RENSTRA SKPD 2012-2017 RENSTRA BAPERMASDES

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perencanaan pembangunan daerah merupakan proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan didalamnya, guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya yang ada dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah/daerah dalam jangka waktu tertentu. Seperti diketahui, pembangunan daerah merupakan salah satu sub sistem dari pembangunan nasional yang meliputi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang ditujukan untuk meningkatkan harkat, martabat dan memperkuat jati diri serta kepribadian masyarakat dalam pendekatan lokal, nasional dan global. Dalam perspektif perencanaan pembangunan, Pemerintah Daerah harus memperhatikan keseimbangan berbagai aspek dalam satu kesatuan wilayah pembangunan ekonomi, hukum, sosial, budaya, politik, pemerintahan dan lingkungan hidup untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan, dengan diikuti oleh penyelenggaraan pemerintahan yang akuntabel (Good Governance).

Urgensitas perencanaan daerah sebagaimana telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan, bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan, Pemerintah Daerah berkewajiban menyusun perencanaan pembangunan daerah sebagai satu kesatuan sistem perencanaan pembangunan nasional. Perencanaan pembangunan daerah tersebut meliputi RPJPD untuk jangka waktu 20 tahun, RPJMD untuk jangka waktu 5 tahun, Renstra SKPD jangka waktu 5 (lima) tahun dan RKPD untuk jangka waktu 1 (satu) tahun.

Berkaitan dengan amanat undang-undang tersebut Pemerintah Kabupaten Batang telah menyusun RPJMD Kabupaten Batang Tahun 2012-2017 yang ditetapkan melalui Peraturan Daerah Kabupaten Batang Nomor 02 Tahun 2012 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Batang Tahun 2012–2017 dimana dokumen tersebut merupakan perencanaan komprehensif lima tahunan, yang


(2)

selanjutnya digunakan sebagai acuan dalam penyusunan Renstra SKPD, RKPD Kabupaten Batang dan sebagai acuan bagi seluruh stakeholders di Kabupaten Batang dalam melaksanakan kegiatan pembangunan selama kurun waktu 2012-2017.

Dalam perjalanan pembangunan jangka menengah yang menginjak tahun ke-2 dari pelaksanaan RPJMD Kabupaten Batang Tahun 2012-2017 dimana berdasarkan hasil evaluasi tersebut, maka dipandang perlu untuk melakukan peninjauan ulang/ perubahan. Merujuk pada Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah pasal 50 dan juga pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah pasal 282. Hal ini menjadi landasan hukum dalam melakukan Perubahan RPJMD Kabupaten Batang Tahun 2012-2017. Peraturan tersebut menjelaskan bahwa perubahan RPJMD hanya dapat dilakukan apabila:

1. Hasil pengendalian dan evaluasi menunjukkan bahwa proses perumusan, tidak sesuai dengan tahapan dan tatacara penyusunan rencana pembangunan daerah yang diatur dalam Peraturan Menteri Nomor 54 Tahun 2010.

Dijelaskan berikutnya bahwa Pengendalian dan evaluasi terhadap perencanaan pembangunan daerah (pasal 158), meliputi:

a. Pengendalian dan evaluasi terhadap kebijakan perencanaan pembangunan daerah;

b. Pengendalian dan evaluasi terhadap pelaksanaan rencana pembangunan daerah; dan

c. Evaluasi terhadap hasil rencana pembangunan daerah.

Pengendalian dan evaluasi RPJMD Kabupaten Batang tahun 2012-2017 hanya meliputi bagian c yaitu evaluasi terhadap hasil. Evaluasi terhadap hasil pada tahun 2013 yang ditinjau dari beberapa aspek, seperti keuangan, capaian program visi dan misi serta aspek indikator makro. Berdasarkan evaluasi terhadap kinerja keuangan tahun 2013 RPJMD Kabupaten Batang baik yang dilihat dari aspek pendapatan, belanja dan pembiayaan masih terdapat selisih antara anggaran dengan realisasi dan serapan anggaran yang masih rendah. Tingginya capaian


(3)

target dan realisasi pada pendapatan asli daerah (PAD) disebabkan karena penetapan target yang terlalu rendah sehingga mudah untuk dicapai bahkan jauh melebihi target yang telah ditetapkan.

Sementara itu, evaluasi terhadap realisasi capaian program prioritas dalam Misi I-Misi IV, dimana masih terdapat variasi capaian yang masuk dalam kategori sedang dan rendah. Beberapa urusan pada Misi I- Misi IV yang masuk dalam kategori merah dengan capaian sangat rendah seperti urusan Komunikasi dan Informatika; Kesbangpolinmas; Energi dan Sumber Daya Mineral; Penataan Ruang; Kependudukan dan Catatan Sipil;serta Urusan Ketransmigrasian sehingga diperlukan penyesuaian target akhir tahun RPJMD (2017).

Demikian halnya evaluasi terhadap indikator makro yang dilihat dari Aspek Kesejahteraan Masyarakat, Aspek Pelayanan Umum dan Aspek Daya Saing, dimana terdapat beberapa indikator yang masuk dalam kategori hijau, dimana sebelum tahun akhir RPJMD (2017) target tersebut telah tercapai bahkan terlampaui. Hal ini terjadi karena penetapan target indikator yang rendah, sehingga mudah tercapai. Demikian halnya pada indikator yang masuk dalam kategori merah, yang realisasinya masih jauh dari target akhir RPJMD sehingga dibutuhkan usaha keras dalam pencapaiannya sehingga diperlukan penyesuaian terhadap target akhir RPJMD (2017) baik yang sudah tercapai di tahun 2013 maupun yang masih jauh dari target yang sudah ditetapkan.

2. Hasil pengendalian dan evaluasi menunjukkan bahwa substansi yang dirumuskan, tidak sesuai dengan Peraturan Menteri.

Kondisi di Kabupaten Batang yang menjadi pertimbangan dilakukannya Perubahan RPJMD Kabupaten Batang Tahun 2012-2017 adalah hasil evaluasi yang telah dilakukan baik pada tahun 2012 dan tahun 2013, seperti dijelaskan sebelumnya, bahwa penetapan target terlalu rendah sehingga mudah tercapai, disisi lain terdapat beberapa target yang realisasinya sangat rendah, sehingga demikian diperlukan penyesuaian dengan tetap memperhatikan dokumen perencanaan diatasnya. Pada sisi lain juga proses perumusan program kegiatan beserta pagu indikatif anggaran pada setiap urusan tidak didasarkan pada


(4)

3. Terjadi perubahan yang mendasar.

Kondisi perubahan yang mendasar pada Kabupaten Batang yang juga menjadi pertimbangan diperlukannya Perubahan RPJMD Kabupaten Batang Tahun 2012-2017 adalah terjadinya perubahan SOTK (Susunan Organisasi dan Tata Kerja) dilingkungan Pemerintah Kabupaten Batang. Sebelumnya SOTK diatur melalui Peraturan Daerah Kabupaten Batang Nomor 3 Tahun 2008 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah di Kabupaten Batang yang kemudian diubah menjadi Peraturan Daerah Kabupaten Batang Nomor 9 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kabupaten Batang Nomor 3 Tahun 2008 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Batang.

Bentuk perubahan mendasar lainnya adalah sangat pesatnya peningkatan atau penurunan pada beberapa realisasi capaian indikator pembangunan daerah, seperti halnya pada indikator pembangunan ekonomi yang dilihat dari pertumbuhan PDRB yang hanya memiliki realisasi 4,91 dari target yang ditetapkan 5,99 pada tahun 2013, sementara jika dibandingkan dengan target akhir tahun 2017 ditetapkan 9,19 artinya capaian target tahun berjalan masih rendah. Demikian halnya pada indikator lainnya seperti Jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial dimana realisasi pada tahun 2013 sebanyak 295.219 jiwa, dari target yang ditetapkan hanya 21.370 jiwa hal ini berarti jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial mengalami peningkatan, jika dibandingkan dengan tahun akhir 2017 harus mengalami penurunan menjadi 19.974 jiwa.

4. Merugikan kepentingan nasional.

Yang dimaksud dengan merugikan kepentingan nasional adalah apabila bertentangan dengan kebijakan nasional, dalam hal ini kondisi di Kabupaten Batang tidak merugikan kepentingan nasional, namun demikian perlu tetap memperhatikan kondisi kekinian yang terjadi pada level nasional seperti kenaikan harga BBM, target inflasi, upah minimum daerah, untuk disesuaikan pada Perubahan RPJMD Kabupaten Batang Tahun 2012-2017.


(5)

1.2. Landasan Hukum

Landasan hukum Perubahan Rencana Strategis Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Batang tahun 2012-2017 adalah :

1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Tengah (Himpunan Peraturan-Peraturan Negara Tahun 1950 Halaman 86-92);

2. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1965 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Batang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 52, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2757); 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

7. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

8. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);


(6)

9. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);

10. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 5587) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5589 );

11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741); 15. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi

Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815);

16. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana


(7)

Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4698);

17. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005–2025 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 Nomor 3 Seri E Nomor 3, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 9);

18. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009-2029 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 Nomor 6, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 28);

19. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 Nomor 5, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 65); 20. Peraturan Daerah Kabupaten Batang Nomor 07 Tahun 2011 tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Batang Tahun 2011-2031 (Lembaran Daerah Kabupaten Batang Tahun 2011 Nomor 7);

21. Peraturan Daerah Kabupaten Batang Nomor 13 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Kabupaten Batang Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Batang Tahun 2007 Nomor 13 Seri E Nomor 7 );

22. Peraturan Daerah Kabupaten Batang Nomor 02 Tahun 2012 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Batang Tahun 2012–2017 (Lembaran Daerah Kabupaten Batang Tahun 2012 Nomor 2);

23. Peraturan Daerah Kabupaten Batang Nomor 9 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kabupaten Batang Nomor 3 Tahun 2008 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Batang (Lembaran Daerah Kabupaten Batang Tahun 2013 Nomor 9);


(8)

24. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 517);

25. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 09 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Kajian Lingkungan Hidup Strategis;

26. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 67 Tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan KLHS dalam Penyusunan atau Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah;

27. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pedoman Penelitian dan Pengembangan di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintahan Daerah;

28. Peraturan Bersama Menteri Negara Riset dan Teknologi RI dan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 03 dan Nomor 36 Tahun 2012 Tentang Penguatan Sistem Inovasi Daerah;

29. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Daerah Percepatan Pencapaian Target Millenium Development Goals Provinsi Jawa Tengah 2011-2015;

30. Peraturan Daerah Kabupaten Batang Nomor 11 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peratuan Daerah Kabupaten Batang tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Batang Tahun 2012-2017.

1.3. Maksud dan Tujuan

Perubahan Renstra Bapermadesn Kabupaten Batang Tahun 2012-2017 disusun dengan maksud untuk melakukan penyesuaian terhadap target baik anggaran dan indikator pembangunan daerah bidang pemberdayaan masyarakat dan desa serta memberikan arah sekaligus menjadi pedoman bagi seluruh pemangku kepentingan baik bagi pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat dan dunia usaha di dalam membangun kesepahaman,


(9)

kesepakatan dan komitmen bersama guna mendukung terwujudnya visi dan misi Pemerintahan Kabupaten Batang secara berkesinambungan

Adapun tujuan Perubahan Rencana Strategis Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Batang adalah :

1. Memberikan penyesuaian arah sekaligus sebagai acuan bagi seluruh pemangku kepentingan pembangunan daerah di bidang pemberdayaan masyarakat dan desa dalam rangka mendukung terwujudnya cita-cita dan tujuan pembangunan daerah yang secara integral selaras dengan tujuan pembangunan nasional sesuai dengan visi, misi dan arah pembangunan daerah yang telah disepakati bersama setelah penetapan peraturan daerah Perubahan RPJMD Batang Tahun 2012-2017;

2. Menjadi pedoman penyesuian dan penyusunan Renja SKPD, Kebijakan Umum APBD (KUA) bidang pemberdayaan masyarakat dan desa, serta Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) bidang pemberdayaan masyarakat dan desa pada APBD Kabupaten Batang untuk tahun berjalan setelah penetapan peraturan daerah Perubahan RPJMD Batang Tahun 2012-2017;

3. Menjadi sarana untuk menampung aspirasi masyarakat dan membangun konsensus antar “stakeholders” dalam menentukan arah pembangunan Kabupaten Batang selama lima tahun mendatang dalam bidang bidang pemberdayaan masyarakat dan desa, khususnya pada tahun berjalan setelah penetapan peraturan daerah Perubahan RPJMD Batang Tahun 2012-2017.

1.4. Hubungan Renstra Dengan Dokumen Perencanaan Lainnya

Dalam kaitan dengan sistem perencanaan pembangunan sebagaimana yang telah diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, maka keberadaan Perubahan RPJMD Kabupaten Batang Tahun 2012-2017 merupakan satu bagian yang utuh dari manajemen kerja di lingkungan Pemerintah Kabupaten Batang khususnya dalam menjalankan agenda pembangunan yang telah tertuang dalam RPJPD 2005-2025 dimana Perubahan RPJMD Kabupaten Batang Tahun 2012-2017 merupakan


(10)

kelanjutan pembangunan dari tahapan pelaksanaan RPJPD Kabupaten Batang Tahun 2005-2025 sehingga penyusunan dan penjabaran visi, misi dan program Bupati/Wakil Bupati Kabupaten Batang terpilih, berpedoman pada visi, misi dan arah kebijakan yang termuat dalam RPJPD Kabupaten Batang Tahun 2005-2025.

Selain itu, Dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang telah ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Batang Nomor 07 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Batang Tahun 2011-2031 diacu sebagai dasar untuk menetapkan lokasi program pembangunan yang berkaitan dengan pemanfaatan ruang daerah di Kabupaten Batang tanpa mengesampingkan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS). Dokumen RPJMD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018 juga digunakan sebagai acuan pertimbangan dalam rumusan kebijakan dan prioritas pembangunan, sehingga sinergitas pembangunan pada tingkat Provinsi Jawa Tengah dengan Kabupaten Batang dapat terbangun. Demikian halnya dengan sinergitas dokumen perencanaan ditingkat pusat/ nasional, Perubahan RPJMD Kabupaten Batang mengacu dan melihat pada RPJP Nasional 2005-2025 dan juga Rancangan Teknokratrik RPJMN 2015-2019 hal ini dikarenakan belum terbitnya RPJMN 2015-2019. Demikian halnya untuk menjaga sinergitas perencanaan dengan daerah kabupaten/kota sekitar, penyusunan Perubahan RPJMD Kabupaten Batang Tahun 2012-2017 juga mengacu dokumen perencanaan kab/kota sekitar yaitu Kota Pekalongan, Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Kendal.

Perubahan RPJMD Kabupaten Batang Tahun 2012-2017 akan menjadi pedoman dalam penyusunan Renstra SKPD setelah penetapan peraturan daerah Perubahan RPJMD Batang Tahun 2012-2017 pada tahun berjalan. Renstra SKPD merupakan penjabaran teknis RPJMD yang berfungsi sebagai dokumen perencanaan teknis operasional dalam menentukan arah kebijakan serta indikasi program dan kegiatan setiap urusan bidang dan/atau fungsi pemerintahan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun, yang disusun oleh setiap SKPD di bawah koordinasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Batang.


(11)

Selanjutnya, untuk setiap tahun selama periode perencanaan setelah penetapan peraturan daerah Perubahan RPJMD Batang Tahun 2012-2017 akan dijabarkan dalam bentuk RKPD Pemerintah Kabupaten Batang sebagai acuan bagi SKPD untuk menyusun rencana kerja (Renja) SKPD. Dalam kaitan dengan sistem keuangan sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang- Undang Nomor 17 Tahun 2003, maka penjabaran RPJMD ke dalam RKPD Kabupaten Batang untuk setiap tahunnya, akan menjadi pedoman bagi penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Kabupaten Batang pada setiap tahun anggaran.

Selengkapnya, hubungan antar dokumen diilustrasikan pada Gambar 1.1. berikut:

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah –Provinsi Jawa Tengah

Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah – Kabupaten Batang

RPJMN RKP

RENSTRA K/L RENJA K/L RPJPN RPJMD Prov. RKPD Prov. RENSTRA SKPD-Prov. RENJA SKPD-Prov. RPJPD Prov. RPJMD

K/K RKPD K/K

RENSTRA SKPD-K/K RENJA SKPD-K/K RPJPD K/K RTRWP RTRWN RTRW K/K

Renstra Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa merupakan turunan langsung dari RPJMD Kabupaten Batang dan Renstra Kementerian Dalam Negeri (Dirjen PMD) sedangkan dokumen lainnya memiliki hubungan tidak langsung, Renstra Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendesa) selanjutnya setiap tahunnya dijabarkan didalam Renja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa yang dalam penyusunannya juga mengacu pada Renstra Kemendesa.


(12)

Dokumen Renstra Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa ini ditetapkan dengan Keputusan Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Batang yang selanjutnya dipergunakan dalam penyusunan Rencana Kerja (Renja) Badan untuk periode satu tahunan.

Dokumen renstra dan renja ini juga dipergunakan sebagai dasar penyusunan Rencana Kerja Anggaran (RKA) yang setelah mendapat pengesahan dari DPRD menjadi APBD Kabupaten Batang.

1.5. Sistematika Penulisan

Perubahan Rencana Strategis Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Batang Tahun 2012 – 2017 disusun dengan sistematika sebagai berikut :

BAB I : Pendahuluan, berisi Latar Belakang, Landasan Hukum, Maksud dan Tujuan, hubungan Renstra SKPD dengan Dokumen Perencanaan lainnya dan Sistimatika.

BAB II : Gambaran Pelayanan SKPD, mengurai tentang peran SKPD dalam penyelenggaraan urusan pemerintah daerah, sumber daya SKPD dalam penyelenggaraan tugas dan fungsinya, kinerja pelayanan SKPD, tantangan dan peluang pengembangan pelayanan SKPD .

BAB III : Isu-isu Strategis Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi, menyajikan identifikasi perrmasalahan dan perumusan isu strategis dibidang pemberdayaan masyarakat dan desa.

BAB IV : Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran , Strategis dan Kebijakan, memuat tentang Visi dan Misi SKPD Badan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Batang, Tujuan dan Sasaran, Strategis dan kebijakan.

BAB V : Rencana Program dan kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif, berisi rencana program dan kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok sasaran dan pendanaan Indikatif yang akan dilaksanakan lima tahun ke depan sesuai dengan kebijakan dalam RPJMD.

BABVI : Indikator Kinerja SKPD yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD, mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD


(13)

Kabupaten Batang berisi target-target yang ingin dicapai dalam kurun waktu lima tahun ke depan yang akan menjadi dasar penilaian keberhasilan pelaksanaan kinerja Badan.

BAB VII : Penutup, merupakan penutup dari dokumen renstra dan harapan kepada semua pihak yang berkepentingan agar menjadikan renstra ini sebagai penunjuk arah dan pedoman untuk melaksanakan pembangunan bidang pemberdayaan masyarakat dan desa untuk periode 2012-2017.

LAMPIRAN-LAMPIRAN


(14)

BAB II

GAMBARAN PELAYANAN SKPD

2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD

Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 25 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Batang Nomor 4 Tahun 2008 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Satpol PP Kabupaten Batang dan Peraturan Bupati Batang Nomor 56 Tahun 2012 tentang Tugas Pokok, Fungsi, Uraian Tugas dan Tata Kerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Batang, Bapermades dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang pemberdayaan masyarakat dan desa. Untuk Melaksanakan tugas pokok tersebut Kepala Badan mempunyai fungsi :

a. penyusunan rumusan kebijakan teknis pemberdayaan masyarakat dan desa;

b. penyusunan rencana teknis pelaksanaan kebijakan pemberdayaan masyarakat dan desa;

c. pelaksanaan kebijakan pengembangan ekonomi masyarakat;

d. pelaksanaan kebijakan pengembangan desa / kelurahan dan sosial budaya masyarakat;

e. pelaksanaan kebijakan pengembangan sumber daya alam, lingkungan dan teknologi tepat guna;

f. pelaksanaan koordinasi bidang pemberdayaan masyarakat dan desa; g. pembinaan dan fasilitasi pengembangan sumber daya manusia; h. penyelenggaraan ketatausahaan dan rumah tangga;

i. pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis Badan;

j. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Bupati sesuai tugas dan fungsinya;

Dan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya tersebut, Kepala Badan mempunyai uraian tugas :


(15)

a. menyusun dan merumuskan kebijakan bidang pemberdayaan masyarakat dan desa;

b. merencanakan program dan kegiatan bidang pemberdayaan masyarakat dan desa;

c. mengkoordinasikan program dan kegiatan bidang pemberdayaan masyarakat dan desa dengan instansi atau lembaga terkait;

d. menyelenggarakan pembinaan dan bimbingan bidang pemberdayaan masyarakat dan desa;

e. mengendalikan dan mengarahkan program dan kegiatan bidang pemberdayaan masyarakat dan desa;

f. mengarahkan tugas bawahan sesuai bidang tugasnya guna kelancaran pelaksanaan tugas;

g. menyelenggarakan koordinasi, supervisi, sosialisasi dan fasilitasi serta pengawasan pelaksanaan pemberdayaan masyarakat dan desa;

h. merencanakan kebutuhan dan pengelolaan bidang pemberdayaan masyarakat dan desa;

i. menyelenggarakan pembinaan pegawai di lingkungan badan sesuai dengan kewenangannya;

j. menyusun bahan kebijakan program legislasi daerah/ produk hukum daerah dan menyelenggarakan urusan ketatausahaan serta rumah tangga badan; k. mengevaluasi program dan kegiatan bidang pemberdayaan masyarakat

dan desa;

l. menyelenggarakan pengelolaan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas-tugas selaku pengguna anggaran dan pengguna barang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

m. menyelenggarakan pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis Badan; n. menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan sebagai bahan

masukan guna kelancaran pelaksanaan tugas;

o. melaporkan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar pengambilan kebijakan;

p. melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan perintah atasan untuk kelancaran pelaksanaan tugas.


(16)

Susunan organisasi Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa terdiri dari : a. Kepala Badan

b. Sekretariat,membawahkan : 1. Sub Bagian Program 2. Sub Bagian Keuangan

3. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

c. Bidang Pengembangan Ekonomi Masyarakat membawahkan : 1. Sub Bidang Pengembangan Usaha Ekonomi Masyarakat

2. Sub Bidang Pengembangan Jaringan Penanggulangan Kemiskinan d. Bidang Pengembangan Desa/Kelurahan dan Sosial Budaya Masyarakat,

membawahkan:

1. Sub Bidang Pengembangan Fasilitasi Desa/Kel. dan Kelembagaan Masyarakat

2. Sub Bidang Pengembangan Sarana Prasarana dan Sosial Budaya Masyarakat

e. Bidang Pengembangan SDA, Lingkungan dan TTG membawahkan :

1. Sub Bidang Fasilitasi Penataan Lingkungan dan Permukiman Perdesaan 2. Sub Bidang Pengembangan dan Pemanfaatan SDA dan TTG

f. Unit Pelaksana Teknis Badan g. Kelompok Jabatan Fungsional

2.2. Sumber Daya Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa 2.2.1. Kondisi Sumber Daya Manusia (SDM)

Jumlah aparatur Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Batang berjumlah 25 orang yang terdiri dari :

a. Jumlah PNS/PTT menurut struktur : 1. Kepala Badan : 1 orang 2. Sekretaris Badan : 1 orang 3. Kepala Bidang : 3 orang 4. Kepala Sub Bagian : 3 orang 5. Kepala Sub Bidang : 6 orang


(17)

b. Jumlah PNS/PTT menurut pendidikan : 1. Pasca Sarjana (S2) : 4 orang 2. Sarjana (S1) : 10 orang 3. Sarjana Muda (DIII) : 4 orang 4. SLTA/SMEA/STM : 5 orang

5. SLTP : 2 orang

c. Dari 25 personil Bapermades tersebut :

- PNS : 24 orang

- PTT : 1 orang

- Eselon II : 1 orang

- Eseleon III : 4 orang

- Eseleon IV : 9 orang

- Golongan/Ruang

1. Golongan IV : 4 orang 2. Golongan III : 12 orang 3. Golongan II : 7 orang 4. Golongan I : 2 orang

2.2.2. Kondisi Sarana Prasarana

Sarana dan prasarana kerja yang ada di Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Batang antara lain :

A. Bangunan

1 Bangunan Kantor 1

B. Kendaaraan

1 Roda 4 3

2 Roda 2 12

C. Mesin

1 Soundsystem 1

2 UPS 5

3 Handycam 2

4 Kamera Digital 6

D. Komputer / LCD / TV / DVD /VCD/ WIRE LESS / RADIO

1 Laptop 11

2 Personal Komputer 12


(18)

4 LCD 2

5 Scaner 1

E. Air Conditoner

1 AC. 7

2 Kipas Angin 5

F. Pesawat Telpon / Faximill

1 Telpon 1

2 Faaximill 2

G. Mebelair

1 Meja Kursi tamu 1

2 Meja Kerja/tulis 37

3 Lemari kayu 23

4 Kursi kayu 29

5 Meja komputer 5

6 Kursi putar 5

7 Meja rapat 4

8 Kursi rapat 100

9 Meja telepon 1

10 Kursi kerja eselon II 1

11 Kursi kerja eselon III 1

H. Lain-lain

1 Dispenser 1

2 Filling Kabinet 16

3 Televisi 1

4 Almari Es 1

5 Layar Proyektor 1

6 Papan Struktur 1

7 Papan nama Bapermades 1

8

Papan nama Dharma

Wanita 1

9 Penyedot asap rokok 2

2.3. Kinerja Pelayanan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Pemberdayaan masyarakat dan desa pada prinsipnya merupakan upaya penguatan masyarakat untuk dapat berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan yang mempengaruhi masa depannya, penguatan masyarakat untuk dapat memperoleh dan mengelola factor-faktor produksi, serta penguatan masyarakat untuk dapat menentukan pilihan masa depannya. Dalam kaitan ini, maka peran aktif masyarakat dalam seluruh


(19)

proses pengelolaan pembangunan perlu ditingkatkan agar tercipta demokratisasi pengelolaan pembangunan pada tingkat masyarakat.

Untuk itu dalam rangka meningkatkan peran aktif masyarakat dalam proses pengelolaan pembangunan dan mewujudkan kesejahteraan masyarakat, Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Batang melaksanakan program-program utama pembangunan berbasis masyarakat antara lain :

1) Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan

Program ini terdiri dari kegiatan Pendamping PNPM Mandiri Perdesaan, Evaluasi kelembagaan masyarakat desa, Perlombaan desa/Kelurahan dan Pelatihan Kader Pemberdayaan Masyarakat 2) Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Membangun Desa

Program ini terdiri dari kegiatan Monev dan pelaporan ADD, Desa Siaga, Fasilitasi Bansos/Hibah APBD Provinsi, Pendamping TMMD dan Bhakti TNI, Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM), Padat Karya, Pemugaran Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), Pendampingan kegiatan infrastruktur dan penataan lingkungan desa dan Pembinaan Badan Pengelola Sistem Penyediaan Air Minum dan Sanitasi (BP SPAMS).

3) Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Perdesaan

Program ini terdiri dari kegiatan Lumbung Desa, Pasar desa, Usaha Ekonomi Desa Simpan Pinjam (UED-SP), Gelar TTG Nasional, Pelatihan TTG, Posyantekdes, dan Lomba/Gelar Inovasi TTG

4) Program Peningkatan Peran Perempuan di Perdesaan

Program ini terdiri dari kegiatan Fasilitasi PKK, Fasilitasi pembinaan PKK oleh Pokja, Sosialisasi PMTAS, Pelatihan masak PMTAS, Operasional dan sarpras PMT-AS, Pokjanal Posyandu, Pelatihan kader posyandu, Sarpras dan APE Posyandu, UP2K-PKK dan Program Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Gender (P2MBG)


(20)

Program ini terdiri dari Pelatihan bagi aparatur pemerintah desa/kelurahan dan Pendataan dan pengolahan data profil desa/kelurahan

Disamping program-program di atas, Bapermades Kabupaten Batang juga menfasilitasi penyaluran Bansos, Hibah dan Bantuan kepada Pemerintah Desa/Kelurahan. Bantuan/Hibah tersebut disalurkan antara lain kepada anggota masyarakat, kelompok masyarakat, lembaga masyarakat dan pemerintah desa sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara partisipatif dimana pengelolaan bantuan/hibah direncanakan, dilaksanakan dan dipertanggungjawabkan secara mandiri. Bantuan/Hibah yang difasilitas oleh Bapermades antara lain :

a. Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) PNPM Mandiri Perdesaan b. TMMD Sengkuyung dan Bhakti TNI

c. Bantuan Modal UP2K-PKK d. Bantuan Modal UED-SP e. Bantuan Rehab Pasar Desa f. Padat Karya

g. PMT-AS

h. PMT Posyandu i. APE Posyandu

j. Bantuan modal P2MBG k. Bantuan Alat TTG l. Pemugaran RTLH

2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD 2.4.1. Tantangan

1 Terbitnya UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa yang tentu akan memberikan dampak yang signifikan terhadap kebijakan Pemerintah Pusat dan Daerah dalam mengimplementasi program/kegiatan yang dilaksanakan di desa yang membutuhkan


(21)

penyesuaian-penyesuai berupa aturan-aturan pelaksana UU tersebut.

2 Masih besarnya jumlah penduduk miskin, karena kurang berkembangnya usaha ekonomi produktif keluaga miskin, yang disebabkan oleh terbatasnya akses keluarga miskin dalam memanfaatkan sumber daya pembangunan untuk mengembangkan usaha perekonomiannya;

3 Belum optimalnya peran aktif masyarakat dalam proses pengambilan keputusan publikyang mengatur kehidupan masyarakat, termasuk peran aktif dan kemandirian masyarakat dalam pengelolaan pembangunan, karena belum efektifitasnya pelaksanaan fungsi lembaga masyarakat (seperti LPMD/K) dalam menggerakkan partisipasi dan kemandirian masyarakat dalam pembangunan;

4 Belum optimalnya peran aktif masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian lingkungan, karena terbatasnya akses masyarakat dalam mengelola dan memanfaatkan potensi sumber daya alam lokal;

5 Masih relatif terbatasnya kemampuan pemerintah desa/kelurahan dalam mengefektifkan penyelenggaraan pemerintahan desa/kelurahan dalam rangka pemberian pelayanan dan peningkatan keberdayaan masyarakat.

2.4.2. Peluang

1 Meningkatnya intensitas keterlibatan berbagai unsur pemangku kepentingan pembangunan antara lain DPRD, LSM, Lembaga masyarakat tingkat desa/kelurahan;

2 Meningkatnya kualitas system perencanaan dengan terselenggaranya mekanisme perencanaan partisipatif;

3 Meningkatnya program kegiatan pemberdayaan masyarakat yang ada di perdesaan;


(22)

4 Meningkatnya intensitas pendampingan kegiatan pemberdayaan masyarakat baik di tingkat kecamatan maupun di tingkat desa/kelurahan SKPD terkait.

5 Pemantapan system pendataan profil desa/kelurahan sebagai basis data dalam penyusunan rencana pembangunan di desa/kelurahan dan daerah;

6 Pengembangan manajemen pembangunan partisipatif melalui forum musyawarah perencananan pembangunan di setiap level pemerintahan secara berjenjang dari bawah ke atas;

7 Meningkatkan koordinasi perencanaan pemberdayaan masyarakat yang mantap, sinergi dan terpadu;

8 Pemantapan teknologi informasi dalam pengelolaan data dan informasi.


(23)

BAB III

ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD

Sejalan dengan perubahan paradigma pembangunan dari pembangunan yang berorientasi pada pertumbuhan yang bersifat top-down ke pembangunan yang berorientasi pada manusia yang bersifat bottom up, pemerintah melakukan pengembangan kebijakan dan program pembangunan masyarakat yang memihak pada masyarakat melalui kebijakan dan program pemberdayaan masyarakat dan desa.

Pemberdayaan masyarakat dan desa adalah upaya memampukan dan memandirikan masyarakat dalam proses pembangunan untuk mencapai kesejahteraan. Konsep ini sesuai dengan dasar pemikiran pemberian otonom kepada Pemerintah Daerah yang dituangkan dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, dimana dikatakan bahwa untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dilakukan melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat. Pemberdayaan memuat konsep pembangunan yang diawali dari kebutuhan masyarakat (bottom up) yang dalam kajian sehari-hari berorientasi pada masyarakat yang kurang beruntung khususnya dari sudut pandang ekonomi.

Dengan demikian, pemberdayaan masyarakat dan desa merupakan suatu alternatif strategi pengelolaan pembangunan yang mempersyaratkan adanya keterlibatan langsung masyarakat, baik secara perorangan sebagai warga masyarakat maupun secara melembaga, dalam seluruh proses pengelolaan pembangunan baik pada tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi hasil-hasil pembangunan.

Namun demikian Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Batang dalam melaksanakan program pemberdayaan masyarakat sebagai alternatif strategi pengelolaan pembangunan belum dapat dilaksanakan sesuai dengan harapan dari Undang-Undang Nomor 6 Tahun


(24)

1. Sumber Daya Manusia (SDM) aparatur yang perlu peningkatan kapasitas; 2. Sarana mobilitas yang kurang memadai;

3. Data informasi yang belum tepat dan akurat; 4. Sistem administrasi yang belum tertib;

5. Masih rendahnya pemahaman masyarakat dalam menerima informasi dalam memanfaatkan program;

6. Kurang berfungsinya organisasi kelembagaan masyarakat; 7. Sistem kerja yang belum optimal;

3.2. Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih.

Visi misi Bupati dan Wakil Bupati terpilih periode 2012 – 2017 adalah “Terwujudnya pemerintahan yang bersih, efektif, efisien dan profesional untuk penguatan ekonomi daerah dan pencapaian kesejahteraan

masyarakat batang” dengan misi :

1. Mengembangkan penataan dan pembinaan birokrasi disemua tingkatan demi terciptanya pemerintahan yang baik, bersih dan berpelayanan publik yang prima;

2. Menciptakan iklim investasi yang baik dan mendukung usaha pengembangan ekonomi yang beroientasi pada peningkatan lapangan kerja yang luas bagi masyarakat dan peningkatan pendapatan daerah; 3. Meningkatkan pembangunan infrastruktur untuk menunjang peningkatan

ekonomi daerah dan terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat;

4. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia supaya dapat berpartisipasi dalam pembangunan.

Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang dijalankan, visi Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Batang 2012-2017adalah “Terwujudnya masyarakat dan desa yang mampu , mandiri dan


(25)

1. Meningkatkan kemampuan aparat desa/kelurahan, kelembagaan desa/ kelurahan dan menumbuhkembangkan sarana/prasarana serta sosial budaya masyarakat;

2. Menumbuhkembangkan usaha ekonomi masyarakat dan jaringan penanggulangan kemiskinan;

3. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan yang berkelanjutan dan pendayagunaan teknologi tepat guna;

Diharapkan dengan visi dan misi Badan tersebut akan turut mendukung tercapainya visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati terpilih peiode 2012-2017 untuk mewujudkan birokrasi yang bersih demi terciptanya kebangkitan ekonomi untuk kesejahteraan masyarakat Kabupaten Batang.

3.3. Telaahan Renstra K/L dan Renstra Bapermades Provinsi Jawa Tengah Capaian kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa lima tahun terakhir disatu sisi telah ikut mendukung tercapainya renstra Dirjen PMD Kementerian Dalam Negeri maupun Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Jawa Tengah, namun disisi lain capaian kinerja Badan tidak mampu memenuhi sasaran renstra vertikal.

Untuk pengalokasian program/kegiatan pusat dari tahun ke tahun selalu meningkat, namun demikian Pemerintah Daerah belum mampu memenuhi pengalokasian dana pendampingan secara tepat jumlah namun demikian pembangunan fasilitas/sarana dan prasarana masyarakat (sosial, ekonomi, pendidikan, umum dan kesehatan) dari program ini dapat dipenuhi dengan anggaran yang tersedia sesuai prioritas usulan dari masyarakat sehingga mampu mengatasi permasalahan yang ada. Program PNPM Mandiri Perdesaan misalnya, program ini dilakukan secara swakelola sehingga mampu menumbuhkan partisipasi dan tanggungjawab masyarakat (dari aspek perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan) terhadap keberhasilan program sangat tinggi sehingga dapat memberikan konstribusi dalam mendukung visi dan misi Bupati dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat Batang pada khususnya dan Jawa Tengah pada umumnya.


(26)

Untuk perwujudan pembangunan kewilayahan, yang mengintegrasikan program atau kegiatan pada SKPD terkait untuk mendukung percepatan pembangunan pedesaan yang sesuai kondisi dan potensi desa sangat mendukung pencapaian kinerja daerah sehingga capaian kinerja SKPD sedikit banyak didukung adanya program dan kegiatan dari Kementerian maupun Provinsi.

3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis.

Peraturan daerah Nomor 7 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Batang 2011-2031 memuat rencana struktur dan pola ruang serta rencana kawasan strategis. Berdasarkan rencana struktur ruang, maka akan berpengaruh pada kinerja pelayanan SKPD antara lain :

1. Sebagai faktor pendorong

Adanya rencana sistem jaringan prasarana energi dan jaringan transportasi darat berupa jaringan jalan bebas hambatan akan membuka kesempatan kerja dan peluang usaha produk-produk lokal bagi masyarakat sekitar yang memiliki kreatifitas dan inovasi sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat .

Disamping itu juga dengan ada rencana tata ruang wilayah akan memacu tingkat perkembangan desa dengan menggali potensi sumber daya desa disesuaikan dengan karateristik desa.

2. Sebagai faktor penghambat

Rencana tata ruang wilayah juga akan menghambat apabila tidak diantisipasi sedini mungkin seperti tingkat perkembangan desa . Desa akan berkembang bilamana tingkat kemampuan dan kemandirian masyarakat, tinggi, sumber daya manusia/tenaga terampil juga semangat masyarakat untuk mengembangkan potensi daerah yang tinggi.


(27)

3.5. Penentuan Isu-isu Strategis SKPD

Rencana strategis yang disusun oleh Bapermades merupakan langkah awal untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi, yang dalam penyusunannya perlu melaksanakan analisis terhadap lingkungan baik internal maupun eksternal yang merupakan langkah yang penting dengan memperhitungan kekuatan (strenghts), kelemahan (weakness), peluang (opportunities), dan tantangan (threats) yang ada. Rencana strategis ini merupakan suatu proses yang berorientasi pada proses dan hasil yang ingin dicapai dalam kurun waktu lima tahun, dengan tetap memperhatikan potensi yang ada baik sumberdaya manusia maupun sumberdaya alam, kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan yang dihadapi. Rencana strategis disusun untuk jangka waktu lima tahun, dan diimplementasikan kedalam rencana kerja (Renja) tahunan.

Analisi yang dipergunakan berdasarkan SWOT, antara lain : 1. Analisis lingkungan internal

a. Kekuatan (Strenghts)

- Eksistensi Bapermades sebagai SKPD yang membidangi pemberdayaan masyarakat dan desa;

- Tersedianya sumber daya manusia di Bapermades;

- Tersediannya anggaran untuk pemberdayaan masyarakat dan desa; - Tersedianya sarana prasarana;

- Terjalinnya kerjasama aparat pemerintah b. Kelemahan (Weakness)

- Konsistensi aparat pelaksana relative masih kurang; - Perlunya peningkatan kapasitas aparatur PMD;

- Terbatasnya anggaran yang bersumber dari APBD Kabupaten untuk pemberdayaan masyarakat dan desa;

- Kurangnya sarana mobilitas guna pelaksanaan tupoksi; 2. Analisis lingkungan eksternal

a. Peluang (Opportunities)

- Implementasi UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

- Adanya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan pembangunan baik tahap perencanaan, pelaksanaan maupun evaluasi hasil-hasil


(28)

- Komitmen kepala daerah dalam memajukan perekonomian masyarakat;

- Adanya dukungan lembaga lain dalam meningkatkan pemberdayaan masyarakat;

- Adanya dukungan dana dari APBN dan APBD provinsi dalam bidang pemberdayaan masyarakat dan desa;

- Adanya petugas pendamping untuk program pemberdayaan masyarakat dan desa;

- Adanya potensi SDA yang perlu dikembangkan/dikelola. b. Ancaman (Threats)

- Masih tingginya angka kemiskinan;

- Kemandirian masyarakat dalam pembangunan masih kurang; - Kurang berkembangnya usaha ekonomi produktif;

- Fungsi kelembagaan masyarakat belum efektif/optimal;

- Masih adanya program-program pemberdayaan masyarakat yang kurang terintegrasi;

- Kurangnya kemampuan SDM perdesaan dalam mengembangkan potensi yang ada;

- Partisipasi masyarakat dalam perencanaan dan pengelolaan pembangunan masih kurang;

- Kurang berkembangnya kawasan perdesaan yang potensial; - Kurangnya informasi dalam pemanfaatan TTG bagi masyarakat.

Dengan melihat kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang ada di Bapermades Kabupaten Batang, maka isu strategis yang muncul adalah sebagai berikut :

- Fungsi lembaga masyarakat dalam menggerakan partisipasi dan kemandirian masyarakat dalam pembangunan belum efektif;

- Kemampuan dan kemandirian masyarakat untuk berperan aktif dalam pembangunan masih kurang;


(29)

BAB IV

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

4.1. Visi dan Misi Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Batang.

4.1.1. Visi SKPD

Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional bahwa visi merupakan rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir perencanaan. Visi SKPD adalah gambaran arah pembangunan atau kondisi masa depan yang ingin dicapai SKPD melalui penyelenggaraan tugas dan fungsi dalam kurun waktu 5 (lima) tahun yang akan datang. Adapun visi Badan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Batang tahun 2012-2017 adalah

Terwujudnya masyarakat dan desa yang mampu , mandiri dan sejahtera

Rumusan visi Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Batang tahun 2012-2017 tersebut memiliki beberapa “kata kunci” yang perlu dijelaskan substansi filosofinya, yaitu :

a. Mampu , berarti upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui berbagai kebijakan dan program-program pembangunan agar kondisi kehidupan masyarakat mencapai tingkat kemampuan yang diharapkan.

b. Mandiri, membangkitkan dan mengembangkan kekuatan pada masyarakat agar mampu melepaskan diri dari ketergantungan, ekploitas dan subordinasi.

c. Sejahtera, diartikan aman, sentosa dan makmur, mayarakat yang dapat meningkati ketenangan dalam berperikehidupan, dapat menunaikan tugas dan tanggungjawabnya dengan baik, dan dapat menikmati hasilnya dalam rangka mencapai kehidupan yang lebih baik.


(30)

4.1.2. Misi SKPD

Misi merupakan penjabaran dan tindak lanjut dari visi. Misi dari Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Batang sebagai berikut :

1. Meningkatkan kemampuan aparat desa/kelurahan, kelembagaan desa/ kelurahan dan menumbuhkembangkan sarana/prasarana serta sosial budaya masyarakat;

2. Menumbuhkembangkan usaha ekonomi masyarakat dan jaringan penanggulangan kemiskinan;

3. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan yang berkelanjutan dan pendayagunaan teknologi tepat guna;

4.2. Tujuan dan sasaran Jangka Menengah Bapermasdes

Tujuan yang merupakan implementasi pernyataan visi dan misi yang berpijak pada isu-isu dan analisis strategis serta mengarahkan pada perumusan sasaran, kebijakan program maupun kegiatan yang ingin dicapai di masa yang akan datang dalam rangka merealisasikan misi.

4.2.1. Tujuan Misi 1

Meningkatkan peran kelembagaan dan mengembangkan partisipasi serta keswadayaan masyarakat.

Dengan sasaran :

a. Meningkatnya peran kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan.

b. Meningkatnya peran aktif masyarakat dalam membangun desa melalui pendayagunaan modal sosial masyarakat.

4.2.2. Tujuan Misi 2

Meningkatkan kualitas kehidupan sosial ekonomi masyarakat sehingga mampu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Dengan sasaran :

a. Mengembangkan usaha ekonomi masyarakat;


(31)

4.2.3. Tujuan Misi 3

Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia yang kreatif dan inovatif diperdesaan dalam mengembangkan potensinya secara mandiri.

Dengan sasaran :

a. Meningkatkan kemampuan, pengetahuan, ketrampilan dan tanggung jawab dalam membangun diri dan lingkungannya;

b. Meningkatkan Kapasitas Pemerintahan desa/kelurahan.

Pernyataan keselarasan tujuan, sasaran, indikator dan program pembangunan jangka menengah SKPD beserta indikator sasarannya disajikan dalam tabel 4.1 .


(32)

4.3. Strategi dan Kebijakan SKPD

1) Peningkatan keswadayaan dan partisipasi masyarakat, ditempuh dengan cara :

a. Penguatan peran kelembagaan masyarakat sebagai wadah partisipasi masyarakat dalam pembangunan;

b. Pengembangan manajemen pembangunan partisipatif; c. Pemantapan sistem pendataan profil desa/kelurahan

d. Pengembangan kemampuan masyarakat dalam mengelola pembangunan.

2) Pemantapan kehidupan sosial budaya masyarakat, ditempuh dengan cara : a. Pemantapan nilai-nilai budaya dan penguatan lembaga adat;

b. Pemantapan ketahanan keluarga dan PKK.

3) Mengembangkan usaha ekonomi masyarakat, ditempuh dengan cara : a. Peningkatan keberdayaan keluarga miskin;

b. Pengembangan usaha ekonomi keluarga dan kelompok masyarakat; c. Pengembangan lembaga keuangan mikro.

4) Peningkatan pemanfaatan TTG dalam peningkatan pemanfaatan SDA yang berwawasan lingkungan, ditempuh dengan cara :

a. Pengembangan peran aktif masyarakat dalam pengelolaan pembangunan;

b. Pemasyarakatan dan pendayagunaan TTG.

5) Pemantapan penyelenggaraan pemdes/kelurahan, ditempuh dengan cara : a. Pemantapan keuangan desa;

b. Pemantapan sistem administrasi pemdes; c. Pengembangan kapasitas pemdes/kelurahan.


(33)

BAB V

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

Penjabaran program-program pembangunan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa disesuaikan dengan arah kebijakan SKPD yang mengacu pada visi dan misi Bupati Batang terutama misi 4 dalam RPJMD yaitu “Meningkatkan kualitas sumber daya manusia supaya dapat berpartisipasi aktif dalam pembangunan”

5.1. Rencana Program dan Kegiatan 5.1.1. Belanja Langsung

1) Urusan Wajib SKPD Non Urusan, yang terdiri dari :

a) Program/kegiatan Pelayanan Administrasi Perkantoran b) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

c) Program /Kegiatan Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

d) Program/Kegiatan Peningkatan Disiplin Aparatur

e) Program/Kegiatan Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

2) Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan Program ini terdiri dari :

a. Pendamping PNPM Mandiri Perdesaan b. Evaluasi kelembagaan masyarakat desa c. Perlombaan desa/Kel

d. Pelatihan KPM

3) Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Membangun Desa

Program ini terdiri dari :

a. Monev dan pelaporan ADD b. Desa Siaga

c. Fasilitasi Bansos/Hibah APBD Provinsi d. Pendamping TMMD dan Bhakti TNI


(34)

f. Padat Karya g. Pemugaran RTLH

h. Pendampingan kegiatan infrastruktur dan penataan lingkungan desa

i. BP SPAMS.

4) Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Perdesaan Program ini terdiri dari :

a. Lumbung Desa b. Pasar desa c. UED-SP

d. Gelar TTG Nasional e. Pelatihan TTG

f. Posyantekdes

g. Lomba/Gelar Inovasi TTG

5) Program Peningkatan Peran Perempuan di Perdesaan Program ini terdiri dari :

a. Fasilitasikegiatan PKK

b. Fasilitasi pembinaan PKK oleh Pokja c. Sosialisasi PMTAS

d. Pelatihan masak PMTAS

e. Operasional dan sarpras PMT-AS f. Pokjanal Posyandu

g. Pelatihan kader posyandu h. Sarpras dan APE Posyandu

i. UP2K-PKK j. P2MBG

6) Program peningkatan kapasitas aparatur pemerintah desa Program ini terdiri dari :

a. Pelatihan bagi aparatur pemerintah desa/kelurahan b. Pendataan dan pengolahan data profil desa/kelurahan


(35)

5.1.2. Belanja Tidak Langsung

1. Gaji pegawai dan tunjangan PNS;

2. Bantuan Keuangan kepada Pemerintah Desa bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Desa;

3. Bantuan Sosial bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Desa; 4. Hibah bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Desa;

5.2. Indikator kinerja, kelompok sasaran kegiatan dan pendanaan indikatif Rencana program, kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran kegiatan dan pendanaan indikatif Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Batang tahun 2012-2017 sebagaimana dalam tabel 5.1. berikut ini


(36)

BAB VI

INDIKATOR KINERJA SKPD

MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

Urusan Pemberdayaan masyarakat dan desa merupakan bagian dari misi 4 (empat) Bupati dan Wakil Bupati terpilih periode 2012-017 yaitu “Meningkatkan kualitas sumber daya masyarakat supaya dapat berpartisipasi aktif dalam pembangunan”

Adapun tujuan dari misi 4 (empat) tersebut yang berkaitan dengan urusan pemberdayaan masyarakat dan desa adalah “Peningkatan pemberdayaan masyarakat serta desa” , dengan sasaran antara lain :

1. Peningkatan peran kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan;

2. Peningkatan kapasitas pemerintah desa/kelurahan.

Dalam rangka mendukung terwujudnya visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Batang terpilih periode 2012-2017, Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Batang dalam Rencana Strategis SKPD tahun 2012-2017 melaksanakan pembangunan di bidang pemberdayaan masyarakat dan desa dengan indikator kinerja SKPD yang mengacu pada Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Kabupaten Batang yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2012-2017 terukur sebagaimana pada tabel 6.1 berikut ini :


(37)

BAB VI PENUTUP

Perubahan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Batang tahun 2012-2017 merupakan penjabaran dari visi, misi serta program Bupati dan Wakil Bupati baik yang telah berjalan selama dua tahun maupun akan dijalankan 3 (tiga) tahun mendatang sampai berakhirnya masa jabatan Bupati dan Wakil Bupati. Dalam penyusunan Perubahan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Batang tahun 2012-2017 mengacu pada Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2012-2017 sekaligus merupakan pedoman, landasan dan referensi dalam penyusunan program dan kegiatan Badan selama 5 (lima) tahun yang dijabarkan setiap tahunnya menjadi Rencana Kerja (Renja) Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Batang.

Kami menyadari bahwa Perubahan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah ini masih jauh dari sempurna, masukan dan saran selalu kami harapkan demi kesempurnaan dokumen perencanaan ini di masa yang akan datang. Atas segala bantuan moril maupun materiil dari semua pihak kami sampaikan terima kasih dan semoga menjadi manfaat bagi peningkatan pemberdayaan masyarakat dan desa khususnya maupun seluruh masyarakat Kabupaten Batang.

Batang, Desember 2014

Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Batang

Drs. TULYONO, M.Si Pembina Utama Muda NIP. 19600603 198003 1 002


(1)

4.3. Strategi dan Kebijakan SKPD

1) Peningkatan keswadayaan dan partisipasi masyarakat, ditempuh dengan cara :

a. Penguatan peran kelembagaan masyarakat sebagai wadah partisipasi masyarakat dalam pembangunan;

b. Pengembangan manajemen pembangunan partisipatif; c. Pemantapan sistem pendataan profil desa/kelurahan

d. Pengembangan kemampuan masyarakat dalam mengelola pembangunan.

2) Pemantapan kehidupan sosial budaya masyarakat, ditempuh dengan cara : a. Pemantapan nilai-nilai budaya dan penguatan lembaga adat;

b. Pemantapan ketahanan keluarga dan PKK.

3) Mengembangkan usaha ekonomi masyarakat, ditempuh dengan cara : a. Peningkatan keberdayaan keluarga miskin;

b. Pengembangan usaha ekonomi keluarga dan kelompok masyarakat; c. Pengembangan lembaga keuangan mikro.

4) Peningkatan pemanfaatan TTG dalam peningkatan pemanfaatan SDA yang berwawasan lingkungan, ditempuh dengan cara :

a. Pengembangan peran aktif masyarakat dalam pengelolaan pembangunan;

b. Pemasyarakatan dan pendayagunaan TTG.

5) Pemantapan penyelenggaraan pemdes/kelurahan, ditempuh dengan cara : a. Pemantapan keuangan desa;

b. Pemantapan sistem administrasi pemdes; c. Pengembangan kapasitas pemdes/kelurahan.


(2)

BAB V

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

Penjabaran program-program pembangunan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa disesuaikan dengan arah kebijakan SKPD yang mengacu pada visi dan misi Bupati Batang terutama misi 4 dalam RPJMD yaitu “Meningkatkan kualitas sumber daya manusia supaya dapat berpartisipasi aktif dalam pembangunan”

5.1. Rencana Program dan Kegiatan 5.1.1. Belanja Langsung

1) Urusan Wajib SKPD Non Urusan, yang terdiri dari :

a) Program/kegiatan Pelayanan Administrasi Perkantoran b) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

c) Program /Kegiatan Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

d) Program/Kegiatan Peningkatan Disiplin Aparatur

e) Program/Kegiatan Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

2) Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan Program ini terdiri dari :

a. Pendamping PNPM Mandiri Perdesaan b. Evaluasi kelembagaan masyarakat desa c. Perlombaan desa/Kel

d. Pelatihan KPM

3) Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Membangun Desa

Program ini terdiri dari :

a. Monev dan pelaporan ADD b. Desa Siaga


(3)

f. Padat Karya g. Pemugaran RTLH

h. Pendampingan kegiatan infrastruktur dan penataan lingkungan desa

i. BP SPAMS.

4) Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Perdesaan Program ini terdiri dari :

a. Lumbung Desa b. Pasar desa c. UED-SP

d. Gelar TTG Nasional e. Pelatihan TTG

f. Posyantekdes

g. Lomba/Gelar Inovasi TTG

5) Program Peningkatan Peran Perempuan di Perdesaan Program ini terdiri dari :

a. Fasilitasikegiatan PKK

b. Fasilitasi pembinaan PKK oleh Pokja c. Sosialisasi PMTAS

d. Pelatihan masak PMTAS

e. Operasional dan sarpras PMT-AS f. Pokjanal Posyandu

g. Pelatihan kader posyandu h. Sarpras dan APE Posyandu

i. UP2K-PKK j. P2MBG

6) Program peningkatan kapasitas aparatur pemerintah desa Program ini terdiri dari :

a. Pelatihan bagi aparatur pemerintah desa/kelurahan b. Pendataan dan pengolahan data profil desa/kelurahan


(4)

5.1.2. Belanja Tidak Langsung

1. Gaji pegawai dan tunjangan PNS;

2. Bantuan Keuangan kepada Pemerintah Desa bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Desa;

3. Bantuan Sosial bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Desa; 4. Hibah bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Desa;

5.2. Indikator kinerja, kelompok sasaran kegiatan dan pendanaan indikatif Rencana program, kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran kegiatan dan pendanaan indikatif Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Batang tahun 2012-2017 sebagaimana dalam tabel 5.1. berikut ini


(5)

BAB VI

INDIKATOR KINERJA SKPD

MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

Urusan Pemberdayaan masyarakat dan desa merupakan bagian dari misi 4 (empat) Bupati dan Wakil Bupati terpilih periode 2012-017 yaitu “Meningkatkan kualitas sumber daya masyarakat supaya dapat berpartisipasi aktif dalam pembangunan”

Adapun tujuan dari misi 4 (empat) tersebut yang berkaitan dengan urusan pemberdayaan masyarakat dan desa adalah “Peningkatan pemberdayaan

masyarakat serta desa” , dengan sasaran antara lain :

1. Peningkatan peran kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan;

2. Peningkatan kapasitas pemerintah desa/kelurahan.

Dalam rangka mendukung terwujudnya visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Batang terpilih periode 2012-2017, Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Batang dalam Rencana Strategis SKPD tahun 2012-2017 melaksanakan pembangunan di bidang pemberdayaan masyarakat dan desa dengan indikator kinerja SKPD yang mengacu pada Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Kabupaten Batang yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2012-2017 terukur sebagaimana pada tabel 6.1 berikut ini :


(6)

BAB VI PENUTUP

Perubahan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Batang tahun 2012-2017 merupakan penjabaran dari visi, misi serta program Bupati dan Wakil Bupati baik yang telah berjalan selama dua tahun maupun akan dijalankan 3 (tiga) tahun mendatang sampai berakhirnya masa jabatan Bupati dan Wakil Bupati. Dalam penyusunan Perubahan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Batang tahun 2012-2017 mengacu pada Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2012-2017 sekaligus merupakan pedoman, landasan dan referensi dalam penyusunan program dan kegiatan Badan selama 5 (lima) tahun yang dijabarkan setiap tahunnya menjadi Rencana Kerja (Renja) Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Batang.

Kami menyadari bahwa Perubahan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah ini masih jauh dari sempurna, masukan dan saran selalu kami harapkan demi kesempurnaan dokumen perencanaan ini di masa yang akan datang. Atas segala bantuan moril maupun materiil dari semua pihak kami sampaikan terima kasih dan semoga menjadi manfaat bagi peningkatan pemberdayaan masyarakat dan desa khususnya maupun seluruh masyarakat Kabupaten Batang.

Batang, Desember 2014

Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Batang