T2 092010007 BAB VIII

B ab D el apan
Kesimpulan

Dari penelitian terhadap pedagang kecil (small traders) di
pasar Akediri, diketahui bahwa yang membuat mereka dapat bertahan
dan mengembangkan usaha, itu karena mereka membangun jejaring
usaha dengan berbagai pihak lain, baik dengan oknum militer, maupun
dengan sesama pengusaha pemasok yang ada di luar Jailolo.
Pertukaran ekonomi yang terjadi secara informal pada pedagang kecil
(small traders) dapat berhatan hal itu karena ada trus di dalamnya dan
trust itu sendiri tumbuh apabila ada tindakan imbal balik.
Jika bisnis besar erat hubungan dengan kapital ekonomi,
kepastian investasi, regulasi, maupun keamanan. Pada kasus pedagang
kecil (small traders) diketahui bahwa modal-modal non ekonomi dapat
memberi keuntungan baik keuntungan ekonomi maupun keuntungan
sosial. Jejaring dalam usaha kecil memiliki peran yang sangat vital,
melalui briging social capital dengan sesama pengusaha baik lokal
maupun yang ada di luar Jailolo, pedagang kecil di Akediri tidak hanya
memperoleh akses terhadap barang dagangan. Tetapi juga sebagai
sumber informasi dan pengetahuan, dan melalui kemitraan itu
pertukaran secara ekonomi bisa terjadi dengan biaya yang sangat

murah. Bahkan pada beberapa kasus, barang dagangan dapat diambil,
dan baru disetor biayanya apabila barang tersebut laku terjual.
Pada sisi lain bonding social capital yang dilakukan pedagang
kecil di Akediri melalui organisasi sosial dan profesi, adalah cara
mereka membangun basis konsumen W oolcock (1998a dalam
Hamidreza.et.al, 2012). Selanjutnya strategi yang manjur yang juga
dilakukan pedagang kecil di Akediri untuk menghadapi kerentanan
ekonomi, ialah melakukan diversivikasi usaha maupun tempat usaha,
cara ini membuat rumah tangga tidak tergantung pada satu sumber
penghidupan (Ellis. 2000).

Membangun Usaha Paska Konflik : Studi Terhadap
Pedagang Kecil di Pasar Akediri Kab. Halmahera Barat

M elihat cara pedagang kecil (small traders) di Akediri
membangun dan menjalankan usahanya, terlihat bahwa apa yang
mereka lakukan justru memperkuat argumentasi Pierre Bourdieu
mengenai angen dan struktur dalam relasi sosial. Dimana praktik relasi
sosial dirumuskan sebagai integrasi sosial antara antara habitus
dikalikan modal dan ditambahkan ranah sama dengan praktik sosial.

Artinya bahwa dalam dialektika habitus dan ranah modal memegang
peran penting dalam relasi sosial, dimana agen harus memiliki modal
dan habitus yang sama agar ia mampu bertarung dalam ranah
pertarungan sosial, sebab dengan begitu ia mampu mempertahanan
atau merubah struktur.
Inilah yang menyebabkan agen dalam
pandangan Bourdieu dilihat tidak terikat pada sistem (struktur), karena
ia dapat saja mempertahankan atau merubah struktur yang ada atau
menciptakan strukrut yang baru. (Bourdieu. 1990 dalam Harker et.al.
2009 terjemahan)
Jadi yang membuat pedagang kecil di Akediri dapat bertahan
dan sukses dalam membangun usaha, karena mereka adalah agen yang
tidak terikat pada sistem (struktur) sehingga dengan modal dan habitus
yang dimiliki membuat mereka eksis dalam ranah pertarungan sosial
dan ekonomi melalui penciptaan sistem yang baru. Dalam hal inilah
Pierre Bourdieu berbeda dari Anthony Giddens mengenai dualitas
yang menekankan pada peran sistem (struktur) terhadap agen (aktor).
Dengan kata lain Giddens mau mengatakan bahwa kehidupan
seorang aktor, sering kali dipengaruhi, bahkan dibentuk oleh sturktur
atau sistim dimana aktor itu berada. Namun bagi Giddens sistem

(struktur) yang membentuk aktor, biasanya tidak bersifat memaksa,
melainkan menyediakan sumber daya yang dibutuhkan aktor
(Anthony Giddens. 1986, 1993).
Belajar dari kemampuan pedagang kecil bertahan ketika
mengadapi krisis, hal ini dapat dijadikan sebagai pilar utama kegiatan
ekonomi. Hal itu dapat terjadi apabila ada trus, nerwork dan
kepatuhan terhadap norma yang disepakati bersama. Dengan demikian
terlihat bahwa suatu komunitas apabila terdapat social capital yang
tinggi hal itu akan mendatangkan kapital ekonomi.
218

Kesimpulan

Ketika pasca konflik pedagang kecil dapat mengorganisir diri,
untuk menemukan solusi pengadaan barang dan memutar roda
perekonomian. Itu artinya bahwa yang dibutuhkan pedagang kecil
adalah kebebasan berusaha. Sebaliknya terlihat bahwa ketika
pemerintah turut campurtangan justru yang terjadi adalah ketidak
pastian berusaha.
Hal itu terlihat dari kebijakan pemerintah daerah

yang tidak terlihat berpihak terhadap pelaku usaha kecil. Sebagai
contoh, kebijakan relokasi pedagang pasar Akediri, yang terkesan
hanya menyisir pedagang yang tidak memiliki ijin usaha dan tempat
usaha. Kebijakan seperti inilah jelas-jelas merupakan keberpihakan
terhadap pengusaha besar yang bermodal.
Penelitian di M asa M endatang

Penelitian terhadap pedagang kecil di Akediri hanyalah suatu
sumbangsi kecil, dimana yang menjadi sorotan utama adalah jejaring
dan kemampuan berusaha. Dalam sorotan studi-studi sosiologi
ditemukan bahwa social capital dapat berkontribusi terhadap aktifitas
ekonomi. Dimana Dalam perpektif ekonomi, aspek material menjadi
utama. Studi terhadap pedagang kecil di Akediri merupakan studi
etnografi, karena itu tidak bermaksud menjeneral melainkan mencari
makna dibalik suatu fenomena yang tampak. Karena itu apa yang
terlihat baik di Akediri, belum tentu dapat berlaku ditempat lain,
karena itu hanya pada pemeriksaan yang saksama secara holistic suatu
fenomena dan menemukan kekhasannya, akanmenjadi kontribusi bagi
komunitas yang di teliti.
Teristimewa di wilayah

Halmahera Barat, riset-riset untuk
yang relefan sesuai konteks dan
merupakan suatu kebutuhan yang
riset serupa kedepan.

M aluku Utara, secara khusus
menemukan model-model usaha
karakter suatu daerah ke depan
harus di manfaatkan untuk riset-

219