LEMBAR KEGIATAN SISWA INTEGRASI SOSIAL

NAMA

: REZA RAFIANSA

NIM

: 4115140783

KELAS

: PPKN B 2014

LEMBAR KEGIATAN SISWA

JUDUL

:PENTINGNYA MENJAGA INTEGRASI NASIONAL

MATAPELAJARAN

:PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN


SEMESTER

:2 ( DUA)

KELAS

: X ( SEPULUH)

INDIKATOR

: MEMAHAMI TENTANG PENTINGNYA MENJAGA INTERGRASI NASIONAL

TUGAS INDIVIDU




CARILAH FOTO ATAU GAMBAR TENTANG KONFLIK ANTARGOLONGAN MASYARAKAT.
CERITAKAN KEMBALI FOTO ATAU GAMBAR YANG TELAH KALIAN DAPATKAN

CARILAH SOLUSI ATAU PERMASALAHAN DIATAS , MENURUT PENDAPTMU!

JAWAB


FOTO KONFLIK ANTARGOLONGAN MASYARAKAT



CERITA TENTANG PERMASALAHAN YANG TERJADI



SOLUSI DARI PERMASALAHAN

LEMBAR KEGIATAN SISWA

JUDUL

:PENTINGNYA MENJAGA INTEGRASI NASIONAL


MATAPELAJARAN

:PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

SEMESTER

:2 ( DUA)

KELAS

: X ( SEPULUH)

INDIKATOR

: MEMAHAMI TENTANG PENTINGNYA MENJAGA INTERGRASI NASIONAL

TUGAS INDIVIDU





CARILAH FOTO ATAU GAMBAR TENTANG KONFLIK ANTARGOLONGAN MASYARAKAT.
CERITAKAN KEMBALI FOTO ATAU GAMBAR YANG TELAH KALIAN DAPATKAN
CARILAH SOLUSI ATAU PERMASALAHAN DIATAS , MENURUT PENDAPTMU!

JAWAB


FOTO KONFLIK ANTARGOLONGAN MASYARAKAT



CERITA TENTANG PERMASALAHAN YANG TERJADI

Akar Konflik
"Pembantaian yang terjadi tidak bisa disederhanakan sebagai konflik antara orang Dayak
dengan Madura, apalagi sebagai konflik agama. Tapi akar dari masalah ini sudah lama
tercipta ketika pemerintahan Orde Baru, yang didukung oleh lembaga-lembaga hutang
internasional, secara bersama-bersama menanam modal di proyek-proyek besar, yang juga

menanam akar dari konflik yang terjadi sekarang ini dan juga menggambarkan situasi
kemanusiaan di Indonesia secara umum”
(Pernyataan NGO, Jakarta 1 Maret 2001)
Tidak diragukan bahwa akan terjadi lebih banyak konflik jika sebab-sebab di balik
ketegangan di Kalimantan ini tidak diatasi. Walau stereotype budaya, atau ‘’bentrokan
budaya’’ antara orang Madura dan bukan Madura sudah digunakan untuk menjelaskan
kekerasan, adalah penting untuk melihat pada sebab-sebab yang lebih mendasar.
Konfrontasi yang mengandung kekerasan antara orang Dayak dengan pemukim Madura
terjadi di bawah pemerintahan jaman Presiden Sukarno, di jaman Suharto, dan juga di bawah
pemerintahan Wahid. Di Kalimantan Tengah, tahun lalu, empat orang tewas dalam insiden di
Kumai pada Bulan Agustus serta di Ampalit pada Bulan Desember, dan banyak harta benda
termasuk rumah yang juga dibakar. Bentrokan bisa ditarik sampai pada tahun 1950-an di
wilayah tetangga Kalimantan Barat. Di sini pada tahun 1996 dan awal 1997 kekerasan antara
kedua kelompok menyebabkan sedikitnya 600 orang tewas (DTE 32). Sebanyak 260 orang
lagi tewas pada awal 1999 (DTE 41:4). Empat tahun setelah kerusuhan tersebut, diperkirakan
40.000 pengungsi Madura hidup dalam kondisi yang menyedihkan di penampunganpenampungan sementara di ibukota propinsi Kalimantan Barat, Pontianak.
Penyebab utama dari konflik antara masyarakat adat dengan pemukim Madura – dan konflikkonflik lain di Indonesia - adalah ‘pembangunan’ yang dipromosikan rejim Suharto selama
tiga puluh tahun lebih. Sumber-sumber daya alam, termasuk hutan dan tambang Kalimantan
diberikan kepada elite bisnis yang berkuasa sebagai konsesi. Pemilik adat - masyarakat adat
Dayak - secara sistematis ditolak hak-haknya atas tanah dan sumber daya alam. Mereka tidak

punya jalan untuk menempuh langkah hukum dalam mempertahankan hak-hak mereka
karena, berdasarkan undang-undang Indonesia, hutan merupakan milik negara.



SOLUSI ATAS PERMASALAHAN

Upaya untuk mengatasi pemrasalahan diatasl dapat dilakukan dengan cara menjaga keselarasan
antarbudaya. Hal itu dapat terwujud jika ada peran serta pemerintah dan partisipasi masyarakat
dalam proses integrasi nasional.
Peran Pemerintah
1. Pemerintah harus mampu melaksanakan sebuah sistem politik nasional yang dapat
mengakomodasikan aspirasi masyarakat yang memiliki kebudayaan yang berbeda-beda.
2. Kemampuan desentralisasi pemerintah yang diwujudkan dalam agenda otonomi daerah.
3. Keterbukaan dan demokratisasi yang bertumpu pada kesamaan hak dan kewajiban warga
negara.
4. Pemerataan pembangunan di segala bidang sehingga tidak menimbulkan kecemburuan
sosial yang dapat mengakibatkan disintegrasi
Peran Masyarakat
1. Meminimalkan perbedaan dan berpijak pada kesamaan-kesamaan yang dimiliki oleh setiap

budaya daerah.
2. Meminimalkan setiap potensi konflik yang timbul.
3. Meningkatkan ketahanan rakyat dalam menghadapi usaha-usaha pemecahbelahan dari
ancaman luar.
4. Menanamkan nilai-nilai Pancasila, jiwa sebangsa dan setanah air dan rasa persaudaraan, agar
tercipta kekuatan dan kebersamaan di kalangan rakyat Indonesia.