rangkuman materi teknologi produksi tana

MAKALAH
MATAKULIAH TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN HORTIKULTURA
“RESUME MATERI TEKNOLOGI KHUSUS PADA TANAMAN BUAH
TAHUNAN DAN SEMUSIM”

Oleh:
Anatasia

125040200111140

JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015

Penyiapan Lahan Tanaman Buah
Penyiapan lahan untuk tujuan budidaya tanaman merupakan upaya untuk menyiapkan kondisi
lingkungan fisik yang sesuai dengan persyaratan tumbuh kembang tanaman. Sasarannya
adalah untuk mengkondisikan lahan pertanaman agar tanaman mampu mengekspresikan

potensinya, bukan sekedar dapat tumbuh tetapi juga harus menghasilkan buah dengan
kualitas baik yang menjadi tujuan utama budidaya tanaman BUAH. Untuk menghasilkan hasil
yang maksimal perlu diperhatikan : Pemilihan Lokasi, Pola Tanam, Jarak Tanam, Pemilihan
Varietas dan Perawatan Tanaman.
Dasar Pemilihan Lokasi
Climate: The climate of the locality should be suited to the plants. Soil: Few prospective sites
should be examined for both physical and chemical properties. Soil analysis gives information on
the type of soil, its fertility; its pH value. Irrigation facilities: the water facilities should also be
taken in to consideration (quantity and quality). Nearness to the market: Saves the over head
charges in transport and gives close touch with market tastes. Transport facilities: Fruits being
perishable cannot be moved for long distances without quick and refrigerated transport.
Availability of labour : Accessibillity to the area. Social factors. Presence of nurseries close
by. Cost of the land
Tahapan Persiapan & Pembukaan Kebun
Clearing of the land : Membersihkan Lahan dari rerumputan, batu, pohon (pd hutan).
Leveling : Pencegahan erosi apabila lahan terdapat dilereng dengan diberi tanaman penyekat
atau penahan erosi. Fencing : Pemberian Pagar Pembatas. Wind break plants : Tanaman
Naungan untuk menahan angina / dapat dengan kawat besi. Roads and drains : Aliran Air /
Saluran Pembuangan harus diperhatikan. Tillage : Pemberian Pupuk dan Pembuatan Lubang
Tanam. Marking plant positions : Penentuan Jarak Tanam dan Jumlah Populasi Tanaman di

Lahan. Selection of plants from the nursery : Bibit Awal, harus diketahui sejarah dari bibit
yang akan digunakan. Season of planting Planting : Perhatikan apakah tanaman memerlukan
Naungan.
STOCK DIVISION : Tanaman dibelah 2, SUCKER DIVISION : pada tanaman pisang, anakan
tunas baru dibelah, LAYERING : perundukan akar tanaman ada Banking Up, Simple Layering,
Radial Layering, AIR LAYERING : Pencangkokan atau penempelan mata Tunas, HARDWOOD
CUTTINGS : Simple Cutting, Torn Cutting, Hammer Cutting, Semi wooded cutting, ROOT
CUTTINGS : Contoh: guava, breadfruit, apple, blackberry and raspberry
GRAFTING : Penyambungan atau enten (grafting) adalah penggabungan dua bagian tanaman
yang berlainan sedemikian rupa sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh dan tumbuh
sebagai satu tanaman, Bagian bawah (yang mempunyai perakaran) yang menerima sambungan
disebut batang bawah (rootstock atau understock) atau sering disebut stock, Batang atas yang
biasanya disebut entres (scion) adalah calon bagian atas atau tajuk tanaman yang di kemudian

hari akan menghasilkan buah berkualitas unggul. Batang atas dapat berupa mata tunas tunggal
atau berupa ranting dengan lebih dari satu mata tunas atau ranting dengan tunas pucuk yang
digunakan dalam sambungan (grafting).
TISSUE CULTURE : Prinsip utama dari teknik kultur jaringan adalah perbayakan tanaman
dengan menggunakan bagian vegetatif tanaman menggunakan media buatan yang dilakukan di
tempat steril. Tahapan dalam perbanyakan tanaman dengan teknik kultur jaringan : Pembuatan

media, Inisiasi, Sterilisasi, Multiplikasi, Pengakaran, Aklimatisasi. Keuntungan Pemanfaatan
Kultur Jaringan : Pengadaan bibit tidak tergantung musim, Bibit dapat diproduksi dalam jumlah
banyak dengan waktu yang relatif lebih cepat, Bibit yang dihasilkan seragam. Bibit yang
dihasilkan bebas penyakit (menggunakan organ tertentu). Biaya pengangkutan bibit relatif lebih
murah dan mudah, Dalam proses pembibitan bebas dari gangguan hama, penyakit, dan deraan
lingkungan lainnya.
TEKNIK KHUSUS PADA TANAMAN BUAH TAHUNAN
Kendala dalam pengembangan komoditas hortikultura adalah Skala usahatani tergolong kecil,
belum diusahakan dalam skala industry, Tidak ada standarisasi mutu, baik untuk konsumsi segar
maupun olahan, Belum ada penerapan teknologi pasca panen yang benar, dimulai dari tahap
panen, distribusi dan pemasaran.
1. Tanaman Sayuran Semusim : Tanaman sayuran yang berumur kurang 1 tahun
a. Tanaman sayuran yang dipanen sekaligus : tanaman sehabis
panen langsung
dibongkar/dicabut
b. Tanaman sayuran yang dipanen berulangkali/lebih dari satu kali.
2. Tanaman Buah-buahan Semusim adalah tanaman buah-buahan yang berumur kurang 1
tahun dapat berbentuk rumpun, menjalar, dan berbatang lunak.
3. Tanaman Buah-buahan Tahunan.
a. Jenis tanaman buah-buahan yang tidak berumpun dan dipanen sekaligus.

b. Jenis tanaman buah-buahan yang tidak berumpun dan dipanen berulangkali/lebih dari satu kali
c. Jenis tanaman buah-buahan yang berumpun dan dipanen terus menerus
4. Tanaman Sayuran Tahunan adalah tanaman sayuran yang berumur lebih dari satu tahun
serta berbentuk pohon
5. Tanaman Biofarmaka adalah tanaman yang bermanfaat untuk obat-obatan, kosmetika dan
kesehatan dan berumur lebih 1 tahun. a. Tanaman biofarmaka rimpang b. Tanaman biofarmaka
non rimpang
6. Tanaman Hias adalah tanaman yang mempunyai nilai keindahan dan estetika
TANAMAN APEL
Rome Beauty, Manalagi dan Ana merupakan varietas apel yang paling banyak dibudidayakan di
Indonesia. Ciri apel Rome Beauty antara lain kulit buah berwarna merah kehijauan, agak bulat,
daging buah agak keras, beraroma kuat, dan rasanya segar sedikit asam, Kulit buah apel
manalagi berwarna kuning kehijauan, agak bulat, rasanya manis, aromanya harum (wangi), dan

kandungan airnya agak kurang, bentuk buah apel Ana adalah lonjong, kulitnya berwarna merah
dan tipis, daging buah lunak dan rasanya asam.
Pembungaan pada tanaman apel
Apel adalah tanaman daerah dingin, yang mengalami dormansi. Untuk mematahkan dormansi
perlu suhu dingin (chilling requirement), paling efektif pada 2oC, Di daerah tropika, seperti di
Batu Malang, apel layak dibudidayakan, karena suhunya relatif stabil dan mempunyai suhu

chilling, dan tanaman tidak memerlukan dormansi untuk menghadapi musim dingin (winter)
Perompesan Daun ( Defoliasi buatan )
Teknik yang dilakukan adalah mencegah tanaman memasuki masa dormansi, dan perontokan
seluruh daun (defoliasi), Teknik pengguguran daun berhasil diterapkan untuk budidaya apel dan
peach di beberapa negara tropika, sehingga berbuah dua kali setahun, Pengguguran daun dapat
dilakukan langsung dengan cara mekanik atau kimia (10% CuSO4 atau 10% urea), atau secara
tidak langsung dengan pengeringan sehingga daun layu dan gugur.
DEFOLIASI DAUN PADA TANAMAN APEL (PEROMPESAN DAUN)
BIASA
DILAKUKAN SECARA MANUAL KETIADAAN DAUN AKAN MEMACU HORMON
TANAMAN MEMECAHKAN DORMANSI KUNCUP TERMINAL
Idealnya perompesan daun dilakukan ketika tunas generatif sudah padat, biasanya sekitar 2
minggu setelah panen, Selain secara manual dengan tangan, perompesan daun bisa dilakukan
dengan menyemprot daun tua (pembakaran daun) menggunakan zat pengatur tumbuh berbahan
aktif Hidrogen Sianamida dengan 10% Urea. Dapat juga dengan bahan kimia Dormex dan
lainnya. Efektifitas defoliasi daun dalam menginduksi pembungaan, dapat ditingkatkan dengan
cara pemotongan pucuk pohon dan pelengkungan cabang.
Pelengkungan Cabang
Setelah dirompes dilakukan pelengkungan cabang untuk meratakan tunas lateral dimaksudkan
untuk mendorong munculnya tunas generatif pada cabang lateral, Kegiatan ini dilakukan setelah

tanaman beradaptasi di lapangan dan memiliki cabang cukup panjang serta kuat dilengkung,
biasanya berdiameter sekitar 1 – 2 cm, Caranya yaitu 3 – 4 cabang dilengkungkan hingga
mendatar dan diikat dengan tali yang ditancapkan pada tanah, Selanjutnya, ujung cabang
dipotong.
Penjarangan Buah
Penjarangan dilakukan untuk meningkatkan kualitas buah yaitu besar buahnya seragam, kulit
baik, dan sehat, Kegiatan ini dilakukan dengan mengurangi jumlah buah yang bergerombol dan
menyisakan 2 – 3 buah yang sehat dan seragam per tandan, Kegiatan ini umumnya dilakukan
ketika buah berumur 8 – 9 minggu dari bunga mekar.
Pembungkusan Buah

Khusus apel Manalagi, ketika buah berumur sekitar 3 bulan dari bunga mekar perlu dibungkus
dengan kertas yang bersih dan tahan air. Jika tidak dibungkus, bagian buah buah yang terpapar
cahaya matahari langsung akan berwarna kemerahan dan bagian lainnya tetap kuning kehijauan
sehingga penampilannya menjadi kurang menarik.
TEKNIK MEMACU PEMBUNGAAN PADA TANAMAN JERUK
Perlakuan Stres Air
Tanaman jeruk membutuhkan bulan kering selama 3-4 bulan untuk berbunga, Agar tanaman
jeruk berbunga 2 kali setahun, dilakukan perlakuan strs air pada musim hujan dengan
mengurangi air disekitar perakaran, Di sekitar tanaman dibuat parit sedalam 30-40 cm dan

dihubungkan pada saluran yg lebih besar. Selanjutnya menggunakan mulsa plastik untuk
menutupi akar untuk mengurangi penyerapan air pada musim hujan, Cekaman air dilakukan 1-2
bln sehingga tanaman mununjukkan gejala stres seperti daunnya layu, kusam, dan bentuk
melengkung, Selanjutnya mulsa dibuka agar daun tidak gugur dan akan keluar tunas baru
termasuk tunas bunga, Perlakuan stres air menengah menghasilkan 9 tunas, 32-90% nya adalah
tunas generatif per tanaman. Stres air tinggi menghasilkan 50 tunas, 84% nya adalah tunas
generatif.
Tingkat kelebatan bunga, proporsional dengan lama dan tingkat cekaman stres tersebut,
melakukan cekaman air, pada tingkat menengah dan tinggi, yaitu -2.8 dan -3.5 MPa (potensial
air daun tengah hari) selama 2-5 minggu, Setelah dua minggu dilakukan cekaman air, akibatnya
potensial air daun (dini hari) -0.9 MPa sampai -2.25 MPa (siang hari). Hal ini, telah cukup
menginduksi tunas-tunas generatif, Tujuan dilakukan stress air adalah untuk memaksa
tanaman segera berbunga melanjutkan regenerasi karena kondisi yang terancam bahwa tanaman
jeruk untuk berbunga membutuhkan suatu kondisi stress air yang biasanya secara alami terjadi
pada musim kemarau dan biasanya bulan mei sampai september.
Induksi Pembungaan Tanaman Mangga (Mangifera indica)
Tehnik produksi mangga diluar musim yang paling umum digunakan adalah dengan pemberian
paklobutrazol diikuti dengan penyemprotan zat pemecah dormansi. Pada perkebunan
mangga skala komersil, ada kecenderungan bahwa pemakaian paklobutrazol sudah merupakan
bagian dari kegiatan yang bersifat rutin. Induksi pembungaan mangga terjadi 2-3 bulan setelah

perlakuan paklobutrazol, tergantung varietasnya. Perlakuan paklobutrazol pada mangga
gadung 21 menyebabkan pembungaan terjadi 2 bulan lebih cepat dari musim normalnya. Waktu
masak buah semakin cepat dan kekerasan buah semakin berkurang dengan semakin
meningkatnya takaran paklobutrazol. Dosis optimum paklobutrazol untuk menginduksi
pembungaan mangga dan menekan pertumbuhan vegetatif tanpa merusak pohon berkisar antara
2,5-4g bahan aktif/pohon atau setara dengan 10-16 cc cultar/ liter air / pohon. Perlakuan yang
melebihi 20 cc cultar/liter air / pohon menyebabkan munculnya perubahan bentuk daun yang
menandakan bahwa pada konsentrasi diatas 20 cc/ liter air /pohon terjadi efek negatif dari
paklobutrazol. Kalium nitrat (KNO3) juga dilaporkan dapat digunakan untuk merangsang
produksi buah diluar musim. Keberhasilan penggunaan kalium nitrat dalam merangsang

produksi buah diluar musim telah dilaporkan oleh efendi (1994) pada mangga. Zat pengatur
tumbuh NAA (Naftalena Acetic Acid) juga dilaporkan dapat mempercepat pembungaan mangga.
Pemberian dosis 25,50,dan 75 ppm dapat mempercepat tanaman berbunga 1-2 minggu
dibandingkan dengan yang tidak diberi NAA. Frekwensi penyemprotan 1 minggu sekali selama
12 minggu.
Pemangkasan bentuk tanaman Mangga
Pemangkasan pola 1-3-9-27
Teknik Perkecambahan Benih Pepaya
Pepaya merupakan spesies tanaman yang budidayanya menggunakan bahan tanam benih. Benih

pepaya memiliki perbedaan dengan benih lain, yaitu sewaktu masih berada dalam buah, kulit
benihnya dilapisi oleh zat berwarna keputihan lunak dan agak bening yang disebut dengan aril
(sarco testa). Senyawa-senyawa fenolik yang terdapat pada pelapis benih (testa) berperan
sebagai penghambat difusi air dan oksigen sehingga tidak tersedia untuk metabolisme embrio,
Aril benih pepaya yang mengandung protein kasar, serat kasar dan abu ternyata berpengaruh
negatif terhadap perkecambahan benih tersebut. Pembuangan aril dapat menghasilkan
perkecambahan yang lebih cepat dan lebih serempak. Oleh karena itu dianjurkan agar benih
pepaya yang akan ditanam dibuang arilnya, dicuci dan dikeringkan atau menggunakan
KNO3.
Tanaman Durian
Top Working pada Tanaman Buah adalah suatu cara untuk memperbaiki kualitas dan kuantitas
buah yang dihasilkan oleh tanaman, yaitu dengan cara Sambung kulit, sambung celah, sambung
tunas atau menempel sehingga tercipta suatu tanaman yang kuat ( bagian bawah) dan
menghasilkan buah yang berkualitas (bagian atas). Pemangkasan Tanaman : Pemangkasan
cabang dilakukan pada cabang yang kurang produktif, seperti cabang yang rusak, tua, tumbuh ke
arah dalam tajuk, dan melintang pemangkasan tunas / ranting, dimaksudkan untuk penjarangan
agar pohon tidak terlalu rimbun yang dapat menyebabkan pertumbuhan tunas kurus dan kurang
sehat karena kurangnya sinar matahari akibat rimbunnya daun. Pemangkasan penjarangan dapat
dilakukan baik dengan pola 1-0-1-0-1 maupun pola 1-0-0-1-0-0-1 melihat kondisi tanaman. Jika
dengan pola pemangkasan 1-0-1-0-1 nantinya jarak tunas masih terlihat rapat, maka

pemangkasan pola 1-0-0-1-0-0-1 dapat dilakukan.
Pemangkasan ketinggian atau pemangkasan pucuk. Pemangkasan pucuk dilakukan jika
pohon durian nantinya dikehendaki tidak terlalu tinggi untuk alasan kemudahan perawatan. Sejak
kecil tanaman sudah mulai dililit dengan kawat, tanaman yang dipangkas 3-4m panjang batang,
dahan yg tidak perlu atau dahan terobos dipangkas dengan pemberian pemberat (batu/bata).atau
dapat diberikan perlakuan yaitu cabang utama dipantek ketanah supaya cabang yang tumbuh ke
atas menjadi mendatar atau dapat dengan diikatkan batu pada cabang utama. Dengan
pemangkasan ini akan didapat pohon durian dengan ketinggian dan bentuk tajuk yang pendek
dan kompak. Pemanenan : Buah durian mengalami tingkat kematangan sempurna 4 – 5 bulan
setelah bunga mekar. Waktu petik berdasar tanda-tanda fisik, misal ujung duri coklat tua, garis-

garis di antara duri lebih jelas, tangkai buah lunak dan mudah dibengkokkan, baunya harum.
Panen dilakukan dengan menunggu buah yang sudah matang jatuh dan menggantung pada tali
yang sudah dipasang, Buah yang dipetik langsung, dianginkan 1-2 hari, kemudian diperam.

TEKNIK KHUSUS PADA TANAMAN BUAH SEMUSIM
Nanas (Ananas comosus)
Perbanyakan Tanaman : Tunas anakan, Slip, Tunas mahkota, Mahkota, dan stek. Forcing
Teknik : Forcing adalah kegiatan mengatur pembungan menggunakan zat pengatur
tumbuh sehingga buah dapat dipanen serentak, sesuai waktu yang direncanakan. FORCING

dilakukan menggunakan zat pengatur tumbuh ethilen dalam bentuk ethrel yang dicampur dengan
urea. Caranya, sebanyak 30 g urea dilarutkan dalam satu 1 air dan ditambah 0,6 ml ethrel. When
grown in large quantities, pineapples bloom and ripen at different times. Even plants located
right next to each other were sometimes ready to harvest several months apart. Calcium carbide
can be use for forcing Calcium carbide releases acetylene gas when it comes into contact with
water, which induces flowering.
Fungsi Gas Etilen : Mengakhiri masa dormansi, Merangsang pertumbuhan akar dan batang,
Pembentukan akar adventif, Merangsang absisi buah dan daun, Merangsang induksi bunga
bromeliad, Induksi sel kelamin betina pada bunga, Merangsang pemekaran bunga, Bersama
auksin gas etilen dapat memacu pembungaan mangga dan nanas.
SEMANGKA (Citrullus Vulgaris Scard): Semangka merupakan tanaman buah semusim dari
famili Cucurbitaceae yang pertumbuhannya merambat dengan percabangan cukup banyak.
PEMANGKASAN : Agar buah semangka yang di hasilkan berkualitas optimal maka perlu di
lakukan pemangkasan yang bertujuan untuk mengatur percabangan dan pembuahan.
Pertumbuhan batang utama dan cabang interal perlu diatur dan dibatasi agar buah yang
dihasilkan sesuai dengan yang di kehendaki. Setelah dipilih dua cabang lateral yang terbaik,
maka cabang- cabang lainnya dipangkas. TUJUAN pemangkasan supaya tanaman memusatkan
hasil energi internalnya untuk perkembangan buah. Buah yang dipelihara yang bentuknya
seragam, penampilan sempurna dan tidak berkerut. Setiap cabang sebaiknyanya hanya dipelihara
1 buah saja, bila dipelihara 2 cabang dan 1 batang utama bearti tiap pohon ada 3 buah. Batang
dan cabang tanaman yang pertumbuhan daunnya terlalu panjang dipotong ujungnya, begitu juga
dengan sulur-sulurnya agar energi internal yang ada khusus untuk perkembangan buah.
SEMANGKA TANPA BIJI : Semangka tanpa biji atau biasa disebut semangka seedless
adalah merupakan semangka hibrida F-1. Namun tetua atau induknya masing-masing berasal
dari tetua betina semangka tetraploid dengan tetua jantan semangka diploid. Oleh karena itu
semangka ini disebut juga semangka hibrida tetraploid. Untuk memperoleh tetua yang tetraploid
harus melalui pelipat gandaan jumlah kromosom yang dalam istilah ilmiahnya sering disebut
dengan mutasi duplikasi. Dari persilangan semangka tetraploid dengan diploid ini akan diperoleh
semangka triploid (semangka seedless) yang mempunyai daya vitabilitas rendah. Jika suhu udara

rendah (kurang dari 290 C), maka daya kecambahnya pun akan lambat dan tidak membutuhkan
sinar matahari langsung. Pada bagian titik tumbuh semangka diploid(2n) ditetesi larutan
colochicin 0,2% yang dapat dibuat dengan cara melarutkan 2 gr colochicin dalam 1 liter
aquades.
Bila benih telah berkecambah dan daun pertama mulai tumbuh,maka larutan colchicin 0,2 %
mulai diberikan, penetesan larutan tersebut dilakukan sebanyak 6 kali dalam waktu 4 hari
secara terus menerus. Cara meneteskannya harus dilakukan tepat pada titik tumbuh bibit
semangka,cukup sebanyak 1-2 tetes larutan kolsikin 0,2 %. Bibit yang telah berumur 2 minggu
dipersemaian dapat dipindah ke lahan pertanaman. Berdasarkan penelitian, tingkat
keberhasilannya hanya berkisar 10 %- 20 % dari jumlah tanaman yang mendapatkan perlakuan
colchicin 0,2 % untuk menjadi buah semangka berbiji tetraploid (4n). Perbedaan antara
semangka tetraploid (4n) dengan semangka diploid (2n) adalah semangka tetraploid memiliki
keadaan fisik yang lebih besar, misalnya daun lebih besar dan tebal , bunga berukuran lebih besar
dan lebih tebal daripada semangka diploid. Lalu biji-biji semangka 4n ini ditanam lagi sebagai
benih induk untuk menghasilkan buah semangka 3n.
MELON KOTAK : Pembuatan melon kotak yaitu dengan cara memasukkan melon ke dalam
kotak kubus yang terbuat dari bahan kaca atau plastik akrilik sejak buah masih muda. Tidak ada
rekayasa genetik, yang ada hanyalah rekayasa bentuk. Dalam mengubah satu melon berbentuk
kotak diperlukan dua sampai tiga kali pergantian kotak untuk menyesuaikan berat dan besar buah
melon. PEMANGKASAN : Pemangkasan yg dilakukan pada tanaman melon bertujuan untuk
memelihara cabang sesuai dengan yg dikehendaki. Tanaman melon mempunyai banyak cabang
yang tumbuh pada setiap daun, sehingga perlu pemangkasan. tanaman yg terlalu rimbun, terlalu
banyak daun harus dipangkas. Pemangkasan dilakukan teratur terutama membuang daun-daun
tua/rusak. Tanaman stroberi diremajakan setiap 2 tahun
KONDISI PENANGANAN PASCAPANEN HORTIKULTURA INDONESIA
Pada umumnya masih tradisional dan konvensional (minim teknologi, Belum semua komoditas
mempunyai standar mutu, Susut pasca panen masih tinggi 25-40% (negara maju 5-20%).
Faktor Penyebab : Pelaku usaha (stakeholders) mayoritas belum, Memahami perubahan
karakteristik pascapanen, Memahami keinginan konsumen (daya beli masih terbatas),
Memahami dan menerapkan teknik penanganan pascapanen yang benar, Peraturan / kebijakan
perdagangan & standarisasi dan implementasinya kurang. Tujuan : Mengurangi susut (jumlah
dan mutu) pada tiap rantai penanganan, Mempertahankan mutu (yang diinginkan konsumen),
Memperpanjang masa simpan (shelf life) sehingga dapat meningkatkan ketersediaan/pasokan di
lokasi manapun dan sepanjang waktu. Untuk mencapainnya diperlukan, Pemahaman akan
karakteristik pascapanen produk hortikultura (biological factor), Pemahaman akan interaksi
produk dengan lingkungan (environmental factor),
Pemahaman dan penerapan teknik
pascapanen yang layak teknis, ekonomis dan social. Sifat Produk Buah, Sayuran & Bunga :
Masih hidup setelah panen ; respirasi (menyerap oksigen, mengeluarkan karbondioksida),
mengeluarkan etilen, Mengandung kadar air yang tinggi (>90%) : mudah rusak, Transpirasi

(penguapan) cepat : mudah layu, Mudah terserang bakteri dan jamur, Mudah diinfestasi
serangga, Mudah memar/luka akibat benturan, gesekan, dan gaya mekanis lainnya, Umur
simpan terbatas. Factor biologi: Respirasi, Produksi etilen, Perubahan komposisi, Pertumbuhan
dan perkembangan, Transpirasi, Kerusakan fisiologis, Kerusakan fisik, Kerusakan patologis.
KLIMAKTERIK VS NON-KLIMAKTERIK
Buah Klimakterik : Mempunyai sebuah “fase pematangan” (mis. Pelunakan menjadi lebih
manis & keasaman berkurang), Mengalami peningkatan respirasi & produksi etilen selama
pematangan, menunjukkan peningkatan CO2 dan laju etilen menjelang pematangan. Buah NonKlimakterik : Tidak menjalani “fase pematangan” , tidak ada perubahan CO 2 dan etilen (tetap
rendah) selama pematangan.
Fase-fase Klimakterik : Praklimakterik minimum, Peningkatan klimakterik,
Puncak
klimakterik, Pasca-klimaterik
Tanaman Klimakterik : Apel, Alpukat, Pisan, Sukun, Anyelir, Srikaya, Jambu biji, Nangka,
Kiwi, Mangga, Pepaya, Markisa, Pear, Rambutan, Sawo. Sirsak, Tomat, Manggis, Belimbing.
Tanaman Non Klimakterik : Anggur, Blueberry, Kakao, Cherry, Timun , Jeruk limau,
Kelengkeng, Litchi, Cabai, Nanas, Delima, Strawberry, Tamarillo, Jeruk Mandarin , Jeruk Nipis.
1. Respirasi dan Lama hidup (shelf life) : Laju respirasi berbanding terbalik dengan lama
hidup. Semakin tinggi respirasi semakin pendek hidupnya
2.Produksi Etilen : Gas hidrokarbon sederhana yang disintesis di seluruh jaringan tanaman dan
beberapa mikroorganisme, bahan organik sederhana yang mempengaruhi proses fisiologi
tanaman. Hormon alami penuaan dan pematangan, yang secara fisiologis aktif dalam jumlah
sangat sedikit (0.1 ppm), Batas “flammable” di udara = 31% sampai 32% dari volume udara
(>31,000 ppm)
3. Perubahan Komposisi : Perubahan pigmen selama perkembangan dan penuaan, Penurunan
klorofil : buah +, sayuran -, Pembentukan karoten (pigmen kuning dan orange) : aprikot, persik,
jeruk, tomat, +, Pembentukan antocianin (merah atau biru) : apel, cheri, strawberry + ;
Perubahan karbohidrat : Pati (starch) ke gula , kentang -, apel, pisang, kebanyakan buah +, Gula
ke pati: polong, jagung manis -, kentang +, Konversi pati dan gula menjadi CO 2 dan H2O melalui
respirasi. Perubahan pektin : tidak larut menjadi larut , menunjukkan kelunakan tekstu. Kenaikan
kadar lignin : kekerasan asparagus dan sayuran akar, Perubahan asam organik, protein, asam
amino dan lemak mempengaruhi flavor, Kehilangan kandungan vitamin mempengaruhi kualitas
nutrisi, Produksi volatil flavor sejalan pematangan meningkatkan kualitas buah
4. Pertumbuhan & Perkembangan : Perkecambahan kentang, bawang, bawang putih,tanaman
akar mengurangi nilai utilisasi dan mempercepat kerusakan, Perakaran bawang dan tanaman akar
juga tidak diinginkan, Pertambahan panjang & peningkatan kekerasan asparagus,
Perkecambahan biji di dalam buah : tomat, lada, lemon
5. Transpirasi : Menyebabkan kehilangan air, menurunkan bobot, menurunkan penampilan,
tekstur dan kualitas nutrisi, Kulit (cuticle, epidermis, stomata) lentisel,memegang peranan
penting menahan laju transpirasi. Ketebalan, struktur, dan komposisi kimia lapisan cuticle
memegang peranan penting, Transpirasi dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Internal :

morfologi, anatomi, rasio luas permukaan dengan volume, luka permukaan, maturity). Eksternal
: suhu, kelembaban, pergerakan udara, tekanan atmosfir.
6. Kerusakan Fisik : Kerusakan fisik : luka permukaan, memar) adalah faktor yang
mempercepat kerusakan, Kerusakan mekanis mempercepat kehilangan air, infeksi jamur,
meingkatkan produksi etilen
7. Kerusakan Patologi : Akibat serangan bakteri dan jamur, Patogen akan menyerang jaringan
yang sehat dan mempercepat kerusakan, Umumnya terjadi menjelang senesen
Faktor Lingkungan : Suhu, Kelembaban udara, Komposisi udara, Etilen, Cahaya Treatment
untuk Lingkungan : Pengemasan (packaging), Pengendalian pergerakan udara (sirkulasi),
Pengendalian pertukaran udara, Penghilangan etilen, Sanitasi