55812041 Modul Smk Perbaikan Sistem Pengapian
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BI DANG KEAHLI AN TEKNI K MESI N PROGRAM KEAHLI AN MEKANI K OTOMOTI F PERBAI KAN SYSTEM PENGAPI AN
DI REKTORAT PEMBI NAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DI REKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDI DI KAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDI DI KAN NASI ONAL 2005
KODE MODUL
Milik Negara
OPKR 50- 011 B
Tidak Diperdagangkan
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BI DANG KEAHLI AN TEKNI K MESI N PROGRAM KEAHLI AN MEKANI K OTOMOTI F PERBAI KAN SYSTEM PENGAPI AN
Tim Penulis:
1. Abdurahman Hidayat, S.Pd
2. Drs. Bambang Sujatmiko
3. Kosim, S.Pd
Fasilitator: Drs. Abdullah
KATA PENGANTAR
Puji Syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karuniaNya, sehingga kami dapat menyusun bahan ajar modul interaktif dan modul manual. Adapun modul manual terdiri atas bidang-bidang dan program- program keahlian kejuruan yang berkembang di dunia kerja baik instansi maupun perusahaan. Tahun Anggaran 2005 telah dibuat sebanyak 300 modul manual terdiri atas 9 (sembilan) bidang keahlian dan 32 (tiga puluh dua) program keahlian yaitu: Bisnis dan Manajemen (Administrasi Perkantoran dan Akuntansi), Pertanian (Agroindustri pangan dan nonpangan, Budidaya Tanaman, Budidaya Ternak Ruminansia, Pengendalian Mutu), Seni Rupa dan Kriya (Kriya Kayu,
Kriya Keramik, Kriya Kulit, Kriya Logam Kriya Tekstil), Tata Busan , Teknik
Bangunan (Gambar Bangunan, Teknik Konstruksi Baja dan Alumunium, Teknik Konstruksi Batu Beton, Tekni Industri Kayu), Teknik Elektronika (Teknik Audio Vidio, Teknik Elektronika Industri), Teknik Listrik (Pemanfaatan Energi Listrik,
Teknik Distribusi, Teknik Pembangkit Ketenagalistrik-kan), Teknik Mesin
(Mekanik Otomotif, Pengecoran Logam, Teknik Bodi Otomotif, Teknik Gambar Mesin, Teknik Pembentukan, Teknik Pemeliharaan Mekanik Industri, Teknik Pemesinan), Teknologi I nformasi dan Komunikasi (Multimedia, Rekayasa Perangkat Lunak, Teknik Komputer dan Jaringan), dan program Normatif Bahasa Indonesia.
Modul ini disusun mengacu kepada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Edisi 2004 dengan
menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis kompetensi ( Competency
Based Training/ CBT) . Diharapkan modul-modul ini digunakan sebagai sumber belajar pokok peserta pendidikan dan pelatihan (Diklat) Kejuruan khususnya SMK dalam mencapai standar kompetensi kerja yang diharapkan dunia kerja.
Penyusunan modul dilakukan oleh para tenaga ahli kejuruan dibidangnya terdiri atas para Guru SMK, para Widyaiswara Pusat Pengembangan Penataran Guru (PPPG) lingkup Kejuruan dengan para nara sumber dari berbagai perguruan Tinggi, para praktisi Balai Latihan dan Pengembangan Teknologi (BLPT) dan Penyusunan modul dilakukan oleh para tenaga ahli kejuruan dibidangnya terdiri atas para Guru SMK, para Widyaiswara Pusat Pengembangan Penataran Guru (PPPG) lingkup Kejuruan dengan para nara sumber dari berbagai perguruan Tinggi, para praktisi Balai Latihan dan Pengembangan Teknologi (BLPT) dan
Sesuai perkembangan paradigma yang selalu terjadi, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah beserta para penulis dan unsure terlibat, menerima masukan-masukan konstruktif dari berbagai pihak khususnya para praktisi dunia usaha dan industri, para akademis , dan para psikologis untuk dihasilkannya Sumber Daya Manusia (SDM) tingkat menengah yang handal. Pada kesempatan baik ini kami sampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada berbagai pihak terutama tim penyusun modul, para nara sumber dan fasilitator, serta para editor atas dedikasi dan pengorbanan waktu, tenaga, dan pemikiran untuk dihasilkannya modul ini.
Semoga modul ini bermanfaat bagi kita semua, khususnya peserta Diklat SMK atau praktisi yang sedang mengembangkan bahan ajar modul SMK.
Jakarta, Desember 2005 a.n. Direktur Jenderal Manajemen
Pendidikan Dasar dan Menengah Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Dr. Joko Sutrisno, MM NIP 131415680
PETA KEDUDUKAN MODUL
Keterangan Diagram Pencapaian Kompetensi
Kode
Kompetensi
Judul Modul
OPKR 10-001B
Pelaksanaan
Pelaksanaan
pemeliharaan/servis
pemeliharaan/servis komponen
komponen
OPKR 10-002B
Pemasangan sistem
Pemasangan sistem hidrolik
hidrolik
OPKR 10-003B
Pemeliharaan/servis
Pemeliharaan/servis sistem
sistem hidrolik
hidrolik
OPKR 10-005B
Pemeliharaan/servis dan
Pemeliharaan/servis dan per-
per-baikan kompresor
baikan kompresor udara dan
udara dan komponen-
komponen-komponennya
komponennya
OPKR 10-006B
Melaksanakan prosedur
Melaksanakan prosedur
penge-lasan, pematrian,
pengelas-an, pematrian, dan dan pemo-tongan dengan pemotongan dengan panas dan panas dan pemansan
pemansan
OPKR 10-009B
Pembacaan dan
Pembacaan dan pemahaman
pemahaman gambar
gambar teknik
teknik
OPKR 10-010B
Penggunaan dan
Penggunaan dan pemeliharaan
pemeliharaan alat ukur
alat ukur
OPKR 10-016B
Mengikuti prosedur
Mengikuti prosedur kesehatan
kesehatan dan
dan keselamatan kerja
keselamatan kerja
OPKR 10-017B
Penggunaan dan
Penggunaan dan pemeliharaan
pemeliharaan peralatan
peralatan dan perlengkapan
dan perlengkapan tempat tempat kerja kerja
OPKR 10-018B Konstribusi komunikasi di Konstribusi komunikasi di tempat kerja
tempat kerja
OPKR 10-019B
Pelaksanaan operasi
Pelaksanaan operasi
penangan an secara
penanganan secara manual
manual
OPKR 20-001B
Pemeliharaan/servis
Pemeliharaan/servis engine dan
engine dan komponen-
komponen-komponennya
komponennya
OPKR 20-010B
Pemeliharaan/servis
Pemeliharaan/servis sistem
sistem pendingin dan
pendingin dan komponen-
komponen-komponennya komponennya
OPKR 20-011B
Perbaikan sistem
Perbaikan sistem pendingin dan pendingin dan komponen- komponen-komponennya komponennya
OPKR 20-012B
Overhaul komponen
Overhaul komponen sistem
sistem pendingin
pendingin
Kode
Kompetensi
Judul Modul
OPKR 20-014B
Pemeliharaan/servis sistem sistem bahan bakar bensin bahan bakar bensin OPKR 20-017B
Pemeliharaan/servis
Pemeliharaan/servis
Pemeliharaan/servis sistem sistem injeksi bahan bakar injeksi bahan bakar diesel diesel
OPKR 30-001B
Pemeliharaan/servis
Pemeliharaan/servis kopling
kopling dan komponen-
dan komponen-komponennya
komponennya sistem
sistem pengoperasian
pengoperasian
OPKR 30-002B
Perbaikan kopling dan komponen-komponennya komponen-komponennya OPKR 30-003B
Perbaikan kopling dan
Overhaul kopling dan komponen-komponennya komponen-komponennya OPKR 30-004B
Overhaul kopling dan
Pemeliharaan/servis
Pemeliharaan/servis transmisi
transmisi manual
manual
OPKR 30-007B
Pemeliharaan/servis
Pemeliharaan/servis transmisi
transmisi otomatis
otomatis
OPKR 30-010B
Pemeliharaan/servis unit
Pemeliharaan/servis unit final
final drive/gardan
drive/gardan
OPKR 30-013B Pemeliharaan/servis poros Pemeliharaan/servis poros roda roda penggerak
penggerak
OPKR 30-014B Perbaikan poros Perbaikan poros penggerak
penggerak roda
roda
OPKR 40-001B
Perakitan dan
Perakitan dan pemasangan
pemasangan sistem rem
sistem rem dan komponen-
dan komponen-
komponennya
komponennya
OPKR 40-002B
Pemeliharaan/servis
Pemeliharaan/servis sistem rem
sistem rem
Perbaikan sistem rem OPKR 40-004B
OPKR 40-003B
Perbaikan sistem rem
Overhaul komponen
Overhaul komponen sistem rem
sistem rem
OPKR 40-008B
Pemeriksaan sistem
Pemeriksaan sistem kemudi
kemudi
Perbaikan sistem kemudi OPKR 40-012B
OPKR 40-009B
Perbaikan sistem kemudi
Pemeriksaan sistem
Pemeriksaan sistem suspensi
suspensi
OPKR 40-014B
Pemeliharaan/servis
Pemeliharaan/servis sistem
sistem suspensi
suspensi
Balans roda/ban OPKR 40-017B
OPKR 40-016B
Balans roda/ban
Melepas, memasang dan
Melepas, memasang dan
menyetel roda OPKR 40-019B
me-nyetel roda
Pembongkaran, perbaikan, Pembongkaran, perbaikan, dan dan pemasangan ban luar pemasangan ban luar dan ban dan ban dalam
dalam
Kode
Kompetensi
Judul Modul
OPKR 50-001B
Pengujian,
Pengujian, pemeliharaan/servis
pemeliharaan/servis dan
dan penggantian baterai
penggantian baterai
OPKR 50-002B
Perbaikan ringan pada
Perbaikan ringan pada
rangkai-an/sistem
rangkaian/ sistem kelistrikan
kelistrikan
OPKR 50-007B
Pemasangan, pengujian,
Pemasangan, pengujian, dan
dan perbaikan sistem
perbaikan sistem penerangan
penerangan dan wiring
dan wiring
OPKR 50-008B
Pemasangan, pengujian,
Pemasangan, pengujian, dan
dan perbaikan sistem
perbaikan sistem pengaman ke pengaman ke listrikan dan listrikan dan komponennya komponennya
OPKR 50-009B Pemasangan kelengkapan Pemasangan kelengkapan kelistrikan tambahan
kelistrikan tambahan
(assesoris)
(assesoris)
OPKR 50-011B
Perbaikan sistem
Perbaikan sistem Pengapian
Pengapian
OPKR 50-019B
Memelihara/servis sistem
Memelihara/servis sistem AC
AC (Air Conditioner)
(Air Conditioner)
MEKANI SME PEMELAJARAN
Untuk mencapai penguasaan modul ini dilakukan melalui alur mekanisme pemelajaran sebagai berikut:
START
Lihat Kedudukan Modul
Lihat Petunjuk Penggunaan Modul
Kerjakan Cek Kemampuan
Nilai ≥7
Kegiatan Belajar 1
Kegiatan Belajar n
Kerjakan Evaluasi
Modul
Nilai ≥7
berikutnya/ Uji Kompetensi
GLOSSARI UM
alat yang merubah tegangan rendah menjadi
1. Coil Ignition
tegangan tinggi
komponen yang mendistribusikan arus tegangan
2. Distributor
tinggi ke busi-busi berfungsi memutuskan dan menghubungkan arus
3. Kontak Point
primer
Capasitor menyerap lompatan bunga api pada platina saat
4.
platina membuka
Centrifugal afat untuk memajukan pengapian sesuai putaran
5. advancer
mesin
Vacum untuk memajukan pengapian sesuai dengan beban
6. advancer
mesin
7. Sudut dweel sudut an men ambarkan laman a latina menutu Magnetic pick
yang menghasilkan sinyal pulsa pada distributor
8. up coil
sehingga terjadinya induksi
9. Ecu
electrical control unit
10. Led
Light emitin dioda
BAB. I PENDAHULUAN
A. Deskripsi
Modul perbaikan sistem pengapian dan komponennya bertujuan untuk mempersiapkan Siswa menjadi pelaksana pemeriksaan sistem pengapian yang memiliki pengetahuan dan keterampilan melakukan rutinitas pemeriksaan sistem pengapian.
Modul ini terdiri atas tiga kegitan belajar. Kegiatan belajar 1 membahas tentang fungsi dan cara kerja komponen sistem pengapian konvensional. Kegiatan belajar 2 membahas sistem pengapian elektronik dan macam- macamnya. Kegiatan belajar 3 membahas tentang: Perbaikan dan penyetelan komponen sistem pengapian.
Setelah mempelajari modul diharapkan peserta diklat memperoleh pengetahuan dan keterampilan sebagai berikut: - Memberikan dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan tentang
pekerjaan pemeriksaan sistem pengapian. - Sasarannya adalah segala macam pekerjaan yang menggunakan
proses pemeriksaan sistem pengapian yang ada di industri maupun dibengkelbengkel kerja meliputi:
a) Menyiapkan peralatan
b) Mengoperasikan paralatan dan menyiapkan alat-alat Bantu
c) Melakukan pemeriksaan sistem pengapian - Penekanan pembelajaran dari unit ini adalah hal-hal Araktik tentang
melakukan rutinitas pemeriksaan sistem pengapian sesuai dengan spesifikasi pabrik.
- Kondisi keselamatan dan kesehatan kerja yang selalu diperhatikan.
- Penggunaan alat-alat yang sesuai dengan fungsi dan kegunaannya. - Bekerja berdasarkan prosedur operasi standar - Lingkungan kerja yang sehat dan aman dengan sirkulasi tata udara
yang memadai.
B. Prasyarat
Sebelum memulai modul ini, peserta diklat pada Bidang Keahlian Mekanik Otomotif harus sudah menyelesaikan modul-modul prasyarat seperti terlihat dalam diagram pencapaian kompetensi maupun peta kedudukan modul. Prasyarat mempelajari modul OPKR-50-011B antara lain adalah OPKR-50-008B.
C. Pet unj uk Pengguna an Modul
1 . Rambu- rambu belaj ar bagi Pesert a Diklat
Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal, dalam menggunakan modul ini maka langkah-langkah yang perlu dilaksanakan antara lain:
a. Bacalah dan pahami dengan seksama uraian-uraian materi yang ada pada masing-masing kegiatan belajar. Bila ada materi yang kurang jelas, peserta diklat dapat bertanya pada Guru atau Instruktur yang mengampu kegiatan beiajar.
b. Kerjakan tugas test formatif (soal latihan) untuk mengetahui seberapa besar pemahaman yang telah dimiliki terhadap materi- materi yang dibahas dalam setiap kegiatan belajar.
c. Untuk kegiatan belajar yang terdiri dari teori clan praktik, perhatikanlah hal-hal berikut ini:
1) Perhatikan petunjuk-petunjuk keselamatan kerja yang berlaku
2) Pahami setiap langkah kerja (prosedur praktikum) dengan baik
3) Sebelum melaksanakan praktikum, identifikasi (tentukan)
peralatan dan bahan yang diperlukan dengan cermat
4) Gunakan alat sesuai prosedur pemakaian yang benar
5) Untuk melakukan kegiatan praktikum yang belum jelas, harus meminta izin Guru atau Instruktur terlebih dahulu
6) Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan ke tempatnya.
d. Jika belum menguasai level materi yang diharapkan, ulangi lagi pada kegiatan belajar sebelumnya atau bertanyalah kepada Guru atau Instruktur yang mengampu kegiatan pembelajaran yang bersangkutan.
2 . Peran bagi Guru/ I nst rukt ur pengampu:
1. Membantu peserta diklat dalam merencanakan proses belajar
2. Membimbing peserta diklat melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap belajar
3. Membantu peserta diklat dalam memahami konsep, praktik baru, dan menjawab pertanyaan peserta diklat mengenai proses belajar peserta diklat
4. Membantu peserta diklat untuk menentukan clan mengakses sumber tambahan lain yang diperlukan untuk belajar
5. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok
6. Merencanakan seorang ahli/pendamping Guru dari tempat kerja untuk membantu jika diperlukan
7. Mencatat kemajuan belajar Siswa
8. Melakukan penilaian
9. Menjelaskan kepada Siswa, bagian-bagian yang perlu diulang/ diperbaiki dan merundingkan rencana pemelajaran selanjutnya.
D. Tuj uan Akhir
Tujuan akhir dari kegiatan belajar pada modul ini adalah:
1. Memberikan dasar-dasar pengetahuan clan keterampilan tentang melakukan pemeriksaan sistem pengapian.
2. Sasarannya adalah segala macam pekerjaan yang berhubungan dengan melakukan pemeriksaan sistem pengapian, yang terdiri dari:
a. Menyiapkan peralatan yang akan digunakan
b. Menyiapkan seperangkat sistem pengapian/ Analiyzer engine
c. Menentukan peralatan tambahan yang akan digunakan
d. Melakukan kegiatan pemeriksaan sistem pengapian
3. Penekanan pembelajaran adalah pada hal-hal praktik tentang melakukan kegiatan pemeriksaan sistem pengapian sesuai buku manual kendaraan.
4. Kondisi keselamatan dan kesehatan kerja yang selalu diperhatikan.
5. Penggunaan alat-alat yang sesuai dengan fungsi clan kegunaannya.
6. Bekerja berdasarkan prosedur operasi standar.
7. Lingkungan kerja yang sehat dan aman dengan sirkulasi tata udara yang memadai.
E. Kompetensi
Bidang Keahlian
: Teknik Mesin
Program Keahlian
: Teknik Mekanik Otomotif
Kompetensi
: Perbaikan Sistem Pengapian
Kode
: OPKR-50-011B
Alokasi Waktu
: 60 Jam Pembelajaran @ 45 menit
MATERI POKOK PEMBELAJARAN KOMPETENSI
SUB
KRI TERI A UNJUK
LI NGKUP
KETERAMPI LAN
Memperbaiki
Mengumpulkan, Sistem Pengapian
Sistem Pengapian
Konstruksi dan
Melaksanakan
Konstruksi dan
menganalisa dan Komponennya
diperbaiki tanpa
prinsip sistem
tugas rutin
cara kerja sistem
menyebabkan
kerja pengapian
dengan prosedur
pengapian sesuai
yang ditetapkan
kan informasi
komponen atau
komponen
kemajuan,
pengukuran dan
Merencanakan
sistem lainnya
informasi yang
Prosedur
diawasi secara
keamanan
kan kegiatan
benar tentang
perbaikan
berkala oleh
kendaraan,
Penggunaan
spesifikasi pabrik
sistem
pengawas
perlengkapan dan
gagasan teknis
Modul OPKR 50-011 B 18
MATERI POKOK PEMBELAJARAN KOMPETENSI
SUB
KRI TERI A UNJUK
LI NGKUP
KETERAMPI LAN
yang dapat
pengapian
Melaksanakan
keselamatan diri
dan matematis
dipahami
Standar
tugas yang lebih
Pola pengapian
luas dan sulit
masalah
penyetelan dan
kemandirian dan
dilaksanakan
tanggung jawab
dengan
individu. Hasil
menggunakan
pekerjaan
peralatan, teknik
diperiksa oleh
dan material yang
Sistem pengapian
tugas kompleks
diuji dan hasilnya
dan non rutin
dicatat menurut
Menjadi mandiri
prosedur dan
dan tanggung
kebijakan
jawab pada
perusahaan
pekerjaan lain
Modul OPKR 50-011 B 19
MATERI POKOK PEMBELAJARAN KOMPETENSI
SUB
KRI TERI A UNJUK
LI NGKUP
KETERAMPI LAN
Perbaikan seluruhnya dilaksanakan sesuai dengan SOP, Undang- undang K3 dan Prosedur/kebijakan Pemerintah
Modul OPKR 50-011 B 20
F. Cek Kemampuan
Sebelum mempelajari modul OPKR-50-011B, isilah dengan cek list ( √) kemampuan yang telah dimiliki peserta diklat dengan sikap jujur dan dapat dipertanggungjawabkan:
KOMPETENSI /
JAWABAN
BI LA JAWABAN “YA” SUB
KERJAKAN KOMPETENSI
Soal Tes Formatif 1. komponennya
pengapian dan dan
pengapian elektronik. Saya
dapat
menjelaskan macam- macam dan
cara
Soal Tes Formatif 2.
kerja
sistem
pengapian elektronik. Saya
dapat
melakukan perbaikan
Soal Tes Formatif 3.
dan
penyetelan
sistem pengapian.
Apabila peserta diklat menjawab Tidak , pelajari modul ini.
BAB. I I PEMELAJARAN
A. RENCANA BELAJAR PESERTA DI KLAT
Suatu kegiatan pendidikan clan latihan (Diklat) menjadi jelas dan terlihat titik bidiknya hingga dapat membuahkan hasil kompetensi clan sub kompetensi yang baik bagi para peserta Diklat, maka peserta Diklat terlebih dahuiu harus menentukan sasaran dengan menjabarkan sebuah rencana kegiatan belajar.
Untuk itu isilah format berikut ini sesuai maksud dari masing-masing kolom pada table di bawah ini. lakukanlah konsultasi secara kontinyu kepada Guru/Pembimbing.
Kompetensi
: Perbaikan Sistem Pengapian
Sub Kompetensi : Memperbaiki Sistem Pengapian dan
Komponennya
Kode Modul
: OPKR 50.011B
Alokasi Waktu
: 60 Jam Pembelajaran
Tahun Pelajaran
Alasan Paraf Jenis Kegiatan
Tempat
Tanggal Waktu
Belajar
Perubahan Guru
Memperbaiki Sistem Pengapian dan Komponennya
1.1. Sistem Pengapian Diperbaiki tanpa
menyebabkan kerusakan terhadap komponen atau sistem lainnya.
1.2. Mengakses Informasi yang
Alasan Paraf Jenis Kegiatan
Tempat
Tanggal Waktu
Belajar
Perubahan Guru
benar dari spesifikasi pabrik dan dapat dipahami.
1.3. Pelaksanaan perbaikan,
penyetelan dan penggantian komponen dilaksanakan dengan menggunakan peralatan, teknik dan material yang sesuai.
Peserta Diklat harus selalu mengkonsultasikan setiap pengisian uraian pada Guru/pembimbing tentang "Jenis Kegiatan, Tanggal, Waktu, Tempat, dan alasan perubahaan" untuk mendapatkan kompetensi atau sub kompetensi yang sesuai dengan standard kompetensi prosedur pelaksanaan/SOP.
B. KEGI ATAN BELAJAR
Kegiatan Belajar 1. Sistem Pengapian Diperbaiki Tanpa Menyebabkan Kerusakan Terhadap Komponen Atau Ssistem Lainnya
a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran
Setelah selesai pembelajaran modul ini tanpa bantuan Guru/Pembimbing para peserta diklat diharapkan dapat:
1. Menjelaskan fungsi sistem pengapian
2. Menjelaskan fungsi komponen-komponen pengapian
3. Menjelaskan cara kerja koil pengapian
4. Menjelaskan cara kerja kondensor
5. Menjelaskan cara kerja mekanisme sistem edvancer pengapian
6. Menjelaskan pengertian sudut dwell
7. Membedakan nilai panas busi
b. Uraian Materi
1. Tujuan Sistem Pengapian
Tujuan penggunaan system pengapian pada kendaraan adalah menyediakan percikan bunga api bertegangan tinggi pada busi untuk membakar campuran udara/bahan bakar di dalam ruang bakar engine.
Gambar 1. Sistem Pengapian Konvesional
2. Fungsi bagian- bagian komponen Baterai
a. Baterai Menyediakan arus listrik tegangan rendah untuk ignation coil.
b. Ignation Coil
Menaikan tegangan yang di terima dari baterai menjadi tegangan tinggi yang diperlukan untuk pengapian.
c. Distributor Berfungsi membagikan (mendistribusikan) arus tegangan
tinggi yang dihasilkan (dibangkitkan) oleh kumparan skunder pada ignation coil ke busi pada tiap-tiap selinder sesuai dengan urutan pengapian. Bagian-bagian ini terdiri dari: - Cam (nok)
Membuka Kontak point (platina) pada sudut cam shaftt yang tepat untuk masing-masing selinder.
- Kontak point Memutuskan arus listrik yang mengalir melalui kumparan
primer dari ignation coil untuk menghasilkan arus listrik tegangan tinggi.
- Capasitor (condensor) Menyerap lompatan bunga api yang terjadi antara breaker
point pada Saat membuka dengan tujuan menaikan tegangan coil skunder.
- Centrifugal governor advancer Memajukan saat pengapian sesuai dengan putaran mesin.
- Vacuum Advancer Memajukan saat pengapian sesuai dengan beban mesin
(vacuum Intake manifold)
- Rotor Membagikan arus listrik tegangan tinggi yang di hasilkan oleh
ignation coil ke tiap-tiap busi. - Distributor Cap
Membagikan arus listrik tegangan tinggi dari rotor ke kabel tegangan tinggi untuk masing- masing selinder.
d. Kabel tegangan tinggi Mengalirkan arus listrik tegangan tinggi dari ignation coil ke
busi.
e. Busi Mengeluarkan arus listrik tegangan tinggi menajdi loncatan
bunga api melalui elektroda.
3. Prosedur Cara Kerja dan Karakterist ik Komponen Pengapian
a. Coil Pengapian
Konstruksi
Gambar 2. Konstruksi Coil Pengapian yang umum
Coil pengapian terdiri dari rumah logam yang meliputi lembar pelapis logam untuk mengurangi kebocoran medan magnet. Lilitan sekunder, yamg mempunyai lilitan lebih kurang 20.000 lilitan kawat tembaga halus dililitkan secara langsung ke inti besi yang dilaminasi dan disambungkan ke terminal tegangan tinggi yang terdapat pada bagian tutup coil. Karena tegangan tinggi diberikan pada inti besi, inti harus diisolasi oleh tutup dan insolator tambahan diberikan di bagian dasar. Lilitan primer, terdiri dari 200-500 lilitan kawat tembaga yang relatif tebal, di tempatkan dekat dengan bagian luar sekelililng lilitan sekunder. Panjang dan lebar kawat akan menyebabkan resistansi lilitan primer berubah tergantung pada penggunaannya.
Coil pengapian adalah transformator peningkat tegangan. Coil menghasilkan pulsa-pulsa tegangan tinggi yang dikirimkan ke busi- busi untuk menyulut campuran bahan bakar/udara di tabung engine. Lilitan primer coil, menyimpan energi dalam bentuk medan magnet. Pada waktu yang ditentukan kontak poin terbuka, arus primer berhenti mengalir dan medan magnet kolap memotong coil sekunder menghasilkan tegangan tinggi ke dalamnya. Tegangan sekunder menyalakan busi.
Cara Kerj a Sist em Pengapian
Rangkaian Primer
Gambar 3. Rangkaian Primer Sistem Pengapian
Rangkaian primer merupakan jalur untuk arus tegangan rendah dari baterai (lihat diagram) dan terdiri dari komponen-komponen berikut: - Saklar Pengapian Lilitan
- Lilitan Primer Coil - Kontak Poin Distributor - Kondensor
Rangkaian Sekunder
Gambar 4. Rangkaian Sekunder Sistem Pengapian
Rangkaian sekunder merupakan jalur untuk arus tegangan tinggi yang ditingkatkan oleh coil dan terdiri dari komponen- komponen berikut:
- Lilitan Sekunder Coil - Lengan Rotor Distributor - Tutup Distributor - Busi-Busi
Cara Kerja Pengapian induktif
a. Cara Kerja Kontak Poin tertutup
Arus dari baterai mengalir melalui lilitan-lilitan primer coil, membentuk medan magnit, metalui kontak poin ke massa.
Distributor
Gambar 5. Cara Keya Pengapian Poin-Poin Tertutup
b. Cara Kerja Pengapian Kontak Poin Terbuka
Pada saat poin-poin terbuka oleh bubungan pemutus yang berputar, aliran arus primer terputus. Medan magnit di sekitar lilitan primer coil kolap dan menyebabkan tegangan tinggi (4000-30.000 volt) pada lititan-lilitan sekunder. Sentakan tegangan tinggi ini 'mendorong' arus melalui kabel coil tegangan tinggi ke distributor dan kemudian ke busi-busi. Siklus keseluruhan ini terjadi 50 sampai 150 kali per detik tergantung pada kecepatan engine.
Distributor
Gambar 6. Cara Kerja Pengapian Kontak-Poin Terbuka
b. Kondensor
Kondensor
Gambar7. Kondensor Dipasang Pada Distributor
Kondensor mencegah percikan bunga api pada poin-poin pada saat poin-poin tersebut mulai membuka. Arus yang berlebihan mengalir ke dalam kondensor pada saat poin-poin terpisah. Sebuah Kondensor terdiri dari beberapa lembar kertas timah masing-masing lapisan diberi isolasi kertas paraffin, lembar tersebut digulung dengan ketat sehingga berbentuk silinder, masing-masing kumpulan plat dihubungkan dengan satu kawat Kondensor mencegah percikan bunga api pada poin-poin pada saat poin-poin tersebut mulai membuka. Arus yang berlebihan mengalir ke dalam kondensor pada saat poin-poin terpisah. Sebuah Kondensor terdiri dari beberapa lembar kertas timah masing-masing lapisan diberi isolasi kertas paraffin, lembar tersebut digulung dengan ketat sehingga berbentuk silinder, masing-masing kumpulan plat dihubungkan dengan satu kawat
Kondensor itu diperlukan karena: - Poin-poin membuka dan menutup secara mekanis; gerakan
tersebut sangat lambat dibandingkan dengan kecepatan aliran arus
- Poin-poin tersebut hanya membuka sedikit - Tegangan di dalam coil dapat menjadi sangat tinggi
Tanpa kondensor, yang terjadi adalah: - Tegangan induksi di dalam lilitan primer menjadi sangat
tinggi mendorong arus meloncati celah membakar permukaan kontak poin. Aliran arus tidak dapat cepat berhenti, dan medan magnit kolap sangat lambat. Karenanya tegangan sekunder terlalu rendah untuk menyalakan busi.
Cara Kerja Kondensor Tahap 1. Poin Tertutup
Kondens or
Gambrar 8. Cara Kerja Kondensor Kontak-Poin Tertutup. Dan Osiloskop MenunjukkanTegangan Kondensor
Arus mengalir melalui lilitan primer ke masa melalui poin yang tertutup. Medan magnit terbentuk di sekeliling coil pengapian. Pola osiloskop mengilustrasikan perubahan polaritas tegangan pada rangkaian kondensor coil. Tingkat tegangan adalah 12 V pada satu arah.
Tahap 2. Poin Terbuka
Gambar 9. Cara Kerja Kondensor Poin Terbuka. Dan Ositoskop Tegangan Kondenwr Naik
Medan magnit kolap, menginduksi tegangan ke dalam lilitan sekunder. Karena medan magnit juga kolap memotong lilitan primer maka tegangan tinggi (kira-kira 300 V) diinduksi kedalamnya juga. Tegangan ini akan menyebabkan arus mengalir ke dalam kondensor. Tegangan kondensor akan naik sampai tegangannya sama dengan tegangan coil.
Tahap 3.
Gambar 10. Pengosongan Kondensor dan Osiloskop Tegangan Kondensor turun
Tegangan primer mulai menurun. Tegangan kondensor sekarang akan mendorong balik arus listrik kembali ke lilitan primer coil, hal ini memaksa medan magnet yang kolap mengalami kolap lebih cepat yang akan menghasilkan percikan bunga api sekunder yang lebih besar. Gaya medan magnet yang kolap menghasilkan tegangan induksi dengan arah yang berlawanan.
Tahap 4
Gambar 11. Langkah Pengisian/dan Osiloskop
Pengosongan Kondensor
Berkaitan dengan pengaruh medan magnet kondensor dan arus pada lilitan sekunder, gerak gaya listrik balik dihasilkan pada lilitan primer beberapa kali. Arus akan mengalir masuk dan keluar pada kondensor melalui lilitan sampai energi listriknya hilang. Hal ini menimbulkan efek osilasi.
c. Pengendali Pengapian Sentrifugal
Untuk mendapatkan saat pemajuan yang diperlukan saat putaran engine naik, distributor mempunyai mekanisme sentrifugal yang terdiri dari dua buah pemberat yang mempunyai titik tumpu di bagian bawah distributor. Kedua pemberat ini ditahan pada dudukannya oleh pegas dan berputar dengan sumbu distributor. Jika kecepatan putar naik, pemberat terlempar ke arah luar (karena pengaruh gaya sentrifugal) melawan tarikan pegas dan akhirnya memajukan bubungan kontak point.
Titik Putar
Gambar 12. Salah satu contoh Mekanisme Pemaju Pengapian
Jenis Sentrifugal
Bubungan dapat bergerak bebas pada poros distributor dan saat pemberat bergerak ke arah luar akibat gaya sentrifugal, bubungan bergeser, atau berputar, searah dengan perputaran poros. Hal ini membuat bubungan kontak poin bersinggungan lebih cepat dengan kontak poin, dengan demikian terjadilah pemajuan pengapian.
d. Pengendali Pengapian Vacuum
Interval waktu antara saat terjadinya penyalaan dan saat diperoleh tekanan kompresi maksimum adalah tidak tetap, tetapi berubah-ubah sesuai kecepatan pembakaran. - Jika campuran kaya dan tekanan kompresi tinggi, dia
akan terbakar dengan sangat cepat sewaktu di sulut - Jika campuran miskin dan tekanan kompresi rendah,
campuran akan terbakar dengan lambat Walaupun perbandingan kompresi tidak berubah-ubah pada
suatu engine, jumlah campuran udara/bahan bakar di dalam silinder (pada awal langkah kompresi) berubah-ubah sesuai posisi pembukaan katup throttle, dengan demikian terjadi perubahan pada tekanan kompresi pada rentang kerja engine. Mekanisme pengendali pemajuan pengapian vacuum terdiri dari unit diafragma vacuum, dihubungkan dengan pelat dudukan distributor dan sisi lain diafragma dihubungkan dengan saluran vacuum karburator melalui selang vacuum. Diafragma ditahan pada posisinya oleh pegas. Pelat dudukan dan kontak poin akan berputar saat diafragma berhubungan dengan kevacuuman saluran masuk engine.
Cara Kerja Pembukaan katup throttle yang kecil akan memberikan
tingkat kevacuuman yang tinggi pada diafragma yang mengakibatkan pelat dudukan berputar mempercepat saat pengapian. Saat pembukaan katup throttle membuka semakin lebar, pengaruh kevacuuman akan menurun mengurangi pemajuan saat pengapian. Pembukaan penuh katup throttle akan memberikan tekanan udara luar (tidak ada kevacuuman) terhadap diafragma mengakibatkan tidak terjadi pemajuan saat pengapian.
Catatan: Kerjasama antara pemaju pengapian sentrifugal dan kevacuuman secara otomatis memberikan perubahan yang pasti terhadap saat pengapian pada setiap rentang kerja engine.
Sudut Dwell Sudut Dwell adalah besarnya sudut putaran bubungan distributor saat kontak poin menutup. Sudut Dwell yang tepat sangat penting pada coil pengapian. Coil pengapian, agar dapat bekerja dengan baik memerlukan waktu aliran arus yang mengalir pada lilitan primer cukup lama agar mampu membangkitkan medan magnet yang kuat di sekitarnya. Kekuatan medan magnet digunakan untuk memotong liiitan sekunder agar menghasilkan tegangan yang diperlukan untuk menyalakan busi.
a.
b.
c.
Gambar 13. Sudut Dwell
Keterangan:
a) Kontak Poin Tertutup
b) Celah Kontak Poin Besar, sudut Dwell kecil
c) Celah kontak Poin kecil, sudut Dwell besar
Celah kontak poin dapat merubah sudut dwell. Celah kontak poin yang sempit akan menaikkan sudut dwell. Ini berarti kontak poin tertutup lebih cepat dan menutupnya terlambat dan ini meningkatkan sudut dwell. Besarnya sudut dwell dapat di tentukan dengan rumus: 60% x 360/n. n = jumlah selinder.
Sudut dwell yang terlalu besar dapat menimbulkan kerugian. Kontak poin menutup lebih cepat dapat mempengaruhi kerja coil pengapian dan kondensor menyebabkan pembakaran yang jelek dan kontak poin terbakar karena percikan yang berlebihan. Celah yang besar atau sudut dwell yang kecil, menyebabkan kontak poin menutup lambat dan membuka lebih cepat, coil tidak punya waktu untuk Sudut dwell yang terlalu besar dapat menimbulkan kerugian. Kontak poin menutup lebih cepat dapat mempengaruhi kerja coil pengapian dan kondensor menyebabkan pembakaran yang jelek dan kontak poin terbakar karena percikan yang berlebihan. Celah yang besar atau sudut dwell yang kecil, menyebabkan kontak poin menutup lambat dan membuka lebih cepat, coil tidak punya waktu untuk
e. Busi
Busi berguna untuk menghasilkan bunga api dengan menggunakan tegangan tinggi yang dihasilkan oleh koil. Bunga api yang dihasilkan oleh busi kemudian di pergunakan untuk memulai pembakaran campuran bahan bakar dengan udara yang telah di kompresikan di dalam selinder.
Konst ruksi busi
Ceramic Insulator Center Electrode
Glass Seal
Resistor Gasket
Copper Core
Nose Insulator
Ground Electrode
Gambar 14. Konstruksi Busi
Pada busi terdapat dua buah elektroda yaitu elektroda tengah dan samping elektroda tengah mengalirkan arus listrik dari distributor yang kemudian akan melompat menuju elektroda samping.
Isolator yang ada pada busi untuk mencegah bocornya arus listrik tegangan tinggi, sehingga tetap mengalir melalui elektroda tengah dan elektroda samping terus ke masa sambil menghasilkan bunga api dari elektroda tengah ke elektroda samping.
Nilai panas busi
Yang dimaksud dengan nilai panas busi adalah kemampuan meradiasikan sejumlah panas oleh busi. Busi yang meradiasikan panas yang lebih banyak disebut busi dingin sebab busi tersebut akan tetap dingin, sedangkan busi yang meradiasikan panas sedikit disebut dengan busi panas. Busi dingin mempunyai ujung isolator yang lebih pendek karena permukaan persinggungan dengan api lebih kecil dan jalur radiasi panasnya pendek, maka perambatan panas sangat baik dan temperatur elektroda tengah tidak akan naik terlalu tinggi. Sedangkan busi panas mempunyai ujung isolator yang panjang dan permukaan singgung dengan api yang luas sehingga jalur perambatan panas menjadi panjang dan radiasi panas menjadi kecil. Akibatnya temperatur elektroda tengah menjadi naik. Nilai panas busi juga dapat ditentukan dengan nomor yang ada pada busi, semakin tinggi angka atau nomor suatu busi maka semakin tinggi nilai panas busi.
c. Rangkuman
Distributor berfungsi membagikan (mendistribusikan) arus tegangan tinggi yang dihasilkan (dibangkitkan) oleh kumparan sekunder pada ignation coil ke busi pada tiap-tiap selinder sesuai dengan urutan
pengapian. Coil pengapian terdiri dari rumah logam yang meliputi lembar pelapis logam untuk mengurangi kebocoran medan magnet. Lilitan sekunder, yang mempunyai lilitan lebih kurang 20.000 lilitan kawat tembaga halus dililitkan secara langsung ke inti besi yang dilaminasi dan disambungkan ke terminal tegangan tinggi yang terdapat pada bagian tutup coil. Lilitan primer, terdiri dari 200-500 lilitan kawat tembaga yang relatif tebal, ditempatkan dekat dengan bagian luar sekeliling lilitan sekunder. Panjang dan lebar kawat akan menyebabkan resistansi lilitan primer berubah tergantung pada penggunaannya. Rangkaian primer merupakan jalur untuk arus tegangan rendah dari baterai (lihat diagram) dan terdiri dari komponen-komponen berikut: - Saklar Pengapian - Lilitan Primer Coil - Kontak Point Distributor - Kondensor Rangkaian sekunder merupakan jalur untuk arus tegangan tinggi yang ditingkatkan oleh coil dan terdiri dari komponen-komponen berikut: - Lilitan Sekunder Coil - Lengan Rotor Distributor - Tutup Distributor - Busi-busi
Kondensor mencegah percikan bunga api pada kontak poin pada saat kontak poin tersebut mulai membuka. Arus yang berlebihan mengalir ke dalam kondensor pada saat kontak point terpisah. Sudut Dwell adalah besarnya sudut putaran bubungan distributor saat kontak poin menutup. Besarnya sudut dwell dapat ditentukan dengan rumus: Sudut Dwell = 60 % x 360
n = jumlah selinder
Sudut dwell yang terlalu besar, Kontak poin menutup lebih cepat dan dapat mempengaruhi kerja coil pengapian. Yang menyebabkan pembakaran yang jelek dan kontak poin terbakar karena percikan yang berlebihan. Celah kontak point yang besar atau sudut dwell yang kecil, menyebabkan kontak poin menutup lambat dan membuka lebih cepat, coil tidak punya waktu untuk memperoleh kejenuhan medan magnet dengan demikian menimbulkan pembakaran yang jelek.
Mekanisme sentrifugal advancer berfungsi untuk memajukan saat pengapian sesuai dengan pertambahan putaran mesin. Mekanisme Vacuum advancer berfungsi memajukan saat pengapian pada saat beban mesin bertambah atau berkurang.
Busi mengeluarkan arus listrik tegangan tinggi menjadi loncatan bunga api melalui elektroda.
Nilai panas busi adalah kemampuan meradiasikan sejumlah panas oleh busi. Nilai panas busi dapat ditentukan dengan nomor yang ada pada busi, semakin tinggi angka atau nomor suatu busi maka semakin tinggi nilai panas busi.
d. Tugas
1. Pelajari modul sistem pengapian konvensional secara seksama!
2. Gambarkan rangkaian sistem pengapian konvensional!
3. Buatlah analisa gangguan sistem pengapian!
4. Lakukan kegiatan praktik sesuai dengan buku panduan (manual book)!
5. Diskusikan dengan teman tentang hal-hal yang baru Anda dapatkan! 5. Diskusikan dengan teman tentang hal-hal yang baru Anda dapatkan!
1. Jelaskan fungsi dari sistem pengapian pada kendaraan?
2. Gambarkan rangkaian sistem pengapian konvensional?
3. Sebutkan fungsi dari komponen sistem pengapian berikut:
a. Baterai
b. Coil
c. Distributor
d. Busi
4. Sebutkan komponen-komponen
rangkaian sekunder merupakan jalur untuk arus tegangan tinggi yang ditingkatkan oleh coil?
dari
5. Jelaskan cara kerja Coil pangapian pada tertutup dan terbuka?
6. Apa fungsi dari kondensor pada sistem pengapian?
7. Jelaskan cara kerja Vacuum advancer?
8. Jelaskan fungsi sentrifugal advancer?
9. Jelaskan kerugian yang diakibatkan jika sudut dwell terlalu besar? 10.Jelaskan perbedaan busi panas dengan busi dingin?
f. Kunci Jaw a ban
1. Fungsi sistem Pengapian adalah menyediakan percikan bunga api bertegangan tinggi pada busi untuk membakar campuran udara/bahan bakar di dalam ruang bakar engine.
2. Gambar rangkaian sistem pengapian konvensioal.
3. Fungsi komponen pengapian: - Baterai menyediakan arus listrik tegangan rendah untuk ignition coil
- Ignition Coil menaikan tegangan yang di teria dari baterai menjadi tegangan tinggi yang diperlukan untuk pengapian
- Distributor membagikan (mendistribusikan) arus tegangan tinggi yang dihasilkan (dibangkitkan) oleh kumparan sekunder pada
ignation coil ke busi pada tiap-tiap selinder sesuai dengan urutan pangapian
- Busi mengeluarkan arus listrik tegangan tinggi menjadi loncatan bunga api melalui elektroda
4. Rangkaian sekunder merupakan jalur untuk arus tegangan tinggi yang ditingkatkan oleh coil dan terdiri dari komponen-komponen berikut: - Lilitan Sekunder Coil - Rotor - Tutup Distributor - Busi-busi
5. Cara kerja coil pengapian pada saat:
a. Cara kerja-Poin tertutup Arus dari baterai mengalir melalui lilitan-lilitan primer coil, membentuk medan magnit, melalui kontak poin ke masa.
b. Cara kerja Pengapian Poin-poin terbuka Pada saat poin-poin terbuka oleh bubungan pemutus yang berputar, aliran arus primer terputus. Medan magnit di sekitar lilitan primer coil kolap dan menyebabkan tegangan tinggi pada lilitan-lilitan sekunder. Sentakan tegangan tinggi ini ‘mendorong’ arus melalui kabel coil tegangan tinggi ke distributor dan kemudian ke busi-busi.
6. Fungsi kondensor adalah mencegah percikan bunga api pada kontak poin pada saat kontak poin tersebut mulai membuka, dengan cara menyerap arus induksi dini dari kumparan primer coil.
7. Cara kerja vacuum adalah: Pada saat pembukaan katup throttle kecil akan memberikan tingkat kevacuuman yang tinggi pada diafragma yang mengakibatkan pelat dudukan berputar mempercepat saat pengapian. Saat pembukaan katup throttle membuka semakin lebar, pengaruh kevacuuman akan menurun mengurangi pemajuan saat pengapian. Pembukaan penuh katup throttle akan memberikan tekanan udara luar (tidak ada kevacuuman) terhadap diafragma mengakibatkan tidak terjadi pemajuan saat pengapian.
8. Sentrifugal advancer berfungsi Untuk memajukan pengapian yang diperlukan saat putaran engine naik.
9. Akibat Sudut dwell yang terlalu besar adalah: Kontak poin menutup lebih cepat dan dapat mempengaruhi kerja coil pengapian. Yang menyebabkan pembakaran yang tidak sempurna dan kontak poin terbakar karena percikan yang berlebihan.
10.Perbedaan Busi panas dengan busi dingin adalah: - Busi panas adalah busi yang mempunyai ujung isolator yang
panjang dan permukaan singgung dengan api yang luas sehingga jalur perambatan panas sangat lambat sehingga meradiasikan panas yang lebih sedikit ke kepala selinder.
- Busi dingin busi yang mempunyai ujung insulator yang lebih pendek sehingga permukaan persinggungan dengan api lebih
kecil dan jalur radiasi panasnya pendek, maka perambatan panas sangat baik dan temperatur elektroda tengah tidak akan naik terlalu tinggi.
g. Lembar Kerj a
1 . Alat dan bahan
a) 1 Unit engine stand
b) Peralatan tangan
c) Tool box
d) Avo meter
e) Lap/majun
f) Dwell tester
g) Tacho meter
h) Timming light
2 . Keselamatan kerj a
a) Gunakanlah peralatan sesuai dengan fungsinya
b) Ikuti instruksi dari Instruktur
c) Ataupun prosedur kerja yang tertera pada lembar kerja
d) Mintalah izin dari Instruktur Anda bila hendak melakukan pekerjaan yang tidak tertera pada lembar kerja
e) Bila perlu mintalah buku manual
3 . Langkah kerj a
a) Persiapkan alat dan bahan praktik sesuai yang dibutuhkan
b) Perhatikan
disampaikan oleh Guru/Instruktur
c) Lakukan pemeriksaan dan pemeliharaan sistem pengapian
d) Perhatikan komponen-komponen sistem pengapian
e) Gambarkan wearing sistem pengapian sesuai dengan bahan yang dipraktikkan
f) Diskusikan dan buatlah catatan penting kegiatan praktik
g) Setelah selesai praktik bereskan kembali peralatan dan bahan yang telah digunakan.
4 . Tugas
a) Buatlah laporan praktikum secara ringkas dan jelas!
b) Buatlah rangkuman pengetahuan yang baru Anda peroleh
setelah mempelajari materi kegiatan pelajaran
c) Jika belum mengerti tanyakan pada Instruktur dan pelajari kembali materi
Kegiatan Belaj ar 2 . Mengakses I nformasi Yang Benar Dari Spesifikasi
Pabrik Dan Dapat Dipahami
a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran
Setelah mempelajari kegiatan belajar ini, peserta diklat diharapkan dapat:
1. Membedakan rangkaian pengapian elektronik dengan pengapian konvensional
2. Memjelaskan keuntungan sistem pengapian elektronik
3. Menyebutkan macam-macam pegapian elektronik
4. Menjelaskan kontruksi clan cara kerja sistem pengapian elektronik
b. Uraian mat eri
1 . Perbandingan Rangkaian Pengapian
Perbedaan utama antara pengapian elektronik dengan yang menggunakan kontak poin adalah pada bagian rangkaian primer. Kontak poin digantikan oleh pembangkit sinyal elektronik dlan sebuah unit pengendaii pengapian elektronik. Pembangkit sinyal digunakan untuk memberikan impuls listrik untuk memberikan sinyal saat pengapian pada inti pengendali pengapian elektronik. Unit pengendali akan mensaklarkan rangkaian primer pengapian sebagai sinyal oleh pembangkit sinyal.
Reluktor
Gambar 15. Perbandingan Rangkaian
Keuntungan sistem pengapian elektronik: Tidak menggunakan kontak poin
Tidak memerlukan perawatan kontak poin Sudut Dwell ditetapkan oleh unit pengapian Saat pengapian lebih tepat Percikan bunga api lebih besar dan lebih lama sangat berguna untuk
mengendalikan emisi gas buang.
Pembangkit Pulsa sistem pengapian elektronik
Ada beberapa cara untuk menghasilkan pulsa sinyal pada distributor:
1. Pembangkit pulsa
2. Pembangkit efek Hall
3. Sensor optik
1 . Sensor Penghimpun Magnet ( Pembangkit Pulsa)
a. Konstruksi
Sensor penghimpun magnet (Magnetic Pick-Up Sensor) terdiri dari lilitan kawat dan inti magnet permanen. Magnet permanen membentuk medan magnet di sekeliling lilitan kawat.
b. Cara kerja
Ketika benda logam mengganggu keseimbangan medan magnet, tegangan listrik terbentuk pada lilitan kawat. Tegangan ini dibangkitkan pada lilitan kawat. Sinyal tegangan ini diperkuat oleh mikrokomputer.
Pick_Up Magnetik
Cuping (Lobe) pada
Lilitan kawat membangkitkan
tegangan listrik Cincin Pulsa
Cincin pulsa memotong
medan magnet
Berputar
Gambar 16. konstruksi Sensor posisi poros engkol
Sensor posisi poros engkol ( CP, Crankshaft position) adalah salah satu contoh dari penghimpun magnet. Sensor CP mempunyai perangkat penghimpun magnet. Sensor CP biasanya di tempatkan pada blok engine. Cincin pulsa poros engkol ditempatkan pada poros engkol. Tonjolan logam ditempatkan di bagian pinggiran cincin pulsa. Saat cincin pulsa berputar, tonjolan sejajar dengan ujung sensor posisi poros engkol. Tonjolan logam tersebut Sensor posisi poros engkol ( CP, Crankshaft position) adalah salah satu contoh dari penghimpun magnet. Sensor CP mempunyai perangkat penghimpun magnet. Sensor CP biasanya di tempatkan pada blok engine. Cincin pulsa poros engkol ditempatkan pada poros engkol. Tonjolan logam ditempatkan di bagian pinggiran cincin pulsa. Saat cincin pulsa berputar, tonjolan sejajar dengan ujung sensor posisi poros engkol. Tonjolan logam tersebut
Tegangan yang dihasilkan pembangkit pulsa adalah arus bolak-balik (AC). Saat kecepatan meningkat, tegangan dan frekuensinya juga meningkat. CPU memantau frekuensi sinyal untuk menghitung kecepatan poros dan posisinya.
Gambar 17. Bentuk gelombang pembangkit pulsa
Perubahan terjadi dalam perencanaan pembangkit pulsa, tetapi semuanya menggunakan dasar kerja yang sama.
Gambar 18. Perubahan Rancangan Pembangkit Pulsa
2. Pembangkit Efek Hall
a. Dasar Kerja efek Hall
Efek hall adalah nama yang diberikan berdasarkan E.H. Hall yang menemukan efek ini pada tahun 1879. Bahan semi konduktor tipis yang berbentuk garis (pembangkit hall) mempunyai aliran arus konstan yang mengalirinya. Ketika medan magnet didekatkan pada pembangkit hall sehingga medan magnet tegak lurus terhadap bahan semi konduktor (pembangkit hall), akan muncul tegangan rendah pada sisi semi konduktor yang berbentuk garis. Tegangan ini disebut "Tegangan Hall". Saat magnet dijauhkan tegangan hall akan turun pada titik nol. Kedua hal tersebut di atas, arus yang konstan dan medan magnet yang tegak lurus terhadap bahan semi konduktor diperlukan untuk membangkitkan tegangan hall. Jika salah satu atau keduanya tidak ada maka tegangan hall tidak akan dapat dihasilkan.
Gambiar 19. Tidak ada magnet, tidak ada efek hall
Gambar 20. Kemagnetan 90 0 tegangan hall muncul
Bentuk gelombang output sensor hall disebut gelombang digital sebab perubahan magnet terhadap bahan semi konduktor yang berbentuk garis dari 90° akan mematikan tegangan hall. Tegangan keluaran adalah "Ada atau tidak Ada".
Magnet
Medan magnet Chip Hall
Signal Output
Signal Output:
V 1 = Kecepatan Rendah
V 2 = Kecepatan Tinggi Gambar 21. Prinsip Kerja Sensor Kecepatan dan Sinyal
Keluarannya
Sensor yang ditempatkan pada distributor digunakan untuk menentukan putaran engine dan saat pengapian. Saat poros distributor berputar, sensor memberikan sinyal kepada mikrokomputer informasi tentang posisi poros distributor.
Tutup Sudu
Unit Poros
Unit Dudukan
Rotary
Unit Sakelar Efek Hall
Gambar 22. Konstruksi/Tempat Sensor PenghimpunPengapian
Sensor ini terdiri dari tutup sudu yang berputar dan saklar efek Hall. Tutup sudu yang berputar di tempatkan di bagian atas poros distributor. Saklar efek Hall berada di bagian dasar distributor.
Tutup Sudu Rotary
Penghimpun Medan Magnet
Sudu
Magnet
Sakelar Efek Hall
Gambar 23. Tutup Sudu berputar, sakelar efek hall
Tutup sudu berputar clan sakelar efek Hall ditempatkan sedemikian rupa sehingga sudu-sudu dapat melalui celah sakelar saat sudu-sudu berputar. Bila tidak ada sudu yang berada di celah medan magnet menyebabkan munculnya tegangan hall.
Bila sudu berada diantara celah, medan magnet terhalang dari bagian sensor. Tidak akan ada tegangan Hall yang muncul. Frekuensi (kecepatan) tegangan sinyal akan tergantung pada putaran poros dan jumlah sudu-sudu. Lebar sinyal akan beragam tergantung pada ukuran sudu.
3 . Sensor Posisi Poros Engkol Opt ik
Hampir sama dengan sensor Hall, sensor posisi poros engkoi optik menggunakan piringan yang secara langsung dihubungkan dengan poros pemutar. Sebagai pengganti sudu, piringan dilengkapi dengan lubang-lubang yang posisinya berhubungan dengan derajat perputaran. Contoh:
- 90° untuk engine 4 silinder - 60° untuk engine 6 silinder - 45° untuk engine V 8 silinder Sensor-sensor modern mungkin mempunyai perputaran poros
LED
Gambar 24. Sensor Posisi Poros Engkol Optik Ditempatkan pada setiap sisi piringan sebuah LED (Light
Emitting Diode) dan sebuah Phototransistor. Lubang pada piringan memungkinkan cahaya dari LED mencapai phototransistor,
sensor. Output phototransistor diperkuat untuk memberikan sinyal tegangan ke ECU.
digunakan
sebagai
TMA * 3 +2.4 V
Gambar 25. Output Pulsa
2 . Sist em Pew akt u Pengapian Elekt ronik ( EST)