DESAIN ALAT ANGKUT UNTUK MENGHINDARI CED
Proceedings Seminar Sistem Produksi V - 2001
DESAIN ALAT ANGKUT
UNTUK MENGHINDARI CEDERA
DAN MENGURANGI KELELAHAN KERJA
Hadi Santosa
Paulina Ike Siwi Renawati
Kwa See Yong
Dosen Tetap Jurusan Teknik Industri
Unika Widya Mandala Surabaya
[email protected]
_______________________________________________________________________
Abstrak
Aktivitas mengangkat umumnya dilakukan dengan membawa beban secara manual yang
pembebanannya tertumpu di bahu kanan atau kiri, atau pada kedua lengan tangan. Aktivitas ini ditujukan
untuk memindahkan barang dari suatu tempat ke tempat yang lain dan biasanya dilakukan secara
berulang-ulang.
Tak jarang selama melakukan aktivitas mengangkat ini, operator tidak mempertimbangkan berat
beban yang diangkatnya, sehingga sering kali mengalami cedera yang akhirnya akan mengurangi
produkstivitas kerja dari operator angkut tersebut.
Untuk itu perlu dipertimbangkan suatu alat angkut dengan tujuan untuk menghindarkan cedera akibat
operator mengangkat beban dan mengurangi kelelahan akibat melakukan aktivitas mengangkat tersebut
secara berulang-ulang. Sehingga diharapkan dengan menggunakan alat ini produktivitas kerja operator
akan meningkat.
Kata kunci: angkut, cedera, desain, alat angkut.
1. Pendahuluan
Aktivitas lifting didefinisikan sebagai aktivitas manual membawa beban dari satu tempat
ke tempat yang lain, dengan menggunakan satu atau dua tangan, dengan posisi beban diletakkan
di depan, disamping atau dipanggul diatas bahu
Dalam melakukan aktivitas lifting ini seharusnya para pekerja tahu beban yang sebaiknya
diangkat disesuikan dengan jenis kelamin dan usia dari tenaga kerja yang bersangkutan. Menurut
ILO (International Labour Organisation) kapasitas beban yang mampu diangkat oleh operator
berdasarkan usia dan jenis kelaminnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 1 Batas atas berat yang diijinkan dalam pekerjaan mengangkat manual
(dalam kilopond, Kp)
Dewasa
Remaja
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Occasionally
50 Kp
20 Kp
20 Kp
15 Kp
Frequently
18 Kp
12 Kp
11 – 16 Kp
7 – 11 Kp
Batas yang direkomendasikan pada tabel diatas hanya dapat dipakai sebagai pedoman
secara umum, dan tabel tersebut tidak memandang faktor jasmani seperti postur tubuh dan
ketinggian beban dari permukaan tanah.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Davis yang mengukur kemampuan tangan
dalam mengangkat beban dengan beberapa posisi panjang tangan dan posisi tubuh, dapat
dilihat pada tabel berikut:
285
Proceedings Seminar Sistem Produksi V - 2001
Tabel 2 Beban maksimum yang diijinkan untuk pria muda
ketika mengangkat, mendorong, menarik (dalam lb/pound)
Panjang Posisi Tangan
Kondisi
1/4
½
3/4
4/4
Berdiri
Mengangkat dengan 2 tangan pada sisi depan
Mengangkat dengan 1 tangan pada sisi depan
Mengangkat dengan 1 tangan pada sisi samping
Mendorong dengan 1 tangan pada sisi depan
Menarik dengan 1 tangan pada sisi depan
35
30
27
25
45
25
22
20
23
50
15
14
13
18
50
10
10
10
25
50
Duduk
Mengangkat dengan 2 tangan pada sisi depan
Mengangkat dengan 1 tangan pada sisi depan
Mengangkat dengan 1 tangan pada sisi samping
27
35
33
17
22
21
12
14
14
11
10
9
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
Selain itu ada beberapa cedera yang dapat dialami otot saat mengangkat yaitu:
Atrofi otot berupa penurunan fungsi otot karena otot mengecil atau kehilangan kemampuan
berkontraksi.
Hernia abdominal terjadi apabila dinding otot abdominal sobel pada bagian yang lemah.
Hipertrifi otot merupakan kebalikan atrofi yaitu otot menjadi besar dan menjadi lebih kuat .
Kelelahan otot karena otot terus-menerus melakukan aktivitas dan pada puncaknya terjadi
kram atau kekejangan yaitu otot tidak mampu lagi berkontraksi dan menimbulkan kesakitan.
Kaku leher terjadi karena peradangan otot trapesius leher akibat gerak atau hentakan
kesalahan gerak. Leher menjadi sakit dan terasa kaku jika digerakkan.
Tetanus merupakan penyakit yang menyebabkan otot menjadi kejang karena toksin bakteri
tetanus yang berbentuk basil kedalam luka.
Distrofi otot merupakan penyakit kronis pada otot sejak anak-anak diperkirakan merupakan
penyakit genetis.
Miastenia gravis otot berangsur-angsur menjadi lemah dan menyebabkan kelumpuhan yang
kadang-kadang dapat merupakan penyebab kematian.
Selain otot yang dapat mengalami gangguan, maka tulang belakang juga dapat mengalami
gangguan. Gangguan yang terjadi pada tulang belakang antara lain adalah kelainan pada tulang
belakang yang disebabkan oleh perubahan kedudukan bagian vertebra yang disebut spina,
sehingga akan menyebabkan perbedaan kelengkungan batang tulang belakang.
Selain otot dan tulang belakang, persendian juga harus mendapat perhatian untuk mencegah
terjadinya injuries. Gangguan yang dapat terjadi pada persendian antara lain adalah:
a) Dislokasi: terjadi bila sendi bergeser dari kedudukan semula karena legamentum (jaringan
penggantung) sobek atau tertarik.
b) Terkilir atau keseleo yang disebabkan oleh gerakan yang tiba-tiba atau tidak biasa dilakukan
sehingga ligamentum menjadi tertarik, tetapi sendi tidak mengalami pergeseran posisi, dan hal
ini menyebabkan rasa sakit yang cukup hebat pada daerah ini dan mengalami pembengkakan.
c) Ankilosis yaitu persendian menjadi tidak dapat digerakkan lagi oleh karena seolah-olah kedua
tulang menyatu.
d) Arkitis yaitu peradangan satu atau beberapa sendi disertai dengan rasa sakit dan kadangkadang posisi tulang mengalami perubahan. Arkitis sendiri dapat dibedakan menjadi:
• Reumatoid merupakan penyakit kronis yang terjadi pada jaringan penghubung sendi.
• Osteoartritis merupakan penyakit kemunduran sendi yang disebabkan tulang rawan
menipis mengalami degenerasi sehingga merangsang pembentukan tulang pada sendi.
• Gout “ artritis yang disebabkan oleh kegagalan metabolisme asam urat.
286
Proceedings Seminar Sistem Produksi V - 2001
Tabel 3 Penjelasan dari aktivitas lifting pada proses pembuatan tahu
Gambar
Aktivitas
Jarak
(m)
Frekwensi
Per hari
Beban
(Kg)
1
Membawa kedelai dari
gudang ke timbangan.
2
80 kali
16
1.5
80 kali
16
1.5
80 kali
32
2.5
80 kali
32
1
80 kali
5
2
3
4
5
Membawa kedelai dari
timbangan
ke
bak
perendaman.
Membawa kedelai dari bak
perendaman
ke
penggilingan.
Membawa kedelai dari
penggilingan ke tempat
untuk memasak .
Mengangkat tempat cetakan
tahu untuk diisi.
287
Posisi Gerakan
Mengangkat
Membawa dengan posisi
beban disamping dengan
ketinggian sepinggang.
Membawa dengan posisi
beban didepan dengan
ketinggian sepinggang.
Membawa dengan posisi
beban disamping dengan
ketinggian sebahu.
Membawa dengan posisi
beban disamping dengan
ketinggian sebahu.
Membawa dengan posisi
beban didepan dengan
ketinggian sebahu.
Proceedings Seminar Sistem Produksi V - 2001
Start
Kedelai diambil dari karung
Tidak
Ditimbang ?
Gambar 1
Ya
Dicuci
Direndam
Digiling
Steamming
Gambar 2
Dimasukkan cuka
Diperas
Gambar 2
Dicetak
Didiamkan 15 menit
Selesai
Gambar 3
288
Proceedings Seminar Sistem Produksi V - 2001
No.
Tabel 4 Peta Aliran Proses
Sebelum Perbaikan
No.
Aktivitas
1 Mengambil kedelai dari gudang.
v
2 Membawa ke timbangan.
3 Menimbang.
4 Membawa ke tempat pencucian.
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Mencuci kedelai.
Membawa ke tempat perendaman
Direndam selama 24 jam
Air rendaman dibuang
Dibawa ke tempat penggilingan.
Digiling
Dibawa tempat steaming.
Disteaming.
Dimasukkan cuka.
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
14 Diperas.
15 Dimasukkan ke tempat
pencetakan.
16 Didiamkan 15 menit.
17 Tahu siap dipasarkan.
v
v
TOTAL
9
Aktivitas
1 Mengambil dan menimbang
kedelai
2 Membawa ke tempat pencucian
3 Mencuci kedelai.
4 Menuang kedelai ke bak
perendaman.
5 Kedelai direndam selama 24 jam.
6 Air rendaman dibuang.
7 Dibawa ke tempat penggilingan.
8 Digiling
9 Dibawa tempat steaming.
10 Disteaming.
11 Dimasukkan cuka.
12 Diperas.
13 Dimasukkan ke tempat
pencetakan.
14 Didiamkan 15 menit.
15 Tahu siap dipasarkan.
Sesudah Perbaikan
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
1
5
1
1
TOTAL
289
11
-
3
-
1
Proceedings Seminar Sistem Produksi V - 2001
2. Analisa Momen Gaya
Momen akibat sebuah gaya (F) terhadap aktivitas mengangkat suatu beban, dapat
dinyatakan dalam rumus
M = F. d
(1)
dimana:
M = momen gaya (Kg.m)
F = gaya (Kg)
d = jarak (meter).
Dari analisa momen gaya alat angkut untuk membantu meringankan beban angkat
operator adalah sebagai berikut:
Tabel 5
Berat Beban
Berat beban yang diangkat tanpa alat
16 Kg
( berulang sebanyak 3 x )
Berat beban yang diangkat dengan alat angkut
50 Kg
( sekali angkut )
3. Analisa Momen dan Biomekanika
Tabel 6
Perbandingan Analisa Momen & Mekanika
Biomekanika
(Kg )
Momen
( Kg-cm )
Analisa
Jari
Pergelangan tangan
Siku tangan
Bahu
Link Punggung
Lutut
Pergelangan kaki
Telapak tangan
Lengan bawah
Lengan atas
Punggung
1
320 (L)
312 (H)
312 (L)
312
312
312
16
16
16
Perbandingan
Gambar
2
3
640
640
640
640
640 (L)
640 (L)
720,54 (H) 831.38 (H)
640 (L)
831.38 (H)
1024
831.38
1728
831.38
1728
831.38
32
32
32
32
32
32
32
32
Dengan Alat
321 (H)
16.5
-
Paha
Telapak kaki
51
66
67
82
67
82
-
Maximum Permissible Limit
( Kg )
20.586
12.9
14.7
-
Keterangan: L = Lateral, H = Horisontal
290
Proceedings Seminar Sistem Produksi V - 2001
4. Desain Alat Angkut
5. Kesimpulan
Dengan menggunakan alat angkut dalam meringankan pekerjaan yang dilakukan dengan
cara mengangkut dapat menghindarkan operator dari cedera karena mengangkat diluar batas
kemampuan manusia. Hal ini akan menyebabkan karyawan mampu bekerja lebih tahan lama.
Disamping itu dengan adanya alat angkut beberapa aktivitas kerja dapat dikurangi sehingga
efisiensi pekerjaan dapat ditingkatkan.
Daftar Pustaka
Berr, F.P. dan E.R. Johnston, (1983), “Mekanika untuk Insinyur: Statika“, Erlangga, Jakarta.
Grandjean, E., (1982), “Fitting the Task to The Man”, Taylor & Francis Ltd., London.
Pulat, Mustafa B., (1992), “Fundamental of Industrial Ergonomics“, Prentice Hall, New Jersey.
Santosa, Hadi, dkk, (2001), “Analisa Momen Gaya dan Beban pada Gerakan Lifting”.
291
DESAIN ALAT ANGKUT
UNTUK MENGHINDARI CEDERA
DAN MENGURANGI KELELAHAN KERJA
Hadi Santosa
Paulina Ike Siwi Renawati
Kwa See Yong
Dosen Tetap Jurusan Teknik Industri
Unika Widya Mandala Surabaya
[email protected]
_______________________________________________________________________
Abstrak
Aktivitas mengangkat umumnya dilakukan dengan membawa beban secara manual yang
pembebanannya tertumpu di bahu kanan atau kiri, atau pada kedua lengan tangan. Aktivitas ini ditujukan
untuk memindahkan barang dari suatu tempat ke tempat yang lain dan biasanya dilakukan secara
berulang-ulang.
Tak jarang selama melakukan aktivitas mengangkat ini, operator tidak mempertimbangkan berat
beban yang diangkatnya, sehingga sering kali mengalami cedera yang akhirnya akan mengurangi
produkstivitas kerja dari operator angkut tersebut.
Untuk itu perlu dipertimbangkan suatu alat angkut dengan tujuan untuk menghindarkan cedera akibat
operator mengangkat beban dan mengurangi kelelahan akibat melakukan aktivitas mengangkat tersebut
secara berulang-ulang. Sehingga diharapkan dengan menggunakan alat ini produktivitas kerja operator
akan meningkat.
Kata kunci: angkut, cedera, desain, alat angkut.
1. Pendahuluan
Aktivitas lifting didefinisikan sebagai aktivitas manual membawa beban dari satu tempat
ke tempat yang lain, dengan menggunakan satu atau dua tangan, dengan posisi beban diletakkan
di depan, disamping atau dipanggul diatas bahu
Dalam melakukan aktivitas lifting ini seharusnya para pekerja tahu beban yang sebaiknya
diangkat disesuikan dengan jenis kelamin dan usia dari tenaga kerja yang bersangkutan. Menurut
ILO (International Labour Organisation) kapasitas beban yang mampu diangkat oleh operator
berdasarkan usia dan jenis kelaminnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 1 Batas atas berat yang diijinkan dalam pekerjaan mengangkat manual
(dalam kilopond, Kp)
Dewasa
Remaja
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Occasionally
50 Kp
20 Kp
20 Kp
15 Kp
Frequently
18 Kp
12 Kp
11 – 16 Kp
7 – 11 Kp
Batas yang direkomendasikan pada tabel diatas hanya dapat dipakai sebagai pedoman
secara umum, dan tabel tersebut tidak memandang faktor jasmani seperti postur tubuh dan
ketinggian beban dari permukaan tanah.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Davis yang mengukur kemampuan tangan
dalam mengangkat beban dengan beberapa posisi panjang tangan dan posisi tubuh, dapat
dilihat pada tabel berikut:
285
Proceedings Seminar Sistem Produksi V - 2001
Tabel 2 Beban maksimum yang diijinkan untuk pria muda
ketika mengangkat, mendorong, menarik (dalam lb/pound)
Panjang Posisi Tangan
Kondisi
1/4
½
3/4
4/4
Berdiri
Mengangkat dengan 2 tangan pada sisi depan
Mengangkat dengan 1 tangan pada sisi depan
Mengangkat dengan 1 tangan pada sisi samping
Mendorong dengan 1 tangan pada sisi depan
Menarik dengan 1 tangan pada sisi depan
35
30
27
25
45
25
22
20
23
50
15
14
13
18
50
10
10
10
25
50
Duduk
Mengangkat dengan 2 tangan pada sisi depan
Mengangkat dengan 1 tangan pada sisi depan
Mengangkat dengan 1 tangan pada sisi samping
27
35
33
17
22
21
12
14
14
11
10
9
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
Selain itu ada beberapa cedera yang dapat dialami otot saat mengangkat yaitu:
Atrofi otot berupa penurunan fungsi otot karena otot mengecil atau kehilangan kemampuan
berkontraksi.
Hernia abdominal terjadi apabila dinding otot abdominal sobel pada bagian yang lemah.
Hipertrifi otot merupakan kebalikan atrofi yaitu otot menjadi besar dan menjadi lebih kuat .
Kelelahan otot karena otot terus-menerus melakukan aktivitas dan pada puncaknya terjadi
kram atau kekejangan yaitu otot tidak mampu lagi berkontraksi dan menimbulkan kesakitan.
Kaku leher terjadi karena peradangan otot trapesius leher akibat gerak atau hentakan
kesalahan gerak. Leher menjadi sakit dan terasa kaku jika digerakkan.
Tetanus merupakan penyakit yang menyebabkan otot menjadi kejang karena toksin bakteri
tetanus yang berbentuk basil kedalam luka.
Distrofi otot merupakan penyakit kronis pada otot sejak anak-anak diperkirakan merupakan
penyakit genetis.
Miastenia gravis otot berangsur-angsur menjadi lemah dan menyebabkan kelumpuhan yang
kadang-kadang dapat merupakan penyebab kematian.
Selain otot yang dapat mengalami gangguan, maka tulang belakang juga dapat mengalami
gangguan. Gangguan yang terjadi pada tulang belakang antara lain adalah kelainan pada tulang
belakang yang disebabkan oleh perubahan kedudukan bagian vertebra yang disebut spina,
sehingga akan menyebabkan perbedaan kelengkungan batang tulang belakang.
Selain otot dan tulang belakang, persendian juga harus mendapat perhatian untuk mencegah
terjadinya injuries. Gangguan yang dapat terjadi pada persendian antara lain adalah:
a) Dislokasi: terjadi bila sendi bergeser dari kedudukan semula karena legamentum (jaringan
penggantung) sobek atau tertarik.
b) Terkilir atau keseleo yang disebabkan oleh gerakan yang tiba-tiba atau tidak biasa dilakukan
sehingga ligamentum menjadi tertarik, tetapi sendi tidak mengalami pergeseran posisi, dan hal
ini menyebabkan rasa sakit yang cukup hebat pada daerah ini dan mengalami pembengkakan.
c) Ankilosis yaitu persendian menjadi tidak dapat digerakkan lagi oleh karena seolah-olah kedua
tulang menyatu.
d) Arkitis yaitu peradangan satu atau beberapa sendi disertai dengan rasa sakit dan kadangkadang posisi tulang mengalami perubahan. Arkitis sendiri dapat dibedakan menjadi:
• Reumatoid merupakan penyakit kronis yang terjadi pada jaringan penghubung sendi.
• Osteoartritis merupakan penyakit kemunduran sendi yang disebabkan tulang rawan
menipis mengalami degenerasi sehingga merangsang pembentukan tulang pada sendi.
• Gout “ artritis yang disebabkan oleh kegagalan metabolisme asam urat.
286
Proceedings Seminar Sistem Produksi V - 2001
Tabel 3 Penjelasan dari aktivitas lifting pada proses pembuatan tahu
Gambar
Aktivitas
Jarak
(m)
Frekwensi
Per hari
Beban
(Kg)
1
Membawa kedelai dari
gudang ke timbangan.
2
80 kali
16
1.5
80 kali
16
1.5
80 kali
32
2.5
80 kali
32
1
80 kali
5
2
3
4
5
Membawa kedelai dari
timbangan
ke
bak
perendaman.
Membawa kedelai dari bak
perendaman
ke
penggilingan.
Membawa kedelai dari
penggilingan ke tempat
untuk memasak .
Mengangkat tempat cetakan
tahu untuk diisi.
287
Posisi Gerakan
Mengangkat
Membawa dengan posisi
beban disamping dengan
ketinggian sepinggang.
Membawa dengan posisi
beban didepan dengan
ketinggian sepinggang.
Membawa dengan posisi
beban disamping dengan
ketinggian sebahu.
Membawa dengan posisi
beban disamping dengan
ketinggian sebahu.
Membawa dengan posisi
beban didepan dengan
ketinggian sebahu.
Proceedings Seminar Sistem Produksi V - 2001
Start
Kedelai diambil dari karung
Tidak
Ditimbang ?
Gambar 1
Ya
Dicuci
Direndam
Digiling
Steamming
Gambar 2
Dimasukkan cuka
Diperas
Gambar 2
Dicetak
Didiamkan 15 menit
Selesai
Gambar 3
288
Proceedings Seminar Sistem Produksi V - 2001
No.
Tabel 4 Peta Aliran Proses
Sebelum Perbaikan
No.
Aktivitas
1 Mengambil kedelai dari gudang.
v
2 Membawa ke timbangan.
3 Menimbang.
4 Membawa ke tempat pencucian.
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Mencuci kedelai.
Membawa ke tempat perendaman
Direndam selama 24 jam
Air rendaman dibuang
Dibawa ke tempat penggilingan.
Digiling
Dibawa tempat steaming.
Disteaming.
Dimasukkan cuka.
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
14 Diperas.
15 Dimasukkan ke tempat
pencetakan.
16 Didiamkan 15 menit.
17 Tahu siap dipasarkan.
v
v
TOTAL
9
Aktivitas
1 Mengambil dan menimbang
kedelai
2 Membawa ke tempat pencucian
3 Mencuci kedelai.
4 Menuang kedelai ke bak
perendaman.
5 Kedelai direndam selama 24 jam.
6 Air rendaman dibuang.
7 Dibawa ke tempat penggilingan.
8 Digiling
9 Dibawa tempat steaming.
10 Disteaming.
11 Dimasukkan cuka.
12 Diperas.
13 Dimasukkan ke tempat
pencetakan.
14 Didiamkan 15 menit.
15 Tahu siap dipasarkan.
Sesudah Perbaikan
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
1
5
1
1
TOTAL
289
11
-
3
-
1
Proceedings Seminar Sistem Produksi V - 2001
2. Analisa Momen Gaya
Momen akibat sebuah gaya (F) terhadap aktivitas mengangkat suatu beban, dapat
dinyatakan dalam rumus
M = F. d
(1)
dimana:
M = momen gaya (Kg.m)
F = gaya (Kg)
d = jarak (meter).
Dari analisa momen gaya alat angkut untuk membantu meringankan beban angkat
operator adalah sebagai berikut:
Tabel 5
Berat Beban
Berat beban yang diangkat tanpa alat
16 Kg
( berulang sebanyak 3 x )
Berat beban yang diangkat dengan alat angkut
50 Kg
( sekali angkut )
3. Analisa Momen dan Biomekanika
Tabel 6
Perbandingan Analisa Momen & Mekanika
Biomekanika
(Kg )
Momen
( Kg-cm )
Analisa
Jari
Pergelangan tangan
Siku tangan
Bahu
Link Punggung
Lutut
Pergelangan kaki
Telapak tangan
Lengan bawah
Lengan atas
Punggung
1
320 (L)
312 (H)
312 (L)
312
312
312
16
16
16
Perbandingan
Gambar
2
3
640
640
640
640
640 (L)
640 (L)
720,54 (H) 831.38 (H)
640 (L)
831.38 (H)
1024
831.38
1728
831.38
1728
831.38
32
32
32
32
32
32
32
32
Dengan Alat
321 (H)
16.5
-
Paha
Telapak kaki
51
66
67
82
67
82
-
Maximum Permissible Limit
( Kg )
20.586
12.9
14.7
-
Keterangan: L = Lateral, H = Horisontal
290
Proceedings Seminar Sistem Produksi V - 2001
4. Desain Alat Angkut
5. Kesimpulan
Dengan menggunakan alat angkut dalam meringankan pekerjaan yang dilakukan dengan
cara mengangkut dapat menghindarkan operator dari cedera karena mengangkat diluar batas
kemampuan manusia. Hal ini akan menyebabkan karyawan mampu bekerja lebih tahan lama.
Disamping itu dengan adanya alat angkut beberapa aktivitas kerja dapat dikurangi sehingga
efisiensi pekerjaan dapat ditingkatkan.
Daftar Pustaka
Berr, F.P. dan E.R. Johnston, (1983), “Mekanika untuk Insinyur: Statika“, Erlangga, Jakarta.
Grandjean, E., (1982), “Fitting the Task to The Man”, Taylor & Francis Ltd., London.
Pulat, Mustafa B., (1992), “Fundamental of Industrial Ergonomics“, Prentice Hall, New Jersey.
Santosa, Hadi, dkk, (2001), “Analisa Momen Gaya dan Beban pada Gerakan Lifting”.
291