Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Buku Ajar Matematika Sekolah Dasar Berbasis Keterampilan Origami

BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Matematika Sekolah Dasar Amir (2016) mengungkapkan bahwa pembelajaran matematika

  merupakan suatu proses belajar mengajar yang diciptakan oleh guru untuk mengembangkan kreatifitas berpikir peserta didik dan meningkatkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi matematika. Menurut Hans Freudental (dalam Dani, 2012), matematika merupakan aktivitas insani yang harus dikaitkan dengan realistis sehingga, matematika adalah cara berpikir logis yang dipresentasikan dalam bilangan, ruang, dan bentuk dengan aturan-aturan yang telah ada serta tidak terlepas dari aktivitas insani tersebut.

  Berdasarkan dari teori tersebut dapat disimpulkan bahwa matematika di sekolah dasar erat kaitannya dengan peserta didik. Pada pembelajaran matematika peserta didik terlibat langsung dengan permasalah yang dialami atau dirasakan dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan matematika yang kemudian disusun menjadi sebuah pemahaman baru. Hal ini didukung dengan pendapat dari Pitadjeng (2015) yang mengatakan bahwa untuk peserta didik sekolah dasar usia 6-9 tahun, hendaknya guru dapat menciptakan suasana belajar matematika yang santai, misalnya dengan pemberian kegiatan memanipulasi benda-benda konkret atau permainan yang relevan dengan materi yang sedang dipelajari, karena suasana kelas yang tegang atau terlalu serius justru dapat menyebabkan kurangnya konsentrasi anak terhadap pembelajaran matematika. Untuk peserta didik usia 9-12 tahun kegiatan yang tepat dan disenangi, misalnya mengubah bangun dengan menggunting dan menyusun untuk mempelajari suatu konsep matematika contohnya mengubah bangun segitiga menjadi bangun

  2.1.2. Keterampilan Origami

  Menurut Lang (1998), origami berasal dari bahasa bahasa Jepang kuno, gabungan dari kata ori (melipat) dan kami (kertas). Jika kedua kata itu digabungkan, terdapat sedikit perubahan yang tidak merubah artinya. Dari kata

  

kami menjadi gami, sehingga bukan orikami tetapi origami, yang artinya melipat

  kertas. Origami adalah seni melipat kertas menjadi berbagai bentuk yang dekoratif.

  Menurut Sumantri (2005), melipat pada hakekatnya merupakan keterampilan tangan untuk menciptakan bentuk-bentuk tertentu tanpa menggunakan bahan perekat lem serta membutuhkan keterampilan koordinasi tangan, ketelitian dan kerapian, di dalam kegiatan melipat jika disajikan dengan minat anak yang akan memberikan keasikan dan kegembiraan serta kepuasan bagi anak.

  Kesimpulannya keterampilan origami atau melipat kertas merupakan sebuah kegiatan melipat kertas menjadi bentuk baru yang dapat digunakan untuk melatih kreatifitas dan ketelitian peserta didik. Dalam hal ini keterampilan melipat kerta dipilih sebagai sarana dalam pembelajaran geometri matematika sekolah dasar karena menyajikan pengalaman baru untuk peserta didik dalam mempelajari geometri, dimana siswa membuat sendiri bangun-bangun datar yang akan dipelajari.

  2.1.3. Buku Ajar

  Menurut Mintowati (2003), buku ajar merupakan salah satu sarana keberhasilan proses belajar mengajar. Buku ajar merupakan suatu kesatuan unit pembelajaran yang berisi informasi, pembahasan serta evaluasi. Buku ajar yang tersusun secara sistematis akan mempermudah peserta didik dalam materi sehingga mendukung ketercapaian tujuan pembelajaran. Maka dari itu, buku ajar harus disusun secara sistematis, menarik, aspek keterbacaan tinggi, mudah dicerna, dan mematuhi aturan penulisan yang berlaku. bidang itu untuk maksud-maksud dan tujuan intruksional dilengkapi dengan sarana pengajaran yang serasi dan mudah dipahami oleh para pemakainya di sekolah-sekolah sehingga menunjang suatu program pengajaran (Bonita, 2014).

  Definisi lain menurut KBBI, buku adalah beberapa lembar kertas yang berjilid, berisi tulisan untuk dipelajari atau kosong untuk menuliskan sesuatu. Sedangkan ajar adalah petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui atau dituruti, sehingga buku ajar adalah beberapa lembar kertas yang berjilid menjadi satu dan berisi tentang pentunjuk untuk orang agar diketahui atau dituruti.

  Dapat disimpulkan bahwa buku ajar merupakan sebuah buku yang terdiri dari beberapa lembar kertas dan berisi tentang informasi tentang sebuah studi yang dapat digunakan untuk sarana pembelajaran dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh pembaca.

2.1.4. Pengembangan Buku Ajar

  Menurut KBBI, pengembangan adalah proses, cara, perbuatan mengembangkan sesuatu yang telah ada atau sesuatu yang baru. Sedangkan menurut Dariyadi (2017), pengembangan dalam pengertian disini adalah sesuatu yang belum ada menjadi ada atau mengembangkan sesuatu yang sudah ada.

  Pengembangan buku ajar merupakan sebuah proses mengembangkan sebuah buku pengetahuan baik itu yang sudah ada atau yang belum ada dan menjadikannya sebuah buku ajar yang dapat digunakan dalam pembelajaran. Dalam penelitian ini pengembangan buku ajar yang dimaksud adalah mengembangkan buku ajar matematika dengan berbasis keterampilan origami untuk materi geometri. Dapat dikatan pengembangan karena sebelumnya belum ada buku ajar yang menggunakan keterampilan origami dalam pembelajaran geometri untuk matematika di sekolah dasar. Hal ini dirasa baru sehingga peneliti akan mengembangkan buku ajar tersebut.

  Menurut Depdiknas (2008: 10-11), prinsip pengembangan buku ajar

  1. Dimulai dengan pemahaman sesuatu yang konkrit menuju ke pemahaman sesuatu yang abstrak.

  2. Perlu adanya pengulangan suatu pembehasan agar menguatkan pemahaman peserta didik terhadap materi.

  3. Terdapat umpan balik yang positif untuk mempertegas pemahaman peserta didik.

  4. Buku ajar yang dikembangkan sebaiknya dapat memberikan motivasi belajar yang tinggi kepada peserta didik.

  5. Penyampaian materi diberikan secara bertahap dan runtut agar tujuan pembelajaran tercapai.

  6. Memperlihatkan setiap hasil yang dicapai untuk menarik rasa ingin tahu peserta didik terhadap materi yang sedang dipelajari.

2.2. Penelitian yang Relevan

  Keterampilan origami tidak hanya bermanfaat untuk dunia kesenian saja. Keterampilan origami selain dapat digunakan untuk melatih kreatifitas peserta didik, melatih kesabaran dan ketelitian, namun dapat juga digunakan dalam pembelajaran mate matik khususnya tentang pengenalan bangun-bangun datar. Penelitian ini didukung oleh beberapa penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian ini. State of the art yang menerangkan perbedaan dari penelitian ini dan penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya, yaitu sebagai berikut:

  

Tabel 2.1

State of The Art

  No. Judul Penelitan Peneliti Tahun Lokasi Hasil Penelitian

  1. Pengaruh Pendekatan Nyoman Tri 2014 Singajara Hasil belajar matematika dengan pendekatan pendidikan matematika Pendidikan Matematika Anarta Putra, I realistik berbantuan origami berada pada katagori tinggi dengan rata-rata

Realistik berbantuan Made Suarjana, skor 17,24. Sedangkan hasil belajar matematika dengan pembelajaran

Origami Terhadap Hasil

  I Gusti Ngurah konvensional berada pada katagori rendah dengan rata-rata skor 14,74. Belajar Matematika Siswa Japa Terdapat perbedaan hasil belajar matematika yang signifikan antara siswa Kelas V SD di Desa Les yang dibelajarkan dengan pendekatan pendidikan matematika realistik

Kecamatan Tejakula Tahun berbantuan origamidan siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran

Pelajaran 2013/2014 konvesional pada mata pelajaran matematika kelas V SD di Desa Les.

  

2. Efektifitas Penggunaan Aprilia Dyah 2013 Yogyakarta Terdapat pengaruh penggunaan origami yang signifikan terhadap kreativitas

Kertas Lipat (Origami) Kusumaningrum anak. Hal ini dapat dilihat dengan adanya perbedaan peningkatan kreativitas Dalam Meningkatkan yang signifikan antara anak yang diberikan perlakuan bermain origami Kreativitas Pada Anak dengan yang tidak diberikan perlakuan bermain origami. Anak yang diberikan perlakuan bermain origami memiliki peningkatan kreativitas yang lebih tinggi daripada anak yang tidak diberikan perlakuan bermain origami.

3. Keefektifan Experiential

  I.U Machromah, 2014 Semarang Pembelajaran Experiential Learning berbantuan origami efektif terhadap

Learning Berbantuan Dwijanto, dan kemampuan keruangan siswa kelas VIII materi kubus dan balok. Siswa

Origami Terhadap Darmo pada pembelajaran yang menerapkan Experiential Learning berbantuan

Kemampuan Keruangan origami dapat mencapai KKM baik secara klasikal maupun individual. Siswa Kelas VIII

  Kemampuan keruangan siswa pada pembelajaran yang menerapkan Experiential Learning berbantuan origami lebih baik daripada kemampuan keruangan siswa yang menerapkan pembelajaran ekspositori. Motivasi belajar siswa berpengaruh positif terhadap kemampuan keruangan siswa

  4. Origami Terhadap Dian Wardhani, 2016 Malang Penggunaan origami pada matematika khususnya materi geometri dapat Kecerdasan Spasial Edy Bambang digunakan untuk meningkatkan kecerdasan spasial siswa karena kecerdasan

Matematika Siswa Irawan, Cholis spasial erat kaitannya dengan gambar atau bentuk. Bentuk yang menjadi

Sa’dijah syarat pada kecerdasan spasial dapat diperoleh pada pengunaan seni origami pada materi geometri. Dari beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penggunaan origami sesuai dengan pendapat Pearl (2010), origami bukan hanya menyenangkan, tetapi menampung keanekaragaman gaya pembelajaran yang membantu anak-anak memahami matematika dan ini adalah metode inovatif untuk perkembangan pendidikan, budaya,dan kemampuan sosial.

  5. Pengaruh Kegiatan Melipat Norhayati, 2016 Riau Pengaruh kegiatan melipat kertas (origami) sangat signifikan terhadap Kertas (Origami) Terhadap Daviq keterampilan motorik halus anak usia 4-5 tahun di TK Al-Hisa Kecamatan

Keterampilan Motorik Halus Chairulsyah, Tenayan Raya Pekanbaru. Hal ini terlihat dari hasil penelitian sebelum

Anak Usia 4-5 Tahun Di Tk Hukmi S diberikan perlakuan kegiatan melipat kertas sebesar 34,7% yakni sesudah

Al-Hisa Di Kecamatan diberikan perlakuan kegiatan melipat kertas sebesar 71,9% yang berarti Tenayan Raya Pekanbaru terjadi peningkatan sebesar 37,2%. Sementara persentase peningkatan dari sebelum dan sesudah perlakuan didapatkan hasil 107,2%.

  Penelitian yang pernah dilakukan sebelum penelitian ini, masih berfokus pada pengaruh keterampilan origami terhadap peserta didik baik itu terhadap hasil belajar, peningkatan kreatifitas, maupun terhadap keterampilan motorik halus. Belum ada yang menuangkannya ke dalam sebuah buku yang bisa dibaca berulang kali dan disebarluaskan kepada guru yang lain untuk memberikan referensi pembelajaran yang baru.

2.3. Kerangka Berfikir

  Dalam pembelajaran matematika untuk sekolah dasar hal yang terpenting adalah menyajikan sesuatu yang nyata yang pernah atau sedang dialami oleh peserta didik, sehingga jarak antara materi dan peserta didik tidak terlalu jauh. Peserta didik diajak berpikir secara konkrit terlebih dahulu barulah diarahkan untuk berfikir abstrak. Contoh bangun datar di lingkungan sekitar peserta didik memang banyak dan beragam, namun peserta didik masih kesulitan dalam membuat bentuk bangun ruang yang benar, sering kali garisnya tidak sama, kemiringan garis juga tidak bisa dipastikan dengan benar.

  Keterampilan origami dipilih untuk meminimalisir kesalahan atau kekeliruan peserta didik dalam membuat bangun datar. Melalui keterampilan origami peserta didik cukup melipat kertas atau menemukan anatara ujung kertas dengan ujung yang lain sehingga bangun datar yang dihasilkan merupakan bangun datar yang sebangun.

  Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk pembelajaran berupa buku ajar yang dapat digunakan dalam pembelajaran matematika di sekolah dasar khususnya untuk materi bangun datar. Melalui keterampilan origami, peserta didik akan diajak untuk membuat bentuk baru serta dikenalkan dengan jenis-jenis bangun datar, lalu menganalisa ciri-ciri dari setiap bangun. Dapat disimpulkan bahwa penelitian ini akan dapat menarik perhatian peserta didik karena tidak hanya melibatkan peserta didik untuk aktif secara langsung dalam pembelajaran namun dapat membiasakan peserta didik dalam berfikir secara sistematis serta menyajikan pembelajaran dimana peserta didik sebagai penemu dari materi yang

  Berikut gambaran tentang kerangka berpikir dalam penelitian ini:

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

  Proses Pembelajaran Matematika Bangun Datar Kendala yang dialami

  Analisa Kendala dan Mencari Solusi Pengembangan Buku Ajar Berbasis Origami

  Uji Coba Produk Buku Ajar Matematika Berbasis Origami

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektivitas Model Pembelajaran Jigsaw Berbantuan Media Video dan Gambar Ditinjau dari Hasil Belajar IPA Siswa

0 0 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektivitas Model Pembelajaran Jigsaw Berbantuan Media Video dan Gambar Ditinjau dari Hasil Belajar IPA Siswa

0 0 35

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Pendekatan Problem Solving (PPS) terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas 5 SD

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Pengaruh Model Student Teams Achievement Division (STAD) dan Numbered Heads Together (NHT) terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Negeri Sumberejo 01 dan SD Negeri Sumbere

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar dengan Menggunakan Model Problem Based Learning pada Materi Bangun Ruang

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dampak Konvergensi IFRS Terhadap Cost Of Equity Capital (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bei 2008-2016)

0 0 47

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif Picture and Picture Berbantuan Media Stik Keberuntungan

0 0 67

4.1. Pelaksanaan Tindakan - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Berbantuan Benda Konkret untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA

0 0 29

PENINGKATKAN KEMAMPUAN MENJUMLAHKAN DAN MENGURANGKAN PECAHAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIVEMENT DIVISION (STAD) PADA SISWA KELAS 5 SDN 2 KEBUMEN TUGAS AKHIR - Institutional Repository | Satya Wacana Christian Universit

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Model Pembelajaran Student Facilitator and Explaning untuk Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas 4 SD Negeri Tolokan Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017

0 0 14