Aksi Nyata Pelestarian Lingkungan Hidup

AKSI NYATA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP:
(UPAYA MENGATASI PENCEMARAN LIMBAH INDUSTRI TEMPE)

Disusun Oleh:
Intan Sari Anggraeni (171011500009)
02PPKm001 / 430

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA
DAN KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PAMULANG
2018

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada umumnya manusia bergantung pada keadaan lingkungan disekitarnya yaitu
berupa sumber daya alam yang dapat menunjang kehidupan sehari-hari. Sumber daya
alam yang utama bagi manusia adalah tanah, air, dan udara. Tanah merupakan tempat
manusia untuk melakukan berbagai kegiatan. Air sangat diperlukan oleh manusia
sebagai komponen terbesar dari tubuh manusia. Untuk menjaga keseimbangan, air

sangat dibutuhkan dengan jumlah yang cukup banyak dan memiliki kualitas yang baik.
Selain itu, udara merupakan sumber oksigen yang alami bagi pernafasan manusia.
Lingkungan yang sehat akan terwujud apabila manusia dan lingkungannya dalam
kondisi yang baik. Lingkungan hidup di Indonesia perlu ditangani dikarenakan adanya
beberapa faktor yang mempengaruhinya, salah satunya yaitu adanya masalah mengenai
keadaan lingkunganhidup seperti kemerosotan atau degradasi yang terjadi di berbagai
daerah. Secara garis besar komponen lingkungan dapat dibagi menjadi tiga kelompok,
yaitu kelompok biotik (flora darat dan air, fauna darat dan air), kelompok abiotik (
sawah, air dan udara) dankelompok kultur (ekonomi, sosial, budaya serta kesehatan
masyarakat). Pencemaran lingkungan merupakan masalah kita bersama, yang semakin
penting untuk diselesaikan, karena menyangkut keselamatan, kesehatan, dan
kelangsungan kehidupan kita. Siapapun bisa berperan serta dalam menyelesaikan
masalah pencemaran lingkungan ini, termasuk kita. Dimulai dari lingkungan yang
terkecil, diri kita sendiri, sampai ke lingkungan yang lebih luas.
B.

Ruang Lingkup Kajian
Dalam makalah ini saya selaku penulis membatasi pembahasan tentang hakikat

pelestarian lingkungan hidup yang meliputi; definisi lingkungan hidup, ruang lingkup

pelestarian lingkungan hidup, faktor kerusakan lingkungan hidup, dan usaha pelestarian
lingkungan hidup. Serta berbagai permalsalahn yang serupa terkait dengan masalah yang
dikaji dan yang terakhir adalah aksi nyata pelestarian lingkungan hidup.

C. Tujuan Penulisan

1) Untuk memenuhi tugas mata kuliah ilmu geografi dan pelestarian
lingkungan hidup.
2) Mengetahui hakikat lingkungan hidup.
3) Mengetahui

berbagai

masalah

lingkungan

hidup

salah


satunya

pencemaran akibat limbah industri.
4) Mengetahui berbagai macam tindakan terkait dengan aksi nyata
pelestarian lingkungan hidup terhadap pencemaran limbah industri.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat Pelestarian Lingkungan Hidup
1. Definisi pelestarian lingkungan hidup
Filosofi pelestarian didasarkan pada kecenderungan manusia untuk
melestarikan nilai-nilai budaya pada masa yang telah lewat namun memiliki
arti penting bagi generasi selanjutnya. Namun demikian tindakan pelestarian
makin menjadi kompleks jika dihadapkan pada kenyataan sebenarnya.
Tindakan pelestarian yang dimaksudkan guna menjaga karya seni sebagai
kesaksian sejarah, kerap kali berbenturan dengan kepentingan lain, khususnya
dalam kegiatan pembangunan. James Mastron (1982) mengungkapkan bahwa
hal ini menggambarkan begitu kompleksnya masalah yang ada dalam

aktivitas pelestarian.
Lewat kajian historis terhadap peristiwa-peristiwa penting di masa lampau,
kita yang hidup sekarang bisa mempelajari pola tingkah laku (behavioral
patterns) manusia dan menganalisisnya demi kepentingan hidup kita sekarang
dan masa-masa selanjutnya. Sejarah eksistensi sebuah peradaban tidak hanya
dapat ditelusuri lewat historiografi ataupun catatan aktivitas perjuangan
masyarakatnya. Selain misalnya memerinci kajian geologis, masih banyak
saksi bisu lainnya yang bisa menceritakan perjalanan masa lalu sebuah kota,
terutama ketika kota tersebut mengalami masa kejayaan. Salah satu dari saksi
bisu itu adalah bangunan-bangunan tua, yang banyak di antaranya
menyimpan catatan sejarah autentik.
Pelestarian secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu usaha atau
kegiatan untuk merawat, melindungi dan mengembangkan objek pelestarian
yang memiliki nilai guna untuk dilestarikan. Namun sejauh ini belum terdapat
pengertian yang baku yang disepakati bersama. Berbagai pengertian dan
istilah pelestarian coba diungkapkan oleh para ahli perkotaan dalam melihat

permasalahan yang timbul berdasarkan konsep dan persepsi tersendiri.
Berikut pernyataan para ahli :



Nia Kurmasih Pontoh (1992:36), mengemukakan bahwa konsep awal
pelestarian adalah konservasi, yaitu upaya melestarikan dan melindungi
sekaligus memanfaatkan sumber daya suatu tempat dengan adaptasi
terhadap fungsi baru, tanpa menghilangkan makna kehidupan budaya.



Eko

budihardjo

(1994:22),

upaya

preservasi

mengandung


arti

mempertahankan peninggalan arsitektur dan lingkungan tradisional/kuno
persis seperti keadaan asli semula. Karena sifat prservasi yang stastis,
upaya pelestarian memerlukan pula pendekatan konservasi yang dinamis,
tidak hanya mencakup bangunannya saja tetapi juga lingkungannya
(conservation areas) dan bahkan kota bersejarah (histories towns). Dengan
pendekatan konservasi, berbagai kegiatan dapat dilakukan, menilai dari
inventarisasi bangunan bersejarah kolonial maupun tradisional, upaya
pemugaran

(restorasi),

rehabilitasi,

rekonstruksi,

sampai

dengan


revitalisasi yaitu memberikan nafas kehidupan baru.


Dalam Piagam Burra Tahun 1981 (Sumargo, 1990), disepakati istilah
konservasi sebagai istilah bagi semua kegiatan pelestarian, yaitu segenap
proses pengelolaan suatu tempat agar makna kultral yang dikandungnya
terpelihara dengan baik. Konservasi dapat meliputi segala kegiatan
pemeliharaan dan sesuai dengan situasi dan kondisi setempat dapat pula
mencakup preservasi, restorasi, rekontruksi, adaptasi dan revitalisasi.



Mundardjito (2002) : Terbentuknya suatu kota dalam banyak sisi dapat
dilihat sebagai suatu produk dari perkembangan kebudayaan di dalamnya
terdapat perwujudan ideologi sosial serta perkembangan teknologi yang
membantu mengkonstruksikan suatu daerah menjadi kota yang kita kenal
kini. Artinya, terbentuknya kota sedikit banyak berdasarkan atas
pengetahuan,


norma,

kepercayaan

masyarakatnya di masa lalu.

dan

nilai-nilai

budaya

dari

2.

Ruang lingkup pelestarian lingkungan hidup

ruang lingkup lingkungan hidup Indonesia meliputi ruang, tempat Negara
Kesatuan


Republik

Indonesia

yang

berwawasan

Nusantara

dalam

melaksanakan kedaulatan, hak berdaulat, dan yurisdiksinya.
Lingkungan hidup dalam pengertian ekologi tidak mengenal batas wilayah,
baik wilayah negara maupun wilayah administratif. Akan tetapi, lingkungan
hidup yang berkaitan dengan pengelolaan harus jelas batas wilayah
wewenang pengelolaannya. Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan
hidup Indonesia. Secara hukum, lingkungan hidup Indonesia meliputi ruang
tempat negara Republik Indonesia melaksanakan kedaulatan dan hak

berdaulat serta yurisdiksinya.
Dalam hal ini lingkungan hidup Indonesia tidak lain adalah wilayah, yang
menempati posisi silang antara dua benua dan dua samudera dengan iklim
tropis dan cuaca serta musim yang memberikan kondisi alam dan kedudukan
dengan peranan strategis yang tinggi nilainya sebagai tempat rakyat dan
bangsa Indonesia menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara dalam segala aspeknya.
Dengan

demikian,

wawasan

dalam

menyelenggarakan

pengelolaan

lingkungan hidup Indonesia adalah Wawasan Nusantara.

Lingkungan hidup Indonesia sebagai suatu ekosistem terdiri atas berbagai
subsistem, yang mempunyai aspek sosial, budaya, ekonomi, dan geografi
dengan corak ragam yang berbeda yang mengakibatkan daya dukung dan
daya tampung lingkungan hidup yang berlainan.
Keadaan yang demikian memerlukan pembinaan dan pengembangan
lingkungan hidup yang didasarkan pada keadaan daya dukung dan daya
tampung lingkungan hidup akan meningkatkan keselarasan, keserasian, dan
keseimbangan subsistem, yang berarti juga meningkatkan ketahanan
subsistem itu sendiri.
Dalam pada itu, pembinaan dan pengembangan subsistem yang satu akan
mempengaruhi subsistem yang lain, yang pada akhirnya akan mempengaruhi

ketahanan ekosistem secara keseluruhan. Oleh karena itu, pengelolaan
lingkungan hidup menuntut dikembangkannya suatu sistem dengan
keterpaduan sebagai ciri utamanya. Untuk itu, diperlukan suatu kebijaksanaan
nasional pengelolaan lingkungan hidup yang harus dilaksanakan secara taat
asas dan konsekuen dari pusat sampai ke daerah.

3. Faktor kerusakan lingkungan hidup
Faktor penyebab kerusakan lingkungan hidup dibedakan menjadi 2 jenis,
yaitu Faktor Alam dan Faktor Manusia.
a) Kerusakan

lingkungan

hidup

faktor

alam

Bentuk bencana alam yang akhir-akhir ini banyak melanda Indonesia
telah menimbulkan dampak rusaknya lingkungan hidup. Salah satunya
adalah gelombang tsunami yang memporak-porandakan bumi Serambi
Mekah dan Nias. Peristiwa alam lainnya yang berdampak pada kerusakan
lingkungan hidup antara lain : Letusan gunung berapi, Gempa bumi, dan
Angin topan. Peristiwa-peristiwa alam tersebut yang menimbulkan
kerusakan pada lingkunga hidup.
b) Kerusakan

lingkungan

hidup

faktor

manusia

Manusia sebagai penguasa lingkungan hidup di bumi berperan besar
dalam menentukan kelestarian lingkungan hidup. Namun sayang,
seringkali apa yang dilakukan manusia tidak diimbangi dengan pemikiran
akan masa depan kehidupan generasi berikutnya. Manusia merupakan
salah satu kategori faktor yang menimbulakan kerusakan lingkungan
hidup.
Bentuk kerusakan yang di timbulkan oleh manusia adalah:


Terjadinya pencemaran (pencemaran udara, air, tanah, dan suara) sebagai
dampak adanya kawasan industri.



Terjadinya banjir, sebagai dampak buruknya drainase atau sistem
pembuangan air dan kesalahan dalam menjaga daerah aliran sungai dan
dampak pengrusakan hutan.



Terjadinya tanah longsor, sebagai dampak langsung dari rusaknya hutan.

Beberapa ulah manusia yang baik secara langsung maupun tidak langsung
juga membawa dampak pada kerusakan lingkungan hidup antara lain:
Penebangan hutan secara liar (penggundulan hutan).
 Perburuan liar.
 Merusak hutan bakau.
 Penimbunan rawa-rawa untuk pemukiman.
 Pembuangan sampah di sembarang tempat.
 Bangunan liar di daerah aliran sungai (DAS).
 Pemanfaatan sumber daya alam secara berlebihan di luar batas1

4.

Usaha pelestarian lingkungan

Lingkungan hidup merupakan segala sesuatu yang ada disekitar manusia,
meliputi unsur biotik, abiotik, dan unsur sosial budaya, dan memiliki hubungan
timbal balik dengan manusia dan perilakunya. Unsur biotik merujuk pada komponen
yang memiliki ciri ciri makhluk hidup, termasuk manusia, hewan, dan tumbuhan.
Unsur abiotik merujuk kepada komponen tidak hidup, berupa batu-batuan, tanah, air,
iklim, dan sebagainya. Sedangkan unsur sosial budaya merujuk pada keyakinan,
norma, nilai dalam masyarakat, dan sebagainya. Ketiga unsur lingkungan hidup
saling berhubungan dan merupakan warisan budaya yang perlu dilestarikan. Berikut
adalah upaya pelestarian lingkungan hidup :

1

http://odesboges.blogspot.com/2018/06/penyebab-kerusakan-lingkungan-dan.html

Oleh Pemerintah : Upaya pemerintah dalam upaya pelestarian lingkungan
hidup adalah sebagai berikut:



Mencanangkan program pembangunan berkelanjutan

Pemerintah dalam upayanya untuk mewujudkan kehidupan negara yang adil
dan makmur mencanangkan program pembangunan berwawasan lingkungan,
atau juga dikenal sebagai pembangunan berkelanjutan. Program ini
merupakan upaya peningkatan kualitas hidup dengan tetap memperhatikan
faktor

lingkungan.

Gagasan

penting

dalam

konsep

pembangunan

berkelanjutan yaitu:
Gagasan kebutuhan – kebutuhan manusia dalam memenuhi kebutuhan
makhluk hidup
Gagasan keterbatasan – keterbatasan lingkungan dalam memenuhi kebutuhan
dimasa sekarang dan masa depan.


Mengeluarkan UU tentang lingkungan hidup

Upaya pemerintah dalam pelestarian lingkungan dapat dilihat dengan
dikeluarkannya UU yang berkaitan dengan lingkungan hidup, diantaranya:
UU No. 5 tahun 1990 tentang konservasi sumber alam hayati dan
ekosistemnya
UU No. 5 tahun 1994 tentang Konvensi PBB mengenai keanekaragaman
hayati
UU No. 6 tahun 1994 tentang Konvensi PBB mengenai perubahan iklim
UU No. 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah
UU No. 19 tahun 2009 tentang pengesahan konvensi Stockholm tentang
bahan pencemar organik yang persistan
UU No 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup


Membentuk Badan Pengendalian Lingkungan

Pada tahun 1991, pemerintah membentuk suatu badan khusus untuk
melakukan pengendalian dan pelestarian lingkungan hidup. Tugas pokok dari
Badan

Pengendalian

Lingkungan,

adalah (1) Menanggulangi

kasus

pencemaran, baik pencemaran udara, pencemaran tanah, maupun pencemaran
air, (2) mengawasi bahan berbahaya dan beracun, (3) melakukan analisis
mengenai dampak lingkungan.
Oleh Masyarakat dan Pemerintah
Upaya pelestarian lingkungan hidup harus dilakukan oleh seluruh masyarakat
bukan hanya pemerintah. Sebanyak apapun usaha pemerintah dalam
melestarikan lingkungan hidup akan percuma apabila tidak diimbangi dengan
usaha dari masyarakat. Masyarakat perlu menyadari bahaya tidak
melestarikan lingkungan bagi kehidupannya. Dengan demikian akan ada
tindakan jelas dalam pelestarian lingkungan hidup.
Upaya yang dapat dilakukan oleh masyarakat dengan dukungan pemerintah
antara lain:


Menjalankan progam penanaman seribu pohon.

Bencana alam seperti banjir, tanah longsor, dan rob bukan terjadi begitu saja.
Bencana ini utamanya terjadi karena kurangnya daerah resapan air hujan
akibat penggundulan hutan. Alih fungsi hutan menjadi lahan pertanian dan
bangunan membuat tanah menjadi lemah dalam menyerap air. Akibatnya
lapisan tanah terkikis dan terjadilah erosi. Dengan adanya erosi terus menerus
dan tidak adanya penahan tanah, maka longsorpun mudah terjadi. Begitu juga
dengan terjadinya abrasi.
Karang dan

hutan

bakau

diambil

untuk

keperluan

pribadi

tanpa

memperhatikan lingkungan, sehingga tidak ada penghalang ombak laut.
Bahaya semacam ini dapat dihindarkan dengan melakukan reboisasi
(penanaman hutan yang gundul) serta melakukan reklamasi hutan bakau.
Dengan adanya penahan tanah terhadap air hujan atau ombak, maka
kemungkinan terjadi bencana banjir, longsor, dan rob bisa berkurang. Di
wilayah padat penduduk bisa disiasati dengan melakukan penanaman pohon-

pohon buah atau tanaman hias disekitar rumah. Selain membantu tanah untuk
meresap air, lingkungan sekitar rumah terlihat lebih hidup dengan adanya
tanaman.


Tidak membuang limbah ke sungai atau laut

Selain penggundulan hutan, pembuangan sampah di aliran sungai juga
mempengaruhi terjadinya banjir. Sampah plastik misalnya, sulit untuk
didegradasi dan biasanya menumpuk di sepanjang aliran sungai. Saat hujan
datang, aliran terhalang sampah sehingga aliran air membelok keluar dari
aliran sungai yang seharusnya. Selain menjadi penyebab banjir, dampak
sampah plastik bagi kesehatan juga cukup beresiko.
Air-air yang tergenang di sampah plastik peran besar dalam daur hidup
nyamuk yang membawa penyakit malaria atau demam berdarah. Bukan hanya
limbah sampah, pabrik yang dekat aliran sungai juga sering membuang
limbahnya pada sungai. Pembuangan limbah seperti ini masih perlu banyak
dievaluasi karena pada kenyataannya limbah yang dibuang banyak yang
mengandung logam berat. Bahaya logam berat bagi lingkungan sangat besar.
Selain baunya yang menyengat, logam berat dapat meracuni ikan dan bersifat
karsiogenik bagi tubuh manusia.


Mengurangi pencemaran udara

Dampak pencemaran udara bukan hanya menimpa manusia tetapi juga unsur
biotik dan abiotik di lingkungan hidup. Pencemaran udara utamanya berasal
dari asap kendaraan bermotor dan limbah asap pabrik. Wilayah dengan
pencemaran udara yang tinggi terlihat banyak kabut yang menutupi cahaya
matahari. Akibat kekurangan cahaya pada tumbuhan dan hewan dapat dilihat
dari cara mereka beradaptasi. Cara hewan beradaptasi dengan lingkungan
berpolusi contohnya seperti warna kupu kupu pada wilayah industri biasanya
lebih gelap. Pencemaran udara dapat dikurang dengan beberapa cara,
diantaranya:

a. Menanam pohon atau tanaman hias disepanjang jalan raya untuk
mengurangi polusi asap kendaraan.
b. Membangun taman kota di beberapa tempat di kota besar.
c. Mengolah kembali limbah pabrik agar setelah dilepaskan ke udara tidak
mengandung zat-zat yang dapat merusak lingkungan.
d. Mengurangi jumlah kendaraan bermotor
e. Optimalisasi penggunaan kendaraan publik massal seperti kereta dan bus
sehingga pengguna kendaraan pribadi berkurang.


Tidak melakukan perburuan liar dan perusakan alam

Semua unsur dalam lingkungan hidup saling berinteraksi dan mengalami
hubungan timbal balik. Untuk itu perlu disadari bahwa dengan merusak alam
dengan melakukan penebangan ilegal, perburuan liar, hingga perusakan hutan
akan merusak rantai makanan dan pada akhirnya akan berimbas kepada
kehidupan manusia. Oleh karena itu, pelaku perusakan lingkungan hidup
harus diberi sanksi yang berat agar ada rasa jera untuk mengulangi
perbuatannya. Pada lingkungan laut contohnya, penggunaan pukat harimau
dan bom ikan sebaiknya dihentikan dan diberi sanksi yang tegas karena
mengancam ekosistem dan kehidupan biota laut didalamnya.


Melakukan sosialisasi lingkungan hidup

Program program pemerintah harus selalu disosialisasikan kepada masyarakat
lewat penyuluhan lalu didukung kegiatan lain agar masyarakat punya
kesadaran untuk melestarikan lingkungan. Sebagai contoh masyarakat
diberikan sosialisasi mengenai ciri lingkungan sehat dan tidak sehat. Setelah
sosialisasi selesai, dibuat kegiatan atau lomba rumah sehat.
Sehingga masyarakat antusias dan terbiasa berpartisipasi dalam melestarikan
lingkungan dalam kehidupan sehari-hari. Kesadaran semacam ini juga perlu
ditanamkan pada anak anak. Dalam lingkungan sekolah dasar sebaiknya
manfaat ekologi sudah diajarkan sejak dini. Dengan demikian saat tumbuh,

anak terbiasa mengambil keputusan dengan mempertimbangkan dampaknya
bagi lingkungan hidup.2

B. Berbagai Masalah Lingkungan Hidup Yang Serupa
MEUREUDU - Limbah dari produksi usaha pembuatan tempe di Gampong
Cut Langien serta di Gampong Sagoe Langien, Kecamatan Bandarbaru, Pidie
Jaya, selama ini dibuang ke saluran irigasi di gampong itu. Bau limbah
tersebut sudah sejak enam tahun lalu dikeluhkan warga, namun belum ada
tindakan pengolahan limbah dari pemilik usaha, dan kini warga pun mulai
tidak tahan dengan bau menyengat dari limbah tersebut.
“Bau limbah cair yang dibuang kesaluran irigasi ini sangat mengganggu
kenyamanan warga yang tinggal di sepanjang saluran irigasi. Pemilik usaha
dan pemerintah harus bertanggung jawab atas pengelolaan limbah yang lebih
baik. Atau, segera hentikan izin usaha pembuatan tempe tersebut,” kata
Keuchik Gampong Sagoe Langien, Tgk Ishak Ibrahim, Sabtu (6/5).
Pernyataannya ini disampaikan dengan tegas karena keuchik banyak
menerima keluhan dari warganya, dan terkait persoalan ini juga sudah
beberapa kali diingatkan. Sehingga warga sudah tak tahan lagi.
Selain menebar bau tak sedap, air limbah tahu ini juga mengandung zat asam
hasil fermentasi yang dikhawatirkan mengganggu tanaman padi yang terpapar
air limbah. Karena ratusan hektare sawah di kawasan ini menggunakan air
dari saluran irigasi tersebut untuk mengairi sawahnya setiap musim tanam.
“Kami sudah mengingatkan pengusaha tempe agar membangun kolam
penampungan limbah, dan tidak membuang limbah ke saluran irigasi. Kami

2

http://www.gurupendidikan.co.id/pelestarian-lingkungan-hidup-pengertian-contoh-upaya-

usaha-melestarikan/

juga meminta pihak kecamatan melakukan penertiban terkait hal ini. Namun
hingga saat ini tidak ada yang peduli,” tambah Ishak Ibrahim.
Pemerintah yang selama ini menarik pajak dan retribusi dari pengusaha juga
dinilai tidak menjalankan perannya dalam mengantisipasi pencemaran
lingkungan

ini.

“Karena

itu

kami

mendesak

Dinas

Kebersihan Lingkungan Hidup dan Pertamanan (DKLHP) Pidie segera
meninjau lokasi, untuk kemudian menertibkannya, atau mendampingi
pengusaha dalam hal pengelolaan limbah agar tidak mengganggu lingkungan
masyarakat,” ungkapnya.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala DKLHP Pijay, Syukri Itam SPd, Sabtu (6/5)
mengaku telah menerima laporan warga terkait persoalan pembuangan limbah
ke saluran irigasi tersebut. Ia merincikan, dua unit usaha produksi tempe di
Gampong Cut Langien telah berjalan selama enam tahun terakhir. Sementara,
di Gampong Sagoe Langien telah berjalan tiga tahun terakhir.
“Kami telah menerima laporan pencemaran lingkungan ini, dan dalam waktu
dekat akan melakukan peninjauan langsung ke lokasi,” janjinya.
Ia menambahkan, jika hasil peninjauan terbukti limbah tersebut telah
mencemari lingkungan, pihaknya akan memberikan sanksi agar usaha itu
ditutup sementara, hingga pihak pengusaha menuntaskan persoalan limbah
yang dihasilkannya. Sehingga tidak sampai mencemari lingkungan dan
merugikan warga di sekitarnya.3

3

http://aceh.tribunnews.com/2017/05/07/limbah-usaha-tempe-cemari-lingkungan

C. Aksi Nyata Pelestarian Lingkungan Hidup
1) Solusi

terhadap pemasalahan tercemarnya ais sungai yang

diakibatkan oleh limbah industri rumah tangga adalah sebagai
berikut :


Memberlakukan peraturan-peraturan yang ditujukkan kepada masyarakat
untuk diterapkan. Peraturan pembuangan limbah hendaknya dipantau
pelaksanaannya dan pelanggaranya dijatuhi hukuman agar pelaku jera
terhadap perbuatannya.



Memproses limbah dengan teknik pengolahan limbah dan setelah
memenuhi syarat baku mutu air, buangan baru bisa dialirkan ke sungai.
Dengan demikian limbah dari produksi tempe tidak akan mencemari
sungai.



Pembuatan kolam limbah cair

Dalam pembuatan kolam limbah cair, dilakukan dengan mengalirkan air yang
tercemar kedalam beberapa kolam kemudian dibersihkan , baik secara
mekanisme (pengadukan), kimiawi (diberi zat kimia tertentu), maupun
biologis (diberi bakteri, ganggang, atau tumbuhan air lainnya). Pada kolam
terakhir dipelihara ikan untuk menguji kebersihan air dan polutan yang
berbahaya. Reaksi ikan terhadap kemungkinan pengaruh polutan diteliti.
Dengan demikian air yang boleh dialirkan keluar ( selokan, sungai, dll)
hanyalah air yang tidak tercemar.
Salah satu contoh tahap-tahap proses pengolahan air buangan adalah sebagai
berikut :
a. Proses penanganan primer yaitu, memisahkan air buangan dari bahanbahan padatan yang mengendap atau mengapung.
b. Proses penanganan sekunder yaitu proses dekomposisi bahan-bahan
padatan secara biologis.
c. Proses pengendapan tersier, yaitu menghilangkan komponen-komponen
fosfor dan padatan tersuspensi, terlarut atau berwarna dan bau.

Untuk itu dapat menggunakan beberapa metode bergantung pada
komponen yang ingin dihilangkan.
1. Pengendapan yaitu, cara kimia penambahan kapur atau metal hidroksida
untuk mengendapkan fosfor.
2. Adsorbsi, yaitu menghilangkan bahan-bahan organik terlarut, berwarna
atau bau.
3. Elektrodialis, yaitu menurunkan konsentrasi garam-garam terlarut dengan
menggunakan tenaga listrik.
4. Osmosis, yaitu mengurangi kandungan garam-garam organik maupun
mineral dari air.
5. Klorinasi, yaitu menghilangkan organisme penyebab penyakit.4

Tahapan proses pengolahan air buangan tidak selalu dilakukan seperti diatas,
tetapi bergantung pada jenis limbah yang dihasilkan. Hasil akhir berupa air
tidak tercemar yang siap dialirkan kebadan air dan lumpur yang siap dialirkan
kebadan air dan lumpur yang siap dikelola lebih lanjut . berdasarkan
penelitian, tanaman air seperti eceng gondok dapat dimanfaatkan untuk
menyerap bahan pencemar didalam air.

2) Hambatan dalam memberikan solusi, Disamping solusi yang
diberikan, terdapat berbagai macam hambatan diantaranya :


Kurangnya pengetahuan masyarakat dalam mengelola limbah sehingga
mengakibatkan tindakan dalam memperbaiki kerusakan lingkungan
terhambat.



Sikap individualis dan apatis masyarakat terhadap kerusakan lingkungan
juga dapat menghambat dalam pemberian solusi-solusi tersebut.



Tidak tegasnya pemerintah dalam membuat peraturan-peraturan. Hal ini
pun menghambat dalam mengatasi permasalahan kerusakan lingkungan.

4

Sudjoko dkk, “Pendidikan Lingkungan Hidup”, ( Tangerang Selatan; Universitas Terbuka, 2013 ) hlm33.



Masyarakat bersinergi rendah, masyarakat ini merupakan masyarakat
yang tidak mempunyai satu tujuan sehingga yang terjadi adalah hilangnya
kekuatan untuk memperbaiki lingkungan yang telah rusak.

3) Cara mengatasi hambatan-hambatan tersebut, Hambatan dapat
diatasi dengan cara :


Memberikan edukasi kepada masyarakat tentang teknik-teknik dalam
mengelola limbah secara tepat untuk mengatasi kerusakan lingkungan.



Memberikan sosialisasi tentang pentingnya menjaga lingkungan sekitar
dan cara mengatasi lingkungan yang telah tercemar oleh limbah industri.



Berkaitan dengan pemerintah, perlu mengkritisi lembaga pemerintah
untuk membuat peraturan tersebut berjalan dengan baik.



Menyadarkan masyarakat tentang pentingnya menuju satu visi dan misi
dalam mengatasi permasalahan lingkungan yang ada untuk kepentingan
bersama.

4) Stackholder / pihak yang perlu dilibatkan dalam aksi nyata
Pihak-pihak yang perlu dilibatkan dalam aksi upaya mengatasi kerusakan
lingkungan akibat limbah industri yaitu, pemerintah setempat diantaranya
Kepala Desa Kertayasa RT 06/ RW 02 Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal
dan

masyarakat

dilingkungan

tersebut

serta

melibatkan

lembaga

pemerintahan bidang lingkungan hidup untuk membantu proses kelancaran
aksi ini.

5) Hasil yang diperkirakan akan dicapai
Berdasarkan penelitian,pengkajian ulang serta tindakan-tindakan dalam
mengatasi permasalah lingkungan terkait dengan limbah dari industri rumah
tangga yang memproduksi tempe tersebut diperkirakan akan memperoleh
hasil yang positif karena keefektifan dan efisiensi dalam memberikan solusi,
mengatasi hambatan yang ada, dan peran stakeholder tersebut.

6) Dampak aksi nyata yang dilakukan, Berbagai macam dampak aksi
nyata ini terhadap pelestarian lingkungan hidup yaitu diantaranya :
a) Dampak positif :


Masyarakat akan lebih terdidik dengan diadakannya edukasi yang
diberikan.



Dengan diadakanya sosialisasi yang diberikan, masyarakat akan lebih
paham mengenai pencegahan dan penanganan lingkungan yang telah
tercemar oleh limbah.



Pemerintah akan lebih tegas mengenai peraturan-peraturan pelestarian
lingkungan hidup.



Diharapkan kesadaran masyarakat akan lebih tinggi terhadap pelstarian
lingkungan sekitar.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pelestarian secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu usaha atau kegiatan
untuk merawat, melindungi dan mengembangkan objek pelestarian yang memiliki
nilai guna untuk dilestarikan. Terdapat ruang lingkup pelestarian lingkungan hidup
Indonesia diantaranya lingkungan hidup Indonesia tidak lain adalah wilayah, yang
menempati posisi silang antara dua benua dan dua samudera dengan iklim tropis
dan cuaca serta musim yang memberikan kondisi alam dan kedudukan dengan
peranan strategis yang tinggi nilainya sebagai tempat rakyat dan bangsa Indonesia
menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dalam
segala aspeknya. Sedangkan faktor kerusakan lingkungan hidup yaitu karena faktor
alam dan faktor manusia. Upaya yang dilakukan untuk menangani kerusakan
lingkungan tersebut adalah dapat dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah.
Berbagai permasalahan lingkungan dapat diatasi dengan tindakan aksi nyata yang
dilakukan.

B. Saran
 Bagi penulis :
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya,
penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah
diatas dengan sumber-sumber yang lebih bayak dan tentunya dapat
dipertanggung jawabkan terkait dengaan permasalahan tersebut.
 Bagi pembaca
Dalam permasalahan lingkungan yang ada, oleh karena itu harapannya
dari penulisan ini kita dapat memahami tentang pentingya menjaga
lingkungan hidup agar tidak terjadi kerusakan yang parah.

DAFTAR PUSTAKA

http://odesboges.blogspot.com/2018/06/penyebab-kerusakan-lingkungandan.html ( Diambil tanggal 22 Juni 2018, pukul 20.18 )

http://www.gurupendidikan.co.id/pelestarian-lingkungan-hidup-pengertiancontoh-upaya-usaha-melestarikan/ ( Diambil tanggal 22 Juni 2018, pukul
21.33 )

http://aceh.tribunnews.com/2017/05/07/limbah-usaha-tempe-cemarilingkungan ( Diambil tanggal 28 Juni 2018, pukul 21.41 )
Sudjoko dkk, “Pendidikan Lingkungan Hidup”, (Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka, 2013) hlm33.
Napitupulu Albert, “Teologi Lingkungan”. Lembaga Penelitian Lingkungan
Hidup, Universitas Negeri Malang, 2014.
Bahri Syaiful, “TANGGUNG JAWAB HUKUM PEMERINTAH DAERAH
DALAM PENGELOLAAN dan PELESTARIAN FUNGSI LINGKUNGAN
HIDUP”.
Aziz Erwati, “Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup”.
Yuana Tri Utomo “Lingkungan Hidup”

Dokumen yang terkait

PENGARUH PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP REPUTASI PT.TELKOM KANDATEL MALANG (Studi Pada Kelompok Tani di Desa Sisir-Batu tentang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PT. Telkom Kandatel Malang)

3 44 50

Evaluasi Proses Perumusan Usulan Program Aksi Mengatasi Dampak Kenaikan BBM Dan Kemiskinan (PAM-DKB) Dibidang Padat Karya Di Desa Gambiran Kecamatan Gambiran Kabupaten Banyuwangi.

0 32 7

Efektivitas mediasi Badan Penasehatan Pembinaan Pelestarian Perkawinan (Bp4) Dan Pengadilan Agama Di Kota Administratif Jakarta Timur

1 59 104

Pengaruh Penggunaan Media Komik Terhadap Hasil Belajar Ipa Pada Konsep Kondisi Lingkungan Terhadap Kesehatan (Penelitian Quasi Eksperimen Di Sekolah Dasar Negeri Sirnagalih 04 Bogor)

1 45 279

Hubungan antara Faktor Lingkungan dan Faktor Sosial Ekonomi dengan Kejadian Diare pada Balita di Kelurahan Pisangan Ciputat Timur Bulan Agustus 2010

2 21 84

Pola Komunikasi Mahasiswa Asal Sumatera Utara Suku Batak Karo (Studi Deskriptif Pola Komunikasi Mahasiswa Asal Sumatera Utara yang Melakukan Studi di Universitas Komputer Indonesia dalam Berinteraksi dengan Lingkungan Kampusnya)

0 17 77

Tinjauan Atas Prosedur Penyusunan Laporan Keuangan Dengan Menggunakan Aplikasi Sakpa Pada Instansi Pusat Sumber Daya Air Tanah dan Geologi Lingkungan Bandung

0 11 1

Pengaruh Gaya Hidup dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Blackberry Z10 Pada Global Teleshop Cabang BEC Bandung

0 23 1

Gaya Hidup Wanita "Single Perent" Di Kota Bandung Dalam Lingkungan Kerjanya (Studi Deskriptif Mengenai Gaya Hidup Wanita Single Parent Dalam Lingkungan Kerjanya Di Kota Bandung)

1 25 105

Asas Tanggung Jawab Negara Sebagai Dasar Pelaksanaan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

0 19 17