Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pembelajaran Jigsaw bagi Siswa Kelas V SDN 1 Tawangharjo Tahun Pelajaran 2016/2017

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pelaksanaan Penelitian

Pada bagian ini peneliti akan membahas hasil penelitian yang telah dilakukan, meliputi rencana tindakan, pelaksanaan tindakan dan observasi dan refleksi. Selain itu pada bagian ini juga membahas analisis data hasil belajar yang diperoleh setelah penerapan pembelajaran jigsaw. Secara rinci pembahasan terhadap hasil penelitian adalah sebagai berikut.

4.1.1 Pelaksanaan Siklus I

Pada deskripsi siklus I akan diuraikan mengenai tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan dan observasi, hasil tindakan, dan refleksi. Kegiatan pembelajaran pada Siklus I dilaksanakan selama 3 pertemuan dengan alokasi waktu @ 2 x 35 menit.

4.1.1.1 Rencana Tindakan

Perencanaan tindakan siklus I didasarkan pada hasil observasi terhadap hasil belajar siswa yang rendah. Peneliti kemudian berdiskusi dengan guru kelas 5 SDN 1 Tawangharjo Wedarijaksa Kabupaten Pati untuk melakukan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Setelah peneliti dan guru kelas menentukan SK dan KD, kemudian peneliti melakukan perencanaan tindakan penelitian dengan membuat Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Pelaksanaan tindakan Siklus I terdiri dari 3 pertemuan yang secara rinci diuraikan sebagai berikut.

1) Pertemuan Pertama Pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 2 Nopember 2016. Dalam tahap perencanaan peneliti membuat RPP menggunakan model pembelajaran kooperatif jigsaw dengan KD. 4.2. Mengumpulkan hasil 1) Pertemuan Pertama Pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 2 Nopember 2016. Dalam tahap perencanaan peneliti membuat RPP menggunakan model pembelajaran kooperatif jigsaw dengan KD. 4.2. Mengumpulkan hasil

2) Pertemuan kedua Rencana tindakan pada Siklus I pertemuan kedua merupakan tindak lanjut dari pertemuan pertama, indikator yang digunakan pada pertemuan indikator yang digunakan pada pertemuan ke dua masih sama seperti pada pertemuan pertama, yakni menjelaskan sifat perubahan benda dan penyebab perubaha sifat benda. Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 20 Oktober 2016.

3) Pertemuan ketiga Rencana tindakan pada pertemuan ketiga merupakan tindak lanjut dari pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Pertemuan ketiga digunakan sebagai tes evaluasi untuk mengukur tingkat penguasaan siswa terhadap materi pada Siklus I. Peneliti menyiapkan lembar soal tes tertulis berupa 10 soal pilihan ganda, 3 soal isian dan 2 soal berbentuk uraian. Hasil belajar pada Siklus I dijadikan sebagai acuan untuk melakukan perbaikan pembelajaran Siklus II.

4.1.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Siklus I

4.1.2.1 Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan selama 3 kali pertemuan dengan alokasi waktu @ 2x35 menit atau 2 jam pelajaran. Secara rinci pelaksanaan Siklus I diuraikan sebagai berikut.

1. Pertemuan Pertama Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu, 2 November 2016. Adapun tahapan-tahapan kegiatan meliputi, kegiatan awal, kegiatan inti, dan 1. Pertemuan Pertama Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu, 2 November 2016. Adapun tahapan-tahapan kegiatan meliputi, kegiatan awal, kegiatan inti, dan

Langkah – langkah pelaksanaan pembelajaran jigsaw pada pertemuan pertama adalah sebagai berikut:

a) Kegiatan Awal Sebelum memulai pelajaran, guru menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan selama pembelajaran dan melakukan pengkondisian kelas. Setelah semua siswa siap mengikuti pembelajaran, guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa menurut agama dan kepercayaan masing – masing dipimpin oleh ketua kelas, dan melakukan absensi. Guru melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan perubahan wujud dan sifat benda. “Pernahkah kalian makan es krim?”, “Apa yang terjadi terhadap es krim jika berada di tempat terbuka?” dan “Tahukah kamu, mengapa saat makan es krim, lama kelamaan es krim tersebut akan mencair?”. Siswa diminta untuk menjawab pertanyaan untuk mengetahui pengetahuan awal siswa tentang materi perubahan sifat benda. Guru juga memberikan motivasi kepada siswa untuk mengikuti pembelajaran dengan sungguh-sungguh,

kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

b) Kegiatan Inti Pada kegiatan inti, guru meminta siswa untuk menemukan informasi tentang perubahan sifat benda dengan membaca buku materi pelajaran IPA. Kemudian siswa dan guru bertanya jawab tentang materi yang telah dibaca. Selanjutnya guru memberikan penjelasan materi dengan menggunakan media dan alat peraga yang telah disediakan. Penjelasan materi guru disertai dengan demonstrasi tentang proses pemanasan dan pembakaran untuk mengetahui akibat suatu benda mengalamu perubahan wujud dan sifatnya.

Kegiatan selanjutnya adalah implementasi/penerapan pembelajaran jigsaw. Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan menjelaskan alur pembelajaran kooperatif jigsaw. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok

@ 5-6 orang. Kelompok yang terbentuk adalah sebanyak 5 kelompok, satu kelompok ditentukan sebagai kelompok ahli san 4 kelompok lainnya sebagai kelompok asal. Masing-masing kelompok asal diberikan tugas materi yang yang sama, sedangkan kelompok asal mendapatkan bab/materi yang berbeda dengan kelompok asal. Masing-masing kelompok diberikan waktu untuk berdiskusi dan menyelesaikan tugasnya. Setelah masing-masing kelompok asal menyelesaikan tugasnya, kemudia siswa yang ditunjuk untuk memawakili kelompok asal menuju ke kelompok ahli untuk mempelajari bab/materi yang berbeda. Anggota kelompok inti diminta untuk membimbing dan membantu perwakilan kelompok asal dalam memahami materi yang diberikan. Selanjutnya perwakilan kelompok asal kembali ke masing-masing kelompoknya untuk menjelaskan materi yang baru kepada anggotanya.

Pada akhir kegiatan diskusi, guru meminta siswa untuk melaporkan hasil diskusi di depan kelas secara bergantian, sedangkan siswa yang lain diminta untuk menanggapi laporan. Guru memberikan bimbingan dan arahan selama kegiatan diskusi dan presentasi dan memberikan apresiasi terhadap kinerja siswa. Setelah kegiatan presentasi, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi yang masih sulit dan meminta siswa untuk mengumpulkan Lembar Kerja Siswa (LKS).

c) Kegiatan Akhir Pada kegiatan akhir, guru bersama siswa membuat rangkuman tentang materi yang baru saja dipelajari. Dilanjutkan refleksi dengan melakukan tanya jawab dengan siswa dan guru menyampaikan pesan untuk selalu menjaga lingkungan sekitar. Guru memberikan informasi tentang kegiatan yang akan dilaksanakan pada pertemuan selanjutnya.

2. Pertemuan Kedua Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan ke dua dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 5 Nopember 2016. Pertemuan kedua juga dilaksanakan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit (2 jam pelajaran). Pada pertemuan ini terdiri dari tiga kegiatan pembelajaran yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Materi yang dibahas melanjutkan dari materi pada siklus I pertemuan pertama.

Materi pada siklus pertama pertemuan ke dua yakni perubahan sifat benda yang diakibatkan oleh perkaratan dan pembusukan.

a) Kegiatan Awal Sebelum memulai pelajaran guru menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan selama pembelajaran dan melakukan pengkondisian kelas agar siswa siap mengikuti pembelajaran. Setelah berdoa, dan persensi, kemudian guru melakukan apersepsi untuk mengingat materi sebelunya.

b) Kegiatan Inti Pada kegiatan inti, guru memutar VCD pembelajaran yang berisi tentang proses perubahan sifat benda yang diakibatkan oleh perkaratan dan pembusukan. Siswa diminta untuk menyimak dan mencatat materi yang penting selama VCD pembelajaran diputar. Setelah menyimak VCD pembelajaran, guru mengajukan pertanyaan terhadap siswa untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap penyampaian materi melalui VCD pembelajaran. Kegiatan pembelajaran jigsaw diawali dengan membentuk kelompok diskusi seperti pada pertemuan pertama, hanya saja kelompok yang terbentuk memiliki anggota yang telah ditentukan oleh guru. Pembentukan kelompok dilakukan dengan cara membagi kelompok secara heterogin yang disesuaikan dengan kemampuan akademik siswa. Hal ini dilakukan agar kegiatan diskusi tidak didomonasi oleh siswa yang pandai dan aktif saja, melainkan secara keseluruhan siswa dapat berpartisipasi aktif sesuai dengan kemampuannya. Kegiatan pembelajaran jigsaw pada pertemuan kedua ini sama persis seperti pertemuan pertama. Siswa melakukan diskusi dengan kelompoknya, kemudian dilanjutkan dengan bersama kelompok ahli mempelajari materi yang berbeda. Setelah kegiatan diskusi selesai, guru menunjuk perwakilan kelompok untuk mengumpulkan hasil diskusi. Secara acak guru mengambil laporan diskusi siswa, dan meminta ketua kelompok untuk mempresentasikannya. Siswa yang tidak mendapatkan tugas untuk mempresentasikan, diminta untuk menanggapi dan meluruskan jawaban. Dalam menanggapi kegiatan diskusi, guru memberikan arahan dan bimbingan, bagaimana sikap dan cara menanggapi suatu laporan diskusi. Setelah semua kegiatan dilaksanakan oleh siswa, guru memberikan apresiasi dan memberikan b) Kegiatan Inti Pada kegiatan inti, guru memutar VCD pembelajaran yang berisi tentang proses perubahan sifat benda yang diakibatkan oleh perkaratan dan pembusukan. Siswa diminta untuk menyimak dan mencatat materi yang penting selama VCD pembelajaran diputar. Setelah menyimak VCD pembelajaran, guru mengajukan pertanyaan terhadap siswa untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap penyampaian materi melalui VCD pembelajaran. Kegiatan pembelajaran jigsaw diawali dengan membentuk kelompok diskusi seperti pada pertemuan pertama, hanya saja kelompok yang terbentuk memiliki anggota yang telah ditentukan oleh guru. Pembentukan kelompok dilakukan dengan cara membagi kelompok secara heterogin yang disesuaikan dengan kemampuan akademik siswa. Hal ini dilakukan agar kegiatan diskusi tidak didomonasi oleh siswa yang pandai dan aktif saja, melainkan secara keseluruhan siswa dapat berpartisipasi aktif sesuai dengan kemampuannya. Kegiatan pembelajaran jigsaw pada pertemuan kedua ini sama persis seperti pertemuan pertama. Siswa melakukan diskusi dengan kelompoknya, kemudian dilanjutkan dengan bersama kelompok ahli mempelajari materi yang berbeda. Setelah kegiatan diskusi selesai, guru menunjuk perwakilan kelompok untuk mengumpulkan hasil diskusi. Secara acak guru mengambil laporan diskusi siswa, dan meminta ketua kelompok untuk mempresentasikannya. Siswa yang tidak mendapatkan tugas untuk mempresentasikan, diminta untuk menanggapi dan meluruskan jawaban. Dalam menanggapi kegiatan diskusi, guru memberikan arahan dan bimbingan, bagaimana sikap dan cara menanggapi suatu laporan diskusi. Setelah semua kegiatan dilaksanakan oleh siswa, guru memberikan apresiasi dan memberikan

c) Kegiatan Akhir Pada kegiatan akhir, guru bersama siswa membuat rangkuman tentang materi yang baru saja dipelajari. Dilanjutkan refleksi berupa pemahaman tentang cara menjaga keawetan dan keaslian benda agar tidak mengalami perubahan wujud yang disebabkan oleh perkaratan dan pembusukan. Guru memberikan informasi bahwa pada pertemuan selanjutnya akan dilaksanakan evaluasi pembelajaran, untuk mengukur keberhasilan siswa selama mempelajari materi tentang perubahan sifat benda.

3. Pertemuan Ketiga Pertemuan ketiga merupakan akhir pelaksanaan dari siklus I yang dilaksanakan pada hari Rabu, 9 Nopember 2016. Pelaksanaan tindakan Siklus I pertemuan ketiga sebagai tindak lanjut, penyempurnaan, dan perbaikan proses pembelajaran pertemuan kedua pada sikus 1. Pada pertemuan ketiga Siklus I, dilaksanakan evaluasi pembelajaran untuk mengetahui tingkat keberhasilan penerapan pembelajaran kooperatif jigsaw.

Evaluasi yang diberikah berupa tes tertulis dengan bentuk soal pilihan ganda sebanyak 10 soal, soal isian sebanyak 3 soal, dan 2 soal berbentuk uraian. Kegiatan yang dilakukan pada pertemuan ketiga yakni diawali dengan memeriksa kesiapan siswa dalam mengikuti evaluasi pembelajaran. Sebelum membagikan membagikan soal evaluasi, guru menata tempat duduk siswa agar siswa tidak terlalu dekat duduknya kemudian guru menjelaskan pada siswa tentang tata cara mengerjakan soal evaluasi dan peraturan selama siswa mengerjakan soal. Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu dan guru mengawasi jalannya tes dari awal sampai akhir

4.1.2.2 Pelaksanaan Observasi Siklus I

Pelaksanaan observasi dilakukan hanya pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Hal ini dikarenakan pada pertemuan ketiga tidak ada proses Pelaksanaan observasi dilakukan hanya pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Hal ini dikarenakan pada pertemuan ketiga tidak ada proses

Observasi Siklus Idilaksanakan oleh salah satu guru yang bertindak sebagai observer untuk mengetahui kesesuaian tindakan guru dan respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif jigsaw. Secara rinci hasil pengamatan terhadap aktifitas guru dan respon siswa diuraian sebagai berikut.

A. Observasi terhadap Kegiatan Guru Observasi terhadap kegiatan guru dalam penerapan pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw dilakukan selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Hasil dari observasi terhadap kegiatan guru Siklus I menunjukkan bahwa guru sudah cukup baik dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran jigsaw. Secara rinci hasil observasi terhadap aktifitas guru dalam implementasi tindakan pembelajaran jigsaw dapat dilihat pada Tabel 18 Hasil Keterlaksanaan Aktifitas GuruTerhadap Implementasi Pembelajaran Jigsaw Siklus I berikut ini.

Tabel 18 Hasil Keterlaksanaan Aktifitas Guru Terhadap Implementasi Pembelajaran Jigsaw Siklus I

Pertemuan 1 Pertemuan 2 No

Aktivitas

Tidak Ya Tidak 1. Guru melakukan apersepsi.

Ya

√ √ 2. Guru memberikan motivasi pembelajaran.

√ √ 3. Guru melakukan pengkondisian kelas (tempat √ √ duduk siswa, alat peraga dan media

pembelajaran) 4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

√ √ 5. Guru menjelaskan materi pembelajaran.

√ √ 6. Guru menggunakan media, alat peraga dan √ √

sumber belajar yang relevan dengan tujuan pembelajaran

7. Guru menjelaskan

√ √ pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe jigsaw.

langkah-langkah

8. Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok @ √ √ 4-5 siswa. 9. Guru menentukan satu kelompok sebagai tim

√ √ ahli 10. Guru memberikan tugas yang berbeda melalui

√ √ LKS

11. Guru membimbing siswa dalam melakukan √ √ diskusi kelompok. 12. Guru mengarahkan masing-masing anggota √ √ kelompok asal untuk belajar bersama tim ahli. 13. Guru memantau kegiatan belajar siswa √ √ bersama kelompok ahli 14. Guru meminta siswa untuk mempresentasikan

√ √ dan menanggapi laporan diskusi 15. Guru memberikan kesempatan kepada siswa

√ √ untuk menanyakan materi yang sulit dan belum dipahami

16. Guru mengapresiasi kinerja siswa √ √ 17. Guru bersama dengan siswa menarik

√ √ kesimpulan materi yang telah dipelajari. 18. Guru bersama dengan siswa melakukan

√ √ refleksi. 19. Guru memberikan evaluasi / tes formatif

√ √ 20. Guru memberikan tindak lanjut berupa

√ √ perbaikan dan pengayaan 21. Guru memotivasi siswa untuk lebih tekun

√ √ dalam belajar dan meningkatkan prestasi hasil belajar

Berdasarkan tabel 18 tersebut, hasil observasi yang dilakukan terhadap

pertemuan 1 dalam menerapkan pembelajarankooperatif jigsaw, guru sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan cukup baik. Kondisi nampak pada jumlah butir instrumen observasi yang sudah dilaksanakan oleh guru sebanyak 16 butir (76,2 %), dan hanya 5 butir (23,8 %) yang masih belum terlaksana. Kegiatan yang masih belum mendapatkan perhatian dari guru untuk dilaksanakan diantaranya adalah, guru belum melaksanakan pengaturan kelas, seperti mengatur tempat diskusi untuk kelompok ahli dan kelompok asal. Hal ini nampak kegiatan yang ditunjukkan oleh aktifitas siswa ketika mencari tempat diskusi bagi kelompoknya sendiri-sendiri. Hendaknya guru sudah memposisikan masing-masing kelompok sesuai dengan nomor maupun tanda lain yang telah dipersiapkan guru sebelum pembelajaran berlangsung.

aktifitas guru Siklus I pada

Selain itu dalam pelaksanaan kegiatan diskusi kelompok, guru belum secara keseluruhan memantau kegiatan siswa. Pemantauan hanya dilakukan Selain itu dalam pelaksanaan kegiatan diskusi kelompok, guru belum secara keseluruhan memantau kegiatan siswa. Pemantauan hanya dilakukan

B. Observasi terhadap Kegiatan Siswa Observasi juga dilakukanterhadap kegiatan dan respon siswa dalam mengikuti pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe jigsaw.Hasil observasi terhadap kegiatan belajar siswa kelas 5 SDN 1 Tawangharjo Wedarijaksa Kabupaten Pati pada Siklus I nampak pada tabel 19 berikut ini.

Tabel 19 Hasil Keterlaksanaan Kegiatan Siswa Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Siklus I

Pertemuan 1 Pertemuan 2 No

Aktivitas

Tidak Ya Tidak 1. Siswa menjawab pertanyaan appersepsi

Ya

√ √ 2. Siswa antusias dan semangat untuk belajar

√ √ 3. Siswa kondusif dan tertib dalam √ √

pembelajaran 4. Siswa menyimak tujuan pembelajaran

√ √ yang disampaikan guru. 5. Siswa menyimak materi pembelajaran.

√ √ 6. Siswa

√ √ pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe jigsaw

menyimak

langkah-langkah

7. Siswa membentuk kelompok sesuai √ √ arahan dari guru 8. Siswa yang berperan sebagai tim ahli

√ √ menempati tempat yang telah disediakan 9. Siswa melakukan kegiatan diskusi √ √ bersama kelompok asal 10. Siswa aktif dan tertib dalam mengikuti √ √ kegiatan diskusi kelompok 11. Perwakilan

√ √ kelompok asal menuju kelompok ahli untuk mempelajari materi baru.

siswa

masing-masing

12. Perwakilan siswa menjelaskan materi baru √ √ pada anggota kelompok asal

13. Siswa mempresentasikan laporan hasil √ √ diskusi 14. Siswa saling menanggapi hasil laporan √ √ diskusi 15. Siswa menanyakan materi yang dianggap √ √ sulit 16. Siswa mengumpulkan LKS

√ √ 17. Siswa

√ √ portofolio/artefak 18. Siswa bersama guru membuat kesimpulan √ √ materi pembelajaran 19. Siswa bersama guru melakukan refleksi

√ √ 20. Siswa mengerjakan tes formatif dengan √ √ tertib 21. Siswa mengerjakan tes perbaikan dan √ √ pengayaan. 22. Siswa

√ √ diberikan guru mengenai materi yang akan dipelajari selanjutnya.

Jumlah 10 12 17 5 Persentase

Berdasarkan tabel 19, nampak bahwa hasil pengamatan yang dilakukan terhadap kegiatan siswa pada implementasi pembelajaran jigsaw siklus I pertemuan pertama hanya 10 indikator (45,5%) yang belum terlaksana dengan baik. Diantaranya adalah, siswa nampak masih belum antusias dalam menjawab pertanyaan appersepsi dari guru, siswa juga masih kelihatan bingung dan kurang memahami praktek pembelajaran jigsaw. Hal ini nampak pada diskusi kelompok asal yang masih belum hidup dan didomonasi oleh siswa yang pandai, dan siswa belum mampu menjelaskan materi yang diperoleh dari kelompok ahli kepada anggota kelompok asal. Beberapa siswa sudah mampu dalam mempresentasikan laporan diskusi, akan tetapi dalam menanggapi laporan diskusi siswa masih sangat pasif. Kondisi ini harus diperbaiki oleh guru dengan cara memberikan contoh tentang bagaimana cara menanggapi laporan diskusi.

Kekurangan – kekurangan yang masih nampak pada hasil observasi Siklus I pertemuan pertama kemudian mendapat perhatian dan perbaikan dari guru. Pada awal pembelajaran guru melakukan pengkondisian kelas dengan cara mengatur tempat duduk sesuai dengan praktek pembelajaran jigsaw. Guru juga memberikan penjelasan dan motivasi agar siswa dalam mengikuti kegiatan Kekurangan – kekurangan yang masih nampak pada hasil observasi Siklus I pertemuan pertama kemudian mendapat perhatian dan perbaikan dari guru. Pada awal pembelajaran guru melakukan pengkondisian kelas dengan cara mengatur tempat duduk sesuai dengan praktek pembelajaran jigsaw. Guru juga memberikan penjelasan dan motivasi agar siswa dalam mengikuti kegiatan

4.1.3 Hasil Tindakan Siklus I

Hasil tindakan pada siklus I diperoleh dari hasil observasi terhadap keaktifan dan hasil belajar IPA siswa kelas V SDN Tawangharjo dengan penerapan pembelajaran jigsaw oleh guru.

1) Hasil Belajar IPA Setelah pelaksanaan tindakan dan observasi pada Siklus I dengan menerapkan pembelajaran kooperatif jigsaw, maka dilakukan evaluasi untuk mengetahui pencapaian hasil belajar siswa. ketuntasan belajar siswa ditentukan dengan pencapaian Nilai Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu sama dengan atau lebih besar dari 65. Pembelajaran dinyatakan dinyatakan berhasil jika jumlah siswa yang tuntas belajar mencapai 85% dari keseluruhan jumlah siswa kelas V SDN 1 Tawangharjo Wedarijaksa Kabupaten Pati.

Pelaksanaan evaluasi pembelajaran dalam upaya untuk meningkatkan hasil belajar IPA dilakukan pada pertemuan ketiga dengan menggunakan soal evaluasi yang diujikan kepada siswa. Instrumen evaluasi berupa soal pilihan ganda sebanyak 10 soal, soal isian sebanyak 3 soal, dan soal uraian sebanyak 2 soal. Setelah evaluasi pembelajaran kemudian dilakukan analisis nilai untuk mengetahui siswa yang tuntas dan tidak tuntas. Adapun hasil evaluasi pembelajaran Siklus I secara rinci disajikan pada tabel 20 berikut ini.

Tabel 20 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siklus I

Persentase (%) 50-54

Nilai tertinggi

Nilai terendah

Berdasarkan tabel 20, dapat diketahui bahwa siswa yang mendapat nilai interval 50-54, 55-60, dan 71-74 masing-masing adalah sebanyak 2 siswa (7,69%), nilai interval61-64 dan 75-79 masing-masing sebanyak 4 siswa(15,38%), nilai interval 65-70sebanyak 7 siswa (26,92%), dan nilai ≥80 adalah sebanyak 5 siswa (19,23%). Dari tabel 4.4 tersebut juga dapat diketahui nilai rata-rata yakni 70,20 nilai terendah sebesar 53 dan nilai tertinggi sebesar 90.

Secara jelas perolehan nilai hasil belajar Siklus I nampak pada gambar diagram batang seperti pada gambar 3 berikut ini.

Gambar 3 Hasil Belajar Siswa Siklus I

Dari data mengenai hasil belajar siswa siklus I kemudian peneliti melakukan analisis mengenai ketuntasan hasil belajar siswa Siklus I. Adapun hasil belajar IPA siswa kelas V SDN 1 Tawangharjo Wedarijaksa Kabupaten Pati dapat dilihat pada tabel 21 berikut ini.

Tabel 21

Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Siklus I

Kategori

Persentase (%) Tuntas

Keterangan

Frekuensi

17 65,38 Tidak Tuntas

70,20 Nilai tertinggi

Rata-rata

90 Nilai terendah

Dari tabel 21 tersebut, dapat diketahui bahwa setelah dilakukan pembelajaran menggunakan pendekatan jigsaw, dari jumlah keseluruhan siswa kelas V SDN 1 Tawangharjo Wedarijaksa Kabupaten pati sebanyak 26 orang, 17 siswa (65,68%) sudah tuntas belajar dengan mencapai KKM lebih dari atau sama dengan 65. Sedangkan sebanyak 9 siswa (34,62%) dinyatakan belum tuntas belajar. Rata-rata hasil belajar IPA siswa pada Siklus I adalah 70,20, nilai tertinggi 90, dan nilai terendah 53. Berdasarkan ketuntasan hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri Kebondowo 01 Siklus Isebagaimana tersaji pada tabel 21, maka ketuntasan belajar siswa kelas V SDN 1 Tawangharjo Kabupaten Pati dapat digambarkan dalam diagram lingkaran sebagai berikut.

Gambar 4 Persentase Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I

Berdasarkan gambar 4 tentang persentase ketuntasan hasil belajar IPA siswa kelas V SDN 1 Tawangharjo Wedarijaksa Kabupaten Pati semester 1 tahun ajaran 2016-2017Siklus Imelalui penerapan pembelajaran jigsaw mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan hasil belajar IPA yang diperoleh pada pretest . Pada Siklus I, terdapat17 siswa atau 65,68% siswa sudah mencapai KKM dan 9 siswa atau 34,62% belum tuntas. Berdasarkan hasil analisis ketuntasan belajar tersebut menunjukkan bahwa pelaksanaan penelitian dinyatakan masih belum berhasil. Hal ini didasarkan pada indikator keberhasilan pennelitian yang harus mencapai ≥ 85% siswa tuntas belajar dengan mencapai KKM ≥65.Oleh karena itu, penelitian dilanjutkan dengan pelaksanaan perbaikan pembelajaran jigsaw pada Siklus II.

4.1.4 Refleksi Siklus I

Setelah pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus I, peneliti melakukan refleksi terhadap keseluruhan proses pembelajaran yang telah dilakukan. Refleksi dilakukan untuk mengevaluasi kelebihan dan kelemahan dari tindakan penelitian yang telah dilakukan. Hasil refleksi berguna untuk menentukan apakah tindakan yang telah dilakukan sudah berhasil mencapai target indikator kinerja yang telah ditetapkan. Selain itu, hasil refleksi juga dijadikan sebagai acuan untuk menyusun rencana kegiatan Siklus II.

Dalam pelaksanaan pembelajaran model kooperatif jigsaw yang telah dilaksanakan pada Siklus I, masih ditemukan beberapa kendala, antara lain yaitu:

1. Guru belum melakukan penataan kelas sesuai dengan alur pembelajaran jigsaw. .

2. Pada saat guru melakukan tanya jawab kegiatan appersepsi, tidak semua siswa menjawab pertanyaan guru. Hanya beberapa siswa saja yang menjawab pertanyaan guru.

3. Guru kurang maksimal dalam mengawasi dan membimbing aktivitas siswa selama permainan berlangsung.

4. Sebagian siswa masih belum aktif dalam kegiatan diskusi,

5. Siswa belum mampu mempresentasikan dan menanggapi laporan diskusi.

6. Siswa masih tampak kebingungan dalam pelaksanaan pembelajaran jigsaw.

Solusi yang dilakukan untuk mengatasi kendala pada siklus I, maka dilakukan perbaikan tindakan pembelajara, sehingga pelaksanaan pembelajaran pada Siklus II berjalan lebih baik dan hasil belajar optimal. Upaya perbaikan yang dilakukan pada Siklus II antara lain adalah sebagai berikut.

1. Guru melakukan pengkondisisn kelas meliputi, tempat duduk siswa disesuaikan dengan kelompok diskusi dalam pembelajaran jigsaw, alat peraga dan media belajar mudah diletakkan lebih dekat dengan siswa.

2. Pertanyaan yang diajukan kepada siswa disesuaikan dengan materi yang akan atau telah diajarkan.

3. Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran jigsaw secara rinci disertai dengan simulasi sederhana melalui media gambar, sehingga siswa akan lebih mudah memahami dan belajar sesuai sintaks dan tujuan pembelajaran jigsaw.

4. Dalam pembentukan kelompok jigsaw, guru membentuk kelompok secara heterogin sesuai dengan karakteristik siswa. Siswa yang memiliki tingkat keaktifan dan akademik tinggi ditempatkan dimasing-masing kelompok baik asal maupun ahli agar suasana diskusi lebih berkualitas.

5. Dalam pelaksanaan pembelajaran melalui pembelajaran jigsaw, guru melakukan bimbingan dan pengawasan agar kegiatan berjalan dengan tertib dan lancar.

6. Guru memberikan contoh dan bimbingan tentang bagaimana cara mempresentasikan dan memberikan tanggapan terhadap laporan hasil diskusi.

4.2 Pelaksanaan Siklus II

Pada deskripsi siklus II akan diuraikan mengenai tahapan-tahapan pelaksanaan penelitian, meliputi; perencanaan, pelaksanaan tindakan dan observasi, hasil tindakan, dan refleksi. Kegiatan pembelajaran pada siklus II dilaksanakan selama 3 pertemuan. Pelaksanaan penelitian siklus II mengacu pada hasil observasi dan refleksi siklus I. Kelemahan-kelemahan yang masih terjadi pada siklus I disempurnakan melalui perbaikan kegiatan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran kooperatif jigsaw. Permasalahan Pada deskripsi siklus II akan diuraikan mengenai tahapan-tahapan pelaksanaan penelitian, meliputi; perencanaan, pelaksanaan tindakan dan observasi, hasil tindakan, dan refleksi. Kegiatan pembelajaran pada siklus II dilaksanakan selama 3 pertemuan. Pelaksanaan penelitian siklus II mengacu pada hasil observasi dan refleksi siklus I. Kelemahan-kelemahan yang masih terjadi pada siklus I disempurnakan melalui perbaikan kegiatan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran kooperatif jigsaw. Permasalahan

4.2.1 Rencana Tindakan

Rencana tindakan siklus II dilaksanakan melalui 3 pertemuan dengan alokasi waktu @ 2 x 35 menit. Rencana tindakan pada pembelajaran siklus II diuraikan sebagai berikut:

1) Pertemuan pertama Perbaikan pembelajaran pertemuan pertama peneliti menyiapkan RPP beserta perangkat pembelajaran dan lembar observasi. RPP dibuat dengan menggunakan model pembelajaran jigsaw dengan standar Kompetensi (SK):4. Memahami hubungan antara sifat bahan dengan penyusunnya dan perubahan sifat benda sebagai suatu proses, dengan Kompetensi Dasar (KD): 4.2 Mengumpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan sifat benda, baik sementara maupun tetap. Perbedaan yang nampak pada antara siklus I dan II adalah tentang materi siklus II yang menggunakan pokok bahasan menjelaskan dan mengidentifikasi perubahan sifat benda yang bersifat sementara dan tetap. Peneliti juga mempersiapkan media, alat peraga, sumber belajar, dan lembar observasi seperti pada siklus I.

2) Pertemuan ke dua Rencana tindakan pada siklus I pertemuan ke dua merupakan tindak lanjut dari pertemuan pertama, indikator dan materi pokok yang digunakan pada pertemuan ke dua adalah sama seperti pertemuan pertama. Hanya saja, dalam pertemuan kedua materi pembelajaran disajikan dengan cara melakukan pengamatan tentang kejadian/proses dilingkungan sekitar yang mengakibatkan perubahan sifat benda yang bersifat sementara maupun tetap. Peneliti menyiapkan lembar kerja siswa yang digunakan untuk materi diskusi tentang hasil pengamatan terhadap proses terjadinya perubahan sifat benda.

3) Pertemuan ketiga Rencana tindakan pada pertemuan ke tiga merupakan tindak lanjut dari pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Pertemuan ke tiga digunakan sebagai tes evaluasi untuk mengukur tingkat penguasaan siswa terhadap materi pada siklus II. Dalam pertemuan ketiga peneliti menyiapkan lembar soal tes yang berisi dengan bentuk soal sama seperti siklus 1 yakni, 10 soal pilihan ganda, 3 soal isian, dan 2 soal uraian.

4.2.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Siklus II

4.2.2.1 Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Pelaksanaan tindakan siklus II dilakukan melalui 3 kali pertemuan dengan alokasi waktu @ 2 x 35 menit atau 2 jam pelajaran. Adapun pelaksanaan tindakan pada siklus II adalah sebagai berikut.

1. Pertemuan Pertama Pelaksanaan tindakan pada pertemuan pertama siklus II dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 12 Nopember 2016. Dalam pelaksanaan pembelajaran terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Adapun uraian langkah – langkah pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus II pada pertemuan pertama adalah sebagai berikut.

a) Kegiatan Awal Pada kegiatan awal, sebelum sebelum memulai pelajaran guru melakukan pengkondisian kelas agar siswa siap mengikuti pembelajaran. Setelah berdoa dan persensi, guru melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan berkaitan dengan perubahan benda yang bersifat sementara. Selanjutnya guru memberikan motivasi belajar dan menyampaikan tujuan pembelajaran.

b) Kegiatan Inti Kegiatan inti dilakukan dengan meminta siswa untuk mencari informasi tentang materi perubahan sifat benda yang bersifat sementara dan tetap melalui media VCD pembelajaran. Dalam kegiatan tersebut guru juga memberikan penjelasan terhadap materi dan memberikan pertanyaan kepada siswa. Agar semua siswa lebih memudah memahami materi pembelajaran, siswa juga diminta

untuk mengamati gambar tentang proses perubahan benda yang bersifat sementara dan tetap. Setelah semua siswa memahami materi, guru membentuk kelompok diskusi sesuai dengan sintaks pembelajaran jigsaw. Masing-masing kelompok diberikan tugas yang berbeda untuk didiskusikan. Dalam pembagian kelompok asal dan kelompok ahli, pada siklus II guru memperhatikan keragaman siswa berdasarkan kemampuan akademik dan keaktifan siswa. siswa yang memiliki aktif dan panda dibagi secara merata pada tiap-tiap kelompok diskusi. Hal ini bertujuan agar proses pelaksanaan diskusi dapat berjalan lebih hidup dan masing- masing kelompok aktif dalam berdiskusi. Dalam kegiatan diskusi guru membimbing dan membantu siswa baik secara individu maupun kelompok. Siswa yang kurang aktif selalu diberikan teguran dan arahan untuk turut berpartisipasi aktif dalam diskusi. Setelah masing-masing kelompok selesai melakukan kegiatan diskusi bai bersama kelompok asal maupun ahli, guru memberikan kesempatan kepada ketua kelompok untuk melaporkan hasil diskusi. Laporan diskusi dilakukan dengan membacakan hasil kinerja kelompok didepan kelas secara bergantian. Kelompok yang tidak mendapat giliran untuk mempresentasikan diminta memberikan tanggapan dan masukan terhadap laporan diskusi. Pada kegaitan ini, guru menunjuk siswa secara bergantian untuk menanggapi laporan diskusi. Hal ini dilakukan agar keseluruhan kelompok diskusi aktif dalam memberikan tanggapan terhadap laporan kelompok lain. Tanggapan yang diberikan siswa berupa pertanyaan terhadap hasil kinerja kelompok dan materi- materi yang belum dipahami. Pada akhir kegiatan inti guru memberikan apresiasi kinerja siswa dan meluruskan jawaban-jawaban siswa untuk menguatkan pemahaman materi pembelajaran.

c) Kegiatan Akhir Pada kegiatan akhir, guru bersama siswa membuat rangkuman tentang materi yang baru saja dipelajari. Dilanjutkan refleksi berupa pemahaman siswa tentang materi dengan mengamati kegiatan dilingkungan sekitar yang dapat mengakibatkan perubahan benda yang bersifat sementara dan tetap.

2. Pertemuan Kedua Tindakan pembelajaran dan observasi siklus II pada pertemuan kedua dilaksanaan pada hari Rabu tanggal 16 Nopember 2016. Tahapan kegiatan pembelajaran adalah sama seperti pada pertemuan-pertemuan sebelumnya, yakni; kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Tindakan pembelajaran adalah mengacu pada RPP yang telah dipersiapkan dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif jigsaw. Selain itu guru juga mempersiapkan perangkat pembelajaran meliputi; alat peraga, media pembelajaran, sumber belajar, LKS dan lembar observasi.

Secara rinci langkah –langkah pembelajaran pada siklus II pertemuan kedua adalah sebagai berikut.

a) Kegiatan Awal Pada kegiatan awal, guru mengawali pembelajaran dengan mengucap salam, berdoa, absensi dan appersepsi seperti pada pertemuan pertama. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran jigsaw.

b) Kegiatan Inti Pada kegiatan inti, guru mengajak siswa keluar kelas untuk mengamati kegiatan perubahan benda. Pengamatan dilakukan terhadap dampak proses pembakaran sampah yang mengakibatkan perubahan benda. Siswa kemudian diminta untuk menyebutkan jenis-jenis benda terbakar yang mengalami perubahan wujud dan bersifat tetap. Selanjutnya guru meminta siswa untuk melakukan pembahasan LKS secara berkelompok sesuai langkah-langkah pembelajaran jigsaw. Diskusi masing-masing kelompok didahului dengan demonstrasi proses perubahan sifat benda sesuai tugas dalam LKS. Berdasarkan kegiatan demonstrasi tersebut siswa diminta untuk menuliskan kesimpulan hasil pelaksanaan demonstrasi. Setelah masing-masing kelompok asal selesai berdiskusi, masing-masing perwakilan anggota kelompok asal menuju ke kelompok ahli untuk melakukan diskusi. Diskusi bersama kelompok ahli dilakukan dengan melakukan verifikasi atau pembuktian terhadap hasil demonstrasi yang dilakukan sebelumnya bersama kelompok asal. Verifikasi

tersebut bertujuan untuk menyamakan hasil laporan diskusi sesuai dengan materi pembelajaran yang telah dipelajari. Dalam kegiatan diskusi guru selalu memberikan bimbingan secara menyeluruh. Setelah berdiskusi, siswa diminta untuk mempresentasikan dan memberikan tanggapan terhadap laporan diskusi. Kegiatan presentasi dan tanggapan diskusi pada pertemuan kedua siklus II ini berbeda dengan pertemuan-pertemuan sebelumnya. Pertama-tama masing-masing kelompok diminta untuk memajang hasil diskusi di tempat pajangan yang telah ditentukan oleh guru. Kemudian masing-masing kelompok diminta untuk mengunjungi tempat pemajangan hasil kinerja kelompok secara bergantian. Kunjungan tersebut bertujuan untuk memberikan tanggapan dan masukan terhadap hasil laporan kegiatan diskusi tiap-tiap kelompok. Pada akhir kegiatan inti, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi yang belum dipahami. Guru memberikan apresiasi dan meminta siswa untuk mengumpulkan LKS.

c) Kegiatan Akhir Pada kegiatan akhir, guru bersama siswa membuat rangkuman tentang materi yang baru saja dipelajari. Dilanjutkan refleksi tentang kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan tentang materi perubahan sifat benda melalui pembelajaran jigsaw.

3. Pertemuan ketiga Pertemuan ke tiga merupakan akhir pelaksanaan dari Siklus II yang dilaksanakan pada hari Sabtu, 19 Nopember 2016. Kegiatan Evaluasi yang diberikan berupa tes tertulis dengan bentuk soal seperti siklus I yakni; 10 soal pilihan ganda, 3 soal isian, dan 2 soal uraian. Kegiatan yang dilakukan pada pertemuan ke tiga yakni diawali dengan memeriksa kesiapan siswa dalam mengikuti evaluasi pembelajaran. Sebelum pelaksanaan tes, guru menata tempat duduk siswa agar siswa tidak terlalu dekat duduknya kemudian guru menjelaskan pada siswa tentang tata cara mengerjakan soal evaluasi dan peraturan selama siswa mengerjakan soal. Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu dan guru mengawasi jalannya tes dari awal sampai akhir.

4.2.2.2 Pelaksanaan Observasi Siklus II

Pelaksanaan observasi siklus II dilakukan sama persis seperti siklus I, yakni hanya pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Fokus observasi Siklus II adalah observasi terhadap kegiatan guru dan kegiatan siswa. Secara rinci hasil dari observasi terhadap kegiatan guru dan kegiatan siswa dijelaskan sebagai berikut:

a) Observasi terhadap Kegiatan Guru Observasi terhadap kegiatan guru dalam penerapan pembelajaran

kooperatif jigsaw dilakukan selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Berdasarkan hasil observasi terhadap kegiatan guru siklus II menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran jigsaw sudah terlaksana dengan baik. Adapun hasil rekapitulasi observasi kegiatan guru pada Siklus IIsecara rinci disajikan pada tabel

22 berikut ini.

Tabel 22 Hasil Observasi Keterlaksanaan Aktifitas Guru Penerapan Pembelajaran Jigsaw SiklusII

Pertemuan 2 No

Pertemuan 1

Aktivitas

Tidak Ya Tidak 1. Guru melakukan apersepsi.

Ya

√ √ 2. Guru memberikan motivasi pembelajaran.

√ √ 3. Guru melakukan pengkondisian kelas

√ √ (tempat duduk siswa, alat peraga dan media pembelajaran) 4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

√ √ 5. Guru menjelaskan materi pembelajaran.

√ √ 6. Guru menggunakan media, alat peraga dan

√ √ sumber belajar yang relevan dengan tujuan

pembelajaran 7. Guru

√ √ pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe jigsaw. 8. Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok

menjelaskan

langkah-langkah

√ √ @ 4-5 siswa. 9. Guru menentukan satu kelompok sebagai

√ √ tim ahli 10. Guru memberikan tugas yang berbeda

√ √ melalui LKS 11. Guru

√ √ melakukan diskusi kelompok. 12. Guru

√ √ anggota kelompok asal untuk belajar

mengarahkan

masing-masing

bersama tim ahli. 13. Guru memantau kegiatan belajar siswa

√ √ bersama kelompok ahli

14. Guru meminta

laporan diskusi 15. Guru memberikan kesempatan kepada

√ √ siswa untuk menanyakan materi yang sulit

dan belum dipahami 16. Guru mengapresiasi kinerja siswa

√ √ 17. Guru bersama dengan siswa menarik

√ √ kesimpulan materi yang telah dipelajari. 18. Guru bersama dengan siswa melakukan

√ √ refleksi. 19. Guru memberikan evaluasi / tes formatif

√ √ 20. Guru memberikan tindak lanjut berupa

√ √ perbaikan dan pengayaan 21. Guru memotivasi siswa untuk lebih tekun

√ √ dalam belajar dan meningkatkan prestasi hasil belajar

Berdasarkan tabel 22, menunjukkan bahwa hasil observasi kegiatan guru dalam kegiatan pembelajaran dengan penerapan pembelajaran jigsaw sudah meningkat dibandingkan dengan kegiatan guru pada siklus I. Hasil observasi kegiatan guru siklus II pertemuan pertama, dari 21 butir indikator, terdapat 16 indikator yang telah dilaksanakan oleh guru. Kemudian pada pertemuan kedua sebanyak 21 butir (100%) telah dilaksanakan secara baik. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut, Guru sudah melakukan tanya jawab dengan siswa tentang materi yang disampaikan dengan menggunakan alat peraga yang sesuai, sehingga siswa aktif menjawabpertanyaan guru. Guru juga telah melakukan kegiatan diskusi dengan membentuk kelompok yang heterogin dan membimbimbing jalannya diskusi secara menyeluruh. Sesekali guru memberikan teguran dan motivasi terhadap siswa yang berbicara dan bermain dengan temannya ketika diskusi. Pada pertemuan kedua, guru memberikan perhatian yang optimal terhadap diskusi kelompok ahli dan membantu siswa kelompok asal dalam menjelaskan materi yang diperoleh dari kelompok ahli. Hal ini dilakukan guru dalam upaya untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mengikuti pembelajaran menggunakan model jigsaw.

Catatan pembelajaran yang masih merupakan kekurangan pada siklus II adalah dalam membimbing diskusi guru hanya memfokuskan perhatian terhadap diskusi bersama kelompok ahli. Hal ini dikarenakan guru beranggapan bahwa dalam kegiatan diskusi kelompok asal, siswa sudah memahami tekhnik diskusi sesuai pengalaman siswa pada pembelajaran siklus I. Akan tetapi hal ini bukan merupakan permasalahan berarti sehingga pelaksanaan pembelajaran siklus II dianggap telah terlaksana dengan baik.

b) Observasi Terhadap Kegiatan Siswa Selain melakukan observasi terhadap kegiatan guru dalam penerapan pembelajaran jigsaw, observasi juga dilakukan untuk mengetahui tingkat keaktifan siswa pada siklus II. Hasil observasi terhadap kegiatan belajar siswa kelas V SDN 1 Tawangharjo Wedarijaksa Kabupaten Pati siklus II dapat dilihat pada tabel 23 berikut ini:

Tabel 23 Hasil Keterlaksanaan Kegiatan Siswa dalam Penerapan Pembelajaran Jigsaw Siklus II

Pertemuan 1 Pertemuan 2 No

Aktivitas

Tidak Ya Tidak 1. Siswa menjawab pertanyaan appersepsi

Ya

√ √ 2. Siswa antusias dan semangat untuk belajar

√ √ 3. Siswa

√ √ pembelajaran 4. Siswa menyimak tujuan pembelajaran yang

√ √ disampaikan guru. 5. Siswa menyimak materi pembelajaran.

√ √ 6. Siswa

√ √ pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe jigsaw

menyimak

langkah-langkah

7. Siswa membentuk kelompok sesuai arahan √ √ dari guru 8. Siswa yang berperan sebagai tim ahli

√ √ menempati tempat yang telah disediakan 9. Siswa melakukan kegiatan diskusi bersama

√ √ kelompok asal 10. Siswa aktif dan tertib dalam mengikuti

√ √ kegiatan diskusi kelompok 11. Perwakilan siswa masing-masing kelompok

√ √ asal

menuju

kelompok ahli

untuk

mempelajari materi baru. 12. Perwakilan siswa menjelaskan materi baru mempelajari materi baru. 12. Perwakilan siswa menjelaskan materi baru

√ √ diskusi 14. Siswa saling menanggapi hasil laporan

√ diskusi 15. Siswa menanyakan materi yang dianggap

√ √ sulit 16. Siswa mengumpulkan LKS

√ √ 17. Siswa

√ √ portofolio/artefak 18. Siswa bersama guru membuat kesimpulan

√ materi pembelajaran 19. Siswa bersama guru melakukan refleksi

√ √ 20. Siswa mengerjakan tes formatif dengan tertib

√ √ 21. Siswa mengerjakan tes perbaikan dan

√ √ pengayaan. 22. Siswa menyimak informasi yang diberikan

√ √ guru mengenai materi yang akan dipelajari selanjutnya.

Berdasarkan tabel 23 mengenai hasil observasi kegiatan siswa siklus II, pada pertemuan pertama keterlaksanaan kegiatan siswa sebesar 72,7% (16 butir) dari jumlah keseluruhan indikator sebanyak 22 butir. Sedangkan pada pertemuan kedua keterlaksanaan indikator kegiatan siswa meningkat menjadi 90,9% (20 butir). Kondisi ini menunjukkan adanya peningkatan respon siswa terhadap penerapan pembelajaran jigsaw. Peningkatan yang sangat jelas nampak pada kegiatan siswa dalam diskusi dan presentasi/tanggapan laporan diskusi. Pada pertemuan pertama masih terdapat sebagian siswa yang pasif dan cenderung hanya mendengarkan atau mengamati teman-temannya bertukar pendapat dalam diskusi. Mereka masih belum berani mengemukakan pendapat atau memberikan usulan saat diskusi. Kondisi ini segera diatasi guru dengan membimbing dan meminta siswa untuk ikut berpartisipasi aktif dalam diskusi. Tindakan yang diberikan guru adalah meminta siswa untuk mencatat hasil pengamatan terhadap demonstrasi yang dilakukan oleh kelompoknya. Peningkatan huga sangat nampak pada aktifitas siswa dalam membacakan laporan hasil diskusi. Perwakilan siswa yang ditunjuk sebagai presenter, sudah berani dan percaya diri dalam melaporkan Berdasarkan tabel 23 mengenai hasil observasi kegiatan siswa siklus II, pada pertemuan pertama keterlaksanaan kegiatan siswa sebesar 72,7% (16 butir) dari jumlah keseluruhan indikator sebanyak 22 butir. Sedangkan pada pertemuan kedua keterlaksanaan indikator kegiatan siswa meningkat menjadi 90,9% (20 butir). Kondisi ini menunjukkan adanya peningkatan respon siswa terhadap penerapan pembelajaran jigsaw. Peningkatan yang sangat jelas nampak pada kegiatan siswa dalam diskusi dan presentasi/tanggapan laporan diskusi. Pada pertemuan pertama masih terdapat sebagian siswa yang pasif dan cenderung hanya mendengarkan atau mengamati teman-temannya bertukar pendapat dalam diskusi. Mereka masih belum berani mengemukakan pendapat atau memberikan usulan saat diskusi. Kondisi ini segera diatasi guru dengan membimbing dan meminta siswa untuk ikut berpartisipasi aktif dalam diskusi. Tindakan yang diberikan guru adalah meminta siswa untuk mencatat hasil pengamatan terhadap demonstrasi yang dilakukan oleh kelompoknya. Peningkatan huga sangat nampak pada aktifitas siswa dalam membacakan laporan hasil diskusi. Perwakilan siswa yang ditunjuk sebagai presenter, sudah berani dan percaya diri dalam melaporkan

Kelemahan-kelemahan yang masih nampak pada siklus 2 adalah masih ada 5 (lima) orang siswa yang belum berani mengemukakan pendapat dan memberikan tanggapan terhadap laporan diskusi. Hal ini dikarenakan keterbatasan siswa dalam berkomunikasi dan siswa cenderung takut jika terjadi kesalahan dalam memberikan tanggapan. Hal ini bukan merupakan hambatan yang berarti, karena siswa-siswa tersebut memiliki karakteristik pendiam dan pemalu. Solusi yang diberikan guru adalah meminta siswa tersebut untuk menuliskan tanggapan mereka terhadap laporan yang dibacakan. Aktifitas yang juga kurang terlaksana dalam pertemuan kedua adalah sedikit siswa yang mengajukan pertanyaan terhadap materi yang sulit. Karena dalam pembelajaran siklus II yang dilakukan dengan metode demonstrasi dan pengamatan terhadap kegiatan manusia yang mengakibatkan perubahan sifat benda, sangat mudah dipahami oleh siswa. sehingga siswa merasa mudah dan tidak mengalami kesulitan dalam memahami materi pembelajaran. Oleh karena itu, sebanyak 2 indikator yang masih belum terlaksana dianggap bukan merupakan suatu kekurangan yang memerlukan perbaiakan. Berdasarkan hasil observasi terhadap kegiatan guru dan siswa pada siklus II dapat disimpulkan bahwa, implementasi pembelajaran jigsaw pada siklus

II telah berjalan baik dan sempurna.

4.2.3 Hasil Tindakan Siklus II

Hasil tindakan siklus II diperoleh dari hasil observasi terhadap keaktifan belajar dan hasil belajar IPA siswa kelas V SDN 1 Tawangharjo Wedarijaksa Kabupaten Pati yang dilakukan dengan penerapan pembelajaran kooperatif jigsaw.

1) Hasil Belajar IPA Hasil belajar IPA siswa kelas V SDN 1 Tawangharjo Wedarijaksa

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Aplikasi Pemantauan Kegiatan Promosi Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Berbasis Mobile Platform

0 0 25

1.1 Latar Belakang - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) Kelas IV SDN Dadirejo 02 Semester II Tahun Ajaran 2016/2017

0 0 6

2.1 Kajian Teori 2.1.1 IPA 2.1.1.1 Hakekat IPA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) Kelas IV SDN Dadirejo 02 Semester II Tahun Ajaran 2016/2017

0 0 18

3.1 Setting dan Waktu Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) Kelas IV SDN Dadirejo 02 Semester II Tahun Ajaran 2016/2017

0 0 23

4.1 Deskripsi Siklus I - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) Kelas IV SDN Dadirejo 02 Semester II Tahun Ajaran 2016/2017

0 0 32

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) Kelas IV SDN Dadirejo 02 Semester II Tahun Ajaran 2016/2017

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) Kelas IV SDN Dadirejo 02 Semester II Tahun Ajaran 2016/2017

0 0 86

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pembelajaran Jigsaw bagi Siswa Kelas V SDN 1 Tawangharjo Tahun Pelajaran 2016/2017

0 0 7

2.1 Kajian Teori 2.1.1 IPA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pembelajaran Jigsaw bagi Siswa Kelas V SDN 1 Tawangharjo Tahun Pelajaran 2016/2017

0 0 21

3.1 Setting Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pembelajaran Jigsaw bagi Siswa Kelas V SDN 1 Tawangharjo Tahun Pelajaran 2016/2017

0 0 21