MENJADI ENTREPRENEUR YANG CERDAS MEMILIK

MENJADI ENTREPRENEUR YANG CERDAS MEMILIKI PERENCANAAN YANG
STRATEGIS SERTA MAMPU MENGAMBIL RESIKO

DIKDIK SUBAGJA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
dikdiksubagja@gmail.com

Abstract

A businessman has intelligent, thinking a smart Entrepreneur not only means smart entrepreneur but
also can be interpreted, strategic thinker, and take risks. An Entrepreneur is a reliable strategic plan
maker, they do not work with muscles but also use the brain, so an entrepreneur is not only reckless, but also
capital of entrepreneurial strategy is not just a risk taker, but also a risk manager for himself and his business. A
risk manager must be careful, intelligent, tactical and observant to read risks and opportunities so he can
choose a profitable risk for his business.
A person who wants to be a successful entrepreneur must also consider the characteristics he carries in running
a business later. One of the characteristics that an entrepreneur must have is some things. Such as having a high
confidence, dare to bear the risk, honest and diligent, creative and innovative, have leadership spirit, have a
sense of responsibility, high work ethic, independent and discipline, always seeks opportunities, has the ability in
the field of management and have determination in business. This is what a smart entrepreneur should have,
because in that characteristic is formed a process that can be addressed by an entrepreneur.

Keywords : Entrepreneur,Smart, Strategic Thinker, Take Risks, Business

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Di zaman milenial seperti ini,
persaingan dalam berbisnis semakin
marak.
“Bisnis sendiri adalah aktivitas yang
dilakukan oleh seseorang atau
sekelompok orang atau perusahaan
dalam bentu jasa atau barang untuk
memperoleh laba” (Entrepreneurship :
Menjadi Pebisnis Ulung” Merekamereka yang berbisnis ini biasanya
hanya mementingkan diri sendiri,
tentang
bagaimana

mereka
mendapatkan suatu keuntungan yang
tinggi. Untuk mencapai hal tersebut
tak jarang mereka melakukan berbagai
cara agar mementingkan segala cara
untuk mendapatkan hal tersebut,
termasuk jalan pintas yang negatif.
Pebisnis yang melakukan jalan pintas
tersebut biasanya dalam berbisnis
tidak menggunakan strategi-strategi
yang
diperlukan
agar
untuk
menjalankan bisnisnya, sehingga
ketika terjadi suatu masalah mereka
akan kebingungan yang dimana bisnis
mereka tersebut pun kemudian tidak
bisa dilanjutkan kembali. Dalam
benak masyarakat bisnis memang

menjadi patokan kedua yang dipilih
untuk dijadikan pekerjaan selain
menjadi seorang karyawan maupun
PNS, nyatanya terdapat pekerjaanpekerjaan lain yang justru mampu
lebih menguntungkan dibandingkan
kedua pekerjaan tersebut, salah
satunya adalah menjadi seorang
Entrepreneur.
“Entrepreneurship
atau
kewirausahaan adalah suatu usaha
kreatif yang dibangun berdasarkan
inovasi untuk menghasilkan sesuatu
yang baru, memiliki nilai tambah,
member
manfaat,
menciptakan
lapangan kerja dan hasilnya berguna

bagi orang lain” (Entrepreneurship :

Menjadi Pebisnis Ulung”). Menjadi
seorang entrepreneur atau wirausaha
tidak
hanya
dituntut
untuk
mendapatkan keuntungan, tetapi juga
harus bisa menngelola sumber daya
yang ada dilingkungannya menjadi
suatu kegunaan. Maka dari itu
dibutuhkan tindakan yang tepat, atau
strategi yang dibutuhkan oleh seorang
entrepreneur.
Menjadi
seorang
entrepreneur juga bisa sekaligus
menerapkan kegiatan bisnis tadi,
sehingga keuntungan yang didapatkan
oleh orang tersebut bisa lebih
maksimal.

Selain
strategi,
entrepreneur juga harus mampu
mengambil suatu resiko, dimana
resiko disini sendiri bisa berdampak
negative maupun positif. Maka dari
itu tidaklah mudah untuk menjadi
seorang entrepreneur, mereka-mereka
yang telah berhasil pun telah melalui
berbagai macam hadangan dan
memulainya dari nol. Akan tetapi
mereka melewati semua itu dengan
strategi yang matang dan pikiran yang
cerdas. Semua orang bisa menjadi
seorang entrepreneur, hal tersebut bisa
terlaksana apabila kita bisa melihat
peluang dan jeli dengan lingkungan
kita sendiri. Selain keuntungan
pribadi, dengan menjadi seorang
entrepreneur kita juga telah membantu

mensejahterakan lingkungan sekitar
dan peduli akan sesama lainnya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara menjadi seorang
Entrepreneur
yang
cerdas,strategis, dan mampu
mengambil resiko?
2. Bagaimana seorang entrepreneur
melihat peluang agar dijadikan
suatu keuntungan?
1.3 Tujuan Kegiatan
1. Mengetahui cara menjadi seorang
Entrepreneur
yang

2

cerdas,strategis,
dan mampu

mengambil resiko.
2. Mengetahui seorang entrepreneur
melihat peluang agar dijadikan
suatu keuntungan.

BAB II
METODE

2.1 Rancangan Kegiatan
Rancangan kegiatan dari penulisan
karya ilmiah ini tidak lain adalah untuk
mengetahui cara menjadi seorang Entrepreneur
yang cerdas,strategis, dan mampu mengambil
resiko dan cara seorang entrepreneur melihat
peluang agar dijadikan suatu keuntungan.

2.2 Responden/Khalayak
Responden yang saya ambil yaitu dari
para entrepreneur yang telah sukses berkat
kecerdasan mereka menggunakan strategistrategi untuk menjadi entrepreneur dan juga

mereka mereka yang telah mampu untuk
mengambil sebuah resiko.
Berikut salah satu tokoh Entrepreneur
di Indonesia yang bisa dijadikan acuan :
1) Dr. Ir.
Soegoto

Eddy

Soeryanto

Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto,
merupakan Rektor dan Pendiri Universitas
Komputer Indonesia (UNIKOM), yang
berlokasi di jalan Dipati Ukur 102-118 dan
jalan
Dago
160-162
Bandung.
MemimpinUNIKOM sejak awal berdirinya

pada 8 Agustus 2000 hingga saat ini. Sulung
dari 9 bersaudara ini menjadi Entrepreneur
karena "hobi" dan "keadaan". Sejak kelas 2
SMA, karena selalu menjadi juara di
sekolahnya, ia telah diminta guru Matematika,
Fisika, dan Kimia-nya untuk mengajar di kelas
1 SMA pada ketiga mata pelajaran tersebut.
Pada masa itu, sekolahnya memang
kekurangan guru bidang eksakta. Hal ini

berlangsung hingga ia duduk di kelas 3
SMA dan diminta gurunya untuk mengajar
kelas 1 dan kelas 2 SMA.
Pengalaman di SMA ini digunakan
Eddy saat kuliah di Bandung. Masa-masa
perkuliahan di Bandung, bagi pemuda Eddy
adalah masa sulit dan penuh perjuangan.
Biaya dari orangtuanya yang tentara tulen dan
tanpa penghasilan lain sering tidak mencukupi
untuk kost dan hidup sehari-hari di Bandung.

Makan satu kali sehari adalah biasa bagi
pemuda Eddy, sepiring nasi dengan
semangkuk sop sehari adalah kemewahan.
3

Keadaan ini memaksa Eddy mencari jalan
keluar untuk bertahan hidup sambil terus
kuliah. Di kondisi sulit itulah Eddy
melanjutkan "hobi"nya mengajar dengan
memberikan privat Matematika, Fisika dan
Kimia. Murid pertama Eddy adalah anak
seorang dokter dengan dua temannya yang
berlokasi di bilangan Pagarsih, jarak yang
cukup jauh dari tempat kostnya di Cisitu Baru,
Bandung. Karena tidak mempunyai cukup
ongkos, kerap kali untuk mengajar privat, jarak
Cisitu Baru sampai dengan Pagarsih
ditempuhnya dengan jalan kaki dengan perut
keroncongan, namun semuanya dikerjakan
Eddy dengan tabah, giat dan tetap

semangat(http://rektor.unikom.ac.id/page/profil
/).
Berdasarkan kisah cerita bapak Dr.Ir.
Eddy Soeryanto Soegoto diatas, beliau
melakukan prinsip-prinsip sebagai seorang
entrepreuner, yaitu cerdas melihat peluang, dan
mempunyai strategi-strategi yang digunakan
disaat kondisi kelamnya di masa lalu, dimana
bapak eddy menggunakan hobinya mengajar
untuk membuka suatu kelas privat. Tidak
sampai disitu, beliau pun berani mengambil
sebuah resiko dengan membuka Bimbingan
belajar science dan Lembaga Pendidikan
Komputer Indonesia Jerman (LPKIG).
Ketika telah melalui semua rintangan
masa kelam dimasa mudanya, bapak eddy
tidak hanya mementingkan dirinya sendiri,
beliau kemudian mendirikan sebuah kampus
yang bernama Universitas Komputer
Indonesia. Dimana disini beliau membantu
juga kepada orang-orang dengan cara membuat
lapangan pekerjaan menjadi seorang dosen
atau office boy/girl di dalam kampus tersebut.
Selain internal dikampus, beliau juga
membantu dalam eksternal kampus dengan
mensejahterakan dan membantu mereka.
Sosok dari seorang Entrepreneur seperti inilah
yang patut ditiru oleh orang yang ingin
berkecimpung dalam dunia wirausaha, selain
membantu kondisi sendiri, tak lupa seorang
entrepreneur
haruslah
membantu
kesesama..Seorang entrepreneur selain bisa
membantu secara personal maupun kelompok,

suatu negara pun akan terbantu dengan
berkurangnya kemiskinan dinegara tersebut.
Berikut merupakan data Kemiskinan
di Indonesia menurut BPS dan Kementrian
Koordinator Kesejahteraan Rakyat periode
2006-2010 :

Berkat adanya seorang entrepreneur
disuatu negara, dimana menjadi seorang
entrepreneur merupakan suatu tantangan
menarik yang perlu diwujudkan dalam suatu
karya nyata, salah satunya yaitu dengan
membangun suatu bisnis atau suatu usaha atau
sebuah perusahaan yang mana membantu
anggaran pendapat negara itu sendiri, dan
mengurangi angka pengangguran dikarenakan
terdapat lapangan pekerjaan yang dibuka oleh
si entrepreneur ini tadi. Selain lapangan
pekerjaan yang dibuka dengan sangat luas,
bisnis mikro dan makro pun mempengaruhi
pendapatan dari negara tersebut.

A. Kewirausahaan dan usaha kecil
dengan beragam cara
Kewirausahaan dan usaha kecil itu
terkait tapi bukan konsep yang sama. Di satu
sisi, wirausahawan adalah jenis perilaku yang
berkonsentrasi pada peluang daripada sumber
daya (Steven dan Gumpert, 1991). Jenis
perilaku ini bisa terjadi baik pada bisnis kecil
maupun besar tetapi juga di tempat lain. Di sisi
lain, usaha kecil bisa menjadi wahana baik
bagi
wiraswasta-wiraswasta
untuk
4

mengenalkan produk dan proses baru yang
mengubah industry dan orang-orang yang
hanya menjalankan dan memiliki bisnis untuk
mencari nafkah (Wennekers dan Thurik,
1999).Kelompok surat mencakup banyak
pemegang waralaba, pemilik toko dan orangorang dalam pekerjaan professional. Mereka
termasuk dalam apa yang Kirchhoof (1994)
sebut “inti ekonomi”. Baik kewiraswastaan
maupun urusan bisnis kecil bukanlah sebuah
pngamatan baru. Secara khusus, mereka
penting dimana mereka saling tumpang tindih.
Ini adalah bisnis baru yang kecil dan sering
berkembang pesat. (Journal of Small Business
and Enterprise Development, 2004 : Roy
Thurik ; Sander Wennekers)
B. Bisnis kecil sebagai
untuk berwirausaha

kendaraan

Di dunia usaha kecil saat ini, dan
hal-hal yang baru, terlihat lebih dari sekedar
sebagai wahana kewirausahaan, berkontribusi
tidak hanya pada stabilitas kerja dan sosial dan
politik, tetapi juga pada daya saing yang
inovatif dan kompetitif (Wennekers dan
Thurik, 1999). Singkatnya, fokusnya telah
bergeser dari usaha kecil sebagai barang sosial
yang harus dijaga dengan biaya ekonomis
hingga usaha kecil
sebagai
wahana
kewirausahaan. Dengan pergeseran ini muncul
persepsi baru tentang peran penting
kewirausahaan. Memang, bukti ekonometrika
terbaru menunjukkan bahwa kewiraswastaan
merupakan penentu penting pertumbuhan
ekonomi.(Journal of Small Business and
Enterprise Development, 2004 : Roy Thurik ;
Sander Wennekers)
Jadi sebagai seorang entrepreneur
yang baik, mereka tidak hanyamelihat dari
stabilitas kerja perusahaan, dan melihat dunia
dalam sosial dan politiknya saja, tetapi mereka
juga fokus kepada daya saing yang inovatif
dan kompetitif. Kemudian konsep wirausaha
dan usaha kecil tidak sama akan tetapi
keduanya
saling
terkait,
wirausaha
berkonsentrasi pada peluang dari sumber daya,
sedangkan usaha kecil menjadi wahana baik
wiraswasta-wiraswasta untuk mengenalkan
produk dan proses baru yang mengubah

industry dan orang-orang yang hanya
menjalankan bisnis untuk mencari nafkah.
C. Pendekatan psikologis terhadap
kesuksesan kewirausahaan: Model
umum dan gambaran temuan
Usaha kecil dan menengah penting
untuk ekonomi hari ini. Kecil dan perusahaan
menengah adalah agen utama pertumbuhan
ekonomi dan lapangan kerja (ECSB newsletter,
1997). Drucker (1985) menggambarkan hal ini
sebagai pergeseran dari seorang manajerial ke
sebuah ekonomi kewirausahaan sekitar 99%
perusahaan Eropa berukuran kecil atau sedang
dan mereka menyediakan 66% tempat kerja
(bulletin ECSB, 1997). Dua puluh lima tahun
yang lalu, bidang penelitian kewiraswastaan
sedang dalam masa pertumbuhan. Jumlahnya
berskala kecil perusahaan menurun sampai
tahun 1979 (Bruederl, Preisendoefer & Ziegler,
1992) dan akibatnya, penelitian difokuskan
pada perusahaan yang lebih besar. Sejak 1979
tingkat penemuannya kecil dan perusahaan
menegah telah berkembang dan terutama
perusahaan kecil menunjukkan tingkat
kenaikan yang tidak proporsional. Pada saat
yang sama telah terjadi peningkatan penelitian
di Indonesia (Low & McMillan 1988).
Meski ada beberapa ulasan bagus
tentang riset kewiraswastaan psikologis
(bandingkan Chell, Haworth, & Brearly, 1991;
Cooper & Gimeno-Gascon, 1992; Furnham,
1992), pendekatannya berbeda. Pertama kita
melihat basis data yang jauh lebih besar; kita
tidak adil berkonsentrasi pada satu area
(misalnya kepribadian), namun mencakup
semua variable psikologis pentingnya. Kedua,
kita memulai dengan model umum kesuksesan
dan usaha kewirausahaan untuk member
koherensi tertentu pada literature. Ketiga,
kontribusi kita adalah awal kearah dari
tinjauan kuantitatif. Sayangnya, tidak mungkin
melakukan meta-analisis yang tepat dalam hal
ini daerah (dan kecuali Schwenk dan Shrader,
1993, belum ada metaanalisis), karena terlalu
sedikit penelitian dan kualitas penelitiannya
seringkali tidak cukup (misalnya, standar
deviasi, nilai t atau F yang tepat, atau korelasi
yang pasti seringkali tidak dilaporkan). Namun
kami piker inilah saatnya untuk melepaskan
5

diri dari tinjauan verbal murni dan setidaknya
mulailah dengan pendekatan kuantitatid di
bidang ini.
1. Model Umum Kesuksesan Wirausaha

Gambar 1 menyajikan model umum
yang telah kita kerjakan (Giessen-Amsterdam
model kesuksesan kewirausahaan). Ini adalah
model interdisipliner, seperti yang terjadi
pertimbangan sebagian besar wilayah yang
telah diteliti dalam penelitian kewirausahaan.
Dengan demikian, itu membantu kita untuk
mengatur bab ini. Sederhana : Kami berasumsi
bahwa tidak ada kesuksesan tanpa tindakan.
Tindakan terutama ditentukan dengan tujuan
dan strategi. Dengan demikian, konsep
tindakan sangat penting bagi model ini dan
strategi dan taktik tindakan adalah hambatan
yang
melaluinya
semua
kesuksesan
kewirausahaan tercapai atau tidak tercapai.
Semua strategi dan taktik berorientasi pada
tujuan dan, oleh karena itu, semua kesuksesan
kewirausahaan harus mulai melihat variablevariabel ini. Jelas, kedua tujuan dan strategi
bisa berubah menjadi salah, tidak efisien atau
salah tempat di lingkungan tertentu, akibatnya
kesuksesan dan kegagalan sebelumnya
berpengaruh pada modifikasi tujuan dan
strategi. Namun kami berfikir bahwa pasar
terdiri dari actor yang memiliki tujuan.
Gambar dari Giessen Amsterdam
diatas menunjukan bawha bisnis yang kecil
diawali dengan personal individunya yang
memiliki sebuah tujuan menggunakan suatu
strategi agar bisa sukses dikedepannya.

2. Definisi masalah: pengusaha pemilik
bisnis dan konsep lainnya.
Seperti di bidang baru, tidak ada
defines yang disepakati tentang kewirastaan,
pengusaha, pemiik bisnis, dll.(Cunningham &
Lischeron, 1991, Gartner, 1985). Selain itu
pendiri dan pemilik manajer adalah kelompok
yang sangat heterogen yang menentang
definisi umum (Gartner, 1985). Fokus kajian
ini adlaah pada usaha kecil, pendiri dan
pemilik
yang
mengelola
perusahaanperusahaan ini. Beberapa penulis membedakan
antara pengusaha,usaha kecil,pemilik,pendiri,
dan CEO. Carland, Hoy, Boulton, dan Carland
(1984) dibedakan pengusaha dari pemilik
usaha kecil. Pengusaha inovatif menggunakan
strategi praktik manajemen, dan mengelola
bisnisnya untuk tujuan keuntungan dan
pertumbuhan. Pemilik bisnis menetapkan
perusahaan untuk mengikuti tujuan pribadi,
Fokus perilaku inovatif, definisi ini mengikuti
Schumpeter
(1935)
yang
menekankan
kreatifitasnya kegiatan innovator.
3. Karakteristik pengusaha
Ada beberapa pendekatan berbeda
dalam menggambarkan pengusaha;
sifat,motivasi,modal manusia, dan pendekatan
tipologis. Pendekatan awal biasanya terfokus
pada karakteristik kepribadian pengusaha. Hal
ini diperlukan untuk memisahkan dua isu.
Munculnya dan kesuksesan wirausahawan
seharusnya ada proses yang berbeda dimana
seseorang memutuskan untuk menjadi
pengusaha dan dengan mana orang mencapai
kesuksesan wirausaha (Utsch, Rauch, Rothfuss
& Frese, dimedia cetak). Itu membuat perasaan
bahwa karakteristik kepribadian mungkin lebih
penting bagi keputusan untuk menjadi pendiri
daripada untuk sukses (Begley & Boyd, 1987;
Heron & Robinson,1983). Kepemimpinan
penelitian telah menunjukkan bahwa
kemunculan kepemimpinan sangat dipengaruhi
oleh sifat kepribadian (Lord, DeVader &
Alliger, 1986) sementara keberhasilan
kepemimpinan kurang jelas berhubungan
dengan kepribadian faktor (Landy, 1989).
Dengan demikian, sebagai berikut, kita akan
membedakan antara kemunculan
6

kewirausahaan dan keberhasilan usaha kecil
meskipun diferensiasi ini tidak selalu dibuat
dalam literatur yang kami review.(
Psychological approaches to entrepreneurial
success: A general model and an overview of
findings : Andreas Rauch & Michael

Frese)

2.4 Teknik Analisa Data

Dalam buku entrepreneurship pebisnis ulung
pun dijelaskan Karakteristik cirri dan sifat dari
seorang entrepreneurship
CIRI
1. Percaya
diri
2.
Berorienta
si
tugas
dan hasil
3.
Pengambil
resiko
4.
Kepemim
pinan
5.
Keorisinil
an
6.
Berorienta
si
ke
depan
7.
Jujur
dan tekun

menangkap gambaran dari apa yang sedang
penulis ungkapkan dan dilakukan secara
sistematis,realistis sesuai dengan data yang
sudah ada sebelumnya.

SIFAT
Keyakinan,Kemandirian,Individ
uaitas,optimis
Kebutuhan
prestasi,orientasi
laba,tekad kuat
Kemampuan mengambil resiko
dan suka tantangan
Jiwa pemimpin,bergaul dengan
orang lain, suka terhadap saran
Memiliki
inovasi,kreativitas,serbabisa,
jaringan bisnis luas
Persepsi dan memiliki cara
pandang ke depan
Utamakan kejujjuran
bekerja
dan
menyelesaikan kerja

dalam
tekun

2.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang saya
lakukan
disini
menggunakan
metode
observasi,kepustakaan dan studi dokumen
primer. Hal ini dilakukan agar lebih

Teknik analisa data deskriptif digunakan dalam
penulisan karya ilmiah ini, dikarenakan
menggunakan data-data yang sudah ada
sebelumnya,
kemudian
mencoba
menggambarkan kembali mengenai masalah
apa yang sedang dibahas.

BAB III
KESIMPULAN

Entrepreneurship atau kewirausahaan
adalah suatu usaha kreatif yang dibangun
berdasarkan
inovasiuntuk
menghasilkan
sesuatu yang baru, memiliki nilai tambah,
member manfaat, menciptakanlapangan kerja
dan hasilnya berguna bagi orang lain.
Entrepreneur
disini
dituntut
selain
mendapatkan keuntungan sendiri, dia harus
membuat lingkunganya menjadi sejahtera,
maka dari itu seorang entrepreneur dituntut
bisa cerdas, mempunyai perencanaan strategi
dan mengambil resiko sehingga mendapatkan
keuntungan yang maksimal. Oleh karena itu
seorang entrepreneur harus pintar dalam
melihat luang, bahkan dalam bisnis lingkup
kecil sekalipun. Kegigihan dari seorang
entrepreneur sendiri itulah yang akan
membawa kesukesan kedepannya. Banyak
entrepreneur yang telah berhasil sekarang pun
tidak mudah untuk dapat memuncaki
kesuksesan seperti sekarang tanpa kegigihan,
tekad bulat dan smengat yang tinggi. Seorang
entrepreneur juga harus memiliki ciri dan sifat
yang
menampilkan
layaknya
seorang
wirausaha itu sendiri seperti apa.

7

BAB IV
REFERENSI

[1] Roy T and Sander W 2004 Entrepreneurship, Small Business, and Economic Growth 11 140-149
[2] Andreas R and Michael F 2000 Psychological approaches to Entrepreneurial Succes : A General
Mode and An Overview of Findings 15 101-142
[3] Soegoto, E.S. (2009) Entrepreneurship: Menjadi Pebisnis Ulung. Elex Media Komputindo