PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG ASI EKSKLUSIF

  

PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG ASI EKSKLUSIF

  Suryono

  Abstrak

  ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman pendamping (termasuk air jeruk, madu, air, gula), yang dimulai sejak bayi baru lahir sampai dengan usia 6 bulan. Memberikan ASI eksklusif di awal kehidupan bayi menjadi hal yang sangat penting. Komposisi ASI yang sarat nutrisi lengkap (termasuk DHA/AA) harus diketahui oleh semua ibu hamil dan menyusui sehingga bayi mendapat yang terbaik sejak awal kehidupannya. Dampak yang dapat timbul dari kurangnya pemberian ASI eksklusif kepada bayi adalah mengakibatkan gangguan pencernaan, daya tahan tubuh yang kurang, karena ASI mengandung zat anti infeksi dan bebas kontaminasi.

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran gambaran pengetahuan ibu menyusui tentang ASI eksklusif di Posyandu Bumirejo II Dusun Bumirejo Desa Kunjang Kecamatan Ngancar Kabupaten Kediri.

  Desain penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif. Populasinya adalah semua ibu menyusui diposyandu Bumirejo II dusun Bumirejo Desa Kunjang Kecamatan Ngancar sebanyak 30 orang, sampelnya sebanyak 24 orang. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa pengetahuan ibu menyusui tetang ASI aksklusif, sebagian besar berpengetahuan cukup sebanyak 16 responden (66,7 %) dan sebagian kecil berpengetahuan baik sebanyak 8 responden (33,3%).

  Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa gambaran pengetahuan ibu menyusui tentang ASI eksklusif di posyadu Bumirejo Desa Kunjang adalah sebagian besar pengetahuannnya cukup sebesar 66,7%, dan sebagian kecil pengetahuannya baik sebesar 33,3 %, sedangkan yang pengetahuannya kurang adalah 0 %.

  Kata kunci: Pengetahuan, Ibu Menyusui, ASI Eksklusif

  Abstract Exclusive breastfeeding is breastfeeding without food and beverage assistant (including orange

juice, honey, water, sugar), which began in newborns up to age 6 months. Exclusively breastfed infants in

early life became very important. The composition of breast milk is loaded full of nutrients (including DHA /

AA) must be known to all pregnant and breastfeeding so the baby gets the best since the beginning of life.

  

Impacts that can arise from a lack of exclusive breastfeeding for infants is cause indigestion, poor

endurance, since breast milk contains an anti-infection and contamination-free.

  This study aims to find a picture image of knowledge about breastfeeding mothers breastfeed exclusively in the IHC Bumirejo II Hamlet Village Bumirejo Kunjang Ngancar Kediri District. The design of this study uses a descriptive research design. Population was all nursing mothers

diposyandu Bumirejo II hamlet Bumirejo Village District Kunjang Ngancar as many as 30 people, sample as

many as 24 people. From the result showed that knowledge of breastfeeding mothers breastfed aksklusif

neighbor, most knowledgeable enough as many as 16 respondents (66.7%) and most knowledgeable good

small by 8 respondents (33.3%).

  From the description above can be concluded that the picture of knowledge about exclusive breast

feeding mothers in the village of posyadu Bumirejo pengetahuannnya Kunjang is largely sufficient for

66.7%, and some small knowledge of either 33.3%, while the less knowledge is 0%. Key words: Knowledge, Breastfeeding, Exclusive Breastfeeding

Latar Belakang diperlukan untuk memproduksi dan memberikan

  Banyak orang menduga bahwa menyusui itu air susu ibu (ASI), namun untuk bisa berhasil proses alamiah, tak perlu dipelajari. Tuhan menyusui masih perlu dipelajari. Ibu hanya tahu memang memberikan perangkat kepada ASI sebagai makanan yang diperlukan bayinya. perempuan untuk bisa menyusui. Pada tubuh Kondisi dan situasi juga memungkinkan, karena perempuan dewasa terdapat payudara yang umumnya ibu dapat meluangkan waktu bersama

  Vol.6 No.1, 1 Januari – 30 Juni 2015

  Vol.6 No.1, 1 Januari – 30 Juni 2015

  bayinya untuk jangka waktu panjang, sampai anak siap disapih. Namun, perkembangan zaman berpengaruh terhadap pemberian ASI. Ibu kini punya pilihan sehingga ASI tak selalu jadi prioritas. Kegiatan atau pekerjaan ibu sering jadi alasan ditinggalkannya kebiasaan memberikan ASI. Sangat disayangkan karena manfaat ASI amat tidak bisa tergantikan. Ibu dan bayi punya waktu cukup panjang dalam memulai proses menyusui. Secara teoritis, sebaiknya ibu mengenalkan puting susu sejak awal kelahiran anaknya. Namun bukan berarti tidak mengenal puting untuk beberapa hari setelah kelahiran menutup kemungkinan bayi untuk menyusui. Kunci keberhasilan menyusui yang utama adalah niat yang kuat seorang ibu untuk menyusui. Karena, tampaknya aspek psikologis ibu dan tentu saja dengan dukungan suami/ayah dan keluarga punya pengaruh cukup besar dalam keberhasilan pemberian ASI eksklusif. Memberikan ASI eksklusif di awal kehidupan bayi (ketika otaknya masih bersifat plastis) menjadi hal yang sangat penting. Komposisi ASI yang sarat nutrisi lengkap (termasuk DHA/AA) harus diketahui oleh semua ibu hamil dan menyusui sehingga bayi mendapat yang terbaik sejak awal kehidupannya. Ironisnya sejumlah ibu masih banyak yang belum begitu memanfaatkan dari ASI eksklusif,dikarenakan ibu belum sebegitu tahu banyak tentang manfaat ASI eksklusif untuk bayi, serta ibu juga merasa takut akan adanya perubahan tubuh/body imagnya dan ada beberapa ibu yang meninggalkan anaknya kerja keluar negeri. Faktanya pemberian ASI secara eksklusif pada bayi meningkatkan sekitar 20% daya tahan anak terhadap penyakit. 'Tidak hanya kesehatan, dari segi kesejahteraan tentunya akan meningkat. Karena pemberian ASI eksklusif tidak memerlukan susu formula yang berarti tidak ada anggaran yang dikeluarkan untuk membeli susu formula.

  Di negara barat, memberikan ASI tidak lagi menjadi hal yang populer, yang mulai pula terjadi pada ibu-ibu di Indonesia, terutama lagi dengan banyaknya iklan susu bayi di media telekomunikasi. Di AS pada tahun 2001, National Immunization Survey menemukan bahwa hanya 65,1% bayi yang mendapatkan ASI setelah lahir di RS, namun hanya 27,0 % yang meneruskan pemberian ASI secara eksklusif selama 6 bulan setelah ibu dan bayi pulang ke rumah, dan hanya 12,3 % yang meneruskan meneruskan pemberian ASI hingga satu tahun. Di Australia terdapat total rata-rata 18,6 % bayi yang diberikan ASI eksklusif hingga 6 bulan. Di Indonesia menurut Survey

  Demografi Kesehatan Indonesia pada tahun 2002 menunjukkan pemberian ASI kepada bayi satu jam setelah kelahiran menurun dari 8 % menjadi 3,7 %. Pemberian ASI eksklusif selama enam bulan menurun dari 42,2 % menjadi 39,5 % (Nuryati, S. 2006). Sedangkan untuk daerah Jawa Timur sendiri bayi yang memperoleh ASI eksklusif sampai 6 bulan hanya sebesar 22,99% (BPS Jawa Timur. 2006). Data dari Dinas Kesehatan Kota Kediri tahun 2007 didapatkan yang memperoleh ASI eksklusif sejumlah 176 bayi atau 42,6%, sedangkan target dari dinas sendiri adalah 80%. (LB 3 Kota Kediri. 2007). Sedangkan berdasarkan study pendahuluan yang dilakukan diposyandu Bumirejo II Dusun Bumirejo Desa.Kunjang Kecamatan Ngancar Kabupaten Kediri, dari 24 ibu menyusui didapatkan 20 ibu menyusui belum dapat memanfaatkan ASI eksklusif. Pada studi pendahuluan pada 27 Oktober 2010 ditemukan data belum pernah dilakukan penyuluan tentang ASI ekslusif. Dari penemuan peneliti ibu-ibu di Dusun Bumirejo telah memberi bayinya makanan selain ASI sebelum usianya 6 bulan, serta ada beberapa ibu meninggalkan anaknya pergi keluar negeri dan mereka diberi susu formula dan makanan pendamping ASI. Kondisi ini menunjukan masih banyak ibu yang memiliki pengetahuan kurang tentang pemberian ASI ekslusif.

  Dampak yang dapat timbul dari kurangnya pemberian ASI eksklusif dari ibu kepada bayi adalah mengakibatkan gangguan pencernaan ,kekebalan daya tahan tubuh yang kurang karena ASI mengandung zat anti infeksi dan bebas kontaminasi. Imunoglobulin A (lg.A) dalam kolostrum atau ASI kadarnya cukup tinggi. sekretori lg.A tidak di serap tetapi dapat melumpuhkan bakteri patogen E.coli dan berbagai virus pada saluran pencernaan, dan mengurangi cinta kasih terhadap ibu dan anak. Kesadaran ibu untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayinya dikarenakan kurangnya pengetahuan tentang manfaat ASI eksklusif, selain itu ibu tidak banyak tahu manfaat apa saja terdapat pada ASI.

  Melihat besarnya dampak yang timbul solusi untuk menyiasati adalah Memberikan susu formula yang secara fungsinya dapat benar-benar memenuhi kebutuhan gizi, pertumbuhan dan perkembangan sang bayi selain itu solusi bagi wanita karir melakukan pemerahan sebelum melakukan rutinitasnya kemudian disimpan secara higienis dan disimpan di lemari es untuk menjaga ketahanan ASI yang akan di berikan kepada

  Vol.6 No.1, 1 Januari – 30 Juni 2015

  b. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan

  II sebagian besar pengetahuanya Baik sebanyak 21 responden (87,5%), dan sebagian kecil pengetahuannya Cukup sebanyak 3 responden (12,5%), sedangkan yang pengetahuannya kurang sebesar ( 0 %).

  Jumlah 24 100 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan responden tentang pengertian ASI eksklusif di posyandu Bumirejo

  3 87,5 12,5

  21

  Baik Cukup Kurang

  Tingkat Pengetahuan Frekuensi Prosentase

  c. Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Pengertian ASI Eksklusif

  Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden berpendidikan SD sebanyak 11 responeden (45,8%), SMP sebanyak 9 (37,5%), dan sebagian kecil responden berpendidikan SMA sebanyak 4 responden (16,7%).

  37,50% 16,67%

  4 45,83 %

  9

  11

  SD SMP SMK/SMA

  Umur Frekuensi Presentase

  Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden berurnur antara 21 — 24 tahun sebanyak 8 responden (33,3 %), yang berurnur 27 - 30 tahun sebanyak 6 responden (25 %), yang berumur 32 - 35 tahun sebanyak 4 responden (16,7 %), yang berurnur 37 – 39 tahun sebanyak 6 responden (25%).

  bayinya.(Anton Baskoro,2008).Uraian latar belakang diatas membuat peneliti tertarik untuk mengambil judul penelitian “Gambaran pegetahuan ibu menyusui tentang ASI eksklusif di Posyandu Bumirejo II Dusun Bumirejo Desa Kunjang Kecamatan Ngancar Kabupaten Kediri”.

  16,7% 25%

  6 33,3 % 25 %

  4

  6

  8

  21-24 tahun 27-30 tahun 32-35 tahun 37-39 tahun

  Umur Frekuensi Presentase

  a. Karakteristik responden berdasarkan umur

  Hasil Penelitian

  concent ), ketanpanamaaan (anonimity) serta penggunaan azas kerahasiaan (confidentiality).

  Dalam hal ini penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah desain deskriftif.. Populasi dalam penelitian ini dalah seluruh ibu yang menyusui di posyandu Bumirejo II sejumlah 30 orang. sampel pada penelitian ini adalah seluruh ibu yang menyusui di Posyandu Bumirejo II sebanyak 24 orang sesuai dengan kriteria inklusi penelitian. Teknik sampling dalam penelitian ini adalah purposive sampling yaitu suatu teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti (tujuan/masalah dalam penelitian). Variabel dalam penelitian ini menggunakan variabel tunggal yaitu gambaran pengetahuan ibu menyusui tentang ASI Eksklusif. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 10 Oktober 2010 - 10 Mei 2011. Pengambilan data dilakukan di Posyandu Bumirejo II Desa Kunjang Kec. Ngancar Kab. Kediri. Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan pada Ibu menyusui di posyandu Bumirejo II Desa Kunjang Kec. Ngancar Kab. Kediri, Tehnik pengumpulan data dengan menggunakan instrument berupa kuesioner tertutup berdasarkan parameter yang dirumuskan dalam definisi operasional. Peneliti mencantumkan pilihan jawaban sehingga responden tinggal memilih pilihan jawaban yang telah disediakan. Analisis data dilakukan dengan cara coding, scoring, tabulating. Prinsip etika yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : penggunaan lembar persetujuan menjadi responden (informed

  Desain Penelitian

  Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu menyusui tentang ASI eksklusif di Posyandu Bumirejo II Dusun Bumirejo Desa kunjang Kecamatan Ngancar Kabupaten Kediri

  Tujuan Penelitian

  d. Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Komposisi ASI dan Fungsi Asi

  Vol.6 No.1, 1 Januari – 30 Juni 2015 Tingkat pengetahuan Frekuensi Prosentase

  Tingkat Pengetahuan Frekuensi Prosentase

  Tingkat pengetahuan Frekuensi Prosentase

  Baik Cukup Kurang

  13

  11 54,2 45,8

  Jumlah 24 100 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan responden tentang

  Kiat Dalam Memperbanyak Pasokan ASI Eksklusif di posyandu Bumirejo II sebagian besar pengetahuanya kurang sebanyak 13 responden (54,2%) dan yang pengetahuannya kurang sebanyak 11 responden (45,8%).

  h. Gambaran Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Asi Eksklusif

  Baik Cukup Kurang

  50 Jumlah 24 100 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan responden tentang manfaat ASI eksklusif di posyandu Bumirejo II sebagian besar pengetahuanya kurang sebanyak 12 responden (50%), pengetahuannya Cukup sebanyak 6 responden (25%), dan yang pengetahuannya kurang sebanyak 6 responden (25%).

  16

  8 33,3 66,7

  Jumlah 24 100 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan responden tentang

  ASI eksklusif di posyandu Bumirejo II sebagian besar pengetahuannya cukup sebanyak 16 responden (66,7 %), dan sebagian kecil pengetahuannya baik sebanyak 8 responden (33,3%), sedangkan yang pengetahuannya kurang sebesar (0 %).

  Pembahasan

  a. Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Pengertian ASI Eksklusif

  Pada penelitian gambaran pengetahuan Ibu menyusui tentang pengertian ASI eksklusif di posyandu Bumirejo

  II sebagian besar pengetahuanya Baik sebanyak 21 responden (87,5%), dan sebagian kecil pengetahuannya Cukup sebanyak 3 responden (12,5%), sedangkan yang pengetahuannya kurang sebesar ( 0 %).

  g. Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Kiat Dalam Memperbanyak Pasokan ASI Eksklusif

  25

  Baik Cukup Kurang

  18

  6

  8

  10

  25 33,3 41,7

  Jumlah 24 100 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan responden tentang komposisi ASI dan fungsi ASI di posyandu Bumirejo II sebagian besar pengetahuanya kurang sebanyak 10 responden (41,7 %), pengetahuan cukup sebanyak 8 responden (33,3%), dan yang pengetahuannya baik sebanyak 6 responden (25%).

  e. Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Pengelompokan ASI

  Tingkat Pengetahuan Frekuensi Prosentase

  Baik Cukup Kurang

  6

  25

  75

  25 Jumlah 24 100 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan responden tentang pengelompokan ASI di posyandu Bumirejo II sebagian besar pengetahuanya Baik sebanyak 18 responden (75%), dan sebagian kecil pengetahuannya Cukup sebanyak 6 responden (25%), sedangkan yang pengetahuannya kurang sebesar (0 %).

  f. Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Manfaat ASI Eksklusif

  Tingkat Pengetahuan Frekuensi Prosentase

  Baik Cukup Kurang

  6

  6

  12

  ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman pendamping (termasuk Vol.6 No.1, 1 Januari – 30 Juni 2015

  air jeruk, madu, air, gula), yang dimulai sejak bayi baru lahir sampai dengan usia 6 bulan (Sulityawati: 2009).

  Pengelopokan ASI dibagi menjadi 3 stadium yaitu antara lain : ASI stadium I adalah kolostrum, ASI stadium II adalah ASI peralihan dan ASI stadium III adalah ASI matur. (Purwanti: 2004).

  Dari hasil penelitian didapatkan bahwa pengetahuan ibu menyusui tetang ASI aksklusif, sebagian besar berpengetahuan kurang sebanyak

  Menurut (Dwi Sunar Prasetyono:2009) menyusui bayi mendatangkan keuntungan bagi bayi, ibu, keluarga, masyarakat, dan negara.

  II sebagian besar pengetahuanya kurang sebanyak 12 responden (50%), pengetahuannya Cukup sebanyak 6 responden (25%), dan yang pengetahuannya kurang sebanyak 6 responden (25%).

  Pada penelitian gambaran pengetahuan Ibu menyusui tentang manfaat ASI eksklusif di posyandu Bumirejo

  d. Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Manfaat ASI Eksklusif

  Dari hasil penelitian didapatkan bahwa pengetahuan ibu menyusui tetang ASI aksklusif, sebagian besar berpengetahuan Baik sebanyak 18 responden (75%), dan sebagian kecil pengetahuannya Cukup sebanyak 6 responden (25%). Hal ini dipengaruhi oleh tingkat pendidikan responden yang pendidikan akhir SMP dan SMU, dengan pendidikan yang tinggi dan responden telah banyak mendapat pengetahuan yang cukup banyak tentang pengelompokan ASI bahwa tingkat pendidikan seseorang dapat berpengaruh pada pengetahuan yang diperolehnya. Sehingga dapat diasumsikan tingkat pendidikan seseorang yang tinggi maka pengetahuan seseorang tersebut juga tinggi.

  II sebagian besar pengetahuanya Baik sebanyak 18 responden (75%), dan sebagian kecil pengetahuannya Cukup sebanyak 6 responden (25%), sedangkan yang pengetahuannya kurang sebesar (0 %).

  Dari hasil penelitian didapatkan bahwa pengetahuan ibu menyusui tetang ASI aksklusif, sebagian besar berpengetahuan Baik sebanyak 21 responden (87,5%), dan sebagian kecil pengetahuannya Cukup sebanyak 3 responden (12,5%). Hal ini dipengaruhi oleh tingkat pendidikan responden yang pendidikan akhir SMP dan SMU, dengan pendidikan yang tinggi dan responden telah banyak mendapat pengetahuan yang cukup banyak tentang pengertian ASI eksklusif bahwa tingkat pendidikan seseorang dapat berpengaruh pada pengetahuan yang diperolehnya. Sehingga dapat diasumsikan tingkat pendidikan seseorang yang tinggi maka pengetahuan seseorang tersebut juga tinggi.

  Pada penelitian gambaran pengetahuan Ibu menyusui tentang pengelompokan ASI di posyandu Bumirejo

  c. Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Pengelompokan ASI

  Dari hasil penelitian didapatkan bahwa pengetahuan ibu menyusui tetang ASI aksklusif, sebagian besar berpengetahuan kurang sebanyak 10 responden (41,7 %), pengetahuan cukup sebanyak 8 responden (33,3%), dan yang pengetahuannya baik sebanyak 6 responden (25%). Hal ini dipengaruhi oleh tingkat pendidikan responden yang pendidikan akhir SMP dan SMU, dengan pendidikan yang tinggi dan responden telah banyak mendapat pengetahuan yang cukup banyak tentang komposisi ASI eksklusif bahwa tingkat pendidikan seseorang dapat berpengaruh pada pengetahuan yang diperolehnya. Sehingga dapat diasumsikan tingkat pendidikan seseorang yang tinggi maka pengetahuan seseorang tersebut juga tinggi.

  (http://morningcamp.com/?p=138 ).

  Komposisi Dan Fungsi ASI Dalam Pertumbuhan Mengandung berbagai macam zat antara lain : Karbohidrat, Zat Antibodi, Protein, Lemak, Vitamin dan Mineral yang semuanya itu penting bagi pertumbuhan bayi.

  Pada penelitian gambaran pengetahuan Ibu menyusui tentang komposisi ASI dan fungsi ASI di posyandu Bumirejo II sebagian besar pengetahuanya kurang sebanyak 10 responden (41,7 %), pengetahuan cukup sebanyak 8 responden (33,3%), dan yang pengetahuannya baik sebanyak 6 responden (25%).

  b. Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Komposisi ASI dan Fungsi Asi

  12 responden (50%), pengetahuannya Cukup sebanyak 6 responden (25%), dan yang pengetahuannya kurang sebanyak 6 responden (25%). Hal ini dipengaruhi oleh tingkat pendidikan responden yang pendidikan akhir SMP dan SMU, dengan Vol.6 No.1, 1 Januari – 30 Juni 2015

  pendidikan yang tinggi dan responden telah banyak mendapat pengetahuan yang cukup banyak tentang manfaat ASI bahwa tingkat pendidikan seseorang dapat berpengaruh pada pengetahuan yang diperolehnya. Sehingga dapat diasumsikan tingkat pendidikan seseorang yang tinggi maka pengetahuan seseorang tersebut juga tinggi.

  Dari hasil penelitian didapatkan bahwa pengetahuan ibu menyusui tetang ASI aksklusif, sebagian besar berpengetahuan cukup sebanyak 16 responden (66,7 %) dan sebagian kecil berpengetahuan baik sebanyak

  4. Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Manfaat ASI Eksklusif adalah sebagian besar pengetahuanya kurang sebanyak 12 responden (50%)

  3. Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Pengelompokan ASI adalah sebagian besar pengetahuanya Baik sebanyak 18 responden (75%).

  2. Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Komposisi ASI dan Fungsi Asi adalah sebagian besar pengetahuanya kurang sebanyak 10 responden (41,7 %).

  1. Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Pengertian ASI Eksklusif adalah pengetahuanya Baik sebanyak 21 responden (87,5%).

  Kesimpulan

  8 responden (33,3%). Hal ini dipengaruhi oleh tingkat pendidikan responden yang pendidikan akhir SMP dan SMU, dengan pendidikan yang tinggi dan responden telah banyak mendapat pengetahuan yang cukup banyak tentang ASI eksklusif bahwa tingkat pendidikan seseorang dapat berpengaruh pada pengetahuan yang diperolehnya. Sehingga dapat diasumsikan tingkat pendidikan seseorang yang tinggi maka pengetahuan seseorang tersebut juga tinggi.

  Informasi memberikan pengaruh terhadap pengetahuan seseorang, serta tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh. Menurut Nursalam (2001), pengalaman juga mempengaruhi pengetahuan. Pengalaman juga merupakan suatu cara untuk memperoleh pengetahuan. Semakin cukup umur seseorang maka semakin banyak pengalaman yang dimiliki sehingga pengetahuan yang diperoleh semakin banyak.

  e. Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Kiat Dalam Memperbanyak Pasokan ASI Eksklusif

  Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahun merupakan hasil dan tahu, dan hal ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Sebagian besar pengatahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya informasi.

  Pada penelitian gambaran pengetahuan ibu menyusui tentang ASI eksklusif di posyandu Bumirejo II Desa Kunjang Kecamatan Ngancar pada tanggal 9-10 Mei 2011 didapatkan data bahwa 24 responden sebagian besar memiliki pengetahuan cukup sebanyak 16 responden (66,7 %), dan sebagian kecil memiliki pengetahuan baik sebanyak 8 responden (33,3%).

  f. Gambaran Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Asi Eksklusif

  Dari hasil penelitian didapatkan bahwa pengetahuan ibu menyusui tetang ASI aksklusif, sebagian besar berpengetahuan kurang sebanyak 13 responden (54,2%) dan yang pengetahuannya kurang sebanyak 11 responden (45,8%). Hal ini dipengaruhi oleh tingkat pendidikan responden yang pendidikan akhir SMP dan SMU, dengan pendidikan yang tinggi dan responden telah banyak mendapat pengetahuan yang cukup banyak tentang kiat dalam memperbanyak pasokan ASI bahwa tingkat pendidikan seseorang dapat berpengaruh pada pengetahuan yang diperolehnya. Sehingga dapat diasumsikan tingkat pendidikan seseorang yang tinggi maka pengetahuan seseorang tersebut juga tinggi.

  Menurut (Jane Moody, dkk: 2006) kekhawatiran besar yang muncul di minggu- minggu dan bulan-bulan awal menyusui adalah: ”Apakah bayi saya mendapatkan cukup susu?” atau “Apakah ia mengalami kenaikan berat yang cukup?”.

  Pada penelitian gambaran pengetahuan Ibu menyusui tentang kiat dalam memperbanyak pasokan ASI di posyandu Bumirejo II sebagian besar pengetahuanya kurang sebanyak 13 responden (54,2%) dan yang pengetahuannya kurang sebanyak 11 responden (45,8%).

  5. Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Kiat Dalam Memperbanyak Pasokan ASI Eksklusif adalah sebagian besar pengetahuanya kurang sebanyak 13 responden (54,2%).

  6. Gambaran pengetahuan ibu menyusui tentang

  ASI eksklusif di posyadu Bumirejo Desa Kunjang adalah sebagian besar Anton Baskoro. (2008). ASI Panduan Praktis Ibu pengetahuannnya cukup sebesar 16 responden Menyusui . Yogyakarta: Banyu Media (66,7%), dan sebagian kecil pengetahuannya baik sebesar 8 responden (33,3 %). Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian

  Suatu Pendekatan Praktek, Balai Pustaka.

  Saran

  Jakarta

  1. Bagi responden (ibu menyusui)

  a. Ibu menyusui diharapkan lebih aktif untuk Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian mencari informasi tentang ASI eksklusif Suatu Pendekatan Praktek, Balai Pustaka. dan caramrnyusui yang benar agar bayi Jakarta dapt menerima ASI dengan sempurna.

  b. Ibu menyusui diharapkan lebih Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur. (2005). meningkatkan pengetahuan tentang ASI Buku Pegangan kader Posyandu eksklusif dan menyusui yang benar.

  Notoadmodjo, Soekidjo. (2002). Metodologi

  2. Bagi peneliti . Jakarta :PT. Rineka

  Penelitian Kesehatan

  Penelitian ini masih sangat sederhana oleh Cipta karena itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan jumlah sampel Notoadmodjo, Soekidjo.(2003). Metodologi yang lebih banyak. Penelitian Kesehatan . Jakarta : PT. Rineka

  Cipta

  3. Bagi Pengembangan ilmu Keperawatan Dapat di jadikan referensi dan masukan untuk Notoadmodjo, Soekidjo.(2005). Metodologi meningkatkan ilmu keperawatan dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka pemberian ASI Eksklusif yang baik Cipta

  4. Bagi tempat penelitian (Posyandu) Nursalam dan Pariani. (2001). Konsep dan

  a. Posyandu diharapkan untuk menganjurkan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu bagi ibu untuk menerapkan ASI eksklusif. Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika b. Posyandu dapat memberikan penyuluhan tentang ASI eksklusif. Nursalam. (2001). Konsep dan Penerapan

  Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.

  5. Institusi Pendidikan Akper Pamenang Jakarta : Salemba Medika.

  Dapat dijadikan referensi dalam meningkatkan ilmu keperawatan tentang Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan pemberian ASI eksklusif. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.

  Jakarta : Salemba Medika. http://dr-suparyanto.blogspot.com/2010/07/konsep-

  ASI-eksklusif.html http://dr-suparyanto.blogspot.com/2010/07/konsep- ibu-menyusui.html http://morningcamp.com/2010/07/konsep-ASI- eksklusif.html

  Vol.6 No.1, 1 Januari – 30 Juni 2015