Direktorat Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

PENDAHULUAN
dan

PENDEKATAN

PELATIHAN PENULISAN ARTIKEL ILMIAH NASIONAL
Direktorat Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

A. LATIEF WIYATA
latiefwiyata@yahoo.com
(2012)

1

PENDAHULUAN
1. Sebagai pengantar, kemukakan secara singkat dan jelas
latar belakang penulisan artikel ilmiah yang mengacu baik
pada temuan-temuan penelitian sendiri, penelitian
terdahulu, teori-teori maupun pengalaman-pengalaman

dan wawasan-wawasan pemikiran terbaru penulisnya
sesuai dengan topik dan substansi artikel.
2. Kemukakan pula secara eksplisit namun singkat dan jelas
tentang maksud, tujuan serta kegunaan artikel baik bagi
pengembangan ilmu maupun bagi khalayak akademik
tertentu (spesifik) yang membutuhkannya.
latiefwiyata@yahoo.com
2

PENDAHULUAN
3. Pergunakan dan kembangkan kata-kata kunci
sesuai dengan topik dan permasalahannya
kemudian rangkaikan menjadi kalimat-kalimat
dengan menggunakan tata bahasa yang baku
(Mien A. Rifiai: 2005).
4. Penyajiannya, yang biasanya tertuang dalam
alinea-alinea, haruslah runut secara kronologis
dan sistematis. Artinya, kaitan logika
antarpemikiran itu harus jelas dan menunjukkan
adanya relevansi satu sama lain,

latiefwiyata@yahoo.com
3

PENDAHULUAN
5. Kalimat-kalimat awal dalam “Bab Pendahuluan”
seharusnya merupakan hasil pemikiran sendiri, bukan
kutipan.
6. Kembangkan (semua) pemikiran itu berdasarkan
wawasan dan referensi terbaru penulisnya, barulah
kemudian mengacu pada pemikiran-pemikiran atau
temuan-temuan penelitian orang lain yang relevan
sebagai bahan dialog dan komparasi yang kritis.

latiefwiyata@yahoo.com
4

PENDAHULUAN
7. Sesuai dengan aturan format penulisan artikel ilmiah
semua pemaparan tadi tidak lagi dipilah-pilah ke dalam
sub-sub bab, melainkan semuanya telah “dilebur”

menjadi satu kesatuan yang utuh dalam “Bab
Pendahuluan”.
8. Pemaparan tentang Metodologi sepanjang tidak diatur
dalam persyaratan penulisan yang ditentukan oleh
pengelola jurnal (gaya selingkung), sebaiknya juga tidak
dibahas tersendiri dalam suatu sub-bab.
latiefwiyata@yahoo.com
5

PENDAHULUAN
9. Kalaupun harus ada pemaparan khusus tentang
Metodologi hendaknya tidak perlu panjang, cukup pointpoint pentingnya saja, apalagi bila hal itu menyangkut
tentang rumus-rumus yang berbelit-belit.
10. Kalimat-kalimat awal dalam “ Bab Pendahuluan”
hendaknya dimulai dengan kalimat pemaparan langsung
terhadap pokok atau topik yang akan dibahas. Artinya,
hindari pernyataan-pernyataan yang bersifat terlalu
umum sehingga terkesan “melambung-lambung” dan
berlebihan.
latiefwiyata@yahoo.com

6

CONTOH-CONTOH KALIMAT AWAL
DALAM “BAB PENDAHULUAN”
(Peserta Pelatihan terdahulu)
Judul:
PERILAKU WANITA DALAM PENGGUNAAN KOSMETIK
Manusia dilahirkan dalam keadaan menyukai
yang indah-indah dan senang dengan yang
bagus-bagus. Tanpa keindahan, manusia akan
lahir sebagai orang yang biadab...

latiefwiyata@yahoo.com
7

Judul;
EVALUASI DAN EFEKTIVITAS PEMANFAATAN BANTUAN
OPERASIONAL SEKOLAH DI SUMATERA UTARA

Kenaikan harga minyak mentah dunia yang cukup tinggi dan

telah menyebabkan semakin tingginya beban subsidi Bahan
Bakar Minyak (BBM) yang harus ditanggung oleh Anggaran
Pendapatan Belanja Negara (APBN). Oleh karena itu kebijakan
mengurangi subsidi BBM yang diberikan oleh pemerintah tidak
banyak dinikmati oleh penduduk/keluarga miskin, padahal
mereka inilah yang sangat merasakan akses dari kenaikan
harga BBM tersebut. (…)

latiefwiyata@yahoo.com
8

Judul:
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA HUTAN
MELALUI PENGELOLAAN HUTAN SOSIAL SECARA
SINERGIS ADAPTIF BERKELANJUTAN
Salah satu dari tiga agenda utama dalam program pembangunan
nasional adalah “meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia”.
Kelompok utama sasaran peningkatan kesejahteraan adalah
masyarakat tergolong miskin. (…).
Upaya pemberdayaan masyarakat miskin di wilayah kantong-kantong

kemiskinan memerlukan penekanan, perumusan dan formulasi yang
berbasis pada otonomi komunitas, kemandirian dan keswadayaan
lokal. (…).
Kajian dengan konsentrasi pada pemberdayaan masyarakat miskin di
desa sekitar hutan tidak lepas dari program revitalisasi hutan di
Indonesia yang saat ini sedang digalakkan yaitu melalui
pengelolaanhutan sosial (…)

latiefwiyata@yahoo.com
9

Judul:

PEMETAAN DISTRIBUSI DAN DENSITAS MONYET
HITAM SULAWESI (macaca nigra) DI SULAWESI
UTARA
Monyet hitam Sulawesi (macaca nigra) merupakan satu
dari tujuh species monyet Sulawesi yang tersebar secara
alopatrik (Bynum, 1979), di samping macaca nigrescens,
macaca tonkeana, macaca maurus, macaca ochreata, dan macaca

brunnescens. Beberapa ahli sekarang memperkenalkan takson
kedelapan, yaitu macaca togianus yang tersebar di ujung distal
semenanjung timur Pulau Sulawesi dan Pulau Malenge yang
merupakan bagian dari Kepulauan Togian (Supriatna & Wahyono,
2000).
latiefwiyata@yahoo.com
10

PENDAHULUAN
11. Oleh karena artikel ilmiah yang akan dimuat di jurnal ditulis
berdasarkan hasil penelitian tentu saja uraian-uraian “Bab
Pendahuluan” tidak harus sama persis dengan uraian bab
Pendahuluan pada laporan penelitian.
12. Itu sebabnya, lakukan pengeditan secermat mungkin terhadap
laporan penelitian itu, tidak saja tentang penggunaan bahasa
yang pada umumnya sangat formal dan terkesan kaku,
namun yang terpenting adalah tentang substansinya. Bisa
jadi, oleh karena berbagai alasan akademik, substansi artikel
ilmiah agak berbeda dengan substansi laporan lenelitian.
latiefwiyata@yahoo.com

11

PENDAHULUAN
13. Pilih dan pilah bagian-bagian materi laporan penelitian
mana yang dianggap penting untuk dipertahankan dan
mana pula yang harus dibuang, disesuaikan dengan
substansi artikel ilmiah.
14. Buatlah catatan-catatan khusus pada bagian-bagian
laporan penelitian yang dianggap perlu dimasukkan
dalam “Bab Pendahuuan” terutama setelah muncul
pemikiran-pemikiran terbaru sebagai pengembangan dari
temuan-temuan yang ada agar artikel ilmiah yang akan
ditulis benar-benar menyajikan informasi mutakhir.
latiefwiyata@yahoo.com
12

PENDAHULUAN
15. Dialogkan secara kritis pemikiran-pemikiran terbaru
tersebut dengan konsep-konsep teoretis serta temuantemuan penelitian sebelumnya agar penulisan artikel
ilmiah menjadi semakin tajam, dan terfokus.

16. Pencantuman temuan-temuan empirik dari penelitian
sebelumnya selain untuk pengayaan serta penajaman
substansi artikel ilmiah, pada dasarnya penting juga
untuk menghindari terjadinya redundansi penelitian,

latiefwiyata@yahoo.com
13

PENDAHULUAN
17. Hindari munculnya “parade pernyataan orang” dalam “Bab
Pendahuluan” yang justru mengesankan penulis artikel ilmiah
tersebut sama sekali tidak memiliki kontribusi pemikiran
keilmuan. Hal ini dapat dilihat darii terlalu seringnya ditemui
kalimat:
“Berdasarkan beberapa kutipan tersebut, dengan
demikian maka…”
18. Posisi keilmuan penulis dalam keseluruhan tulisan artikel
ilmiah sedapat mungkin sudah harus muncul dalam “Bab
Pendahuluan”, agar pembaca secara lebih awal sudah dapat
menangkap dan memahami arah pemikiran, pendekatan

serta paradigma yang digunakan.
latiefwiyata@yahoo.com
14

PENDAHULUAN
19. Semua uraian dalam pendahuluan harus menjadi
acuan utama untuk bab-bab selanjutnya, agar
konsistensi dan keutuhan tulisan artikel ilmiah dapat
terjaga dengan baik.
20. Semua uraian dalam “Bab Pendahuluan” seyogyanya
hanya sekitar 2-3 halaman (untuk bidang Ilmu-ilmu
Sosial dan Humaniora), dan lebih singkat lagi untuk
bidang Ilmu-ilmu Eksakta.

latiefwiyata@yahoo.com
15

PENDEKATAN DALAM
PENELITIAN KUALITATIF
Pendekatan kualitatif

1. Induktif
2. Subyektif, relativisme, dan “ tidak bebas nilai”.
3. Subyektivitas menjadi penting dalam melakukan
interpretasi.
4. Hubungan relasional antarfenomena dan antarkondisi
harus dikemukakan secara jelas.
5. Setiap fenemona sosial-budaya harus diungkapkan
secara rinci, proporsional, kontekstual dan
komprehensif.
latiefwiyata@yahoo.com
16

PENDEKATAN DALAM
PENELITIAN KUALITATIF
6. Tulisan artikel ilmiah harus dapat mengungkapkan
dengan jelas hubungan relasional antara kondisi yang
satu dengan yang lainnya sehingga fenomena-fenomena
sosial (dan budaya) dapat dipahami secara proporsional
dan kontekstual.
7. Oleh karena data dan informasi dikumpulkan melalui
wawancara mendalam dengan metode paticipant
observation maka temuan-temuan lapangan semakin
lengkap bilamana “catatan harian lapangan” (field notes)
dimanfaatkan pula sebagai dasar penulisan artikel ilmiah.
latiefwiyata@yahoo.com
17

PENDEKATAN DALAM
PENELITIAN KUALITATIF
8. Selain itu, cara penulisan artikel ilmiah lebih bersifat naratifinterpretatif. Hal ini dimaksudkan agar makna-makna simbolik
yang terkandung dalam setiap fenomena dapat diungkapkan
dan dipahami sesuai dengan proporsi dan konteksnya.
9. Meskipun demikian tidak berarti bahwa dalam penulisan artikel
ilmiah yang didasarkan pada pendekatan penelitian kualitatif
mengabaikan sama sekali data-data kuantitatif (khususnya
data statistik). Data-data ini tetap diperlukan namun sebatas
sebagai pendukung temuan-temuan lapangan.

latiefwiyata@yahoo.com
18

PENDEKATAN DALAM
PENELITIAN KUALITATIF
10. Dalam penulisan artikel ilmiah yang menggunakan
pendekatan penelitian kualitatif subyektivitas penulis
sangat dihargai dalam arti pemahaman dan penafsiran
pribadi penulis terhadap semua temuan-temuan
lapangan tidak ditabukan.
11. Kualitas tulisan sangat bergantung pada tingkat kualitas
pemahaman dan penafsiran penulisnya dalam artian
terkait dengan tingkat ketajaman dan kedalamannya,
bukan pada “benar” atau “salah” menafsrikan.
latiefwiyata@yahoo.com
19

PENDEKATAN DALAM
PENELITIAN KUALITATIF
12. Tulisan-tulisan artikel ilmiah yang didasarkan pada penelitian
kualitatif hampir tidak pernah berpretensi menghasilkan suatu
generalisasi. Kalaupun harus membuat suatu generalisasi
sifatnya hanya pada lingkup obyek penelitian.
13. Setiap informasi, data dan pernyataan tentang sesuatu hal
yang menggunakan kata-kata atau ungkapan-ungkapan lokal
seharusnya ditulis lengkap dalam bahasa lokal sesuai dengan
aslinya (pendekatan emik). Kemudian berilah penjelasan
serinci mungkin. Semua ini dimaksudkan agar makna-makna
simbolik yang terkandung di dalamnya tetap dapat
dipertahankan.
latiefwiyata@yahoo.com
20

PENDEKATAN DALAM
PENELITIAN KUANTITATIF
Pendekatan kuantitatif
1. Deduktif.
2. Obyektif, positivistik, dan “bebas nilai”.
3. Subyektivitas sedapat mungkin sangat dihindari.
4. Hubungan antarfenomena, kondisi, obyek, atau variabel
bersifat kausalitas (sebab-akibat atau korelasional).
Hubungan kausalitas ini harus dikemukakan secara
jelas, obyektif, konkrit, reliable, dan testable dengan
menggunakan alat-alat pengukuran numerik, matematis
atau statistik.
latiefwiyata@yahoo.com
21

PENDEKATAN DALAM
PENELITIAN KUANTITATIF
5. Hasil-hasil atau temuan-temuan lapangan dipaparkan
dengan lebih mementingkan penggunaan penghitungan
dan pengukuran matematis yang disajikan dalam bentuk
tabel-tabel, diagram, gambar/foto, serta bentuk-bentuk
ilustrasi lainnya.
6. Oleh karena data dan informasi dikumpulkan berdasarkan
alat-alat (instrumen) yang terstruktur dengan besaran
populasi dan sampel yang sudah ditentukan maka
kebenaran temuan dapat diketahui dengan cepat, tepat
dan akurat. Semuanya itu harus tercermin dalam
penulisan artikel ilmiah.
latiefwiyata@yahoo.com
22

PENDEKATAN DALAM
PENELITIAN KUANTITATIF
7. Kualitas artikel ilmiah yang ditulis berdasarkan
pendekatan kuantitatif ini sangat ditentukan oleh
kualitas obyektifitas data atau temuan-temuan
lapangan.
8. Dengan demikian, temuan-temuan tadi kemudian
dapat dijadikan dasar melakukan generalisasi yang
obyektif dengan kadar kepercayaan yang tinggi serta
mampu melakukan prediksi yang akurat. (*)

latiefwiyata@yahoo.com
23

LIHATLAH KURA-KURA!
SATU-SATUNYA KESEMPATAN YANG BISA
MEMBUAT KURA-KURA MELANGKAH MAJU
ADALAH KETIKA DIA BERANI MENJULURKAN
KEPALANYA KELUAR (enviromagz)

latiefwiyata@yahoo.com
24

TERIMA KASIH
Email: latiefwiyata@yahoo.com
Blog: http://wiyatablog.blogspot.com
HP: 081332244666 dan 087854504545

25

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24