S PEA 1000743 Chapter1
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pada era globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prasyarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Jadi, salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan.
Namun demikian mutu pendidikan yang dicapai belum seperti apa yang diharapkan. Perbaikan yang telah dilakukan pemerintah tidak akan ada artinya jika tanpa dukungan dari guru, orang tua, siswa, dan masyarakat. berbicara tentang mutu pendidikan tidak akan lepas dengan proses belajar mengajar. Di mana dalam proses belajar mengajar guru harus mampu menjalankan tugas dan peranannya.
Untuk suatu proses pendidikan dalam setiap jenjang pendidikan, prestasi belajar merupakan salah satu yang menjadi ukuran untuk menunjukan keberhasilan. Keberhasilan suatu pendidikan dapat diukur melalui prestasi para siswa melalui proses belajar di sekolah yang dinyatakan dengan nilai diperoleh melalui tes Ujian Tengah Semester (UTS), Ujian Akhir Semester (UAS), dan Ujian Nasional (UN). Prestasi belajar yang rendah harus segera diatasi agar menghasilkan prestasi belajar yang baik karena nantinya hal tersebut berdampak kurang baik kepada perkembangan sumber daya manusia. Maka dari itu, untuk mengetahui prestasi belajar siswa, setiap sekolah memiliki Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebagai acuan atau standar dalam melakukan penilaian atas prestasi belajar. Namun pada kenyatannya terkadang prestasi belajar tersebut tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.
(2)
Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa rekapitulasi rata-rata nilai hasil Ujian Akhir Semester mata pelajaran akuntansi masih belum mencapai hasil yang maksimal (Ni Luh Made Ratnasari Ningsih, 2012; Ai Royani, 2010; Nita Putriana, 2013; Tri Amrina Bandari, 2010; dan Tanti Setiawati, 2007). Peneliti memilih SMA Negeri 6 Bandung untuk penelitian peneliti karena peneliti ingin mengtahui bagaimana prestasi di Sekolah negeri terutama di SMA Negeri 6 Bandung karena urutan Passing Grade di SMA Negeri 6 Bandung merupakan cluster kedua. Cluster kedua Sekolah Menengah Atas di wilayah Kota Bandung diantaranya yaitu SMAN 20 Bandung, SMAN 1 Bandung, SMAN 22 Bandung, SMAN 9 Bandung, SMAN 7 Bandung, SMA Negeri 6 Bandung, dan MAN 1 Bandung. Akan tetapi peneliti hanya memilih satu sekolah saja dikarenakan kesempatan dan waktu yang terbatas. Biasanya Sekolah negeri itu lebih homogen dibandingkan sekolah swasta yang lebih heterogen. Kemudian aksesnya terjangkau untuk SMA Negeri 6 Bandung ini. Adapun data nilai akuntansi siswa kelas XI SMA Negeri 6 Bandung semester ganjil tahun ajaran 2013/2014 sebagai berikut :
Tabel 1.1
Daftar Rekapitulasi Rata-Rata Nilai Hasil Ujian Akhir Semester Mata Pelajaran Akuntansi
Periode Semester Ganjil 2013/2014 Kelas K K M Jumlah Siswa Nilai Rata-Rata Jumlah Siswa Di bawah KKM Persentase Siswa Di bawah KKM Jumlah Siswa Di atas KKM Persentase Siswa Di atas KKM XI IPS 1
75
45 64,6 43 95,6% 2 4,4%
XI IPS 2 44 73,9 17 38,6% 27 61,4%
XI IPS 3 46 72,6 25 54,3% 21 45,7%
Jumlah 135 70,4 85 63,7% 50 36,3%
Sumber : Daftra Nilai Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 6 Bandung (diolah)
Berdasarkan Tabel 1.1, maka dapat diperoleh informasi nilai mata pelajaran Akuntansi kelas XI IPS di SMA Negeri 6 Bandung menunjukkan nilai yang rendah karena masih banyak siswa yang nilainya berada di bawah standar Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yakni 75. Pada setiap kelas terdapat banyak siswa
(3)
dari 45 siswa, ini berarti hampir seluruhnya dari satu kelas, siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM. Seperti halnya dengan kelas XI IPS 2 sebanyak 38,6% atau 17 siswa dari 44 siswa, maka hampir separuh siswa belum menacapai KKM. Kemudian di kelas XI IPS3 sebanyak 54,3% atau 25 siswa dari 46 siswa, ini berarti hampir separuhnya dari satu kelas siswa yang dibawah KKM. Dilihat dari prestasi belajar yang dicapai oleh siswa, kemudian membandingkan dengan standar KKM yang telah ditetapkan, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat pencapaian prestasi belajar siswa masih belum optimal.
Keadaan ini tentu saja tidak dapat dibiarkan terus menerus karena akan berdampak pada prestasi belajar siswa. Siswa akan mengalami kesulitan dalam mengikuti pelajaran akuntannsi karena materi dalam pelajaran akuntansi sifatnya berkelanjutan. Akan tetapi tidak hanya berdampak pada prestasi belajar saja, masalah ini dapat berdampak pada kompetensi, minat belajar terhadap mata pelajaran Akuntansi, dan akan berdampak terhadap hasil ujian nasional (UN) yang diperoleh siswa karena mata pelajaran akuntansi termasuk dalam mata pelajaran ekonomi dan merupakan salah satu mata pelajaran yang terdapat dalam ujian nasional (UN), pada akhirnya minat siswa menjadi kurang untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi khususnya jurusan Akuntansi. Maka dari itu, harus ada upaya nyata untuk memperbaiki keadaan tersebut. Baik dari peran orang tua, guru, pemerintah, dan siswa masalah ini harus di selesaikan dengan baik dan harus ada kerjasama di dalamnya.
Keberhasilan siswa dalam belajar dapat dilihat dari prestasi belajar siswa itu sendiri melalui hasil tes belajar. Setiap siswa, guru, sekolah, orangtua dan masyarakat pasti menginginkan prestasi yang baik terhadap siswanya. Akan tetapi, antara siswa dengan siswa yang lainnya berbeda dalam pencapaian prestasi belajar yang mereka dapatkan dan setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Ada yang mampu mencapai prestasi yang baik atau tinggi, ada juga siswa yang mendapatkan prestasi belajar yang rendah. Di dalam pendidikan siswa akan dinilai keberhasilannya melalui tes hasil belajar.
(4)
Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa diantaranya yang dikemukakan oleh M. surya (2003:45) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar terdiri dari :
1. Faktor internal, mencakup:
a. Faktor fisiologis atau jasmani individu baik bersifat bawaan mapun yang diperoleh melalui penglihatan, pendengaran, dan struktur tubuh.
b. Faktor psikologis, yang terdiri dari:
Faktor intelektual, yang terdiri atas faktor potensial yaitu intelegensi, bakat serta kecakapan nyata seperti prestasi belajar.
Faktor non intelektual, terdiri atas komponen-komponen
kepribadian tertentu seperti sikap, minat, motivasi, kebiasaan belajar, konsep diri. penyesuaian diri dan sebagainya.
2. Faktor eksternal, mencakup:
a. Faktor sosial terdiri dari faktor lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat dan faktor kelompok.
b.Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian dan sebagainya.
c. Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim belajar.
d.Faktor spritual dang lingkungan agama.
Peneliti mengambil faktor lingkungan keluarga untuk variabel independen dikarenakan Selain lingkungan sekolah dan guru, peran orang tua amat berpengaruh bagi anak-anak untuk berhasil dalam pendidikannya. Apalagi dengan terus berubahnya sistem pendidikan di Indonesia, dimana saat ini kurikulum 2013 sudah mulai berlaku. Orang tua diharapkan menjadi mitra dengan peranan penting bagi proses pendidikan anak serta keterlibatan mereka dalam memberikan pengalaman belajar tidak hanya di sekolah. Kemudian perlu adanya komunikasi yang kondusif antara orangtua dengan anak dan antara orang tua dengan guru, memberi kesempatan kepada anak untuk mengembangkan diri di luar akademis formal, dan harus adanya pujian dan penguatan oleh orang tua kepada anak. Orang tua juga harus berperan ekstra sebagai mitra dalam membantu anak mengerjakan tugas dengan tidak menilai tugas tersebut dari baik buruk, tetapi lebih mengenal pemikiran sang anak dengan memberikan anak alasan perihal jawabannya. Apalagi di dalam pelajaran akuntansi siswa harus banyak berlatih
(5)
Lingkungan keluarga merupakan faktor eksternal yang ikut mempengaruhi prestasi belajar siswa. Dalam lingkungan keluarga, siswa menjadi anggota keluarga, dimana siswa akan berinteraksi dengan anggota keluarga lainnya seperti orang tua, karena orangtualah yang membiayai pendidikan, menyediakan fasilitas untuk belajar, serta memberikan dukungan dan perhatiaan baik secara fisik maupun psikologis. Menurut M. Dalyono (2009; 59), “Keluarga adalah ayah, ibu, dan anak-anak serta famili yang menjadi penghuni rumah. Faktor orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan anak dalam belajar.”
Menurut hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Megan A. Yih Chyn Kek et al (2007) dalam International Education Journal dimana hasil yang didapat adalah “Keterlibatan orang tua secara terus menerus akan memberikan dampak dan pengaruh terhadap proses pembelajaran siswa, dan terkait pada hasil/nilai siswa, ditingkat universitas, dan pendekatan yang rendah pada pembelajaran berhubungan dengan proses dan hasil kualitas yang rendah dan pendekatan yang mendalam pada pembelajaran berhubungan dengan proses dan hasil kulitas yang tinggi.” Kemudian hasil penelitian yang telah di lakukan oleh Sandhya Mishra (2012) dalam Jurnal Internasional dimana hasil yang didapat “Lingkungan keluarga memilki hubungan yang signifikan dan positif terhadap prestasi belajar siswa dan memilki hubungan yang relatif tinggi dibandingkan kinerja sekolah”.
Kemudian untuk variabel independen yang kedua peneliti mengambil faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu kebiasaan belajar karena tanpa kebiasaan belajar yang baik prestasi belajar yang diperoleh pun kurang memuaskan. Salah satu contoh yang dapat diambil adalah seringkali siswa hanya belajar pada saat akan ada ulangan dan ujian saja, sehingga kadang-kadang hasilnya jauh dari yang diharapkan. Untuk itu agar memperoleh prestasi yang lebih baik diperlukan kebiasaan belajar yang baik dan teratur. Prestasi belajar yang dicapai oleh siswa bukanlah sesuatu yang berdiri sendiri, melainkan merupakan hasil dari beberapa faktor yang mempengaruhinya. Menurut Djaali (2008; 128), “Kebiasaan merupakan cara bertindak yang diperoleh melalui belajar
(6)
secara berulang-ulang, yang pada akhirnya menjadi menetap dan bersifat otomatis”.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009: 246), dalam kegiatan sehari-hari ditemukan adanya kebiasaan belajar yang kurang baik.“Kebiasaan belajar tersebut antara lain berupa belajar pada akhir semester, belajar tidak teratur, menyia-nyiakan kesempatan belajar, bersekolah hanya untuk gengsi, datang terlambat bergaya pemimpin, bergaya jantan seperti merokok sok menggurui teman lain, dan bergaya minta “belas kasihan” tanpa belajar.”
Menurut hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Roida E.F.S (2013) dalam Jurnal Formatif dimana Kebiasaan belajar yang tertanam pada diri siswa dapat terlihat pada aktivitas belajar siswa dan dapat dilakukan secara kontinyu sepanjang waktu yang diinginkan. Kebiasaan belajar mempengaruhi prestasi belajar, karena prestasi belajar yang diperoleh siswa banyak faktor yang mempengaruhinya salah satunya adalah kebiasaan belajar siswa. Sesuai pendapat Ahmadi prestasi belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu. Dengan demikian, kurangnya dukungan dari keluarga dan kebiasaan belajar siswa menyebabkan prestasi belajar siswa kurang optimal dan lingkungan keluarga dan kebiasaan belajar berpengaruh positf terhadap prestasi belajar.
Dan menurut hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Marie Jean N. M (2013) dalam International Journal of Applied Research and Studies menunjukkan
bahwa “Siswa yang memilki kebiasaan belajar yang baik maka akan memperoleh
keberhasilan dalam prestasi belajarnya. Dengan demikian untuk meningkatkan kulitas pendidikan maka kebiasaan belajar pun harus meningkat. Hal ini dapat dilakukan melalui penyediaan program-program pembangunan yang akan membantu siswa membangun kebiasaan belajar yang efektif dan efisien terhadap pembelajaran”. Oleh karena itu faktor lingkungan keluarga dan kebiasaan belajar
(7)
Apalagi materi di dalam mata pelajaran akuntansi itu sifatnya berkelanjutan, maka perlu adanya pengawasan orangtua terhadap anak, dan orangtua perlu mengetahui kebiasaan belajar anak di dalam belajar.
Dengan demikian, kurangnya dukungan dari keluarga dan kebiasaan belajar siswa menyebabkan prestasi belajar siswa kurang optimal dan lingkungan keluarga dan kebiasaan belajar berpengaruh positf terhadap prestasi belajar. Oleh karena itu faktor lingkungan keluarga dan kebiasaan belajar siswa menjadi hal penting dalam pencapaian prestasi belajar yang optimal. Berdasarkan fenomena dan data-data di atas, maka untuk mengetahui bagaimana pengaruh lingkungan keluarga dan kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar siswa di sekolah negeri maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Lingkungan Keluarga Dan Kebiasaan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Di SMA Negeri 6 Bandung.”
B. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah diungkapkan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran lingkungan keluarga siswa.
2. Bagaimana gambaran kebiasaan belajar siswa.
3. Bagaimana gambaran prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran akuntansi. 4. Bagaimana pengaruh lingkungan keluarga terhadap prestasi belajar siswa
pada mata pelajaran akuntansi.
5. Bagaimana pengaruh kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi.
6. Bagaimana pengaruh lingkungan keluarga dan kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi.
(8)
C. Maksud Dan Tujuan Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data dan informasi mengenai pengaruh lingkungan keluarga dan kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi berdasarkan ruang lingkup permasalahannya.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai hal-hal sebagai berikut:
1. Untuk mendeskripsikan gambaran lingkungan keluarga siswa.
2. Untuk mendeskripsikan gambaran kebiasaan belajar siswa.
3. Untuk mendeskripsikan gambaran prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran
akuntansi.
4. Untuk memverifikasi bagaimana pengaruh lingkungan keluarga terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi.
5. Untuk memverifikasi bagaimana pengaruh kebiasaan belajar terhadap
prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi.
6. Untuk memverifikasi bagaimana pengaruh lingkungan keluarga dan
kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi.
D. Manfaat Penilitian
1. Manfaat Teoritis
a. Menambah wawasan dan pengetahuan peniliti mengenai masalah yang
diteliti.
b. Sebagai latihan dan pengalaman dalam mempraktekan teori yang diterima dibangku kuliah.
c. Untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dan untuk memeberikan
sumbangan pemikiran mengenai tentang teori belajar, lingkungan keluarga dan kebiasaan belajar yang mempengaruhi prestasi belajar siswa.
(9)
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Sekolah
Sebagai masukan dalam usaha meningkatkan kualitas peserta didik. Dan untuk meningkatkan kinerja pembelajaran yang ditunjukan oleh keberhasilan prestasi belajar siswa khususnya dalam mata pelajaran akunatansi.
b. Bagi Guru
Sebagai masukan agar dapat menjalin hubungan yang baik antara guru dengan keluarga siswa. Dan dapat mengetahui kebiasaan siswa dalam belajar.
c. Bagi Orang tua
Sebagai masukan agar dapat menjalin hubungan yang baik antara orang tua dan anak. Dan mengetahui pentingnya peranan orang tua terhadap pendidikan anak.
d. Bagi Siswa
Dapat menumbuhkan motivasi siswa yang positif terhadap mata pelajaran akuntansi agar siswa dapat meningkatkan prestasi belajarnya.
(1)
Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa diantaranya yang dikemukakan oleh M. surya (2003:45) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar terdiri dari :
1. Faktor internal, mencakup:
a. Faktor fisiologis atau jasmani individu baik bersifat bawaan mapun yang diperoleh melalui penglihatan, pendengaran, dan struktur tubuh.
b. Faktor psikologis, yang terdiri dari:
Faktor intelektual, yang terdiri atas faktor potensial yaitu intelegensi, bakat serta kecakapan nyata seperti prestasi belajar.
Faktor non intelektual, terdiri atas komponen-komponen
kepribadian tertentu seperti sikap, minat, motivasi, kebiasaan belajar, konsep diri. penyesuaian diri dan sebagainya.
2. Faktor eksternal, mencakup:
a. Faktor sosial terdiri dari faktor lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat dan faktor kelompok.
b.Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian dan sebagainya.
c. Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim belajar.
d.Faktor spritual dang lingkungan agama.
Peneliti mengambil faktor lingkungan keluarga untuk variabel independen dikarenakan Selain lingkungan sekolah dan guru, peran orang tua amat berpengaruh bagi anak-anak untuk berhasil dalam pendidikannya. Apalagi dengan terus berubahnya sistem pendidikan di Indonesia, dimana saat ini kurikulum 2013 sudah mulai berlaku. Orang tua diharapkan menjadi mitra dengan peranan penting bagi proses pendidikan anak serta keterlibatan mereka dalam memberikan pengalaman belajar tidak hanya di sekolah. Kemudian perlu adanya komunikasi yang kondusif antara orangtua dengan anak dan antara orang tua dengan guru, memberi kesempatan kepada anak untuk mengembangkan diri di luar akademis formal, dan harus adanya pujian dan penguatan oleh orang tua kepada anak. Orang tua juga harus berperan ekstra sebagai mitra dalam membantu anak mengerjakan tugas dengan tidak menilai tugas tersebut dari baik buruk, tetapi lebih mengenal pemikiran sang anak dengan memberikan anak alasan perihal jawabannya. Apalagi di dalam pelajaran akuntansi siswa harus banyak berlatih agar siswa paham dengan apa yang telah dipelajari di sekolah.
(2)
Lingkungan keluarga merupakan faktor eksternal yang ikut mempengaruhi prestasi belajar siswa. Dalam lingkungan keluarga, siswa menjadi anggota keluarga, dimana siswa akan berinteraksi dengan anggota keluarga lainnya seperti orang tua, karena orangtualah yang membiayai pendidikan, menyediakan fasilitas untuk belajar, serta memberikan dukungan dan perhatiaan baik secara fisik maupun psikologis. Menurut M. Dalyono (2009; 59), “Keluarga adalah ayah, ibu, dan anak-anak serta famili yang menjadi penghuni rumah. Faktor orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan anak dalam belajar.”
Menurut hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Megan A. Yih Chyn Kek et al (2007) dalam International Education Journal dimana hasil yang didapat adalah “Keterlibatan orang tua secara terus menerus akan memberikan dampak dan pengaruh terhadap proses pembelajaran siswa, dan terkait pada hasil/nilai siswa, ditingkat universitas, dan pendekatan yang rendah pada pembelajaran berhubungan dengan proses dan hasil kualitas yang rendah dan pendekatan yang mendalam pada pembelajaran berhubungan dengan proses dan hasil kulitas yang tinggi.” Kemudian hasil penelitian yang telah di lakukan oleh Sandhya Mishra (2012) dalam Jurnal Internasional dimana hasil yang didapat “Lingkungan keluarga memilki hubungan yang signifikan dan positif terhadap prestasi belajar siswa dan memilki hubungan yang relatif tinggi dibandingkan kinerja sekolah”.
Kemudian untuk variabel independen yang kedua peneliti mengambil faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu kebiasaan belajar karena tanpa kebiasaan belajar yang baik prestasi belajar yang diperoleh pun kurang memuaskan. Salah satu contoh yang dapat diambil adalah seringkali siswa hanya belajar pada saat akan ada ulangan dan ujian saja, sehingga kadang-kadang hasilnya jauh dari yang diharapkan. Untuk itu agar memperoleh prestasi yang lebih baik diperlukan kebiasaan belajar yang baik dan teratur. Prestasi belajar yang dicapai oleh siswa bukanlah sesuatu yang berdiri sendiri, melainkan merupakan hasil dari beberapa faktor yang mempengaruhinya. Menurut Djaali (2008; 128), “Kebiasaan merupakan cara bertindak yang diperoleh melalui belajar
(3)
secara berulang-ulang, yang pada akhirnya menjadi menetap dan bersifat otomatis”.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009: 246), dalam kegiatan sehari-hari ditemukan adanya kebiasaan belajar yang kurang baik.“Kebiasaan belajar tersebut antara lain berupa belajar pada akhir semester, belajar tidak teratur, menyia-nyiakan kesempatan belajar, bersekolah hanya untuk gengsi, datang terlambat bergaya pemimpin, bergaya jantan seperti merokok sok menggurui teman lain, dan bergaya minta “belas kasihan” tanpa belajar.”
Menurut hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Roida E.F.S (2013) dalam Jurnal Formatif dimana Kebiasaan belajar yang tertanam pada diri siswa dapat terlihat pada aktivitas belajar siswa dan dapat dilakukan secara kontinyu sepanjang waktu yang diinginkan. Kebiasaan belajar mempengaruhi prestasi belajar, karena prestasi belajar yang diperoleh siswa banyak faktor yang mempengaruhinya salah satunya adalah kebiasaan belajar siswa. Sesuai pendapat Ahmadi prestasi belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu. Dengan demikian, kurangnya dukungan dari keluarga dan kebiasaan belajar siswa menyebabkan prestasi belajar siswa kurang optimal dan lingkungan keluarga dan kebiasaan belajar berpengaruh positf terhadap prestasi belajar.
Dan menurut hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Marie Jean N. M (2013) dalam International Journal of Applied Research and Studies menunjukkan bahwa “Siswa yang memilki kebiasaan belajar yang baik maka akan memperoleh keberhasilan dalam prestasi belajarnya. Dengan demikian untuk meningkatkan kulitas pendidikan maka kebiasaan belajar pun harus meningkat. Hal ini dapat dilakukan melalui penyediaan program-program pembangunan yang akan membantu siswa membangun kebiasaan belajar yang efektif dan efisien terhadap pembelajaran”. Oleh karena itu faktor lingkungan keluarga dan kebiasaan belajar siswa menjadi hal penting dalam pencapaian prestasi belajar yang optimal.
(4)
Apalagi materi di dalam mata pelajaran akuntansi itu sifatnya berkelanjutan, maka perlu adanya pengawasan orangtua terhadap anak, dan orangtua perlu mengetahui kebiasaan belajar anak di dalam belajar.
Dengan demikian, kurangnya dukungan dari keluarga dan kebiasaan belajar siswa menyebabkan prestasi belajar siswa kurang optimal dan lingkungan keluarga dan kebiasaan belajar berpengaruh positf terhadap prestasi belajar. Oleh karena itu faktor lingkungan keluarga dan kebiasaan belajar siswa menjadi hal penting dalam pencapaian prestasi belajar yang optimal. Berdasarkan fenomena dan data-data di atas, maka untuk mengetahui bagaimana pengaruh lingkungan keluarga dan kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar siswa di sekolah negeri maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh
Lingkungan Keluarga Dan Kebiasaan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Di SMA Negeri 6 Bandung.”
B. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah diungkapkan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran lingkungan keluarga siswa.
2. Bagaimana gambaran kebiasaan belajar siswa.
3. Bagaimana gambaran prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran akuntansi. 4. Bagaimana pengaruh lingkungan keluarga terhadap prestasi belajar siswa
pada mata pelajaran akuntansi.
5. Bagaimana pengaruh kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi.
6. Bagaimana pengaruh lingkungan keluarga dan kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi.
(5)
C. Maksud Dan Tujuan Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data dan informasi mengenai pengaruh lingkungan keluarga dan kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi berdasarkan ruang lingkup permasalahannya.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai hal-hal sebagai berikut:
1. Untuk mendeskripsikan gambaran lingkungan keluarga siswa.
2. Untuk mendeskripsikan gambaran kebiasaan belajar siswa.
3. Untuk mendeskripsikan gambaran prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran
akuntansi.
4. Untuk memverifikasi bagaimana pengaruh lingkungan keluarga terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi.
5. Untuk memverifikasi bagaimana pengaruh kebiasaan belajar terhadap
prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi.
6. Untuk memverifikasi bagaimana pengaruh lingkungan keluarga dan
kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi.
D. Manfaat Penilitian
1. Manfaat Teoritis
a. Menambah wawasan dan pengetahuan peniliti mengenai masalah yang
diteliti.
b. Sebagai latihan dan pengalaman dalam mempraktekan teori yang diterima dibangku kuliah.
c. Untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dan untuk memeberikan
sumbangan pemikiran mengenai tentang teori belajar, lingkungan keluarga dan kebiasaan belajar yang mempengaruhi prestasi belajar siswa.
(6)
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Sekolah
Sebagai masukan dalam usaha meningkatkan kualitas peserta didik. Dan untuk meningkatkan kinerja pembelajaran yang ditunjukan oleh keberhasilan prestasi belajar siswa khususnya dalam mata pelajaran akunatansi.
b. Bagi Guru
Sebagai masukan agar dapat menjalin hubungan yang baik antara guru dengan keluarga siswa. Dan dapat mengetahui kebiasaan siswa dalam belajar.
c. Bagi Orang tua
Sebagai masukan agar dapat menjalin hubungan yang baik antara orang tua dan anak. Dan mengetahui pentingnya peranan orang tua terhadap pendidikan anak.
d. Bagi Siswa
Dapat menumbuhkan motivasi siswa yang positif terhadap mata pelajaran akuntansi agar siswa dapat meningkatkan prestasi belajarnya.