

1. Implikasi terhadap Teori dan Penelitian Selanjutnya
Hasil penelitian tentang proses manajemen kesehatan peserta didik
Sekolah Dasar di Kota Sukabumi ini berimplikasi dalam memperkuat ilmu
Administrasi Pendidikan khususnya dalam memahami konsep tatakelola
terkait penyelenggaraan suatu program
melibatkan

berbagai unsur

di lembaga pendidikan yang

internal dan eksternal yang terintegrasi.

Program di sini adalah program usaha kesehatan peserta didik di sekolah,
dimana program ini merupakan salah satu program pengembangan
manajemen sekolah yang akan menunjang peningkatan prestasi belajar
peserta didik secara optimal.
Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi dasar untuk penelitian
selanjutnya terkait dengan efektivitas model pengembangan manajemen
kesehatan peserta didik di sekolah, dampak model pengembangan terhadap
berbagai variabel yang terkait dengan usaha kesehatan peserta didik di
sekolah, serta bagaimana penerapan model pengembangan manajemen
pada berbagai tingkatan sekolah dari mulai Pendidikan Usia Dini sampai
Sekolah Menengah Tingkat Atas (SMA)
2. Implikasi terhadap Aspek Kebijakan
Hasil penelitian berimplikasi dalam implementasi UU RI Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional khususnya pasal 36 yang
menyatakan

bahwa

Kurikulum

pendidikan

harus

memperhatikan

peningkatan potensi, kecerdasan dan minat serta pasal 45 bahwa setiap
satuan pendidikan menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi
keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan
potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan kejiwaan
peserta didik. Berdasarkan pernyataan tersebut maka dibuktikan dengan

Anna Susana, 2015
MANAJEMEN KESEHATAN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR DI KOTA SUKABUMI (Studi Kasus di SDN
Surya Kencana CBM, SDN Dewi Sartika CBM,dan SDN Sukasirna)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

381

382

hasil penelitian ini bahwa dengan proses manajemen yang memadai
sekolah dapat menjadi tempat yang kondusif untuk membentuk generasi
penerus bangsa yang sehat dan berkualitas sesuai dengan cita-cita Bangsa
Indonesia.
Hasil penelitian berimplikasi dalam mendukung implementasi UU
Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, khususnya pasal 45 ,46, 47, dan
79 yang menyatakan bahwa kesehatan sekolah diselenggarakan untuk
meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan
hidup sehat sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh, dan berkembang
secara harmonis dan setinggi-tingginya menjadi sumber daya manusia
yang berkualitas. Kesehatan sekolah diselenggarakan melalui sekolah
formal dan informal.
dengan

proses

Melalui penelitian ini maka dibuktikan bahwa

manajemen

yang

memadai

dan

terintegrasi

penyelenggaraan usaha kesehatan bagi peserta didik di sekolah dapat
dilaksanakan secara optimal dalam upaya mendukung kesiapan peserta
didik dalam mengikuti proses pembelajaran di sekolah.
Hasil penelitian berimplikasi dalam implementasi koordinasi antara
empat Kementerian yang tertuang dalam SKB 4 Menteri yaitu Menteri
Pendidikan Nasional, Menteri Kesehatan, Menteri Agama, dan Menteri
Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 6/X/PB/2014; Nomor 73 Tahun
2014; Nomor 41 Tahun 2014; Nomor 81 Tahun 2014 tentang Pembinaan
dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah. Hasil penelitian
berimplikasi dalam memperkuat jalur komunikasi antar institusi untuk
lebih meningkatkan koordinasi dalam

penyelenggaraan usaha kesehatan

peserta didik di sekolah terutama melalui pengembangan sistem informasi
manajemen kesehatan peserta didik (SIMKesdik) secara terintegrasi.

Anna Susana, 2015
MANAJEMEN KESEHATAN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR DI KOTA SUKABUMI (Studi Kasus di SDN
Surya Kencana CBM, SDN Dewi Sartika CBM,dan SDN Sukasirna)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

382

383

Hasil

penelitian

berimplikasi

pada

penyempurnaan

implementasi

Pedoman Pelaksanaan UKS di Sekolah (2014) dan Pedoman Pembinaan
dan Pengembangan UKS (2012) yang diterbitkan oleh Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar,
khususnya dalam meningkatkan kemampuan sekolah untuk melaksanakan
proses manajemen usaha kesehatan peserta didik di sekolah yang didukung
oleh pengembangan sistem informasi manajemen kesehatan peserta didik
(SIMKesdik) untuk

kepentingan pemenuhan kesehatan peserta didik

secara holistik.

3. Implikasi terhadap Pemerintah Daerah Kota Sukabumi
Hasil

penelitian

berimplikasi terhadap

Pemerintah

Daerah

Kota

Sukabumi dalam menetapkan kebijakan daerah terkait penyelenggaraan
usaha kesehatan bagi peserta didik di sekolah. Penetapan model hipotetik
berdasarkan hasil penelitian dapat dipertimbangkan untuk diberlakukan di
semua sekolah

mulai Sekolah Dasar dan Menengah yang ada di Kota

Sukabumi untuk meningkatkan kualitas kesehatan peserta didik di Kota
Sukabumi secara keseluruhan.

4. Implikasi terhadap Pengelola Lembaga Pendidikan (Sekolah Dasar)
Hasil penelitian berimplikasi pada perubahan dan pengembangan
konsep

pengelolaan

lembaga

pendidikan

terkait

dengan

proses

manajemen kesehatan peserta didik di sekolah yang dilaksanakan secara
koordinatif dan integratif. Hasil penelitian membuka kenyataan bahwa
sekolah bukan hanya sebagai sarana untuk terlaksananya pelayanan
kesehatan dari petugas kesehatan Puskesmas, tetapi sekolah merupakan
pengelola utama dalam pemenuhan kesehatan bagi peserta didik di sekolah

Anna Susana, 2015
MANAJEMEN KESEHATAN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR DI KOTA SUKABUMI (Studi Kasus di SDN
Surya Kencana CBM, SDN Dewi Sartika CBM,dan SDN Sukasirna)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

383

384

dalam upaya meningkatkan kesiapan peserta didik dalam mengikuti
aktivitas pendidikan di sekolah. Hasil penelitian membuktikan bahwa
peran kepemimpinan Kepala Sekolah dalam memotivasi, menggerakkan
dan mengerahkan sumber daya yang dimiliki sekolah untuk melaksanakan
usaha kesehatan bagi peserta didik di sekolah menjadi motor penggerak
dalam keterlaksanaan program serta komitmen seluruh unsur yang ada di
sekolah menjadi penentu keberhasilan penyelenggaraan usaha kesehatan
peserta didik di sekolah.

5. Implikasi terhadap Puskesmas
Hasil penelitian memberikan implikasi bagi pelaksanaan pelayanan
kesehatan yang dilakukan oleh Puskesmas. Puskesmas akan lebih fokus
pada upaya pelayanan kesehatan peserta didik di sekolah melalui upaya
preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif sesuai dengan kebutuhan
kesehatan peserta didik. Hasil penelitian memberikan gambaran kriteria
petugas kesehatan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan usaha kesehatan
bagi peserta didik di sekolah.

6. Implikasi terhadap Peserta didik dan Orang Tua Peserta didik
Hasil penelitian berimplikasi terhadap peserta didik dan orang tua
peserta didik tentang manfaat program usaha kesehatan peserta didik di
sekolah

yang secara langsung diterima oleh peserta didik

selama

bersekolah di lembaga pendidikan melalui pemantauan status kesehatan
secara berkala, pendidikan kesehatan dan pembinaan hidup sehat yang
dilaksanakan di sekolah.

Anna Susana, 2015
MANAJEMEN KESEHATAN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR DI KOTA SUKABUMI (Studi Kasus di SDN
Surya Kencana CBM, SDN Dewi Sartika CBM,dan SDN Sukasirna)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

384

385

C. Rekomendasi Hasil Penelitian
Berdasarkan

pembahasan

hasil

penelitian,

maka

peneliti

merekomendasikan model manajemen usaha kesehatan peserta didik di
sekolah dasar sebagai berikut :
Pertama, Pemerintah Daerah, dalam hal ini diwakili oleh Tim Pembina UKS
tingkat Kota dan Kecamatan diharapkan dapat mengakomodasi

adanya

pedoman manajemen usaha kesehatan bagi peserta didik di sekolah sesuai
dengan keunggulan dan potensi yang dimiliki daerah saat ini untuk dijadikan
acuan pelaksanaan pengelolaan di setiap sekolah yang ada di Kota Sukabumi,
termasuk di dalamnya adalah pedoman yang mengatur pendanaan yang lebih
jelas untuk setiap sekolah sesuai kebutuhan serta pedoman yang mengatur
ketersediaan SDM profesional (petugas kesehatan profesional) yang siap
melaksanakan tugas sebagai tenaga kesehatan purna waktu di sekolah-sekolah.
Kedua, Tim Pembina UKS tingkat Kota dan Kecamatan diharapkan dapat
mengakomodasi
peserta

didik

pengembangan

sistem

informasi

manajemen

kesehatan

sebagai perangkat yang mendukung keberhasilan proses

manajemen usaha kesehatan bagi peserta didik di setiap sekolah dan
mengintegrasikan penyelenggaraan usaha kesehatan peserta didik di sekolahsekolah secara berkesinambungan.
Ketiga, Tim Pelaksana UKS di Sekolah yang dipimpin oleh Kepala Sekolah
diharapkan dapat mengembangkan keterampilan manajemen usaha kesehatan
di sekolah seperti model hipotetik yang diajukan, sehingga menghasilkan
kinerja yang optimal dalam upaya kesehatan bagi peserta didik secara khusus,
dan umumnya bagi kualitas pendidikan secara keseluruhan di sekolah. Oleh
karena itu Kepala Sekolah, Guru Pembina UKS, Petugas Kesehatan Sekolah

Anna Susana, 2015
MANAJEMEN KESEHATAN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR DI KOTA SUKABUMI (Studi Kasus di SDN
Surya Kencana CBM, SDN Dewi Sartika CBM,dan SDN Sukasirna)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

385

386

dan semua unsur yang terlibat dalam pengelolaan usaha kesehatan peserta
didik di sekolah perlu mendapatkan penyegaran dan pelatihan konsep
manajemen khususnya yang terkait usaha kesehatan bagi peserta didik di
sekolah.
Keempat, koordinasi lintas institusi yang diprakarsai oleh Pemerintah Daerah
(Tim Pembina UKS Kota dan Kecamatan) hendaknya diselaraskan dengan
kebutuhan setiap sekolah dalam memenuhi kebutuhan kesehatan peserta didik
secara holistik. Oleh karena itu sekolah perlu menyusun program usaha
kesehatan sekolah yang memberikan peluang seluas-luasnya bagi keterlibatan
berbagai

pihak

yang

potensial

untuk

mendukung

keberhasilan

penyelenggaraan usaha kesehatan peserta didik secara holistik di sekolah.
Kelima, penyelenggaraan usaha kesehatan peserta didik di sekolah tidak
terlepas dari kebutuhan pembiayaan/pendanaan.

Secara otonomi, Kepala

Sekolah mengelola keuangan usaha kesehatan sekolah sesuai dengan program
yang sudah ditetapkan. Oleh karena itu program usaha kesehatan sekolah
perlu diperinci dengan anggaran yang jelas, sehingga setiap program dapat
dipertanggungjawabkan dengan benar.

D. Keterbatasan Penelitian
Berdasarkan proses penelitian yang telah dilaksanakan serta hasil penelitian
yang diperoleh, maka peneliti merasa bahwa penelitian yang dilakukan masih
kurang sempurna mengingat beberapa keterbatasan berikut ini :
1. Peneliti melaksanakan penelitian kualitatif berdasarkan hasil wawancara,
observasi

langsung

di lapangan

dan

studi dokumentasi.

Beberapa

keterbatasan peneliti yaitu dalam pelaksanaannya Peneliti hanya mampu

Anna Susana, 2015
MANAJEMEN KESEHATAN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR DI KOTA SUKABUMI (Studi Kasus di SDN
Surya Kencana CBM, SDN Dewi Sartika CBM,dan SDN Sukasirna)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

386

387

melaksanakan wawancara kepada para nara sumber yang sudah ditetapkan
dengan ketersediaan waktu dan kesempatan dari para nara sumber yang
terbatas, walaupun secara esensi peneliti memperoleh gambaran secara
menyeluruh terhadap data yang diperlukan dalam penelitian ini. Untuk
memperoleh gambaran pelaksanaan secara nyata Peneliti melaksanakan
obervasi di tiga sekolah dasar, hal ini dianggap keterbatasan penelitian
karena Peneliti hanya memperoleh data yang saling melengkapi dari
kondisi dan situasi di ketiga sekolah tersebut.

2. Untuk melengkapi data penelitian, peneliti tidak menemukan laporan
pelaksanaan kegiatan usaha kesehatan di sekolah secara lengkap yang
meliputi pendidikan

kesehatan,

pelayanan kesehatan dan pembinaan

lingkungan sekolah sehat yang didokumentasikan oleh sekolah sehingga
peneliti tidak bisa menilai ketercapaian program secara lengkap yang
sudah dilaksanakan selama ini. Laporan kegiatan yang diperoleh terbatas
pada hasil pemeriksaan kesehatan yang dibuat oleh Puskesmas, hasil
wawancara,

foto-foto

dokumentasi

kegiatan,

laporan

LSS,

piagam

penghargaan, dan bukti fisik sarana dan prasarana UKS di sekolah.

3. Penelitian

tidak

sampai

kepada

penilaian

efektivitas

dan

efisiensi

implementasi model manajemen usaha kesehatan peserta didik di sekolah,
mengingat

keterbatasan

penelitian untuk

waktu

penelitian.

Diharapkan

ada

lanjutan

menguji sejauhmana efektivitas dan efisiensi model

manajemen usaha kesehatan bagi peserta didik di sekolah yang diterapkan
di semua level sekolah.

Anna Susana, 2015
MANAJEMEN KESEHATAN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR DI KOTA SUKABUMI (Studi Kasus di SDN
Surya Kencana CBM, SDN Dewi Sartika CBM,dan SDN Sukasirna)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

387