Faktor Faktor Penyebab Infeksi Saluran K
Prosiding Seminar Nasional dan Diseminasi Penelitian Kesehatan
STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya, 21 April 2018
ISBN: 978-602-72636-3-5
Faktor-Faktor Penyebab Infeksi Saluran Kemih (ISK)
(Literature Review)
1
Erna Irawan, Universitas BSI Bandung, Erna.ewn@bsi.ac.id
2
Hilman Mulyana, Stikes Mitra Tasik, h_main@ymail.com
ABSTRAK
Infeksi Saluran Kencing (ISK) menempati urutan kedua infeksi yang sering menyerang
setelah infeksi saluran pernafasan dengan jumlah 8,3 juta pertahun. Terdapat banyak
faktor yang menyebabkan terjadinya peningkatan angka kejadian ISK. Tujuan literature
review ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian infeksi
saluran kemih. Literature review dilakukan melalui jurnal yang berbasis elektronik yaitu
database proquest dan google scholar. Artikel yang digunakan sesuai dengan kata kunci
yaitu faktor-faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya ISK (risk factor of urinary tract
infection) dari tahun 2013-2018. Jenis penelitiannya adalah korelasi. Jumlah artikel yang
ditemukan adalah 508 dan 10 artikel yang diambil sesuai dengan topik tersebut. Teknik
penulisan menggunakan IMRAD. Faktor-faktor yang mempengaruhi angka kejadian
infeksi saluran kemih (ISK) dapat dipengaruhi oleh bakteri (uropatogen) pseudomonas
aeruginosa E.coli (UPEC) yang bermuatan P fimbriae, dan dapat dipengaruhi
faktorpenyakit seperti penyakit HIV, DM tipe 2, inkontinensia urin serta dapat
dipengaruhi oleh faktor lain seperti multi-drug resisten terhadap ISK, penggunaan popok
yang lama pada anak, kebisaan hygiene yang kurang baik dan anak yang belum di
sirkumsisi.
ABSTRACT
Urinary Tract Infection (UTI) ranks second infection that often attacks after respiratory
tract infections with the amount of 8.3 million per year. There are many factors that
cause an increase in the incidence of UTI. The purpose of this review literature is to
analyze the factors that influence the incidence of urinary tract infections. Literature
review is done through electronic journals based on proquest database and google
scholar. Articles used in accordance with the keywords are factors that affect the
89
Prosiding Seminar Nasional dan Diseminasi Penelitian Kesehatan
STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya, 21 April 2018
ISBN: 978-602-72636-3-5
occurrence of UTI (risk factor of urinary tract infection) from the year 2013-2018. The
type of research is correlation. The number of articles found is 508 and 10 articles are
taken according to the topic. Writing techniques using IMRAD. Factors affecting the rate
of urinary tract infection (UTI) can be affected by the bacteria (uropatogen)
pseudomonas aeruginosa E.coli (UPEC) containing P fimbriae, and may be affected by
factors such as HIV disease, type 2 diabetes, urinary incontinence and may be affected by
other factors such as multi-drug resistant to UTI, the use of old diapers in children, poor
hygiene and unopposed children.
Infeksi saluran kemih di Indonesia dan
PENDAHULUAN
prevalensinya tinggi. Jumlah penderita
Infeksi saluran kemih merupakan suatu
ISK di Indonesia adalah 95 kasus/ 104
infeksi baik pada saluran kemih atas dan
penduduk
atau bawah, yang mana jumlah bakteri
(Bradley & Colgan et al, 2005).
Terdapat
banyak
menyebabkan
Menurut Rowe & Juthani (2013) ISK
angka
adalah salah satu infeksi yang paling
faktor
terjadinya
kejadian
penyebab
sering didiagnosis pada anak dan lansia.
ISK,
ISK.
yang
peningkatan
Bervariasinya
luasnya
spektrum
organisme yang menjadi penyebab, serta
Angka kejadian ISK adalah 1:100
sedikitnya
pertahun. Insiden ISK meningkat pada
uji
klinis
yang
telah
dilaksanakan, mempersulit penyusunan
anak menurun pada umur dewasa dan
antimikroba
meningkat lagi pada lansia. >10%
pilihan
yang
dapat
digunakan dalam terapi ISK (Shirby &
wanita yang > 65 tahun melaporkan
Soeliongan, 2013). Faktor risiko yang
mengalami ISK dalam 12 tahun terakhir.
paling
Jumlah ini meningkat hampir 30% pada
sering
diidentifikasi
adalah
penggunaan antibiotik sebelumnya dan
wanita >80 tahun. Menurut Sukandar
penggunaan katerisasi (Tenney et al,
(2006) ISK menempati urutan kedua
2017). ISK adalah infeksi yang paling
infeksi yang sering menyerang setelah
pernafasan
sekitar
2014).
(CFU/ml) dalam satu speimen urin
saluran
atau
180.000 kasus baru pertahun (Depkes,
>105 koloni perunit bakteri permililiter
infeksi
pertahunnya
sering didapat di masyarakat dunia dan
dengan
patogen yang paling umum adalah E.
jumlah 8,3 juta pertahun.
90
Prosiding Seminar Nasional dan Diseminasi Penelitian Kesehatan
STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya, 21 April 2018
ISBN: 978-602-72636-3-5
coli
(Klapaczyńska
(2018).
Dengan
umur 50-59 tahun. Sebagian besar pasien
banyaknya faktor ISK maka penelitian
ISK berjenis kelamin perempuan (Shirby
ini bertujuan literature review ini adalah
& Soeliongan, 2013).
untuk menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi kejadian infeksi saluran
kemih
METODELOGI
LANDASAN TEORI
Literature review dilakukan melalui
jurnal yang berbasis elektronik yaitu
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah jenis
database proquest & google scholar.
infeksi nosokomial yang paling umum
Artikel yang digunakan sesuai dengan
yang menyebabkan sekitar 40% dari
kata kunci yaitu faktor-faktor yang
semua infeksi per tahun. Selain itu,
berpengaruh terhadap terjadinya ISK
beberapa penelitian telah melaporkan
(risk factor of urinary tract infection)
bahwa sekitar 80% infeksi saluran kemih
dari
nosokomial terjadi setelah instrumentasi
tahun
2013-2018.
Jenis
penelitiannya adalah korelasi. Jumlah
terutama kateterisasi (Darmadi, 2008).
artikel yang ditemukan adalah 508 dan
Infeksi Saluran Kemih (ISK) merupakan
10 artikel yang diambil sesuai dengan
penyakit infeksi yang sering ditemukan
topik tersebut.
di praktik umum. Beberapa penelitian
HASIL
menunjukkan adanya faktor-faktor yang
dapat
menyebabkan
terjadinya
Menurut
ISK
Dawa
et
al
(2014)
seperti umur, jenis kelamin, berbaring
melakukan penelitian kepada 57 pasien
lama, penggunaan obat immunosupresan
dengan kateter urin saat masuk rawat
dan
katerisasi,
inap bedah dan ortopedi antara Mei dan
kebiasaan menahan kemih, kebersihan
Juni 2013. Peneliti juga mengumpulkan
genitalia, dan faktor predisposisi lain
data dari masing-masing kasus pasien
(Sholihah, 2017)
menggunakan
steroid,
pemasangan
daftar
periksa
yang
meliputi: tanggal penyisipan kateter,
Angka kejadian ISK meningkat pada
tanggal
pasien berumur 40 tahun ke atas dengan
pengangkatan,
investigasi
laboratorium yang relevan misalnya,
puncak tertinggi yaitu pada kelompok
hasil kultur urin jika tersedia. Sampel
2
Prosiding Seminar Nasional dan Diseminasi Penelitian Kesehatan
STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya, 21 April 2018
ISBN: 978-602-72636-3-5
urin sama-sama diperoleh dari beberapa
Cochrane dari 1966 hingga Februari
pasien untuk kultur. Hasil menunjukkan
2016 untuk artikel yang mengidentifikasi
ISK lebih banyak pada pasien laki laki
faktor
(26,3%) dibandingkan dengan pasien
Didapatkan
perempuan (19,3%), (15,7%) faktor usia
31.284 pasien dengan budaya positif
mengalami penurunan (11,5%) dari hasil
memberikan bukti untuk 12 faktor risiko
7
(50,9%)
UTI MDR . Faktor risiko yang paling
penuh.
sering diidentifikasi adalah penggunaan
penelitian
memiliki
sebelumnya,
kantong
drainase
risiko
untuk
MDR
UTI.
25 penelitian termasuk
Pertumbuhan bakteri yang signifikan
antibiotik
ditemukan pada 45,6% (26) pasien
dibuktikan dalam 16 dari 20 penelitian
dengan
dibandingkan
yang mengevaluasi faktor risiko ini.
dengan 54,4% (31) dari pasien yang
Rentang waktu yang digunakan untuk
kultur
menentukan
kateter
urinnya
urin
tidak
menghasilkan
sebelumnya,
sebagaimana
penggunaan
antibiotik
pertumbuhan organisme yang signifikan.
sebelumnya berkisar dari 2 hari hingga
Sekitar 84,2% (48) pasien berada di
365 hari. Faktor risiko lain dengan data
kateter urin berdiam, 21,1% (12) pasien
pendukung terkuat adalah kateterisasi
pemasangan
dari
urin, rawat inap sebelumnya, dan rumah
sepuluh hari setelah pemasangan kateter
perawatan. 11 dari 14 penelitian yang
dan kateterisasi jangka panjang dapat
menilai kateterisasi urin sebagai faktor
berrisiko
saluran
risiko memberikan bukti bahwa kateter
kemih. (84,7%) gram negatif adalah
urin tidak hanya meningkatkan risiko
patogen yang paling umum termasuk
pengembangan
Pseudomonas
meningkatkan
kateterisasi
signifikan
lebih
infeksi
aeruginosa,
E.
coli,
Klebsiella spp dan Proteus spp.
ISK,
risiko
ISK
tetapi
menjadi
Multidrug resistant.
Menurut Tenney et al (2017)
Menurut Janasiska et al (2017)
tujuan dari penelitian ini adalah untuk
yang
mengumpulkan data yang diterbitkan
menggunakan desain penelitian cohort
saat ini untuk menentukan faktor risiko
yang dikumpulkan menggunakan lembar
yang
konsisten
observasi. Penelitian ini sudah dilakukan
diidentifikasi untuk ISK. Database yang
di RSU GMIM Pancaran Kasih Manado,
digunakan adalah PubMed, Embase, dan
pada Bulan September- Oktober 2017.
paling
sering
dan
3
melakukan
penelitian
dengan
Prosiding Seminar Nasional dan Diseminasi Penelitian Kesehatan
STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya, 21 April 2018
ISBN: 978-602-72636-3-5
Populasi pada penelitian ini adalah
tidak terkena infeksi saluran kemih yaitu
seluruh responden yang ada di UGD dan
berjumlah
Ruang
sedangakan
Rawat
Inap
RSU
GMIM
6
responden
(85.7%)
responden
dengan
Pancaran Kasih Manado. Sampel yang
pemasangan kateter urine yang sesuai
digunakan yaitu sebanyak 30 orang.
dan responden yang tidak terkena infeksi
Hasil
saluran
penelitian
didapatkan
bahwa
kemih
yaitu
berjumlah
1
sebagian besar responden berada pada
responden (14.3%). Terdapat hubungan
rentang usia 26-30 tahun yaitu sebanyak
antara
25 responden (83%), sebagian besar
kejadian infeksi saluran kemih di RSU
pendidikan terakhir responden adalah
GMIM Pancaran Kasih Manado.
diploma tiga (DIII) yaitu sebanyak 17
responden
(53.5%).
Lama
semua pasiensuspect ISK yang akan
dilakukan pemeriksaan kultur urin di
kateter urine didapatkan sebagian besar
Laboratorium Mikrobiologi RSUP Prof.
pemasangan kateter urine tidak sesuai
dr. R. D. Kandou Manado periode
SPO yaitu sebanyak 23 responden (77%)
November
sedangkan pemasangan kateter urine
Sebelumnya
dari 30 responden dengan pemasangan
menghindari
yang tidak terkena infeksi saluran kemih
dilanjutkan
identifikasi.
dan responden yang terkena infeksi
(82.6%),
penjelasan
kontaminasi.
Kemudian
bakteri >10per ml urin pemeriksaan
dengan
pemasangan kateter urine tidak sesuai
responden
diberikan
dilakukan hitung bakteri. Jika jumlah
yaitu berjumlah 4 responden (17.4%),
berjumlah
2012.
mengenai cara pengambilan urin untuk
kateter urine tidak sesuai dan responden
yaitu
Desember
Urin Porsi Tengah (midstream urine).
(23%). Hasil analisis menunjukan bahwa
kemih
sampai
Bahan untuk sampel urin diambil dari
sesuai SPO yaitu sebanyak 7 responden
saluran
dengan
(2013) dengan sampel penelitian adalah
(90%). Pada 30 kegiatan pemasangan
responden
kateter
Menurut Shirby & Soeliongan
bekerja
responden ≥1 berjumlah 27 responden
sedangkan
pemasangan
dengan
Bakteri
isolasi
dan
selanjutnya
diinokulasi pada media isolasi dan
19
diinkubasi pada suhu 37ºC selama 24
sementara
jam. Kemudian dibuat pengecatan gram
responden dengan pemasangan kateter
untuk mendapatkan sifat gram dari
urine yang sesuai dan responden yang
kuman yang ditemukan. Selanjutnya
4
Prosiding Seminar Nasional dan Diseminasi Penelitian Kesehatan
STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya, 21 April 2018
ISBN: 978-602-72636-3-5
dilakukan
identifikasi
penyebab
ISK.
jenis
Hasil
bakteri
Kejadian ISK terutama diidentifikasi
penelitian
melalui diagnosis UTI rawat jalan /
menunjukkan 36 pasien dicurigai ISK
rawat
dan hanya 30 pasien yang diperiksa
menunjukkan jumlah kejadian ISK per
urinnya.
tersebut
1000 pasien-tahun. Faktor yang paling
Escherichia
penting yang terkait dengan risiko ISK
organisme
adalah usia yang lebih tua (Hazard Ratio
tersering yang menyebabkan ISK yaitu
(HR) = 1,56-1,70 untuk > 79 tahun),
sebanyak 5 kasus (16,7%). Hal ini sesuai
jenis kelamin perempuan (HR = 1,38-
dengan hasil penelitian yang dilaporkan
1,57), UTI dalam dua tahun sebelumnya
oleh Samirah, dkk. (2004) dan Mahesh
(HR = 2.77- 5,94), jumlah penyakit
et al. (2011) yang menemukan E. coli
penyerta yang diukur dengan CCI (HR =
sebagai jenis bakteri penyebab ISK
1,32-1,52 untuk CCI> 6) dan setidaknya
tersering. Saluran kemih merupakan
satu cystoscopy pada tahun sebelumnya
tempat yang paling umum dari infeksi E.
(HR = 2,06-5,48). Selain itu, nilai-nilai
coli, dan lebih dari 90% ISK tanpa
HbA1c tinggi di tahun sebelumnya (HR
komplikasi disebabkan infeksi E. Coli.
= 1,29-1,4 mengacu HbA1c> 9,5%) dan
Tingkat kekambuhan setelah infeksi E.
fungsi ginjal yang buruk (HR = 1,11-
coli pertama adalah 44% selama 12
1,211
bulan.
glomerulus (GFR)
STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya, 21 April 2018
ISBN: 978-602-72636-3-5
Faktor-Faktor Penyebab Infeksi Saluran Kemih (ISK)
(Literature Review)
1
Erna Irawan, Universitas BSI Bandung, Erna.ewn@bsi.ac.id
2
Hilman Mulyana, Stikes Mitra Tasik, h_main@ymail.com
ABSTRAK
Infeksi Saluran Kencing (ISK) menempati urutan kedua infeksi yang sering menyerang
setelah infeksi saluran pernafasan dengan jumlah 8,3 juta pertahun. Terdapat banyak
faktor yang menyebabkan terjadinya peningkatan angka kejadian ISK. Tujuan literature
review ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian infeksi
saluran kemih. Literature review dilakukan melalui jurnal yang berbasis elektronik yaitu
database proquest dan google scholar. Artikel yang digunakan sesuai dengan kata kunci
yaitu faktor-faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya ISK (risk factor of urinary tract
infection) dari tahun 2013-2018. Jenis penelitiannya adalah korelasi. Jumlah artikel yang
ditemukan adalah 508 dan 10 artikel yang diambil sesuai dengan topik tersebut. Teknik
penulisan menggunakan IMRAD. Faktor-faktor yang mempengaruhi angka kejadian
infeksi saluran kemih (ISK) dapat dipengaruhi oleh bakteri (uropatogen) pseudomonas
aeruginosa E.coli (UPEC) yang bermuatan P fimbriae, dan dapat dipengaruhi
faktorpenyakit seperti penyakit HIV, DM tipe 2, inkontinensia urin serta dapat
dipengaruhi oleh faktor lain seperti multi-drug resisten terhadap ISK, penggunaan popok
yang lama pada anak, kebisaan hygiene yang kurang baik dan anak yang belum di
sirkumsisi.
ABSTRACT
Urinary Tract Infection (UTI) ranks second infection that often attacks after respiratory
tract infections with the amount of 8.3 million per year. There are many factors that
cause an increase in the incidence of UTI. The purpose of this review literature is to
analyze the factors that influence the incidence of urinary tract infections. Literature
review is done through electronic journals based on proquest database and google
scholar. Articles used in accordance with the keywords are factors that affect the
89
Prosiding Seminar Nasional dan Diseminasi Penelitian Kesehatan
STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya, 21 April 2018
ISBN: 978-602-72636-3-5
occurrence of UTI (risk factor of urinary tract infection) from the year 2013-2018. The
type of research is correlation. The number of articles found is 508 and 10 articles are
taken according to the topic. Writing techniques using IMRAD. Factors affecting the rate
of urinary tract infection (UTI) can be affected by the bacteria (uropatogen)
pseudomonas aeruginosa E.coli (UPEC) containing P fimbriae, and may be affected by
factors such as HIV disease, type 2 diabetes, urinary incontinence and may be affected by
other factors such as multi-drug resistant to UTI, the use of old diapers in children, poor
hygiene and unopposed children.
Infeksi saluran kemih di Indonesia dan
PENDAHULUAN
prevalensinya tinggi. Jumlah penderita
Infeksi saluran kemih merupakan suatu
ISK di Indonesia adalah 95 kasus/ 104
infeksi baik pada saluran kemih atas dan
penduduk
atau bawah, yang mana jumlah bakteri
(Bradley & Colgan et al, 2005).
Terdapat
banyak
menyebabkan
Menurut Rowe & Juthani (2013) ISK
angka
adalah salah satu infeksi yang paling
faktor
terjadinya
kejadian
penyebab
sering didiagnosis pada anak dan lansia.
ISK,
ISK.
yang
peningkatan
Bervariasinya
luasnya
spektrum
organisme yang menjadi penyebab, serta
Angka kejadian ISK adalah 1:100
sedikitnya
pertahun. Insiden ISK meningkat pada
uji
klinis
yang
telah
dilaksanakan, mempersulit penyusunan
anak menurun pada umur dewasa dan
antimikroba
meningkat lagi pada lansia. >10%
pilihan
yang
dapat
digunakan dalam terapi ISK (Shirby &
wanita yang > 65 tahun melaporkan
Soeliongan, 2013). Faktor risiko yang
mengalami ISK dalam 12 tahun terakhir.
paling
Jumlah ini meningkat hampir 30% pada
sering
diidentifikasi
adalah
penggunaan antibiotik sebelumnya dan
wanita >80 tahun. Menurut Sukandar
penggunaan katerisasi (Tenney et al,
(2006) ISK menempati urutan kedua
2017). ISK adalah infeksi yang paling
infeksi yang sering menyerang setelah
pernafasan
sekitar
2014).
(CFU/ml) dalam satu speimen urin
saluran
atau
180.000 kasus baru pertahun (Depkes,
>105 koloni perunit bakteri permililiter
infeksi
pertahunnya
sering didapat di masyarakat dunia dan
dengan
patogen yang paling umum adalah E.
jumlah 8,3 juta pertahun.
90
Prosiding Seminar Nasional dan Diseminasi Penelitian Kesehatan
STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya, 21 April 2018
ISBN: 978-602-72636-3-5
coli
(Klapaczyńska
(2018).
Dengan
umur 50-59 tahun. Sebagian besar pasien
banyaknya faktor ISK maka penelitian
ISK berjenis kelamin perempuan (Shirby
ini bertujuan literature review ini adalah
& Soeliongan, 2013).
untuk menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi kejadian infeksi saluran
kemih
METODELOGI
LANDASAN TEORI
Literature review dilakukan melalui
jurnal yang berbasis elektronik yaitu
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah jenis
database proquest & google scholar.
infeksi nosokomial yang paling umum
Artikel yang digunakan sesuai dengan
yang menyebabkan sekitar 40% dari
kata kunci yaitu faktor-faktor yang
semua infeksi per tahun. Selain itu,
berpengaruh terhadap terjadinya ISK
beberapa penelitian telah melaporkan
(risk factor of urinary tract infection)
bahwa sekitar 80% infeksi saluran kemih
dari
nosokomial terjadi setelah instrumentasi
tahun
2013-2018.
Jenis
penelitiannya adalah korelasi. Jumlah
terutama kateterisasi (Darmadi, 2008).
artikel yang ditemukan adalah 508 dan
Infeksi Saluran Kemih (ISK) merupakan
10 artikel yang diambil sesuai dengan
penyakit infeksi yang sering ditemukan
topik tersebut.
di praktik umum. Beberapa penelitian
HASIL
menunjukkan adanya faktor-faktor yang
dapat
menyebabkan
terjadinya
Menurut
ISK
Dawa
et
al
(2014)
seperti umur, jenis kelamin, berbaring
melakukan penelitian kepada 57 pasien
lama, penggunaan obat immunosupresan
dengan kateter urin saat masuk rawat
dan
katerisasi,
inap bedah dan ortopedi antara Mei dan
kebiasaan menahan kemih, kebersihan
Juni 2013. Peneliti juga mengumpulkan
genitalia, dan faktor predisposisi lain
data dari masing-masing kasus pasien
(Sholihah, 2017)
menggunakan
steroid,
pemasangan
daftar
periksa
yang
meliputi: tanggal penyisipan kateter,
Angka kejadian ISK meningkat pada
tanggal
pasien berumur 40 tahun ke atas dengan
pengangkatan,
investigasi
laboratorium yang relevan misalnya,
puncak tertinggi yaitu pada kelompok
hasil kultur urin jika tersedia. Sampel
2
Prosiding Seminar Nasional dan Diseminasi Penelitian Kesehatan
STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya, 21 April 2018
ISBN: 978-602-72636-3-5
urin sama-sama diperoleh dari beberapa
Cochrane dari 1966 hingga Februari
pasien untuk kultur. Hasil menunjukkan
2016 untuk artikel yang mengidentifikasi
ISK lebih banyak pada pasien laki laki
faktor
(26,3%) dibandingkan dengan pasien
Didapatkan
perempuan (19,3%), (15,7%) faktor usia
31.284 pasien dengan budaya positif
mengalami penurunan (11,5%) dari hasil
memberikan bukti untuk 12 faktor risiko
7
(50,9%)
UTI MDR . Faktor risiko yang paling
penuh.
sering diidentifikasi adalah penggunaan
penelitian
memiliki
sebelumnya,
kantong
drainase
risiko
untuk
MDR
UTI.
25 penelitian termasuk
Pertumbuhan bakteri yang signifikan
antibiotik
ditemukan pada 45,6% (26) pasien
dibuktikan dalam 16 dari 20 penelitian
dengan
dibandingkan
yang mengevaluasi faktor risiko ini.
dengan 54,4% (31) dari pasien yang
Rentang waktu yang digunakan untuk
kultur
menentukan
kateter
urinnya
urin
tidak
menghasilkan
sebelumnya,
sebagaimana
penggunaan
antibiotik
pertumbuhan organisme yang signifikan.
sebelumnya berkisar dari 2 hari hingga
Sekitar 84,2% (48) pasien berada di
365 hari. Faktor risiko lain dengan data
kateter urin berdiam, 21,1% (12) pasien
pendukung terkuat adalah kateterisasi
pemasangan
dari
urin, rawat inap sebelumnya, dan rumah
sepuluh hari setelah pemasangan kateter
perawatan. 11 dari 14 penelitian yang
dan kateterisasi jangka panjang dapat
menilai kateterisasi urin sebagai faktor
berrisiko
saluran
risiko memberikan bukti bahwa kateter
kemih. (84,7%) gram negatif adalah
urin tidak hanya meningkatkan risiko
patogen yang paling umum termasuk
pengembangan
Pseudomonas
meningkatkan
kateterisasi
signifikan
lebih
infeksi
aeruginosa,
E.
coli,
Klebsiella spp dan Proteus spp.
ISK,
risiko
ISK
tetapi
menjadi
Multidrug resistant.
Menurut Tenney et al (2017)
Menurut Janasiska et al (2017)
tujuan dari penelitian ini adalah untuk
yang
mengumpulkan data yang diterbitkan
menggunakan desain penelitian cohort
saat ini untuk menentukan faktor risiko
yang dikumpulkan menggunakan lembar
yang
konsisten
observasi. Penelitian ini sudah dilakukan
diidentifikasi untuk ISK. Database yang
di RSU GMIM Pancaran Kasih Manado,
digunakan adalah PubMed, Embase, dan
pada Bulan September- Oktober 2017.
paling
sering
dan
3
melakukan
penelitian
dengan
Prosiding Seminar Nasional dan Diseminasi Penelitian Kesehatan
STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya, 21 April 2018
ISBN: 978-602-72636-3-5
Populasi pada penelitian ini adalah
tidak terkena infeksi saluran kemih yaitu
seluruh responden yang ada di UGD dan
berjumlah
Ruang
sedangakan
Rawat
Inap
RSU
GMIM
6
responden
(85.7%)
responden
dengan
Pancaran Kasih Manado. Sampel yang
pemasangan kateter urine yang sesuai
digunakan yaitu sebanyak 30 orang.
dan responden yang tidak terkena infeksi
Hasil
saluran
penelitian
didapatkan
bahwa
kemih
yaitu
berjumlah
1
sebagian besar responden berada pada
responden (14.3%). Terdapat hubungan
rentang usia 26-30 tahun yaitu sebanyak
antara
25 responden (83%), sebagian besar
kejadian infeksi saluran kemih di RSU
pendidikan terakhir responden adalah
GMIM Pancaran Kasih Manado.
diploma tiga (DIII) yaitu sebanyak 17
responden
(53.5%).
Lama
semua pasiensuspect ISK yang akan
dilakukan pemeriksaan kultur urin di
kateter urine didapatkan sebagian besar
Laboratorium Mikrobiologi RSUP Prof.
pemasangan kateter urine tidak sesuai
dr. R. D. Kandou Manado periode
SPO yaitu sebanyak 23 responden (77%)
November
sedangkan pemasangan kateter urine
Sebelumnya
dari 30 responden dengan pemasangan
menghindari
yang tidak terkena infeksi saluran kemih
dilanjutkan
identifikasi.
dan responden yang terkena infeksi
(82.6%),
penjelasan
kontaminasi.
Kemudian
bakteri >10per ml urin pemeriksaan
dengan
pemasangan kateter urine tidak sesuai
responden
diberikan
dilakukan hitung bakteri. Jika jumlah
yaitu berjumlah 4 responden (17.4%),
berjumlah
2012.
mengenai cara pengambilan urin untuk
kateter urine tidak sesuai dan responden
yaitu
Desember
Urin Porsi Tengah (midstream urine).
(23%). Hasil analisis menunjukan bahwa
kemih
sampai
Bahan untuk sampel urin diambil dari
sesuai SPO yaitu sebanyak 7 responden
saluran
dengan
(2013) dengan sampel penelitian adalah
(90%). Pada 30 kegiatan pemasangan
responden
kateter
Menurut Shirby & Soeliongan
bekerja
responden ≥1 berjumlah 27 responden
sedangkan
pemasangan
dengan
Bakteri
isolasi
dan
selanjutnya
diinokulasi pada media isolasi dan
19
diinkubasi pada suhu 37ºC selama 24
sementara
jam. Kemudian dibuat pengecatan gram
responden dengan pemasangan kateter
untuk mendapatkan sifat gram dari
urine yang sesuai dan responden yang
kuman yang ditemukan. Selanjutnya
4
Prosiding Seminar Nasional dan Diseminasi Penelitian Kesehatan
STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya, 21 April 2018
ISBN: 978-602-72636-3-5
dilakukan
identifikasi
penyebab
ISK.
jenis
Hasil
bakteri
Kejadian ISK terutama diidentifikasi
penelitian
melalui diagnosis UTI rawat jalan /
menunjukkan 36 pasien dicurigai ISK
rawat
dan hanya 30 pasien yang diperiksa
menunjukkan jumlah kejadian ISK per
urinnya.
tersebut
1000 pasien-tahun. Faktor yang paling
Escherichia
penting yang terkait dengan risiko ISK
organisme
adalah usia yang lebih tua (Hazard Ratio
tersering yang menyebabkan ISK yaitu
(HR) = 1,56-1,70 untuk > 79 tahun),
sebanyak 5 kasus (16,7%). Hal ini sesuai
jenis kelamin perempuan (HR = 1,38-
dengan hasil penelitian yang dilaporkan
1,57), UTI dalam dua tahun sebelumnya
oleh Samirah, dkk. (2004) dan Mahesh
(HR = 2.77- 5,94), jumlah penyakit
et al. (2011) yang menemukan E. coli
penyerta yang diukur dengan CCI (HR =
sebagai jenis bakteri penyebab ISK
1,32-1,52 untuk CCI> 6) dan setidaknya
tersering. Saluran kemih merupakan
satu cystoscopy pada tahun sebelumnya
tempat yang paling umum dari infeksi E.
(HR = 2,06-5,48). Selain itu, nilai-nilai
coli, dan lebih dari 90% ISK tanpa
HbA1c tinggi di tahun sebelumnya (HR
komplikasi disebabkan infeksi E. Coli.
= 1,29-1,4 mengacu HbA1c> 9,5%) dan
Tingkat kekambuhan setelah infeksi E.
fungsi ginjal yang buruk (HR = 1,11-
coli pertama adalah 44% selama 12
1,211
bulan.
glomerulus (GFR)