Analisis sistem pemberian insentif untuk mitra kerja: studi pada PT. Arofahmina tour and travel haji dan umroh Surabaya.

(1)

ANALISIS SISTEM PEMBERIAN INSENTIF UNTUK MITRA KERJA

(Studi Pada PT. Arofahmina Tour and Travel Haji dan Umroh Surabaya)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan

Program Sarjana Sosial (S.Sos) Dalam Bidang Manajemen Dakwah

Oleh :

HIKMATINNISA’

B74213049

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH

JURUSAN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

2017


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

ABSTRAK

Hikmatinnisa’. 2017. Skripsi. Analisis Sistem Pemberian Insentif untuk Mitra Kerja (Studi pada PT. Arofahmina Tour and Travel Haji dan Umroh Surabaya)

Kata kunci: Insentif, Kemitraan/Mitra Kerja

Adanya motivasi dalam suatu pekerjaan sangat diperlukan untuk memberikan semangat kerja bukan hanya kepada karyawan akan tetapi kepada mitra kerja, motivasi diberikan melalui sistem pemberian insentif untuk mitra kerja agar dapat menunjang kinerja dalam mencari jama’ah dan mengembangkan prestasi perusahaan. Untuk itu, penulis mengangkat penelitian ini mengenai Analisis Sistem Pemberian Insentif untuk Mitra Kerja, dalam hal ini mengambil studi pada PT. Arofahmina Tour and Travel Haji dan Umroh Surabaya. Fokus masalah yang diteliti dalam penilitian ini adalah bagaimana Sistem pemberian Insentif untuk Mitra kerja dalam Pencapaian Kinerja perusahaan (Studi pada PT. Arofahmina Tour and Travel Haji dan Umroh Surabaya) ?

Dalam menjawab permasalahan tersebut digunakan pendekatan kualitatif grounded theory, yaitu penelitian yang memunculkan penjelasan umum (teori) tentang proses, aksi, atau interaksi yang dibentuk oleh pandangan dari sejumlah besar partisipan. Pengumpulan data dikumpulkan dengan wawancara, dokumentasi, dan observasi. Teknik analisa data menggunakan teknik triangulasi.

Hasil penelitian yang diperoleh adalah Implementasi dari sistem pemberian PT. Arofahmina Tour and Travel Haji dan Umroh Surabaya secara keseluruhan hasil dan tujuannya untuk meningkatkan semangat dari mitra kerja dalam mencari jama’ah, Pemberian insentif diberikan seperti halnya pemberian gaji yaitu satu bulan sekali tergantung dengan banyaknya jama’ah yang diperoleh. Pemberian insentif di PT. Arofahmina terdapat dua jenis, bisa berupa fee maupun free, tergantung mitra kerja akan menggunakan fee atau free.


(7)

DAFTAR ISI Cover

Cover Dalam

Halaman Pesetujuan Dosen Pembimbing ... i

Halaman Pengesahan Tim Penguji ... ii

Halaman Motto dan Persembahan ... ii

Halaman Pernyataan Pertanggungjawaban Otentisitas Skripsi ...v

Abstrak ... vi

Kata Pengantar ... vi

Daftar Isi ... ix

Daftar Tabel ...x

Daftar Gambar ... xi

BAB I : Pendahuluan ...1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Definisi Konsep ... 7

F.Sistematika Pembahasan ... 8

BAB II : Kajian Teoretik...10

A. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 10

B. Kerangka Teori ... 18

1. Sistem Pemberian Insentif ... 18

a. Pengertian Insentif ... 18

b. Pengembangan Rencana Insentif ... 23

2. Stakeholder ... 24

3. Mitra Kerja ... 26

a. Pengertian Mitra Kerja ... 26

b. Unsur-Unsur Kemitraan ... 27

c. Prinsip Kemitraan ... 28

d. Model Kemitraan ... 31


(8)

BAB III : Metode Penelitian ...35

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 35

B. Lokasi Penelitian ... 36

C. Jenis dan sumber Data ... 36

D. Tahap-Tahap Penelitian ... 37

E. Teknik Pengumpulan Data ... 39

F. Teknik Validitas Data ... 41

G. Teknik Analisis Data ... 43

BAB IV : HASIL PENELITIAN ...45

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 45

1. Sejarah Berdirinya PT. Arofahmina Tour and Travel Surabaya ... 45

2. Visi dan Misi PT. Arofahmina Tour and Travel Surabaya ... 46

4. Struktur Organisasi PT. Arofahmina Tour and Travel Surabaya ... 47

B. Penyajian Data ... 48

C. Analisa Data... 71

BAB V : Penutup ...90

A. Kesimpulan ... 90

B. Saran dan rekomendasi ... 90

1. Saran ... 90

2. Rekomendasi... 91

C. Keterbatasan peneliti ... 91 Daftar Pustaka


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 : Penelitian Terdahulu yang Relevan ...10 Tabel 2.1 : Pemberian Insentif ...51 Tabel 3.1 : Kemitraan di PT. Arofahmina ...58


(10)

DAFTAR GAMBAR


(11)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Manajemen merupakan seni dalam menyelesaikan suatu pekerjaan dan untuk mengatur suatu sumber daya manusia yang ada. Manajemen sulit didefinisikan, karena kenyataannya definisi yang diterima saat ini bersifat universal. Manajemen bisa diartikan lebih dari seni, pengertian manajemen begitu luas, sehingga dalam kenyataannya tidak ada definisi yang digunakan secara konsisten oleh semua orang.1

Lebih lanjut manajemen merupakan suatu upaya untuk mengatur segala sesuatu untuk mencapai tujuan dalam suatu organisasi maupun perusahaan.2 Dalam manajemen terdapat sistem tata laksana maupun pengaturan yang melekat, suatu kegiatan yang mengatur, membimbing dan memimpin orang-orang yang menjadi bawahan agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.3

Dari beberapa pendapat di atas bisa disimpulkan bahwa manajemen adalah suatu upaya yang dilakukan perusahaan dalam mencapai tujuan yang ditetapkan melalui proses mengatur, membimbing, dan memimpin. Upaya yang dilakukan perusahaan dapat melalui sistem pemberian insentif sehingga bisa meningkatkan motivasi mitra kerja dalam mencapai tujuan perusahaan. Tujuan yang ditetapkan mitra kerja di

1

Hani Handoko, 1999, Manajemen, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta. Hlm 12 2

Dra. H. Sadili Samsudin, 2006, Manajemen Sumber Daya Manusia, CV Pustaka Setia, Bandung. Hlm 16

3


(12)

2

sesuaikan dengan tujuan dari perusahaan yaitu mencari jama‟ah sebanyak -banyaknya dengan melalui sistem pemberian insentif untuk mitra kerja.

Insentif kinerja adalah sebuah solusi baru dalam manajemen sumber daya manusia organisasi. Setiap kinerja yang dilakukan diharapkan terdapat intensif yang diberikan, tetapi dalam pemberian insentif juga harus sesuai dengan kinerja yang telah dilakukan. Dalam hal tersebut terdapat timbal balik antara karyawan dan perusahaan yang saling menguntungkan antara kedua pihak.4

Tujuan utama dilakukan sistem pemberian insentif yaitu untuk memotivasi karyawan dalam melakukan tugasnya agar sesuai dengan target yang telah ditentukan dengan memberikan upah ataupun gaji tambahan. Tujuan lain dari sistem pemberian insentif juga memacu karyawan agar bekerja lebih maksimal. Dalam artian, karyawan harus bekerja lebih maksimal agar mendapatkan insentif. Jika kerja karyawan kurang maksimal, maka tidak akan mendapatkan insentif.5

Apabila dalam perusahaan menerapkan sistem pemberian insentif dapat meningkatkan motivasi karyawan sehingga perusahaan lebih cepat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan adanya sistem pemberian insentif yang baik antara mitra kerja dan perusahaan, maka akan terdapat pula timbal balik yang saling menguntungkan antara kedua pihak, baik mitra kerja maupun perusahaan.

4

Sentot Imam Wahjono, 2015, Manajemen Sumber Daya Manusia, Salemba Empat, Jakarta. Hlm. 158

5

Edytus Adisu. 2008. Hak Karyawan Atas Gaji dan pedoman Menghitung : Gaji pokok, Uang lembur, Gaji Sundulan, Insentif-Bonus-THR, Pajak atas gaji, Iuran Pensiun-Pesangon, Iuran Jamsostek/Dana Sehat. ForumSahabat. Jakarta. Hlm. 75


(13)

3

Stakeholder adalah kelompok atau individu yang mempengaruhi atau tidak mempengaruhi, sukses ataupun gagal dalam sebuah organisasi. Dengan demikian, stakeholder merupakan pihak internal maupun eksternal, seperti: pemerintah, perusahaan pesaing, masyarakat sekitar, lingkungan internasional, lembaga di luar perusahaan (LSM dan sejenisnya), lembaga pemerhati lingkungan, para pekerja perusahaan, dan lain sebagainya yang keberadaannya sangat mempengaruhi dan dipengaruhi perusahaan. Teori stakeholder mengasumsikan bahwa eksistensi perusahaan memerlukan dukungan stakeholder, sehingga aktivitas perusahaan juga mempertimbangkan persetujuan dari stakeholder. 6 Selain stakeholder, perusahaan juga memerlukan suatu mitra kerja dalam pencapaian tujuan.

Mitra kerja diambil dari kata mitra dan kerja, mitra adalah teman, kawan kerja, pasangan kerja atau rekan. Kemitraan artinya perihal hubungan atau jalinan kerjasama sebagai mitra. Sedangkan kemitraan secara etimologis berasal dari kata „partnership’ yang berasal dari suku kata „partner’ yang berarti kawan, sekutu atau mitra. Secara definisi, maka kemitraan adalah suatu bentuk kerja sama atas dasar kesepakatan dan rasa saling membutuhkan dalam rangka meningkatkan kapasitas dan kapabilitas di suatu bidang usaha tertentu atau tujuan tertentu, sehingga memperoleh hasil yang lebih baik.7

6 Ang Swat Lin Lindawati dan Marsella Eka Puspita, 2015, “

Corporate Social Responsibility:

Implikasi Stakeholder dan Legitimacy Gap Dalam Peningkatan Kinerja Perusahaan”, Jurnal

Akuntansi Multiparadigma, Volume 6, Nomor 1, April 2015, Hlm. 157-174 7


(14)

4

Dalam perusahaan adanya mitra kerja diperlukan agar menunjang prestasi perusahaan melalui kerjasama yang di sepakati antara kedua pihak. Adanya mitra kerja juga membantu perusahaan agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan perusahaan dengan cepat, karena pekerjaan yang dilakukan oleh banyak lebih cepat dari pada dilakukan sendiri. Dalam bekerjasama antara perusahaan satu dengan yang lain diperlukan aturan atau perjanjian dalam suatu hubungan kerjasama. Melalui kerjasama yang baik dapat berdampak baik terhadap perusahaan.

PT. Arofahmina Tour And Travel Haji dan Umroh merupakan perusahaan yang bekerja dalam bidang penyelenggara umroh dan haji plus yang dijalankan dengn izin dari PT. Nabila Surya Perdana. PT. Arofahmina menyediakan berbagai paket dan juga haji umroh plus dengan bebagai fasilitas yang baik. PT. Arofahmina terdaftar dengan izin perjalanan umroh dan haji plus terbaru, dengan SK Kemenag RI D/651 2014. Arofahmina juga berusaha memaksimalkan dalam melayani pelanggan Arofahmina.

PT. Arofahmina Umroh-Haji Tour And Travel resmi berdiri dan mengelola semua keperluan Umroh-Haji, menurut akta pendirian perusahaan No. 69/2012 & Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-27113.AH.01.01 dan telah memberangkatkan lebih dari sepuluh ribu jamaah umroh & Haji Plus.8

8


(15)

5

PT. Arofahmina Tour And Travel Haji dan Umroh juga mempunyai beberapa mitra kerja yang bekerjasama dalam mencari pelanggan di PT. Arofahmina dan diterapkan pula pemberian insentif kepada mitra kerja sesuai dengan ketentuan perusahaan. Terdapat berbagai persyaratan jika ingin menjadi Mitra kerja PT. Arofahmina, karena insentif yang diberikan hanya berlaku bagi Mitra kerja saja untuk karyawan hanya mendapatkan gaji pokok yang telah ditentukan.9

Pemberian Insentif diberikan hanya kepada mitra kerja saja, sedangkan karyawan hanya mendapatkan gaji pokok. Keunikan yang terdapat dalam kemitraan di PT. Arofahmina Tour and Travel Haji dan Umroh ini yaitu yang mencari jama‟ah bukan hanya dari pihak perusahaan, melaikan dari sebagian konsumen yang mencari konsumen lagi. Adanya hal tersebut akan menjadikan pemasaran di PT. Arofahmina Tour and Travel Haji dan Umroh Surabaya dapat berkembang luas.

Diharapkan dari hasil penemuan di lapangan, peneliti mendapatkan sebuah pengetahuan tentang bagaimana sistem pemberian insentif yang diberikan kepada Mitra Kerja. Selain itu, diharapkan dari hasil penelitian ini dapat berdampak positif bagi PT. Arofahmina sebagai bahan penunjang untuk meningkatkan prestasi perusahaan dan sebagai penunjang pemberian insentif juga sangat berpengarung bagi prestasi perusahaan.

Pemberian insentif yang diterapkan di PT. Arofahmina Tour And Travel Haji dan Umroh ini diberikan kepada mitra kerja bukan kepada

9


(16)

6

karyawan. Pemberian insentif diberikan berdasarkan banyaknya jama‟ah yang diperoleh mitra kerja. Jika mitra kerja berhasil mendapatkan banyak jama‟ah, maka insentif yang didapatkan akan besar, akan tetapi jika mitra hanya mendapat sedikit jama‟ah, maka insentif yang diperoleh juga rendah. Oleh karena itu, peneliti tertarik menggunakan judul “Sistem Pemberian Insentif untuk Mitra Kerja (Studi Pada PT. Arofahmina Tour And Travel Haji dan Umroh)”.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana Sistem pemberian insentif untuk mitra kerja dalam pencapaian kinerja perusahaan (Studi pada PT. Arofahmina Tour And Travel Haji dan Umroh Surabaya)?

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui Sistem pemberian insentif untuk mitra kerja dalam pencapaian kinerja perusahaan (Studi pada PT. Arofahmina Tour And Travel Haji dan Umroh Surabaya)

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki manfaat yang besar bagi organisasi. Peneliti melihat bahwa sistem pemberian insentif yang memiliki beberapa pengaruh dalam meningkatkan prestasi perusahaan. Disisi lain, manfaat


(17)

7

penelitian ini juga bermanfaat, beberapa manfaat yang lain adalah sebagai berikut:

1. Kegunaan teoritik

a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi pengembangan ilmu dan pengetahuan yang berhubungan dengan sistem pemberian insentif untuk mitra kerja

b. Menjadi bahan masukan untuk kepentingan pengembangan ilmu bagi pihak-pihak tertentu, agar penelitain ini menjadi bahan acuan untuk penelitian sejenis.

2. Kegunaan Praktis

a. Sebagai bahan masukan kepada para pimpinan ataupun karyawan dalam meningkatkan prestasi perusahaan melalui sistem pemberian insentif.

E. Definisi Konsep

1. Pengertian sistem yaitu sistem berasal dari kata “syn” dan “Histanai” yang berasal dari bahasa Yunani berarti menempatkan bersama. Bahwa pengertian sistem adalah suatu kumpulan pendapat pendapat, prinsip prinsip (principles), dan lain lain yang membentuk suatu kesatuan yang berhubung hubungan satu sama lain.10 Sedangkan sistem menurut Kamus Besar bahasa Indonesia (KBBI) yaitu sistem

10

Miriam Budiardjo, 2008, Dasar Dasar Ilmu Politik, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. hlm. 58


(18)

8

terdiri dari beberapa perangkat atau unsur manajemen yang saling teratur dan saling berkaitan sehingga membentuk sebuah totalitas. 2. Insentif adalah suatu sarana yang dapat memotivasi berupa materi,

yang diberikan sebagai suatu perangsang ataupun pendorong dengan sengaja kepada para pekerja agar dalam diri mereka timbul semangat yang besar untuk meningkatkan produktivitas kerjanya dalam suatu lembaga atau organisasi. Sedangkan insentif menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yaitu tambahan uang maupun gaji yang di berikan agar bias menambah motivasi kerja.

3. Definisi Mitra kerja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yaitu teman, sahabat maupun kawan kerja atau pasangan kerja rekan dan ia telah memilih perusahaan itu sebagai bisnis partner dalam mengadakan bisnis kerja.

4. Definisi Tour And Travel yaitu, Tour And Travel berasal dari bahasa inggris yang artinya yaitu berkeliling dan travel yang berarti perjalanan, jadi Tour And Travel dalam hal ini diartikan sebagai penyedia jasa dalam perjalanan keliling Makkah dan juga Madinah, untuk melaksanakan haji maupun umroh.

F. Sistematika Pembahasan

Adapun sistematika pembahasan dibagi dalam bab per bab, yaitu meliputi:


(19)

9

Pada bab satu ini berisikan gambaran umun yang meliputi: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi konsep, dan sistematika pembahasan.

Pada bab dua ini membahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kajian pustaka yang meliputi: pengertian sistem pemberian insentif, pengertian sistem prestasi kerja. Kajian teoritik yang meliputi: teori-teori yang digunakan dalam penjelasan sistem pemberian insentif dan prestasi kerja juga pembahasan mengenai penelitian terdahulu yang relevan.

Pada bab tiga ini menguraikan hal-hal yang berkaitan dengan pendekatan dan jenis penelitian, subjek penelitian, jenis dan sumber data, tahap-tahap penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisa data dan teknik validitas data.

Pada bab empat ini menggambarkan tentang setting penelitian, penyajian data, analisis data yang meliputi pembahasan mengenai penyajian data untuk menggambarkan data yang ditemukan dalam penelitian tentang system pemebrian insentif kepada mitra kerja Tour And Travel haji dan umroh dalam meningkatkan prestasi kerja PT. Arofahmina Tour And Travel haji dan umroh Surabaya.

Pada bab lima merupakan akhir dari sistematis ini yang berisi kesimpulan, saran dan rekomendasi, dan keterbatasan penelitian.


(20)

BAB II

KAJIAN TEORITIK A. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Tabel 1.1: Penelitian Terdahulu yang Relevan Penelitian terdahulu yang

relevan

Persamaan Perbedaan

Penelitian pertama yang relevan dengan penelitian ini

adalah “Pengaruh Pemberian

Insentif terhadap Kinerja Karyawan Medis dan Paramedis di RSUD Gambiran

Kediri” oleh Ice Ratna Juwita

dan Indah Yuni Astuti, Alumni dan staf pengajar Prodi Manajemen Fak. Ekonomi UNISKA dalam penelitian yaitu bagaimana meningkatkan kinerja karyawan, motivasi dan kepuasan kerja karyawan pada umumnya dapat dengan melalui pemberian kompensasi yang

Persamaan dengan penilitian ini adalah sama-sama meneliti tentang sistem insentif. Penelitian tersebut di atas, menggunakan sistem pemberian insentif yang berpengaruh terhadap peningkatan kinerja karyawan.

Sedangkan perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan

ini yaitu,

menganalisis sistem pemberian insentif untuk mitra kerja yang bukan merupakan karyawan di PT. Arofahmina tour -travel Umroh dan Haji.


(21)

11

cukup. Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima para karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka. Yang termasuk kompensasi antara lain adalah Insentif. Dengan berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pemberian insentif yang cukup kepada karyawan akan berpengaruh pada peningkatan kinerja karyawan. Adapun tujuan utama di dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh antara insentif terhadap kinerja karyawan medis dan paramedis di RSUD Gambiran Kediri.


(22)

12

relevan yaitu “Analisis

Komunikasi Organisasi Vertikal Mengenai Masalah Kompensasi Insentif Di Cv Semoga Jaya Excelso

Samarinda” oleh Mega Dhini

Pradani Mahasiswa Program S1 Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Penelitian ini menjelaskan tentang komunikasi vertikal, baik komunikasi ke atas maupun komunikasi ke bawah dan kompensasi insentif. Metode penelitian yaitu metode deskriptif kualitatif dengan teknik analisis data Model Interaktif Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komunikasi ke atas di CV

penelitian terdahulu dan penelitian saat ini yaitu sama-sama terdapat pengaruh antara pemberian insentif dengan kinerja karyawan.

penelitian terdahulu kedua dengan penelitian saat ini yaitu penelitian terdahulu kedua terfokus pada komunikasi vertikal sedangkan penelitian saat ini berfokus pada analisis sistem insentif untuk mitra kerja dalam pencapaiaan kinerja.


(23)

13

Semoga Jaya Excelso kurang efektif dikarenakan karyawan segan untuk membuka topik pembicaraan dan segan untuk menyampaikan informasi karena atasan kurang membuka diri dan tidak ada pendekatan kepada karyawan. Komunkasi ke bawah juga tidak berjalan lancar karena kurangnya sensitivitas dan kepedulian atasan terhadap hak dari para karyawan sehingga menyebabkan kinerja dan kedisiplinan para karyawan dalam mengerjakan tugasnya menjadi menurun. Komunikasi yang kurang efektif itu menimbulkan masalah dalam pemberian insentif.


(24)

14

karyawan tidak puas dengan sistem manajemen perusahaan dan berimbas pada kualitas pelayanan yang menurun. Jadi pengaruh yang ditimbulkan dari komunikasi yang kurang efektif berimbas dalam pemberian insentif.

Penelitian yang relevan ketiga yaitu

“Pengaruh Insentif Dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Pesisir

Selatan” oleh Rusda Khairati

mahasiswa STIE KBP”

Padang.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh insentif terhadap

Persamaan dari penelitian terdahulu yang ketiga dan penelitian saat ini yaitu sama-sama membahas pengaruh insentif yang diberikan terhadap kinerja karyawan.

Sedangkan perbedaan antara penelitian terdahulu yang ketiga dengan penelitian saat ini yaitu berbeda pada tujuan penelitian yang dilakukan , dari penelitian terdahulu ini betujaun untuk

mengetahui pengaruh insentif terhadap kinerja pegawai dinas

pengelolaan keuangan Daerah Kabupaten


(25)

15

kinerja pegawai dinas pengelolaan keuangan Daerah Kabupaten Pesisir Selatan. Metode yang digunakan metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik deskriptif. Motivasi kerja mempunyai pengaruh terhadap kinerja pegawai dinas pengelolaan keuangan Daerah Kabupaten Pesisir Selatan.

Pesisir Selatan. Sedangkan penelitian saat ini bertujuan untuk mengetahui sistem pemberian insentif untuk mitra kerja di PT. Arofahmina tour-travel Haji dan Umroh dalam pencapaiaan kinerja perusahaan.

Penelitian terdahulu ke empat yaitu oleh: Gracetiara Mera Diviani, Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro tentang Analisis Pengaruh Insentif Terhadap Kinerja Karyawan Dengan Kepuasan

Persamaan dari penelitian yang akan diteliti dengan penelitian terdahulu yaitu sama –sama membahas mengenai analisis insentif

. perbedaan antara penelitian terdahulu ke empat dan penelitian saat ini yaitu objek yang akan diteliti dalam penelitian terdahulu yaitu menganalisis insentif terhadap kinerja perusahaan, akan tetapi


(26)

16

Kerja Sebagai Variabel Mediasi (Studi Pada Karyawan Perusahaan Air Minum Kabupaten Jepara) dalam penjelasannya Insentif digunakan sebagai sarana untuk motivasi dan mendorong para pegawai untuk bekerja dengan kemampuan yang optimal, yang dimaksudkan sebagai pendapatan ekstra di luar gaji atau upah yang telah ditentukan. Penelitian ini

berjudul “Analisis pengaruh insentif terhadap kepuasan

kerja dan kinerja karyawan”.

Insentif dapat menjelaskan kinerja karyawan secara

signifikan dengan

menggunakan kepuasan kerja sebagai variabel mediasi. Tujuan penelitian ini adalah

dalam penelitian saat ini objek mengacu pada analisi sistem pemberian insentif untuk mitra kerja dalam pencapaian kinerja perusahaan.


(27)

17

untuk mengetahui dan menganalisis apakah insentif dapat mempengaruhi kinerja karyawan dan kepuasan kerja karyawan di kantor PDAM Kabupaten Jepara. Populasi dalam penelitian sebanyak 100 orang, sehingga digunakan teknik unrestricted random sampling atau total sampling, yaitu sejumlah 100 orang sebagai populasi diambil seluruhnya sebagai sampel. Realita di lapangan akhirnya menetapkan.

Analisis ini menguji bagaimana pengaruh variabel insentif dan variabel kepuasan kerja berpengaruh terhadap variabel dependennya yaitu kinerja karyawan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang


(28)

18

positif dan signifikan antara Insentif terhadap kinerja karyawan dapat dijelaskan oleh model sebesar 70,7%, terdapat pengaruh langsung positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja dengan kinerja karyawan dapat dijelaskan dalam model penelitian sebesar 63,1%, dan insentif berpengaruh positif dan sigifikan terhadap kepuasan kerja karyawan dapat dijelaskan oleh model sebesar 49,7%.

B. Kerangka Teori ( Perspektif Islam ) 1. Sistem Pemberian Insentif

a. Pengertian Insentif

Insentif kinerja adalah sebuah solusi baru dalam manajemen sumber daya manusia organisasi, dapat dikatakan bahwa setiap kinerja yang dilakukan diharapkan terdapat intensif yang diberikan, tetapi dalam pemberian insentif juga harus sesuai dengan kinerja


(29)

19

yang telah dilakukan, dalam hal tersebut, terdapat timbal balik antara karyawan dan perusahaan serta saling menguntungkan antara kedua pihak.11

Secara istilah insentif yaitu sesuatu tambahan atas gaji yang diterima dalam jumlah tetap dan tidak berubah sesuai periode kerja yang dilakukan, sehingga dapat disimpulkan kegiatan yang dilakukan di luar jam kerja seperti, lembur juga digolongkan dalam bentuk insentif. Sistem insentif terdapat kaitan yang jelas dengan prestasi kerja perusahaan, insentif juga sangat berkaitan dengan upah dengan produktivitas yang dilakukan.12

Dikemukakan pula bahwa kinerja merupakan suatu hal yang sangat diperlukan dalam perusahaan, terlebih hubungan antara atasan dan juga bawahan pada suatu organisasi. Allah memberikan dorongan untuk memberikan insentif bagi orang – orang yang mampu menunjukkan kinerja yang optimal (baik). Allah berfirman dalam Qs. An-nahl(16) : 97

“ Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami

11

Sentot Imam Wahjono, Manajemen Sumber Daya Manusia. Hlm. 158 12


(30)

20

beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (16: 97)

Dalam ayat lain Allah berifirman QS. Al-Kahfi (18): 30

“ Sesunggunya mereka yang beriman dan beramal saleh, tentulah

Kami tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengerjakan

amalan(nya) dengan yang baik.”

Islam mendorong umatnya untuk memberikan semangat dan juga motivasi bagi karyawan dalam menjalankan tugas mereka. Kinerja dan juga upaya mereka harus diakui jika mereka memang benar melakukan pekerjaan dengan baik. Pegawai yang melakukan pekerjaan dengan baik, bisa diberi bonus maupun insentif guna menghargai dan memuliakan prestasi yang telah dicapainya.13

Dalam teori hierarchy of needs (Hierarki Kebutuhan) Maslow Insentif adalah bagian dari kompensasi yang dapat memenuhi kebutuhan dasar, dari kebutuhan rasa aman serta keamanan yang akan terpenuhi jika seseorang memiliki uang yang cukup. Oleh karena itu, pendapatan yang diperoleh dari insentif akan digunakan untuk mencukupi kebutuhan dasar dari karyawan,

13

Meldona, 2009, Manajemen Sumber Daya Manusia Perspektif Intergratif, UIN-Malang Press, Malang. Hlm. 353


(31)

21

maka teori Maslow menyimpulkan bahwa insentif akan dianggap sebagai faktor motivator.14

Tujuan utama dilakukan sistem insentif yaitu untuk memotivasi karyawan dalam melakukan tugasnya agar sesuai dengan target yang telah ditentukan dengan memberikan upah ataupun gaji tambahan. Tujuan lain dari sistem pemberian insentif yaitu untuk memacu karyawan agar bekerja lebih maksimal. Dalam artiannya karyawan harus bekerja lebih maksimal agar mendapatkan insentif. Jika kerja karyawan kurang maksimal maka tidak akan mendapatkan insentif.15

b. Jenis Insentif

Dilihat dari segi jenis insentif dibedakan menjadi 2 yaitu: 1) Sistem Insentif Individual

Sistem insentif individual merupakan hal yang penting bagi karyawan, karena besarnya insentif dapat mencerminkan ukuran nilai prestasi yang telah dilakukan dan juga penghargaan yang didapatkan karyawan dari perusahaan, besarnya insentif juga mencerminkan status sosial, martabat karyawan. Maka dari itu jika besarnya insentif tidak memadai

14

Sentot Imam Wahjono, Manajemen Sumber Daya Manusia. Hlm. 159 15

Edytus Adisu. Hak Karyawan Atas Gaji dan pedoman Menghitung : Gaji pokok, Uang lembur, Gaji Sundulan, Insentif-Bonus-THR, Pajak atas gaji, Iuran Pensiun-Pesangon, Iuran Jamsostek/Dana Sehat. Hlm. 75


(32)

22

dengan apa yang telah dikerjakan maka akan terjadi penurunan motivasi untuk berprestasi.16

Dalam pemberian insentif, administrasi yang dilakukan harus berjalan dengan baik, karena insentif penting dalam kemajuan perusahaan dilihat dari kinerja yang akan dilakukan karyawan yang dipengaruhi oleh sistem pemberian insentif, maka jika pemberian insentif menurun karyawan tidak akan termotivasi, demikian pula jika pemberian insentif kacau maka akan timbul ketidakpercayaan antara karyawan yang pada akhirnya akan menurunkan motivasi kerja. Beberapa tujuan administrasi insentif yaitu:

(a) Memperoleh karyawan yang berkualitas. (b)Mempertahankan karyawan potensial. (c)Menjamin keadilan

(d)Menghargai penilaian kinerja karyawan. (e)Mengendalikan biaya.17

2) Sistem Insentif Kelompok

Pencapaiaan insentif lebih banyak disebabkan oleh keberadaan meskipun dalam mencapainnya dibutuhkan upaya yang makasimal, karyawan harus bekerjasama dan terkoordinasi dengan baik serta harus berbagai pengetahuan. Beberapa bentuk insentif kelompok yaitu:

16

Sentot Imam Wahjono, Manajemen Sumber Daya Manusia. Hlm 159 17


(33)

23

(a)Bagi pendapatan (Gainsharing) (b)Bonus Kelompok (Group Bonuses) (c)Penghargaan Tim (Team awards)

c. Pengembangan Rencana Insentif

Dalam mengembangkan sistem insentif agar perusahaan bisa efektif dan efisien. Departemen sumber daya manusia menganggap Sumber Daya Manusia (SDM) adalah pusat biaya bukan pusat laba. Anggapan tersebut dilandasi dengan beberapa pertimbangan yaitu:

1) Keputusan tentang gaji, insentif dan beberapa keputusan yang dibuat oleh Manajemen Sumbar Daya Manusia (MSDM) yang mempunyai pengaruh terhadap pencapaian laba di perusahaan. 2) Pilihan dalam menggunakan insentif non keuangan bila dapat

dikelola dengan baik, maka akan menambah pendapatan, karena disisi lain akan mengurangi biaya. Jadi, secara tidak langsung akan menaikkan laba perusahaan.

3) Pemilihan metode dan teknik pembayaran gaji dan insentif yang tepat akan meningkatkan motivasi kerja karyawan yang akan mencapai prestasi kerja yang telah ditetapkan dan akan menghilangkan hambatan hambatan kerja karyawan.

Terdapat 5 cara untuk mengembangkan rencana insentif menjadi efektif, yaitu:


(34)

24

(a) Yakin bahwa pembayaran insentif memang diperlukan (b) Hubungan rencana insentif dengan strategi lain

(c) Pastikan bahwa insentif bersifat memotivasi (d) Ciptakan standart yang lengkap

(e) Dasari insentif secara objektif dan ilmiah18. 2. Stakeholder

Pengertian Stakeholders dapat dijelaskan berdasarkan pengklasifikasiannya. Stakeholder dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis yaitu: Stakeholders internal adalah Stakeholders yang berada dalam lingkungan organisasi, misalnya karyawan, manajer dan pemegang saham (Stakeholders) sedangkan penyalur atau pemasok, konsumen atau pelanggan, masyarakat dan pemerintah termasuk dalam Stakeholders eksternal karena Stakeholders eksternal ini berada di luar lingkungan organisasi. Stakeholders primer merupakan Stakeholders yang harus diperhatikan oleh perusahaan dan Stakeholders sekunder merupakan Stakeholders kurang penting, sedangkan Stakeholders marginal merupakan stakeholders yang sering diabaikan oleh perusahaan.19 Terdapat teori yang berbeda yang menjelaskan tentang pembagian stakeholder dalam organisasi.

“Karyawan dan konsumen merupakan Stakeholders tradisional karena saat ini sudah berhubungan dengan organisasi. Sedangkan Stakeholders masa depan adalah

18

Sentot Imam Wahjono, Manajemen Sumber Daya Manusia. Hlm. 169

19 Ang Swat Lin Lindawati dan Marsella Eka Puspita, 2015, “Corporate Social Responsibility: Implikasi Stakeholder dan Legitimacy Gap Dalam Peningkatan Kinerja Perusahaan”, Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 6, Nomor 1, April 2015, Hlm. 157-174


(35)

25

Stakeholders pada masa yang akan datang dan diperkirakan akan memberikan pengaruhnya pada organisasi seperti mahasiswa, peneliti dan konsumen potensial. Stakeholders proponents merupakan Stakeholders yang berpihak kepada perusahaan, Stakeholders opponents merupakan Stakeholders yang tidak memihak perusahaan, sedangkan Stakeholders yang tak peduli lagi terhadap perusahaan disebut Stakeholders uncommitted. Silent majority Stakeholders dan vocal minority Stakeholders dilihat dari aktivitas Stakeholders dalam melakukan komplain atau mendukung perusahaan, tentu ada yang menyatakan pertentangan atau dukungannya secara aktif (vocal) namun ada pula yang menyatakan secara pasif (silent).”20 Bukan hanya dilihat dari pengaruhya terhadap perusahaan saja, tetapi juga terdapat Stakeholder dilihat dari kriteria kepuasan.

Pembagian Stakeholder pada perusahaan sesuai dengan kriteria kepuasan yang hendak dipenuhi oleh perusahaan. Dalam teori Stakeholder di atas, perusahaan bukanlah satu-satunya yang hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri dan berorientasi pada keuntungan semata. Namun, harus memberikan manfaat bagi Stakeholder-nya yang terdiri atas pemegang saham, kreditor, konsumen, pemasok, pemerintah, masyarakat, analisis dan pihak lain. Jadi, dapat dikatakan bahwa keberadaan dan keberlangsungan suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh Stakeholder kepada perusahaan tersebut. Stakeholder adalah semua pihak, internal maupun eksternal, yang dapat mempengaruhi atau

20 Ang Swat Lin Lindawati dan Marsella Eka Puspita, “Corporate Social Responsibility: Implikasi Stakeholder dan Legitimacy Gap Dalam Peningkatan Kinerja Perusahaan”, Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 6, Nomor 1, April 2015, Hlm. 157-174


(36)

26

dipengaruhi oleh perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung.21

Stakeholder adalah kelompok atau individu yang mempengaruhi atau tidak mempengaruhi, sukses ataupun gagal dalam sebuah organisasi, dengan demikian, Stakeholder merupakan pihak internal maupun eksternal, seperti: pemerintah, perusahaan pesaing, masyarakat sekitar, lingkungan internasional, lembaga di luar perusahaan (LSM dan sejenisnya), lembaga pemerhati lingkungan, para pekerja perusahaan, dan lain sebagainya yang keberadaannya sangat mempengaruhi dan dipengaruhi perusahaan. Teori Stakeholder mengasumsikan bahwa eksistensi perusahaan memerlukan dukungan Stakeholder, sehingga aktivitas perusahaan juga mempertimbangkan persetujuan dari Stakeholder. 22

3. Mitra Kerja

a. Pengertian Mitra Kerja

Mitra kerja diambil dari kata mitra dan kerja, mitra adalah teman, kawan kerja, pasangan kerja atau rekan. Kemitraan artinya perihal hubungan atau jalinan kerjasama sebagai mitra. Sedangkan kemitraan secara etimologis berasal dari kata partnership yang

21 Ang Swat Lin Lindawati dan Marsella Eka Puspita, “Corporate Social Responsibility: Implikasi Stakeholder dan Legitimacy Gap Dalam Peningkatan Kinerja Perusahaan”, Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 6, Nomor 1, April 2015, Hlm. 157-174

22 Ang Swat Lin Lindawati dan Marsella Eka Puspita, “Corporate Social Responsibility: Implikasi Stakeholder dan Legitimacy Gap Dalam Peningkatan Kinerja Perusahaan”, Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 6, Nomor 1, April 2015, Hlm. 157-174


(37)

27

berasal dari suku kata partner yang berarti kawan, sekutu atau mitra. Secara definisi, maka kemitraan adalah suatu bentuk kerja sama atas dasar kesepakatan dan rasa saling membutuhkan dalam rangka meningkatkan kapasitas dan kapabilitas di suatu bidang usaha tertentu atau tujuan tertentu, sehingga memperoleh hasil yang lebih baik. 23

Seperti yang dijelaskan dalam hadits Imam Nasai- 3871 yang berbunyi :

اق د ْس ْْا ْب ْحرلا دْبع ْ ع قحْسإ يبأ ْ ع كيرش ا أبْ أ اق ر ْجح ْب يلع ا رب ْخأ ي َف ا لْعي د ْس ْْا ة قْلع ا يرش يبأ عبرلا ثلثلاب اعرْزي يا ع اك اريغ

(NASAI - 3871) : Telah mengabarkan kepada kami Ali bin Hujr telah memberitakan kepada kami Syarik dari Abu Ishaq dari Abdur Rahman bin Al Aswad, dia berkata; "Dua orang pamanku bercocok tanam dengan mendapatkan sepertiga dan seperempat dan ayahku bekerjasama dengan keduanya, Alqomah dan Al Aswad mengetahui hal itu namun mereka tidak mengingkarinya."24

Dalam hadits di atas, dijelaskan bahwa dalam hubungan kemitraan terdapat adanya kerjasama seperti yang dilakukan dua orang paman Abdur Rahman bin Al Aswad. Pemberian hasil yang diperoleh juga harus adil antara pihak pertama dan pohak kedua. Seperti dua orang paman Abdur Rahman bin Al Aswad yang mendapatkan sepertiga dan seperempat dari adanya klerjasama kemitraan.

23

Ian Linton, Kemitraan Meraih Keuntungan Bersama. Hlm.41

24


(38)

28

b. Unsur-unsur Kemitraan

Unsur yang di dasari dalam kemitraan bahwa sebuah hubungan kemitraaan harus didasari atas kepercayaan dan kerjasama. unsur penting dalam suatu kemitraan yaitu saling memberikan kontribusi, saling berbagi, saling mendukung, kepercayaan, kerjasama, lingkungan, proses dan sumber daya manusia.25

c. Prinsip Kemitraan

Terdapat tiga prinsip utama dalam sebuah kemitraan yaitu:26 1) Kesetaraan (equity)

Individu, organisasi atau institusi yang telah bersedia menjalin kemitraan harus merasa duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi. Maksudnya adalah bagaimana besar atau kecilnya suatu organisasi yang bermitra harus merasa sama. Oleh sebab itu, dalam kemitraan tidak ada yang mendominasi antara satu dengan yang lain.

2) Keterbukaan (transparency)

Dalam prinsip keterbukaan, sumber daya yang dimiliki, kekuatan ataupun kelebihan maupun kekurangan dan kelebihan dari masing-masing anggota harus diketahui oleh anggota yang lain. Hal ini ditujukan bukan untuk menyombongkan ataupun

25

Ian Linton, Kemitraan Meraih Keuntungan Bersama. Hlm.41 26

Soekidjo Notoatmodjo, 2010, Promosi Kesehatan (Teori dan Aplikasi), PT Rineka Cipta , Jakarta. Hlm. 244-245


(39)

29

meremehkan Stakeholder lain. Namun untuk lebih memahami satu dengan yang lain sehingga tidak ada rasa saling mencurigai. Dengan adanya keterbukaan, maka akan menimbulkan rasa saling melengkapi dan saling membantu diantara Stakeholder mitra.

3) Saling menguntungkan (mutual benefit)

Menguntungkan bukan selalu diartikan sebagai materi namun lebih kepada non-materi. Saling menguntungkan disini lebih dilihat dari unsur kebersamaan atau kesinergian para Stakeholder dalam mencapai tujuan bersama.

Prinsip yang lain mengenai kemitraan di antaranya adalah:27 1) Kesamaan Visi-Misi

Kemitraan hendaknya dibangun atas dasar kesamaam visi dan misi,serta tujuan organisasi. Kesamaan visi dan misi menjadi motivasi dan perekat pola kemitraan tersebut.28

2) Kepercayaan (trust)

Setelah adanya kesamaan visi dan misi maka prinsip berikutnya yang tidak kalah penting adalah adanya rasa saling percaya antar pihak yang bermitra. Kepercayaan adalah modal

27

Bambang Sigit dan Nizar. 2012. Membangun Jejaring Kerja dan Kemitraan. BP2SDMK

Jakarta. 12-14

28


(40)

30

dasar dalam membangun kemitraan yang saling menguntungkan antara satu dengan yang lain.29

3) Saling Menguntungkan

Asas saling menguntungkan merupakan pondasi yang kuat dalam membangun kemitraan. Jika dalam bermitra ada salah satu pihak yang merasa dirugikan ataupun merasa tidak mendapat manfaat lebih, maka akan mengganggu keharmonisan dalam bekerjasama. Antara pihak yang bermitra harus saling memberi kontribusi sesuai peran masing masing dan harus saling merasa diuntungkan dengan adanya jalinan kemitraan.30 4) Efisiensi dan Efektifitas

Dengan memotivasi beberapa sumber untuk mencapai tujuan yang sama diharapkan mampu meningkatkan efisiensi waktu, biaya dan tenaga. Efisiensi tersebut tentu saja tidak mengurangi kualitas proses dan hasil, justru sebaliknya malah dapat meningkatkan kualitas proses dan produk yang dicapai. Tingkat efektifitas pencapaian tujuan menjadi lebih tinggi jika proses kerja kita melibatkan mitra kerja. Dengan kemitraaan dapat dicapai kesepakatan kesepakatan dari pihak yang bermitra tentang siapa melakukan apa sehingga pencapaian tujuan diharapkan akanmenjadi lebih efektif.31

29

Bambang Sigit dan Nizar. Membangun Jejaring Kerja dan Kemitraan. Hlm. 12-14

30

Bambang Sigit dan Nizar. Membangun Jejaring Kerja dan Kemitraan. Hlm. 12-14

31


(41)

31

5) Komunikasi Dialogis

Komunikasi timbal balik dilaksanakan secara dialogis atas dasar saling menghargai satu sama lainnya. Komunikasi dialogis merupakan pondasi dalam membangun kerjasama. Tanpa komunikasi dialogis akan terjadi dominasi pihak yang satu terhadap pihak yang lainnya yang pada akhirnya dapat merusak hubungan yang sudah dibangun.32

6) Komitmen yang Kuat

Kemitraan akan terbangun dengan kuat dan permanen jika ada komitmen satu sama lain terhadap kesepakatan-kesepakatan yang dibuat bersama. Dari prinsip-prinsip yang telah dijelaskan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa secara umum prinsip-prinsip dalam kemitraan adalah persamaan, kepercayaan, komitmen yang kuat, dan saling menguntungkan.33

d.Model-model Kemitraan

Secara umum model kemitraan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu:34

1) Model I

Model kemitraan yang paling sederhana adalah dalam bentuk jaring kerja (networking) atau building linkages. Kemitraan ini berbentuk jaringan kerja saja. Masing-masing mitra memiliki program tersendiri mulai dari perencanaannya,

32

Bambang Sigit dan Nizar. Membangun Jejaring Kerja dan Kemitraan. Hlm. 12-14

33

Bambang Sigit dan Nizar. Membangun Jejaring Kerja dan Kemitraan. Hlm. 12-14

34


(42)

32

pelaksanaannya hingga evalusi. Jaringan tersebut terbentuk karena adanya persamaan pelayanan atau sasaran pelayanan atau karakteristik lainnya.

2) Model II

Kemitraan model II ini lebih baik dan solid dibandingkan model I. Hal ini karena setiap mitra memiliki tanggung jawab yang lebih besar terhadap program bersama. Visi, misi, dan kegiatan-kegiatan dalam mencapai tujuan kemitraan direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi bersama.35

4. Model E-commerce

E-commerce memiliki beberapa macam model, di antaranya sebagai berikut:

a. Business-to -Business (B2B): Dalam usaha jenis B2B ini menggunakan adanya internet untuk menghasilkan pendapatannya dengan cara bertransaksi maupun menjalin kerjasama dengan badan usaha lain.36

35

Soekidjo Notoatmodjo, 2010, Promosi Kesehatan (Teori dan Aplikasi). Jakarta. Hlm.253

36

Septy Andryana,“ Collaborative Commerce Pada Aplikasi Edi ( Electronic Data Interchange)”, jurnal Basis Data, ICT Research Center UNAS, Vol.3 No.2 Nopember 2008, Hlm. 134


(43)

33

b. Business-to -Customer (B2C): Badan usaha jenis B2C ini berbentuk retailer atau pengecer di mana perusahaan mendapatkan pendapatannya dengan menjual produk langsung ke konsumen.37 c. Business-to -Government (B2G): Badan usaha jenis B2G ini

menggunakan internet untuk menghasilkan pendapatannya dan pelanggan utamanya adalah pemerintah.

d. Customer-to-Customer (C2C): Badan usaha jenis C2C ini memberikan fasilitas perdagangan langsung kepada konsumen satu dan konsumen lainnya.38

e. Goverment-to -Customer (G2C): Badan usaha yang membangun fasilitas satu pintu yang mudah ditemui dan mudah digunakan untuk semua layanan pemerintahan kepada warga Negara.39

Selain itu, klasifikasi e-commerce berdasarkan kecenderungan dalam bertransaksi yaitu Business to Business (B2B), Business to Consumer (B2C), Business to Business to Consumer (B2B2C). motivasi dari B2B adalah antar perusahaan dalam mencari konsumen. Sedangkan, pada B2C, suatu perusahaan menjual produk/jasa mereka kepada pembeli individual. B2B2C adalah gabungan dari keduanya, di mana terdapat perusahaan yang menyediakan produk/jasa mereka

37

Septy Andryana,“ Collaborative Commerce Pada Aplikasi Edi ( Electronic Data Interchange)”, jurnal Basis Data, ICT Research Center UNAS, Vol.3 No.2 Nopember 2008, Hlm. 134

38

Septy Andryana,“ Collaborative Commerce Pada Aplikasi Edi ( Electronic Data Interchange)”, jurnal Basis Data, ICT Research Center UNAS, Vol.3 No.2 Nopember 2008, Hlm. 134

39

Septy Andryana,“ Collaborative Commerce Pada Aplikasi Edi ( Electronic Data Interchange)”, jurnal Basis Data, ICT Research Center UNAS, Vol.3 No.2 Nopember 2008, Hlm. 134


(44)

34

kepada klien/agen dan di lain sisi klien/agen tersebut juga mempunyai customer tempat mereka menjual produk/jasa tersebut.40

Selain B2B, B2C, dan B2B2C, klasifikasi e-commerce berdasarkan kecenderungan bertransaksi lainnya adalah Consumer to Business (C2B) dan Consumer to Consumer (C2C). C2B terjadi ketika seorang individu menjual produk/jasa mereka melalui internet kepada sebuah perusahaan. Sedangkan, C2C adalah ketika seorang individu melakukan penjualan produk/jasa langsung kepada individu lainnya. Model C2C adalah model e-commerce yang menjamur di Indonesia saat ini.41

40

Septy Andryana,“ Collaborative Commerce Pada Aplikasi Edi ( Electronic Data Interchange)”, jurnal Basis Data, ICT Research Center UNAS, Vol.3 No.2 Nopember 2008, Hlm. 135

41

Septy Andryana,“ Collaborative Commerce Pada Aplikasi Edi ( Electronic Data Interchange)”, jurnal Basis Data, ICT Research Center UNAS, Vol.3 No.2 Nopember 2008, Hlm. 135


(45)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Dalam hal ini peneliti memilih penelitian kualitatif, metode kualitatif dinamakan sebagi metode baru karena memang metode ini belum lama dipakai. Metode penelitian kualitatif sering disebut metode naturalistic karena penelitian kualitatif ini dilakukan pada kondisi yang alamiah dan berlandaskan pada filsafat positifisme, yang berfungsi untuk meneliti pada objek-objek yang alamiah.42 Dalam penelitian kualitatif akan terjadi tiga kemungkinan, pertama masalah yang dibawa oleh peneliti tetap, setelah peneliti turun ke lapangan. Kedua ketika memasuki lapangan masalah yang dibawa peneliti akan berkembang. Ketiga masalah akan berubah secara keseluruhan jika peneliti turun ke lapangan.43

Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif grounded theory, yaitu penelitian yang memunculkan penjelasan umum (teori) tentang proses, aksi, atau interaksi yang dibentuk oleh pandangan dari sejumlah besar partisipan. Pandangan grounded theory harus berdasarkan pada data lapangan. Maka dari itu, grounded theory hadir untuk memunculkan teori tentang aksi, interaksi atau proses dengan saling

42

Sugiyono, 2014, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R & D, Alfabeta, Bandung. Hlm. 7

43


(46)

36

menghubungkan kategori informasi berdasarkan pada data dari informan.44 Dalam artian, peneliti menguraikan secara mendalam bagaimana proses sistem pemberian insentif kepada mitra kerja yang merupakan objek penelitian ini. Metode ini diambil karena metode ini lebih mudah dilakukan oleh peneliti. Metode ini fokus pada sistem pemberian insentif yang diberikan kepada mitra kerja Tour And Travel haji dan umroh dalam meningkatkan motivasi kerja.

B. Lokasi Penelitian

Sistem Pemberian Insentif Kepada Mitra Kerja PT. Arofahmina Tour And Travel Haji dan Umroh Surabaya.

C. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang diambil dalam penelitian ini yaitu data primer. Data yang langsung diperoleh dari sumber data pertama yang ada di lokasi penelitian ataupun objek penelitian.45 Peneliti lebih memilih menggunakan jenis data primer dikarenakan dalam penelitian ini terkait dengan sistem pemberian insentif yang diberikan kepada mitra kerja dalam meningkatkan prestasi kerja. Yang akan membantu peneliti mendapatkan data dengan menggunakan sumber data primer yang didapat langsung dari sumber pertama. Sumber data berasal dari pengamatan dan wawancara yang akan

44

John W. Creswell, 2014, Penelitian Kualitatif & Desain Riset, Pustaka Pelajar, Yogyakarta. hlm. 115 -116

45 Ahmad Durrotun Nasihin, “implementasi program corporate social responsibility(CSR) dalam pemberdayaan masyarakat di lingkungan PT PG Toelangan Sidoarjo”, Skripsi, 2011, Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Dakwah Institusi Islam negeri Sunan Ampel Surabaya, hal. 43


(47)

37

dilakukan ke mitra kerja yang ada di PT. Arofahmina Tour And Travel Haji dan Umroh Surabaya. Dalam wawancara tersebut akan memperoleh data-data dari pihak pertama yang akan memberikan data lebih akurat. Informan – informan dari penelitian ini terdiri dari Manajer Utama dan 3 Mitra kerja yang ada di PT. Arofahmina Tour And Travel Haji dan Umroh Surabaya. Karena memang penelitian ini berfokus pada sistem pemberian insentif mitra kerja. Jadi, jumlah informan yang akan memberikan data kepada peneliti berjumlah 4 orang.

D. Tahap – Tahap Penelitian

Sebelum melakukan sebuah penelitian, peneliti akan melakukan tahap-tahap penelitian yang disusun terlebih dahulu agar peneliti mudah melakukan penelitian.

1. Menyusun rancangan penelitian

Sebelum melakukan penelitian dan terjun ke lapangan, peneliti membuat suatu rancangan kegiatan terlebih dahulu agar peneliti bisa dengan mudah mencari data dan mengumpulkan data dilapangan. 2. Perizinan

Mengurus surat perizinan kepada pihak Fakultas dan ketua program studi masing-masing agar penelitian berjalan dengan lancar dan tidak ada hambatan dikemudian hari.


(48)

38

3. Meneliti keadaan lapangan

Suatu keadaan wilayah mulai dari latar belakang yang ada dan hasil dilapangan yang akan menguji kesesuaian dengan penelitian yang akan dikaji.

4. Memilih dan memanfaatkan informasi

Memilih informasi yang didapatkan dari informan yang bisa memberikan informasi tentang system pemberian insentif untuk mitra kerja Arofahmina Tour And Travel Haji dan Umroh Surabaya. dan memanfaatkan informasi yang dengan baik untuk kebutuhan penelitian. 5. Menyiapkan perlengkapan informan

Menyiapkan beberapa perlangkapan yang dapat menunjang peneliti dalam proses penelitian seperti: buku, alat tulis, alat perekam suara, dan lain-lain.

6. Penelitian lapangan

Peneliti melakukan penelitian di lapangan dengan dibantu perlengkapan-perlengkapan penelitian yang telah disediakan agar penelitian berjalan dengan lancar dan mendapatkan data-data yang sesuai dengan data yang peneliti butuhkan.

7. Penyusunan hasil penelitian

Setelah melakukan proses penelitian di lapangan, peneliti akan menyusun hasil laporan penelitian dengan susunan yang baik dan benar.


(49)

39

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk melakukan penelitian agar peneliti dapat memperoleh data yang valid serta dapat dipertanggung jawabkan, maka beberapa tekhnik penggalia data yang diambil yaitu:

a. Observasi

Adalah salah satu teknik penelitian yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan terhadap obyek yang diteliti , baik secara langsung maupun tidak langsung.46 Dalam hal ini peneliti akan melakukan observasi mengenai sistem pemberian insentif yang di terapkan di PT. Arofahmina Tour And Travel Haji dan Umrah Surabaya. Beberapa data yang dibutuhkan dalam observasi yaitu:

1. Mitra kerja PT. Arofahmina Tour And Travel Haji dan Umroh Surabaya dalam mendapatkan jama’ah.

2. Manfaat diterapkan sistem pemberian insentif bagi perusahaan. 3. Syarat menjadi mitra kerja PT. Arofahmina Tour And Travel Haji

dan Umroh Surabaya. b. Wawancara

Wawancara, yaitu suatu proses memperoleh data atau keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil tatap muka antara pewawancara dan responden dengan menggunakan alat yang

46

Ali, Muhammad, 1985, Penelitian Pendidikan, Prosedur, dan Teknologi, Angkasa, Bandung. Hlm. 81


(50)

40

dinamakan interview guide (panduan wawancara).47 Dalam hal ini peneliti akan melakukan wawancara dengan 6 informan mengenai sistem pemberian insentif yang di terapkan di PT. Arofahmina Tour And Travel Haji dan Umrah Surabaya. Dalam wawancara peneliti ingin mendapatkan data mengenai:

1. sistem pemberian insentif untuk mitra kerja PT. Arofahmina Tour And Travel Haji dan Umroh Surabaya.

2. Alasan penerapan sistem pemberian insentif untuk PT. Arofahmina Tour And Travel Haji dan Umroh Surabaya.

3. Manfaat pemberian insentif untuk PT. Arofahmina Tour And Travel Haji dan Umroh Surabaya.

4. Alasan tertarik menjadi mitra kerja PT. Arofahmina Tour And Travel Haji dan Umroh Surabaya.

5. Jumlah mitra kerja yang ada di PT. Arofahmina Tour And Travel Haji dan Umroh Surabaya.

6. Sudah berapa lama menjadi mitra kerja PT. Arofahmina Tour And Travel Haji dan Umroh Surabaya.

7. Apa saja yang telah diperoleh ketika menjadi mitra kerja PT. Arofahmina Tour And Travel Haji dan Umroh Surabaya.

47


(51)

41

c. Dokumentasi

Dokumentasi, yaitu suatu proses memperoleh data atau keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara pengolahan dan penyimpanan informasi yang berkaitan dengan hal yang diteliti di bidang pengetahuan.48 Dalam hal ini peneliti akan mengumpulkan dokumen dokumen yang berhubungan dengan sistem pemberian insentif yang di terapkan di PT. Arofahmina Tour And Travel Haji dan Umrah Surabaya. Dalam dokumentasi peneliti ingin mendapatkan data mengenai:

1. Surat perjanjian menjadi mitra kerja PT. Arofahmina Tour And Travel Haji dan Umroh Surabaya.

2. Data mitra kerja yang ada di PT. Arofahmina Tour And Travel Haji dan Umroh Surabaya.

F. Teknik Validitas Data

Pada penelitian kualitatif, tingkat keabsahan lebih ditekankan pada data yang diperoleh. Melihat hal tersebut, maka kepercayaan data hasil penelitian dapat dikatakan memiliki pengaruh signifikan terhadap keberhasilan sebuah penelitian.

Data yang valid dapat diperoleh dengan melakukan uji kredibilitas terhadap data hasil penelitian sesuai dengan prosedur uji kredibilitas data

48


(52)

42

dalam penelitian kualitatif. Dalam penelitian ini tidak semua tahap dalam uji kredibilitas diambil oleh peneliti, tetapi hanya yang berpengaruh bagi kelancaran peneltian seperti dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi.49

1. Triangulasi

Ini merupakan teknik yang mencari pertemuan pada satu titik tengah informasi dari data yang terkumpul guna pengecekan dan pembanding terhadap data yang telah ada. Dalam hal ini peneliti menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik

a. Triangulasi Sumber. Menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Data yang diperoleh kemudian dideskripsikan dan dikategorisasikan sesuai dengan apa yang diperoleh dari berbagai sumber tersebut. Peneliti akan melakukan pemilihan data yang sama dan data yang berbeda untuk dianalisis lebih lanjut. Dalam triangulasi sumber, peneliti akan melakukan pengecekan data terdahap data yang telah didapatkan dari informan setelah itu dideskripsikan dan juga dikategorisasikan.

b. Triangulasi Teknik. Pengujian ini dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda, misalnya dengan melakukan observasi, wawancara, atau

49


(53)

43

dokumentasi. Apabila terdapat hasil yang berbeda, maka peneliti melakukan konfirmasi kepada sumber data guna memperoleh data yang dianggap benar.50

Pemaparan mengenai uji kredibilitas telah dijelaskan secara gamblang. Pengujian kredibilitas yang akan dilakukan oleh peneliti terhadap perolehan data yang ditemukan di lapangan dapat mengikuti langkah-langkah yang telah diuraikan sebelumnya. Peneliti dapat mengambil cara pengujian kredibilitas baik secara keseluruhan maupun hanya menggunakan beberapa tahap pengujian yang telah dipaparkan. Peneliti lebih memilih menggunakan uji kredibilitas karena dalam penggunaan uji kredibilitas peneliti akan mendapatkan data yang diinginkan dan juga data yang valid.

G. Teknik Analisis Data

Analisa data adalah proses menemukan dan menyusun data yang diperolah dari hasil wawancara dengan informan, catatan lapangan dan dokumentasi dengan cara mengklarifikasikan ke dalam kategori, menjabarkan dan memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari untuk membuat kesimpulan sehingga dapat dipahami oleh peneliti dan pembaca.

50


(54)

44

Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis kualitatif grounded theory yang bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang berbagai kondisi lapangan yang bersifat proses, aksi atau interaksi terhadap strategi optimalisasi pasca pembelian dalam pengembangan bisnis. Analisis ini dilakukan dengan melalui beberapa tahap berikut : 1. Deskripsi secara detail yaitu peneliti mendeskripsikan sesuatu yang

mereka lihat. Detail ini diberikan in situ, yaitu dalam konteks lingkungan dari respon, tempat atau peristiwa yang sedang diteliti.51 2. Coding adalah tahap dimana peneliti mencari kata kunci dari hasil

deskripsi wawancara yang dapat menjawab rumusan masalah. Coding ada tiga macam:

a. Coding terbuka yaitu peneliti mempelajari teks (transkip, field note,

dokumen) untuk kategori informasi yang menonjol.

b. Coding aksial yaitu keterlibatan peneliti dalam proses pengodean. c. Coding selektif yaitu pembuatan proposisi/hipotesis melalui teori

dari temuan data di lapangan.52

3. Kategorisasi adalah tahap penyusunan yang diambil dari hasil coding, dimana peneliti mengumpulkan dan memilah-milah hasil transkrip wawancara menjadi sekumpulan data dengan mengkategorisasikan transkrip yang dibutuhkan untuk menjawab rumusan masalah.

4. Analisis adalah tahap pencarian dan menganalisis terhadap hasil data yang diperoleh peneliti.

51

John W. Creswell, Penelitian Kualitatif & Desain Riset. hlm. 256-257 52


(55)

BAB IV

HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Berdirinya PT. Arofahmina Tour And Travel

PT. Arofahmina Umroh-Haji Tour And Travel beroperasi sejak tahun 2008. Dulunya PT. Arofahmina Umroh-Haji Tour And Travel bergabung dengan Arminareka sebagai mitra untuk bekerja sama, seiring bertambah banyaknya jamaah yang percaya dengan kualitas dari PT. Arofahmina Umroh-Haji Tour And Travel maka pada bulan April 2012, PT. Arofahmina Umroh-Haji Tour And Travel resmi berdiri dan mengelola semua keperluan Umroh-Haji, menurut akta pendirian perusahaan No. 69/2012 & Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik IndonesiaNo. AHU-27113.AH.01.01 dan telah memberangkatkan lebih dari sepuluh ribu jamaah umroh & Haji Plus.53

PT. Arofahmina Umroh-Haji Tour And Travel merupakan perusahaan travel penyelenggara Umroh dan Haji Plus dengan izin atas nama PT. Nabila Surabaya Perdana, yang menyediakan berbagai macam paket Umroh dan Haji Plus dengan Fasilitas terbaik dan exclusive. Arofahmina terdaftar dengan izin perjalanan Umroh dan Haji Plus terbaru, dengan SK Kemenag RI D/651 2014.

53


(56)

46

PT. Arofahmina Umroh-Haji Tour And Travel berusaha maksimal dalam melayani kebutuhan ibadah dengan profesionaldan berpengalaman, sehingga jamaah benar-benar maksimal dalam beribadah.

2. Visi dan Misi

Visi dari PT. Arofahmina Tour And Travel Surabaya adalah pelopor travel yang terpercaya dengan standar pelayanan dan bimbingan ibadah terbaik di Indonesia yang menjadi pilihan semua orang.54

Sedangkan Misi dari PT. Arofahmina Tour And Travel Surabaya adalah sebagai berikut:55

a. Kami adalah perusahaan travel terdepan di Indonesia yang berisi orang-orang yang pandai bersyukur, terus berkembang, profesional, amanah, sukses, dan menjadi yang terbaik dalam segala situasi.

b.Kami memberikan pelayanan dengan cepat dan tepat dalam memberi solusi, service excellent, flexsible, terbuka, edukatif, dan berdedikasi tinggi dalam melayani jamaah.

c. Kami berkomitmen menjadi tempat berkarir yang nyaman dan bisa memberikan kesejahteraan yang baik bagi team serta mendukung tercapainya impian pribadi masing-masing team.

54

Dokumentasi Profil PT. Arofahmina Tour and Travel Surabaya 55


(57)

47

d.Kami berdedikasi melayani jamaah yang beriman, rendah hati, positif thinking, dapat diajak kerja sama, sabar, penuh toleransi, ikhlas, loyal, smart.

3. Struktur Organisasi

Struktur organisasi sangat penting dan sangat berperan demi suksesnya kegiatan-kegiatan pada suatu perusahaan. Hal ini agar satu kegiatan dengan kegiatan yang lainnya lebih terarah dan tidak saling berbenturan.

Struktur mempunyai arti cara bagaimana sesuatu disusun atau dibangun, dan struktur dirancang untuk alokasi dan koordinasi yang efisien dari semua kegiatan-kegiatan, posisi dan tugas-tugas dalam organisasi atau lembaga. Sebagaimana telah kita ketahui bahwa organisasi merupakan suatu susunan atau aturan dari berbagai bagian sehingga merupakan suatu kesatuan yang teratur.

Adapun struktur organisasi PT. Arofahmina Tour And Travel adalah sebagai berikut:56

Adapun Struktur PT. Arofahmina Tour And Travel Surabaya adalah sebagai berikut:

Direktur : Heri Wibowo Manager Operasional : Naning Irawati Manager Financial : Dyah Kesuma Arum Accounting : Novi Puri Siswianingrum

56


(58)

48

Finance : Ulya Qisti Fauziahz Support Marketing : Romi Valentino Siwi

Arif Setyo Purnomo

SPV Sales : Abdurrahman

Dwi Setyo

Priyo Wulan Ariyoso Ambarwati

Ali Sutrisno Sulaiman Afandi

SPV Customer service : Fitria Fajar Rahmawati Muhammad Ainur Rofiq Indah Hijriyah

Putri Lolyta Ningrum Luluk Magfiroh Admin Dokument : Riza Umami

Logistic : Ratno

Yuswanto Panca Wibowo Tour Program : Eko Subandrio

Tech Support : Irvan Praseto Mita Fitria B. Penyajian Data

Dalam penyajian data yang akan dipaparkan yaitu peneliti akan memaparkan mengenai data yang diperoleh dilapangan untuk menjawab


(59)

49

atas masalah yang diangkat. Data tersebut diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi. Adapaun data tersebut yaitu mengenai pemberian insentif, mitra kerja, dan prinsip mitra kerja di PT. Arofahmina Tour-Travel Haji dan Umroh.

Dalam PT. Arofahmina Tour-Travel Haji dan Umroh terdapat mitra kerja yang bekerja sama dalam mencari jama’ah dan jika berhasil

mendapatkan satu jamaa’ah, akan mendapat insentif. Insentif tersebut bisa

berupa fee maupun. Mitra kerja diharuskan untuk memilih salah satu antara fee maupun free, karena jika fee sudah diambil maka tidak bisa mendapatkan free dan begitupun sebaliknya. Pemberian insentif tersebut bertujuan untuk meningkatkan kinerja karyawan dalam mencapai target

mencari jama’ah sebanyak-banyaknya. Pemberian insentif juga diberikan berdasarkan kinerja yang dilakukan oleh mitra kerja. Jika kinerja dari mitra kerja bagus, maka akan mendapatkan insentif yang lebih besar dan jika kinerja yang dilakukan oleh mitra kerja kurang bagus, maka insentif yang diberikan juga akan lebih sedikit. Jadi, adanya sistem insentif untuk mitra kerja dapat menjadi motivasi untuk mitra kerja agar bisa lebih bekerja dengan maksimal untuk mendapatkan banyak insentif, seperti pemaparan yang dijelasakan oleh responden satu.

“..Kalo sistem insentif di Arofahmina sih di hitung berdasarkan closing, Closing itu apabila jama’ah yang kita daftarkan sudah membayar uang DP, maka kita berhak mendapatkan komisi atau insentif.. Yaaa.. nunggu banyak jama’ah mbak.. karena komisi dihitung berdasarkan angka closing dari awal bulan dan tutup di akhir bulan dan komisi akan


(60)

50

dibayarkan di awal bulan berikutnya, jadi paling minim ya bisa diambil satu bulan sekali..”(R1, 30/12/16)

Dari penjelasan yang dijabarkan oleh responden satu menjelaskan bahwa insentif yang ada di PT. Arofahmina dihitung berdasarkan data closing jama’ah. Closing yang dimaksud yakni penutupan atau pendapatan mitra kerja kerja dalam memperoleh jamaah. Artinya, jama’ah sudah membayar uang DP untuk umroh di PT. Arofahmina. Pemberian insentif diberikan satu bulan sekali berdasarkan jumlah jama’ah yang diperoleh.

Dalam pemberian insentif untuk mitra kerja terdapat fee maupun free. Jika fee mitra mendapatkan 750 untuk satu jama’ah akan tetapi jika memilih mengambil free mitra harus bisa mencapai target yang telah ditetapkan oleh perusahaan, seperti pemaparan lebih lanjut yang dijelaskan oleh responden dua dan empat.

“Kalo fee nya 750 cantik itu kita dapatkan dan seandainnya di bulan ini itu ada free nya ya nanti insya Allah kalo kita sudah memenuhi targetting yaa kita data fee nya... ya jadi kayak contohnya saya waktu di bulan september itu satu bulan harus mendapatkan 7 jama’ah alhamdulillah saya dapet 7 juma’ah jadi saya dapet free nya lombok.. seperti itu.. tapi itu bisa diambil bisa juga tidak...apakah kita beminat atau seandainnya kita ada waktu..tapi kalo seandainnya kita memilih untuk diuangkan bisa juga diuangkan mbakkk.. gituuu..dan contohnya lagi perseptember akhir itu ownernya yaitu pak heri membuat promo, jadi dalam waktu setahun kita membuat tanda tangan program 20 frre 1 jadi kita dapet 20 jama’ah free 1 keberangkatan..dan itu bisa di kumpulkan maksimal 1 tahun..jadi kalo saya september kemarin tanda tangan sampe september tahun depan kalo seandainnya saya dapet 20 jama’ah yaa berarti saya free 1 ya tapi alhamdulillah sampe bulan ini saya sudah mendapatkan 40 insya Allah.. “(R2, 30/12/16)

“Kalo mitra sih itu tergantung paket produk yaa. Kalo paket produk yang murah itu 750 kalo yang mahal itu 1jt per satu jama’ah kalo yang murah itu kan muthawif sama royadhoh kalo yang barokah sama gold itu dapet 1 jt dan kadang juga ada 20


(61)

51

gratis satu itu sama aja..jadi kalo udah dapet free vee nya nanti gak dapet jadi harus milih free ataupun vee..karena ngambil free kalo dinominalkan kan lebih besar jadi harus milih…”(R4, 11/01/17)

Dalam penjabaran di atas yang dijabarkan oleh responden dua dan empat menjelaskan bahwa pemberian insentif yang diberikan kepada mitra kerja di PT. Arofahmina terdapat fee maupun free seperti, jika bisa mendapatkan tujuh jamaah dalam satu bulan akan mendapatkan free ke Lombok. Hal tersebut dapat digunakan maupun bisa diuangkan. Kalau fee itu diuangkan, mitra kerja mendapatkan fee per jama’ah tujuh ratus lima puluh ribu rupiah, seperti peristiwa dalam September tahun ini. Direktur Utama PT. Arofahmina selaku Bapak Heri membuat promo yaitu dua puluh free satu keberangkatan untuk umroh, dalam batas waktu maksimal

satu tahun. Jadi, kalau saya dapat satu jama’ah dalam satu tahun bisa

mendapatkan gratis satu free. Hal itu bisa dalam kelipatan selanjutnya,

seperti bisa mendapatkan empat puluh jama’ah dalam satu tahun, mitra kerja akan mendapatkan free dua orang untuk bisa berangkat umroh.

Tabel 2.1 : pemberian insentif

Pemberian Insentif

PAKET

Muthawif Barokah Riyadho Gold Ramadhan

1 Jama'ah Rp750.000 Rp750.000 Rp750.000 Rp1.000.000 Rp750.000 2 Jama'ah Rp1.500.000 Rp1.500.000 Rp1.500.000 Rp2.000.000 Rp1.500.000 3 Jama'ah Rp2.250.000 Rp2.250.000 Rp2.250.000 Rp3.000.000 Rp2.250.000 4 Jama'ah Rp3.000.000 Rp3.000.000 Rp3.000.000 Rp4.000.000 Rp3.000.000 5 Jama'ah Rp3.750.000 Rp3.750.000 Rp3.750.000 Rp5.000.000 Rp3.750.000 6 Jama'ah Rp4.500.000 Rp4.500.000 Rp4.500.000 Rp6.000.000 Rp4.500.000 7 Jama'ah Rp5.250.000 Rp5.250.000 Rp5.250.000 Rp7.000.000 Rp5.250.000 8 Jama'ah Rp6.000.000 Rp6.000.000 Rp6.000.000 Rp8.000.000 Rp6.000.000 9 Jama'ah Rp6.750.000 Rp6.750.000 Rp6.750.000 Rp9.000.000 Rp6.750.000


(62)

52

10 Jama'ah Rp7.500.000 Rp7.500.000 Rp7.500.000 Rp10.000.000 Rp7.500.000 11 Jama'ah Rp8.250.000 Rp8.250.000 Rp8.250.000 Rp11.000.000 Rp8.250.000 12 Jama'ah Rp9.000.000 Rp9.000.000 Rp9.000.000 Rp12.000.000 Rp9.000.000 13 Jama'ah Rp9.750.000 Rp9.750.000 Rp9.750.000 Rp13.000.000 Rp9.750.000 14 Jama'ah Rp10.500.000 Rp10.500.000 Rp10.500.000 Rp14.000.000 Rp10.500.000 15 Jama'ah Rp11.250.000 Rp11.250.000 Rp11.250.000 Rp15.000.000 Rp11.250.000 16 Jama'ah Rp12.000.000 Rp12.000.000 Rp12.000.000 Rp16.000.000 Rp12.000.000 17 Jama'ah Rp12.750.000 Rp12.750.000 Rp12.750.000 Rp17.000.000 Rp12.750.000 18 Jama'ah Rp13.500.000 Rp13.500.000 Rp13.500.000 Rp18.000.000 Rp13.500.000 19 Jama'ah Rp14.250.000 Rp14.250.000 Rp14.250.000 Rp19.000.000 Rp14.250.000 20 Jama'ah Rp15.000.000 Rp15.000.000 Rp15.000.000 Rp20.000.000 Rp15.000.000

Pemberian insentif kepada mitra kerja juga tergantung produk yang telah dijual. Untuk pemberian insentif sejumlah tujuh ratus lima puluh ribu rupiah untuk paket muthawif dan riyadhah, karena harga paket umroh paket tersebut lebih murah dibanding harga paket barokah dan gold. Jika berhasil menjual paket barokah dan gold mitra kerja mendapatkan satu juta

per jama’ah, tetapi juga berlaku sistem free jika dapat memberangkatkan

20 jama’ah bisa gratis satu orang untuk berangkat, jadi harus memilih antara free dan fee. Jika sudah mendapatkan free, mitra kerja tidak mendapatkan fee dan begitupun sebaliknya, karena jika dinominalkan free lebih besar dari pada fee.Selain mendapatkan fee maupun free, sistem pemberian insentif yang diberikan sama halnya dengan sistem pemberian gaji pada umumnya yang dibayarkan satu bulan sekali, dan yang didapatkan juga sesuai dengan kinerja yang dilakukan, seperti pemaparan yang dijelasakan oleh responden tiga dan empat.

“Biasanya saya satu bulan nunggu terkumpul satu bulan setiap tanggal 5 udah di tranfer melalui bank..” (R3, 03/01/17)


(63)

53

“Oh.. kalo itu perbulan sama sepeeerti sistem gaji, jadi setiap awal bulan baru kita cairkan berarti tergantung administrasi ..dan pemberiannya jika memang mitra sudah punya tabungan berlogo Arofahmina ya langsung dikirim ke tabungannya kalo belum ya menggunakan tabungan umum tapi itu kan gini nanti kedepan sudah harus sesuai tabungan Arofahmina tapi sekarang masih bebas.. (R4, 11/01/17)

Dari penjelasan responden tiga dan empat mengenai pemberian insentif menjelaskan bahwa sistem pemberian insentif yang diberikan kepada mitra kerja sistemnya sama dengan gaji. Jadi, insentif diberikan setiap awal bulan tergantung dengan administrasinya. Insentif diberikan melalui rekening bank milik Arofahmina apabila mitra kerja sudah memilikinya, tetapi bagi yang belum memiliki masih boleh menggunakan tabungan bebas dan kedepannya nanti harus sudah memiliki tabungan Arofahmina.


(64)

54

1. Jenis pemberian insentif

Dalam pemberian insentif terdapat dua jenis yaitu insentif kelompok dan insentif individual. Insentif individual diberikan langsung terhadap perorangan. Insentif ini biasanya lebih bisa mnegukur bagaimana kinerja seseorang tersebut dilihat dari seberapa banyak dia mendapatkan insentif. Sedangkan pemberian insentif kelompok dilakukan oleh banyak orang. Umumnya terdapat pada lembaga maupun organisasi, seperti yang dipaparkan oleh responden empat

“Kalo mitra itu bisa perorangan bisa institusi, contoh

yayasan masjid ampel itu bisa menjadi mitra tapi perorangan juga bisa tentunya yang yayasan perolehannya lebih besar karena mereka dari kelompok banyak orang, dan kita memang memberikan ketentuan bisa perorangan bisa kelompok dan itu bebas., (R4, 11/01/17)

Dari hasil wawancara dengan responden empat dapat dijelaskan bahwa di PT. Arofahmina menggunakan kedua jenis insentif yaitu sistem insentif individual dan sistem insentif kelompok. Kalo insentif kelompok bagi mitra yaitu bisa lembaga dan yayasan. Perolehan insentif yang didapatkan mitra kerja lebih banyak menggunakan sistem insentif kelompok, karena terdapat banyak sumber daya manusia. Memang di PT. Arofahmina bisa menggunakan sistem insentif keduanya. Untuk lebih lengkap mengenai data mitra kerja individual dan kelompok, sebagaimana terlampir.


(65)

55

2. Mitra kerja

Dalam sebuah perusahaan terdapat stakeholder, yaitu unsur yang mempengaruhi berjalannya suatu perusahan. PT Arofahmina memiliki banyak stakeholder yang berpengaruh, salah satunya yaitu mitra kerja. Dalam hal ini, mitra kerja merupakan stakeholder eksternal, karena

merupakan penyalur jama’ah ke perusahaan, tetapi juga mempunyai

pengaruh yang sangat besar terhadap perusahaan.

Mitra kerja dalam PT. Arofahmina bisa menggunakan individu maupun kelompok. Adanya mitra kerja ini bisa membantu meningkatkan kinerja perusahaan, karena akan saling menguntungkan anatara kedua belah pihak, baik dari perusahaan maupun dari mitra sendiri. Dalam menjadi mitra kerja di PT. Arofahmina terdapat beberapa aturan yang harus ditaati oleh mitra. Aturan tersebut harus didasari atas kesepakatan bersama kedua belah pihak yang terlibat dan perlu ada rasa kepercayaan satu sama lain, seperti yang telah dijelaskan oleh responden satu.

“Saya menjadi mitra kerja langsung mengajukan ke pihak

Arofahmina…Untuk syarat yang umum sih harus membawa 2 jama’ah sebelumnya baru mendapat MOU tertulis, tetapi berhubung saya dulunya adalah staf marketing di Arofahmina jadi bisa langsung mengisi MOU maupun kontrak kerjasama tanpa persyaratan tersebut… Kalo menurut saya sih sangat bagus.. karena secara tidak langsung menyerap tenaga kerja dan sudah mulai banyak yang menggantungkan hidup dari menjadi mitra kerja.. (R1, 30/12/16)

Dari penjelasan yang dijelaskan oleh responden satu di atas, dapat dijabarkan bahwa tahapan menjadi mitra kerja yaitu mengajukan langsung


(1)

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pemberian insentif di PT. Arofahmina diberikan seperti halnya

pemberian gaji yaitu satu bulan sekali tergantung dengan banyaknya jama’ah yang diperoleh. Pemberian insentif di PT. Arofahmina terdapat

dua jenis, bisa berupa fee maupun free, tergantung mitra kerja akan

menggunakan fee atau free. Jika mitra kerja memilih fee, maka ia akan

mendapatkan sebesar Rp. 750.000,- setiap mendapat satu jama’ah dan

tidak boleh dan tidak berhak mendapatkan free, begitu sebaliknya. Apabila

mitra kerja memilih free, maka yang ia dapatkan berdasarkan promo dari

pihak perusahaan, seperti 20 free 1 dengan jangka waktu satu tahun.

Dalam artian, jika mitra kerja bisa mendapatkan 20 jama’ah dalam satu

tahun, maka akan mendapatkan gratis umroh dan berlaku untuk kelipatan,

B. Saran dan Rekomendasi

Saran

Dengan adanya pemberian sistem insentif kepada mitra sangat baik

sekali bagi kinerja perusahaan. Hendaknya, perusahaan harus lebih baik

lagi dalam memberikan pelayanan dan memberikan insentif yang sesuai

dengan kinerja dari mitra kerja, karena PT. Arofahmina yaitu perusahaan

yang bergerak dalam bidang jasa. Maka dari itu harus menonjolkan sistem


(2)

91 Rekomendasi

Beberapa rekomendasi yang perlu disampaikan sehubungan dengan

kebijakan adanya mitra kerja di PT. Arofahmina sebagai berikut:

1. Perusahaan harus mempunyai aturan yang jelas untuk jama’ah dan

mitra kerja dalam menjadi jama’ah di PT. Arofahmina. Misalnya, tidak boleh terdapat perubahan penerbangan dan perubahan ukuran

pakaian dalam jangka waktu H-2 bulan keberangkatan, karena kalau

itu tidak terjadi akan memudahkan pihak jama’ah dan pihak

perusahaan.

2. Melakukan riset melalui survei pada jama’ah tentang kepuasan pelanggan atas pelayanan jasa yang diberikan oleh mitra kerja, serta untuk mengumpulkan informasi keluhan dan saran dari jama’ah mengenai pelayanan yang diberikan mitra kerja.

3. Mempertahankan hubungan dan komunikasi yang baik dengan mitra

kerja agar tetap mendapat lebih banyak jama’ah dari mitra kerja. C. Keterbatasan Peneliti

Dalam penelitian ini terdapat banyak kekurangan dalam

pemerolehan data yang disebabkan beberapa faktor antara lain:

1. Dikarenakan keterbatasan waktu penelitian serta tenaga, peneliti

hanya melakukan penelitian pada beberapa mitra kerja mengenai


(3)

92

2. Terlalu jauh jarak peneliti dengan responden, sehingga penulis agak

sulit untuk melakukan komunikasi dalam wawancara, maka data yang

diperoleh kurang maksimal.

3. Dalam melakukan analisis kualitatif peneliti hanya mendiskripsikan

berdasarkan data-data yang didapat melalui wawancara, observasi

serta dokumentasi pada setiap kategori. Kategori juga lebih

difokuskan ketika melakukan analisis dan hanya melakukan

konfirmasi teori saja, untuk pengembangan teorinya hanya pada satu


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Adisu. Edytus, 2008, Hak Karyawan Atas Gaji dan pedoman Menghitung : Gaji

pokok, Uang lembur, Gaji Sundulan, Insentif-Bonus-THR, Pajak atas gaji, Iuran Pensiun-Pesangon, Iuran Jamsostek/Dana Sehat. Forum Sahabat, Jakarta.

Ali, Muhammad, 1985, Penelitian Pendidikan, Prosedur, dan Teknologi, Angkasa,

Bandung.

Budiardjo, Miriam, 2008, Dasar Dasar Ilmu Politik, PT. Gramedia Pustaka Utama,

Jakarta.

Creswell, John W, 2014, Penelitian Kualitatif & Desain Riset, Pustaka Pelajar,

Yogyakarta.

Handoko, Hani, 1999, Manajemen, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta.

Hasibuan, 2000, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara, Jakarta.

Imam Wahjono, Sentot ,2015, Manajemen Sumber Daya Manusia, Salemba Empat,

Jakarta.

Linton, Ian, 1997, Kemitraan Meraih Keuntungan Bersama. Hailarang, Jakarta.

Lin Lindawati, Ang Swat dan Puspita, Marsella Eka, 2015, “Corporate Social

Responsibility: Implikasi Stakeholder dan Legitimacy Gap Dalam Peningkatan Kinerja Perusahaan”, Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 6, Nomor 1.


(5)

Meldona, 2009, Manajemen Sumber Daya Manusia Perspektif Intergratif,

UIN-Malang Press, UIN-Malang

Nasihin, Ahmad Durrotun, “implementasi program corporate social

responsibility(CSR) dalam pemberdayaan masyarakat di lingkungan PT PG Toelangan Sidoarjo”, Skripsi, 2011, Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Dakwah Institusi Islam negeri Sunan

Ampel Surabaya.

Nasir, Muhammad, 1999, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta.

Notoatmodjo, Soekidjo, 2010, Promosi Kesehatan (Teori dan Aplikasi), PT Rineka

Cipta, Jakarta.

Samsuddin, Sadili, 2006, Manajemen Sumber Daya Manusia, Pustaka Setia,

Bandung.

Septy Andryana,“ 2008, Collaborative Commerce Pada Aplikasi Edi ( Electronic Data Interchange)”, jurnal Basis Data, ICT Research Center UNAS, Vol.3 No.2

Sigit, Bambang dan Nizar. 2012. Membangun Jejaring Kerja dan Kemitraan. BP2SDMK, Jakarta.

Soekidjo Notoatmodjo, 2010, Promosi Kesehatan (Teori dan Aplikasi), PT Rineka

Cipta , Jakarta. Hlm. 244-245

Sugiyono, 2014, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R & D, Alfabeta, Bandung.


(6)