PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI (3)

PERBEDAAN LIMA TOKOH PEMBAHARUAN ISLAM
DIBANDINGKAN PEMBAHARUAN OLEH
KH. AHMAD DAHLAN

Disusun Guna Memenuhi Tugas
Kemuhammadiyahan Semester IV
Pengampu : Ngatono, SE.

Oleh:
RIZKI AGIL KUNCAHYO
(B100160398)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sepeninggal Rasulullah SAW, Islam berkembang melalui para sahabat

Rasulullah SAW yaitu Khalifah. Para sahabat rasul menyebarkan Islam ke
daerah agar berkembang dan menjadi besar, tugas tersebut dilanjutkan oleh para
tokoh pembaharuan Islam yang memberikan inovasi tertentu agar Islam dapat
mudah diterima masyarakat. Pembaharuan Islam yang dilakukan para tokoh
meliputi berbagai aspek seperti di aspek pendidikan, politik, sosial budaya, serta
hukum. Pembaharuan Islam juga masuk dalam wilayah Indonesia yang
dilakukan oleh tokoh Indonesia yang berjasa dalam memperluas Islam di
nusantara.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diperoleh beberapa rumusan
masalah, yaitu:
1.

Siapa lima tokoh yang melakukan pembaharuan Islam di periode klasik

2.
3.

sampai periode modern?
Apa saja pembaharuan yang dilakukan masing-masing tokoh tersebut?

Apa saja perbedaan pembaharuan masing-masing tokoh dengan
pembaharuan yang dilakukan oleh KH. Ahmad Dahlan?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, yaitu:
1.

Mengetahui siapa saja tokoh yang melakukan pembaharuan Islam pada
periode klasik sampai periode modern.

2.

Mengetahui pembaharuan yang dilakukan oleh para tokoh.

3.

Mengetahui perbedaan pembaharuan Islam masing-masing tokoh dengan
pembaharuan Islam yang dilakukan oleh KH. Ahmad Dahlan.

BAB II

PEMBAHASAN
A. Ibnu Taimiyah (1263-1328)
1.

Biografi
Nama asli

: Taqiyuddin Abu Abbas Ahmad,

Tempat, tanggal lahir

: Harran, Turki 22 Januari 1263

Wafat

: 27 September 1328

Beliau merupakan anak dari Shihabuddin Abdul Halim yang merupakan ahli
hadist dan ulama terkenal di Damascus. Ibnu Taimiyah mendalami ilmu kalam,
filsafat, hadist, Al-Quran, tafsir dan fikih. Ia memiliki corak pemikiran yang

empiris (mengakui kebenaran itu hanya dari dalam kenyataan, bukan dari
pemikiran) dan rasionalis (tidak mempertentangkan antara akal dengan naql
yang sahih). Ia juga menolak logika sebagai metode berpikir deduktif yang tidak
dapat digunakan untuk mengkaji materi keislaman.
2.

Pembaharuan yang dilakukan
a.

Memurnikan ajaran tauhid menentang segala bentuk bid’ah,
takhayul, dan kufarat. Menurutnya, aqidah yang benar adalah aqidah
salaf, yaitu aqidah yang berasal dari Al-Quran dan hadist, bukan dari
dalil rasional dan filosofis.

b.

Menggalakan umat Islam agar kembali menggali ajaran Al-Quran
dan hadist, serta mendorong mereka melakukan ijtihad dalam
menafsirkan ajaran agama.


c.

Menentang taklid (sikap yang membuat umat Islam mundur, taqlid
berarti juga menutup pintu ijtihad, membuat otak menjadi beku).

d.

Dalam berijtihad tidak terikat dengan madzab atau imam, pendapat
yang diambil adalah pendat yang tepat dan kuat argumennya

e.

Bidang hukum Islam, Ibnu Taimiyah menawarkan metode baru yaitu
keputusan hukum bukan berdasarkan illat, tetapi berdasarkan
hikmah.

3.

Persamaan dan perbedaan pembaharuan dengan yang dilakukan KH
Ahmad Dahlan


Pembaharuan yang dilakukan oleh Ibnu Taimiyah dan KH Ahmad Dahlan
memiliki persamaan yaitu penyempurnaan tauhid, mereka juga menentang
adanya penyakit TBC (Takhayul, Bid’ah, dan Khafarat). Sedangkan terdapat
perbedaan pada pengambilan keputusan hukum, Ibnu Taimiyah berlandasakan
pada hikmah sedangkan KH Ahmad Dahlan berdasarkan musyawarah.
B. Muhammad bin Abdul Wahab (1730-1791)
1.

Biografi
Nama lengkap

: Muhammad bin Abdul Wahab bin Sulaiman bin Ali
bin Muhammad bin Ahmad bin Rasyid Al-Tamimi.

Tempat lahir

: Uyaynah

Beliau melakukan pembaharuan dengan banyak menyampaikan ceramah dan

khutbah dengan berani dan antusiasme. Beliau melahirkan karya tang terkenal
yaitu Kitab al-Tauhid.
2.

Pembaharuan yang dilakukan
a.

Pembaharuan Islam yang pertama diutamakan pada persoalan tauhid,
beliu membgi tauhid menjadi tiga yaitu tauhid rububiyah, tauhid
uluhiyah dan tauhid al-asma wa al-sifat.

b.

Wahhab tidak setuju dengan para pendukung tawashshul.

c.

Sumber-sumber syariah Islam adalah Al-Quran dan sunnah. Beliau
mengutamakan Al-Quran sebagai sumber paling penting bagi
syari’ah. Sunnah nabi menjadi sumber penting kedua.


d.

Wahhab menyatakan pentingnya negara dalam memberlakukan
secara paksa syari’ah dalam masyarakat yang otoritas tertinggi ada
ditangan khalifah atau imam yang harus bertindak atas dasar saran
ulama dan komunitas

3.

Persamaan dan perbedaan pembaharuan dengan yang dilakukan KH
Ahmad Dahlan

Pembaharuan yang dilakukan oleh Muhammad bin Abdul Wahab memiliki
kesamaan dengan KH Ahmad Dahlan yaitu menentang tawashshul (menyembah
orang yang meninggal). Perbedaan pembaharuan yang dilakukan oleh
Muhammad bin Abdul Wahab dengan KH Ahmad Dahlan adalah Muhammad
bin Abdul Wahab terlalu memaksakan bentuk negara secara syariat Islam.
Namun Ahmad Dahlan tidak demikian, beliau bergerak di bidang organisasi
Islam serta dakwah, tidak sampai ke dunia politik.

C. Jamaluddin al-Afghani (1838/1839-1897)
1.

Biografi
Nama Lengkap

: Jamaluddin al-Afghani

Tempat lahir

: Asabadad, Afghanistan

Berasal dari keluarga Syi’ah Iran, tapi tidak ada bukti bila dirinya seorang
Syi’ah. Beliau pernah menjadi pembantu Pangeran dan juga perdana menteri
Afghanistan. Saat sudah menetap di Mesir beliau menghabiskan waktu sebagai
pengajar.
2.

Pembaharuan yang dilakukan
a.


Mengemukakan pentingnya kepercayaan pada akal dan hukum alam,
yang tidak bertentangan dengan kepercayaan pada Tuhan.

b.

Mendukung kebangkitan nasionalisme di Mesir dan India. Anti
imperialisme dan mempertahankan kemerdekaan negara-negara
Muslim.

c.
3.

Persamaan kedudukan antara pria dan wanita dalam beberapa hal

Persamaan dan perbedaan pembaharuan dengan yang dilakukan KH
Ahmad Dahlan

Pembaharuan yang dilakukan oleh Jamaluddin al-Afghani dengan KH Ahmad
Dahlan memiliki persamaan yaitu persamaan kedudukan antara pria dan wanita

dalam beberapa hal. Jamaluddin menginginkan wanita agar meraih kemajuan
dan berkerjasama dengan pria, sedangkan KH Ahmad Dahlan mendirikan

organisasi khusus perempuan yaitu Aisyiyah agar wanita dapat berorganisasi dan
memperoleh pendidikan. Untuk perbedaannya terletak pada kecondongan
gerakan pembaharuan, Jamaluddin bergerak ke poltik sedangkan KH Ahmad
Dahlan lebih ke organisasi dan dakwah.
D. Muhammad Abduh (1848-1905)
1.

Biografi
Nama Lengkap

: Muhammad Abduh

Tempat, tahun lahir

: Gharbiyyah, Mesir pada 1848 M

Ayahnya bernama Abduh Ibn hasan khair Allah, dan nama lengkapnya adalah
Muhammad Abduh Ibn Hasan Khair Allah. Abduh berasal dari keluarga petani
yang sederhana, taat dan cinta ilmu. Bersama Jamaludin ia menerbitkan majalah
dan membentuk gerakan yang disebut al-Urwah al-Wustqa gerakan ini
membawa semangat yang membuat umat Islam bangkit melawan kekuasaan
barat. Tahun 1888 ia ditawari menjabat sebagai hakim di kota Benha dan di luar
kota Kairo ia melihat ada jalan untuk merealisasikan cita-citanya
2.

Pembaharuan
a.

Pembaharuan di bidang pendidikan dipusatkan di al-Azhar. ia
beralasan al-Azhar merupakan pusat pendidikan islam di Mesir dan
dunia islam. Memperbaharui lembaga pendidikan Islam secara
keseluruhan menyangkut metode, kurikulum, administrasi dan
kesejahteraan para guru bahakan juga menyangkut sarana fisik
seperti asrama, perpustakaan dan peningkatan pelayanan kesehatan
bagi mahsiswa

b.

Bidang

hukum

dengan

memperbaiki

kesalahan

pandangan

masyarakat, bahakan pandangan para mufti sendiri tentang
kedudukan mereka sebagai hakim.
c.

Di bidang wakaf, membentuk Majelis Administrasi Wakaf dan
duduk sebagai anggota. Mampu memperbaiki masjid dari dana
wakaf dan memperbaiki pula perangkat masjid, pegawai masjid
sampai kepada para imam dan khatib.

3. Persamaan dan perbedaan pembaharuan dengan yang dilakukan KH
Ahmad Dahlan
Pembaharuan yang dilakukan oleh Muhammad Abduh dengan KH Ahmad
Dahlan memiliki persamaan yaitu mementingkan dunia pendidikan. Untuk
perbedaan pembaharuannya adalah Muhammad Abduh condong pada hukum
serta wakaf, sedangkan KH Ahmad Dahlan lebih condong ke pendidikan,
organisasi, dan dakwah.
E. Muhammad Rasyid Ridha
1.

Biografi
Nama lengkap

: Muhammad Rasyid Ridha

Tempat, tahun lahir : Suriah pada tahun 1865
Wafat

: 1935

Beliau merupakan pemikir dan ulama pembaru Islam di Mesir pada awal abad
ke-20. Ide pembaharuan Rasyid Ridha berasal dari pemikiran dari gurunya yaitu
satu-satunya

jalan

yang

harus

ditempuh

oleh

umat

Islam

untuk

mencapaikemajuan adalah dengan memadukan pendidikan agama dan
pendidikan umum dengan menggunakan metode Eropa. Ia juga aktif dalam
bidang jurnalistik bersama Muhammad Abduh dan menerbitkan majalah alManar di Mesir.
2.

Pembaharuan yang dilakukan
a.

Bidang agama, ia berpendapat bahwa umat Islam lemah karena
meraka tidak lagi mengamalkan ajaran agama Islam yang murni
karena ajaran-ajaran islam sudah banyak bercampur dengan bid’ah
dan khafarat. Sehingga dia mengajak untuk berjihad untuk kembali
ke islam yang benar.

b.

Bidang pendidikan, menghimbau dan mendorong umat Islam
menggunakan kekayaannya untuk membangun lembaga pendidikan
agar mencetak kader mubaligh yang tangguh.

c.

Bidang politik, beliau mengajukan ide penting tentang ukhuwwah
islamiyah dan menginginkan negara dalam bentuk khilafah.

3.

Persamaan dan perbedaan pembaharuan dengan yang dilakukan KH
Ahmad Dahlan

Pembaharuan yang dilakukan oleh Muhammad Rasyid Ridho dengan KH
Ahmad Dahlan memiliki persamaan yaitu memurnikan ajaran Islam yang telah
tercampur dengan bid’ah dan khafarat serta mementingkan pendidikan agar
memperoleh kader yang bagus. Perbedaan pembaharuan yang dilakukan oleh
Muhammad Rasyid Ridho dengan KH Ahmad Dahlan adalah Muhammad
Rasyid Ridho menginginkan pembentukan negara berbasis khilafah sedangkan
KH Ahmad Dahlan tidak menghendaki pendirian negara islam.

BAB III
PENUTUP
SIMPULAN
Banyak tokoh pembaharuan yang sangat berpengaruh pada kehidupan Islam
hingga saat ini. Masing-masing tokoh memiliki cara tertentu untuk melakukan
pembaharuan Islam meliputi di bidang politik, jurnalis, dakwah, pendidikan dan
lain sebagainya. Sebagian besar tokoh pembaharuan Islam lebih condong ke
bidang pendidikan karena lebih menjamin untuk kedepannya yaitu dengan
menghasilkan kader yang baik sehingga Islam lebih berkembang dan lebih baik.