edaran tentang KERJASAMA INTERNASIONAL (1)

KERJASAMA INTERNASIONAL
CUSTOM HUKUM INTERNASIONAL
CUSTOM UNION (PERSERIKATAN PABEAN)

Atanasius Ludy K
Nathanael Brilian A
Heri Hermawan
Rieky Hermawan
Yufendhi
Aris Wibowo

Disusun Oleh :
(1410101090)
(1410101114)
(1410101006)
(
(
(
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TIDAR


KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya saya dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca
untuk

memberikan

masukan-masukan

yang

bersifat

membangun

untuk


kesempurnaan makalah ini.
Magelang, April 3, 2016
Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Negara adalah suatu wilayah di permukaan bumi yang kekuasaannya baik
politik, militer, ekonomi, sosial maupunbudayanya diatur oleh pemerintahan yang
berada di wilayahtersebut. Negara juga merupakan suatu wilayah yang memiliki
suatu system atau aturan yang berlaku bagi semua individu maupun lembaga di
wilayah tersebut termasuk dalam hal perdagangan internasional dan hubungannya
dalam kegiatan ekspor impor serta bea cukai (kepabeanan).

Salah satu bentuk kebijakan dalam perdagangan internasional adalah
adanya tarif masuk atau bea cukai. Namun, di beberapa negara ada yang
bekerjasama dan menerapkan pembebasan biaya masuk atau cukai kepada negaranegara anggota yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan bagi negara yang
bersangkutan.
Hambatan tarif umumnya mengurangi jumlah perdagangan antarnegara.

Pengurangan perdagangan di satu sisi bertujuan untuk melindungi produsen dalam
negeri. Akan tetapi, di sisi lain dinilai sebagai upaya menaikkan biaya yang lebih
tinggi

untuk konsumen baik

di

negara

pengimpor

atau

pengekspor.

Pemerintah berusaha untuk menyelesaikan masalah dengan melindungi produsen
dan juga mengurangi biaya konsumen melaui serikat pabean

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian custom union (serikat pabean) ?
2. Apa tujuan diberlakukan custom union?
3. Bagaimana sistem custom union?
4. Apa manfaat diberlakukannya custom union?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui apa itu custom union dalam kerjasama internasional
2. Memahami tujuan custom union
3. Memberikan informasi cara kerja custom union
4. Menjadikan masukan dalam dunia pendidikan bidang kerjasama ekonomi
internasional

BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Custom Union
Suatu bentuk intregrasi ekonomi yang mengadakan pembebasan tarif
perdagangan dalam perdagangan di antara sesame anggota dan penentuan suatu
tariff yang jumlahnya sama dalam peerdagangan dengan Negara non anggota.
Dengan kata lain, dalam perdagangan sesama Negara anggota terdapat
pembebasan bea cukai, sedangkan untuk Negara yang bukan anggota ada

kebijaksaan bea cukai, yaitu penetapan tariff bea yang jumlahnya sama.
Serikat pabean (Customs union) adalah persetujuan antara dua negara atau
lebih untuk menghilangkan hambatan perdagangan yang berupa pengurangan atau
peniadaan bea masuk. Serikat pabean berbeda denganperdagangan bebas.Hal ini
karena negara di luar anggota serikat pabean akan dikenakan tarif umum.
Persetujuan ini adalah bentuk parsial dari integrasi ekonomi yang menawarkan
langkah menengah antara zona perdagangan bebas (yang memungkinkan
perdagangan bebas tetapi tidak memiliki sistem tarif umum) dan pasar umum
(dikenakan tarif umum dan memungkinkan gerakan bebas dari sumber daya
seperti modal dan tenaga kerja antara negara-negara anggota). Sebuah zona
perdagangan bebas dengan tarif umum adalah serikat pabean.

2. Tujuan Custom Union
a. Meningkatkan efisiensi dan mendekatkan hubungan diplomatik (politik
dan budaya) di antara negara anggota.
b. Merangsang wilayah perdagangan yang luas, menghilangkan halangan
untuk bersaing, memungkinkan alokasi sumber-sumber bahan baku lebih
ekonomis, sehingga mendorong penambahan produksi dan menaikkan
taraf hidup.
c. Mendorong adanya penerapan tarif umum eksternal dan kuota bersama

dimana hal ini memerlukan kerjasama yang lebih intens, mengingat
pendapatan yang didapat dari impor non-anggota akan dibagi secara rata
bersama-sama.

d. upaya menaikkan biaya yang lebih tinggi untuk konsumen baik di negara

pengimpor atau pengekspor.
e. Pemerintah berusaha melindungi produsen dan juga mengurangi biaya

konsumen melaui serikat pabean.

3. Sistem Custom Union
Negara anggota menerapkan kebijaksanaan perdagangan luar negeri
bersama, tetapi dalam kasus tertentu mereka menerapkan kuota impor
yang berbeda. Custom union ini adalah bentuk antara dari integrasi
ekonomi, yakni bentuk antara dari perdagangan bebas di antara anggota,
tetapi tidak ada sistem tarif bersama, dengan bentuk pasar bersama
(Common Market), yang menerapkan tarif bersama dan memperkenankan
pergerakan bebas dari pada sumber daya termasuk modal dan tenaga kerja
di antara negara anggota.

Syarat-syarat kea rah pembentukan custom union :
a. Harus memudahkan perdagangan bebas antara anggotanya dan bukan
menimbulkan halangan baru.
b. Pembentukan tidak boleh mengakibatkan pembatasan atau hambatan
yang timbul lebih tinggi dari pada situasi sebelumnya, yaitu pada
waktu Negara-negara yang bersangkutan masih secara individual
berhubungan dagang dengan Negara lain
c. Penghapusan hambatan itu harus di tujukan untuk seluruh perdagangan
antara Negara yang tergabung
d. Pembentukan custom union harus melalui proses, yaitu mewajibkan
semua negara nggota untuk tidak hanya menghilangkan semua bentuk
hambatan perdagangan diantara mereka, namun juga menyeragamkan
kebijakan perdagangan mereka terhadap negara luar yang bukan
anggota.

BAB III

Dokumen yang terkait

Konstruksi Media tentang Kontroversi Penerimaan Siswa Baru di Kota Malang (Analisis Framing pada Surat Kabar Radar Malang Periode 30 Juni – 3 Juli 2012)

0 72 56

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN PEMBENTUKAN CITRA POSITIF RUMAH SAKIT Studi pada Keluarga Pasien Rawat Jalan RSUD Dr. Saiful Anwar Malang tentang Pelayanan Poliklinik

2 56 65

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisa studi komparatif tentang penerapan traditional costing concept dengan activity based costing : studi kasus pada Rumah Sakit Prikasih

56 889 147

Persepsi para guru tentang perpajakan dan pemotongan pajak penghasilan orang pribadi atas dana bantuan operasional sekolah (studi kasus SDN dan SMPN se-Jakarta Barat)

2 46 99

Makna Kekerasan Pada Film Jagal (The Act Of Killing) (Analisis Semiotika Roland Barthes pada Film Dokumenter "Jagal (The Act of Killing)" tentang Pembunuhan Anti-PKI pada Tahun 1965-1966, Karya Joshua Oppenheimer)

17 109 98

Rancangan media informasi tentang makanan tradisional Peyeum Bandung

5 77 1

makalah Geografi tentang Bintang

0 8 4

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV B DI SDN 11 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

6 73 58

Politik Hukum Pembaharuan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (Kajian Pasal 74 beserta Penjelasannya)

0 1 22