PENGEMBANGAN MINAT WIRAUSAHA PESERTA DIDIK MELALUI PROGRAM ECOPRENEUR di SMP NEGERI 11 SURABAYA.
PENGEMBANGAN MINAT WIRAUSAHA PESERTA
DIDIK MELALUI PROGRAM ECOPRENEUR di SMP
NEGERI 11 SURABAYA
SKRIPSI
Oleh:
AZIZAH IMTIKHANAH
D03212008
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM
PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2016
(2)
PENGEMBANGAN MINAT WIRAUSAHA PESERTA DIDIK MELALUI
PROGRAM
ECOPRENEUR
di SMP NEGERI 11 SURABAYA
SKRIPSI
Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Untuk memenuhi salah satu persyaratan
Dalam menyelasaikan program Sarjana Strata Satu (S1)
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Oleh:
Azizah Imtikhanah
D03212008
Dosen Pembimbing:
Muhammad Nuril Huda, M. Pd
198006272008011006
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2016
(3)
(4)
(5)
(6)
ABSTRAK
“Pengembangan Minat Wirausaha Peserta Didik Melalui Program Ecopreneur di SMP Negeri 11 Surabaya”, 2016. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Kependidikan Islam, Universitas Islam Negeri Surabaya.
Kata Kunci : Minat Wirausaha, Ecopreneur
Surabaya merupkan kota metropolitan ke dua di Indonesia setelah Jakarta, layaknya kota-kota besar lainnya Surabaya juga menghadapi berbagai masalah lingkungan, salah satunya adalah masalah sampah. Oleh sebab itu Surabaya mempunyai komitmen yang tinggi untuk membebaskan diri dari masalah sampah, dan menjadikannya sebagai kota hijau. Hal ini terbukti dengan berbagai penghargaan yang diperoleh Surabaya, salah satunya Green Region Award pada tahun 2011. Keseriusan Surabaya dalam mewujudkan perilaku yang ramah lingkunganini pun didukung dengan adanya sekolah – sekolah ramah lingkungan yang ada di Surabaya. Salah satu sekolah yang berbasis ramah lingkungan adalah SMP Negeri 11 Surabaya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi program ecopreneur dan pengembangan minat wirausaha peserta didik melalui penerapan program ecopreneur. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan yakni metode observasi, interview, dan dokumentasi. Adapun hasil yang didapat oleh peneliti yaitu dengan menerapkan program ecopreneur di SMP Negeri 11 Surabaya mampu mengembangkan minat wirausaha peserta didik. Ini terlihat dari hasil peserta didik yang mampu membuat ide bisnis, mengolah produk, hingga produk dipasarkan.Adanya pengembangan minat wirausaha peserta didik di SMP Negeri 11 Surabaya ini ketika program ecopreneur diterapkan dan dilaksanakan di sekolah tersebut. Sebelumnya ada minat untuk berwirausaha di kalangan peserta didik tetapi belum terlihat.
(7)
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ... ii
PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... iii
HALAMAN MOTTO ... iv
ABSTRAK ... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi
KATA PENGANTAR... vii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Tujuan Penelitian ... 8
D. Manfaat Penelitian ... 8
E. Batasan Penelitian ... 9
F. Definisi Konseptual ... 10
G. Penelitian Terdahulu ... 13
H. Sistematika Pembahasan... 14
BAB II : KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Eco Preneurship ... 17
(8)
2. Produk Eco Preneur yang ramah Lingkungan ... 22
B. Tinjauan Tentang Minat Wirausaha Peserta Didik ... 24
1. Pengertian Kewirausahaan ... 24
2. Ciri-ciri Kewirausahaan ... 26
3. Tujuan Kewirausahaan ... 29
4. Manfaat dan Keuntungan Kewirausahaan ... 30
5. Pengertian Minat Berwirausaha ... 33
6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Wirausaha ... 37
7. Sifat-sifat Minat Berwirausaha ... 42
8. Komponen-komponen MinatWirausaha ... 42
9. Peran Sekolah dalam Pembentukan MinatWirausaha ... 42
C. Pengembangan Minat Peserta Didik Melalui Program Ecoprenuer... 46
BAB III: METODEPENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 53
B. KehadiranPeneliti ... 55
C. ObyekPenelitian ... 55
D. Sumber Data ... 55
E. Prosedur Penelitian ... 57
F. TeknikPengumpulan Data ... 59
G. Teknik Analisis Data ... 67
H. Pengecekan Keabsahan Data ... 71
BAB IV: PEMBAHASAN A. GambaranUmumSekolah ... 75
(9)
ix
1. LetakGeografisSMP Negeri 11 Surabaya ... 75
2. Profil Sekolah... 75
3. VisiMisi TujuanSMP Negeri 11 Surabaya ... 76
4. StrukturOrganisasi SMP Negeri 11 Surabaya... 79
5. Keadaan Guru dan Karyawan SMP Negeri 11 Surabaya ... 79
6. Keadaan Sarana Prasarana ... 82
7. KeadaanPesertaDidikSMP Negeri 11 Surabaya ... 86
B. Implementasi Program Ecoprenuer di SMP Negeri 11 Surabaya ... 87
1. Program Ecoprenuer yang sudah dirancang Oleh Tunas Hijau dan Pemkot Surabaya ... 89
2. Ecoprenuer XI ... 110
C. Pengembangan Minat Wirausaha Peserta Didik melalui Penerapan Program Ecoprenuer di SMP Negeri 11 Surabaya ... 114
D. Analisis Data ... 121
1. Analisi Implementasi Program Ecoprenuer di SMP Negeri 11 Surabaya ... 121
2. Analisis Pengembangan Minat Wirausaha Peserta Didik melalui Penerapan Program Ecoprenuer di SMP Negeri 11 Surabaya.... 127
BAB V: PENUTUP A. Simpulan ... 130
B. Saran-Saran ... 131
DAFTAR PUSTAKA ... 143 LAMPIRAN
(10)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Masyarakat dunia saat ini menghadapi persoalan serius terkait dengan degradasi sumber daya alam, energi dan serta lingkungan hidup. Pemanfaatan dan eksploitasi sumber daya alam yang tidak diimbangi dengan upaya konservasi mulai menampilkan dampak negatif terhadap keberlangsungan lingkungan hidup.
Di Indonesia sendiri juga sudah mulai mengusung pembangunan yang ramah lingkungan. Ini terbukti dari Undang – Undang No. 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Dimana Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum.1
Salah satu kota di Indonesia yang sudah terbukti dalam pembangunan yang ramah lingkungan yaitu kota Surabaya. Surabaya merupakan ibukota provinsi Jawa Timur. Selain itu, Surabaya juga merupakan kota metropolis kedua di Indonesia setelah Jakarta, dengan jumlah penduduk mencapai 2.939.959jiwa.2 Sebagai kota metropolitan yang menghadapi tantangan dalam masalah lingkungan, Surabaya telah berkomitmen untuk melestarikan lingkungan dan membuatnya menjadi kota hijau. Berbagai proyek terkemuka telah dilakukan,
1
Republik Indonesia. Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. (Jakarta: Sekretariat Negara, 2009).
2
(11)
2
seperti lomba Green and Clean antar kampung, Car Free Day pada hari libur di beberapa jalan, penanganan sampah berbasis masyarakat, konservasi hutan bakau,
Eco School atau sekolah ramah lingkungan, serta ecopreneur atau wirausaha
ramah lingkungan di sekolah.3
Hal ini tidak hanya mengancam keberlangsungan alam, tetapi juga keberlangsungan hidup manusia sendiri. Tak heran saat ini pembangunan yang ramah lingkungan atau yang dikenal dengan konsep “Green Economy” mulai dilakukan semua negara sebagai upaya mengurangi dampak kerusakan lingkungan yang telah terjadi saat ini.
Program-program tersebut telah mendorong Surabaya ke posisi terkemuka dalam bidang Pelesarian lingkungan baik penghargaan nasional maupun internasional diantaranya Adipura ( penghargaan tertinggi Nasional sebagai kota terbersih), Adiwiyata (penghargaan tertinggi nasional untuk sekolah ramah lingkungan), Kalpataru (penghargaan nasional untuk orang yang berhasil dalam melestarikan lingkungan) untuk bertahun – tahun secara bersamaan, Energy
Globe Award 2005, Green Apple Award 2007, ASEAN Environment Sustainable
City, Indonesia Green Region Award 2011, Smart City Award 2011, Future
Government Awards 2013, The 2013 Asian Townscape Award.4
Dalam upaya melesarikan lingkungan, kota Surabaya juga didukung dengan adanya sekolah – sekolah adiwiyata yakni sekolah yang ramah lingkungan. Adiwiyata adalah salah satu program Kementerian Lingkungan Hidup dalam rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dalam
3
www.surabaya.go.id. Diunduh tanggal 05 Desember 2015.
4
(12)
3
upaya pelestarian lingkungan hidup. Diharapkan setiap warga sekolah ikut terlibat dalam kegiatan sekolah menuju lingkungan yang sehat dan menghindari dampak lingkungan yang negatif.
Surabaya juga didukung dengan adanya organisasi non – profit yaitu Tunas Hijau. Tunas Hijau adalah organisasi lingkungan hidup yang dinamis, yang terus bergerak, berinovasi dan berkembang melalui program – program nyata untuk menciptakan bumi yang lebih baik. Setiap hari, sedikitnya dua program lingkungan hidup dilaksanakan di komunitas atau sekolah. Eksistensi awal Tunas Hijau pada tahun 1999 dimulai dengan kegiatan lingkungan hidup yang berbasis komunitas. Saat itu diselenggarakan Bersih-Bersih Kenjeran tepatnya 23 September 1999 sebagai bagian dari Clean Up the World Internasional.
Program-program lingkungan hidup yang diprakarsai Tunas Hijau lebih diprioritaskan pada program yang berkelanjutan untuk menciptakan lingkungan hidup yang lebih baik dengan tindakan-tindakan nyata dan pro aktif. Metode yang digunakan dalam kampanye lingkungan hidup pun semakin lama semakin berkembang seiring trend masyarakat.
Program dari Tunas Hijau sendiri adalah dengan mengajak sekolah – sekolah atau lembaga pendidikan yang ada di Surabaya untuk ikut serta dan berpartisipasi secara aktif dalam menciptakan lingkungan hidup yang lebih baik. Nama salah satu programnya adalah ecopreneur. Ecopreneur merupakan wirausaha yang berwawasan lingkungan, yakni dengan mengolah bahan di sekitar lingkungan menjadi sebuah produk yang dapat menghasilkan finansial.
(13)
4
Menurut Ryan Program ecopreneur sendiri baru dijalankan pada tahun 2012 dengan mengajak 1.500 sekolah di Surabaya.5 Animo warga sekolah di Surabaya terhadap program ecopreneur sendiri sangat tinggi, terlihat dari peserta sekolah yang ikut dalam program ini. Oleh karena itu program ini menarik diterapkan di tingkat sekolah karena dapat memberikan pembelajaran kemandirian serta peduli lingkungan bagi peserta didik sedari dini. Dalam program ecopreneur
ini peserta akan mengembangkan usaha ramah lingkungan dalam upaya perbaikan kualitas lingkungan hidup di sekolah.6
Tahap awal untuk memulai program ecopreneur di sekolah adalah memahami potensi lingkungan yang dimiliki sekolah. Selanjutnya, harus mempunyai rencana potensi yang sudah ada diubah menjadi ide bisnis seperti apa, serta meminta masing-masing peserta mengambil satu produk atau barang unggulan yang saat itu sedang dipamerkan, produk tersebut bisa saja barang, produk olahan atau yang lain.” jelas Dony.7
Peluang tersebut dimanfaatkan mereka untuk memperkenalkan produk unggulan dari sekolahnya, diantaranya seperti produk kerajinan tangan memanfaatkan sampah nonorganik, pupuk kompos organik sampai olahan makanan yang bahan bakunya dari sampah organik, yakni kulit pisang kepok. “Sekarang kalian sudah mempunyai produk unggulan, pertanyaan saya adalah dengan produk yang sudah kalian pegang, bagaimana caranya kalian memulai
5
Hasil Wawancara dengan Anggriyan Permana Aktivis Tunas Hijau. (13 Juli 2015).
6 http://eco-preneur.tunashijau.org/about/. Diunduh tanggal 29 Juni 2015. 7
Dony Kristiawan, aktivis Tunas Hijau. Dikutip dari website Tunas Hijau.
http://tunashijau.org/2015/07/28/berbagi-tips-memulai-ecopreneur-kepada-peserta-kemah-hijau-jawa-timur-2015/#more-21112.
(14)
5
bisnis ramah lingkungan atau Ecopreneur dengan mencari keuntungan sebanyak-banyaknya,” terang Dony.8
Satu tim sekolah bahkan ada yang berhasil running dengan 3 usaha dan bisa meraup keuntungan dari pengelolaan lingkungan hidup hingga 3 juta rupiah dalam kurun waktu 3 bulan. Sampah terolah, uang di genggaman mereka, semangat terjaga, jiwa wirausaha dan lingkungan hidup jadi indah terjaga.
Bersih, Hijau dan Indahnya Bumi atau Suatu Kota Berawal Dari Sekolah9. Kalimat tersebut adalah suatu ungkapan yang menunjukkan sangat strategisnya fungsi dan peran sekolah dalam menentukan keberhasilan proses pembangunan, termasuk juga pembangunan lingkungan hidup berkelanjutan.
Untuk itu strategisnya peran dan fungsi sekolah tersebut menunjukkan bahwa kepedulian lingkungan hidup tidak hanya tentang sarana dan prasarana. Faktor non fisik khususnya perilaku peduli dan berbudaya lingkungan hidup segenap warga sekolah menjadi faktor yang lebih utama dari penyiapan peserta didik agar berminat dalam berwirausaha dalam kegiatan ini.
Strategi pembelajaran yang menggunakan lingkungan adalah salah satu strategi yang mendorong siswa agar belajar tidak tergantung dari apa yang ada didalam buku atau kitab yang merupakan pegangangan guru. Konsep pembelajaran ini berangkat dari belajar konseptual dengan lebih mengedepankan bahwa hal yang perlu dipelajari terlebih dahulu oleh siswa adalah apa yang ada dilingkungannya.10
8Ibid.
9
http://eco-preneur.tunashijau.org/about/. Diunduh tanggal 29 Juni 2015.
10
Hamzah dan Nurdin Muhammad, Belajar dengan Pendekatan PAILKEM (Pembelajaran Aktif, inovatif, lingkungan, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan ). ( Jakarta: Bumi Aksara. 2012), hal.11.
(15)
6
Oleh karena itu melalui proses belajar yang mengalami sendiri, menemukan sendiri tersebut akan menumbuhkan motivasi siswa untuk belajar mengatasi permasalahan lingkungan. Pemilihan strategi pembelajaran yang tepat dimaksud agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar, sehingga keterlibatan siswa dalam belajar tercapai serta hasil belajarnya meningkat dalam sisi kognitif, afektif, maupun psikomotoriknya. Proses sosialisasi dan aktualisasi diri siswa dalam mencintai kelestarian alam perlu aktivitas yang mengarah kepada aksi langsung di lapangan (melihat, mengkaji dan melakukan tindakan nyata dalam mewujudkan perihal kelestarian alam atau konservasi). 11
Secara formal pendidikan lingkungan hidup menjadi salah satu alternatif yang rasional untuk memasukkan pendidikan lingkungan ke dalam kurikulum. Pendidikan lingkungan hidup merupakan salah satu faktor penting dalam keberhasilan dalam pengelolaan lingkungan hidup dan juga menjadi sarana yang sangat penting dalam menghasilkan sumber daya manusia yang dapat melaksanakan prinsip pembangunan berkelanjutan. 12
Salah satu tim sekolah yang berhasil menerapkan program Eco Preneur
adalah Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Surabaya yang berlokasi di Jl. Sawah Pulo No. 1 Semampir Surabaya. SMP Negeri 11 Surabaya mempunyai potensi yang cukup baik yaitu area yang cukup luas,dengan kondisi sekolah melakukan penghijauan yang cukup banyak. Keberhasilan program tersebut tidak
11
Hamzah dan Nurdin Muhammmad, Belajar dengan Pendekatan PAILKEM (Pembelajaran aktif, inovatif, lingkungan, kreatif, efektif dan menyenangkan ), hal.136-137.
12
Yustina, Hubungan Pengetahuan Lingkungan Hidup dengan Persepsi, Sikap danMinat dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup pada Guru Sekolah Dasar di Kota - Pekanbaru. Jurnal Biogenisis Vol. 2. 2006, hal. 20.
(16)
7
lepas dari minat peserta didik untuk menjalankan program dari Pemkot Surabaya, serta peran kepala sekolah, guru, dan warga sekolah lainnya.
Realitas di atas adalah hal yang menarik untuk diteliti, karena sebagus apapun program yang diusung Pemkot Surabaya sangat tergantung kepada manajemen sekolah dan minat peserta didik dalam program yang dilaksanakan serta warga sekolah termasuk peserta didik. Untuk itu peneliti mencoba mencari jawaban tentang pengembangan minat wirausaha peserta didik apakah yang dilakukan kepala sekolah untuk meningkatkan minat wirausaha peserta didik dari program Eco-preneur yang bisa diterapkan oleh lembaga pendidikan yang lainnya.
Berangkat dari latar belakang masalah yang diuraikan diatas, maka judul penelitian ini adalah “PENGEMBANGAN MINAT WIRAUSAHA PESERTA DIDIK MELALUI PROGRAM ECO-PRENEUR di SMP NEGERI 11 SURABAYA”
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana proses implementasi Program Ecopreneur di SMPN 11 Surabaya? 2. Bagaimana pengembangan minat wirausaha peserta didik melalui penerapan
(17)
8
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mendiskripsikan proses implementasi ecopreneur di SMP Negeri 11 Surabaya.
2. Untuk mengetahui pengembangan minat wirausaha peserta didik melalui penerapan eco-preneur di SMPNegeri 11 Surabaya.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis
Dari hasil penelitian ini akan ditemukan strategi kepala sekolah dalam mengembangkan potensi peserta didik melalui penerapan program
eco-preneur di SMP Negeri 11 Surabaya. Dan ditemukan faktor pendukung dan
penghambat penerapan program eco-preneur di SMP Negeri 11 Surabaya. Dengan mempelajari proses implementasi Ecopreneur sebagai pengembangan potensi peserta didik di SMPN 11 Surabaya, yang telah berhasil meraih banyak lomba gelar Tunas Hijau dan Adiwiyata Nasional, tentunya penulis akan banyak memiliki pengalaman dan pemahaman teori, yang mana teori tersebut bisa penulis jadikan pedoman untuk diterapkan dilapangan sebagai salah satu strategi dalam proses pendidikan menuju pendidikan berwawasan lingkungan yang berkualitas.
(18)
9
2. Manfaat Praktis
Dengan diketahuinya hal-hal yang telah dirumuskan dalam penelitian tersebut, maka diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi :
a. Kepala Sekolah, akan memberikan strategi dalam mengembangkan program eco-preneur sekolah.
b. Pendidik, akan lebih memberikan banyak kesempatan untuk mengeksplorasi potensi yang dimiliki peserta didik.
c. Peserta didik, akan lebih mengembangkan potensi, minat dalam ramah lingkungan/Eco dan potensi preneur/ berwirausaha sehingga setelah lulus mereka bukan hanya sekedar memperoleh ilmu teoritik tetapi juga memperoleh ilmu praktisi.
d. Masyarakat, diharapkan penulis bisa memberi kontribusi pada masyarakat dalam hal meningkatkan kesadaran akan pelestarian lingkungan hidup dan wirausaha terhadap anak-anaknya dengan cara memotivasi agar dapat berperan aktif dalam kegiatan eco-preneur.
E. BATASAN PENELITIAN
Penelitian ini dibatasi untuk mencegah terjadinya pembahsan yang terlalu luas. Batasan-batasan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Dalam melakukan penelitian ini peneliti akan meneliti tentang bagaimana pengembangan minat wirausaha peserta didik serta dalam penerapan progam
(19)
10
2. Adapun yang menjadi obyek penelitian adalah kepala sekolah, guru pembina Lingkungan Hidup, peserta didik/siswa-siswi pengurus Lingkungan Hidup SMP Negeri 11 Surabaya.
3. Dan meneliti tentang pengembangan minat wirausaha peserta didik dan kendala penerapan ecopreneur.
F. Definisi Konseptual
Definisi konseptual adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat yang dipahami. Definisi konseptual dalam penelitian yang berjudul “PENGEMBANGAN MINAT WIRAUSAHA PESERTA DIDIK MELALUI PROGRAM ECO PRENEUR di SMP Negeri 11 Surabaya”.
1. Pengembangan Minat : Menurut Mappiare menyatakan bahwa ”minat seseorang dapat dipengaruhi oleh pengaruh sosial”.13 Pengaruh sosial berperan dalam memantapkan minat remaja terhadap sesuatu hal. Sedangkan untuk mengembangkan minat dapat dilakukan dengan adanya dukungan yang diberikan kepada seseorang.
Lebih lanjut Slameto menyebutkan bahwa cara yang efektif untuk menumbuhkan minat seseorang adalah sebagai berikut: Menggunakan minat-minat yang telah dimiliki, memberikan informasi kepada individu mengenai hubungan antara bahan informasi yang lalu, memberikan insentif yang merangsang individu, memberikan hukuman yang bersifat ringan akan lebih
13
(20)
11
baik dari pada memarahi dan mengkritik sebagai suatu langkah yang akan menghambat timbulnya minat individu.14
Minat dapat timbul karena adanya perhatian dengan kata lain minat merupakan sebab serta akibat dari perhatian seseorang. Munculnya minat dapat dipicu dengan adanya informasi, motivasi, dan hukuman ringan bagi seseorang dengan maksud memotivasi seseorang untuk melakukan sesuatu hal. Seseorang yang mempunyai minat terhadap sesuatu yang dipelajari, maka dia memiliki sikap positif dan merasakan sesuatu dengan hal tersebut. Sebaliknya apabila individu itu negatif atau perasaan tidak senang akan menghambat munculnya minat pada individu.
2. Kewirausahaan : Menurut Suryana15, kewirausahaan (entrepreneurship) merupakan kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Inti dari kewirausahaan menurut Drucker16 adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui pemikiran kreatif dan tindakan inovatif demi terciptanya peluang.
Wirausaha (enterpreneur) adalah seseorang yang membayar harga tertentu untuk produk tertentu, untuk kemudian dijualnya dengan harga yang tidak pasti, sambil membuat keputusan tentang upaya mencapai dan memanfaatkan sumber-sumber daya, dan menerima risiko (Winardi, 2003).
14
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka CiptaHlm. 180-181
15
Suryana. (2006). Kewirausahaan. Jakarta: Salemba Empat, h.2.
16
(21)
12
3. Eco preneur : Eco Preneur berasal dari dua kata yaitu Eco dan
Entreprenuer. Eco diambil dari kata Ecological atau ekologi (Oikos :
rumah atau tempat hidup). Jadi, ekologi adalah ilmu yang mempelajari tentag hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkunganya.17 Sedangkan Prenuer berasal dari kata Entreprenuership
yaitu kewirausahaan yang berasal dari bahsa perancis (entreprende) berarti peluang, pencipta, dan pengelola usaha.
Sedangkan menurut Skinner, wirausaha (entreprenuer) merupakan seseorang yang mengambil resiko yang diperlukan untuk mengorganisasikan dan mengelola suatu bisnis dan menerima imbalan/ balas jasa berupa proit finansial maupun non finansial.18
4. Pengembangan Minat Wirausaha Peserta Didik Melalui Program ECO PRENUER : cara – cara yang disusun secara sistematis untuk pengembangan minat wirausaha peserta didik oleh kepala sekolah dan guru pembimbing Lingkungan Hidup. Lembaga pendidikan mengembangkan minat wirausaha agar memiliki kreatif, inovatif, kompetensi tinggi, berani mengambil resiko serta memperhatikan aspek lingkungan melalui program eco preneur ( wirausaha berbasis ramah limgkungan).
17
Soedjiran Resosodarmo, Kustawa Kartawinata,& Aprilani Soegiarto. Pengantar Ekologi. (Bandung : Remadja Karya ) Hlm. 1
18
(22)
13
G. PENELITIAN TERDAHULU
1. Pengaruh Penerapan Green School Sebagai Strategi
Pemasaran Pendidikan Terhadap Minat Siswa Kelas Vii Di Sekolah Menengah Pertama Negeri Surabaya.
Penelitian ini berbentuk kuantitatif, menjelaskan bahwa penerapan
Green School sebagai strategi pemasaran pendidikan mempengaruhi minat
siswa kelas VII. Ini berdasaran hasil analisis data yang diperoleh dan dibuktikan melalui teknik analisis statistik bahwa semakin baik penerapan
green school maka semakin tinggi minat siswa terhadap SMPN 26 Surabaya.
untuk itu strategi pemasaran dalam pendidikan adalah suatu yang penting yang harus diperhatikan. Di SMP Negeri ini mengikuti program yang bisa menambah minat siswa pendidikan di SMP 26 Surabaya, yaitu program
Green Shool.
Dengan demikian diharapkan pada penelitian selanjutnya nanti, minat berwirausaha peserta didik juga tinggi dengan adanya program Eco-prenuer.
2. Pembinaan Kurikulum Pendidikan Kewirausahaan di SMKN 1 Surabaya
(Aplikasi Pendidikan Kewirausahaan dalam Penguasaan Life Skill Siswa Kelas II Jurusan Penjualan).
Penelitian ini menjelaskan bahwa betapa penting dan strategisnya pembinaan sikap kewirausahaan bagi para pemuda dan pelajar sehingga perlu memasukkan kewirausahaan kedalam kurikulum sekolah, salah satunya yaitu SMKN 1 Surabaya yang senagaja memasukkan pendidikan kewirausahaan ke
(23)
14
dalam sekolah sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri dengan aplikasi penugasan berbasis life skill pada jurusan penjualan.
3. Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Menumbuhkan Semangat
Entreprenuership (Kewirausahaan) Di Sekolah Menengah Kejuruan (Smk) Yayasan Pendidikan Dan Sosial Ma’arif (Ypm) 2 Taman Sidoarjo.
Penelitian ini menjelaskan bahwa kepala sekolah sebagai pelaksana kepemimpinan di sekolah harus memiliki jiwa kewirausahaan, kemampuan dan ketrampilan yang dapat dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari, agar tujuan sekolah dapat dicapai secara optimal. Salah satuya yaitu kepala sekolah juga harus mampu menggerakkan para personel sekolah agar ikut serta menumbuhkan semangat entreprenuership pada warga sekolah khususnya siswa baik melalui pembelajaran kewirausahaan maupun ekstrakulikuler wirausaha, kepala sekolah juga harus menjadi suri tauladan atau sumber inspirasi dengan bersemangat dan bersikap selayaknya seseorang yang berjiwa wirausaha dan mampu mwnjalin kerjasama dengan dunia industri dan dunia ekonomi pada umumnya.
G. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Untuk memudahkan dalam memahami isi dalam tata urutan skripsi ini, maka penulis sajikan dengan menggunakan sistematika sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN, dalam bab ini berisi tentang ; latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan penelitian, definisi operasinal dan sistematika pembahasan.
(24)
15
BAB II : LANDASAN TEORI, dalam bab ini mencakup teori-teori yang dijadikan sandaran atau dasar dalam menentukan langkah-langkah pengambilan data. Memaparkan tinjauan pustaka yang digunakan sebagai pijakan peneliti dalam memahami dan menganalisa fenomena yang terjadi di lapangan. Adapun landasan teori ini berisi tentang pengertian kewirausahaan, tinjauan tentang minat beriwirausaha, tinjauan tentang eco preneurship, dan program Eco-preneur dalam
mengembangkan minat berwirausaha peserta didik.
BAB III: METODE PENELITIAN, berisi tentang prosedur penelitian yang meliputi : jenis penelitian, kehadiran peneliti, obyek penelitian, Sumber data penelitian, prosedur penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, pengecekan keabsahan data serta instrumen pengumpulan data.
BAB IV : LAPORAN HASIL PENELITIAN, dalam bab ini menjelaskan tentang laporan hasil penelitian meliputi ; profil SMP Negeri 11 Surabaya, letak geografis, fasilitas dalam sekolah struktur kepengurusan SMP Negeri 11 Surabaya, bentuk-bentuk aktivitas di SMP Negeri 11 Surabaya. kemudian dilanjutkan penyajian data yang meliputi deskripsi data tentang minat wirausaha peserta didik dan kemudian deskripsi tentang program Eco-preneur di SMP Negeri 11 Surabaya. kemudian dilanjutkan dengan menganalisis data yang diperoleh tersebut supaya diketahui hasil dari penelitian yang telah dilakukan.
BAB V : PENUTUP, dalam bab ini merupakan bagian akhir dari penulisan skripsi ini yang berisi tentang kesimpulan dari penulis serta saran-saran yang mungkin bermanfaat bagi pihak yang bersangkutan.
(25)
16
Demikian sistematika pembahasan yang menjadi alur pembahasan skripsi ini sesuai dengan urutan-urutan penelitiannya dan setelah sampai pada penutupan juga dicantumkan daftar pustaka beserta lampiran-lampiran.
(26)
17
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Eco Preneurship 1. Pengertian Eco Prenuership
Eco Preneurship berasal dari dua kata yaitu Eco dan
Entreprenuer. Eco diambil dari kata Ecological atau ekologi (Oikos :
rumah atau tempat hidup). Jadi, ekologi adalah ilmu yang mempelajari tentag hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkunganya.1 Sedangkan Preneur berasal dari kata Entrepreneurship
yaitu kewirausahaan yang berasal dari bahsa perancis (entreprende)
berarti peluang, pencipta, dan pengelola usaha.
Sedangkan menurut Skinner, wirausaha (entrepreneur)
merupakan seseorang yang mengambil resiko yang diperlukan untuk mengorganisasikan dan mengelola suatu bisnis dan menerima imbalan/ balas jasa berupa proit finansial maupun non finansial.2
Entrepreneur dan Entrepreneurship mempunyai arti yang
berbeda, jika entrepreneur adalah setiap orang yang bertindak untuk mengubah kondisi sekarang dan meraih tujuan di masa depan dalam
bidang kewirausahaan. Sedangkan entrepreneurship atau
kewirausahaan yaitu kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan
1
Soedjiran Resosodarmo, Kustawa Kartawinata,& Aprilani Soegiarto. Pengantar Ekologi.
(Bandung : Remadja Karya, 1986 ) hlm. 1. 2
(27)
18
dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses.3 Jadi, inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui berpikir kreatif dan bertindak inovatif dalam menciptakan peluang.
Dari pengertian diatas, maka Eco Entreprenuership dapat diartikan sebagai kemampuan berfikir kreatif dan inovatif untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda dengan memanfaatkan peluang yang ada ada disekitar lingkungan dan dijadikan produk yang dapat menghasilkan keuntungan finansial.
Ecopreneurship dimulai pada wacana 'bisnis hijau'. Artinya, bisnis dengan memperhatikan merugikan alam, sebaliknya mereka memberikan manfaat untuk setidaknya manfaat alami atau alam yang berfungsi sebagai sumber bisnis masih mampu berkelanjutan.
'Bisnis hijau hijau' adalah salah satu yang dirancang untuk menjadi hijau dalam proses dan produk dari awal, sebagai start-up, dan lebih jauh lagi, ini dimaksudkan untuk mengubah sektor industri secara sosial di mana terletak menuju model berkelanjutan pengembangan.4
Lebih spesifik mengenai kegiatan kewirausahaan ini, adalah sebuah ecopreneurship, yaitu sebuah entrepreneurship yang mengacu kepada aktifitas usaha dengan kegiatan yang memberikan perhatian lebih dan khusus terhadap ecosystem atau kelestarian lingkungan.
3
Buchari Alma. Kewirausahaan. (Bandung : Alfabeta, 2010) hlm 33. 4
Isaak, R. Green Logic: Ecopreneurship, Theory and Ethics (Sheffield, UK: Greenleaf Publishing; West Hartford, CT: Kumarian Press, 1998) hlm. 56.
(28)
19
Sebuah ecopreneurship sejatinya adalahsebuah enterprise atau kewirausahaan yang melakukan berbagai upaya yang bertujuan menjaga lingkungan baik air, tanah maupun udara. Seorang
ecopreneur melihat lingkungan sebagai sesuatu yang harus dijaga dan
dilestarikan, bahkan di tingkatkan kekuatannya.Dan dari kegiatannya itu, sebuah ecopreneurship dapat menghasilkan pendapatan sehingga membuat kegiatannya berkelanjutan.
Jadi, ecopreneur adalah wirausaha yang peduli dengan masalah lingkungan atau kelestarian lingkungan. Dengan demikian dalam menjalankan kegiatan usahanya, mereka juga selalu memperhatikan daya dukung lingkungan dan berusaha meminimalisasikan dampak kegiatannya terhadap lingkungan.
Ecopreneurship menyangkut tiga dimensi penting yaitu masyarakat
dan sosial (society/social), ekonomi (economy) dan
ekologi/lingkungan (ecology/environmental).5
Berdasarkan tujuannya, ecopreneurs dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok yaitu social ecopreneur dan commercial
entrepreneurs.6 Social ecopreneur adalah individu yang bertujuan
mempromoskan ide/produk/teknologi ramah lingkungan (eco-friendly) baik melalui pasar maupun nonpasar, sedangkan sebuah organisasi yang memiliki tujuan yang sama dikenal dengan social ecopreneurial
organization. Commercial ecopreneurs atau ecopreneurial
5
. Endah Murniningtyas. Prakarsa Strategis Pengembangan Konsep Green Economy. (Jakarta : DEPUTI Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup, 2014 ) hlm. 102.
6
(29)
20
corporations yaituindividu/kelompok atau perusahaan yang bertujuan
memaksimumkan keuntungan pribadi (organisasi untuk perusahaan) dengan mengidentifikasi peluang green business (produk dan proses
yang ramah lingkungan) dan mengubahnya ke bisnis yang
menguntungkan.
Manusia hidup di bumi tidak sendirian, melainkan bersama makhluk lain, yaitu tumbuhan, hewan dan jasad renik, dan mereka bersifat simbiosis mutualisme. Salah satu keuntungan yang dapat diambil manusia adalah dari lingkungan hidup salah satunya adalah memanfaatkannya menajdi sebuah ladang usaha yang dapat menghasilkan keuntungan. Selain itu keuntungan yang dapat diambil dari lingkungan yaitu dapat menyelamatkan lingkungan dari kerusakan dan mengurangi dampak global warning, jadi ada saling ketergantungan antara manusia dengan lingkungan.7
Maka dari itu perlu adanya keseimbangan antara makluk hidup dengan lingkungan. Sebagai manusia, kita perlu memiliki rasa untuk mencintai lingkungan. Karena dengan rasa cinta tersebut akan wujud kesadaran bagaimana melestarikan lingkungan agar tidak terjadi kerusakan. Karena apabila kerusakan yanga da di dunia sebab dari tingkah manusia itu sendiri, sebaimana firman Allah SWT dalam surat Ar-Ruum ayat 41 :
7
Soemarwoto. Ekologi, Lingkungan Hidup, dan Pembangunan. (Jakarta : Djambatan, 2004) hlm. 157.
(30)
21
يﺬﱠا
ﺾْ
ْﻢﻬﻘ ﺬ
سﺎﱠﻨ ا
يﺪْأ
ْﺖ ﺴآ
ﺎﻤ
ﺮْﺤ ْاو
ﱢﺮ ْا
دﺎﺴ ْا
ﺮﻬﻇ
نﻮ ﺟْﺮ
ْﻢﻬﱠ
اﻮ ﻤ
Artinya : “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatanmereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”.
Melihat firman Allah SWT yang begitu pentingnya mencintai lingkungan, mka diperlukan partisipasi dari manusia itu sendiri untuk menjaga serta melestarikan lingkungan. Begitu juga dengan seorang wirausaha atau prenuer yang juga perlu memperhatikan lingkungan, tidak hanya mengutamakan keuntungan bagi dirinya semata.
Seorang wirausaha perlu membuka mata dan membaca lingkungan sekitar, karena banyak muncul peluang bisnis yang dapat dijadikan sebuah keuntungan, namun tetap harus menjaga lingkungan. Percuma saja bisnis sukses namun tidak bisa menjaga lingkungan, karena kesuksesan bisnis tersebut tidak akan lama. Bisnis akan hancur apabila lingkungan alam juga hancur. Oelh karena itu perlu adanya keseimbangan antara manusia dan lingkungan, dan dari hal tersebut seorang wirausaha perlu mengembangan minat kewirausahaan yang beretika dan berwawasan lingkungan.
Mengembangkan minat kewirausahaan yang beretika dan berwawasan lingkungan, dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya melalui program di sekolah – sekolah yang dapat melatih sejak dini para peserta didik untuk menjadi seorang yang mempunyai minat kewirausahaan beretika dan berwawasan lingkungan yakni
(31)
22
seperti melalui program Eco Prenuer yang di galakkan pemerintah kota surabaya dan organisasi hjau Tunas Hijau.
2. Produk Eco Preneur yang ramah ingkungan
Produk Eco Prenuer adalah salah satu solusi dalam mengatasi permasalahan lingkungan, karena terdapat beberapa produk Eco
Preneur yang mendaur ulang (reycle) sampah dan limbah yang dapat
merusak lingkungan. Sampah dan limbah merupakan zat kimia, energi yang tidak mempunyai nilai guna dan memiliki kecenderungan untuk merusak segala yang disekitarnya.8
Sampah yang menumpuk akan dapat menyebabkan munculnya berbagai penyakit, serta dapat meningkatkan volume sampah yang ada di tempat pembuangan terakhir (TPA) dan secara tidak langsung sampah menumpuk akan berpengaruh pada perubahan iklim akibat adanya kenaikan temperatur bumi atau yang lebih dikenal dengan pemanasan global (global warming).
Ada empat prinsip Ecopreneur di dalam menjalankan produk usahanya, di antaranya adalah:
a.Reduce (mengurangi), Melakukan penghematan penggunaan
sumber daya, seperti listrik, air, bahan bakar, kertas, dan bahan-bahan lainnya, serta mengurangi penggunaan bahan-bahan-bahan-bahan yang beracun dan membahayakan lingkungan serta makhluk hidup
8
(32)
23
lainnya. Sebisa mungkin meminimalisasi barang atau material yang kita pergunakan.
b.Reuse ( Memakai Kembali ), :Menggunakan kembali
sumber-sumber daya yang sudah digunakan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas. Seperti misalnya menggunakan kertas bekas, memanfaatkan kembali barang-barang bekas, memanfaatkan energi dari kompresor AC untuk pemanas air, dsb. Pilih barang – barang yang masih dipakai kembali. Hindari pemakaian barang yang disposable (sekali pakai, langsung buang).
c.Recycle ( mendaur ulang ), Mendaur-ulang penggunaan air,
merubah bentuk dan memanfaatkan kembali limbah dan sampah. Dan barang – barang yang sudah tidak berguna lagi, bisa didaur ulang.
d.Upcycle, Memberikan manfaat yang baru dan lebih baik pada
produk-produk yang tadinya sudah tidak terpakai lagi.
Konsep dari ecopreneur merupakan salah satu konsep pengelolaan dan produksi meterial dan produksi material yang di upayakan untuk selalu ramah lingkungan. Adapun yang menjadi tujuan dalam melestarikan lingkungan melalui pengolahan produk
ecopreneur adalah dalam makna Hidup Hijau, mengurangi pemanasan
global, menghemat energy. Pelestarian lingkungan dengan mengolah produk limbah atau sampah menjadi berdaya guna melalui
(33)
24
ecopreneurship akan menyelamatkan dunia dan memiliki juga nilai yang bermanfaat dan berkelanjutan.
B. Tinjauan Tentang Minat Berwirausaha bagi Peserta Didik 1. Pengertian Kewirausahaan (entrepreneurship)
Wirausaha adalah seseorang yang bebas dan memiliki kemampuan untuk hidup mandiri dalam menjalankan kegiatan usahanya atau bisnisnya atau hidupnya. Ia bebas merancang, menentukan mengelola, mengendalikan semua usahanya. Kewirausahaan merupakan sikap mental dan jiwa yang selalu aktif atau kreatif berdaya, bercipta, berkarsa dan bersahaja dalam berusaha dalam rangka meningkatkan pendapatan dalam kegiatan usahanya.9
Menurut Suryana10, kewirausahaan (entrepreneurship) merupakan kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Inti dari kewirausahaan menurut Drucker11 adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui pemikiran kreatif dan tindakan inovatif demi terciptanya peluang.
Wirausaha (enterpreneur) adalah seseorang yang membayar harga tertentu untuk produk tertentu, untuk kemudian dijualnya dengan harga yang tidak pasti, sambil membuat keputusan tentang upaya mencapai dan memanfaatkan sumber-sumber daya, dan menerima risiko. Sedangkan
9
http://viewcomputer.com/kewirausahaan-kangamin. (25 Nopember 2015). 10
Suryana. Kewirausahaan. (Jakarta: Salemba Empat,2006) hlm. 2. 11
(34)
25
menurut Kasmir menyatakan bahwa arti wirausaha yaitu orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan.12
Wirausaha yang berkualitas harus memiliki kekuatan sebagai modal, maka untuk memiliki modal kekuatan ini orang harus belajar, sehingga memiliki sumber daya manusia yang berkualitas. Besar kecilnya sumber daya manusia itu tergantung pada kuat tidaknya pribadi manusia itu sendiri. Pribadi yang kuat akan tumbuhlah motivasi dan potensi untuk maju dan berprestasi, sebaliknya dari pribadi yang lemah terpancar benih-benih sikap dan pikiran yang kerdil, picik, dan miskin.
Manusia wirausaha tidak suka tergantung pada pihak lain di alam sekitarnya. Setiap usaha memajukan kehidupan diri serta keluarga, manusia wirausaha tidak suka hanya menunggu uluran tangan dari pihak lain. Justru la selalu berupaya untuk bertahan dari tekanan alam dan berusaha untuk berusaha untuk berbuat kebaikan di alam dimana ia hidup dan berpijak.13
Berwirausaha berdasarkan dari pengertian di atas adalah berkemauan dan berkemampuan melihat kesempatan-kesempatan usaha untuk mengambil keuntungan dari padanya dengan mengambil tindakan yang tepat. Misalnya: seseorang yang berada di suatu masyarakat yang kebutuhan terhadap jasa bidang elektronika tinggi tetapi tidak ada usaha-usaha dibidang jasa elektronika disekitarnya kemudian dia berusaha memanfaatkan peluang dengan membuka usaha jasa elektronika di tempat tersebut.
12
Kasmir. Kewirausahaan. (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2007) hlm. 35. 13
Maman Suryamannim. Minat Berwirausaha pada Mahasiswa Pendidikan Teknik Elektro. (FT-UNS,Skripsi:2006).
(35)
26
Wirausaha sering kali dikaitkan dengan situasi bisnis seseorang yang mulai dalam skala kecil dan umumnya dikelola sendiri (self enterprises),
kalaupun ada tenaga kerja yang membantu penyelengggaraan kegiatan usaha, maka umumnya merupakan tenaganya adalah kerja keluarga (family labour). Seseorang yang berjiwa wirausaha biasanya akan belajar mempraktekkan sesuatu inovasi secara sistematis, tidak merupakan sesuatu yang muluk-muluk tetapi cenderung dimulai dengan sesuatu keunggulan tentang potensi dan sumber daya yang dimiliki untuk memulai usaha. Misalnya: seseorang yang memiliki pengetahuan dan keterampilan memperbaiki Televisi kemudian dia memanfaatkannya untuk membuka usaha service televisi. Secara umum dikatakan bahwa manusia wirausaha memiliki potensi untuk berprestasi. Ia senantiasa memiliki motivasi yang besar untuk maju dan berprestasi, manusia wirausaha mampu menolong dirinya sendiri dalam mengatasi permasalahan hidup kondisi yang bagai manapun.
Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kewirausahaan adalah kemampuan seseorang untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda dari yang telah ada dengan tujuan untuk mencapai kemakmuran melalui penciptaan peluang.
2. Ciri-ciri Wirausaha
Seorang wirausaha memiliki ciri-ciri/ karakter tersendiri. Karakter tersebut dapat terlihat dari perilaku yang dimiliki oleh seorang wirausaha. Proses kreatif dan inovatif hanya dilakukan oleh orang-orang yang memiliki
(36)
27
kepribadian kreatif dan inovatif, yaitu orang yang memiliki jiwa, sikap dan perilaku kewirausahaan, dengan ciri-ciri14:
a. Penuh percaya diri, indikatornya adalah penuh keyakinan, optimis, berkomitmen, disiplin, bertanggungjawab.
b. Memiliki inisiatif, indikatornya adalah penuh energi, cekatan dalam bertindak dan aktif.
c. Memiliki motivasi berprestasi, indikatornya terdiri atas orientasi pada hasil dan wawasan ke depan.
d. Memiliki jiwa kepemimpinan, indikatornya adalah berani tampil beda, dapat dipercaya, dan tangguh dalam bertindak.
e. Berani mengambil risiko dengan penuh perhitungan (oleh karena itu menyukai tantangan).
Kemudian, menurut Adi Sutanto seorang wirausaha yang berhasil mempunyai karakter atau ciri- ciri; kreatif dan inovatif, berambisi tinggi, energik, percaya diri, pandai dan senang bergaul, bekerja keras dan berpandangan ke depan, berani mengambil resiko, banyak inisiatif, dan bertanggung jawab, senang mandiri dan bebas, bersikap optimis, ulet, tekun, dan tidak cepat putus asa. Nurhan dalam laporan peelitian, menjelaskan ciri-ciri manusia wirausaha, ciri-ciri-ciri-ciri wirausaha adalah;
a.Bersemangat tinggi b.Lincah
c.Ingin mengetahui hasil usaha
14
(37)
28
d.Tidak lekas puas dengan hasil yang dicapai e.Selalu ingin berkembang
f. Melihat kedepan
g.Memiliki tujuan dan rencana h.Berfikir kreatif dan analitis i. Memiliki kemampuan teknis j. Cerdas
k.Bersedia mengambil resiko yang diperhitungkan
l. Memiliki kemampuan berkomunikasi antar manusia dengan baik m. Bertanggung jawab dalam mengambil keputusan
n.Jujur dan bersedia minta nasihat.15
Disamping ciri-ciri manusia wirausaha diatas, seorang akan berwirausaha dituntut untuk mempunyai pengetahuan manajemen. Menurut Nanang Fathah “ Fungsi manajemen diperlukan antara lain :
a. Planing (Perencanaan) merupakan fungsi dalam membuat keputusan untuk
menentukan aktivitas yang meliputi apa yang harus dilaksanakan, kapan dan siapa yang melaksanakannya.
b. Organizing (Pengorganisasian) merupakan fungsi dalam menentukan
kegiatan dalam usaha mencapai tujuan, mengelompokkan kegiatan dan menetapkan koordinasi kegiatan.
c. Staffing (Penyusunan) merupakan fungsi pengisi jabatan, termasuk
penempatan posisi tugas yang harus dilakukan.
15
Nurham. Lingkungan Tempat Tinggal Menentukan Minat Berwirausaha. ( Semarang : FKIP, 1995) hlm. 21-22.
(38)
29
d. Leading (Pengarahan) merupakan fungsi untuk mempengaruhi dan
mengarahkan orang-orang agar giat bekerja.
e. Controlling (Pengawasan) merupakan fungsi penilaian dan koreksi dari
aktivitas anggota.16
Kemampuan manajemen akan berdampak pada diri siswa agar mampu meniti karir dikemudian hari. Orang yang berjiwa wirausaha selalu memiliki motivasi besar untuk maju dan meraih prestasi.
Disamping itu seseorang yang berjiwa wirausaha tidak mudah menyerah kepada keadaan, tetapi berusaha untuk menaklukkan keadaan. Orang awam sering menganngap bahwa wirausaha itu hanya sekedar bisnis usaha sampingan, padahal wirausaha yang sebenarnya adalah usaha seseorang yang bersifat lebih meningkatan hidup dan mempunyai jiwa semangat yang teladan serta daya pikir dalam menempatkan semua potensi yang dimiliki seseorang sesuai dengan ketrampilan ke arah wirausaha.
3. Tujuan Kewirausahaan
Kewirausahaan dapat diajarkan dan dikembangkan di Sekolah-sekolah Dasar, Sekolah Menengah, Perguran Tinggi, dan di berbagai kursus bisnis. Di dalam pelajaran kewirausahaan, para siswa diajari dan ditanamkan sikap-sikap untuk membuka bisnis, agar mereka menjadi seorang wirausahawan yang berbakat. Agar lebih jelas, dibawah ini diuraikan tujuan dari kewirausahaan, adalah sebagai berikut:
a. Meningkakan jumlah para wirausahawan yang berkualitas
16
Nanang Fathah. Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: PT. Rengga Rosda Karya 2004) hlm. 5.
(39)
30
b. Mewujudkan kemampuan dan kemantapan para wirausaha untuk
menghasilkan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.
c. Membudayaan semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan
kewirausahaan dikalangan pelajar dan masyarakat yang mampu, handal, dan unggul.
d. Menumbuhkan kesadaran dan orientasi kewirusahaan yang tangguh dan kuat terhadap para siswa dan masyarakat.17
Dari penjelasan mengenai tujuan kewirausahaan diatas, maka dapat dipahami bahwa tujuan dari kewirausahaan adalah agar tumbuh para wirausaha muda yang berkualitas, serta dapat mewujudkan kemampuan dan kemantapan untuk menghasilkan kemajuan dalam membudayakan semangat sikap, prilaku, kesadaran dan kemampuan serta orientasi kewirausahaan yang tangguh dikalangan pemuda dan masyarakat.
4. Manfaat dan keuntungan Wirausaha
Semakin maju suatu negara semakin banyak orang yang terdidik, dan banyak pula ornag yang menganggur, maka semakin dirasakan pentingya dunia wirausaha. Pembangunan akan lebih berhasil jika di tunjang oleh wirausahawan yang dapat membuka lapangan kerja, karena kemampuan peerintah sangat terbatas. Pemerintah tidak akan mampu menggarap semua aspek pembangunan karena banyak membutuhkan anggaran belanja, personalia, dan pengawasan. Oleh sebab itu, wirausaha merupakan potensi
17
(40)
31
pembangunan, baik dalam jumlah maupun dalam mutu wirausaha itu sendiri. Menurut Buchari Alma, bahwa manfaat dari adanya wirausaha adalah18 :
a. Menambah daya tampung tenaga kerja, sehingga mengurangi
pengangguran.
b. Sebagai generator pembangunan lingkungan, bidang produksi, distribusi, pemeliharaan, lingkungan, kesejahteraan, dan sebagainya.
c. Menjadi contoh bagi anggota masyarakat lain, sebagai pribadi unggul yang patut di contoh, di teladani, karena seorang wirausaha itu adalah orang terpuji, jujur, berani, hidup tidak merugikan orang lain.
d. Selalu menghormati hukum dan peraturan yang beraku, berusaha selalu menjaga dan membangun lingkungan.
e. Berusaha memberi bantuan kepada kepada orang lain dan pembangunan sosial sesuai kemampuannya.
f. Berusaha mendidik karyawan menjadi orang mandiri, disiplin, jujur, tekun dalam menghadapi pekerjaan.
g. Memberi contoh bagaiamana kita harus bekerja kers, tetapi tidak melupakan perintah-perintah agama, dekat kepada Allah Swt.
h. Hidup secara efisien, tidak berfoya-foya, dan tidak boros.
i. Memelihara keserasian lingkungan, baik dalam pergaulan maupun kebersihan lingkungan.
Keuntungan menjadi wirausaha menurut Alma19 adalah sebagai berikut:
18
Buchari Alma. Kewirausahaan Untuk Mahasiswa dan Umum. (Jakarta: Alfabeta, 2015) hlm. 2.
(41)
32
a. Terbuka peluang untuk mencapai tujuan yang dikehendaki sendiri. b. Terbuka peluang untuk mendemontrasikan potensi secara penuh.
c. Terbuka peluang untuk memperoleh manfaat dan keuntungan secara maksimal.
d. Terbuka peluang untuk membantu masyarakat dengan usaha-usaha konkrit.
e. Terbuka kesempatan untuk menjadi bos.
Berdasarkan pendapat diatas dapat diketahui bahwa manfaat dari wirausaha yaitu sebagai sumber penciptaan dan perluasan kesempatan kerja, pelaksana pembangunan bangsa dan negara, Menjadi contoh bagi anggota masyarakat lain, sebagai pribadi unggul yang patut dicontoh; diteladani; karena seorang wirausaha itu adalah orang terpuji; jujur; berani; hidup tidak merugikan orang lain, Selalu menghormati hukum dan peraturan yang berlaku, berusaha selalu memperjuangkan lingkungan, memajukan lingkungan, Hidup secara efisien, tidak berfoya-foya dan tidak boros, Memelihara keserasian lingkungan, baik dalam pergaulan maupun kebersihan lingkungan.
Sedangkan keuntungan wirausaha yakni terbuka peluang untuk mencapai tujuan yang dikehendaki sendiri, terbuka peluang untuk mendemontrasikan potensi secara penuh, terbuka peluang untuk memperoleh manfaat dan keuntungan secara maksimal, terbuka peluang untuk membantu
19
(42)
33
masyarakat dengan usaha-usaha konkrit, terbuka kesempatan untuk menjadi bos.
5. Tentang Minat Berwirausaha
Minat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia20 artinya adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Sedangkan menurut M. Ngalim Purwanto, minat adalah perbuatan yang menggarahkan kepada suatu tujuan dan merupakan suatu dorongan bagi perbuatan itu. Dalam diri manusia terdapat dorongan-dorongan (motif) yang mendorong manusia untuk berenteraksi dengan dunia luar. Dan apa yang sudah menjadi minat seseorang mendorongnya untuk berbuat lebih giat dan lebih baik.
Mappiare21 mengemukakan bahwa “minat sebagi sesuatu perangkat mental yang terdiri dari campuran perasaan, harapan, pendirian dan prasangka, atau kecenderungan lain yang mengarahkan individu kepada suatu pilihan”.Berdasarkan pernyataan Mappiare tersebut minat merupakan perasaan senang pada suatu hal atau aktifitas tanpa adanya paksaan yang dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunujkkan bahawa seseorang lebih menyukai suatu hal yang dipilih.
Minat adalah suatu dorongan dari dalam diri individu yang menyebabkan terikatnya perhatian individu tersebut pada objek tertentu. Secara etimologi (menurut bahasa) minat adalah suatu usaha dan kemauan untuk mempelajari (learning) dan mencari sesuatu. Secara terminologi minat adalah keinginan, kesukaan, dan kemauan terhadap suatu hal. Minat adalah
20
Departemen Pendidikan Nasional. KBBI Pusat Bahasa. Ed. Ke 4. Jakarta : Gramedia Pusaka Utama, 2011) hlm. 744.
21
(43)
34
kecenderungan yang tetap memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa senang.
Sukardi menyatakan bahwa “minat merupakan suatu kecenderungan hati untuk merasa tertarik pada suatu objek atau aktivitas yang mengandung manfaat bagi dirinya” Hal ini didukung oleh pendapat Hilgrad22 yang menyatakan bahwa “interest is persisting tendency to pay attention to enjoy some activity or content” yang artinya minat adalah suatu kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan menyenangi beberapa kegiatan.
Slameto juga mencoba mengungkapkan sendiri arti minat bahwa “minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterkaitan padasuatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh”. Slameto menjelaskan bahwa minat merupakan perasaan senang pada suatu hal aktivitas tanpa adanya paksaan yang dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa seseorang lebih menyukai suatu hal dari pada hal yang lainnya atau dapat diwujudkan melalui partisipasi dalm suatu aktivitas. 23
Dari beberapa pendapat tentang pengertian minat di atas dapat disimpulkan bahwa minat adalah kesadaran, kesenangan, kegemaran dan kecenderungan seseorang untuk memperhatikan kemudian tertarik pada objek atau situasi tertentu yang dapat menimbulkan adanya keinginan. Keinginan yang timbul dalam diri individu tersebut dinyatakan dengan suka atau tidak
22
Slameto. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Memperngaruhinya. ( Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2003) hlm. 57.
23
(44)
35
suka, senang atau tidak senang terhadap suatu obyek atau keinginan yang akan memuaskan kebutuhan.
Setiap orang memiliki keinginan untuk melakukan suatu hal tanpa adanya paksaan dari orang lain. Tidak semua orang memiliki keinginan yang sama dalam melakukan hal/ kegiatan tersebut. Hal tersebut merupakan sedikit gambaran mengenai minat. Slameto24 mendefinisikan minat sebagai rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Crow25 mengatakan bahwa minat berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi atau berurusan dengan orang, benda, kegiatan, pengalaman yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri. Jadi minat merupakan dorongan/ keinginan untuk melakukan suatu hal atau kegiatan karena adanya ketertarikan untuk mewujudkan tujuan yang ingin dicapainya.
Selanjutnya dikemukakan bahwa wirausaha merupakan innovator yang mampu memanfaatkan dan mengubah kesempatan menjadi ide yang dapat dijual atau dipasarkan, memberikan nilai tambah dengan memanfaatkan upaya, waktu, biaya, kecakapan dengan tujuan mendapatkan keuntungan. Scarborough dan Zimmerer mengemukakan mengenai wirausaha sebagai berikut: Seorang wirausahawan (entrepreneurship) adalah seseorang yang menciptakan bisnis baru dengan mengambil risiko dan ketidakpastian demi mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan cara mengidentifikasi peluang yang signifikan dan menggabungkan sumber-sumber daya yang
24
Djaali. Psikologi Pendidikan. (Jakarta: Bumi Aksara, 2013) hlm. 121. 25
(45)
36
diperlukan sehingga sumber-sumber daya itu bisa dikapitalisasikan”.
Meredith26 mengemukakan bahwa wirausaha merupakan orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan daripadanya dan mengambil tindakan yang tepat guna memastikan sukses. Berdasarkan bidang ilmu, bagi ahli ekonomi seorang entrepreneur ialah orang yang mengkombinasikan sumber daya, tenaga kerja, material dan peralatan lainnya untuk meningkatkan nilai yang lebih tinggi dari sebelumnya dan juga orang yang memperkenalkan perubahan, inovasi, dan perbaikan produksi lainnya. Bagi seorang Psikologi, bahwa seorang wirausaha merupakan seorang yang memiliki dorongan kekuatan dari dalam untuk memperoleh suatu tujuan, suka mengadakan eksperimen atau untuk menampilkan kebebasan dirinya di luar kekuasaan orang lain27.
Pengertian minat wirausaha itu sendiri menurut Yanto28 dalam Christero adalah kemampuan untuk memberanikan diri dalam memenuhi kebutuhan hidup, memajukan usaha atau menciptakan usaha baru dengan kekuatan yang ada pada diri sendiri.
Dari pengertian diatas, maka yang dimaksud dengan minat berwirausaha adalah keinginan, ketertarikan serta kesediaan bekerja keras atau berkemauan keras untuk berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya dan menciptakan usaha baru tanpa merasa takut dengan resiko yang akan terjadi
26
Yuyus Suryana dan Kartib Bayu. Kewirausahaan. (Jakarta: Kencana, 2010) hlm. 28. 27
Buchari Alma. Kewirausahaan. (Bandung: Alfabeta, 2013) hlm. 33. 28
Yanto. Peluang Kerja dan Minat Berwiraswasta di Kalangan Siswa Sekolah Teknologi
Menengah Negeri Pembangunan Pekalongan. ( Semarang: Penelitian IKIP Semarang, 1996). hlm. 65.
(46)
37
serta senantiasa belajar dari kegagalan dalam hal berwirausaha. Berwirausaha dapat pula adalah dorongan/ kecenderungan bagi seseorang untuk melakukan kegiatan berwirausaha dan sebagai ketertarikan seseorang untuk menjalankan bisnis/ usaha.
6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha
Minat bertalian erat dengan perhatian, keadaan lingkungan, perangsang dan kemauan. Minat pada dasarnya adalah penerimaan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar pribadi sehingga kedudukan minat tidaklah stabil karena dalam kondisi – kondisi tertentu minat bisa berubah – ubah, tergantung faktor – faktor yang mempengaruhinya, yang mempengaruhi minat secara garis besar ada tiga yaitu faktor fisik, psikis, dan lingkungan29:
a. Faktor fisik
Kondisi fisik individu sangat berperan dalam menentukan minat, misalnya saja individu memilih berwirausaha maka kondisi fisiknya harus benar – benar kuat karena berwirausaha adalah pekerjaan yang penuh dengan tantangan. Faktor fisik merupakan pendukung utama setiap aktivitas yang dilakukan individu.
b. Faktor psikis
Faktor psikis yang mempengaruhi minat adalah motif, perhatian dan perasaan.
29
Nurwakhid. Usaha Pengembangan Minat Murid SMK Terhadap Kewirausahaan di Kota Semarang (Laporan penelitian). (Semarang : Penelitian IKIP Semarang, 1995) hlm. 12.
(47)
38
1) Motif
Motif adalah dorongan yang akan datang dari dalam diri manusia untuk berbuat sesuatu. Menurut Bimo Walgito (1993:149) motif diartikan sebagai suatu kekuatan yang terdapat dalam diri organisme yang menyebabkan organisme itu bertindak atau berbuat. Dorongan ini tertuju kepada suatu tujuan tertentu. Jadi dapat disimpulkan bahwa minat timbul jika ada motif, dan motif bersifat alami sebagai akibat perkembangan individu sesuai dengan norma yang ada pada individu. Misalnya siswa merasa tertarik pada pelajaran bongkar pasang mesin otomotif, karena ada dorongan dari dalam dirinya agar hasil bongkar pasangnya cepat dan benar maka ia akan bersungguh – sungguh dalam melaksanakan tugasnya.
2) Perhatian
Menurut Bimo Walgito, (1993:56) perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada sesuatu atau kelompok obyek. Perhatian akan menimbulkan minat seseorang jika subyek mengalami keterlibatan dalam obyek. Misalnya dalam pelajaran bongkar pasang mesin bensin, sebelumnya siswa memperhatikan komponen yang akan dipasang dan mengetahui letak pemasangannya kemudian siswa mengalami keterlibatan dalam pemasangan komponen maka dalam diri siswa akan timbul minat untuk segera menyelesaikan proses pemasangan komponen dengan cepat benar.
(48)
39
3) Perasaan
Perasaan senang akan menimbulkan minat yang akan diperkuat adanya sikap positif, sebab perasaan senang merupakan suatu keadaan jiwa akibat adanya peristiwa yang datang pada subyek bersangkutan. Menurut W.S Winkel. Perasaan adalah aktivitas psikis yang didalamnya subyek menghayati nilai-nilai suatu obyek.
c. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan yang mempengaruhi minat adalah lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
1) Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga merupakan satu kesatuan antara ayah, ibu, anak dan keluarga lainnya. Keluarga mempunyai peranan penting dalam mempersiapkan anak untuk mencapai masa depan yang baik bagi diri sendiri, keluarga dan masyarakat. Keluarga merupakan peletak dasar bagi pola tingkah laku, karakter, intelegensi, bakat, minat dan potensi anak yang dimilki untuk dapat berkembang secara optimal. Dengan demikian keluarga merupakan faktor yang paling penting bagi tumbuh dan berkembangnya potensi yang dimilki anak. 2) Lingkungan Sekolah
Sekolah merupakan lingkungan yang sangat potensial untuk mendorong anak didik dalam perkembangan minat misalnya di lingkungan sekolah memberi motivasi kepada siswanya untuk mandiri
(49)
40
maka kemungkinan siswa tersebut juga akan punya minat untuk mandiri.
3) Lingkungan Masyarakat
Masyarakat merupakan lingkungan ketiga yang turut mempengaruhi perkembangan minat. Misalnya lingkungan yang mayoritas berwirausaha maka kemungkinan besar individu yang ada di lingkungan tersebut juga akan berminat terhadap wirausaha.
Menurut David C. McClelland30 mengemukakan bahwa
kewirausahaan ditentukan oleh motif berprestasi, optimisme, sikap nilai, dan kewirausahaan atau keberhasilan. Perilaku kewirausahaan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi hak kepemilikan, kemampuan atau kompetensi dan insentif, sedangkan faktor eksternal meliputi lingkungan.
Menurut Ibnoe Soedjono31 karena kemampuan afektif mencakup sikap, nilai, aspirasi, perasaan, dan emosi yang semuanya sangat bergantung pada kondisi lingkungan yang ada, maka dimensi kemampuan afektif dan kemampuan kognitif merupakan bagian dari pendekatan kemampuan kewirausahaan. Faktor yang mempengaruhi minat berwirausaha adalah lingkungan keluarga, pendidikan, nilai-nilai (values), personal, usia dan riwayat pekerjaan. Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat
30
Suryana. Kewirausahaan. (Jakarta: Salemba Empat,2006) hlm. 62. 31
(50)
41
disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi minat berwirausaha dapat dikelompokkan menjadi faktor internal dan faktor eksternal32.
1) Faktor Internal
a) Perasaan senang Perasaan erat hubungannya dengan pribadi seseorang, maka tanggapan perasaan seseorang terhadap sesuatu hal tidaklah sama antara orang yang satu dengan yang lain. Perasaan senang terhadap bidang wirausaha akan menimbulkan minat berwirausaha.
b) Faktor kemampuan
kemampuan adalah suatu kecakapan seseorang dalam bidang tertentu yang dapat diperoleh dari hasil belajar, melalui pendidikan formal maupun pendidikan non formal. Dengan adanya kemampuan dalam berwirausaha tentu akan menimbulkan minat berwirausaha.
c) Motif Berprestasi
Motif berprestasi merupakan keinginan untuk dapat menjadi orang yang lebih baik dari orang lain. Motif berprestasi menjadi motivasi seseorang untuk dapat memperoleh kehidupan yang lebih baik.
2) Faktor Eksternal
a) Faktor lingkungan Faktor lingkungan yang mempengaruhi minat berwirausaha seperti lingkungan masyarakat serta nilai-nilai yang tumbuh dalam masyarakat tersebut.
b) Faktor keluarga Adanya dorongan dari orang tua dan keluarganya dapat mempengaruhi seseorang dalam memupuk minat berwirausaha.
32
(51)
42
7. Sifat- Sifat Minat Berwirausaha
Menurut Indryati33 ada beberapa sifat-sifat minat antara lain: a.Minat bersifat pribadi ( Individual)
Ada perbedaan antara minat seseorang dengan minat orang lainnya. Misalnya saja, si ana berminat pada warna-warna cerah sedangkan si brenda berminat pada warna-warna lembut. Minat seseora ng merupakan karakteristik yang khas dari orang tersebut yang membedakannya dari orang lain
b. Minat berhubungan erat dengan motivasi
Walaupun minat tidak langsung berhubungan dengan perilaku, namun minat erat kaitannya dengan motif dan motivasi. Karena motivasi merupakan sesuatu yang mendorong munculnya tingkah laku, maka secara tidak langsung dapat dikatakan bahwa minat itu mempengaruhi tingkah laku.
8. Komponen-komponen Minat
Dilihat dari strukturnya, minat terdiri dari tiga komponen yang saling menunjang yaitu komponen kognitif, komponen afektif, dan komponen konatif. Menurut Sumarwan pengukuran minat terhadap pekerjaan dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan struktur pembentukkan minat berperilaku yaitu34,
33
Indryati dkk. Psikologi Industri. (Bandung : Alfabeta , 2003) hlm. 65. 34
Ujang Sumarwan. Perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran. ( Bogor: PT. Ghalia Indonesia, 2003) hlm. 147.
(52)
43
1. Komponen Kognitif
Komponen kognitif adalah pengetahuan dan persepsi yang diperoleh melalui pengalaman dengan suatu obyek, sikap dan informasi dari berbagai sumber, representasi dari apa yang dipercayai siswa yang memiliki sikap mengenai apa yang berlaku dan benar bagi objek sikap.. Pengetahuan dan persepsi biasanya berbentuk kepercayaan dan kepercayaan yang maksudnya adalah adanya rasa percaya bahwa suatu obyek sikap mempunyai berbagai atribut dan perilaku yang spesifik. Komponen kognitif meliputi pengetahuan yang saling menunjang sikap individu terhadap objek faktor pengetahuan atau faktor kepercayaan. Komponen kognitif siswa terhadap berwirausaha adalah apa saja yang dipercayai siswa mengenai kegiatan dalam berwirausaha berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya, meliputi tujuan dan manfaat berwirausaha. Sehingga bagian utama dari komponen kognitif adalah tujuan dan manfaat berwirausaha.
2. Komponen Afektif
Komponen afektif memnggambarkan perasaan dan emosi seseorang terhadap obyek. Perasaan dan sikap seseorang merupakan evaluasi menyeluruh terhadap obyek sikap. Komponen afektif siwa terhadap kegiatan berwirausaha merupakan perasaan yang dimiliki siswa terhadap kegiatan berwirausaha yang meliputi rasa senang dan rasa tertarik untuk berwirausaha. Sehingga bagian utama dari komponen afektif adalah rasa senang dan rasa tertarik untuk berwirausaha.
(53)
44
Komponen afektif disini menunjukkan penilaian langsung dan umum terhadap suatu obyek. Perasaan dan emosi seseorang terutama ditujukan kepada obyek secara keseluruhan, bukan perasaan dan emosi kepada atribut-atribut yang dimiliki oleh suatu obyek. Perasaan dan emosi digambarkan dengan ungkapan dua sifat yang berbeda guna mengevaluasi obyek tersebut.
3. Komponen Konatif
Komponen konatif menunjukkan tindakan seseorang atau kecenderungan perilaku terhadap suatu obyek. Komponen konatif menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan obyek minat yang dihadapinya. Komponen konatif siswa dalam bertindak terhadap kegiatan berwirausaha menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan perilaku yang ada dalam diri siswa tersebut untuk berpartisipasi dalam kegiatan berwirausaha. Sehingga bagian utama dari komponen konatif adalah segala kecenderungan aktifitas untuk berwirausaha.
9. Peran Sekolah dalam Pembentukan Minat Wirausaha
Menurut Munandir mengatakan bahwa ”minat merupakan suatu landasan yang paling meyakinkan demi keberhasilan suatu proses belajar”.35 Apabila seorang siswa memiliki rasa ingin belajar berwirausaha, maka akan dengan mudah mengerti, memahami dan mengingat tentang hal yang dipelajarinya. Seorang siswa mungkin cerdas dan memiliki syarat-syarat lain
35
(54)
45
sebagai faktor penentu belajar kewirausahaan, akan tetapi apabila tidak mempunyai minat terhadap bidang kewirausahaan, maka siswa tidak dapat belajar wirausaha dengan baik dan akan memperoleh hasil yang tidak maksimal.
Cara efektif untuk menumbuhkan minat peserta didik adalah menggunakan minat-minat yang telah dimiliki, memberikan informasi kepada individu mengenai hubungan antara bahan informasi yang lalu, memberikan insentif yang merangsang individu, memberikan hukuman yang bersifat ringan akan lebih baik dari pada memarahi dan mengkritik sebagai suatu langkah yang akan menghambat timbulnya minat individu.
Menurut Sunyoto faktor-faktor yang berperan dalam membuka dan menerapkan minat untuk berwirausaha di sekolah adalahmenyangkut36:
a.Aspek kepribadian para siswa sendiri. b.Hubungan dengan teman-teman disekolah. c.Hubungan dengan orang tua dan famili. d.Hubungan dengan lingkungannya.
Faktor-faktor pemicu dan dorongan agar siswa berminat dalam wirausaha adalah:
a. Adanya praktek kecil-kecilan dalam bisnis dengan temannya.
b. Adanya tim bisnis di sekolah yang dapat diajak bekerjasama dalam berwirausaha.
c. Adanya dorongan dari orang tua, familinya untuk berwirausaha.
36
(55)
46
d.Adanya pengalaman dalam berwirausaha sebelum mereka masuk sekolah. Sedangkan berdasarkan modul pembelajaran kewirausahaan SMK dengan kurikulum 2004, untuk membentuk minat siswa dalam berwirausaha maka dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Penanaman Sikap, dilakukan melalui pembiasaan dan pemberanian melakukan sesuatu. Kadang-kadang harus melalui “tekanan”, “keterpaksaan” dalam arti positif antara lain dengan cara pemberian batas waktu (deadline).
b. Pembukaan Wawasan, dilakukan melalui kegiatan seperti: ceramah, diskusi, mengundang lulusan yang berhasil, mengundang wirausahawan yang berada di sekitar sekolah agar menceritakan keberhasilan dan kegagalan yang pernah mereka alami atau mengunjungi perusahaan serta pengamatan langsung melalui pemagangan atau studi banding.
c. Pembekalan Teknis, bertujuan memberi bekal teknis dan bermanfaat bagi perjalanan hidup anak didik, bukan ilmu yang muluk-muluk.
d. Pembekalan pengalaman awal, bertujuan mendorong anak didik berani “melangkah”, merasakan kenikmatan keberhasilan dan belajar dari pahitnya kegagalan.
C. Pengembangan Minat Peserta Didik Melalui Program Ecopreneur
Menurut Mappiare menyatakan bahwa ”minat seseorang dapat dipengaruhi oleh pengaruh sosial”.37 Pengaruh sosial berperan dalam memantapkan minat
37
(56)
47
remaja terhadap sesuatu hal. Sedangkan untuk mengembangkan minat dapat dilakukan dengan adanya dukungan yang diberikan kepada seseorang.
Lebih lanjut Slameto menyebutkan bahwa cara yang efektif untuk menumbuhkan minat seseorang adalah sebagai berikut: Menggunakan minat-minat yang telah dimiliki, memberikan informasi kepada individu mengenai hubungan antara bahan informasi yang lalu, memberikan insentif yang merangsang individu, memberikan hukuman yang bersifat ringan akan lebih baik dari pada memarahi dan mengkritik sebagai suatu langkah yang akan menghambat timbulnya minat individu.38
Minat dapat timbul karena adanya perhatian dengan kata lain minat merupakan sebab serta akibat dari perhatian seseorang. Munculnya minat dapat dipicu dengan adanya informasi, motivasi, dan hukuman ringan bagi seseorang dengan maksud memotivasi seseorang untuk melakukan sesuatu hal. Seseorang yang mempunyai minat terhadap sesuatu yang dipelajari, maka dia memiliki sikap positif dan merasakan sesuatu dengan hal tersebut. Sebaliknya apabila individu itu negatif atau perasaan tidak senang akan menghambat munculnya minat pada individu.
Sejak tahun 2012 Pemerintah kota Surabaya melalui Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya dan organisasi Tunas Hijau membuat program gerakan peduli lingkungan hidup di lembaga pendidikan yang ada di Surabaya. Wirausaha dan lingkungan menjadi dua elemen berbeda yang disatukan dalam program yang menarik. Adalah eco-preneur, program lingkungan hidup yang
38
Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. (Jakarta: Rineka Cipta, 2003) hlm. 180-181.
(57)
48
berbasis wirausaha yang diselenggarakan oleh Tunas Hijau. Nama program tersebut adalah ecopreneur. Yaitu program bagi sekolah-sekolah turut ambil bagian dalam pelestarian lingkungan.
Program ini dilaksanakan pada semester genap dengan melibatkan lembaga pendidikan yang ada di Surabaya. Program ini adalah program tahunan yang setiap tahunnya akan berganti tema. Untuk bisa berpartisipasi dalam program ini adalah sekolah tersebut sudah menjadi finalis dalam program eco
school, yang juga digagas oleh Tunas Hijau. Program eco school sendiri adalah
program yang dijalankan sekolah pada semester ganjil, dan program ini lebih menekankan kepada mengelola dan peduli lingkungan hidup dilingkungan sekolah, sekolah dan warganya diajak mewujudkan sekolah berbudaya lingkungan hidup dengan melakukan aksi berkelanjutan untuk mengatasi masalah lingkungan hidup yang ada. Kemudian program eco prenuer adalah program lanjutan dari eco
school dimana program lingkungan hidup yang berbasis wirausaha. Jadi setelah
apa yang bisa dikelola di sekolah, kemudian hasil pengolahan yang berbasis lingkungan seperti produk, jasa atau layanan lingkungan hidup yang kemudian dikonversi dalam bentuk rupiah. Tujuan untuk mengkonversikan produk, jasa atau layanan lingkungan hidup dalam bentuk rupiah melalui proses penjualan atau
marketing diharapkan semakin menggiatkan warga sekolah, khususnya tim
lingkungan hidup, untuk terus melaksanakan gerakan peduli lingkungan. Dan sekaligus menjadi media pembelajaran berwirausaha.39
39
(58)
49
Sebelum program eco prenuer dimulai, aktivis dari Tunas Hijau mengadakan workshop ke seluruh lembaga pendidikan yang ada di Surabaya , mulai dari SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA/SMK yang sudah menjadi finalis
eco school. Workshop itu diadakan dengan tujuan mengarahkan proses program
yang akan berlangsung selama semester genap. Program wirausaha lingkungan hidup yang diselenggarakan Tunas Hijau bersama dengan Pemerintah Kota Surabaya setiap minggunya memberikan tantangan sebagai salah satu bentuk kegiatan dalam Ecopreneur 2015. Program eco prenuer yang didalamnya sekolah akan berkompetensi dengan sekolah lain. Dimana setiap pekan selama waktu yang ditentukan ada tantangan dari Tunas Hijau, jika sekolah bisa menyelesaikan tantangan dengan baik dan mencukupi nilai dari Tim Tunas Hijau, maka sekolah tersebut mendapat penghargaan mingguan dari Tunas Hijau dan kerjasama dengan Pemerintah Kota Surabaya.
Tantangan tersebut dimulai pada semester genap selama kurang lebih 3 bulan berturut – turut. Dalam tiga bulan Tunas Hijau membagi sepuluh tantangan yang akan dilaksanakan dan dijalankan sekolah. Setiap pekan tantangan berbeda, dan penguman pemenangan perpekan. Untuk tahun 2015 Tunas Hijau memberikan tantangan kepada semua sekolah yang mengikuti program eco
prenuer mulai dari awal maret dan berakhir di bulan mei. Berikut tantangan dari
Tunas Hijau. Berikut programnya:40
40
(59)
50
1. Challenge pekan I
Setiap sekolah diharuskan untuk melakukan penggalangan dana yang digunakan sebagai sumber modal awal mereka. Penggalangan dana bisa dilakukan dengan cara pengumpulan sampah nonorganik seperti botol plastik, gelas plastik dan kertas. “Dalam durasi satu minggu kedepan, sekolah kami tantang untuk melakukan penggalangan dana dengan mengumpulkan sampah nonorganik. Batas terakhir pengumpulan report berupa artikel, foto dan jumlah terakhir pengumpulan modal adalah minggu, 15 Maret 2015.
2. Challenge pekan II
Dalam menjalankan bisnis wirausaha lingkungan di sekolah, dibutuhkan satu bagan struktural yang fungsinya adalah sebagai pengingat tugas masing-masig bagian. Memasuki pekan kedua pelaksanaan program wirausaha lingkungan atau biasa disebut ecopreneur 2015, Tunas Hijau bersama dengan Pemerintah Kota Surabaya memberikan tantangan di pekan kedua ini yang berjalan mulai dari tanggal 16 – 22 Maret. Tidak tanggung-tanggung, tiga tantangan sekaligus diberikan kepada sekolah peserta Ecopreneur 2015.
a. Buat bagan struktur pejabat perusahaan siswa Ecopreneur 2015 disahkan sekolah, yang terdiri dari sedikitnya direktur utama, vice president finance, vice president production, vice president marketing, dewan komisaris. Masing-masing VP membawahi beberapa manager. Hanya dewan komisaris yang terdiri dari guru, selain itu adalah siswa
(60)
51
b. Isi penuh semua media pengomposan (biopori dan komposter) dengan sampah organik
c. Mulai produksi dan penjualan yang berkaitan dengan olahan sampah dan makanan minuman dari potensi lingkungan hidup di sekolah.
3. Challenge pekan III
Challenge pekan ketiga adalah membuat media promosi seperti brosur, pamflet dan mading serta membuat target pencapaian selama Ecopreneur seperti berapa kg jumlah kompos yang dihasilkan, berapa kg jumlah sampah non organik yang diolah, berapa target keuntungan bersih dan kotornya da target lainnya.
Challenge atau tantangan pada minggu ketiga adalah membuat
media promosi produk ecopreneur yang ada di sekolah. Diantaranya brosur, pamflet, poster dan mading. Tantangan lainnya adalah setiap perusahaan siswa ecopreneur 2015 diminta untuk menentukan target yang ingin dicapai selama gelaran ecopreneur. Diantaranya jumlah sampah organik yang diolah, kompos yang dihasilkan, sampah non organik yang diolah, target pemasaran produk, target penjualan produk dan target lainnya.
Dalam durasi pelaksanaan mulai tanggal 23 sampai 28 Maret, tidak hanya membuat media promosi, setiap tim ecopreneur juga diminta membuat target pencapaian dalam program ecopreneur 2015.
(61)
52
4. Challenge pekan IV
Tantangan pekan keempat ecopreneur 2015 adalah menggelar bazar lingkungan produk ecopreneur dan membuat business card setiap eksekutif siswa ecopreneur
Program wirausaha lingkungan hidup yang diselenggarakan Tunas Hijau bersama dengan Pemerintah Kota Surabaya setiap minggunya memberikan tantangan sebagai salah satu bentuk kegiatan dalam Ecopreneur 2015. Pada tantangan pekan keempat ini, Tunas Hijau menantang sekolah-sekolah peserta program Ecopreneur untuk menggelar bazar lingkungan mengenai produk Ecopreneur di sekolah.
Dengan menggelar bazar lingkungan produk ecopreneur ini, setiap perusahaan siswa ecopreneur diprediksikan memperoleh banyak keuntungan. “Setiap perusahaan siswa ecopreneur pasti memiliki strategi masing-masing dalam memasarkan produknya. Dengan metode bazar lingkungan produk ecopreneur ditambah durasi waktu satu minggu. Setiap
tim ecopreneur berhak menentukan intensitas menggelar bazar
lingkungan, misakan dalam seminggu menggelar lebih dari dua kali bazar,” imbuh direktur program ecopreneur 2015.
Dari program yang diberikan diharapkan dapat mengembangkan potensi sekolah serta sekolah bisa mengembangkan di lembaga secara mandiri tanpa ikut campur tangan pihak Tunas Hijau.
(1)
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Implementasi program ecopreneur di SMP Negeri 11 Surabaya adalah dengan melalukan serangkaian kegiatan wirausaha yang berbasis lingkungan melalui sosialisasi di sekolah dengan peserta didik, guru, dan karyawan, wali murid, serta masyarakat sekitar. Pencapaian SMP Negeri 11 Surabaya sampai tahun ini dapat dilihat dari adanya program ecopreneur yang dijalankan setiap hari pada semester dua atau semester genap. Program ini setiap tahunnya mendapat sambutan yang luar biasa dari peserta didik, guru, wali murid, dan masyarakat sekitar. Sambutan yang luar biasa dan antusias yang tinggi dari stake holder menjadikan SMP Negeri 11 Surabaya selalu mengambangkan potensi yang ada di lingkungan sekolah.
Kegiatan ecopreneur yang berupa penerapan produksi dan pemasaran yang melibatkan peserta didik secara aktif, mengembangkan kreatifitas dan inovatif sebagai upaya pembeda produk SMP Negeri 11 Surabaya degngan sekolah lain, mengembangkan minat peserta didik untuk berwirausaha agar di kehidupan masa depannya nanti peserta didik mempunyai pengalaman dan bekal untuk diterapkan, menyusun rancaangan produk untuk kegiatan pemasaran didalam sekolah dan diluar
(2)
sekolah, mengikut sertakan orang tua peserta didik dan masyarakat dalam program ecopreneur.
2. Adapun pengembangan minat wirausaha peserta didik adalah denganadanya pengembangan minat wirausaha peserta didik di SMP Negeri 11 Surabaya ini ketika program ecopreneur diterapkan dan dilaksanakan di sekolah tersebut. Sebelumnya ada minat untuk berwirausaha di kalangan peserta didik tetapi belum terlihat. Minat untuk berwirausaha sendiri itu muncul karena latar belakang orang tua peserta didik kebanyakan adalah pedagang. Tetapi ketika SMP Negeri 11 Surabaya ikut berpartisipasi dalam program ecopreneur minat peserta didik mulai muncul dan peserta didik serta warga sekolah lainnya sangat antusias dan menyambut baik program ini. Bentuk pengembangan minat wirausaha peserta didik adalah peserta didik dilibatkan dalam pembuatan ide kreatif produk yang akan dihasilkan, peserta didik ikut berperan dalam proses produksi sampai pemasaran, peserta didik dilatih mentalnya dengan menjual hasil produksinya dengan cara door to door ke masyarakat sekitar, menggelar konser lingkungan, dan ada banyak lagi.
B. Saran
Dari kesimpulan diatas, maka peneliti memberi saran sebagai berikut: 1. Kepala Sekolah, agar proses pengembangan minat kewirausahaan
melalui program ecopreneur selalu ditingkatkan dengan merencanakan atau menyusun strategi – strategi yang lebih efektif baik strategi dalam menegmbangkan minat kewirausahaan dari peserta
(3)
didik, mengembangkan program ecopreneur, maupun pemasaran produk.serta melakukan kerjasama dari seluruh warga sekolah untuk mencari terobosan baru dalam berkreasi, agar memiliki keberhasilan yang lebih baik.
2. Bagi guru dan karyawan, lebih mendukung sepenuhnya program ecopreneur, serta melakukan upaya – upaya dalam membantu kepala sekolah untuk mengembangkan minat kewirausahaan melalui ecopreneur.
3. Bagi para peserta didik, untuk lebih aktif dalam program ecopreneur, serta lebih aktif dalam memberikan sumbangsih berupa ide dengan berfikir secara kreatif dan inovatif dalam pengelolaan produk maupun daur ulang produk.
4. Bagi Lembaga Pendidikan Islam, diharapkan untuk mengikuti program yang berbasis lingkungan hidup karena cinta lingkungan ini termasuk ciri keislaman.
(4)
133
DAFTAR PUSTAKA Alma, Buchari. 2013.Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta.
Alma, Buchari. 2015. Kewirausahaan Untuk Mahasiswa dan Umum. Jakarta: Alfabeta.
Anoraga, Pandji. 1997.Manajemen Bisnis.Jakarta : PT Rineka Cipta
Arikunto, 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pnedekatan Praktek.Yogyakarta: Rineka Cipta
Astamoen, Moko P. 2009.Entrepreneurship Dalam Prespektif Kondisi Bangsa Indonesia. Jakarta: Alfabeta
Buchari, Alma. 2004. ManajemenPemasarandanPemasaranJasa.Bandung: Alfabeta
Bungin,Burhan. 2000.Metodologi Penelitian. Jakarta: Wedatama Widya Sastra Departemen Pendidikan Nasional. 2011. KBBI Pusat Bahasa. Ed. Ke 4. Jakarta :
Grameia Pusaka Utama
Djaali. 2013.Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Hadi, Sutrisno. 1991.Metodologi Research II, Yogyakarta: Andi Offset
Hamalik, Oemar.2007.Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Algensindo, Hamzah dan Nurdin Muhammad, Belajar dengan Pendekatan PAILKEM
(Pembelajaran Aktif, inovatif, lingkungan, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan ). ( Jakarta: Bumi Aksara. 2012), hal.11.
Hurlock, Elizabeth. 1999.Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga Indryati dkk. 2003. Psikologi Industri. Bandung: Alfabeta
Kasmir. 2007. Kewirausahaan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Mapiere, Andi. 1982.Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional
Matthew B. Miles & AS. Michael Huberman. 1992.Analisis Data Kualitatif, Jakarta: UI Press
Moleong, Lext J.2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.
(5)
134
Muhajir, Noeng. 2000.Metodologi Penelitian Kualitatif.Yogyakarta: Roke Sarasin Munandir. 1996. Program Bimbingan Karier Di Sekolah. Jakarta: Dirjen DIKTI Murniningtyas, Endah. 2014. Prakarsa Strategis Pengembangan Konsep Green
Economy. Jakarta : DEPUTI Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup. Nanang Fathah. 2004. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: PT. Rengga
Rosda Karya.
Narbuko, Cholid. 1997.Metodologi Penelitian.Jakarta: Bumi Aksara
Permadi,A. Guruh. 2011. Menyulap Sampah Jadi Rupiah. Jakarta : MUMTAZ Media
Puspitasari, Devi. 2006.Kewirausahaan SMK Tingkat X. Jakarta : Arya Duta Republik Indonesia. Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup. (Jakarta: Sekretariat Negara, 2009).
Riyanto, Yatim. 2007.MetodologiPenelitianPendidikanKualitatif Dan Kuantitatif.Surabaya: Unesa University Press.
Sainan, Kontribusi Pelajaran Kewirausahaan Terhadap Minat Berirausaha Siswa SMK, (Jakarta: UIN, 2009), hal. 17.
Slameto. 2003. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Memperngaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Soedjiran Resosodarmo,dkk. 1986. Pengantar Ekologi. Bandung : Remadja Karya.
Soemarwoto. 2004. Ekologi, Lingkungan Hidup, dan Pembangunan. Jakarta: Djambatan.
Sugiyono. 2006.MetodePenelitianAdministrasi. Bandung : Alfabeta.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007. Metode Penelitian Pendidikan.Bandung: remaja Rosdakarya.
Sulistyo, Basuki. 2000. Metode Penelitian. Jakarta: Wedatama Widya Sastra. Sumarwan, Ujang. 2003. Perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya dalam
(6)
135
Suparyogo, Imam. 2001. Metodologi Penelitian Sosial-Agama. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Suryana. 2006. Kewirausahaan Pedoman dan Praktis: Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta: Salemba Empat.
Winardi, J. 2003.Entreprenuer dan Entreprenuership. Jakarta: Prenada Media. Yustina, Hubungan Pengetahuan Lingkungan Hidup dengan Persepsi, Sikap
danMinat dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup pada Guru Sekolah Dasar di Kota - Pekanbaru. Jurnal Biogenisis Vol. 2. 2006, hal. 20.
Yuyus Suryana dan Kartib Bayu. 2010. Kewirausahaan. Jakarta: Kencana. http://dispendukcapil.surabaya.go.id/ , Diunduh tanggal 16 Oktober 2015.
http://eco-preneur.tunashijau.org/about/. Diunduhtanggal 29 Juni 2015
http://tunashijau.org/2015/07/28/berbagi-tips-memulai-ecopreneur-kepada-peserta-kemah-hijau-jawa-timur-2015/#more-21112.
www.surabaya.go.id.
www.surabaya.go.id. Diunduh tanggal 05 Desember 2015. htttp://e.learning.ujez.ac.id. diunduh 12 – 08 – 2015
http://viewcomputer.com/kewirausahaan-kangamin. (25 Nopember 2015). http//www.etika bisnis mujiarto. Diunduh Jumat 30 Oktober 2015