Media dan kontrol sosial di masa

Media dan kontrol sosial
Perkembangan media massa bagi manusia sempat menumbuhkan perdebatan panjang
tentang makna dan dampak media massa pada perkembangan masyarakat. Dalam perkembangan
teori komunikasi massa, konsep masyarakat massa mendapat relasi kuat dengan produk budaya
massa yang pada akhirnya akan mempengaruhi bagaimana proses komunikasi dalam konteks
masyarakat massa membentuk dan dibentuk oleh budaya massa yang ada. Media massa berperan
untuk membentuk keragaman budaya yang dihasilkan sebagai salah satu akibat pengaruh media
terhadap sistem nilai, pikir dan tindakan manusia.
Dampak media massa dalam sebuah masyarakat membuat persepsi baru bahwa media
massa, masyarakat, budaya massa dan budaya tinggi secara simultan saling berhubungan satu
sama lain. Corak hubungan faktor-faktor di atas bersifat “interplay”. Tentu saja perubahan makna
sosial tersebut juga dipengaruhi oleh perkembangan sosial baru dalam era modernisasi.
Dalam proses ini ada beberapa pertimbangan yang perlu dilihat, yaitu: Pertama,
perkembangan media sampai pada satuan kecil masyarakat membuat kita harus membuat sikap
baru dan lebih kompleks terhadap terminologi-terminologi sosial tradisional yang diyakini oleh
masyarakat. Kedua, perkembangan media massa baru seperti televisi sempat mengubah persepsi
sosial masyarakat karena pengaruhnya yang sedemikian dahsyat. Bahkan dapat dikatakan bahwa
televisi mampu menjadi sentra kehidupan sosial meski tidak menutup kemungkinan bahwa
media cetak juga tetap mempunyai kekuatan yang cukup signifikan dalam masyarakat. Ketiga,
proses transisi sosial baru yang dialami oleh masyarakat menuntut kita untuk memperbaharui
konsep sosial yang sudah ada. Keempat, Pemahaman tentang ini juga akan mempengaruhi

keseluruhan sikap yang diambil dalam proses perkembangan budaya masyarakat itu sendiri
2. Uraian
a. Media, Kontrol dan Sosial
Media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan (Bovee, 1997).
Media merupakan bentuk jamak dari kata ‘medium’ yang berasal dari bahasa latin yang berarti
‘antara’. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia media adalah alat (sarana) komunikasi seperti
koran, majalah, radio, televisi, film, poster, dan spanduk; yang terletak di antara dua pihak
(orang, golongan, dsb). Istilah media dapat kita artikan sebagai segala sesuatu yang menjadi
perantara atau penyampai informasi dari pengirim pesan kepada penerima pesan.
Dalam makalah ini dibatasi pembahasan media, khusus mengenai media massa dan media
sosial. Media massa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sarana dan saluran resmi

sebagai alat komunikasi untuk menyebarkan berita dan pesan kepada masyarakat luas.
Sedangkan media sosial adalah sarana komunikasi antarmasyarakat untuk bertukar pesan.
Kontrol dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pengawasan; pemeriksaan;
pengendalian. Sosial Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah berkenaan dengan masyarakat: perlu
adanya komunikasi dalam usaha menunjang pembangunan ini; suka memperhatikan kepentingan
umum.
Kontrol sosial menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kesadaran bersama sebagai
manusia yang dibatasi oleh kekuatan yang sepadan bagi intensitas dengan lingkungan untuk

bertingkah laku dengan cara tertentu tanpa memandang secara berlebih-lebihan kepentingan
sendiri;
b. Media dan Fungsi Media
Perkembangan media massa semakin pesat dengan adanya perubahan dramatis dalam
teknologi komunikasi. pada awalnya sebuah media menyampaikan informasi yang benar dan
akurat tanpa ada pengaruh atau tekanan olaeh sesuatu apapun. Tetapi saat ini media dijadikan
sebuah sarana untuk para pengusaha-pengusaha memperluas jangkauan pasarnya. Seperti,
membentuk opini publik tentang produk mereka, mengangkat citra sebuah perusahaan,
menghadirkan sebuah kasus untuk menjatuhkan para pesaing.
Semua tayangan media dijadikan pasar yang memperlihatkan semua produk dari pemasang
iklan dan sponsor-sponsor acara, yang membuat pemirsa menjadi konsumtif. Sedangkan
tayangan-tayangan yang memperoleh rating tertinggi adalah tayangan yang bisa mengakibatkan
munculnya perilaku antisosial.
Media adalah sesuatu yang unik karena bisnis mengambil keuntungan tidak langsung dari
konsumen tetapi langsung dari pemasang iklan. Produk media adalah berita,informasi, dan juga
hiburan. Sebagai media informasi, radio dan televisi unggul dalam menyampaikan berita secara
cepat dan dilengkapi dengan ulasan penjelasan. Sedangkan koran, dapat memberitakan banyak
hal, namun kedalamannya terbatas. Majalah sengaja memberitakan sesuatu yang diberitakan oleh
media siaran denagn lebih panjang lebar.
Peran media sebagai penafsir informasi sama pentingnya dengan perannya sebagai

penyampai informasi. Media tidak hanya melakukan yang menjadi bidang keunggulannya.
Setiap media mempunyai kelebihannya sendiri dalam menyampaikan dan menafsirkan informasi.

Domininick (2001) menyebutkan beberapa fungsi media massa bagi masyarakat,
yaitu :
 Fungsi pengawasan (surveillance)
Fungsi ini terdiri dari 2 bentuk utama, yaitu pengawasan peringatan dan pengawasan
instrumental.

Media

massa

menjalankan

fungsi

pengawasan

peringatan,


jika

menginformasikan tentang ancaman yang disebabkan oleh beberapa hal, misalnya
bencana alam, serangan militer, inflasi dan krisis ekonomi. Fungsi pengawasan instrumental
dari media massa jika informasi yang disampaikan memiliki kegunaan atau dapat membantu
khalayak dalam kehidupan sehari-hari.



Fungsi penafsiran (interpretation)
Fungsi ini dijalankan jika media selain menyampaikan fakta dan data kepada
khalayak, juga memberi penafsiran terhadap kejadian-kejadian penting. Media memilih
dan memutuskan peristiwa-peristiwa mana yang layak dan yang tidak layak disajikan.
 Fungsi keterkaitan (linkage)
Media massa dapat menjadi alat pemersatu anggota masyarakat yang beragam sehingga
membentuk pertalian berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu.
 Fungsi penyebaran nilai (transmission of values)
Fungsi ini disebut juga sosialisasi. Media massa memperlihatkan kepada khalayak
tentang bagaimana seharusnya mereka bertindak dan apa yang diharapkan mereka.

 Fungsi hiburan (entertainment)
Fungsi hiburan selalu dijalankan oleh setiap media massa. Media yang sangat jelas
menjalankan fungsi ini adalah televisi, radio dan tabloid.
Selain fungsi-fungsi di atas, ada beberapa fungsi yang bersifat umum lain dari media
massa, yaitu fungsi informasi, pendidikan, memengaruhi, fungsi proses pengembangan mental,
adaptasi lingkungan dan fungsi memanipulasi lingkungan. Secara lebih khusus media massa

mempunyai fungsi, yaitu fungsi meyakinkan, menganugerahkan status, membius, menciptakan
rasa kebersatuan, privitasi dan hubungan parasosial. (Karlina, dkk, 2002)
c. Media dan Kontrol Sosial
Kontrol sosial oleh media massa begitu ekstensif dan efektif, sehingga sebagaian pengamat
menganggap kekuatan media memang disitu. Joseph Klapper melihat adanya “Rekayasa
Kesadaran” oleh media, dan ini dinyatakannya sebagai kekuatan penting media, yang bisa
dimanfaatkan untuk tujuan apapun.
Media juga mengubah bentuk kontrol sosial. Paul Lazarsfeld dan Robert K.Merton melihat
media dapat mengahaluskan paksaan sehingga tampak sebagai bujukan. Mereka mengatakan
“kelompok-kelompok kuat kian mengandalkan teknik manipulasi melalui media untuk mencapai
apa yang diinginkannya, termasuk agar mereka bisa mengontrol secara lebih halus”.
Salah satu peran media adalah menjaga keteraturan sosial dan kontrol sosial. Kontrol sosial
tidak hanya terjadi di lingkungan masyarakat karena menurut Prof. Dr. H.M. Burhan Bungin,

definisi masyarakat adalah kelompok-kelompok orang yang menempati sebuah wilayah
( territorial ) tertentu, yang hidup secara relatif lama, saling berkomunikasi, memiliki simbolsimbol dan aturan tertentu serta sistem hukum yang mengontrol tindakan anggota masyarakat,
memiliki sistem stratifikasi, sadar sebagai bagian dari anggota masyarakat tersebut serta relatif
dapat menghidupi dirinya sendiri.
Fungsi media sebagai kontrol sosial, terkandung makna demokratis di dalamnya, terdapat
unsur-unsur sebagai berikut: Social Participation (keikutsertaan rakyat dalam pemerintahan),
Social Responsibility (pertanggung jawaban pemerintah terhadap rakyat), Social Support
(dukungan rakyat terhadap pemerintah), dan Social Control (pengawasan terhadap tindakantindakan pemerintah).
Di satu sisi, Pelaksanaan fungsi kontrol sosial oleh pers sebagian besar ditujukan kepada
pemerintah dan aparat negara. Karenanya, fungsi ini selalu membela kepentingan masyarakat.
Namun, sesungguhnya kontrol sosial ini juga dapat diberikan kepada masyarakat sebagai bagian
dari sistem kemasyarakatan seperti masih terdapatnya kolom iklan serta tayangan yang berbau
pornografi atau mengandung kekerasan di beberapa media, yang bisa merusak moral dang
mengundang remaja untuk berbuat kriminal.

Di sisi lain, sebagian media di Indonesia masih bergantung pada pemiliknya yang memiliki
suatu kepentingan politik membuat media kurang bijaksana dalam menjalankan fungsi ini.
Contoh: TVOne yang cenderung menghindari pemberitaan Lumpur Lapindo. Dan MNC-Media
yang gencar memberitakan Hary Tanoe Soedbjo.
Sedangkan media jejaring sosial yang semakin eksis di abad ini, membuktikan bahwa ciri

masyarakat adalah menciptakan kebudayaan, maka dari itu jiwa sosial dalam diri masyarakat
memang perlu dikontrol. Pada umumnya bentuk-bentuk kehadiran setiap individu dalam
komunitas maya harus diatur dan dikontrol agar kehadiran tersebut tidak mengganggu atau
merusak jaringan yang ada. Biasanya fungsi kontrol ini lebih banyak dikendalikan oleh pemilik
provider atau situs, untuk melindungi kepentingan mereka. Contoh kontrol sosial yang lazim
dalam masyarakat maya; seperti login, password, PIN number yang digunakan untuk masuk ke
dalam situs tertentu.
Dalam masyarakat maya, semua informasi yang ada di dalam dunia maya menjadi milik
publik yang dapat diakses semua orang, hal ini disebabkan substansi dunia maya adalah milik
publik ( Prof. Dr. H.M. Burhan Bungin, 2009 : 173).
Dalam media sosial pun penyimpangan bahkan kejahatan kerap terjadi. Kejahatan dalam
dunia nyata juga ditiru di dunia maya (cybercrime), sebagai contoh : pembobolan rekening BCA,
lewat fasilitas e-banking, perebutan domain Mustika Ratu, pencurian kartu kredit, berbagai
macam pornografi, penipuan, hak cipta, perlindungan konsumen, perlindungan anak-anak,
pelecehan kebebasan berbicara, perjudian, dan lain sebagainya.
Ada cybercrime maka ada pula cyberlaw. Cyberlaw adalah perangkat hukum positif yang
digunakan untuk mengontrol akselerasi kehidupan dalam cybercommunity.
Cyberlaw akan memainkan dua sisi pengendalian masyarakat :
 Untuk secara generik dan efektif menghukum setiap pelanggaran hukum dalam cybercommunity
( missal : akun dalam dunia mayanya diblokir, sehingga pelanggar cyberlaw harus memulai

membangun indentitas baru lagi dari awal ).
 Cybercommunity merupakan sisi lain dari kehidupan masyarakat nyata, sehingga secara fisik
individu masyarakat cyber dapat dihukum menggunakan hukum-hukum positif yang ada di
masyarakat.
Dalam menjaga keteraturan sosial, media harus menjaga publikasinya agar tetap adil dan
tidak memihak, media harus bisa mempublikasikan liputan berimbang dari dua belah pihak dan

harus merefleksikan realitas sebenarnya. Kita adalah masyarakat pengguna media maka kita
jugalah yang memerankan media sebagai kontrol sosial dalam kehidupan kita ini.

3. Simpulan
Dalam perkembangan teori komunikasi massa, konsep masyarakat massa mendapat relasi
kuat dengan produk budaya massa yang pada akhirnya akan mempengaruhi bagaimana proses
komunikasi dalam konteks masyarakat massa membentuk dan dibentuk oleh budaya massa yang
ada. Media massa berperan untuk membentuk keragaman budaya yang dihasilkan sebagai salah
satu akibat pengaruh media terhadap sistem nilai, pikir dan tindakan manusia.
Salah satu peran media adalah menjaga keteraturan sosial dan kontrol sosial. Kontrol sosial
tidak hanya terjadi di lingkungan masyarakat karena menurut Prof. Dr. H.M. Burhan Bungin,
definisi masyarakat adalah kelompok-kelompok orang yang menempati sebuah wilayah
( territorial ) tertentu, yang hidup secara relatif lama, saling berkomunikasi, memiliki simbolsimbol dan aturan tertentu serta sistem hukum yang mengontrol tindakan anggota masyarakat,

memiliki sistem stratifikasi, sadar sebagai bagian dari anggota masyarakat tersebut serta relatif
dapat menghidupi dirinya sendiri.
Pelaksanaan fungsi kontrol sosial oleh pers sebagian besar ditujukan kepada pemerintah
dan aparat negara. Karenanya, fungsi ini selalu membela kepentingan masyarakat. Namun,
sesungguhnya kontrol sosial ini juga dapat diberikan kepada masyarakat sebagai bagian dari
sistem kemasyarakatan.

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24