Integrated marketing communication CV. Paradila dalam meningkatkan produktivitas.

(1)

INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION CV. PARADILA DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS

Skripsi

Diajukan kepada Universitas Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar

Sarjana Ilmu Komunikasi (S.I.Kom)

Oleh :

Anggun Putri Permadani NIM. B96213098

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

JURUSAN KOMUNIKASI

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI 2017


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

ABSTRAK

Anggun Putri Permadani, B96213098, 2017. Skripsi. Integrated Marketing Communication CV. Paradila dalam Meningkatkan Produktivitas Kata Kunci : Integrated Marketing Communication, Produktivitas

Penelitian ini mengkaji tentang bagaimana proses penerapan

Integrated Marketing Communication yang dilakukan CV. Paradila dalam meningkatkan produktivitas, bagaimana model penerapan Integrated Marketing Communication yang dilakukan CV. Paradila dalam meningkatkan produktivitas, dan faktor yang menghambat penerapan Integrated Marketing Communication di CV. Paradila dalam meningkatkan produktivitas. Sehingga tujuan dari penelitian ini yaitu untuk memahami dan mendiskripsikan Integrated Marketing Communication yang dilakukan CV. Paradila dalam meningkatkan produktivitas, dan model penerapan Integrated Marketing Communication yang dilakukan CV. Paradila dalam meningkatkan produktivitas, serta faktor yang menghambatnya.

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus dengan jenis penelitian deskriptif. Kemudian teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, dokumentasi, dan observasi. Teknik analisis data menggunakan tiga alur kegiatan yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Sedangkan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Marketing Mix (Bauran Pemasaran).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan Integrated Marketing Communication di CV. Paradila dalam meningkatkan produktivitas terdapat tiga tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi yang berupa kepuasan konsumen akan pelayanan dan produk yang dibeli. Sedangkan model penerapan Integrated Marketing Communication di CV. Paradila dalam meningkatkan produktivitas yaitu periklanan, pemasaran langsung, promosi penjualan, penjualan personal, penjualan interaktif, hubungan masyarakat, dan ekuitas merek. Sedangkan faktor yang menghambat proses penerapan Integrated Marketing Communication di CV. Paradila dalam meningkatkan produktivitas adalah faktor internal dan faktor eksternal.

Saran bagi perusahaan, diharapkan mempunyai website agar konsumen luas lebih mudah dalam menerima informasi dan memesan produk. Bagi Universitas, untuk membangun hubungan dengan perusahaan atau industri agar mempermudah mahasiswanya jika ingin melakukan kerja praktek di perusahaan dan bagi para akademisi, untuk lebih kreatif lagi dalam penelitian, karena ilmu komunikasi memiliki arti yang sangat luas dan temuan dari penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk penelitian selanjutnya.


(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian ... 1

B. Fokus Penelitian ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 9

E. Kajian Hasil Penelitian Terdahulu ... 9

F. Definisi Konsep ... 11

G. Kerangka Pikir Penelitian ... 15

H. Metode Penelitian ... 19

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 19

2. Subyek, Obyek dan Lokasi Penelitian ... 20

3. Jenis dan Sumber Data ... 21

4. Tahap-tahap Penelitian ... 24

5. Teknik Pengumpulan Data ... 26

6. Teknik Analisis Data ... 29

7. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ... 30

I. Sistematika Pembahasan ... 32

BAB II INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS A. Integrated Marketing Communication dalam Meningkatkan Produktivitas ... 33

1. Pengertian Integrated Marketing Communication ... 33

2. Bauran Komunikasi Pemasaran ... 38

3. Model Integrated Marketing Communication ... 49

4. Peran Integrated Marketing Communication dalam Pemasaran ... 58

B. Komunikasi Pemasaran dalam Meningkatkan Produktivitas ... 66

1. Komunikasi Pemasaran ... 66

2. Strategi Komunikasi Pemasaran dalam Meningkatkan Produktivitas ... 71


(8)

C. Peran Integrated Marketing Communication dalam Meningkatkan

Produktivitas ... 73

1. Peran Integrated Marketing Communication dalam Meningkatkan Produktivitas ... 73

2. Pengertian Produktivitas ... 74

3. Peran Peningkatan Produktivitas dalam Perusahaan... 75

D. Teori Marketing Mix ... 76

BAB III INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS A. Deskripsi Subyek Penelitian ... 81

1. Profil CV. Paradila ... 81

2. Profil Informan ... 89

B. Data tentang Integrated Marketing Communication dalam Meningkatkan Produktivitas ... 91

1. Penerapan Integrated Marketing Communication dalam Meningkatkan Produktivitas ... 91

2. Model Integrated Marketing Communication dalam Meningkatan Produktivitas ... 102

3. Faktor yang Menghambat Integrated Marketing Communication dalam Meningkatan Produktivitas ... 116

BAB IV ANALISIS DATA INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION CV. PARADILADALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS A. Temuan Penelitian ... 120

B. Konfirmasi Temuan dan Teori ... 134

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 142

B. Rekomendasi ... 144 DAFTAR PUSTAKA


(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Kerangka Pikir Penelitian... 17

Gambar 2.1. Model Integrated Marketing Communication ... 51

Gambar 2.2. Proses Integrated Marketing Communication ... 61

Gambar 2.3. Proses Pemasaran ... 63

Gambar 3.1. Struktur Organiasi Perusahaan ... 84

Gambar 3.2. Motif Kain Tenun Ikat... 90

Gambar 3.3. Logo Perusahaan ... 95

Gambar 3.4. Packaging Produk CV. Paradila ... 95

Gambar 3.5. Alat Tenun Ikat Bukan Mesin ... 97

Gambar 3.6. Alur Produksi Kain Tenun Ikat ... 98

Gambar 3.7. Produk Busana Kain Tenun Ikat ... 100

Gambar 3.8. Liputan Televisi Nasional & Lokal ... 104

Gambar 3.9. Yak & Yuk Lamongan ... 106

Gambar 3.10. Proses Pemasaran Langsung ... 107

Gambar 3.11. Piagam Rekor Muri ... 109

Gambar 3.12. Penjualan Personal ... 111

Gambar 3.13. Facebook CV. Paradila ... 112


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Produktivitas CV. Paradila ... 7 Tabel 2.1. Karakteristik Media Periklanan ... 41 Tabel 2.2. Bauran Komunikasi Pemasaran ... 48


(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.Konteks Penelitian

Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin membaik mendorong timbulnya laju persaingan di dalam dunia usaha. Hal ini dapat kita lihat dengan semakin banyaknya industri yang menghasilkan barang maupun jasa, yang menyebabkan persaingan dalam dunia usaha semakin ketat. Di dalam kondisi persaingan usaha yang tepat bagi industri sehingga dapat menarik perhatian konsumen dan mempengaruhi konsumen untuk mengonsumsi produk mereka sehingga mampu menaikkan produktivitas industri dan menambah profit suatu industri tersebut.

Banyak cara yang dilakukan oleh industri untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya, salah satunya adalah bagaimana menciptakan suatu kondisi dengan mempertahankan pelanggan agar tidak berpaling terhadap industri atau produk lain dan diharapkan para pelanggan tetap loyal terhadap industri dan produk yang dihasilkan. Hal tersebut bisa dicapai oleh suatu industri melalui upaya menghasilkan dan menyediakan barang serta jasa yang dibutuhkan konsumen, dimana kegiatan tersebut sangat tergantung pada industri atau pedagang dengan bermacam atribut melalui harga, produk, pelayanan umum,


(12)

2

lokasi dan perilaku konsumen dalam proses pengambilan keputusan untuk membeli.1

Setiap industri yang memproduksi sebuah produk akan terus berinovasi untuk membuat produknya diterima oleh masyarakat. Setiap kali industri meluncurkan produk baru, akan ada seorang tim khusus untuk mengedukasi pasar terkait merek produk yang akan diluncurkan dalam usaha untuk mengedukasi pasar dan mempromosikan produk baru kepada khalayak luas. Industri mulai menggunakan untuk memilih strategi yang efektif dan efesien.

Strategi efektif dan efisien yang dilakukan oleh sebuah industri merupakan cara untuk meningkatkan produktivitas industri. Produktivitas industri berhubungan dengan efisiensi penggunaan sumber daya dalam menghasilkan tingkat perbandingan antara keluaran produk dan profit penjualan kepada industri. Peningkatan produktivitas merupakan sumber pertumbuhan utama untuk mewujudkan kelangsungan hidup industri yang berkelanjutan. Sebaliknya, pertumbuhan yang tinggi dan berkelanjutan juga merupakan unsur penting dalam menjaga kesinambungan peningkatan produktivitas jangka panjang.

Pentingnya produktivitas dalam meningkatkan kesejahteraan telah disadari secara universal, tidak ada jenis kegiatan manusia yang tidak mendapatkan keuntungan dari produktivitas yang ditingkatkan sebagai kekuatan untuk menghasilkan lebih banyak barang maupun jasa, peningkatan produktivitas juga menghasilkan peningkatan langsung pada standar hidup yang berada dibawah

1

Engel, James F., Roger D. Blackwell, Paul W. Miniard; alih bahasa Budijanto, Perilaku Konsumen, (Jakarta : Binarupa Aksara, 1995), hal. 251.


(13)

3

kondisi distribusi yang sama dari perolehan produktivitas yang sesuai dengan masukan tenaga kerja. Produktivitas penting dalam meningkatkan dan mempertahankan industri dalam hal menghasilkan barang atau jasa yang pada dasarnya tidak lepas dari peningkatan dan pengefektifan mutu tenaga kerja sebagai sumber daya manusia yang sangat menentukan bagi kelangsungan hidup industri. Peningkatan produktivitas juga menghasilkan peningkatan langsung pada standar hidup yang berada di bawah kondisi distribusi yang sama dari perolehan produktivitas yang sesuai dengan masukan tenaga kerja.

Saat ini banyak industri di negara maju telah menerapkan Integrated Marketing Communication (IMC) sebagai cara untuk mengkoordinasikan dan mengelola program komunikasi pemasaran mereka untuk memastikan bahwa mereka memberikan pelanggan suatu pesan yang konsisten mengenai industri dan brand produk yang dimiliki. Bagi banyak industri, IMC memberikan banyak perbaikan dibandingkan dengan metode tradisional yang memperlakukan berbagai elemen komunikasi dan pemasaran sebagai kegiatan terpisah.

Kegiatan Integrated Marketing Communication ini mengacu kepada komunikasi pemasaran modern.2 Dimana strategi ini memfasilitasi proses pertukaran dan pengembangan hubungan dengan konsumen dengan cara mengamati secara cermat kebutuhan dna keinginan konsumen yang dilanjutkan dengan mmengembangkan suatu produk yang memuaskan kebutuhan konsumen dan menawarkan produk tersebut pada harga tertentu sertaditerapkan oleh sebuah industri atau penjual sesuai dengan kebutuhan konsumen dan pesaingnya. Hal ini

2

Morissan, M.A., Periklanan : Komunikasi Pemasaran Terpadu, (Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2010), hal. 5.


(14)

4

dilakukan agar dapat menghasilkan respon yang diinginkan oleh pasar sasaran. Maka dari itu industri menggunakan konsep IMC (Integrated Marketing Communication) yang merupakan gabungan antara beberapa bentuk kegiatan pemasaran yang saling mempunyai keterkaitan di dalamnya, dalam upaya untuk memasarkan produk yang dijual dengan tujuan utama angka penjualan industri. Dengan adanya kegiatan Integrated Marketing Communication ini, diharapkan dapat membantu industri penjual produk kebutuhan rumah tangga dalam mempromosikan keunggulan-keunggulan ataupun kelebihan produk yang di jual dengan lebih mudah, jelas, serta terarah.

Sebelum manerapkan kegiatan Integrated Marketing Communication para pemasar atau industri perlu mempertimbangkan berbagai aspek mulai dari aspek ekonomis, sosial, budaya, kebijakan publik dan teknologi, termasuk kondisi pasar persaingan, peraturan serta norma dan etika yang berlaku, sehingga aktifitas komunikasi dalam pemasaran ini akan membuat pesan-pesan tentang produk atau brand menjadi lebih relevan, kreatif serta lebih etis. Oleh karena itu, sebelum merencanakan komunikasi pemasaran, suatu industri perlu mengidentifikasi konsumennya, sasaran, serta proses keputusan mereka.

Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Integrated Marketing Communication di dalam sistem pemasaran sebuah industri yang bergelut di bidang bisnis tekstil ini dimana sejak awal industri ini sudah menggunakan

Integrated Marketing Communication yaitu pada proses awal pemasaran dan promosi produk melalui door to door yang termasuk dalam proses pemasaran langsung dan penjualan pribadi yang merupakan bagian dari Integrated Marketing


(15)

5

Communication. Kegiatan Integrated Marketing Communication penting untuk dilakukan, sebab Integrated Marketing Communication merupakan proses strategi bisnis dalam mengelola hubungan dengan konsumen yang intinya untuk menggerakkan brand value. Dimana pada intinya Integrated Marketing Communication berperan penting dalam meningkatkan kegiatan bisnis, khususnya pemasaran tidak lagi mengacu kepada strategi pemasaran tradisional, melainkan lebih mengacu pada strategi pemasaran modern.

Industri kain tenun ikat CV. Paradila menerapkan Integrated Marketing Communication dalam proses pemasaran dan sebagai strategi promosi efektif dalam jangka panjang. Di Indonesia tidak asing dengan hasil kain tenun ikat asli Jepara, Sintang, atau Toraja. Namun, di Jawa Timur kain tenun ikat yang berkualiatas juga bisa didapatkan tanpa harus jauh-jauh pergi ke Toraja, Jepara, atau Sintang, karena di Kabupaten Lamongan Jawa Timur juga ada industri serupa yang memiliki kualitas tak kalah dari ketiganya, salah satunya adalah CV. Paradila yang merupakan salah satu sentra kerajinan tenun ikat di Kabupaten Lamongan yang terletak di Desa Parengan Kecamatan Maduran yang sudah merambah hingga pasar Timur Tengah seperti Arab Saudi, Iran, Mesir, Irak dan negeri jiran yang lebih dekat dan untuk pasar lokal berada di Jakarta, Bandung, Surabaya, Malang hingga Samarinda.3 Kerajinan tenun ikat CV. Paradila adalah salah satu produk unggulan berkualitas kebanggaan Indonesia, terutama Kota Lamongan yang sangat ikut bangga memiliki banyak produk ekonomi kreatif yang tersebar di berbagai daerah seperti produk kerajinan tenun ikat yang menjadi kekhasan masing-masing sebuah daerah

3

http://Paradilalamongan1.blogspot.co.id/2013/03/lamongan-bukan-hanya-tahu-campur.html, diakses pada tanggal 8 April 2017.


(16)

6

di Indonesia. Kain tenun ikat berkembang baik di Pulau Jawa khususnya Jawa Timur. Jawa Timur sendiri memiliki dua tempat produksi tenun ikat yang terletak di Kabupaten Lamongan dan Kabupaten Kediri.

Seni kerajinan tenun ikat yang bewarna warni dan kaya akan motif hias dikerjakan oleh para perajin hampir di seluruh daerah di Indonesia. Motif dan corak yang memiliki ciri khas sesuai dengan budaya setempatlah yang membedakan kain-kain tenun ikat antar daerah. CV. Paradila juga memiliki ciri khas motif dan corak yang berbeda dari kain tenun ikat lainnya dan memiliki kualitas yang sangat bagus dengan berbahan dasar benang khusus yang di impor dari China dan India. Meskipun benang-bengannya di impor namun untuk alat pembuatannya masih menggunakan alat tenun tradisional dan bukan mesin. Tenun ikat hasil produksi CV. Paradila mempunyai kekhasan dan keunikan tersendiri bila dibandingkan dengan produk tenun buatan pabrik. Proses produksi dengan menggunakan alata tradisional dan bahan atau benang yang di impor membuat mutu dan kualitas produk yang dihasilkan semakin bagus, tidak hanya kualitasnya saja yang bagus kain tenun ikat CV. Paradila memiliki desain motif dan corak yang bermacam-macam dengan ciri khas timbul dipermukaan kain sehingga semakin dapat menarik konsumen untuk menggunakan produk. Industri tenun ikat milik CV. Paradila ini memiliki perkembangan yang sangat baik, beberapa penghargaan juga didapatkannya. Industri ini juga mampu menciptakan lapangan kerja tersendiri untuk penduduk setempat. Proses pemasaran produk kain tenun ikat CV. Paradila melalui internet, pameran, membuka showroom dan juga melalui agen dibeberapa wilayah.


(17)

7

Penerapan Integrated Marketing Communiction di CV. Paradila membantu industri untuk mengidentifikasi strategi pemasaran yang paling tepat dan efektif dalam berkomunikasi dan membangun hubungan dengan konsumen, begitu juga para pemegang kepentingan lain seperti pegawai, pemasok, investor, dan publik pada umumnya. Berkat penerapan Integrated Marketing Communiction, misi sebuah industri dapat diwujudkan melalui program pemasaran dan tindakan hubungan dengan konsumen. Penerapan Integrated Marketing Communiction

yang dilakukan CV. Paradila juga menghasilkan dampak dalam peningkatan produktivitas industri, peningkatan ini dikarenakan semakin banyaknya masyarakat yang mengenal produk kain tenun ikat dan banyaknya permintaan pasar sehingga tingkat produksi kain meningkat. Berituk tabel peningkatan produktivitas kain tenun ikat CV. Paradila :

Tabel 1.1

Produktivitas CV. Paradila Tahun 2013-2016

Tahun Jumlah

Jenis Produk

Total

Kain Sarung

2013 1625 pt/ bulan 14576 pt 4924 pt 19.500 pt/thn

2014 1500 pt/ bulan 13473 pt 4527 pt 18.000 pt/thn

2015 1550 pt/bulan 13912 pt 4688 pt 18.600 pt/thn

2016 1800 pt/bulan 16127 pt 5473 pt 21.600 pt/thn

Berkaitan dengan uraian konteks penelitian di atas, penulis bermaksud untuk mengkaji lebih dalam dan mengetahui bagaimana “Integrated Marketing Communiction CV. Paradila Dalam Meningkatkan Produktivitas”.


(18)

8

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan uraian maka dapat dibuat rumusan masalah yang menjadi fokus penelitian yaitu :

1. Bagaimana proses penerapan Integrated Marketing Communication yang dilakukan oleh CV. Paradila dalam Meningkatkan Produktivitas?

2. Bagaimana model penerapan Integrated Marketing Communication yang dilakukan oleh CV. Paradila dalam Meningkatkan Produktivitas?

3. Faktor apa saja yang menghambat penerapan Integrated Marketing Communication di CV. Paradila dalam Meningkatkan Produktivitas?

C. Tujuan Penelitian

Sehubungan dengan fokus penelitian yang dipaparkan diatas, maka penelitian yang akan dilakukan memiliki tujuan yaitu :

1. Untuk memahami dan mendeskripsikan proses penerapan Integrated Marketing Communication yang dilakukan oleh CV. Paradila dalam Memingkatkan Produktivitas.

2. Untuk memahami dan mendeskripsikan model penerapan Integrated Marketing Communication yang dilakukan oleh CV. Paradila dalam Meningkatkan Produktivitas.

3. Untuk memahami dan mendeskripsikan faktor-faktor yang menghambat penerapan Integrated Marketing Communication di CV. Paradila dalam Meningkatkan Produktivitas.


(19)

9

D. Manfaat Penelitian

1. Secara teoritis penelitian ini dapat memberikan konstribusi terhadap berkembangnya ilmu komunikasi khususnya di bidang Integrated Marketing Communication, mengenai proses dan strategi pemasaran yang digunakan untuk menarik pelanggan. Serta dapat dipakai sebagai acuan bagi penelitian-penelitian sejenis untuk tahapan selanjutnya.

2. Secara praktis, dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi landasan dalam memahami proses Integrated Marketing Communication suatu industri sebagai salah satu cara untuk meningkatkan dan mempertahankan konsumen serta mampu meningkatkan kualitas produk sebuah industri. E. Kajian Hasil Penelitian Terdahulu

Sebagai bahan pertimbangan bagi penelitian ini, penulis mencari referensi hasil penelitian terdahulu yang memiliki kesamaan pada fokus penelitian yang ingin diteliti. Adapun penelitian terdahulu yang dapat digunakan sebagai referensi.

Dari beberapa jurnal yang peneliti dapatkan, terdapat beberapa penelitian terdahulu diajukan oleh : Sierra Putri Ardani, Mahasiswa Stikosa, tahun 2001, dengan judul skripsi Strategi Marketing Communication Pt Indosat, Tbk Nsr Dalam Meningkatkan Loyalitas Pelanggan Im3 (Study di PT. Indosat, Tbk Nsr, Kayun Surabaya). Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, menggunakan konsep Integrated Marketing Communication. Penelitian ini menggunakan metode diskriptif kualitatif serta kesimpulan yang di dapat dari penelitian ini adalah bahwa dalam meningkatkan loyalitas pelanggan IM3 lebih banyak


(20)

10

menggunakan media massa sebagai sarana untuk menyampaikan pesan kepada para pelanggan yang tersebar di berbagai kota di Surabaya dan sekitarnya. Perbedaan penilitian terdahulu dengan penelitian ini adalah subjek, objek, dan lokasi penelitian. Jika peneliti terdahulu fokusnya pada cara atau strategi untuk meningkatkan loyalitas pelanggan atau meninggkatkan kesetiaan pelanggan untuk tetap menggunakan salah satu produk dari PT. Indosat. Sedangkan penelitian ini fokusnya pada penerapan Integrated Marketing Communication yang dilakukan oleh CV. Paradila untuk meningkatkan produktivitas barang atau produk yang dihasilkan.

Skripsi Hafidullah Ardliawan A., Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, tahun 2015, dengan judul skripsi Model Komunikasi

Integrated Marketing Communication : Studi Pada Acara Young Moslem Entrepreneur Camp 2015 Surabaya. Penilitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, dengan tujuan untuk mengetahui komunikasi marketing mix

(advertising, personal selling, sales promotion, public relation, dan direct and on-line marketing) secara parsial dan simultan terhadap pengambilan keputusan untuk mengikuti acara Young Moslem Entrepreneur Camp 2015 di Surabaya. Perbedaan penilitian terdahulu dengan penelitian ini adalah subjek, objek, dan lokasi penelitian. Jika peneliti terdahulu fokusnya pada strategi marketing mix

yang digunakan oleh panitia penyelenggara event Young Moslem Entrepreneur Camp untuk memikat masyarakat agar mengambil keputusan untuk mengikuti acara tersebut. Sedangkan penelitian ini fokusnya pada pembuatan produk CV. Paradila dan penggunaan strategi pemasaran melalui teori Integrated Marketing


(21)

11

Communication untuk menarik konsumen dalam mengkonsumsi produk sehingga dapat meningkatkan produktivitas barang dan meningkatkan pendapatan industri.

Skripsi Husnuzzan, Mahasiswa Universitas Hasanuddin Makassar, tahun 2013, dengan judul skripsi Pengaruh Komunikasi Pemasaran Terpadu(Integrated Marketing Communication) Terhadap Citra Merek (Brand Image) Produk Kartu AS Pada PT. Telkomsel Makassar. Penelitian ini menggunakan metode penelitian korelasional yang bermaksud mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada komponen-komponen Integrated Marketing Communication (IMC) dengan perubahan-perubahan yang ditimbulkan pada faktor brand image. Perbedaan penilitian terdahulu dengan penelitian ini adalah metode penelitian, subjek, objek, dan lokasi penelitian. Jika peneliti terdahulu fokusnya pada pengaruh Integrated Marketing Communication terhadap citra brand atau merek produk PT. Telkomsel. Sedangkan peneliti ini fokusnya untuk meningkatkan produktivitas produk CV. Paradila melalui teori Integrated Marketing Communication.

F. Definisi Konsep

Konsep pada hakikatnya merupakan istilah, yaitu satu kata atau lebih yang menggambarkan suatu gejala atau menyatakan suatu ide (gagasan) tertentu.4 Untuk memperoleh pemahaman mengenai penelitian yang dilakukan, maka penulis perlu menjelaskan definisi konsep sesuai dengan judul. Hal itu dikarenakan untuk menghindari kesalahpahaman dalam penelitian ini. Adanya pencantuman definisi konsep ini adalah untuk lebih memudahkan pemahaman

4


(22)

12

pembahasan dalam penelitian ini, peneliti akan menjelaskan beberapa istilah yang erat kaitannya dengan penelitian, diantaranya sebagai berikut :

1. Integrated Marketing Communication

Industri-industri saat ini mulai bergerak menuju proses yang disebut dengan komunikasi pemasaran terpadu atau Integrated Marketing Communication (IMC), yang mencakup upaya koordinasi dari berbagai elemen promosi dan kegiatan pemasaran lainnya.5

Definisi Integrated Marketing Communication menurut prespektif yang cukup luas adalah proses pengembangan dan implementasi berbagai bentuk program komunikasi persuasif kepada kepada pelanggan dan calon pelanggan secara berkelanjutan. Tujuan Integrated Marketing Communication (IMC) adalah mempengaruhi atau memberikan efek langsung kepada prilaku khalayak sasaran yang dimilikinya. Dengan kata lain, proses Integrated Marketing Communication

(IMC) berawal dari pelanggan atau calon pelanggan, kemudian berbalik kepada industri untuk menentukan dan mendefinisikan bentuk dan metode yang perlu dikembangkan bagi program komunikasi yang persuasif.6

Integrated Marketing Communication adalah sebuah bentuk komunikasi pemasaran yang memerlukan perencanaan, penciptaan, integrasi, dan implementasi yang beragam, seperti iklan, promosi penjualan, personal selling, sponsorship dan publisitas, yang dikirim ke target atau pelanggan merek dan waktu yang telah ditentukan. Tahap pertama dari proses Integrated Marketing

5

Adrienne Eard Fawcett, Integrated Marketing Communication Its Time Has Arrived, Advertising age, 1993.

6

Terence A. Shimp, Periklanan Promosi dan Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu, Jilid I edisi Kelima, ( Jakarta: Erlangga, 2003 ), hal. 24.


(23)

13

Communications (IMC) membutuhkan pemasar untuk memenuhi profil segmen pelanggan atau calon pelanggan, dan kemudian menentukan apa jenis pesan dan saluran terbaik akan mencapai tujuan komunikasi yang dapat menginformasikan, membujuk, mengingatkan dan mendorong tindakan itu kepada segmen pasar yang dituju.7

Definisi tersebut memusatkan perhatiannya pada proses penggunaan seluruh bentuk promosi untuk mencapai dampak atau efek komunikasi yang maksimal. Namun beberapa pihak, antara lain Don Schultz dan rekan, menilai definisi tersebut masih sempit atau bersifat terbatas yang tidak menggambarkan komunikasi pemasaran terpadu yang sebenarnya. Schultz menginginkan perspektif yang lebih luas yang memperhatikan seluruh sumber daya yang tersedia. Menurutnya persepsi konsumen terhadap industri dan atau merek dagangnya merupakan suatu sintesis dari berbagai pesan yang mereka terima atau kontak yang mereka mliki seperti: iklan produk di media massa, harga produk, desain atau bentuk produk, publikasi, promosi penjualan, pemasaran langsung, web sites, peragaan (display) produk dan bahkan bentuk toko atau outlet di mana produk itu dijual. Dengan demikian, industri harus mengembangkan suatu strategi komunikasi pemasaran yang menyeluruh (total).

Pada level komunikasi pemasaran, Duncan dan Moriarty mengatakan bahwa seluruh pesan harus disampaikan dan diterima secara konsisten dalam upaya untuk menciptakan persepsi yang utuh di antara pelanggan dan pihak terkait lainnya. Hal ini memerlukan kesatuan atau integrasi berbagai pesan komunikasi

7

William Chitty, Nigel Barker, Terence A.Shimp, Integrated Marketing Communications, Second Asia Pasific Edition (Australia: Chengage Learning Australia Pty Limited, 2008), hal. 5.


(24)

14

pemasaran serta integrasi fungsi berbagai fasilitator promosi, seperti biro iklan, konsultan humas, tenaga promosi penjualan, industri perancang produk, dan sebagainya. Tujuannya adalah untuk dapat berkomunikasi dengan satu suara, satu penampilan, dan satu citra dalam setiap kegiatan komunikasi pemasaran serta untuk mengidentifikasi serta memosisikan industri dan mereknya dengan cara yang konsisten.8

2. Produktivitas

Secara umum produktivitas diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata maupun fisik (barang atau jasa) dengan masuknya yang sebenarnya.9 Misalnya produktivitas adalah ukuran efisiensi produktif. Suatu perbandingan antara hasil keluaran dan masuk atau output : input. Masukan sering dibatasi dengan masukan tenaga kerja, sedangkan keluaran diukur dalam kesatuan fisik bentuk dan nilai. Produktivitas bisa diartikan secara sederhana dengan peningkatan kualitas, bisa juga diartikan bekerja efektif dan efisien.

Produktivitas adalah suatu konsep yang bersifat universal yang bertujuan untuk menyediakan lebih banyak barang dan jasa untuk lebih banyak manusia, dengan menggunakan sumber-sumber riil yang makin sedikit.Produktivitas adalah suatu pendekatan interdisipliner untuk menentukan tujuan yang efektif, pembuatan rencana, aplikasi penggunaan cara yang produktivitas untuk menggunakan sumber-sumber secara efisien, dam tetap menjaga adanya kualitas yang tinggi. Produktivitas mengikutsertakan pendayagunaan secara terpadu sumber daya manusia dan keterampilan, barang modal teknologi, manajemen,

8

Terence A. Shimp, Op.cit., hal. 11. 9

Muchdarsyah Sinungan, Produktivitas Apa dan Bagaimana, (Jakarta : Bumi Aksara, 1997), hal. 12.


(25)

15

informasi, energi, dan sumber-sumber lain menuju kepada pengembangan dan peningkatan standar hidup untuk seluruh masyarakat, melalui konsep produktivitas semesta total. Produktivitas mempunyai pengertiannya lebih luas dari ilmu pengetahuan, teknologi dan teknik manajemen, yaitu sebagai suatu filosofi dan sikap mental yang timbul dari motivasi yang kuat dari masyarakat, yang secara terus menerus berusaha meningkatkan kualitas kehidupan.

Produktivitas adalah suatu konsep yang menggambarkan hubungan antar hasil jumlah barang dan jasa yang diproduksi dengan sumber tenaga kerja, bahan baku, modal, dan energi yang dipakai untuk menghasilakn barang tersebut.10 Jadi, produktivitas merupakan interaksi terpadu secara serasi dari tiga faktor esensial, yakni investasi termasuk penggunaan pengetahuan dan teknologi serta riset, manajemen, dan tenaga kerja. Produktivitas juga merupakan suatu pendekatan

Interdisipliner untuk menentukan tujuan yang efektif, pembuatan rencana, aplikasi penggunaan cara yang produktivitas untuk menggunakan sumber-sumber secara efisien, dan tetap menjaga adanya kualitas tinggi.11

G. Kerangka Pikir Penelitian

Dalam penelitian yang membahas tentang Integrated Marketing Communication CV. Paradila Dalam Meningkatkan Produktivitas. Peneliti mengacu pada teori Integrated Marketing Communication. Integrated Marketing Communication sendiri merupakan pendekatan yang lebih popular yang diterapkan oleh professional komunikasi dan pemasaran untuk mengkordinasikan berbagai pengalaman konsumen dengan komunikasi pemasaran untuk merek

10

Basu Swastha Ibnu Sukotjo, Bisnis Pengantar Modern, (Yogyakarta : Liberty, 1998), hal. 281. 11


(26)

16

tertentu. Biasanya, perhatian industri tidak menerapkan kordinasi seperti itu. Pemasar cenderung menerapkan konsultan yang berbeda untuk setiap sarana komunikasi yang digunakan, dan seringkali kordinasi diantara berbagai tanggapan atas pesan tidak lengkap agen periklanan membuat pesan iklan. Public Relation

menyesuaikan presepsi cakupan produk dan agen promosi komunikasi serta menyampaikan pesan promosi.12 Integrated Marketing Communication (IMC) merupakan suatu model komunikasi pemasaran yang mengintegrasikan semua unsur bauran promosi dengan asumsi bahwa tidak ada satu unsur pun yang terpisah dalam mencapai tujuan pemasaran yang efektif.

Pada level komunikasi pemasaran atau Integrated Marketing Communication, Duncan dan Moriarty mengatakan bahwa seluruh pesan harus disampaikan dan diterima secara konsisten dalam upaya untuk menciptakan persepsi yang utuh di antara pelanggan dan pihak terkait lainnya. Hal ini memerlukan kesatuan atau integrasi berbagai pesan komunikasi pemasaran serta integrasi fungsi berbagai fasilitator promosi, seperti biro iklan, konsultan humas, tenaga promosi penjualan, industri perancang produk, dan sebagainya.13 Tujuannya adalah untuk dapat berkomunikasi dengan satu suara, satu penampilan, dan satu citra dalam setiap kegiatan komunikasi pemasaran serta untuk mengidentifikasi serta memosisikan industri dan mereknya dengan cara yang konsisten.

12

Machfoedz Mahmud, Komunikasi Pemasaran Modern, (Yogyakarta : cakra ilmu , 2010), hal. 20.

13


(27)

17

Gambar 1.1

Kerangka Pikir Penelitian

Dalam penelitian yang berjudul “Integrated Marketing Communication CV. Paradila dalam Meningkatkan Produktivitas”, peneliti membuat alur penelitian yang tertulis diatas adalah penelitian ini terfokus pada Integrated Marketing Communication yang dilakukan oleh CV. Paradila. Sebelum menetukan

Integrated Marketing Communication

Industri Kain Tenun

Model Bauran Komunikasi Pemasaran (Marketing

Communication Mix)

Produktivitas Strategi

Pemasaran

Hambatan Komunikasi

Pemasaran

- Iklan

- Pemasaran Langsung

- Promosi Penjualan

- Penjualan Personal

- Pemasaran Interaktif


(28)

18

Integrated Marketing Communication, CV. Paradila perlu mengetahui dasar dari

Integrated Marketing Communication yaitu komunikasi pemasaran, kemudian pertama adalah Bauran Komuniakasi Pemasaran yang meliputi periklanan, promosi penjualan, penjualan personal, penjualan interaktif , penjualan langsung dan hubungan masyarakat ini digunakan untuk meningkatkan pemasaran dan produktivitas suatu industri. Kedua, melakukan strategi pemasaran yang digunakan untuk mengetahui bagaimana caranya suatu merek atau produk dapat mencapai tujuannya yaitu mampu meningkatkan produktivitas dan bersaing di dunia bisnis pasar internasional dan lokal bidang bisnis tekstil. Sementara itu, Tull dan Kahle mendefinisikan strategi pemasaran sebagai alat fundamental yang direncanakan untuk mencapai tujuan industri dengan mengembangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan melalui pasar yang dimasuki dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut. Pada dasarnya strategi pemasaran memberikan arah dalam kaitannya dengan variabel-variabel seperti segmentasi pasar, dan identifikasi pasar sasaran. Ketiga, yaitu menganalisis hambatan-hambatan yang akan dialami oleh industri dalam penerapan Integrated Marketing Communication. Dengan melakukan analisis ini diharapkan industri dapat mengetahui peluang dan hambatan yang perlu diantisipasi dalam proses penerapan model Integrated Marketing Communication


(29)

19

H. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

a. Pendekatan penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan studi kasus. Studi kasus adalah uraian dan penjelasan komprehensif mengenai berbagai aspek seorang individu, suatu kelompok, suatu organisasi (komunitas), suatu program, atau suatu situasi sosial. Studi kasus merupakan sarana utama bagi penelitian akademik. Studi kasus menyajikan uraian menyeluruh yang mirip dengan apa yang dialami pembaca dalam kehidupan sehari-hari. Studi kasus merupakan sarana efektif untuk menunjukkan hubungan antara peneliti dan responden.

Studi kasus adalah suatu bentuk penelitian (inquiry) atau studi tentang suatu masalah yang memiliki sifat kekhususan (particularity), dapat dilakukan baik dengan pendekatan kualitatif maupun kuantitatif, dengan sasaran perorangan (individual) maupun kelompok, bahkan masyarakat luas. Dalam hal ini peneliti menginterpretasikan strategi pemasaran yang digunakan oleh industri CV. Paradila yaitu strategi

Integrated Marketing Communication yang bertujuan untuk menjalin hubungan baik dengan konsumen, memasarkan produk ke pasar Internasional dan lokal, dan menggerakkan brand value sehingga mampu meningkatkan produktivitas terhadap produk yang dikeluarkan.


(30)

20

b. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analisis deskriptif.14 Menjelaskan bahwa, penelitian kualitatif dilakukan untuk memahami fenomena yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Sedangkan penggunaan tataran deskripsi, bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat tentang fakta-fakta dan objek tertentu.15 Peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif dalam penelitian kualitatif ini, karena dalam konteks ini peneliti berusaha mendeskripsikan bagaimana sebuah fenomena mengenai bagaimana para informan menerapkan Integrated Marketing Communication dalam industri untuk meningkatkan produktivitas yang mana dikendalakan juga dengan semakin ketatnya persaingan di dunia bisnis tekstil. Untuk mendeskripsikan penelitian ini peneliti mencari data sebanyak mungkin yang disesuaikan dengan kebutuhan penelitian yang berasal.

2. Subyek, Obyek, dan Lokasi Penelitian a) Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah sesuatu yang diteliti baik orang, benda, ataupun lembaga (organisasi). Subyek penelitian pada dasarnya adalah

14

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosydakarya, 2004), 6.

15


(31)

21

yang akan dikenai kesimpulan hasil penelitian. Di dalam subyek penelitian inilah terdapat obyek penelitian.16 Peneliti telah menentukan subyek penelitian CV. Paradila yang memiliki peran penting dalam proses

Integrated Marketing Communication, yang telah digali data dan ditarik kesimpulan atas penggalian data tersebut.

b) Obyek Penelitian

Keilmuan komunikasi pemasaran dalam penelitian ini yang menjadi obyek penelitian adalah Integrated Marketing Communication CV. Paradila dalam Meningkatkan Produktivitas.

c) Lokasi Penelitian

Kantor Pusat CV. Paradila berlokasi di Desa Parengan, Kecamatan Maduran, Kabupaten Lamongan - Jawa Timur 62261. Industri ini terletak cukup strategis karena berada di tepi jalan utama jalan raya Parengan yang merupakan jalan utama penghubung dari arah Pantai Utara Jalan Raya Daendles ke Jalan Raya Babat Lamongan sehingga memudahkan transportasi bahan baku dan distribusi produk dan mempermudah konsumen untuk menjangkaunya. Industri ini berada dekat dengan pemukiman penduduk sehingga mempermudah dalam penyerapan tenaga kerja setempat.

3. Jenis dan Sumber Data

Untuk keakuratan data, penelitian ini digali dari beberapa jenis dan sumber data, antara lain :

16


(32)

22

a) Jenis Data

Data primer yang merupakan data pokok dari penelitian ini merupakan data yang diperoleh secara langsung dari masing-masing informan.17 Pada penelitian ini data mengenai Integrated Marketing Communication CV. Paradila dalam Meningkatkan Produktivitas.

Pengumpulan data primer yang dilakukan dengan cara melihat, mengamati dan mencatat perilaku dan pembicaraan subyek penelitian yakni karyawan di bagian pemasaran, dan karyawan di bagian produksi di CV. Paradila dengan menggunakan pedoman observasi dan juga wawancara mendalam (indepth interview).Wawancara yang dilakukan adalah wawancara tatap muka dengan menggunakan pedoman wawancara yang telah disusun oleh peneliti sebelum bertemu informan.

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder.18 Data sekunder adalah data yang sebagai pendukung data primer yang dibutuhkan peneliti untuk menjawab rumusan dan fokus penelitian. Sumber data penelitian, menurut Lofland yaitu ”sumber data utama dalam penelitian kulitatif adalah kata-kata, tindakan, dan selebihnya

adalah data tambahan seperti dokumen dan lainnya.”19

Data sekunder ini, dapat peneliti peroleh juga dari proses wawancara pada informan serta dari berbagai dokumentasi tentang berbagai kegiatan peristiwa dalam bentuk

17

Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relation dan Komunikasi, (PT. Rajagrafindo Persada, 2006), hal. 29.

18

Rahmat Kriyantono, Tehnik Praktis Riset Komunikasi, hal. 42.

19


(33)

23

tertulis, tercetak, atau terekam berkaitan dengan aktivitas CV. Paradila dalam Meningkatkan Produktivitas.

b) Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Informan

Dalam hal ini informan merupakan orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. 20 Penentuan informan sebagai sumber data dalam penelitian ini adalah berdasarkan pada asas subyek yang menguasai permasalahan, memiliki data, dan bersedia memberikan informasi lengkap dan akurat. Informan yang bertindak sebagai sumber data dan informasi harus memenuhi syarat.

Dalam penelitian kualitatif, hal yang menjadi bahan pertimbangan utama dalam pengumpulan data adalah pemilihan informan. Dalam penelitian kualitatif tidak digunakan istilah populasi. Teknik sampling yang digunakan oleh peneliti adalah Purposive sampling dan Snowball sampling.21

a. Purpose Sampling yaitu pemilihan informan dipilih secara sengaja berdasarkan kriteria yang telah ditentukan peneliti berdasarkan tujuan peneliti.

20

Iskandar Wirjokusumo dan Soemardji Ansori, Metode Penelitian Kualitatif, (Penerbit : Unesa Univercity Press, 2009), hal. 10.

21

James A. Black and Dean J. Champion, Methods and Issue in Social Research, diterjemahkan oleh E. Koeswara, dkk, Metode dan Masalah Penelitian Sosial, (Bandung : Eresco, 1992), hal. 267.


(34)

24

b. Snowball Sampling yaitu proses penentuan informan berdasarkan informan sebelumnya tanpa menentukan jumlahnya secara pasti dengan menggali informasi terkait topik penelitian yang diperlukan. Penentuan informan dengan teknik ini diambillah beberapa informan yaitu owner, karyawan bagian pemasaran, karyawan bagian promosi, karyawan bagian produksi, dan konsumen yang terus digali informasinya.

2) Dokumen

Keterangan-keterangan berbentuk tertulis yaitu mengumpulkan data-data melalui tulisan atau bahan tertulis yang berhubungan dengan masalah-masalah penelitian.

4. Tahap-Tahap Penelitian

Ada 3 tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini, yakni : a) Pralapangan

Tahap ini merupakan tahapan persiapan sebelum penelitian dilakukan, adapun langkah-langkahnya adalah :

1) Menyusun Rancangan Penelitian

Penelitian ini dimulai dengan menentukan lapangan atau lokasi yang akan dijadikan tempat penelitian. Membuat rumusan masalah yang akan diteliti dari fenomena yang ada dilapangan. Kemudian mencari informan yang terkait. Setelah itu segala hal mengenai hal yang diteliti dan metodologinya dituangkan dalam laporan penelitian. Memilih lapangan penelitian juga merupakan


(35)

25

tahap awal dalam melakukan penelitian, untuk memilih lapangan penelitian ini, peneliti terlebih dahulu melihat fenomena pada strategi pemasaran yang ada di sebuah industri yakni tentang penerapan Integrated Marketing Communication yang ada di dalamnya kemudian peneliti menyesuaikan antara kenyataan yang ada di lapangan dengan teori-teori yang substantif, dan karena peneliti melihat adanya kesesuaian tersebut maka peneliti memilih CV. Paradila sebagai lapangan penelitian.

Setelah peneliti menentukan lapangan penelitian, peneliti mengurus perizinan dan meminta izin penelitian di CV. Paradila kepada pihak yang berwenang untuk memberikan izin pelaksanaan penelitian. Setelah mendapatkan izin, kemudian peneliti melakukan penelitian di lapangan sesuai dengan jadwal yang telah dibuat sebelumnya oleh peneliti dan juga atas persetujuan dari pihak industri.

2) Menyiapkan Perlengkapan Penelitian

Sebelum penelitian dilakukan, penulis mempersiapkan alat yang menunjang jalannya wawancara dan observasi dilapangan. Peneliti menyiapkan book note, kamera, alat perekam, dan lain-lain agar hasil penellitian yang diperoleh lebih maksimal. Selain itu peneliti juga menyiapkan perlengkapan fisik dan mempersiapkan jadwal penelitian serta biaya yang diperlukan selama penelitian.


(36)

26

b) Penelitian/Pelaksanaan Lapangan

Sebelum melakukan wawancara lapangan, penulis melakukan observasi lapangan terlebih dahulu. Kemudian mengumpulkan data yang diperoleh untuk dikaji dan dianalisa lebih lanjut. Proses selanjutnya adalah memahami konteks penelitian dan persiapan diri, pada tahap ini peneliti terlebih dahulu memahami konteks penelitian yang akan dilakukan di CV. Paradila serta mempersiapkan diri secara fisik dan mental. Melakukan pendekatan kepada informan dalam penelitian serta melakukan pengamatan langsung seputar data. Selanjutnya membuat pedoman wawancara seputar hal-hal yang ingin diteliti. Pada tahap ini peneliti mencatat semua data yang sudah didapat dari para informan.

c) Laporan

Setelah tahap pekerjaan lapangan selesai, peneliti membuat dan menyusun laporan yang berisi kegiatan yang telah dilakukan dalam bentuk tulisan yang bertujuan menjawab fokus penelitian yakni seputar Integrated Marketing Communication CV. Paradila dalam Meningkatkan Produktivitas.

5. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pengadaan data primer untuk keperluan penelitian. Pengumpulan data adalah langkah yang amat penting dalam metode ilmiah, karena pada umumnya data yang dikumpulkan digunakan untuk menguji hipotesa yang sudah dirumuskan.22

22


(37)

27

Dalam penelitian ini, pengumpulan data akan dilakukan langsung oleh peneliti dalam situasi yang sesungguhnya. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yang digunakan adalah wawancara mendalam, observasi terlibat, dan dokumentasi yang berhubungan dengan data yang diperlukan peneliti.

Teknik pengumpulan data yang dipergunakan peneliti untuk memperoleh data kualitatif adalah sebagai berikut :

a. Wawancara Mendalam (Depth Interview)

Wawancara mendalam adalah suatu cara mengumpulkan data atau informasi dengan cara langsung bertatap muka dengan informan agar mendapatkan data lengkap dan mendalam. Wawancara ini akan dilakukan dengan frekuensi tinggi (berulang-ulang) secara intensif. Setelah itu penulis akan mengumpulkan dan mengklarifikasikan data yang diperoleh.

Metode wawancara mendalam atau wawancara tak terstruktur merupakan suatu metode pengumpulan data yang bersifat luwes, susunan pertanyaannya dan susunan kata-kata dalam setiap pertanyaan dapat diubah pada saat wawancara, disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi saat wawancara, ternasuk karakteristik sosial-budaya (agama, suku, gender, usia, tingkat pendidikan, pekerjaan, dsb.) responden yang dihadapi.23

Dalam metode ini peneliti membuat naskah wawancara dan kemudian

mewawancarai narasumber yakni owner, karyawan di bagian pemasaran, dan karyawan di bagian produksi Industri tenun ikat CV. Paradila.

23


(38)

28

b. Observasi (Pengamatan)

Sebagai metode ilmiah observasi ini bisa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematis tentang fenomena-fenomena yang diteliti.24 Dalam penelitian ini peneliti akan mengamati secara langsung.

Metode ini menggunakan pengamatan atau penginderaan langsung terhadap suatu benda, kondisi, situasi, proses atau perilaku. Pengumpulan data dengan menggunakan alat indera dan diikuti dengan pencatatan secara sistematis terhadap gejala-gejala atau fenomena yang diteliti.25

Dalam proses penelitian, peneliti akan menentukan kapan waktunya melakukan pengamatan untuk menggali fokus penelitian lebih dalam dan rinci. Observasi yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah observasi pada sikap informan saat diwawancarai, lokasi penelitian dan juga observasi khususnya pada bagian pemasaran dan bagian produksi.

c. Dokumentasi

Penggunaan data dokumentasi dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi yang berhubungan dengan data-data tentang berbagai hal yang berhubungan dengan Integrated Marketing Communication CV. Paradila dalam Meningkatkan Produktivitas, foto-foto dokumenter lokasi penelitian dan dokumen-dokumen (bila ada). Teknik dokumentasi ini juga digunakan untuk mendapatkan informasi dan data-data sekunder yang berhubungan dengan fokus penelitian.

24

Sutrisno Hadi, Metodologi Research II, (Yogyakarta : Andi Offset, 1990), hal. 136.

25

Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, Cet. 1 (Jakarta: Bumi Aksara, 1997), hal. 70.


(39)

29

6. Teknik Analisis Data

Tahap analisis data merupakan tahapan yang sangat menentukan aspek penelitian berhasil atau tidak, menurut Schaltz dan Straus tujuan penafsiran data ada tiga jenis, yaitu deskripsi semata mata, deskripsi kualitatif atau analitik, dan deskripsi subtantif. Penelitian ini bersifat deskripsi kualitatif yaitu berusaha menggambarkan dan menjelaskan Integrated Marketing Communication CV. Paradila dalam Meningkatkan Produktivitas, analisis deskripsi kualitatif ini dilakukan dengan menggunakan model yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman, yaitu analisis interaktif. Dalam analisis ini, data yang diperoleh dilapangan disajikan dalam bentuk narasi.26

Analisis data menurut Sugiono27 adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Menurut Mattew B. Miles dan A. Michael Huberman,28 sebagaimana dikutip oleh Basrowi dan suwandi yakni proses-proses analisis data kualitatif dapat dijelaskan dalam tiga langkah yaitu:

26

Matthew B. Mille dan A. Michael Huberman, Analisis data Kualitatif, terj, Tjeptjep Rohendi Rohedi, (jakarta : UI Pers, 1992), hal 16-19

27

Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif. (Bandung: Alfabeta. 2005), hal. 89

28

Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hal. 209-210.


(40)

30

a) Reduksi Data (Data Reduction)

Karena data yang hasil penelitian yang dilakukan masih bersifat global, maka dari itu peneliti perlu mereduksi data. Reduksi data yang dilakukan oleh peneliti yakni dengan pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, abstraksi, dan transformasi data yang diperoleh di lapangan studi. Pada reduksi data, peneliti menfokuskan pada data lapangan yang telah terkumpul. Data lapangan tersebut selanjutnya dipilih dan dipilah untuk menentukan mana data yang diperlukan dalam menjawab rumusan masalah dan fokus penelitian dan mana yang tidak perlu sehingga harus disingkirkan.

b) Penyajian Data (Data Display)

Penyajian data dilakukan oleh peneliti dengan mendeskripsikan kumpulan informasi tersusun dari hasil reduksi data yang telah dianalisis untuk penarikan kesimpulan dengan tujuan menjawab fokus penelitian tentang

Integrated Marketing Communication CV. Paradila dalam Meningkatkan Produktivitas. Bentuk penyajiannya yang dilakukan peneliti yakni penyajian data berupa teks naratif.

7. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

a. Perpanjangan keikutsertaan, maksudnya peneliti akan memungkinkan untuk meningkatkan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan, serta dapat menguji kebenaran informasi, baik yang berasal dari diri sendiri maupun dari responden dan membangun kepercayaan informan. Misalnya peneliti selalu bersama informan karyawan di bagian pemasaran, dan


(41)

31

karyawan di bagian produksi untuk melihat-lihat selama produksi dan proses pemasarannya.29

b. Diskusi dengan teman sejawat, maksudnya peneliti akan mendiskusikan hasil data yang diperoleh saat penelitian agar mendapatkan masukan pendapat serta pandangan orang lain tentang fenomena yang terkait. Misalnya ketika selesai melakukan penelitian peneliti berdiskusi dengan teman yang setidaknya mengetahui tentang fokus penelitian yang diteliti agar memperoleh pendapat dari teman untuk menambah hasil penelitian dan agar data yang didapatkan lebih akurat.

c. Tringulasi, maksudnya peneliti melakukan perbandingan dan mengecek hasil ulang suatu data yang dihasilkan dari wawancara. Dengan demikian data yang diperoleh akan menjadi data yang objektif.30 Arti Tringulasi sendiri adalah tehnik pemeriksaan keabsahaan data yang memanfaatkan suatu yang lain diluar itu, untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.

Dalam konteks ini, upaya yang dilakukan oleh peneliti dalam pengecekan data yaitu dengan menggunakan sumber data dalam pengecekan data yaitu dengan menggunakan sumber data dalam penggaliannya, baik itu sumber data primer yang berupa hasil wawancara maupun sumber data sekunder yang berupa buku, majalah dan dokumen lainnya. Sedangkan metode atau cara yang digunakan dalam analisis data adalah metode analisis kualitatif. Artinya analisis kualitatif dilakukan dengan memanfaatkan data (kualitatif) dari hasil

29

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Cet. 13 Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002, hal. 175.

30


(42)

32

observasi dan wawancara mendalam, dengan tujuan memberikan eksplanasi dan pemahaman yang lebih luas atas hasil data yang dikumpulkan. Dan kemudian peneliti melakukan langkah membandingkan atau mengkorelasikan hasil penelitian dengan teori yang telah ada. Hal itu dilakukan untuk mencari perbandingan atau hubungan antara hasil penelitian dengan teori yang telah ada.

I. Sistematika Pembahasan

Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa BAB I berisi mengenai PENDAHULUAN, dalam hal ini peneliti menguraikan tentang Konteks Penelitian, Fokus Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian,Kajian Hasil Penelitian Terdahulu, Definisi Konsep, Metode Penelitian terdiri dari Pendekatan dan Jenis Penelitian, Subjek, Objek dan Lokasi penelitian, Jenis dan Sumber Data, Tahap-tahap Penelitian, Teknki Pengumpulan Data, Teknik Analisis Data, dan Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data, Sistematika Pembahasan. BAB II KAJIAN TEORITIS meliputi Kajian Pustaka, Kajian Teori. BAB III PENYAJIAN DATA meliputi Definisi Subjek, Objek, dan Lokasi Penelitian, Deskripsi Data Penelitian. BAB IV ANALISIS DATA terdiri dari Temuan penelitian, dan Konfirmasi Temuan dan teori. BAB V PENUTUP meliputi Simpulan, dan Rekomendasi. Bagian akhir terdiri dari Daftar pustaka, dan biodata penulis.


(43)

BAB II

INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS

A. Integrated Marketing Communication Dalam Meningkatkan Produktivitas

1. Pengertian Integrated Marketing Communication

Aktivitas pemasaran dalam perusahaan atau industri tidak hanya melakukan usaha untuk menemukan dan menghasilkan produk, menetapkan harga, tetapi perusahaan atau industri juga perlu untuk memberikan informasi kepada konsumen bahwa produk atau jasa yang disediakan akan dapat memberikan kepuasan kepada mereka. Perusahaan atau industri perlu untuk melakukan suatu aktivitas komunikasi kepada target sasarannya, untuk merangsang target sasarannya agar merasa tertarik menggunakan produk atau jasa perusahaan atau industri. Perusahaan atau industri-perusahaan atau industri saat ini mulai bergerak menuju proses yang disebut dengan komunikasi pemasaran terpadu atau Integrated Marketing Communication (IMC), yang mencakup upaya koordinasi dari berbagai elemen promosi dan kegiatan pemasaran lainnya.

Integrated Marketing Communication adalah salah satu bagian dari manajemen pemasaran yang terdiri dari iklan (advertising), public relations dan sponsorship, personal selling, direct marketing, serta


(44)

34

sama lain. Adanya Integrated Marketing Communication menjadikan sebuah perusahaan atau industri dapat menyasar pangsa pasar dengan efektif dan tepat.

Istilah Integrated Marketing Communication (IMC) merupakan

pengembangan dari istilah promosi. Kata “promosi” berkonotasi arus

informasi satu arah, sedangkan Integrated Marketing Communication

lebih menekankan pada interaksi dua arah. Konsekuensinya, promosi dipersepsikan sebagai bentuk komunikasi yang bersifat massal, sedangkan Integrated Marketing Communication (IMC) lebih bersifat personal atau individual.

Integrated Marketing Communication menurut America Association Of Advertising Agencies adalah konsep perencanaan komunikasi pemasaran yang mengakui nilai tambah suatu rencana yang komperehensif.30 Rencana ini mengevaluasi peran strategis berbagi bidang komunikasi misalnya iklan umum, tanggapan langsung, promosi penjualan dan hubungan masyarakat, serta menggabungkan bidang-bidang lain untuk memberikan kejelasan, konsistensi, dna pengaruh maksimum melalui integrasi pesan-pesan yang saling berlainan secara mulus.

Definisi tersebut memusatkan perhatiannya pada proses penggunaan seluruh bentuk promosi untuk mencapai dampak atau efek komunikasi yang maksimal. Namun beberapa pihak, antara lain Don

30

Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, ( Jakarta : PT Indeks Kelompok Gramedia, 2005 ), hal. 270.


(45)

35

Schultz dan rekan, menilai definisi tersebut masih sempit atau bersifat terbatas yang tidak menggambarkan integrated marketing communication yang sebenarnya. Schultz menginginkan perspektif yang lebih luas yang memperhatikan seluruh sumber daya yang tersedia. Menurutnya persepsi konsumen terhadap perusahaan atau industri dan atau merek dagangnya merupakan suatu sintesis dari berbagai pesan yang mereka terima atau kontak yang mereka mliki seperti: iklan produk di media massa, harga produk, desain atau bentuk produk, publikasi, promosi penjualan, pemasaran langsung, web sites, peragaan (display) produk dan bahkan bentuk toko atau outlet di mana produk itu dijual. Dengan demikian, perusahaan atau industri harus mengembangkan suatu strategi komunikasi pemasaran yang menyeluruh (total).

Menurut Terence A. Shimp, IMC adalah proses pengembangan dan implementasi berbagai bentuk program komunikasi persuasif kepada pelanggan dan calon pelanggan secara berkelanjutan. Proses IMC berawal dari pelanggan atau calon pelanggan, kemudian berbalik pada perusahaan atau industri untuk menentukan dan mendefinisikan bentuk dan metode yang perlu dikembangkan bagi program komunikasi yang persuasif.31

Integrated Marketing Communication adalah proses yang melibatkan manajemen dan pengorganisasian semua divisi perusahaan

31

Terence A Shimp, Periklanan Promosi dan Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu, Jilid I, edisi Terjemahan, (Jakarta : Erlangga, 2007), hal. 7.


(46)

36

dalam menganalisis, merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan dari semua elemen komunikasi pemasaran, media, pesan dan alat promosi yang berfokus pada target konsumen terpilih untuk mendapatkan peningkatan penjualan dan komunikasi pemasaran dalam mencapai tujuan komunikasi pemasaran produk yang telah ditentukan oleh perusahaan. Dalam pengertian yang paling sederhana,

Integrated Marketing Communication dapat didefinisikan sebagai proses pengelolaan integrasi semua kegiatan komunikasi pemasaran kepada konsumen yang dituju untuk mencapai peningkatan ukuitas merek.32

Adapun ciri-ciri dari Integrated Marketing Communication itu antara lain adalah:

a) Mempengaruhi Perilaku. Tujuan Integrated Marketing Communication adalah untuk mempengaruhi perilaku khalayak sasarannya. Hal ini berarti komunikasi pemasaran harus melakukan lebih dari sekedar mempengaruhi kesadaran merek atau

“memperbaiki” perilaku konsumen terhadap merek. Sebaliknya

kesuksesan Integrated Marketing Communications membutuhkan usaha-usaha komunikasi yang diarahkan kepada peningkatan beberaoa bentuk respon dari perilaku konsumen.33

32

David Pickton and Amanda Broderick, Integrated Marketing Communication, (Essex: Pearson education, 2005), hal. 26.

33

Terence A. Shimp, Periklanan Promosi dan Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu, Jilid I edisi Kelima ( Jakarta: Erlangga, 2003 ), hal 24.


(47)

37

b) Berawal dari pelanggan dan calon pelanggan. Konsep prosesnya diawali dengan dari pelanggan atau calon pelanggan, kemudian berbalik pada komunikator merek untuk menentukan metode yang paling tepat dan efektif dalam mengembangkan program komunikasi persuasi.

c) Menggunakan seluruh bentuk kontak, artinya Integrated Marketing Communication menggunakan seluruh bentuk komunikasi dan

seluruh “kontak” yang menghubungkan merek atau perusahaan

dengan pelanggan mereka, sebagai jalur penyampai pesan yang potensial.34

d) Menciptakan sinergi. Dalam definisi Integrated Marketing Communication terkandung kebutuhan akan sinergi (keseimbangan). Semua elemen komunikasi (iklan, tempat pembelian, promosi penjualan, event, dan lain-lain) harus berbicara dengan satu suara, koordinasi merupakan hal yang amat penting untuk menghasilkan citra merek yang kuat dan utuh, serta dapat membuat konsumen melakukan aksi.

Menjalin hubungan. Kepercayaan bahwa komunikasi pemasaran yang sukses membutuhkan terjalinnya hubungan antara merek dengan pelanggannya. Dapat dikatakan bahwa pembinaan hubungan adalah

34


(48)

38

kunci dari pemasaran modern dan bahwa Integrated Marketing Communication adalah kunci dari terjalinnya hubungan tersebut.35 2. Bauran Komunikasi Pemasaran (Marketing Communication Mix)

Memasarkan suatu produk perusahaan atau industri dibutuhkan strategi pemasaran yang efektif, untuk memasarkannya seorang pemasar harus mengembangkan program komunikasi yang efektif yang ditujukan kepada konsumen untuk mengkomunikasikan informasi yang ada dan dirancang untuk menghasilkan tindakan konsumen yang mengarah kepada keuntungan perusahaan atau industri. Menurut Kennedy dan Soemanagara, dalam kajian komunikasi pemasaran, kegiatan promosi yang efektif dan efisien dapat dimasukkan sebagai bagian dari konsep bauran komunikasi pemasaran (Marketing communication mix).36 Kotler dan Amstrong mendefinisikan bauran promosi atau bauran komunikasi pemasaran merupakan perpaduan khusus dari alat yang digunakan perusahaan atau industri untuk meyakinkan nilai komunikasi dan membangun hubungan dengan konsumen.37

Bauran komunikasi pemasaran adalah kombinasi strategi yang paling baik dari variabel periklanan, penjualan personal, dan alat promosi lain, yang semuanya direncanakan untuk mencapai tujuan program penjualan. Menurut Djaslim Saladin dan Herry A. Buchory,

35

Ibid, hal 29

36

Kennedy dan Soesmanegara., Marketing Communication : Taktik & Strategi, ( Jakarta : PT Bhuana Ilmu Populer, 2006), hal 23.

37

Philip Kotler dan Gary Amstrong, Prinsip-prinsip Pemasaran, Edisi 133, Jilid 1, ( Jakarta : Erlangga, 2012 ), hal. 432.


(49)

39

bauran promosi merupakan alat efektif untuk berkomunikasi dengan para pelanggan (baik konsumen maupun perantara) yang perlu ditangani secara cermat karena masalahnya bukan hanya menyangkut bagaimana berkomukasi dengan pelanggan, akan tetapi juga menyangkut besarnya biaya yang akan dipergunakan.38 Bauran komunikasi pemasaran (marketing communication mix) terdiri dari enam model komunikasi, yaitu :

a. Iklan

Iklan atau advertising dapat didefinisikan sebagai setiap bentuk komunikasi nonpersonal mengenai suatu organisasi, produk, servis, atau ide yang dibayar oleh satu sponsor yang diketahui. Iklan merupakan salah satu bentuk promosi yang paling dikenal dan paling banyak dibahas orang, hal ini kemungkinan karena daya jangkaunya yang luas.39 Iklan juga menjadi instrumen promosi yang sangat penting, khususnya bagi perusahaan atau industri yang memproduksi barang atau jasa yang ditujukan kepada masyarakat luas.

Terdapat tiga tujuan utama dari periklanan, yaitu menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen akan suatu produk. Pada periklanan informatif, berarti pemasar harus merancang iklan sedemikian rupa agar hal-hal penting mengenai produk bisa disampaikan dalam pesan iklan. Sedangkan dalam iklan

38

Djaslim Saladin dan Herry A. Buchory, Manajemen Pemasaran, Edisi Pertama, ( Bandung : Linda Karya, 2010 ), hal. 192.

39

Morissan., Periklanan : Komunikasi Pemasaran Terpadu, Edisi Pertama, ( Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2010 ), hal. 18.


(50)

40

yang bersifat membujuk biasanya disajikan dalam pesan-pesan iklan perbandingan (comparative advertising). Pemasar berusaha membandingkan kelebihan produk yang ditawarkan dengan produk yang lain. Untuk tujuan yang ketiga, yaitu mengingatkan, biasanya digunakan untuk produk-produk yang cukup dikenal oleh konsumen dan mempunyai kelompok konsumen tertentu.40

Promosi berbentuk iklan dapat melibatkan media massa (TV, radio, majalah, koran) yang dapat mengirimkan pesan kepada sejumlah besar kelompok individu pada saat bersamaan sehingga mampu memberikan informasi tentang produk barang atau jasa suatu perusahaan atau industri secara efektif. Keuntungan dari iklan media massa adalah kemampuannya menarik perhatian konsumen terutama produk yang iklannya populer atau sangat dikenal masyarakat. Hal ini tentu saja pada akhirnya akan meningkatkan penjualan.

Sifat dan tujuan iklan berbeda antara satu perusahaan atau industri dengan perusahaan atau industri lainnya, antara satu jenis industri dengan industri lainnya, dan antara satu situasi dengan situasi lainnya. Demikian juga, konsumen yang menjadi target suatu iklan juga berbeda antara satu jenis produk dengan produk lainnya. Suatu perusahaan atau industri beriklan dengan tujuan untuk mendapatkan respons atau aksi segera melalui iklan media massa. Peruisahaan atau industri lain mungkin menggunakan iklan bertujuan untuk lebih

40

Setiadi, Nugroho J., Perilaku Konsumen: Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2003), hal. 252.


(51)

41

mengembangkan kesadaran atau ingin membentuk suatu citra positif dalam jangka panjang bagi barang atau jasa yang dihasilkan.

Pemilihan media iklan harus didasarkan pada tujuan penyampaian pesan.

1) Pemasar harus menentukan sikap target audiens yang akan dituju. Misalnya, berdasarkan kelompok geografis, demografis seperti umur, pendidikan, dan lain-lain.

2) Pemasar perlu melihat kapan iklan akan ditayangkan atau disampaikan kepada target audiens.

3) Durasi tayangan iklan.

Pemilihan media untuk penyampai pesan memerlukan banyak pertimbangan. Pemilihan media bisa didasarkan atas keterlibatan konsumen dalam proses pembelian terhadap produk yang ditawarkan, kelompok pendengar radio, penonton televisi, pembaca surat kabar, pembaca majalah, jangkauan media, dan biaya. Masing-masing media tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan, yaitu:

Tabel 2.1

Karakteristik Media Periklanan

Media Keunggulan Keterbatasan

Surat Kabar

Fleksibilitas, tepat waktu, mampu menangkap pasar lokal dengan baik, jangkauan penerimaan yang luas, tingkat

Umur informasi pendek, kualitas gambar dan cetakan kurang bagus, sedikit audiens yang


(52)

42

kepercayaan tinggi. meneruskan informasi.

Televisi

Informasi bisa dilihat, didengar, dan gambar yang bergerak.

Menarik untuk ditonton, perhatian tinggi, dan jangkauan yang luas.

Biaya tinggi, tingkat pemaparan yang cepat berlalu dan audiens kurang mempunyai daya seleksi.

Radio

Mempunyai banyak

pendengar, selektifitas geografi dan demografi yang tinggi, biaya rendah.

Audiens hanya

mendengar, perhatian

yang lebih rendah

dibandingkan televisi, pemaparan yang cepat berlalu.

Majalah

Selektifitas geografi dan demografi yang tinggi, prestise dan kredibilitas, hasil cetakan berkualitas tinggi, berumur panjang, jumlah pembaca yang meneruskan informasi cukup.

Waktu tunggu lama, waktu sirkulasi terbuang, tidak ada jaminan posisi yang lebih baik.

Direct Mail

Memiliki selektifitas audiens, tidak ada iklan pesaing dalam media yang sama, bersifat pribadi.

Biaya relatif tinggi, kesan/ citra surat sampah.

Sumber : Setiadi, Nugroho J. Perilaku Konsumen: Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2003.41

41


(53)

43

b. Pemasaran Langsung (Direct Marketing)

Pemasaran langsung atau direct marketing adalah upaya perusahaan atau industri atau organisasi untuk berkomunikasi secara langsung dengan calon pelanggan sasaran dengan maksud untuk menimbulkan tanggapan atau transaksi penjualan. Secara tradisional pemasaran langsung belum dianggap sebagai salah satu elemen dari bauran promosi. Namun karena pemasaran langsung telah menjadi bagian integral dari program Integrated Marketing Communication

yang telah dilaksanakan banyak perusahaan atau industri yang sering kali melibatkan strategi, anggaran serta tujuan yang terpisah, maka diperlukannya memasukkan pemasaran langsung sebagai salah satu komponen bauran promosi. Pemasaran langsung mencakup berbagai aktivitas termasuk pengolaan database (database management), penjualan langsung (direct selling), telemarketing dan iklan tanggapan langsung dengan menggunakan berbagai saluran komunikasi seperti mengirim surat langsung kepada pelanggan dan calon pelanggan atau melalui internet, media cetak, dan media penyiaran.

c. Promosi Penjualan (sales promotion)

Promosi merupakan elemen atau bagian dari pemasaran yang digunakan perusahaan atau industri untuk berkomunikasi dengan konsumennya. Promosi mencakup seluruh unsur dari promotional mix, namun banyak praktisi pemasaran dan iklan menggunakan istilah promosi yang sebenarnya mengacu kepada promosi penjualan yaitu


(54)

44

kegiatan pemasaran yang memberikan nilai tambah atau insentif kepada tenaga penjualan, distributor, atau konsumen yang diharapkan dapat meningkatkan penjualan.

Promosi Penjualan atau sales promotion secara umum dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu promosi penjualan yang berorientasi kepada konsumen dan promosi penjualan yang berorientasi kepada perdagangan. Promosi penjualan yang berorientasi kepada konsumen ditujukan kepada pengguna atau pemakai akhir suatu barang atau jasa yang mencakup pemberian kupon, pemberian sampel produk, potongan harga, undian berhadiah, kontes, dan sebagainya. Instrumen promosi semacam ini dapat menarik minat konsumen untuk membeli sehingga meningkatkan nilai penjualan perusahaan atau industri dalam jangka pendek. Promosi penjualan yang berorientasi kepada perdagangan ditujukan kepada pihak-pihak yang menjadi perantara pemasaran, yaitu para pedagang pengecer, pedagang besar dan distributor. Bentuk-bentuk promosi jenis ini antara lain berupa pemberian bantuan dana promosi, pengaturan atau penyesuaian harga jual produk, kontes atau kompetisi penjualan, pameran dagang dan sebagainya yang semuanya bertujuan untuk mendorong pedagang untuk mempersiapkan stok dan mempromosikan produk bersangkutan.

d. Penjualan Personal (personal selling)

Penjualan personal atau personal selling merupakan komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual dan calon pelanggan untuk


(55)

45

memperkenalkan suatu produk kepada calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga mereka kemudian akan mencoba membelinya.

Masing-masing kegiatan komunikasi pemasaran memiliki keunggulan dan keunikan tersendiri. Kegiatan penjualan personal (personal selling) penting untuk meningkatkan ekuitas merek perusahaan atau industri dan ekuitas setiap merek.

e. Pemasaran Interaktif

Pemasaran interaktif merupakan suatu program pemasaran yang dirancang untuk melibatkan pelanggan atau prospek dan langsung atau tidak langsung meningkatkan kesadaran, meningkatkan citra, atau menimbulkan penjualan produk dan jasa melalui website atau internet. Kehadiran internet tidak saja telah mengubah cara-cara perusahaan atau industri dalam merancang dan melaksanakan stategi bisnis dan pemasaran namun juga mempengaruhi program komunikasi pemasaran mereka. Internet menjadi media iklan yang menarik. Banyak praktisi pemasaran mengiklankan produk mereka baik di website sendiri maupun website milik perusahaan atau industri lain. Dapat dikatakan internet merupakan media yang bahkan dapat digunakan untuk melaksanakan seluruh elemen bauran promosi. Selain berfungsi sebagai media promosi, internet juga dipandang sebagai suatu instrumen komunikasi pemasaran yang bersifat mandiri, karena sifatnya interaktif, internet menjadi cara efektif untuk berkomunikasi dengan konsumen.


(1)

143

proses pemasaran, dan yang terakhir adalah evaluasi yang diperoleh dari observasi terhadap kepuasan dan perilaku konsumen.

2. Model penerapan Integrated marketing communication CV. Paradila dalam meningkatkan produktivitas terdapat enam model yaitu iklan dengan memanfaatkan proposal event dan liputan dari stasiun televisi, pemasaran langsung CV. Paradila awalnya menggunakan sistem door to door dan saat ini pemasaran langsung paradila melalui e-mail dan di showroom paradila, promosi penjualan CV. Paradila yaitu melalui pameran-pameran baik lokal, regional, maupun nasiona dan juga memberikan diskon bagi distributor dan konsumen, sama halnya pemasaran langsung penjualan pribadi CV. Paradila juga dilakukan di showroom paradila dan ditambah ada distributor dibeberapa wilayah di Indonesia, pemasaran interaktif yang dilakukan CV. Paradila untyk memasarkan dan mempromosikan produk melalui sosial media Facebook dan Instagram, prdouk juga dapat dipesan melalui Whatsapp dan blackberry Massenger, dan hubungan masyarakat yang diterapkan CV. Paradila menggunakan sistem kekeluargaan jadi konsumen saat menerima informasi produk yang diberikan bisa lebih nyaman.

3. Faktor yang menghambat penerapan Integrated marketing

communication dalam meningkatkan produktivitas di CV. Paradila terdapat dua faktor yaitu faktor internal hambatan modal saat akan mengikuti pameran dan faktor eksternal yang ditimbulkan dari persaingan antara industri kain tenun ikat.


(2)

144

Hasil dari pelaksanaan Integrated marketing communication

tersebut menunjukkan adanya keberhasilan yang cukup memuaskan. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan jumlah produktivitas dan konsumen yang ada pada tingkat kesukaan, kepuasan dan kepercayaan terhadap CV. Paradila. Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan bahwa Integrated marketing communication yang dilakukan oleh CV. Paradila cukup efektif, meskipun belum sepenuhnya terlaksana dengan baik.

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan diatas, peneliti berharap semoga penelitian ini bermanfaat baik secara praktis maupun secara teoritis. Penelitian ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, akan tetapi berdasarkan hasil penelitian ini maka peneliti memberikan rekomendasi yang diharapkan dapat disajikan sebagai bahan masukan dan pertimbangan sebagai berikut :

1. Bagi perusahaan, diharapkan untuk melakukan promosi melalui internet, sebaiknya CV. Paradila membuat website khusus, sehingga sarana promosi yang diberikan lebih lengkap dan mudah untuk dijangkau khalayak luas.

2. Bagi Universitas, diharapkan dapat membangun hubungan dengan perusahan atau industri agar dapat mempermudah mahasiswanya jika ingin melakukan kerja praktek di perusahaan.

3. Bagi para akademisi, peneliti menyarankan kepada seluruh mahasiswa ilmu komunikasi untuk lebih kreatif lagi, karena ilmu komunikasi


(3)

145

memiliki arti yang sangat luas, jadi mahasiswa dapat melakukan penelitian dengan memilih tema-tema yang bervariasi baik itu berfokus pada Public Relations, Broadcasting maupun Advertising dan temuan dari penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk penelitian selanjutnya.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari., 2003, Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan, (Bandung: Alfabeta).

Assuari, Sofyan., 1999, Manajemen Pemasaran: Dasar, Konsep dan Strategi, Cetakan VI, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada).

_____________., 2015, Manajemen Pemasaran, ( Jakarta : PT RajaGrafindo Persada).

Azwar, Saifuddin., 1998, Metode Penelitian,(Yogyakarta: Pustaka Pelajar). Basrowi dan Suwandi, 2008, Memahami Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Rineka

Cipta).

Black, James A., and Dean J. Champion, 1992, Methods and Issue in Social Research, diterjemahkan oleh E. Koeswara, dkk, Metode dan Masalah Penelitian Sosial, (Bandung : Eresco).

Cangara, Hafied ., 2004, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada).

Chitty, William, Nigel Barker, Terence A.Shimp, 2008, Integrated Marketing Communications, Second Asia Pasific Edition (Australia: Chengage Learning Australia Pty Limited).

Durianto, Darmadi., 2004, Sugiarto, Tony Simanjuntak, Strategi Menaklukkan Pasar Melalui Riset Ekuitas dan Perilaku Konsumen, (Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama).

Effendy, Onong Uchjana., 2006, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: Remaja Rosdakarya).

Engel, James F., Roger D. Blackwell, Paul W. Miniard; alih bahasa Budijanto, 1995, Perilaku Konsumen, (Jakarta : Binarupa Aksara).

Fawcett, Adrienne Eard., 1993, Integrated Marketing Communication Its Time Has Arrived, Advertising age.

Hadi, Sutrisno., 1990, Metodologi Research II, (Yogyakarta : Andi Offset). Herjanto, Eddy., 2007, Manajemen Operasi, ( Jakarta : Garsindo).

Hermawan, Agus., 2012, Komunikasi Pemasaran, (Jakarta : Erlangga).

Kasali, Renald., 1998, Membidik Pasar Indonesia: Segmentasi, Targeting, Positioning, (Jakarta: PT Gramedia).

Kotler, Philip., 2005, Manajemen Pemasaran, ( Jakarta : PT Indeks Kelompok Gramedia).


(5)

Kotler, Philip., AB.Susanto., 1999, Manajemen Pemasaran di Indonesia, buku Dua, (Jakarta:Salemba Empat).

Kotler, Philip., & Gary Amstrong, 1997, Prisipprinsip Pemasaran, (Jakarta: Erlangga).

Kotler, Philip., dan Gary Armstrong., 2004, Dasar-Dasar Pemasaran, Edisi kesembilan, Jilid 1, dialih bahasakan oleh Alexander Sindoro, (Jakarta: Indeks).

______________., 2004, Dasar-Dasar Pemasaran, Edisi kesembilan, Jilid 2, dialih bahasakan oleh Alexander Sindoro, (Jakarta: Indeks).

_______________., 2012, Prinsip-prinsip Pemasaran, Edisi 133, Jilid 1, ( Jakarta : Erlangga).

Kennedy, dan Soesmanegara RD., 2006, Marketing Communication : Taktik & Strategi, ( Jakarta : PT Bhuana Ilmu Populer).

Kriyantono, Rachmat., 2010, Teknik Riset Komunikasi (Jakarta: Prenada).

Mahmud, Machfoedz., 2010, Komunikasi Pemasaran Modern, (Yogyakarta : cakra ilmu).

Mc. Daniel, 2001, Pemasaran, Edisi I, (Salemba Empat, Jakarta).

Mille, Matthew B. dan A. Michael Huberman, 1992, Analisis data Kualitatif, terj, Tjeptjep Rohendi Rohedi, (jakarta : UI Pers).

Moleong, Lexy J., 2002, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Cet. 13 Bandung: Remaja Rosdakarya).

_______________., 2004, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosydakarya).

_______________., 2007, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya).

Morissan., 2010, Periklanan : Komunikasi Pemasaran Terpadu, (Jakarta : Kencana Prenada Media Group).

Mulyana, Deddy., 2010, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya).

Narbuko, Cholid., dan Abu Achmadi, 1997, Metodologi Penelitian, Cet. 1 (Jakarta: Bumi Aksara).

Nazir, Moh., 1999, Metode Penelitian, Cet. IV (Jakarta: Ghalia Indonesia).

Pickton, David., and Amanda Broderick, 2005, Integrated Marketing Communication, (Essex: Pearson education).

Ruslan, Rosady., 2006, Metode Penelitian Public Relation dan Komunikasi, (PT. Rajagrafindo Persada).

Shimp, Terence A., 2003, Periklanan Promosi dan Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu, Jilid I edisi Kelima, ( Jakarta: Erlangga).


(6)

Saladin, Djaslim., dan Herry A. Buchory, 2010 , Manajemen Pemasaran, Edisi Pertama, ( Bandung : Linda Karya).

Setiadi, Nugroho J., 2003, Perilaku Konsumen: Konsep dan Implikasi untuk Strategidan Penelitian Pemasaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group).

Sulaksana, Uyung., 2003, Integrated Marketing Communications, (Yogyakarta; Pustaka Pelajar).

Sinungan, Muchdarsyah., 1997, Produktivitas Apa dan Bagaimana, (Jakarta : Bumi Aksara).

Soeharto, Irawan., 2002, Metode Penelitian Sosial, (Bandung : Remaja Rosdakarya).

Sugiono, 2005, Memahami Penelitian Kualitatif. (Bandung: Alfabeta).

Sukotjo, Basu Swastha Ibnu., 1998, Bisnis Pengantar Modern, (Yogyakarta : Liberty).

Sumarni, Murti., dan John Soeprihanto, 2010, Pengantar Bisnis (Dasar-dasar Ekonomi Perusahaan), Edisi ke 5, ( Yogyakarta: Liberti Yogyakarta). Swastha, Bashu DH., dan Irawan, 1997, Manajemen Pemasaran Modern.

(Yogyakarta:Liberti Yogyakarta).

Tjiptono, Fandy., 1997, Strategi Pemasaran, Edisi Ke-2, (Yogjakarta : ANDI). Widjaja, 1993, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, (Jakarta : Bumi Aksara). William Chitty, Nigel Barker, Terence A.Shimp, 2008, Integrated Marketing

Communications, Second Asia Pasific Edition (Australia: Chengage Learning Australia Pty Limited).

Wirjokusumo, Iskandar., dan Soemardji Ansori, 2009, Metode Penelitian Kualitatif, (Penerbit : Unesa Univercity Press).

http://Paradilalamongan1.blogspot.co.id/2013/03/lamongan-bukan-hanya-tahu-campur.html, diakses pada tanggal 8 April 2017.

https://id.wikipedia.org/wiki/Strategi, dikutip pada tanggal: 25 Februari 2017.