S TE 0904106 Chapter1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam

kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Peningkatan kualitas
pendidikan dapat dilakukan dengan memperbaiki kualitas pembelajaran dan
peningkatan kualitas pembelajaran dapat ditempuh dengan meningkatkan
pengetahuan tentang merancang metode-metode pembelajaran yang lebih efektif,
efisien dan memiliki daya tarik.
Guru sebagai pelaku pendidikan dituntut seprofesional mungkin, utamanya
dalam mengorganisasi dan memformulasikan model pembelajaran yang dinilai
dapat meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa yang tentunya berimplikasi
langsung pada pencapaian hasil belajar siswa. Hal ini merupakan masalah yang
cukup sulit yang dirasakan oleh guru. Kesulitan itu dikarenakan siswa bukan
hanya sebagai individu dengan segala keunikannya tetapi mereka juga sebagai
mahluk sosial dengan latar belakang yang berbeda.
Sudah menjadi keyakinan semua orang bahwa masing-masing individu

mempunyai karakteristik yang berbeda. Ungkapan tersebut juga berlaku dalam
dunia pendidikan sebab menurut tinjauan psikologis setiap anak memiliki
perbedaan satu dengan yang lain. Tak ada dua orang di dunia ini yang benar-benar
sama dalam segala hal, sekalipun mereka kembar (Syah, Muhibbin, 2006).
Setiap siswa bersifat individu, setiap individu memang tidak ada yang
sama. Perbedaan individual inilah yang menyebabkan adanya perbedaan tingkah
laku dan kemampuan dikalangan anak didik, sehingga guru harus mampu
memberikan perlakuan yang sesuai dengan kemampuan siswa tersebut (Ahmadi,
2004, hlm. 77)
Adanya perbedaan individu tersebut memberikan implikasi pada
perkembangan ilmu pengetahuan dan praktek pembelajaran di sekolah. Dari
kenyataan yang ada di lapangan diketahui bahwa di antara siswa terdapat
perbedaan individu, terutama perbedaan dalam kemampuan sehingga dijumpai di
setiap kelas adanya kelompok siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang

Sunandar, 2016
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION (ATI) DALAM
PEMBELAJARAN PENGUKURAN RANGKAIAN ELEKTRONIKA DI SMK NEGERI 1 KOTA CIREBON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


1

2

dan rendah. Untuk mengakomodasi dan mengapresiasi perbedaan individual siswa
dalam pembelajaran dan dalam rangka mengoptimalkan prestasi akademik atau
hasil belajar, maka seorang guru harus pandai-pandai memilih model
pembelajaran. Pengembangan model pembelajaran merupakan hal penting sebagai
solusi dari masalah peningkatan hasil belajar.
Berdasarkan hasil observasi dan pengalaman peneliti pada saat
melaksanakan Program Latihan Profesi (PLP) di SMK Negeri 1 Cirebon, guru
masih menerapkan pembelajaran secara konvensional. Kegiatan pembelajaran
masih berpusat pada guru (teacher centered) sehingga menjadikan peserta didik
masih kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini terjadi karena
komunikasi yang terjadi hanyalah komunikasi satu arah yaitu dari guru ke peserta
didik. Peserta didik cenderung masih takut untuk bertanya kepada guru apabila
ada materi yang kurang dimengerti. Adanya anggapan bahwa mata pelajaran
Teknik Listrik adalah pelajaran yang sulit dan kurang menarik menyebabkan
peserta didik tidak termotivasi untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Akibatnya, pembelajaran menjadi kaku, terlalu serius dan kurangnya sikap kerja

sama tiap masing-masing individu peserta didik. Hal ini berimbas pada nilai
ulangan beberapa peserta didik yang masih belum mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) individu dalam pelajaran Teknik Listrik kelas X TEI yaitu 75
sebagai nilai terendah dalam pencapaian hasil belajar dan menetapkan KKM
klasikal sebesar 75%. Jika terdapat peserta didik yang mendapat hasil nilai
ulangan belajar di bawah 75, maka peserta didik tersebut wajib mengikuti ujian
remedial pada waktu yang sudah ditentukan oleh guru.

Kondisi pembelajaran yang demikian menyebabkan perlu adanya
penggunaan suatu pendekatan pembelajaran yang dapat lebih mengembangkan
kemampuan peserta didik. Adapun, rendahnya hasil belajar tersebut kemungkinan
besar diakibatkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah model pembelajaran
yang digunakan guru di sekolah ini masih belum mampu mengapresiasikan dan
mengakomodasikan perbedaan individual siswa. Para guru pada umumnya masih
menerapkan sistem pengajaran secara konvensional. Dapat kita bayangkan
sebagai akibat pengajaran klasikal ini guru tidak memperhatikan adanya
perbedaan individual pada siswa-siswanya. Anak yang cepat menangkap pelajaran

Sunandar, 2016
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION (ATI) DALAM

PEMBELAJARAN PENGUKURAN RANGKAIAN ELEKTRONIKA DI SMK NEGERI 1 KOTA CIREBON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3

(pandai) akan terhambat kemajuannya oleh teman-temannya yang lain sebab
mereka sekelas harus maju bersama-sama. Sebaliknya anak yang lambat (kurang
pandai) seolah-olah dipaksa untuk berjalan cepat mengikuti suatu bahan pelajaran,
karena pelajaran yang kemarin belum lagi ia kuasai guru sudah melangkah
memberikan bahan baru. Belum lagi setiap anak memiliki perbedaan dalam
kondisi jasmaninya. Hal ini mendorong belajar tidak efektif dan tidak
menyenangkan.
Untuk itu, salah satu strategi pembelajaran yang mungkin digunakan
adalah strategi model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI). Model
pembelajaran ATI merupakan model pendekatan pembelajaran yang berupaya
sedemikian rupa untuk menyesuaikan pembelajaran dengan karakteristik siswa,
dalam rangka mengoptimalkan prestasi akademik atau hasil belajar (Hermawan,
2004, hlm. 14) (Syafruddin Nurdin, 2005, hlm. 37).
Strategi pembelajaran ATI memberikan keuntungan dalam memperbaiki
suasana belajar dalam kelas, khususnya pada kelas-kelas yang kemampuan

siswanya bervariasi. Model ini memberikan kesempatan pada guru untuk
mengembangkan kinerja profesionalnya dengan menggunakan bermacam-macam
metode mengajar pada tiga bentuk perlakuan (treatment). Pertama, perlakuan
(treatment) belajar mandiri (self learning) dengan menggunakan handout materi

untuk siswa yang berkemampuan awal tinggi. Kedua, perlakuan (treatment)
belajar reguler (regular teaching) untuk siswa yang berkemampuan awal sedang
dan ketiga, perlakuan khusus (special treatment) dalam bentuk re-teaching atau
tutorial untuk siswa yang berkemampuan rendah. Model pembelajaran ini
merupakan salah satu jawaban terhadap tuntutan yang menghendaki adanya
layanan pembelajaran yang dapat mengapresiasi perbedaan kemampuan siswa
(Syafruddin Nurdin, 2005, hlm. 42).
Alasan penelitian menggunakan pendekatan pembelajaran Aptitude
Treatment Interaction (ATI) adalah adanya penelitian terdahulu yaitu penelitian

yang dilakukan oleh Diny Rachnavia Program Studi Pendidikan Matematika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya pada
tahun 2012 dengan judul “Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Aptitude
Treatment Interaction (ATI) Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah


Sunandar, 2016
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION (ATI) DALAM
PEMBELAJARAN PENGUKURAN RANGKAIAN ELEKTRONIKA DI SMK NEGERI 1 KOTA CIREBON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4

Matematik Peserta Didik (Penelitian terhadap Peserta Didik Kelas X SMA Negeri
6 Tasikmalaya). Hasil dari penelitian tersebut menunjukan bahwa penerapan
model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI) dapat meningkatkan
kreatifitas dan prestasi belajar siswa.
Sejalan dengan uraian di atas, maka salah satu upaya yang dianggap dapat
memecahkan masalah tersebut adalah dengan menerapkan model pembelajaran
Aptitude Treatment Interaction (ATI) sebagai salah satu model pembelajaran yang

menangani individu tertentu sesuai dengan kemampuan masing-masing. Untuk
menyelidiki hal itu, peneliti mencoba mengadakan suatu penelitian lebih lanjut
guna mengetahui seberapa besar pengaruh pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI) di ruang lingkup
pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Dalam hal ini, peneliti

mengambil judul “Penerapan Model Pembelajaran Aptitude Treatment
Interaction (ATI) Dalam Pembelajaran Pengukuran Rangkaian Elektronika

Di SMK Negeri 1 Kota Cirebon”.
1.2

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah mengenai penerapan model

pembelajaran ATI) dalam pembelajaran pengukuran rangkaian elektronika di
SMKN 1 Kota Cirebon, maka rumusan masalahnya sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh model pembelajaran ATI terhadap siswa yang
berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah dilihat dari ranah kognitif?
2. Bagaimana pengaruh model pembelajaran ATI terhadap siswa yang
berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah dilihat dari ranah afektif?
3. Bagaimana pengaruh model pembelajaran ATI terhadap siswa yang
berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah dilihat dari ranah psikomotor ?
1.3

Batasan Masalah

Memperhatikan latar belakang masalah diatas, maka peneliti membatasi

beberapa hal sebagai berikut:
1. Penerapan model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI)
hanya dilakukan di kelas eksprerimen.
2. Materi dalam penelitian ini yaitu mengukur resistor seri-paralel, mengukur
arus, dan mengukur tegangan pada rangkaian elektronika.

Sunandar, 2016
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION (ATI) DALAM
PEMBELAJARAN PENGUKURAN RANGKAIAN ELEKTRONIKA DI SMK NEGERI 1 KOTA CIREBON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5

3. Aspek kognitif meliputi pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis,
sintesa, dan evaluasi.
4. Sikap yang diamati pada ranah afektif meliputi kedisiplinan, antusias dan
inisiatif ketika praktikum, kejujuran saat pengumpulan data, kerjasama,
dan tanggung jawab.

5. Aspek yang diamati pada ranah psikomotor meliputi mempersiapkan
kebutuhan praktikum, persiapan praktikum, mengoperasikan alat ukur,
mengukur nilai tegangan, arus resistor, daya, mencatat data hasil
praktikum, dan membuat laporan hasil praktikum.
6. Penelitian ini dilakukan pada peserta didik kelas X TEI SMK Negeri 1
Kota Cirebon semester ganjil tahun pelajaran 2013/2014.
1.4

Tujuan penelitian
Tujuan dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa yang mempunyai kemampuan
tinggi melalui penerapan pembelajaran ATI dengan perlakuan belajar
mandiri (self learning) menggunakan handout materi pada Kompetensi
Mata Pelajaran Teknik Listrik di kelas X TEI SMK Negeri 1 Kota
Cirebon.
2. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa yang mempunyai kemampuan
sedang melalui penerapan pembelajaran ATI dengan perlakuan belajar
reguler (regular teaching) pada Kompetensi Mata Pelajaran Teknik Listrik
di kelas X TEI SMK Negeri 1 Kota Cirebon.
3. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa yang mempunyai kemampuan

rendah melalui penerapan pembelajaran ATI dengan perlakuan khusus
(special treatment) pada Kompetensi Mata Pelajaran Teknik Listrik di

kelas X TEI SMK Negeri 1 Kota Cirebon.
1.5

Manfaat Penelitian

1.5.1

Manfaat Teoritis
Secara umum hasil

penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan wawasan baru dan dapat meningkatkan mutu pendidikan kejuruan
serta memperluas kajian ilmu tentang pendekatan pembelajaran ATI siswa yang
mempunyai kemampuan awal tinggi, sedang, dan rendah.

Sunandar, 2016

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION (ATI) DALAM
PEMBELAJARAN PENGUKURAN RANGKAIAN ELEKTRONIKA DI SMK NEGERI 1 KOTA CIREBON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6

1.5.2

Manfaat Praktis
Secara praktis, penelitian ini diharapkan memberikan sumbangsih dan

manfaat:
1) Bagi guru khususnya guru bidang studi Teknik Listrik, pendekatan ATI
dapat digunakan dalam proses pembelajaran.
2) Bagi penulis menambah wawasan dan pandangan dalam lingkungan
pendidikan.
3) Sedangkan bagi murid penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan
daya pikir dan tumbuh kompetisi terhadap prestasi belajar peserta
didik.
4) Untuk Sekolah penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan budaya
kerjasama dan meningkatkan kualitas pembelajaran, kualitas guru dan
pada akhirnya kualitas sekolah
1.6

Definisi Operasional
Untuk menghindari adanya salah penafsiran mengenai judul penelitian ini,

maka penulis merasa perlu untuk memberikan penjelasan pada istilah yang
terdapat dalam judul. Adapun penjelasan istilah dalam judul tersebut sebagai
berikut:
1. Teknik Listrik
Mata pelajaran Teknik Listrik merupakan mata pelajaran dasar yang
penting pada bidang elektronika karena mata pelajaran tersebut adalah alat utama
dalam melakukan pengukuran, pengujian, dan perbaikan alat-alat elektronika.
2. Model Pembelajaran ATI
Secara subtantif dan teoritik ATI dapat dijadikan sebagai suatu konsep
atau pendekatan yang memiliki sejumlah strategi pembelajaran yang efektif
digunakan untuk individu tertentu sesuai dengan kemampuannya masing-masing
(Sutomo, 2008, hlm. 27). Dipandang dari sudut pembelajaran teoritik, pendekatan
ATI merupakan sebuah konsep yang berisikan sejumlah strategi pembelajaran
yang sedikit banyaknya efektif digunakan untuk siswa tertentu dengan
karakteristik kemampuannya. Didasari oleh asumsi bahwa optimalisai hasil
belajar dapat dicapai melalui penyesuaian antara pembelajaran treatment dengan
perbedaan kemampuan siswa (Syafruddin Nurdin, 2005, hlm. 37).

Sunandar, 2016
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION (ATI) DALAM
PEMBELAJARAN PENGUKURAN RANGKAIAN ELEKTRONIKA DI SMK NEGERI 1 KOTA CIREBON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7

1.7

Sistematika Penulisan Skripsi
Sistematika skripsi ini terbagi menjadi tiga bagian dengan tujuan untuk

mempermudah penelaahan kandungan skripsi ini, yaitu: bagian awal, bagian isi,
dan bagian akhir.
1.7.1 Bagian Pendahuluan
terdiri dari halaman judul, abstrak, halaman pengesahan Pada bagian awal
penulisan skripsi memuat beberapa halaman yang, halaman motto dan
persembahan, kata pengantar, daftar isi, dan daftar lampiran.
1.7.2 Bagian Isi
Bab I pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan
masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi
operasioanl serta sistematika penulisan skripsi.
Bab II landasan teoritis berisi tentang teori yang melandasi permasalahan
skripsi serta penjelasan yang merupakan landasan teoritis yang diterapkan dalam
skripsi pokok bahasan yang terkait dengan pelaksanaan penelitian, kerangka
berpikir, dan hipotesis.
Bab III metodologi penelitian berisi tentang penjelasan jenis penelitian,
waktu penelitian, desain dan variabel penelitian, alur penelitian, paradigma
penelitian, tahapan-tahapan model pembelajaran ATI, subjek penelitian, teknik
pengumpulan data, dan instrumen penelitian, pengujian instrumen penelitian,
teknik analisis data, dan kisi-kisi instrumen penelitian.
Bab IV hasil pnelitian dan pembahasan berisi tentang hasil penelitian dan
pembahasan hasil penelitian.
Bab V penutup berisi tentang kesimpulan dan saran dalam penelitian.
1.7.3 Bagian Akhir Skripsi
Bagian akhir skripsi ini berisi daftar pustaka dan lampiran-lampiran.

Sunandar, 2016
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION (ATI) DALAM
PEMBELAJARAN PENGUKURAN RANGKAIAN ELEKTRONIKA DI SMK NEGERI 1 KOTA CIREBON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu