S PEA 1000743 Chapter3

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Adapun jenis penelitian yang digunakan sesuai dengan tujuan dan permasalahan dalam penelitian ini, maka yang digunakan adalah penelitian deskriptif verifikatif. Menurut Zainal Arifin (2011:54) “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang digunakan untuk mendeskripsikan dan menjawab persoalan-persoalan suatu fenomena atau peristiwa yang terjadi saat ini, baik tentang fenomena dalam variabel tunggal maupun korelasi dan atau perbandingan

berbagai variabel.” Penelitian deskriptif verifikatif bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki, secara berperinci untuk menghasilkan rekomendasi untuk keperluan masa mendatang. Jenis deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh gambaran mengenai lingkungan keluarga dan kebiasaan belajar sekolah siswa di SMA Negeri 6 Bandung.

Adapun metode yang digunakan adalah metode penelitian survey.

Nasution (2009:25) mengemukakan bahwa “Suatu penelitian survey bertujuan

untuk mengumpulkan informasi tentang orang yang jumlahnya besar dengan cara

mewawancarai sejumlah kecil dari populasi itu.” B. Operasionalisasi Variabel

Opearasional variabel diperlukan untuk menjabarkan variabel-variabel penelitian agar pengukuran menjadi lebih mudah sehingga dapat dijadikan patokan untuk pengumpulan data.

Pada penelitian ini, variabel penelitiannya adalah:

a. Lingkungan keluarga (X1) sebagai variabel independen persepsi siswa


(2)

mempengaruhi perilaku seseorang karena keluarga merupakan lingkungan yang pertama dan utama bagi perkembangan individu.

b. Kebiasaan belajar (X2) sebagai variabel independen persepsi siswa tentang kebiasaan belajar adalah aktivitas belajar yang dilakukan oleh seseorang secara berulang-ulang, tetap, dan otomatis.

c. Prestasi belajar (Y) sebagai variabel dependen. Prestasi belajar siswa adalah kecakapan yang diperoleh siswa setelah melakukan serangkaian kegiatan belajar dan dapat dengan kriteria penelitian tertentu variabel-variabel yang diteliti tersebut dioperasionalisasikan sebagai berikut:

Tabel 3.1 Operasional Variabel

Variabel Dimensi Indikator Skala

Lingkungan Keluarga

(X1)

1. Cara orang tua

mendidik 

Memberi perhatian

 Tidak memanjakan anak

 Memberikan bimbingan

belajar

Interval

2. Relasi antar

anggota keluarga

 Komunikasi yang baik

 Keharmonisan

 Saling menghormati

3. Suasana rumah

atau tempat

tinggal

 Suasana rumah yang tenang

dan tentram

4. Keadaan

ekonomi keluarga

 Kebutuhan belajar terpenuhi (buku-buku dan alat tulis)

 Penyediaan fasilitas belajar

(buku, kalkulator,

laptop/komputer) 5. Pengertian

orang tua 

Dorongan dan pengertian

orang tua

 Membantu kesulitan anak

disekolah

 Mengetahui perkembangan

anak di sekolah

6. Latar belakang

kebudayaan 

Kebiasaan di dalam keluarga Kebiasaan

Belajar (X2)

1. Pembuatan

jadwal dan

pelaksanaannya

 Memiliki jadwal belajar dan pelaksanaannya

 Memiliki rencana belajar

 Belajar ketika akan ada ujian

Interval

2. Membaca dan

membuat 

Membaca beberapa buku


(3)

catatan  Membuat rangkuman

3. Mengulangi

bahan pelajaran 

Mempelajari kembali materi yang telah diajarkan

4. Konsentrasi  Konsentrasi yang baik

 Suasana belajar

5. Mengerjakan

tugas 

Mengerjakan tugas di rumah

 Mengerjakan tugas di

sekolah

 Mengerjakan tugas tepat

waktu

 Mengerjakan tugas kelompok Prestasi

Belajar (Y)

Nilai Sumatif Nilai Ujian Akhir Semester

(UAS) Semester 1 kelas XI IPS tahun ajaran 2013/2014

Interval

C. Populasi dan sampel 1. Populasi

Menurut Zainal Arifin (2011:215) “Populasi adalah keseluruhan objek yang diteliti, baik berupa orang, benda, kejadian, nilai, maupun hal-hal yang terjadi.”

Sedangkan menurut Sugiyono (2013:117) “ Populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajarai dan kemudian ditarik

kesimpulannya.” Pada penelitian ini populasinya adalah siswa kelas XI IPS 1, XI IPS 2, dan XI IPS 3 di SMA Negeri 6 Bandung dengan jumlah populasi sebanyak 135 siswa.

2. Sampel

Menurut Zainal Arifin (2011:215) yang dimaksud dengan “Sampel adalah

sebagian dari populasi yang akan diselidiki atau dapat juga dikatakan bahwa sampel adalah populasi dalam bentuk mini (miniatur population).”

Ukuran sampel dari populasi penelitian ditentukan dengan rumus Taro Yamane sebagai berikut :


(4)

Keterangan :

n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi

= Presisi yang ditetapkan (5%)

Berdasarkan rumus tersebut maka sampel siswa dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

(Pembulatan)

Setelah jumlah sampel ditentukan maka langkah selanjutnya adalah menentukan sampel setiap kelas secara proporsional sesuai dengan rumus berikut ini :

Keterangan :

= Jumlah sampel menurut stratum n = Jumlah sampel seluruhnya

= Jumlah populasi menurut stratum N = Jumlah populasi seluruhnya

Tabel 3.2

Anggota Sampel Penelitian

Kelas Jumlah Siswa Sampel Siswa

1 XI IPS 1 45 45/135 x 101 = 34

2 XIIPS 2 44 44/135 x 101 = 33

3 XI IPS 3 46 46/135 x 101 = 34


(5)

Dari tabel di atas dapat kita lihat dengan populasi sebanyak 135 siswa yang akan diambil sampel sebanyak 101 siswa dengan cara random.

Dalam penelitian ini teknik yang akan digunakan adalah teknik simple random sampling yang merupakan salah satu teknik yang termasuk ke dalam probably sampling. Menurut Cholid dan Abu Ahmadi (2009: 111)

mengemukakan bahwa “Teknik random sampling adalah teknik pengambilan

sampel di mana semua individu dalam populasi baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama diberi kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota

sampel”. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan cara undian.

Cara undian yang digunakan dengan menuliskan (nomor atau nama) seluruh anggota populasi yang terdapat dalam daftar kerangka sampling dalam secarik kertas. Nomor atau nama tersebut kemudian digulung dan dimasukkan dalam kotak. Setelah dikocok, kemudian kertas yang telah berisi nomor urut atau nama diambil sesuai dengan jumlah sampel yang direncanakan.

D. Teknik Pengumpulan Data

Riduwan (2010: 97) mengemukakan bahwa “Teknik pengumpulan data

ialah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk

mengumpulkan data”. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Dokumentasi

Studi Dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data-data yang erat kaitannya dengan masalah yang diteliti. Studi dokumentasi merupakan studi untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan-catatan laporan yang dimiliki instansi terkait, dalam hal ini SMA Negeri 6 Bandung mengenai prestasi belajar.


(6)

2. Angket

Menurut Riduwan (2010:99) bahwa “Angket adalah daftar pertanyaan yang

diberikan kepada orang lain bersedia memberikan respons (responden) sesuai

dengan permintaan pengguna”. Adapun tujuan penyebaran angket menurut

Ridwuan ialah mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dari responden tanpa merasa khawatir bila responden memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar pertanyaan.

Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup (angket berstruktur) artinya angket yang disajikan dalam bentuk yang sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih salah satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara memberi tanda check (√). Untuk memperoleh data mengenai lingkungan keluarga dan kebiasaan belajar berdasarkan presepsi siswa maka dibuat pertanyaan yang disusun dengan

menggunakan skala numerik (numerical scale). Menurut Uma Sekaran (2006:33)

“Skala numerik mirip dengan skala differensial semantic, dengan perbedaan dalam hal nomor pada skala 1 titik atau 7 titik disediakan, dengan kata sifat

berkutub dua pada ujung keduanya.” Angket berisi pertanyaan di mana masing-masing pertanyaan berisi 5 opsi jawaban 1-5. Berikut ini adalah tabel angket dengan penilaian numerical scale.


(7)

Tabel 3.3

Penilaian Skala Numerik

No Pertanyaan/Pernyataan Skor

5 4 3 2 1

Keterangan skor yang ada dalam angket tersebut adalah sebagai berikut: 1) Angket 5 dinyatakan untuk pernyataan positif tertinggi

2) Angket 4 dinyatakan untuk pernyataan positif tinggi 3) Angket 3 dinyatakan untuk pernyataan positif sedang 4) Angket 2 dinyatakan untuk pernyataan positif rendah 5) Angket 1 dinyatakan untuk pernyataan positif paling rendah

E. Teknik Pengujian Instrumen

Sebelum mengambil data penelitian maka instrumen angket diuji cobakan terlebih dahulu.Kemudian angket tersebut diuji untuk memenuhi dua kriteria, karena instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan yakni sahih dan dapat dipercaya. Adapun langkah-langkah dalam uji coba instrumen angket ini adalah sebagai berikut :

1. Uji Realiabilitas

Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap”. (Suharsimi Arikunto, 2010:86).

Untuk menguji reliabilitas angket ini, digunakan rumus Alpha dengan rumus dan langkah-langkah perhitungan sebagai berikut:

1) Menghitung varians skor tiap-tiap item

Di mana :


(8)

= Jumlah kuadrat jawaban responden tiap item = Kuadrat skor seluruh respon dari tiap item

N = Jumlah responden

2) Kemudian menjumlahkan Varians semua item

Di mana :

= Jumlah varians semua item

= Varians item ke-1,2,3...n 3) Menghitung varians total

Di mana:

= Varian totals

= Jumlah kuadrat skor total

= Jumlah kuadrat dari jumlah skor total

N = Jumlah responden

4) Memasukan nilai Alpha

Di mana:

= Nilai reliabilitas

n = Jumlah item

= Jumlah varians skor tiap-tiap item = Varians total

Setelah diperoleh nilai kemudian dibandingkan dengan nilai

dengan taraf signifikansiα = 0.05. Kriteria pengujian reliabilitas adalah :

 Jika berarti reliabel.


(9)

Dalam penelitian ini, untuk menguji reliabilitas soal, digunakan program Microsoft Excel agar mempermudah dalam perhitungannya. perhitungan, reliabilitas instrumen dapat terlihat pada tabel 3.4 sebagai berikut:

Tabel 3.4

Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas

No. Variabel Keterangan

1 Lingkungan Keluarga 0,818 0,361 Reliabel

2 Kebiasaan Belajar 0,763 0,361 Reliabel

Berdasarkan perhitungan reliabilitas dengan menggunakan rumus Alpha ( ) untuk variabel lingkungan keluarga diperoleh nilai sebesar 0,818. Hasil tersebut kemudian dibandingkan dengan nilai . Pada Tabel r product moment dengan α = 0,05 dan n=30 diperoleh sebesar 0,361. Karena maka instrumen penelitian tersebut dinyatakan reliabel dan dapat digunakan untuk penelitian.

Sedangkan perhitungan untuk variabel kebiasaan belajar, diperoleh nilai

sebesar 0,763. Hasil tersebut kemudian dibandingkan dengan nilai .

Pada Tabel r product moment dengan α = 0,05 dan n=30 diperoleh sebesar

0,361. Karena maka instrumen penelitian tersebut dinyatakan

reliabel dan dapat digunakan untuk penelitian.

2. Uji Validitas

Menurut Suharsimi (2010:64) “Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan suatu instrumen”, selain itu Menurut Scarvia B. Anderson (dalam Suharsimi Arikunto, 2010:64) menyatakan bahwa “Suatu tes

dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang hendak diukur”. Dalam

penelitian ini rumus yang dipakai adalah rumus koefisien korelasi Product Moment dengan angka kasar yaitu:


(10)

Rumus :

Arikunto (2012:87)

Di mana :

= Koefesien korelasi antara variabel X dan variabel Y yang dikorelasikan

X = Skor tiap butir soal untuk setiap responden uji coba

Y = Skor total tiap responden uji coba

Kemudian hasil hitung dikonsultasikan dengan harga kritik r tabel t dengan taraf signifikansi 5%. Jika didapatkan harga hitung lebih besar dari r tabel maka butir instrumen dapat dikatakan valid.

Kriteria keputusan :

 Jika maka item tersebut berarti valid

 Jika maka item tersebut berarti tidak valid

Dalam penelitian ini, untuk menguji validitas soal, digunakan program Microsoft Excel.

Uji validitas yang dilakukan oleh peneliti dengan melakukan uji coba angket kepada 30 responden secara acak. Jumlah pernyataan angket yang disebarkan sebanyak 56 pernyataan, yang terdiri dari 30 item pernyataan lingkungan keluarga dan 26 item pernyataan kebiasaan belajar.

Hasil uji validitas berdasarkan perhitungan dengan bantuan program Microsoft Excel untuk variabel lingkungan keluarga ( ) dapat dilihat pada tabel 3.5 sebagai berikut :


(11)

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas

Variabel Lingkungan Keluarga ( ) No. Item

Lama

No. Item Baru

Nilai Korelasi Nilai

(n=30, α=5%)

Keterangan

1 1 0,525 0,361 Valid

2 2 0,665 0,361 Valid

3 0,034 0,361 Tidak Valid

4 3 0,408 0,361 Valid

5 4 0,657 0,361 Valid

6 5 0,587 0,361 Valid

7 6 0,616 0,361 Valid

8 0,208 0,361 Tidak Valid

9 7 0,599 0,361 Valid

10 -0,102 0,361 Tidak Valid

11 8 0,384 0,361 Valid

12 0,320 0,361 Tidak Valid

13 -0,169 0,361 Tidak Valid

14 9 0,433 0,361 Valid

15 10 0,593 0,361 Valid

16 11 0,473 0,361 Valid

17 12 0,406 0,361 Valid

18 13 0,454 0,361 Valid

19 14 0,568 0,361 Valid

20 15 0,515 0,361 Valid

21 16 0,502 0,361 Valid

22 0,175 0,361 Tidak Valid

23 17 0,583 0,361 Valid

24 -0,357 0,361 Tidak Valid

25 18 0,546 0,361 Valid

26 19 0,504 0,361 Valid

27 20 0,451 0,361 Valid

28 21 0,595 0,361 Valid

29 22 0,494 0,361 Valid

30 23 0,727 0,361 Valid

Sumber : data diolah

Berdasarkan perhitungan di atas dapat dilihat bahwa dari 30 item pernyataan yang disebarkan kepada responden terdapat 7 pernyataan yang tidak dapat memenuhi kriteria validitas atau dinyatakan tidak valid, yaitu item pernyataan nomor 3, 8, 10, 12, 13, 22 dan 24. Pernyataan yang tidak valid tersebut kemudian dihilangkan sehingga jumlah pernyatan yang memenuhi kriteria validitas berjumlah 23 item pernyataan.


(12)

Hasil uji validitas berdasarkan perhitungan dengan bantuan program Microsoft Excel untuk variabel kebiasaan belajar ( ) dapat dilihat pada tabel 3.6 sebagai berikut :

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas

Variabel Kebiasaan Belajar ( ) No. Item

Lama

No. Item Baru

Nilai Korelasi Nilai

(n=30, α=5%)

Keterangan

1 1 0,499 0,361 Valid

2 2 0,703 0,361 Valid

3 3 0,623 0,361 Valid

4 0,249 0,361 Tidak Valid

5 4 0,374 0,361 Valid

6 5 0,440 0,361 Valid

7 6 0,617 0,361 Valid

8 7 0,705 0,361 Valid

9 0,306 0,361 Tidak Valid

10 8 0,400 0,361 Valid

11 9 0,450 0,361 Valid

12 0,053 0,361 Tidak Valid

13 10 0,537 0,361 Valid

14 11 0,563 0,361 Valid

15 0,294 0,361 Tidak Valid

16 12 0,520 0,361 Valid

17 13 0,480 0,361 Valid

18 14 0,543 0,361 Valid

19 15 0,421 0,361 Valid

20 16 0,611 0,361 Valid

21 0,209 0,361 Tidak Valid

22 17 0,385 0,361 Valid

23 18 0,366 0,361 Valid

24 -0,284 0,361 Tidak Valid

25 19 0,560 0,361 Valid

26 -0,159 0,361 Tidak Valid

Sumber : data diolah

Berdasarkan perhitungan di atas dapat terlihat bahwa dari 26 item pernyataan yang disebarkan kepada responden terdapat 7 pernyataan yang tidak dapat memenuhi kriteria validitas atau dinyatakan tidak valid, yaitu item pernyataan nomor 4, 9, 12, 15, 21, 24 dan 26. Pernyataan yang tidak valid tersebut kemudian dihilangkan sehingga jumlah pernyatan yang memenuhi kriteria validitas berjumlah 19 item pernyataan.


(13)

F. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 1. Uji Asumsi Klasik

Uji Asumsi Klasik menurut Gujarati (2003:97) bertujuan untuk memastikan bahwa hasil penelitian adalah valid dengan data yang digunakan secara teori adalah tidak bias, konsisten dan penaksiran koefisienan regresinya efisien. Menurut Firdaus (2004:96), untuk menggunakan model regresi perlu dipenuhi beberapa asumsi, yaitu :

1) Datanya berdistribusi normal 2) Tidak ada autokorelasi

3) Tidak terjadi heteroskedastisitas 4) Tidak ada multikolinearitas

Dalam penelitian ini uji asumsi klasik yang dilakukan adalah pengujian normalitas, pengujian linieritas, pengujian multikolinearitas, dan pengujian heteroskedastisitas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak.Adapun rumusan hipotesis adalah sebagai berikut :

H0: Data tidak berdistribusi normal

H1 : Data berdistribusi normal

Perhitungan uji normalitas bisa dilakukan secara manual dengan

menggunakan rumus chi-kuadrat ( yaitu :


(14)

Dengan langkah-langkah sebagai berikut : a) Mencari rata-rata (mean)

b) Mencari simpangan baku (Standard Deviasi)

c) Membuat tabel penolong sebagai berikut : Batas

Kelas

Z untuk Batas Kelas

Luas tiap Kelas Interval

Frekuensi Teoritis ( )

Frekuensi Pengamatan ( ) d) Menghitung nilai z untuk batas kelas (z)

e) Menghitung nilai Frekuensi Teoritis

Bila hasil 2hitung ini dikonsultasikan dengan nilai tabel dengan chi kuadrat

dengan derajat kebebasan (dk)= k-3, taraf nyata 5 % maka diperoleh chi kuadra t tabel2tabel. Kesimpulan yang diambil adalah dengan membandingkan 2hitung

dengan 2tabel :

 Jika nilai2hitung ≥ nilai 2tabel, maka H0 ditolak dan H1diterima

 Jika nilai2hitung ≤nilai2tabel, maka H0 diterima dan H1ditolak.

Pengujian normalitas dapat dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 21 dengan cara menganalisis grafik normal probability plots. Dan dalam penelitian ini menggunakan SPSS versi 21.

Menurut Imam Ghazali (2013:112), pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dan grafik normal. Dasar pengambilan keputusan :

1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal menunjukkan pola berdistribusi normal.

2. Jika data menyebar jauh disekitar garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal menunjukkan pola tidak berdistribusi normal.


(15)

b. Uji Linieritas

Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel terikat dengan variabel bebas bersifat linier. Uji linieritas dilakukan dengan uji kelinieran regresi. Menurut Langkah-langkah perhitungan uji linearitas regresi adalah sebagai berikut:

a) Menyusun tabel kelompok data variabel dan variabel Y

b) Mengurutkan data mulai dari data terkecil sampai data terbesar disertai pasangannya.

c) Melakukan perhitungan dengan rumus menurut Sudjana (2003:17-19) sebagai

berikut :

(1)Menghitung Jumlah Kuadrat Regresi (JKreg(a)) dengan rumus:

 

2 )

(

n Y JKr ega

(2)Menghitung Jumlah Kuadrat Regresi (JKreg(b/a)) dengan rumus :

JKreg(b/a)=

  

 

Xn Y

XY b.

(3)Menghitung Jumlah Kuadrat Residu (JKsisa) dengan rumus :

JKsisa=

-JKreg(a)-JKreg(b/a) 2

Y

(4)Menghitung Kuadrat Tengah Regresi ( reg(a)) dengan rumus :

reg(a) = JKreg(a)

(5)Menghitung Kuadrat Tengah Regresi ( ) dengan rumus :

= JKr eg(b/a)

(6) Menghitung Kuadrat TengahSisa ( ) dengan rumus :

= 2

-n JKsisa

(7)Mencari Jumlah Kuadrat Galat (JKG) dengan rumus :

JKG=

 

         k n Y Y 2 2


(16)

(8)Mencari Jumlah Kuadrat Tuna Cocok (JKTC) dengan rumus :

JKTC = JKsisa - JKE

(9)Mencari Kuadrat Tengah Tuna Cocok ( ) dengan rumus :

= 2

-k JKTC

(10)Mencari Kuadrat Tengah Galat ( ) dengan rumus :

= k n JKG

-(11)Mencari nilai Fhitung dengan rumus :

F

hitung

=

Setelah melakukan perhitugan seperti langkah di atas langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian, bila hasil ini dikonsultasikan dengan nilai tabel F dengan dk pembilang k-2 dan dk penyebut n-k , taraf nyata 5 % maka

diperoleh . Kesimpulan yang diambil adalah dengan membandingkan

dengan :

 Jika berarti data tidak linier

 Jika berarti data linier

Pengujian linieritas juga dapat dilakukan dengan bantuan SPSS versi 21. Dan dalam penlitian ini pengujian linieritas dilakukan dengan bantuan SPSS versi 21.

c. Uji Multikolineritas

Menurut Husein Umar (2008: 80), “Uji multikolineritas berguna untuk

mengetahui apakah pada model regresi yang diajukan telah ditemukan korelasi

kuat antarvariabel independen”. Jika terjadi korelasi kuat, terdapat masalah

multikolinieritas yang harus di atasi. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independen.


(17)

Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolineritas dalam suatu model regresi adalah salah satu cara yang digunakan menurut Imam Gozali (2007:91) adalah dilihat dari Tolerance Value (TV) dan lawannya Variance Inflation Factors (VIF) dengan menggunakan SPSS. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi.

Batas VIF adalah 10 dan TV adalah 0,1. Jika nilai VIF lebih besar dari 10 dan nilai TV lebih kecil dari 0,1 maka terjadi multikolinearitas.

Dalam pnelitian ini menggunakan cara mendeteksi multikolinieritas dengan menganalisis matriks korelasi antara variabel independen dan perhitungan nilai Tolerance dan VIF mengunakan bantuan softwa re SPSS versi 21.

d. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Husein Umar (2008:82),“Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk

mengetahui apakah dalam sebuah regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari

residual suatu pengamatan ke pengamatan lain”. Jika varians dari residual suatu

pengamatan ke pengamatan lain tetap, disebut homoskedastisitas, sedangkan untuk varians yang berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah model yang heteroskedastisitas. (Ghozali, 2013: 139)

I. Salah satu cara jika ada titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur seperti bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan adanya heteroskedastisitas.

II. Jika tidak terdapat pola tertentu yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y maka mengindikasikan tidak terjadi heteroskedastisitas.

Melihat adanya heteroskedastisitas adalah dengan menggunakan program SPSS, dengan melihat grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID).

Menurut Ghozali (2013:139) dasar pengambilan keputusan uji tersebut yaitu sebagai berikut:


(18)

I. Jika ada titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur seperti bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan adanya heteroskedastisitas.

II. Jika tidak terdapat pola tertentu yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y maka mengindikasikan tidak terjadi heteroskedastisitas.

2. Pengujian Hipotesis

Menurut Husein Umar (2008: 104), “Hipotesis adalah suatu perumusan sementara mengenai suatu hal yang dibuat untuk menjelaskan suatu hal dan juga dapat menuntun atau mengarahkan penyelidikan selanjutnya.” Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan serta pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat. Langkah-langkah sebagai berikut :

a. Analisis Regresi Linier Multipel

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel independent sebagai variabel predictor yaitu Lingkungan Keluarga dan Kebiasaan dengan satu variabel dependent yaitu Prestasi Belajar. Maka dari itu analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier multipel.

Menurut Sugiyono (2012:277) analisis regresi multiple akan dilakukan bila jumlah variable independennya minimal dua. Sedangkan menurut Sudjana (2003:69) regresi linier mutipel adalah hubungan antara sebuah peubah tak bebas dengan dua buah atau lebih peubah bebas dalam bentuk regresi. Persamaan dari regresi linier multiple tersebut adalah sebagai berikut :


(19)

Keterangan:

= Variabel dependen (nilai yang diprediksikan)

Xi = Variabel independen

= Nilai variabel jika X bernilai nol

= Nilai arah sebagai penentu nilai prediksi yang menunjukkan nilai peningkatan (+) atau nilai penurunan (-) variabel Y

Di mana :

(Sudjana, 2003 :76)

Analisis regresi linier multipel juga dapat dilakukan dengan menggunakan SPSS dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1) Memasukan data yang telah diolah sebelumnya pada SPPS, Klik menu

Anlayze > Regression > Linear

2) Memasukkan variabel Prestasi Belajar (PB), pada kotak Dependent.

Memasukkan Lingkungan Keluarga (DB) dan Kebiasaan Belajar (KB) Variabel Independent (s).

3) Pada kotak method pilih Enter

4) Klik OK untuk melakukan analisa regresi multipel

(Ghozali, 2013:101) b. Uji F Statistik (Uji Keberartian Regresi)

Sebelum regresi yang diperoleh digunakan untuk membuat kesimpulan, terlebih dahulu perlu diperiksa setidak-tidaknya mengenai kelinearan dan keberartiannya. Untuk itu dilakukan pengujian F Statistik dengan menggunakan rumus sebagai berikut:


(20)

Menurut Sudjana (2003:91), langkah-langkah yang dilakukan untuk menguji keberartian regresi adalah sebagai berikut:

a) Menghitung jumlah kuadrat regresi (JKReg) dengan rumus

b) Mencari jumlah kuadrat sisa (JKsisa) dengan rumus:

Selanjutnya yaitu menentukan dk pembilang k dan dk penyebut (n-k-1). Uji F statistik ini digunakan untuk mengetahui keberartian regresi dengan

membandingkan dengan dengan taraf nyata α = 0,05 maka dapat

disimpulkan dengan kriteria sebagai berikut :

 Jika nilai > nilai , maka H0 ditolak dan H1 diterima.

 Jika nilai ≤ nilai , maka H0 diterima dan H1 ditolak.

c. Uji t (Uji Keberartian Koefisien Regresi)

Selain uji F perlu juga dilakukan uji t guna mengetahui keberartian koefisien regresi. Uji t dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan software SPSS Versi 21. Adapun hipotesisnya sebagai berikut :


(21)

Untuk Variabel Independen 1 (Lingkungan Keluarga)

H0: = 0, lingkungan keluarga tidak berpengaruh terhadap prestasi

belajar siswa

H1 : ≠ 0, lingkungan keluarga berpengaruh terhadap prestasi belajar

siswa

Untuk Variabel Independen 2 (Kebiasaan Belajar)

H0: = 0, kebiasaan belajar tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar

siswa

H1 : ≠ 0, kebiasaan belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa

Rumus yang digunakan untuk menguji keberartian koefisien regresi adalah sebagai berikut :

Keterangan :

= galat baku koefisien regresi = nilai variabel bebas

Untuk menentukan galat baku koefisien terlebih dahulu harus dilakukan pehitungan-perhitungan sebagai berikut :

1. Menghitung Nilai Galat Baku Taksiran Y ( ) , dengan rumus:

(Sudjana, 2003 :110) 2. Menghitung Nilai Koefisien Korelasi Antara dan ( r ), dengan rumus :

(Sudjana, 2003 : 47)

3. Menghitung Jumlah Kuadrat Penyimpangan Peubah ( ), dengan rumus :


(22)

4. Menghitung Nilai Galat Baku Koefisien Regresi ( ), dengan rumus :

( Sudjana, 2003 :110)

Setelah menghitung nilai t langkah selanjutnya yaitu membandingkan nilai dengan nilai tabel student t dengan dk = (n-k-1) taraf nyata 5% maka

yang akan diperoleh nilai . Kriteria sebagai berikut:

 Jika nilai < maka ditolak atau menerima , artinya variabel

itu signifikan dan menunjukkan adanya pengaruh secara parsial antara variabel tidak terikat dengan variabel bebas.

Jika nilai > maka diterima atau menolak , artinya variabel

itu tidak signifikan dan menunjukkan tidak adanya pengaruh secara parsial antara variabel tidak terikat dengan variabel bebas.


(1)

Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolineritas dalam suatu model regresi adalah salah satu cara yang digunakan menurut Imam Gozali (2007:91) adalah dilihat dari Tolerance Value (TV) dan lawannya Variance Inflation Factors (VIF) dengan menggunakan SPSS. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi.

Batas VIF adalah 10 dan TV adalah 0,1. Jika nilai VIF lebih besar dari 10 dan nilai TV lebih kecil dari 0,1 maka terjadi multikolinearitas.

Dalam pnelitian ini menggunakan cara mendeteksi multikolinieritas dengan menganalisis matriks korelasi antara variabel independen dan perhitungan nilai

Tolerance dan VIF mengunakan bantuan softwa re SPSS versi 21.

d. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Husein Umar (2008:82),“Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain”. Jika varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, disebut homoskedastisitas, sedangkan untuk varians yang berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah model yang heteroskedastisitas. (Ghozali, 2013: 139)

I. Salah satu cara jika ada titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur seperti bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan adanya heteroskedastisitas.

II. Jika tidak terdapat pola tertentu yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y maka mengindikasikan tidak terjadi heteroskedastisitas.


(2)

I. Jika ada titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur seperti bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan adanya heteroskedastisitas.

II. Jika tidak terdapat pola tertentu yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y maka mengindikasikan tidak terjadi heteroskedastisitas.

2. Pengujian Hipotesis

Menurut Husein Umar (2008: 104), “Hipotesis adalah suatu perumusan sementara mengenai suatu hal yang dibuat untuk menjelaskan suatu hal dan juga dapat menuntun atau mengarahkan penyelidikan selanjutnya.” Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan serta pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat. Langkah-langkah sebagai berikut :

a. Analisis Regresi Linier Multipel

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel independent sebagai variabel predictor yaitu Lingkungan Keluarga dan Kebiasaan dengan satu variabel dependent yaitu Prestasi Belajar. Maka dari itu analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier multipel.

Menurut Sugiyono (2012:277) analisis regresi multiple akan dilakukan bila jumlah variable independennya minimal dua. Sedangkan menurut Sudjana (2003:69) regresi linier mutipel adalah hubungan antara sebuah peubah tak bebas dengan dua buah atau lebih peubah bebas dalam bentuk regresi. Persamaan dari regresi linier multiple tersebut adalah sebagai berikut :


(3)

Keterangan:

= Variabel dependen (nilai yang diprediksikan)

Xi = Variabel independen

= Nilai variabel jika X bernilai nol

= Nilai arah sebagai penentu nilai prediksi yang menunjukkan nilai peningkatan (+) atau nilai penurunan (-) variabel Y

Di mana :

(Sudjana, 2003 :76)

Analisis regresi linier multipel juga dapat dilakukan dengan menggunakan SPSS dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1) Memasukan data yang telah diolah sebelumnya pada SPPS, Klik menu

Anlayze > Regression > Linear

2) Memasukkan variabel Prestasi Belajar (PB), pada kotak Dependent.

Memasukkan Lingkungan Keluarga (DB) dan Kebiasaan Belajar (KB) Variabel Independent (s).

3) Pada kotak method pilih Enter

4) Klik OK untuk melakukan analisa regresi multipel

(Ghozali, 2013:101)

b. Uji F Statistik (Uji Keberartian Regresi)


(4)

Menurut Sudjana (2003:91), langkah-langkah yang dilakukan untuk menguji keberartian regresi adalah sebagai berikut:

a) Menghitung jumlah kuadrat regresi (JKReg) dengan rumus

b) Mencari jumlah kuadrat sisa (JKsisa) dengan rumus:

Selanjutnya yaitu menentukan dk pembilang k dan dk penyebut (n-k-1). Uji F statistik ini digunakan untuk mengetahui keberartian regresi dengan

membandingkan dengan dengan taraf nyata α = 0,05 maka dapat

disimpulkan dengan kriteria sebagai berikut :

 Jika nilai > nilai , maka H0 ditolak dan H1 diterima.

 Jika nilai ≤ nilai , maka H0 diterima dan H1 ditolak.

c. Uji t (Uji Keberartian Koefisien Regresi)

Selain uji F perlu juga dilakukan uji t guna mengetahui keberartian koefisien regresi. Uji t dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan


(5)

Untuk Variabel Independen 1 (Lingkungan Keluarga)

H0: = 0, lingkungan keluarga tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa

H1 : ≠ 0, lingkungan keluarga berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa

Untuk Variabel Independen 2 (Kebiasaan Belajar)

H0: = 0, kebiasaan belajar tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa

H1 : ≠ 0, kebiasaan belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa

Rumus yang digunakan untuk menguji keberartian koefisien regresi adalah sebagai berikut :

Keterangan :

= galat baku koefisien regresi = nilai variabel bebas

Untuk menentukan galat baku koefisien terlebih dahulu harus dilakukan pehitungan-perhitungan sebagai berikut :

1. Menghitung Nilai Galat Baku Taksiran Y ( ) , dengan rumus:

(Sudjana, 2003 :110) 2. Menghitung Nilai Koefisien Korelasi Antara dan ( r ), dengan rumus :


(6)

4. Menghitung Nilai Galat Baku Koefisien Regresi ( ), dengan rumus :

( Sudjana, 2003 :110)

Setelah menghitung nilai t langkah selanjutnya yaitu membandingkan nilai dengan nilai tabel student t dengan dk = (n-k-1) taraf nyata 5% maka

yang akan diperoleh nilai . Kriteria sebagai berikut:

 Jika nilai < maka ditolak atau menerima , artinya variabel

itu signifikan dan menunjukkan adanya pengaruh secara parsial antara variabel tidak terikat dengan variabel bebas.

Jika nilai > maka diterima atau menolak , artinya variabel

itu tidak signifikan dan menunjukkan tidak adanya pengaruh secara parsial antara variabel tidak terikat dengan variabel bebas.