Budidaya Tanaman Bayam dengan Aeroponik

Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, IPB

LAPORAN AKHIR
TEKNOLOGI GREENHOUSE DAN HIDROPONIK
“ Budidaya Tanaman Bayam “

Anggota Kelompok :
Najmi/F14100013

Miftah Fariz N/F14110074

Arditya Rahman I/F14100046

Maulita/F14110089

Sumarlin Santoso S/F14110013

Priyohadi/F14110091

Via Mardiana/F14110029


Jhon Febri/F14110091

David Pratama/F14110041

Abdullah Azzam/F14110116

Akhmad Fauzi/F14110065

Chandra Hadi M/F14110122

Hermawan/F14110067

Nirwan Duta N/F14110126

Daniar Alfian R/F14110072

Abi Rafdi Aziz/F14110133

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014

Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, IPB

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Teknologi penanaman dengan aeroponik merupakan teknologi bercocok
tanam sayuran yang sudah mulai banyak dilakukan oleh pengusaha agribisnis.
Hasil produksi sayuran dengan menggunakan teknologi ini sekarang sudah mulai
banyak ditemukan di berbagai pasar swalayan di kota-kota besar. Meskipun
harganya tinggi, namun sayuran ini selalu habis dibeli konsumen. Konsumen
biasanya dari kalangan menengah ke atas. Alasan konsumen tetap memburu
produk ini karena kualitas baik, higienis, sehat, segar, renyah, beraroma, dan cita
rasa tinggi (Sutiyoso 2003).
Pada awal usaha, biasanya kualitas produksi merupakan tujuan kerja.
Setelah itu disusul dengan kualitas dan kontinuitas. Untuk mencapai produk yang
diharapkan, banyak faktor yang mempengaruhi, seperti penguasaan sistem
budidaya dan faktor lingkungan. Peluang kebutuhan akan sayuran berkualitas
sangat terbuka dengan makin banyaknya masyarakat yang berbelanja ke pasar

swalayan. Diversifikasi jenis sayuran perlu dilaksanakan untuk memenuhi
berbagai permintaan sayuran segar. Hingga saat ini jenis sayuran banyak
dibudidayakan secara aeroponik, salah satunya bayam (Sutiyoso 2003).
Sebuah produk yang dipasarkan, khususnya dengan pasar swalayan/
supermarket/hypermarket dituntut untuk 3 hal pokok yaitu: kualitas, kontinuitas,
dan produktivitas. Luasan lahan untuk pertanian semakin berkurang, harga
sewa/beli tanah juga mahal. Dengan menerapkan sistem hidroponik akan
mengurangi ketergantungan ketersediaan tanah dan tidak dibutuhkan rotasi lahan.
Menggunakan cara aeroponik, ketersediaan nutrisi tanaman terjamin setiap saat.
Pertumbuhan optimal akan mempengaruhi kualitas sayuran yang diperoleh
(Sutiyoso 2003).
Tujuan
Praktikum budidaya tanaman bayam dengan aeroponik bertujuan untuk
mengetahui tingkat pertumbuhan dari tinggi tanaman, jumlah daun, pengaruh pH
dan EC terhadap tanaman dengan menggunakan teknik aeroponik.

TINJAUAN PUSTAKA
Bayam
Bayam merupakan tanaman sayuran yang dikenal dengan nama ilmiah
Amaranthus sp. Kata "amaranth" dalam bahasa Yunani berarti "everlasting"

(abadi). Tanaman bayam berasal dari daerah Amerika tropik. Tanaman bayam
semula dikenal sebagai tumbuhan hias. Kemudian dalam perkembangan

Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, IPB

selanjutnya, tanaman bayam dipromosikan sebagai bahan pangan sumber protein,
terutama untuk negara-negara berkembang. Diduga tanaman bayam masuk ke
Indonesia pada abad XIX ketika lalu lintas perdagangan orang luar negeri masuk
ke wilayah Indonesia.
Tanaman bayam merupakan salah satu jenis sayuran komersial yang
mudah diperoleh di setiap pasar, baik pasar tradisional maupun pasar swalayan.
Harganya pun terjangkau oleh semua lapisan masyarakat. Tumbuhan bayam ini
awalnya berasal dari negara Amerika beriklim tropis, namun sekarang tersebar ke
seluruh dunia. Hampir semua orang mengenal dan menyukai kelezatannya.
Rasanya enak, lunak dan dapat memberikan rasa dingin dalam perut dan dapat
memperlancar pencernaan. Umumnya tanaman bayam dikonsumsi bagian daun
dan batangnya. Ada juga yang memanfaatkan biji atau akarnya sebagai tepung,
obat, bahan kecantikan, dan lain-lain. Ciri dari jenis bayam yang enak untuk
dimakan ialah daunnya besar, bulat, dan empuk. Sedangkan bayam yang berdaun
besar, tipis diolah campur tepung untuk rempeyek.

Ditinjau dari segi kandungan gizinya, bayam merupakan jenis sayuran
hijau yang banyak manfaatnya bagi kesehatan dan pertumbuhan badan, terutama
bagi anak- anak dan para ibu yang sedang hamil. Di dalam daun bayam terdapat
cukup banyak kandungan protein, mineral kalsium, zat besi, dan vitamin yang
dibutuhkan oleh tubuh manusia. Beberapa kegunaan gizi dalam daun bayam
seperti vitamin B dapat mencegah penyakit biri-biri, memperkuat syaraf, dan
melenturkan otot rahim. Dengan demikian konsumsi bayam sangat dianjurkan
bagi ibu yang tengah hamil untuk memudahkan persalinannya. Vitamin C sangat
membantu memyembuhkan penyakit sariawan atau gusi berdarah.
Bentuk tanaman bayam adalah terna (perdu), tinggi tanaman dapat
mencapai 1.5 – 2 m, berumur semusin atau lebih. Sistem perakaran lebih
menyebar dangkal pada kedalaman antara 20 – 40 cm dan akar tunggang.
Daunnya berbentuk bulat telur dengan ujung agak meruncing mempunyai uraturat daun yang jelas. Warna daun bervariasi, mulai dari hijau muda, hijau tua,
hijau keputih- putihan, sampai berwarna merah. Daun bayam liar umumnya kasap
(kasar) dan kadang berduri. Batang tumbuh tegak, tebal, berdaging dan banyak
mengandung air, tumbuh tinggi di atas permukaan tanah. Bayam tahunan
mempunyai batang keras berkayu dan bercabang banyak. Bunga bayam berukuran
kecil, berjumlah banyak, terdiri dari daun bunga 1 - 5, dan bakal buah 2 - 3 buah.
Bunga keluar dari ujung- ujung tanaman ketiak daun yang tersusun seperti malai
yang tumbuh tegak. Tanaman dapat berbunga sepanjang musim. Perkawinannya

bersifat universal yaitu dapat menyerbuk sendiri maupun menyerbuk silang.
Penyerbukan berlangsung dengan bantuan angin.
Perkembangbiakan tanaman bayam umumya generatif (biji), biji
berukuran sangat kecil dan halus, berbentuk bulat, dan berwarna coklat tua
mengkilap seperti hitam kelam namun ada beberapa jenis bayam yang mempunyai
warna biji putih sampai merah, misalnya bayam maksi yang bijinya merah. Setiap
tanaman dapat menghasilkan biji kira- kira 1,200 – 3,000 biji/gram. Pada tanaman
bayam tahunan, perbanyakan dapat juga dilakukan secara vegetatif dengan stek
batang. Caranya potong bagian cabang muda dengan panjang stek sekitar 15 – 20
cm dan daun-daunnya dibuang, kecuali yang masih kuncup.

Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, IPB

Budidaya Tanaman Bayam
Proses Penyemaian/Pembibitan
Persemaian (nursery) adalah tempat atau areal untuk kegiatan memproses
benih (atau bahan lain dari tanaman) menjadi bibit/semai yang siap ditanam di
lapangan. Kegiatan di persemaian merupakan kegiatan awal di lapangan dari
kegiatan penanaman karena itu sangat penting dan merupakan kunci pertama di
dalam upaya mencapai keberhasilan penanaman. Penanaman benih ke lapangan

dapat dilakukan secara langsung (direct planting) dan secara tidak langsung yang
berarti harus disemaikan terlebih dahulu di tempat persemaian. Penanaman secara
langsung ke lapangan biasanya dilakukan apabila biji-biji (benih) tersebut
berukuran besar dan jumlah persediaannya melimpah. Meskipun ukuran benih
besar tetapi kalau jumlahnya terbatas, maka benih tersebut seyogyanya
disemaikan terlebih dulu.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada tahap pembibitan antara lain:
1. Gunakan benih dengan viabilitas tinggi (daya kecambah mencapai 90%)
2. Berikan perlakuan pada benih (seed treatment)
3. Penyimpanan benih pada suhu 10°C dan kelembaban 40%. Benih dapat
bertahan hingga beberapa tahun.
4. Penyimpanan benih pada suhu ruangan (misalnya laci meja). Benih akan
bertahan selama 3 bulan saja.
Proses Pindah Tanam/Penanaman
Pemindahan/penanaman bibit berupa semai dari persemaian ke lapangan
dapat dilakukan setelah semai-semai dari persemaian tersebut sudah kuat (siap
ditanam), misalnya untuk tanaman bayam atau Amaranthus sp., umur semai 7 - 14
hari. Pengadaan bibit/semai melalui persemaian yang dimulai sejak penaburan
benih merupakan cara yang lebih menjamin keberhasilan penanaman di lapangan.
Selain pengawasannya mudah, penggunaan benih-benih lebih dapat dihemat dan

juga kualitas semai yang akan ditanam di lapangan lebih terjamin bila
dibandingkan dengan cara menanam benih langsung di lapangan.
Proses Perawatan/Pemeliharaan
Proses perawatan/pemeliharaan sangatlah penting dilakukan jika
menginginkan tanaman ataupun hasil panen yang baik. Apabila tanaman tidak
dirawat, maka tanaman akan mudah terserang hama penyakit dan mati. Berikut ini
adalah beberapa macam proses perawatan/pemeliharaan tanaman.
1.
Penyiraman
Penyiraman adalah proses pemberian air untuk tanaman secara
periodik. Proses penyiraman ini dilakukan selama pertumbuhan tanaman.
Waktu yang tepat untuk melakukan penyiraman adalah pada pagi dan sore
hari (pagi pukul 06.00 s/d 09.00 dan sore pukul 15.00 s/d 17.30).
2.
Pembubunan
Proses penyiraman secara terus-menerus mengakibatkan media tanam
menjadi terkikis oleh air. Hal itu akan memicu munculnya/terlihatnya akar

Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, IPB


3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

di permukaan tanah sehingga perlu dilakukan pembubunan. Pembubunan
adalah proses penimbunan media tanam baru keatas akar tanaman yang

mulai terlihat di permukaan tanah.
Pemupukan
Pemupukan adalah proses pemberian zat-zat yang dibutuhkan tanaman
yang bertujuan agar tanaman menjadi lebih subur. Pemupukan dapat
dilakukan dengan pupuk organik ataupun kimiawi, tergantung pada zat yang
diperlukan oleh tanaman tersebut.
Penjarangan
Semakin lama, tanaman akan semakin tumbuh dan berkembang.
Tanaman akan memerlukan tempat yang lebih luas lagi. Dengan begitu,
diperlukan proses penjarangan. Penjarangan adalah proses pemindahan
tanaman yang terlalu rapat dan pencabutan tanaman yang buruk/mati agar
media tanam menjadi agak luas.
Pemangkasan
Pemangkasan adalah proses pengurangan daun-daun yang terlalu
rimbun dan mudah tidak efektif untuk proses fotosintesis. Apabila dedaunan
ini tidak dipangkas, maka daun ini hanya akan menjadi beban bagi tanaman
saja karena sudah tidak mampu menghasilkan zat makanan.
Pewiwilan
Proses mengurangi tunas air yang tumbuhnya keatas dan bukan
kesamping dinamakan pewiwilan. Jika proses ini tidak dilaksanakan, maka

tunas air ini akan tumbuh menjadi batang baru dan bukan batang induk.
Pemasangan Alas Karung Goni
Pemasangan alas karung goni adalah pemberian alas pada tanaman
apabila lantai media tanam terbuat dari tanah. Pemasangan alas bertujuan
agar media tanam tidak ditumbuhi rumput/tanaman liar.
Penaungan
Proses pemberian atap berupa paranet atau plastik UV agar tanaman
terhindar dari sinar matahari secara langsung ataupun terkena air hujan.
Pemasangan Benang Lanjaran
Arang sekam padi sebagai media tanam memiliki sifat ringan dan
porus, hal ini membuat akar tanaman tidak bisa dicengkeram dengan kuat
dan menyebabkan tanaman mudah rebah. Agar tanaman tidak rebah,
diperlukan pemasangan benang lanjaran. Pemasangan benang lanjaran
adalah proses pemberian benang pada batang tanaman agar tanaman tidak
rebah.
Pengajiran/Pelanjaran
Pengajiran untuk menghindari agar tanaman tomat tidak rebah dan
memudahkan pemeliharaan. Ajir dipasang pada saat tanaman berumur 1
bulan atau tanaman mencapai tinggi kira-kira 40 cm. Ajir yang dapat
digunakan misalnya bambu atau tali.
Pembersihan
Adalah proses membersihkan lingkungan sekitar tanaman dengan cara
mencabuti rumput-rumput yang ada ataupun dengan cara membersihkan
dedaunan yang berjatuhan.

Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, IPB

12.

13.

14.

Penyulaman
Penyulaman adalah mengganti tanaman yang mati atau
pertumbuhannya tidak baik. Penyulaman dilakukan bila ada tanaman yang
mati atau pertumbuhannya kurang baik. Penggantian tanaman harus dengan
tanaman yang subur pertumbuhannya dan seumur dengan tanaman yang
diganti.
Pemberian ZPT
Pemberian ZPT adalah proses pemberian zat rangsangan pada
tumbuhan agar tanaman cepat tumbuh. Selain itu, ZPT juga dapat
merangsang pembuangan, memperkuat bunga agar tidak mudah rontok, dan
mempercepat pematangan buah.
Pemberantasan Hampen
Pemberantasan hampen atau hama penyakit adalah proses
pengurangan dan menghilangkan hama dan penyakit yang dapat
menghambat pertumbuhan tanaman. Pemberantasan hama dan penyakit
dapat dilakukan dengan cara menyemprotkan pestisida organik pada daun
tanaman atau mematikannya langsung (jika hama itu seekor ulat).

Aeroponik
Aeroponik berasal dari kata aero yang berarti udara dan ponus yang berarti
daya. Jadi aeroponik adalah memberdayakan udara. Aeroponik merupakan salah
satu tipe dari hidroponik karena air yang berisi larutan hara disemburkan dalam
bentuk kabut hingga mengenai akar tanaman. Salah satu kunci keunggulan
aeroponik adalah oksigenasi dari tiap butiran kabut halus larutan hara sehingga
respirasi akar lancar dan menghasilkan banyak energi. Aeroponik adalah sebuah
metode bercocok tanam di udara, tanpa menggunakan media tanah, tanaman akan
disokong menggunakan media papan, Rockwool (tenunan berserat dari helai lava)
dan Styrofoam. Hal ini untuk menghindarkan akar tanaman terkena cahaya lampu
yang ada di atas media, batas batang hingga pucuk tanam atau daun akan berada
di atas yang akan mendapat cahaya langsung, dan akar tanaman akan dibiarkan
menggantung di udara.
Teknik ini sebenarnya telah dikembangkan sejak lama oleh para ahli
botani pada tahun 1920-an walaupun masih secara primitif dan lebih berfokus
pada penelitian penyakit akar tanaman, namun lebih populernya sistem tanam
hidroponik membuatnya kurang mendapat perhatian, dan berkembang dengan
lambat. Pada tahun 1942 W. Carter meneliti kemungkinan perilaku tanaman untuk
hidup di dan pada udara, metode memberikan tanaman makanan melalui uap air
pada akarnya. Tahun 1944 L.J. Kolt mejadi orang yang pertama kali menemukan
tanaman jeruk aeroponik dari hasil studi pemeliharaan akar dari penyakit pada
tumbuhan jeruk dan alpukat, tahun 1952 G.F. Trowel pada tanaman apel. Dan
akhirnya F.W. Went pada tahun 1957 menjadi orang pertama yang berhasil
mengembangkan proses pertumbuhan tanaman menggunakan sistem aeroponik
pada kopi dan tomat. Namun yang dianggap sebagai penemu pertama adalah Dr.
Franco Massantini dari universitas PIA di Italia pada tahun 1980 berhasil

Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, IPB

mengembangkan teknologi system penanaman aeroponik. Di asia percobaan
pertama dilakukan oleh Prof. Lee Sin Kong dari Nanyang Technological
University, di atap gedung dengan menggunakan bak persegi panjang. Beberapa
kelebihan dari teknik budidaya secara aeroponik adalah:
1. Nutrisi tanaman terjamin, sehingga meningkatkan kualitas sayuran
2. Tidak tergantung pada musim
3. Tidak membutuhkan tenaga kerja yang banyak
4. Hasil produk yang diperoleh bersih, aman, sehat dan bebas pestisida
5. Dipanen umur muda, daging sayuran lebih renyah
6. Tanaman lebih cepat tumbuh sehingga frekuensi panen lebih banyak
7. Tanaman lebih fresh dan tahan lama karena dijual bersama akarnya
8. Relatif lebih aman dari serangan hama dan penyakit tumbuhan, karena
terlindung oleh green house.
9. Fleksibilitas, tanaman dapat dipindah-pindah tanpa mengganggu
pertumbuhannya.
10. Kecepatan adaptasi, saat pindah media tanam, bibit bisa langsung tumbuh
tanpa aklimatisasi lama.
11. Menggunakan teknologi menengah–tinggi, memudahkan pekerjaan
Namun begitu bukan berarti tidak mempunyai kelemahan, seperti :
1. Membutuhkan investasi cukup besar
2. Biaya perawatan mahal
3. Diperlukan pengawasan yang ketat terhadap teknologi yang digunakan
Secara detail, prinsip aeroponik sebagai berikut. Stryrofoam yang
digunakan berwarna putih, panjang 2 m, lebar 1 m dan tebal 3 cm. Stryrofoam
dibor diameter 1.5 cm dengan jarak tanam 15 x 15 cm sehingga populasi yang
diperoleh 44 tanaman/m2 atau 88 tanaman/helai stryrofoam. Bibit yang berumur
12 hari dimasukkan ke dalam lubang tanam yang dibantu dengan busa atau
rockwool. Sekitar 30 cm dibawah helai stryrofoam dipasang selang PE diameter
19 mm.
Tiap 80 cm selang PE ditancapi sprinkler spray jet warna hijau dengan
curah (flowrate) 0,83 l/menit atau setara dengan 50b/jam dan bertekanan 1,5-2
atmosfir pada lubang (oritis) sprinkler. Tenaga untuk mendorong digunakan
pompa dengan daya listrik (watt) antara 800-1.600 W dan dengan debit 200-240 l/
m. pompa yang sedemikian kuatnya dapat melayani 100-150 sprinkler atau setara
lahan produksi sekitar 200 m2.
Tekanan pompa min 1.5 atm, opt 2 atm (diukur dengan manometer).
Mengatur tekanan pompa perlu memperhitungkanhambatan-hambatan yang ada
dalam penyaluran aliran. Misalnya, pompa berada tepat di permukaan tanah,
sedangkan semua sprinkler berada pada 60 cm diatas permukaan tanah. Tenaga
untuk menaikkan 60 cm keatas merupakan hambatan yang akan mengurangi
tekanan dan harus diperhitungkan. Selain itu, adanya percabangaan T, siku
(elbow) pada belokan, dan keran (ballvalve) juga dapat mengurangi tekanan. Pipa
penyalur yang kecil akan menghasilkan gesekan aliran larutan dengan dinding
pipa sehingga lebih baik menggunakan pipa atau selang berukuran agak besar
untuk mengurangi gesekan.

Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, IPB

Filter digunakan untuk mengurangi kotoran yang dapat menyumbat lubang
sprinkler. Terdapat beberapa macam ukuran filter dari yang kecil, sedang dan
besar.Ukuran tersebut menggambarkan jumlah liter aliran yang dapat dilalui per
jam. Pancaran kekuatan tinggi akan membentuk kabut butiran halus dengan jarak
tembak lebih dari satu meter, dengan turbulensi tinggi dan akan mengambang
lama di udara sehingga dapai mengenai seluruh ystem perakaran.

Nutrisi pada Hidroponik
Nutrisi hidroponik dibuat dengan menggabungkan hara makro dan hara
mikro sesuai kebutuhan tanaman. Unsur hara makro adalah unsur hara yang
diperlukan tanaman dalam jumlah yang banyak, terdiri atas C, H, O, N, P, K, Ca,
Mg dan S. Apabila tanaman kekurangan unsur hara makro akan berpengaruh
langsung terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman. Unsur hara mikro adalah
unsur hara yang diperlukan oleh tanaman tetapi dalam jumlah sedikit. Unsur hara
mikro ini mutlak dibutuhkan oleh tanaman. Jika kekurangan unsur hara mikro ini
maka tanaman tidak akan tumbuh dengan optimal. Jenis unsur hara mikro ini
adalah Mn, Cu, Fe, Mo, Zn, B (Wijayani et. Al. 1998).
Larutan nutrisi juga dapat dipertahankan dan dikontrol sesuai dengan
kebutuhan tanaman dengan tujuan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Hal
ini mendasari adanya
ystem
ystem
secara sederhana maupun otomatis
pada larutan nutrisi. Selain EC dan konsentrasi larutan nutrisi, suhu dan pH
merupakan komponen yang sering dikontrol untuk dipertahankan pada tingkat
tertentu untuk optimalisasi tanaman. Suhu dan pH larutan nutrisi dikontrol dengan
tujuan agar perubahan yang terjadi oleh penyerapan air dan ion nutrisi tanaman
(terutama dalam hidroponik dengan ystem yang tertutup) dapat dipertahankan.
Suhu yang terlalu rendah dan terlalu tinggi pada larutan nutrisi dapat
menyebabkan berkurangnya penyerapan air dan ion nutrisi, untuk tanaman
sayuran suhu optimal antara 5 – 15 0C dan tanaman buah antara 15 – 25 0C.
Beberapa tanaman sayuran dan buah dipertahankan mempunyai tingkat pH dan
EC tertentu yang optimal (Savvas and Manos 1999).

METODOLOGI
Waktu dan Tempat
Praktikum dilakukan mulai dari tanggal 9 September 2014 sampai dengan
tanggal 4 Desember 2014 di Greenhouse Laboratorium Siswadhi Supardjo,
Leuwikopo.
Alat dan Bahan

Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, IPB

Alat yang digunakan antara lain media tanam, penggaris, penyiram,
Ecmeter dan pHmeter, pompa air, dan timer. Sedangkan bahan yang digunakan
yaitu benih bayam dan larutan A dan B.

Prosedur Praktikum
Persemaian
Media tanam disiapkan dan dibuat lembab
(sekam padi)
Pilih benih bayam yang baik dan bagus
(direndam air hangat, pilih benih yang
tengelam)
200 benih diambil dan
kemudian ditanam
Benih disiram tiap hari
sesuai jadwal (pagi dan
sore)
Gambar 1 Prosedur persemaian tanaman bayam
Pemindahan bibit bayam ke Aeroponik
Media tanam (Aeroponik)
dibersihkan dan ganti plastic di sterofoam.
Media tanam dipasangkan dengan pompa
di dalam Greenhouse.
Bibit dilapisi dengan Rockwool untuk
membantu berdiri di dalam cup
Bibit dimasukkan ke dalam cup
Bibit yang sudah di dalam cup dimasukkan ke dalam
Aeroponik lalu disiram

Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, IPB

Bibit disiram tiap hari sesuai jadwal (pagi
dan sore)
Gambar 2 Prosedur pemindahan bibit bayam ke media tanam aeroponik

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Tabel 1 Hasil pengamatan terhadap pertumbuhan tinggi tanaman periode I
Tinggi Sampel (cm)
Hari
ke1* 2 3* 4
5
6
7
8
9 10 11 12 13
1
4 3,5 3 3,5 3,5 4
3 2,5 4 3,5 2 1,8 3
2
4 3,5 3 3,6 3,5 4
3 2,5 4 3,5 2
2
3
3
4
4 3,5 3,6 3,5 4
3 3,1 4 3,5 2,3 2,4 3,3
4
4,2 4 3,5 3,6 3,7 4
3 3,2 4,1 3,7 2,3 2,6 3,3
5
5 4,1 3,6 4
5
4 3,1 3,3 4,5 4 2,5 2,7 3,5
6
4,5 4,5 3,6 4 5,5 4,2 3,5 3,5 4,6 4,1 2,7 4 3,6
7
4,5 4,9 3,8 4 4,5 4,2 3,7 4 4,6 4,2 2,8 4 3,6
8
2,5 4 4,5 4
5 4,5 3,5 4,2 4 4,5 3,3 4 3,6
9
2,7 4,4 3,5 4 4,8 4,5 4 4,2 4 5,5 3,3 4
4
10
3 4,6 4 4,5 5,1 5
4 4,4 4,8 5,5 4 4,2 4
11
3,2 4,6 4 4,7 5,2 5,2 4,2 5,1 5 6,2 4 4,3 4
12
3 4,6 4,2 5 5,2 5,2 4,4 5,1 6,5 6,5 4 4,4 4
13
3,2 4,7 4,2 5,1 5,2 5,2 4,4 5,1 6,5 6,5 4 4,5 4,1
*: dilakukan penyulaman

14
2,5
2,7
2,7
3
3,4
3,4
3,5
3,5
3,6
3,8
3,8
4
4,2

15
3
3
3,1
3,2
3,6
3,4
3,5
4
4
4,2
4,3
4,3
4,5

Tinggi Tanaman (cm)

Pertumbuhan Tinggi Tanaman Bayam Periode I
7
6
5
4
3
2
1
0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

Hari keSampel 10

Sampel 12

Sampel 4

Gambar 3 Grafik pertumbuhan tinggi tanaman bayam periode I

12

13

Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, IPB

Tabel 2 Hasil pengamatan terhadap jumlah daun pada tanaman periode I
Jumlah Daun Sampel
Har
i
3
ke- 1* 2 * 4 5 6 7 8* 9 10 11* 12 13* 14*
1
5 2 3 4 2 3 2 4 2 3
4
3
3
3
2
6 2 3 4 2 3 2 4 2 3
4
3
3
3
3
6 2 3 6 2 3 2 4 2 3
4
4
3
3
4
6 2 3 6 2 3 2 4 2 3
4
4
3
4
5
6 3 3 6 2 3 3 4 2 4
4
4
4
4
6
6 3 4 6 2 3 3 4 2 4
4
4
4
4
7
6 3 4 7 4 4 3 3 2 4
3
4
3
4
8
3 4 3 7 3 4 3 3 2 4
3
4
3
3
9
3 4 3 8 3 4 3 3 3 4
3
4
3
3
10
4 4 3 8 3 4 3 4 3 4
3
4
3
3
11
4 4 3 8 4 4 3 4 4 4
3
4
3
3
12
4 4 4 8 4 4 3 6 6 5
3
4
4
6
13
4 4 4 8 4 4 3 6 6 6
3
4
4
6
*: dilakukan penyulaman

15
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
5
5

Jumlah Daun

Pertumbuhan Jumlah Daun Periode I
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

Hari keSampel 2

Sampel 4

Sampel 10

Sampel 12

Gambar 4 Grafik pertumbuhan jumlah daun periode I

Sampel 15

13

Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, IPB

Tabel 3 Data hail pengamatan terhadap pertumbuhan tinggi tanaman periode II
Tinggi Sampel (cm)
Hari
3
ke1*
2
*
4
5
6
7 8* 9 10 11* 12 13* 14*
1
0
2
0 0,5
0
0
0
0 0 1
0
0,5
0
1
2
0
2
0 0,5
0
0
0
0 0 1,3
0
0,5
0
1
3
0
2
0 0,5
0
0
0
0 0 1,4
0
0,5
0
1
4
0
2
0 0,5
0
0
0
0 0 1,4
0
0,5
0
1,3
5
0
2
0 0,5
0
0
0
0 0 1,5
0
0,5
0
1,3
6
0
2
0 0,5
0
0
0
0 0 1,6
0
0,5
0
1,4
7
0
2
0 0,5 0,5
0
0
0 0 1,8
0
0,8 1,6 1,5
8
0
2
0 0,5 0,5
0
0
0 0 1,9
0
1
1,7 1,5
9
8,3 2,1 0 0,7 0,8 0,3 0,3 0 0 2
0
1,2
2
2,4
10
8,4 2,1 0
1
1,1 0,6 0,6 0 0 2,4
0
1,5 2,3
3
*: dilakukan penyulaman

Tinggi Tanaman (cm)

Pertumbuhan Tinggi Tanaman Bayam Periode II
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Hari Kesampel 4

sampel 10

sampel 12

Gambar 5 Grafik pertumbuhan tinggi tanaman bayam periode II
Tabel 4 Data hasil pengamatan terhadap jumlah daun pada tanaman periode II
Jumlah Daun Sampel
Har
i
1
3
11
13 14
ke- * 2 * 4 5 6 7 8 9 10 * 12 *
* 15
3 3 2 4 4 4 2 2 4 3
2
2
4
5
4
1
3
3
3
4
4
2
3
2
4
3
3
4
5
5
2
4

15
0
0
0
0,4
0,5
0,5
0,5
0,5
0
0

Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, IPB

3
4
5
6
7
8
9
10

3
3
3
0
0
0
6
6

3
3
3
3
4
4
5
5

3
3
3
3
3
3
4
4

2
2
0
0
0
0
6
6

4
4
4
2
2
2
2
2

4
4
4
4
4
4
6
6

2
2
2
2
3
4
4
4

3
3
3
3
3
3
4
4

2
2
2
2
2
2
5
5

4
5
5
5
4
4
4
4

3
3
3
1
1
1
1
1

3
3
4
4
4
4
4
4

4
4
4
4
4
4
5
5

5
5
5
5
6
6
6
6

5
5
5
5
5
5
4
4

Pertumbuhan Jumlah Daun Periode II
6

Jumlah Daun

5
4
3
2
1
0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Hari kesampel 2

sampel 7

sampel 8

sampel 12

Gambar 6 Grafik pertumbuhan jumlah daun pada tanaman periode II
Pembahasan
Pada praktikum kali ini mahasiswa melakukan budidaya tanaman bayam
dengan menggunakan teknik budidaya aeroponik. Teknik budidaya eroponik
merupakan salahsatu teknik budidaya yang melakukan pemberian nutrisi dengan
cara disemprotkan.
Benih bayam yang telah dipilih yang memiliki kualitas yang baik akan
disemai terlebih dahulu. Media tanam yang digunakan adalah sekam padi yang
dibuat lembab. Sebelum disebar, benih bayam harus direndam terlebih dahulu
dengan menggunakan air hangat. Amati benih-benih yang tenggelam dan pilihlah
benih yang tenggelam tersebut. Sebanyak 200 butir benih diambil lalu disebar
pada arang sekam.
Penyemaian dilakukan selama 3 minggu atau ketika tanaman sudah dirasa
cukup kuat untuk dipindahkan. Box (aeroponik) dibersihkan terlebih dahulu.
Selanjutnya diambil tanaman yang telah disemai lalu dibungkus dengan
menggunakan rockwool dan disimpan didalam cup kecil sebagai penyangga. Akar
dari tanaman harus menggantung agar nutrisi dapat diterima dengan baik. Untuk
mengamati pertumbuhan tinggi dan jumlah daun pada tanaman, dilakukan
pengukuran setiap 2 kali dalam sehari.

Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, IPB

Pengamatan pertumbuhan tinggi dan jumlah daun tanaman bayam dilakukan
dalam dua periode, yaitu periode I dan periode II. Periode I yaitu periode sebelum
seluruh sampel mengalami kematian yang dilakukan selama 13 hari, sedangkan
periode II yaitu periode baru setelah periode II, dilakukan penyulaman ulang.
Kematian secara massal terjadi diakibatkan tidak optimalnya nutrisi yang diterima
oleh tanaman. Timer tidak berfungsi dengan baik sehingga pengaturan waktu
untuk penyemprotan sering mengalami keterlambatan. Penyemprot yang ada pun
tidak dapat memancar dengan baik dan langsung mengenai akar, bahkan setelah
dilakukan penyelidikan ditemukan bahwa nutrisi yang disemprotkan tidak sampai
ke akar.
Gambar 3 dan gambar 5 menunjukkan pertumbuhan tiga sampel tanaman
bayam (Sampel 4, Sampel 10, dan Sampel 12). Ketiga sampel menunjukkan
pertumbuhan tinggi yang baik dengan standarisasi pengukuran yang seragam
dibandingkan dengan sampel lain yang kurang seragam dalam standarisasi
pengukurannya. Data pertumbuhan tinggi dari ketiga sampel tersebut sudah cukup
mewakili keseluruhan sampel untuk penarikan kesimpulan. Sebenarnya
ditemukan data dimana pertumbuhan tinggi mengalami penurunan. Secara teori
hal tersebut tidak lazim terjadi karena tanaman sedang mengalami pertumbuhan,
tetapi hal tersebut ditemukan dalam data yang telah didapat. Hal tersebut bisa jadi
diakibatkan karena perbedaan penentuan datum ketika melakukan pengukuran.
Gambar 4 menunjukkan pertumbuhan jumlah daun lima sampel tanaman
bayam (Sampel 2, Sampel 4, Sampel 10, Sampel 12, dan Sampel 15). Kelima
sampel menunjukkan pertumbuhan jumlah daun yang baik dengan standarisasi
pengukuran yang seragam, yaitu turut memperhitungkan daun yang masih muda.
Sedangkan Grafik 6 menunjukkan pertumbuhan jumlah daun empat sampel
tanaman bayam (Sampel 2, Sampel 7, Sampel 8, dan Sampel 12). Keempat
sampel juga menunjukkan pertumbuhan jumlah daun yang baik dengan
standarisasi pengukuran yang seragam, yaitu turut memperhitungkan daun yang
masih muda dibandingkan dengan sampel lain. Data pertumbuhan jumlah
tanaman dari sampel pada periode I dan periode II tersebut sudah cukup mewakili
keseluruhan sampel untuk penarikan kesimpulan.
Kendala yang dihadapi ketika melakukan budidaya tanaman bayam secara
aeroponik adalah penyemprotan nutrisi yang terjadi tidak optimal yang
menyebabkan tanaman tidak dapat tumbuh dengan baik dan mengalami kematian.
Selain itu, timer yang berfungsi tidak baik juga turut memengaruhi pertumbuhan
dari tanaman bayam tersebut.

SIMPULAN
Mahasiswa telah mampu melakukan proses budidaya tanaman bayam
dengan menggunakan teknik budidaya aeroponik. Meski dalam pelaksanaannya
ditemukan kendala-kendala yang menghambat pertumbuhan tanaman seperti,
tidak berfungsinya timer, penyemprotan yang optimal yang menyebabkan
tanaman mengalami kematian massal.

Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, IPB

DAFTAR PUSTAKA
Rahayu Sri. 2012. Buku Panduan Praktik Budidaya Tanaman Sayuran dan Buah
Hibrida Dengan Sisitem Hidroponik. Sribhawono.
Savvas D, and Manos, G. 1999. Automated composition control of nutrient
solution in closed soilless culture systems. J. Agricultural Engineering Res.
73 : 29-33.
Sutiyoso Y. 2003. Aeroponik Sayuran, Budidaya dengan Sistem Pengabutan.
Jakarta (ID): Penebar Swadaya.
Wijayani A., D. Muljanto dan Soenoeadji, 1998. Pemberian nitrogen pada
berbagai macam media tumbuh hidroponik: pengaruhnya terhadap
kuantitasdan kualitas buah paprika (Capsicum annuum var. Grossum).
Jurnal Ilmu Pertanian 6 (2) : 8-13

Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, IPB

LAMPIRAN