Determinan Diagnostik Klinis Defisiensi Vitamin D pada Wanita Berusia Lebih dari 50 Tahun | Vera | Jurnal Penyakit Dalam Indonesia 1 SM

LA PO RA N PENELITIA N

Determinan Dia n sti inis De isiensi Vitamin D pada Wanita Berusia Lebih dari

50 Tahun

Vera 1 , Siti Setiati 2 , Arya Govinda 2

1 Pro g ra m Pe nd id ika n Do kte r Sub sp e sia lis Ilmu Pe nya kit Da la m FKUI 2 Divisi G e ria tri, De p a rte me n Ilmu Pe nya kit Da la m FKUI/ RSC M

ABSTRAK Pe nd a hulua n.

d a n se d e rha na untuk d ike rja ka n d i la ya na n ke se ha ta n p rime r. Me to d e . Pe ne litia n ini me rup a ka n p e ne litia n d ia g no stik, me ng g una ka n d e sa in p o to ng linta ng (

c ro ss-se c tio na l ) se hub ung a n

d e ng a n p e ng a mb ila n d a ta ha nya d ila kuka n se wa ktu sa ja . Pe ne litia n ini d ila kuka n d i Ko ta ma d ia Ba nd ung se la ma Ag ustus – O kto b e r 2012.

Pa d a 240 sub je k, d ila kuka n p e ng ump ula n d a ta b e rup a ka ra kte ristik re sp o nd e n, d ia b e te s me llitus, p e nya kit g inja l kro nik, riwa ya t ja tuh, riwa ya t fra ktur se te la h me no p a use , nye ri tula ng , sko r p a p a ra n sina r ma ta ha ri, sko r p ro te ksi sina r ma ta ha ri,

d a n uji sika p ta nd e m), sta tus ke se ha ta n (jumla h d a n d e ra ja t b e ra t p e nya kit kro nis), ka d a r vita min D se rum. Untuk p e ng ujia n sta tistik hub ung a n a nta ra d ua va ria b e l kua lita tif d iko to m d ila kuka n d e ng a n uji C hi-sq ua re d ila njutka n d e ng a n uji multiva ria t.

Ha sil. Pe ne litia n ini me ne muka n hub ung a n ya ng b e rma kna se c a ra sta tistik a nta ra d ia b e te s me llitus, sko r p ro te ksi ma ta ha ri, siste m sko ring ya ng d a p a t d ig una ka n untuk me nya ring ke lo mp o k wa nita 50 ta hun ke a ta s ya ng me mp unya i p ro b a b ilita s

Sim p ula n.

p a d a wa nita b e rusia 50 ta hun ke a ta s d a p a t d ib ua t b e rd a sa rka n ke tig a d e te rmina n te rse b ut d i a ta s. Bo b o t untuk ma sing - ma sing d e te rmina n a d a la h: 1 untuk d ia b e te s me llitus d a n ke le ma ha n o to t tung ka i b a wa h se rta 2 untuk sko r p ro te ksi

vita min D b e ra t.

Ka ta Kunc i.

PENDAHULUAN

berhubungan dengan kesehatan organ lain. Sebagian

2 D mengatur ekspresi 2000 gen manusia

dkk terhadap perempuan pascamenopause. Menurut

Cipto Mangunkusumo Jakarta mencapai 81%. 2 Implikasi klinis yang sudah diketahui secara

penurunan kesehatan tulang dan otot. Sekarang pelbagai dkk terhadap 1179 orang perempuan pascamenopause

38 | Jurnal Penyakit Dalam Indonesia | Vol. 2, No. 1 | Januari 2015 38 | Jurnal Penyakit Dalam Indonesia | Vol. 2, No. 1 | Januari 2015

4 Meta-analisis yang dilakukan

5 Cara berpakaian orang Asia yang cenderung tertutup dapat mengurangi paparan sinar matahari dan mengurangi

dengan hipertensi. Pada kelompok yang mendapat obesitas dan penggunaan obat-obatan tertentu

selama delapan minggu, terjadi penurunan tekanan darah sistolik sebesar 9,3%. Pada kelompok yang hanya diberi suplementasi kalsium saja, penurunan tekanan darah sistoliknya hanya sebesar 4%. Data ini mengindikasikan

mempengaruhi konsentrasi kalsium dalam sel otot polos

pembuluh darah. 6 Vitamin D juga merangsang neurogenesis dan

D dalam sel beta pankreas mengindikasikan bahwa

diabetes mellitus. 10

dan perbaikan konduksi syaraf. Llewellyn dkk melakukan diabetes mellitus, setelah indeks massa tubuh sebagai

berupa kuesioner yang harus diisi sendiri oleh responden, adekuat. 7 dan konsumsi produk susu. 12 Sehubungan dengan adanya perbedaan diet dan kebiasaan berpakaian antara

hanya dapat dilakukan di Jakarta. Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu sistem skoring sederhana yang terdiri

skoring sederhana yang dapat berfungsi sebagai alat

atas.

Indonesia cenderung menghindari paparan sinar matahari karena menganggap bahwa paparan sinar matahari dapat merusak kulit serta menyebabkan kulit berwarna lebih

faktor-faktor yang berhubungan dengan paparan sinar Indonesia adalah muslim, sehingga banyak wanita Indonesia menggunakan jilbab sebagai pelindung aurat, yang dapat mengurangi paparan sinar matahari terhadap

Jurnal Penyakit Dalam Indonesia | Vol. 2, No. 1 | Januari 2015 | 39

Vera, Siti Setiati, Arya Govinda

lalu dikoding untuk selanjutnya direkam dalam cakram

memperoleh suatu sistem skoring yang didasarkan pada nilai maksimal, dan nilai tengah), sedangkan data kategorik

50 tahun ke atas. menggunakan frekuensi distribusi.

METODE

menggunakan desain potong lintang ( ĐƌŽƐƐͲƐĞĐƟŽŶĂů) sehubungan dengan pengambilan data hanya dilakukan

yang mempunyai p < 0,25 untuk dimasukkan ke dalam uji Bandung selama Agustus – Oktober 2012. Populasi target

dinilai dengan menentukan area nya.

baik bila AUC > 0,60.

Besar sampel yang diambil adalah sesuai dengan

diminta menandatangani persetujuan tertulis atas

Agustus – Oktober 2012, dengan menghubungi organisasi

acak, dengan menggunakan tabel randomisasi. Bila

HASIL

dengan Oktober 2012, dengan melibatkan 240 orang adalah wanita berusia 50 tahun atau lebih pada saat pada saat mereka menghadiri kegiatan sosial khusus lansia di beberapa tempat organisasi warga usia lanjut

tempat kegiatan maupun di laboratorium komersial yang ditunjuk, setelah diberikan penyuluhan singkat mengenai

pada warga usia lanjut.

status fungsional), diabetes mellitus, penyakit ginjal

DĞĂŶ

DŝŶŝŵĂů DĂŬƐŝŵĂů

kronik, riwayat jatuh, riwayat fraktur setelah menopause,

66,94 ± 8,11 50 94 nyeri tulang, skor paparan sinar matahari, skor proteksi

Umur

Status nutrisi (IMT)

0 ƐƚĂŶĚƐ dan uji sikap tandem), status kesehatan (jumlah 13

Status kesehatan

± 1,99 4 16 Seluruh data dicatat dalam formulir lembar data,

Status fungsional

(skor IADL)

40 | Jurnal Penyakit Dalam Indonesia | Vol. 2, No. 1 | Januari 2015

Sehubungan dengan tempat pengambilan data adalah tempat-tempat kegiatan sosial lansia (bukan tempat pelayanan kesehatan), maka didapatkan subjek

dan mempunyai status fungsional yang bagus (rerata skor

ditetapkan oleh IOM).

IADL 15). Meskipun 77,1% subjek berusia 60 tahun ke atas, hanya 17,1% subjek yang pernah menjalani rawat inap di

rumah sakit dalam dua tahun terakhir. 38 (15,8) Sebagian besar subjek (83,3%) masih berolahraga

20 (8,3) olahraga yang paling sering dilakukan adalah jalan kaki.

Adekuat

selama 256,92 menit per minggu. Untuk melindungi diri dari pajanan sinar matahari, 89,6% subjek menggunakan

IDS OCTEIA. Meskipun rerata waktu terpajan sinar mempunyai data jenis kategorik dikotom, dilakukan uji chi- dapat ditemukan pada tabel 3.

Skor proteksi

- Penyakit ginjal

- Skor paparan

- keseimbangan (uji sikap tandem)

(0,611-2,591) Nyeri tulang difus

- Sulit naik tangga

Jurnal Penyakit Dalam Indonesia | Vol. 2, No. 1 | Januari 2015 | 41

Vera, Siti Setiati, Arya Govinda

B S.E.

2,2842 1.05 1 adalah: skor proteksi matahari, kelemahan otot, riwayat

1 Diabetes mellitus

Ya 1 Tidak

2 Skor proteksi matahari

2 <3 3 Ya

1 jatuh selama setahun terakhir dimasukkan ke dalam uji

Tidak

Langkah berikutnya adalah melakukan analisis

bawah ini.

B S.E. ^ŝŐ͘

B S.E.

Berdasarkan tabel 5.7, dapat dibuat suatu persamaan proteksi

wanita pascamenopause Indonesia, yakni: 5TCS

Berdasarkan tabel tersebut, dapat dibuat persamaan sebagai berikut:

didapatkan nilai p 0,525. Nilai p yang lebih dari 0,05

chair stands Dari aspek kalibrasi, persamaan yang kita peroleh mempunyai kualitas yang baik, karena nilai p pada uji

6HQVLWLYLW\

Untuk menyederhanakan persamaan tersebut, dibuatlah suatu sistem skoring yang dapat digunakan di lapangan untuk menyaring wanita pascamenopause

Dalam rangka membuat sistem skoring ini, harus dilakukan

42 | Jurnal Penyakit Dalam Indonesia | Vol. 2, No. 1 | Januari 2015 42 | Jurnal Penyakit Dalam Indonesia | Vol. 2, No. 1 | Januari 2015

ini lebih besar daripada 0,6 sehingga persamaan ini mempunyai diskriminasi yang baik. Persamaan sistem skor ini dapat membedakan dengan baik wanita berusia

Untuk menguji apakah persamaan sistem skoring

internal dengan metode bootstrapping. Bootstrapping dilaksanakan dengan bantuan program SPSS 19. Data

subjek yang sudah terambil akan dikembalikan lagi dan

diacak untuk diambil lagi, sampai keseluruhan data subjek

yang diambil mencapai 1000.

Setelah dilakukan pengujian dengan metode

bootstrapping, ternyata hanya ada sedikit perubahan nilai

4 4 4 8 50 p. Pada pengujian persamaan sistem skoring sebelumnya, Total

1000 sample secara

Berdasarkan tabel 8, nampak bahwa seiring dengan meningkatnya nilai skor total, makin besar pula persentase

p, maka dapat dikatakan bahwa sistem skoring ini dapat

DISKUSI

Sehubungan pengambilan data dilakukan di tempat- -1,00

0 tempat kegiatan sosial lansia, bukan di tempat pelayanan ,50

bahkan lebih sehat daripada rata-rata orang seusianya. 5,00

1 Sebagian besar subjek berusia antara 61 – 70 tahun dan mempunyai status fungsional masih baik (rerata skor IADL

rawat inap di rumah sakit dalam dua tahun terakhir.

Sebagian besar subjek (83,3%) mengaku berolahraga

Ϭ͕ϰ biasanya dilakukan di lapangan terbuka yang terkena sinar Ϭ͕Ϯ matahari, namun sebagian besar subjek mengenakan kaus Ϭ berlengan panjang dan celana panjang selama berolahraga

Sebelum menandatangani persetujuan untuk

Jurnal Penyakit Dalam Indonesia | Vol. 2, No. 1 | Januari 2015 | 43

Vera, Siti Setiati, Arya Govinda

Setelah penyuluhan, diadakan tanya-jawab. Berdasarkan

Berdasarkan konsensus internasional mengenai

terhadap 151 wanita pascamenopause mendapatkan Angka tersebut merupakan suatu angka yang sangat besar.

Thailand terhadap 446 wanita pascamenopause daerah

D ini mungkin karena perbedaan penggunaan reagen pemeriksaan, perbedaan ras, perbedaan pigmentasi kulit, pascamenopause Indonesia mungkin lebih rendah

perbedaan kebiasaan berjemur matahari, dan perbedaan penggunaan alat-alat pelindung paparan sinar matahari.

sesungguhnya pada wanita pascamenopause Indonesia, disebabkan oleh beberapa faktor. Meskipun letaknya

Sehubungan dengan keterbatasan dana, pemeriksaan yang mencapai permukaan bumi berkurang akibat adanya polusi udara kota-kota besar menyerap sinar UVB. Selain itu, banyak penduduk wanita di negara Asia Tenggara yang menutup seluruh tubuhnya dengan pakaian (jilbab) sehingga kulitnya hanya sedikit yang terpapar sinar

pascamenopause Indonesia.

D berat. 14,15 menghindar dari paparan sinar matahari. 21

menemukan bahwa 17,85% subjek mempunyai kadar celana panjang atau rok panjang bila bepergian keluar

mendapat banyak sinar matahari dan merupakan tempat pelindung apapun terhadap sinar matahari. Sebesar produksi susu terbesar di India. 16 39,2% subjek mengenakan jilbab, sehingga hanya bagian

Sebagian besar (75,8%) subjek mempunyai kadar wajah dan tangan saja yang terpapar matahari. Sangat jarang subjek yang menggunakan tabir surya dan biasanya hanya dioleskan di wajah.

44 | Jurnal Penyakit Dalam Indonesia | Vol. 2, No. 1 | Januari 2015 44 | Jurnal Penyakit Dalam Indonesia | Vol. 2, No. 1 | Januari 2015

dengan persentase kelompok subjek yang menggunakan diperlukan untuk lima kali bangkit-berdiri (5 TCS) menurun

secara bermakna seiring dengan makin meningkatnya

kelamin wanita. Uji 5TCS akan kembali membaik bila

dan skor paparan matahari mempunyai hubungan yang bertanggungjawab atas reaksi otot cepat, sehingga mengakibatkan kelemahan otot tungkai bawah. 24

diabetes mellitus, dengan 7,1% subjek mempunyai kadar

pemeriksaan kadar glukosa darah sewaktu lebih atau

yang menderita diabetes mellitus, didapatkan 26,2%

muda (48,5 ± 5,2 tahun) daripada usia rerata subjek Persentase ini lebih besar daripada kelompok subjek yang

kita ketahui, wanita usia lanjut cenderung mengenakan pakaian tertutup pada saat bepergian keluar rumah

karena itu, meskipun waktu terpapar sinar mataharinya 6,413). Temuan ini sesuai dengan teori yang mengatakan yang dikenakan. Selain itu, kemampuan kulit dalam membran di sel beta pankreas dan jaringan perifer target

ada hubungan yang bermakna antara skor paparan sinar reseptor insulin sehingga meningkatkan tanggapan insulin

sistemik melalui efek langsung pada sitokin. 10 Pada dua uji klinis dengan pasien intoleransi glukosa, suplementasi

ditandai dengan waktu yang dibutuhkan oleh subjek untuk lima kali bangkit-berdiri (

Jurnal Penyakit Dalam Indonesia | Vol. 2, No. 1 | Januari 2015 | 45

Vera, Siti Setiati, Arya Govinda

diberikan penyuluhan pada wanita yang mempunyai

dengan sistem skoring ini. Tujuan dari penyuluhan tersebut

matahari pagi pada permukaan kulit yang seluas-luasnya.

tersebut adalah: skor proteksi matahari (0 bila < 3 dan 2 800 IU). 14 Dengan demikian, diharapkan risiko menderita

Sistem skoring ini sangat sederhana dan mudah, sehingga dapat dilakukan oleh staf medis maupun

menurut sistem skoring ini, tetap dilakukan penyuluhan mengenai manfaat paparan sinar matahari pagi terhadap

dianamnesis mengenai penggunaan pelindung matahari, baik berupa busana maupun tabir surya. Selain itu, subjek jua dianamnesis mengenai riwayat diabetes mellitus. Bila

terhadap osteoporosis dan kejadian jatuh pada warga usia lanjut. Dengan demikian, diharapkan pengetahuan

ke arah kemungkinan adanya diabetes mellitus (keluhan anamnesis mendalam ke arah kemungkinan adanya poliuria, polidipsia, poliphagia, gatal sekitar kemaluan atau

diabetes mellitus (keluhan poliuria, polidipsia, poliphagia, bawah payudara, kesemutan atau baal) serta pemeriksaan

gatal sekitar kemaluan atau bawah payudara, kesemutan glukosa darah sewaktu. Bila kadar glukosa darah sewaktu

atau baal) serta pemeriksaan glukosa darah sewaktu.

Selanjutnya dilakukan uji 5 subjek menderita diabetes mellitus. Selanjutnya dilakukan untuk menilai adanya kelemahan otot tungkai bawah. Uji ini

uji 5

sangat mudah untuk dilakukan di tempat layanan kesehatan kelemahan otot tungkai bawah. Uji ini sangat mudah untuk dilakukan di tempat layanan kesehatan primer

subjek. Tangan subjek diminta untuk bersedekap, kemudian subjek diminta untuk bangkit dari kursi dan duduk kembali

Tangan subjek diminta untuk bersedekap, kemudian ke kursi secepat-cepatnya sebanyak lima kali.

subjek diminta untuk bangkit dari kursi dan duduk kembali Bila tenaga medis melakukan penyaringan

ke kursi secepat-cepatnya sebanyak lima kali. Dalam menggunakan sistem skoring ini, ada menggunakan sistem skoring ini dan memperoleh

glukosa darah sewaktu ditambah dengan kecurigaan klinis

sudah menggunakan obat diabetes, sehingga diagnosis per minggu selama delapan minggu berturut-turut, lalu

sebagai dosis pemeliharaan. 14

46 | Jurnal Penyakit Dalam Indonesia | Vol. 2, No. 1 | Januari 2015 46 | Jurnal Penyakit Dalam Indonesia | Vol. 2, No. 1 | Januari 2015

kegiatan sosial warga usia lanjut, sehingga diharapkan sebelumnya menunjukkan bahwa persentase wanita lebih mewakili keadaan wanita 50 tahun ke atas yang

Indonesia berusia 50 tahun ke atas yang mempunyai kadar

sosial. ini diharapkan dapat digunakan di tempat penyedia

secara klinis dengan peralatan sederhana. Sesuai dengan persentase subjek yang menderita diabetes mellitus dan penyakit ginjal kronik. Sehubungan dengan keterbatasan

sistem skoring sederhana yang dapat digunakan oleh staf medis penyedia layanan kesehatan primer dalam menyaring wanita Indonesia berusia 50 tahun ke atas

dan wanita) serta jumlah sampelnya hanya 240 orang.

kemungkinan keberadaan sistem skoring ini dapat membantu penyedia layanan kesehatan primer di daerah untuk mengenali

mengakibatkan cedera serius. Selain itu, responden yang segera diberikan untuk menolong pasien tersebut.

SIMPULAN

jatuh untuk memperoleh data yang lebih akurat.

diabetes mellitus, skor proteksi matahari, kelemahan otot saja, namun seluruh jenis fraktur yang dialami responden setelah menopause. Oleh karena itu, riwayat fraktur

Bobot untuk masing-masing determinan adalah: 1 untuk Penggunaan jilbab merupakan faktor yang sangat

diabetes mellitus dan kelemahan otot tungkai bawah serta 2 untuk skor proteksi mathari. Bila penjumlahan dari

responden telah menggunakan jilbab. Penggunaan jilbab jumlah paparan sinar matahari yang diterima oleh

DAFTAR PUSTAKA

kulit secara bermakna. Oleh karena itu, jangka waktu

penggunaan jilbab seharusnya ditanyakan dalam kuesioner.

Jurnal Penyakit Dalam Indonesia | Vol. 2, No. 1 | Januari 2015 | 47

Vera, Siti Setiati, Arya Govinda

Metab. 2001;86:1633-7. 7.

Intern Med. 2010;170(13):1135-41. 8.

Osteoporos Int. 2009;20(11): 1807-20. 9.

Endocrinol Metab. 2011;96:1911-30. 10.

11. septuagenarians. Diabetes Care. 2011; 34:1284-8.

12.

13.

guidelines. J Steroid Biochem Mol Biol. 2010;121(102):4-6.

17. among postmenopausal Malaysian women. Asia Pac J Clin Nutr. 2004;13(3):255-60.

18. darah pada usia lanjut. Tesis. Juli 2011.

19. postmenopausal Japanese women. Am J Clin Nutr. 2000;71:1161-5.

20. 21.

Asia. Dermato-Endocrinology. 2013;5(1):1-4. 22. Moy, FM. Vitamin D status and its associated factors of free

Photochemistry and Photobiology B: Biology. 2011;104:444-8.

23. Vitamin D and physical performance in elderly subjects: the Pro.V.A Study. PloS ONE. 2012;7(4):e34950.

24. for general health and osteoporosis. Biogerontology. 2002;3:73-7.

25.

48 | Jurnal Penyakit Dalam Indonesia | Vol. 2, No. 1 | Januari 2015