View of Perbandingan Hasil Belajar PKn Antara Siswa yang Menggunakan Model Pembelajaran Examples Non Examples dengan Picture and Picture Berdasarkan Tingkat Kemampuan Awal Siswa Kelas V SD
Perbandingan Hasil Belajar PKn Antara Siswa yang
Menggunakan Model Pembelajaran Examples Non
dengan Picture and Picture BerdasarkanExamples
Tingkat Kemampuan Awal Siswa Kelas V SD
Mohammad Jumri
STKIP Al Amin Indramayu Email: mohd.jumri@yahoo.com
ABSTRAK
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satunya dengan memperhatikan kesiapan intelektual siswa serta pemilihan model dan penggunaan media pembelajaran yang tepat pada proses pembelajaran PKn. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa PKn antara model pembelajaran, tingkat kemampuan awal, dan interaksi antara model pembelajaran dengan tingkat kemampuan awal. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SDN Ranjeng II Kecamatan Losarang Kabupaten Indramayu. Sampel penelitian diambil sebanyak dua kelas dan menggunakan teknik
cluster random sampling dengan secara diundi. Terpilih kelas V
sebagai kelas eksperimen I yang diberi perlakuan dengan model pembelajaran examples non examples dan kelas V yang diberi perlakuan model pembelajaran picture and picture sebagai kelas eksperimen II. Berdasarkan analisis data, diperoleh kesimpulan: (1) tidak terdapat perbedaan rata-rata kemampuan hasil belajar siswa PKn berdasarkan model pembelajaran; (2)terdapat perbedaan
METODIK: Jurnal Pendidikan Dasar, Volume 1, Nomor 1 Januari 2018 rata-rata kemampuan hasil belajar siswa PKn berdasarkan tingkat kemampuan awal; (3) terdapat perbedaan rata-rata kemampuan hasil siswa belajar PKn berdasarkan interaksi antara model pembelajaran dengan tingkat kemampuan awal. Berdasarkan hasil penelitian penulis menyarankan agar model pembelajaran komunikatif yang bersifat gambar dijadikan sebagai alternatif untuk meningkatkan kemampuan hasil belajar siswa di kelas yang memiliki tingkat kemampuan awal yang heterogen yaitu tinggi dan rendah.
Kata Kunci: Model Pembelajaran (examples non examples dan picture and picture), tingkat kemampuan awal, dan hasil belajar siswa.
ABSTRACT
Have many ways can be done to improve students result. One ofthem is notice to readiness of students intellectualand the sellection
of model and the use of appropriate learning media in the learning
PKn process. The This study aimed to determin differences inlearning
outcomes ofthe PKn based learning model students, level of prior
knowledge and interaction between the students with the learning
model based on the level of initial ability. Populasi and samples inthis study were allfive grade studentsof SDN Ranjeng II Kecamatan
Losarang Kabupaten Indramayu. Samples were takenas much as two classes and using cluster random sampling techniques with.The classes that being selected V as an experimental class I treated
the learning model examples and non-examples of class V treatedlearning model picture and picturet hat experimental class II. Based
ondata analysis, it is concluded: (1) there is no difference in the
averageability oflearning outcomes in the PKn is based ona model
student learning; (2) there are differences in averageabilitystudent
learning outcomes inthe PKn is based onthe level ofprior knowledge;
(3) there are differences in average ability student learning outcomes
inthe PKn is based onthe interaction between learning models with
in itialability level. Based on theresults of the study author ssuggest
that the communicative teaching modelyngimageisused as an alternativeto improve student learning in the classroom hasiwhoMETODIK: Jurnal Pendidikan Dasar, Volume 1, Nomor 1 Januari 2018
have heterogeneous initialability levelis highandlow.
Keywords: Learning Model (examples and non-examples of picture
and picture), the level of prior knowledge, and student learning
outcomesA. PENDAHULUAN
Dalam era globalisasi dituntut adanya perubahan dalam dunia pendidikan. Selama ini “pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab” (Trianto, 2013:1). Hal tersebut tidak sejalan dengan pelaksanaan Ujian Nasional (UN) yang hanya ditinjau dari kemampuan kognitif serta kurang memperhatikan kemampuan afektif dan psikomotorik. Pendidikan merupakan faktor yang menunjang terhadap kemajuan suatu bangsa.
Menurut ketentuan umum, UU pasal 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa: “pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan/atau latihan bagi perannya di masa yang akan datang.” Tujuan pendidikan nasional adalah tujuan akhir yang akan dicapai oleh semua lembaga pendidikan, baik formal, non formal, maupun informal yang berada dalam masyarakat dan negara Indonesia. Telah dikatakan bahwa rumusan tujuan pendidikan selalu mengalami perubahan sesuai dengan tuntutan perkembangan kehidupan masyarakat dan negara yang bersangkutan.
Berdasarkan pendapat di atas maka dapat kita ketahui bahwa pendidikan merupakan jalan satu-satunya untuk meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Agar sumber daya manusia berkualitas maka dibutuhkan seorang guru yang mempunyai berbagai kemampuan dasar, di mana kemampuan dasar tersebut dinamakan dengan kompetensi psikomotorik, kompetensi kognitif, dan kompetensi afektif.
Oleh karena itu guru yang berperan sebagai aktor dalam kegiatan pembelajaran wajib mempunyai tujuan utama dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, agar tujuan tersebut dapat tercapai maka guru wajib menciptakan suasana belajar yang menarik, menyenangkan dan
METODIK: Jurnal Pendidikan Dasar, Volume 1, Nomor 1 Januari 2018 memotivasi peserta didik agar mengikuti kegiatan pembelajaran dengan optimal. Maka peran guru dalam kegiatan proses pembelajaran wajib menjalankan tugas utama yang antara lain merencanakan kegiatan pembelajaran sebagai antisipasi dan perkiraan tentang apa yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran sehingga tercipta suatu situasi yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran agar mampu mencapai tujuan kegiatan pembelajaran yang diharapkan.
Berdasarkan pengalaman program lapangan(PPL) di SD Negeri Ranjeng
II Indramayu, menemukan bahwa hasil belajar kurang optimal karena masih banyak di antara siswa yang memperoleh nilai di bawah rata-rata khususnya mata pelajaran PKn. Hal ini dibuktikan dari nilai rata-rata ulangan harian siswa yakni masih di bawah nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan terutama materi PKn.
Rendahnya hasil belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal siswa dalam proses pembelajaran. Menurut Slameto (2010: 54) bahwa “faktor internal (dari dalam diri siswa) yang mempengaruhi hasil belajar, yakni terdiri dari kecerdasan anak, kesiapan anak, kemauan belajar, bakat dan minat untuk belajar, sedangkan faktor eksternal (dari luar siswa) yakni keluarga, sekolah dan masyarakat”. Faktor kemauan belajar indikator keberhasilan dari kemampuan awal yang akan mempengaruhi hasil belajar siswa.
Dari beberapa faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar PKn siswa, salah satunya adalah faktor sekolah. Adapun dari faktor sekolah dalam proses pembelajaran di kelas keberhasilan siswa dipengaruhi oleh strategi, pendekatan, model pembelajaran, metode pembelajaran yang dilakukan, siswa dan guru sebagai objek pembelajaran. Dibutuhkan penerapan model pembelajaran yang tepat agar siswa lebih tertarik dan mudah memahami materi sehingga hasil belajar PKn pada manusia meningkat.
Melihat masalah tersebut, peneliti mencoba sebuah model pembelajaran aktif yang diduga dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu model pembelajaran examples non-examples dengan picture and
picture. Model pembelajaran examples non examples dan picture and picture
model pembelajaran yang menggunakan contoh atau gambar yang relevan untuk memecahkan masalah, pembelajaran aktif dapat menghidupkan suasana belajar dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
METODIK: Jurnal Pendidikan Dasar, Volume 1, Nomor 1 Januari 2018
Dalam proses pembelajaran yang baik maka perlu melihat dan
memperhatikan kemampuan awal siswa. Menurut Gerlach dan Ely yang
dikutip oleh Harjanto (2006: 128) bahwa “kemampuan awal merupakan hasil
belajar yang belajar yang didapat untuk mengetahui adanya perubahan”.
Kemampuan awal siswa ditentukan dengan memberikan tes awal
kemampuan awal yang dimiliki siswa sebelum kegiatan belajar mengajar
berlangsung. Siswa dengan kemampuan awal tinggi, cenderung lebih mudah
dalam menerima pelajaran dari pada siswa yang memiliki kemampuan awal
rendah. Oleh sebab itu, kemampuan awal siswa merupakan salah satu
faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.Berdasarkan uraian latar belakang penelitian tersebut maka peneliti akan melakukan penelitian dengan judul “Perbandingan Hasil Belajar Materi PKnAntara Siswa yang Menggunakan Model Pembelajaran Examples Non
Examples dengan Pictrure And PictureBerdasarkan Tingkat Kemampuan
Awal Siswa Kelas V Di SDN Ranjeng II Kecamatan Losarang Kabupaten Indramayu”.
B. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Sugiyono (2012: 36) secara ringkas menjelaskan bahwa penelitian kuantitatif digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu. Teknik pengambilan sampel umumnya dilakukan seacara random, pengumpulan data menggunakan instrumen, serta analisis data statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian factorial design dua faktor. Menurut Sugiyono (2012 : 113) design
factorial “merupakan modifikasi dari desain true experimental, yaitu
dengan memperhatikan kemungkinan adanya variabel moderator yang mempengaruhi perlakuan terhadap hasil”.
Penelitian ini menggunakan dua kelas sampel. Kedua kelas sampel masing-masing akan diberikan perlakuan. Kelas eksperimen I diberi perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran examples non
examples dan kelas eksperimen II diberi perlakuan dengan menggunakan
model pembelajaran picture and picture.Sebelum diberi perlakuan, kedua kelas sampel dilakukan pretest. Hasil
pretest dijadikan sebagai dasar pengelompokan tingkat kemampuan awal METODIK: Jurnal Pendidikan Dasar, Volume 1, Nomor 1 Januari 2018 siswa. Setelah memberikan perlakuan kepada kedua kelas sampel. dilakukan
posttest untuk mengetahui hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn.
Menurut Sugiyono (2012: 110) desain penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1Tabel 3.1 Desain PenelitianR : O K A O 1 1 1 2 K 2 R : O1 K A O 1 2 2 K 2 Keterangan:
R : Random untuk menentukan sampel A : Perlakuan untuk kelas eksperimen I (kelas yang menggunakan 1 model pembelajaran examples non examples)
A : Perlakuan untuk kelas eksperimen II (kelas yang menggunakan 2 model pembelajaranpicture and picture) K : Tingkat kemampuan awal siswa tinggi 1 K : Tingkat kemampuan awal siswa rendah 2 O : Pretest 1 O : Posttest 2 Hipotesis statistik dalam penilitian ini menurut Kadir (2010: 220), yaitu:
main effect), yaitu ada tidaknya perbedaan
1. Pengaruh utama ( skor rata-rata hasil belajar antar model pembelajaran dan antar kategori tingkatkemampuan awal siswa.
a. Antar model pembelajaran H : µA = µA 1 2 H : µA µA a 1 2
b. Antar kategori tingkat kemampuan awal siswa H : µK1 = µK2 o H bukan H0 a : 2. Pengaruh interaksi ( interaction effect).
H : µ = µ = µ = µ A1 A2 K1 K2 Ha :bukan H0
METODIK: Jurnal Pendidikan Dasar, Volume 1, Nomor 1 Januari 2018
Untuk memudahkan dalam menganalisis data penilitian, maka peniliti membuat desain analisis yang dapat dilihat pada Tabel 3.2
Tabel 3.2 Desain analisis dataA A A 1 2 K µA K µA K µK 1 1 1 2 1 1 K K µA K µA K µK 2 1 2 2 2 2
µA µA 1 2 Keterangan: A : Model pembelajaran A : Examples non examples 1 A : Picture and picture 2 K : Tingkat kemampuan awal
K : Tingkat kemampuan awal kategori tinggi 1 K : Tingkat kemampuan awal kategori rendah 2 µA : Rata-rata hasil belajar PKndengan model pembelajaran 1
examples non examples
µA : Rata-rata hasil belajar PKndengan model pembelajaran pucture 2 and picture.
µK : Rata-rata hasil belajar PKn dengan tingkat kemampuan awal 1 kategori tinggi.
: Rata-rata hasil belajar PKn dengan tingkat kemampuan awal µK 2 kategori rendah.
µA K : Rata-rata hasil belajar PKn dengan model pembelajaran 1 1
examplesnon examples dengan tingkat kemampuan awal kategori tinggi.
µA K : Rata-rata hasil belajar PKn dengan model pembelajaran 1 2 examples non examplesdengan tingkat kemampuan awal kategori rendah.
µA K : Rata-rata hasil belajar PKn dengan model pembelajaran picture 2 1 and picture dengan tingkat kemampuan awal kategori tinggi.
METODIK: Jurnal Pendidikan Dasar, Volume 1, Nomor 1 Januari 2018
µA K : Rata-rata hasil belajar PKn dengan model pembelajaran picture 2 2 and picture dengan tingkat kemampuan awal kategori rendah.
C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Data dari hasil pengumpulan data meliputi skor dari tes tingkat kemampuan awal (pretest) dan skor dari tes kemampuan hasil belajar
(posttest)siswa kedua kelas sampel. Data-data tersebut akan digunakan
untuk mempermudah dalam melakukan pengujian terhadap hipotesis.Hasil belajar siswa pada kelas yang menggunakan model pembelajaran
examples non examples dan picture and picture berdasarkan kategori tingkat
kemampuan awal meliputi skor tes kemampuan awal dan skor tes hasil belajar pada kelas yang diberi pelakuan model pembelajaran examples
non examples dan yang diberi perlakuan model pembelajaran picture and
picture. Setelah dilakukan perhitungan, data tersebut dapat dikelompokkan
menjadi seperti berikut:
METODIK: Jurnal Pendidikan Dasar, Volume 1, Nomor 1 Januari 2018
METODIK: Jurnal Pendidikan Dasar, Volume 1, Nomor 1 Januari 2018
Tabel 4.3 Hasil Belajar Siswa Pada Kelas yang Menggunakan Model Pembelajaran Examples non examples dan Picture and picture
Berdasarkan Kategori Tingkat Kemampuan Awal
Model Pembelajaran (A)Examples non examples (1) Picture and picture (2)
Tingkat Kemam puan Awal (K) Tinggi (1)
N = 13 ∑X = 190 (∑X 2 ) = 36100 ∑X 2 = 2866 = 14,615
N = 8 ∑X = 123 (∑X 2 ) = 15129 ∑X 2 = 1917 = 15.375
N = 21 ∑X = 363 (∑X 2 ) = 131769 ∑X 2 = 4783 = 14,905
Rendah (2) N = 18 ∑Xt = 186 (∑X 2 ) = 34596 ∑X = 2028
= 10,333 N = 23 ∑X = 280 (∑X 2 ) = 78400 ∑X 2 = 3450 = 12,174
N = 41 ∑X = 466 (∑X 2 ) = 217156 ∑X 2 = 5478 = 11,366
N = 31 ∑X = 376 (∑X 2 ) = 141376 ∑X 2 = 4894 = 12,129
N = 31 ∑X = 403 (∑X 2 ) = 162409 ∑X 2 = 5367 = 13
N = 62 ∑X t = 779 (∑X t 2 ) = 606841 ∑X t 2 = 10261 t = 12,565
Berdasarkan Tabel 4.3 hasil perhitungan pengumpulan data di atas, jumlah seluruh siswa dari kedua kelas sampel saat pengambilan data adalah 62 siswa. Siswa yang memiliki kategori tingkat kemampuan awal tinggi sebanyak 21 siswa, sedangkan jumlah siswa dengan kategori tingkat kemampuan awal rendah sebanyak 41 siswa. Siswa yang menggunakan model pembelajaran examples non examples, diperoleh 13 siswa dengan kategori tingkat kemampuan awal tinggi dan 18 siswa dengan kategori tingkat kemampuan awal rendah, sedangkan siswa yang menggunakan model pembelajaran picture and picture, terdapat 8 siswa dengan kategori tingkat kemampuan awal tinggi dan 23 siswa dengan kategori tingkat kemampuan awal rendah. Rata-rata kemampuan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran examples non examples adalah 12,129 sedangkan siswa yang menggunakan model pembelajaran picture and
picture adalah 13.
Pengujian terhadap hipoteis dilakukan dengan menggunakan analisis varians dua jalan (two way analysis of variance)atau sering disebut juga ANAVA. Berdasarkan perhitungan ANOVA dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan ANOVA Dua JalanF tabel Sumber Variansi JK Db RJK F hitung (0,025;db1;db2)
Antar A 11,76 1 11,76 2,60 5,29 Antar K 173,92 1 173,92 38,78 5,29
Interaksi A x K 25,31 1 25,31 5,60 5,29 Dalam 262,27 58 4,52
Total 473,24
61
1. Pengujian terhadap hipotesis statistik pengaruh utama (main effecct) untukmengetahui perbedaan kemampuan hasil belajar PKn berdasarkan model pembelajaran(antar A). Karena F =2,60 dan F = 5,29, maka F < F sehingga
hitung (0,025;1;58) hitung (0,025;1;58),
H diterima. Dengan demikian tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara model pembelajaran.
2. Pengujian terhadap hipotesis statistik pengaruh utama (main effecct) untukmengetahui perbedaankemampuan hasil belajar PKnberdasarkantingkat kemampuan awal (antar K). Karena F =38,78 dan F =5,29, maka F > F sehingga
hitung (0,025;1;58) hitung (0,025;1;58),
H ditolak. Dengan demikian terdapat perbedaan kemampuan hasil belajar siswa antara tingkat kemampuan awal.
1. Pengujian terhadap hipotesis statistik pengaruh interaksi (interaction effect) antara model pembelajarandan tingkat kemampuan awal (antar AK). Karena F =5,60 dan F =5,29, hitung (0,025;1;58) maka F > F sehingga H ditolak.Dengan demikian hitung (0,025;1;58), terdapat interaksi antara model pembelajarandan tingkat kemampuan awal.
METODIK: Jurnal Pendidikan Dasar, Volume 1, Nomor 1 Januari 2018
Uji lanjut dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mana yang lebih baik antara model pembelajaran dan tingkat kemampuan awal. Adapun perhitungan ujit-Dunnet sebagai berikut:
1. Kemampuan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran examples non examples dengan tingkat kemam- puan awal tingi, lebih baik daripada siswa yang memiliki tingkat kemampuan awal rendah.
2. Kemampuan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran picture and picture dengan tingkat kemampuan awal tinggi, lebih baik daripada siswa yang memiliki tingkat kemam puan awal rendah.
1. Perbandingan Model Pembelajaran dan Kemampuan Hasil Belajar Siswa
Berdasarkan Tabel 4.3 hasil uji hipotesis pertama menyatakan bahwa, tidak terdapat perbedaan kemampuan hasil belajar siswa ntara model pembelajaran examples non examples dengan model pembelajaran
picture and picture. Artinya siswa yang diajarkan dengan model
pembelajaran examples non examples dengan model pembelajaran
picture and picture sama hasilnya pada mata pelajaran PKn yang meliputi Pemerintahan pusat, Presiden, Wakil Presiden, DPR dan MPR.
Hal ini disebabkan oleh model pembelajaran masih dianggap baru oleh siswa dalam pembelajarannya, sehingga siswa masih kurang beradaptasi dan kesulitan dalam mengikuti pembelajaran. Hal tersebut didukung oleh pendapat Trianto (2013:22) “model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas”. Pemilihan model pembelajaran sangat dipengaruhi oleh sifat dan materi yang akan diajarkan, tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran tersebut.
Hal tersebut juga tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nurul Astuty Yensy. B (2012: 34) menyimpulkan bahwa, penerapan model pembelajaran example non example dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hasil uji hipotesis tersebut, kemampuan hasil belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor baik dari dalam siswa maupun lingkungan. Hal tersebut didukung oleh pendapat Muhibbin Syah (2010:216) secara ringkas hasil
METODIK: Jurnal Pendidikan Dasar, Volume 1, Nomor 1 Januari 2018 belajar dipengaruhi oleh dua faktor, antara lain: (1) faktor dari dalam siswa dan (2) faktor lingkungan, terutama kualitas pembelajaran. Artinya, kualitas pembelajaran dipengaruhi oleh pemilihan model pembelajaran yang tepat akan mempengaruhi hasil belajar.
Selain faktor di atas, hal tersebut dikarenakan adalah kurangnya persiapan baik dari alat pelajaran yang berupa gambar dan penyampaian materi, sehingga kurang maksimal menerima pelajaran. Hal tersebut didukung oleh pendapat Agus Suprijono (2010:46) bahwa “model pembelajaran ialah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas”. Persiapan mengajar sangat penting sebelum proses pembelajaran. Artinya, persiapan yang baik sebelum pembelajaran akan membuat pembelajaran lebih aktif dan menarik, sehingga akan mempengaruhi hasil belajar siswa.
2. Perbandingan Tingkat Kemampuan Awal dan Kemampuan Hasil Belajar Siswa
Berdasarkan Tabel 4.3 hasil uji hipotesis kedua menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan hasil belajar siswa berdasarkan kategori tingkat kemampuan awal. Artinya siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran examples non examples dengan model pembelajaran
picture and picture tidak sama, yaitu tingkat kemampuan awal siswa
yang menggunakan dengan model pembelajaran examples non examples lebih baik dibandingkan dengan tingkat kemampuan awal siswa pada model pembelajaran picture and picture. Ketidaksamaan tersebut yang meliputi pada mata pelajaran PKn yang meliputi Pemerintahan pusat, Presiden, Wakil Presiden, DPR dan MPR. Hal ini disebabkan oleh tingkat kemampuan awal yang heterogen, ada yang tinggi dan rendah. Oleh karena itu, dibutuhkan kemampuan dasar atau kemampuan awal yang baik dalam sebuah pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan hasil belajar siswa dengan tingkat kemampuan awal tingi, lebih baik daripada siswa yang memiliki tingkat kemampuan awal rendah.
Hal ini mendukung pendapat Moh Surya (1985) yang dikutip oleh Taswiani (2013: 50) mengatakan bahwa, “individu-individu yang memiliki kemampuan dasar akan mendapatkan transfer belajar yang tinggi”. Artinya, siswa yang memiliki tingkat kemampuan dasar atau kemampuan awal yang tinggi akan lebih mudah mengikuti pelajaran
METODIK: Jurnal Pendidikan Dasar, Volume 1, Nomor 1 Januari 2018 dan memahami materi berikutnya dan sebaliknya siswa yang memiliki kemampuan dasar atau kemampuan awal yang rendah akan kesulitan mengikuti pelajaran dan memahami materi berikutnya. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahmat S. Fauzi (2012: 57) secara ringkas mengatakan bahwa siswa yang memiliki tingkat kemampuan awal tinggi mempunyai hasil belajar lebih baik dibandingkan siswa yang mempunyai kemampuan awal sedang maupun rendah. Jadi, kemampuan awal merupakan modal dasar sebelum melalukan proses pembelajaran di kelas.
3. Perbandingan Kemampuan Hasil Belajar Siswa berdasarkan
Interaksi antara Model Pembelajaran dan Tingkat Kemampuan AwalBerdasarkan Tabel 4.3 hasil uji hipotesis ketiga menunjukkan bahwa terdapat interaksi kemampuan hasil belajar siswa berdasarkan interaksi antara model pembelajaran dan tingkat kemampuan awal. Artinya siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran examples non examples dengan model pembelajaran picture and picture tidak sama, yaitu terdapat interaksi hubungan antara model pembelajaran examples non
examples dan model pembelajaran picture and picture dengan tingkat
kemampuan awal tinggi dan rendah. Ketidaksamaan tersebut meliputi pada mata pelajaran PKn yang meliputi Pemerintahan pusat, Presiden, Wakil Presiden, DPR dan MPR.. Hal tersebut disebabkan oleh tingkat kemampuan awal yang tinggi akan menghasilkan kemampuan hasil belajar yang tinggi pula, baik untuk siswa yang menggunakan model pembelajaran examples non examples ataupun siswa yang menggunakan model pembelajaran picture and picture.
Hal tersebut mendukung pendapat Miftahul Huda (2013: 215) yang secara ringkas menyatakan bahwa model pembelajaran examples
non examples dan picture and picture merupakan salah satu model
pembelajaran komunikatif. Pembelajaran komunikatif dapat mampu meningkatkan kemampuan berpikir siswa yang akan mempengaruhi hasil belajar. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Irwandi (2009: 40) yang secara ringkas menyatakan bahwa siswa memiliki tingkat pemahaman konsep awal berbeda kemudian diberi pengajaran yang sama, maka hasil belajar akan berbeda-beda sesuai dengan kemampuannya. Artinya, hasil belajar akan dipengaruhi oleh
METODIK: Jurnal Pendidikan Dasar, Volume 1, Nomor 1 Januari 2018 pemahaman konsep atau kemampuan awal siswa sebelum proses pembelajaran di kelas.
C. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata kemampuan hasil belajar PKn berdasarkan model pembelajaran. Terdapat perbedaan rata-rata kemampuan hasil belajar PKn berdasarkan tingkat kemampuan awal. Terdapat perbedaan rata-rata kemampuan hasil belajar PKn berdasarkan interaksi antara model pembelajaran dengan tingkat kemampuan awal.
Kemudian berdasarkan uji lanjut yaitu uji t-Dunnet yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan hasil belajar siswa mana yang lebih baik, antara siswa yang menggunakan model pembelajaran examples non
examples dengan model pembelajaran picture and picture dengan tingkat
kemampuan awal. Kemampuan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran examples non examples dengan tingkat kemampuan awal tingi, lebih baik daripada siswa yang memiliki tingkat kemampuan awal rendah. Kemampuan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran picture and picture dengan tingkat kemampuan awal tinggi, lebih baik daripada siswa yang memiliki tingkat kemampuan awal rendah.
METODIK: Jurnal Pendidikan Dasar, Volume 1, Nomor 1 Januari 2018
DAFTAR PUSTAKA Agus Suprijono. 2012. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azrul Azwar dan Joedo Prihartono.2003. Metedologi Penelitian dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Binarupa Aksara.
Depdiknas. 2006. Standar Nasional pendidikan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka utama. Francisca S. Tapilau. 2006. Diktat Mata Kuliyah Metode Penilitian Pendidikan Berbasis IPA, Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Harjanto. 2006. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta. Istarani. 2011. 58 Model Pembelajaran Inovatif (Referensi Guru Dalam
Menentukan Model Pembelajaran). Medan: Media Persada.
Jamal M. Asmani, 2011.Tujuh Tips Aplikasi PAKEM, Yogyakarta: Diva Press Kadir. 2010. Statistika untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: Rosemata Sampurna. La Iru dan La Ode Saifun Arihi. (2012). Analisis Penerapan Pendekatan,Metode, Strategi dan Model – Model Pembelajaran.Yogyakarta: Multi Persada.
Miftahul Huda. 2013. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran, Isui-isu Metodis dan Paradigmatis . Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset. Muhibbin Syah. 2010. Psikologi Pembelajaran . Jakarta: Raja Grafindo. Nana Sudjana. 2010. Penilaian Hasil proses Belajar Mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya Riduwan. 2011. Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta Slameto. 2010. Belajar dan Faktor – Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiyono. 2010. Statistik Untuk Penilitian. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
METODIK: Jurnal Pendidikan Dasar, Volume 1, Nomor 1 Januari 2018 Suharsimi Arikunto. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (edisi kedua).
Jakarta: Bumi Aksara. Syaiful Sagala. 2012. Konsep dan Makna Pembelajaran . Bandung: Penerbit Alfabeta.
Trianto. 2013. Mendesain ModelPembelajaran Inovatif Progresif Kon. Jakarta: Kencana Perdana Media Group.
METODIK: Jurnal Pendidikan Dasar, Volume 1, Nomor 1 Januari 2018