Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Discovery Learning dengan Berbantuan Alat Peraga Konkret Siswa Kelas 5 SD Negeri 3 Purwosari Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung Semester II Tahu

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

  Penelitian ini dilakukan di kelas 5 SD Negeri 3 Purwosari Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015. Alasan mengambil lokasi atau tempat ini dengan pertimbangan relasi yang cukup baik dengan pihak sekolah, sehingga memudahkan untuk menjangkau kondisi sekolahnya, serta peluang waktu yang luas dan subjek penelitian yang sangat sesuai dengan target peneliti, serta jarak antara tempat tinggal peneliti dan tempat penelitian yang cukup dekat. Kondisi sekolah yang berada ditengah-tengah pemukiman desa Kranggan yang jauh dari keramaian kota di daerah Temanggung membuat peneliti ingin melihat keadaan sekolah. Sekolah dengan lingkungan yang bersih dan sehat membuat guru dan siswa merasa nyaman ketika berada di sekolah SD Negeri 3 Purwosari Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung memiliki ruang guru yang bersih dan tidak terlalu besar serta tidak terlalu kecil yang cukup untuk ditempati saat mereka mengerjakan tugas-tugas untuk sekolah. Ruang kelas siswa dari kelas 1-6 dengan keadaan kelas yang bersih dan sejuk untuk mereka belajar dilengkapi dengan peralatan serta perlengkapan yang mereka butuhkan saat proses belajar mengajar berlangsung di kelas, seperti papan tulis, kapur, meja, kursi dll yang sangat terawat serta terdapat foto-foto gambar Pahlawan.

  Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 5 SD Negeri 3 Purwosari Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung semester II tahun pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 20 siswa, yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan.

  Siswa SD Negeri 3 Purwosari berasal dari latar belakang keluarga yang berbeda dengan mata pencaharian orangtua yang beragam. Dari 20 siswa kelas 5 ada orangtua siswa yang bermata pencaharian sebagai petani, pedagang, dan buruh. Asal daerah sebagian dari mereka bertempat tinggal di daerah sekitar sekolah dikarenakan siswa tidak memiliki uang untuk sekolah dipusat kota yang mereka harus mengeluarkan uang untuk naik kendaraan umum. Perbedaan karakteristik ini membuat perbedaan kesadaran belajar siswa.Terdapat siswa yang sudah mempunyai kesadaran belajar yang tinggi, namun masih banyak siswa yang belum mempunyai kesadaran belajar yang tinggi. Guru kolabolator dalam penelitian ini adalah guru kelas 5.

  3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

  Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu model discovery learning berbantuan alat peraga konkret dan hasil belajar IPA. Model discovery learning berbantuan alat peraga konkret adalah pembelajaran IPA dengan kompetensi dasar mendeskripsikan sifat-sifat cahaya dan membuat suatu karya/model, misalnya periskop dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya melalui langkah- langkah: (1) menjawab pertanyaan tentang sifat-sifat cahaya, (2) mengidentifikasi masalah tentang sifat-sifat cahaya, (3) merumuskan jawaban sementara tentang sifat- sifat cahaya, (4) mempraktekkan percobaan tentang sifat-sifat cahaya dengan menggunakan senter, kaca, gelas, kertas, pensil, kaca spion, dan bolam (5) mendiskusikan hasil praktek tentang sifat-sifat cahaya, (6) memperagakan percobaan tentang sifat-sifat cahaya dengan menggunakan senter, kaca, gelas, kertas, pensil, kaca spion, dan bolam, (7) membuat kesimpulan tentang sifat-sifat cahaya.

  Hasil belajar IPA adalah total skor tes dan skor non tes.

  3.3 Prosedur Penelitian

  Pelaksanakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang menggunakan model spiral, yang dikemukakan oleh C. Kemmis dan Mc. Taggart (1988). Prosedur penelitian dengan 2 siklus, dan setiap siklus yang terdiri dari tiga tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan dan observasi serta refleksi. Gambar prosedur tindakan dapat disajikan melalui gambar 3.1 sebagai berikut:

  Gambar 3.1

  Model Spiral menurut C. Kemmis dan Mc. Taggart Berdasarkan gambar 3.1, penelitian dilaksanakan melalui beberapa siklus sampai proses belajar dan hasil belajar mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan. Sebelum dilaksanakan penelitian, menyusun suatu perencanaan mengenai apa saja yang akan dilaksanakan dan diperlukan dalam pelaksanaan pembelajaran. Setelah perencanaan dilaksanakan tindakan dengan suatu pengamatan tentang jalannya tindakan dalam pembelajaran. Setelah tindakan kemudian dilaksanakan refleksi berdasarkan hasil pengamatan. Hasil refleksi untuk menemukan kelemahan dan kekurangan yang ditemukan pada tindakan siklus I kemudian akan dilaksanakan dan diperbaiki pada siklus berikutnya.

  Siklus I

  Kegiatan pembelajaran pada siklus I terdiri dari 3 pertemuan. Pada siklus I materi yang diajarkan adalah sifat-sifat cahaya. Pada pertemuan pertama rencana yang disusun membahas tentang pengenalan cahaya dalam kehidupan sehari-hari. Pertemuan kedua membahas tentang sifat-sifat cahaya. Pada pertemuan ketiga membahas tentang sifat-sifat cahaya dengan menggunakan alat peraga kongkret yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pertemuan ketiga ini juga dilaksanakan percobaan dan evaluasi akhir siklus.

  Perencanaan

  Pada tahap perencanaan ini yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Menentukan kelas penelitian, waktu penelitian, dan kolabolator.

  2. Menentukan SK, KD, dan indikator pembelajaran berdasarkan materi IPA yang akan diajarkan.

  3. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan model discovery learning .

  4. Melakukan koordinasi dan bekerjasama dengan guru kelas untuk mengungkapkan permasalahan yang terjadi sehubungan dengan penelitian yang akan dilaksanakan.

  5. Menyiapkan alat dan bahan pelajaran untuk melakukan pengamatan.

  6. Menyusun lembar observasi tentang aktivitas belajar yang berlangsung untuk guru dan siswa lembar observasi disajikan dalam lampiran dengan kisi-kisi dalam tabel berikut.

  7. Penyusunan asesmen yaitu menggunakan tes dan lembar observasi .

Tabel 3.1 Kisi-kisi Tindakan Model Discovery Learning Berbantuan

  

Alat Peraga Konkret untuk Guru

Petunjuk: Berilah tanda centang (√) pada kolom skor sesuai dengan hasil pengamatan saat

proses pembelajaran!

  No Aspek Kegiatan

  

1. Kegiatan Awal Guru mengajak siswa menyanyi untuk membangkitkan

semangat siswa.

  2. Kegiatan Inti 1.

  Guru memberikan pertanyaan tentang sifat-sifat cahaya.

  2. Guru meminta siswa membaca materi.

  3. Guru membagi siswa menjadi lima kelompok.

  4. Guru mendampingi siswa mengidentifikasi masalah tentang sifat-sifat cahaya

  5. Guru bersama siswa merumuskan jawaban sementara tentang sifat-sifat cahaya.

  6. Guru mendampingi siswa mempraktekkan percobaan tentang sifat-sifat cahaya dengan menggunakan senter, kaca, gelas, kertas, pensil, kaca spion, dan bolam.

  7. Guru mengamati dan membimbing kerjasama dalam kelompok.

  8. Guru mendampingi diskusi hasil praktek tentang sifat- sifat cahaya

  9. Guru mendampingi siswa memperagakan percobaan tentang sifat-sifat cahaya dengan menggunakan senter, kaca, gelas, kertas, pensil, kaca spion, dan bolam 10. Guru bersama siswa menarik kesimpulan tentang sifat- sifat cahaya.

  3. Kegiatan Akhir Guru mengawasi siswa mengerjakan tes IPA

Tabel 3.2 Kisi-kisi Tindakan Model Discovery Learning Berbantuan

  8. Siswa diskusi hasil praktek tentang sifat-sifat cahaya 9.

  Pertemuan I 1.

  Pelaksanaan pada siklus I terdiri dari 3 pertemuan, setiap pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model discovery learning berbantuan alat peraga konkret sebagai berikut:

  discovery learning.

  PTK ini merupakan implementasi kegiatan pembelajaran sesuai dengan perencanaan yang ada yaitu pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model

  Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

  3. Kegiatan Akhir Siswa mengerjakan tes IPA.

  10. Siswa membuat kesimpulan tentang sifat-sifat cahaya.

  Siswa memperagakan percobaan tentang sifat-sifat cahaya dengan menggunakan senter, kaca, gelas, kertas, pensil, kaca spion, dan bolam.

  7. Siswa bekerjasama dalam kelompok.

  

Alat Peraga Konkret untuk Siswa

Petunjuk: Berilah tanda centang (√) pada kolom skor sesuai dengan hasil pengamatan saat

proses pembelajaran!

  6. Siswa mempraktekkan percobaan tentang sifat-sifat cahaya dengan menggunakan senter, kaca, gelas, kertas,

pensil, kaca spion, dan bolam.

  Siswa merumuskan jawaban sementara tentang sifat-sifat cahaya.

  4. Siswa mengidentifikasi masalah tentang sifat-sifat cahaya 5.

  3. Siswa membentuk kelompok @5 siswa.

  2. Siswa membaca materi.

  Siswa menjawab pertanyaan tentang sifat-sifat cahaya.

  2. Kegiatan Inti 1.

  No Aspek Kegiatan 1. Kegiatan Awal Siswa menyanyikan lagu.

  Kegiatan Awal

  Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan mengkondisikan kelas serta alat peraga. Kegiatan apersepsi dilaksanakan dengan guru dan meminta siswa untuk berjalan dengan mata yang tertutup kemudian menanyakan apa yang terjadi. Setelah kegiatan tersebut guru mengarahkan materi dengan menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

  2. Kegiatan Inti Guru menunjukkan sebuah alat peraga konkret pada siswa serta melakukan tanya jawab seputar alat peraga konkret tersebut, lalu siswa menjawab pertanyaan tentang sifat-sifat cahaya, siswa mengidentifikasi masalah tentang sifat-sifat cahaya, siswa merumuskan jawaban sementara tentang sifat-sifat cahaya, siswa mempraktekkan percobaan tentang sifat-sifat cahaya dengan menggunakan senter, kaca, gelas, kertas, pensil, kaca spion, dan bolam, siswa mendiskusikan hasil praktek tentang sifat-sifat cahaya, siswa memperagakan percobaan tentang sifat- sifat cahaya dengan menggunakan senter, kaca, gelas, kertas, pensil, kaca spion, dan bolam, siswa menarik kesimpulan tentang sifat-sifat cahaya.

  3. Kegiatan Akhir Guru mengadakan refleksi tentang pembelajaran yang telah dilakukan.

  Pertemuan II 1.

  Kegiatan Awal Sebagai apersepsi guru mengulang materi pada pertemuan sebelumnya.

  Selanjutnya guru bertanya kepada siswa “Sebutkan sifat-sifat cahaya yang kalian ketahui?” dilanjutkan menyampaikan tujuan pembelajaran/kompetensi yang akan dicapai.

  2. Kegiatan Inti Guru menunjukkan sebuah alat peraga konkret terbentuknya bayangan serta melakukan tanya jawab tentang gambar tersebut. Setelah itu guru membagi siswa menjadi 5 kelompok dan setiap kelompok beranggotakan 4 orang. Siswa menjawab pertanyaan tentang sifat-sifat cahaya, siswa mengidentifikasi masalah tentang sifat-sifat cahaya, siswa merumuskan jawaban sementara tentang sifat- sifat cahaya, siswa mempraktekkan percobaan tentang sifat-sifat cahaya dengan menggunakan senter, kaca, gelas, kertas, pensil, kaca spion, dan bolam, siswa mendiskusikan hasil praktek tentang sifat-sifat cahaya, siswa memperagakan percobaan tentang sifat-sifat cahaya dengan menggunakan senter, kaca, gelas, kertas, pensil, kaca spion, dan bolam, siswa menarik kesimpulan tentang sifat- sifat cahaya.

  3. Kegiatan Akhir Guru mengadakan refleksi tentang pembelajaran yang telah dilakukan.

  Pertemuan III 1.

  Kegiatan Awal Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam. Kegiatan apersepsi dilaksanakan dengan mengingatkan pelajaran pada pertemuan yang lalu. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

  2. Kegiatan Inti Guru melakukan tanya jawab tentang materi yang lalu. Guru menunjukkan alat peraga konkret kepada siswa untuk menunjukkan bahwa cahaya putih terdiri atas berbagai warna. Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok membagikan alat peraga konkret untuk melaksanakan penelitian yang menunjukkan bahwa cahaya putih terdiri atas berbagai warna, dan membagikan lembar kerja kelompok. Siswa menjawab pertanyaan tentang sifat-sifat cahaya, siswa mengidentifikasi masalah tentang sifat-sifat cahaya, siswa merumuskan jawaban sementara tentang sifat- sifat cahaya, siswa mempraktekkan percobaan tentang sifat-sifat cahaya dengan menggunakan senter, kaca, gelas, kertas, pensil, kaca spion, dan bolam, siswa mendiskusikan hasil praktek tentang sifat-sifat cahaya, siswa memperagakan percobaan tentang sifat-sifat cahaya dengan menggunakan senter, kaca, gelas, kertas, pensil, kaca spion, dan bolam, siswa menarik kesimpulan tentang sifat- sifat cahaya.

  3. Kegiatan Akhir Guru memberikan tes kepada siswa sebagai evaluasi dari siklus I dilanjutkan mencocokan tes evaluasi tersebut dan membahas hasil evaluasinya.

  Pengamatan atau observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar pedoman observasi yang sudah dipersiapkan dan dengan menggunakan hasil tes pada siklus I.

  Refleksi

  Kegiatan yang sangat tepat dilakukan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian mendiskusikan implementasi rancangan tindakan (Suharsimi Arikunto, 2009:19). Refleksi dilakukan di akhir pertemuan 1, 2, dan 3 pada siklus I. Dilakukan untuk memaknai dari kegiatan pembelajaran dan mengimplementasikan dalam kehidupan. Jika dalam siklus I ditemukan kekurangan- kekurangan, akan diperbaiki dalam siklus II. Sedangkan kelebihan di siklus I dapat dipertahankan dalam siklus II.

  Siklus II

  Berdasarkan hasil refleksi yang diidentifikasi pada proses pembelajaran siklus I serta diskusi dengan kolabolator, maka disusun rencana pembelajaran siklus II dengan langkah-langkah sebagai berikut:

  Perencanaan 1.

  Permasalahan diidentifikasi dan dirumuskan berdasarkan refleksi pada siklus I.

  2. Merancang kembali instrumen penelitian seperti pada siklus I yang meliputi RPP, lembar observasi, soal-soal.

  Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

  Kegiatan pembelajaran pada siklus II terdiri dari 3 pertemuan. Setiap pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Pada siklus II materi yang diajarkan adalah tentang pemanfaatan sifat-sifat cahaya dalam karya sederhana. Pada pertemuan pertama rencana yang disusun membahas tentang karya berteknologi sederhana dan membuat kaca pembesar dari bolam. Pertemuan kedua membahas tentang karya berteknologi sederhana dan membuat spektrum cahaya. Pada pertemuan ketiga membahas tentang karya berteknologi sederhana dan membuat cakram warna. Dalam pertemuan ketiga ini juga dilaksanakan evaluasi akhir siklus. Langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model discovery learning berbantuan alat peraga konkret sebagai berikut:

  Pertemuan I 1.

  Kegiatan Awal Untuk mengawali proses pembelajaran guru mengucapkan salam dan mengkondisikan kelas serta alat peraga. Kemudian dilanjutkan bertanya “apakah kalian tahu apa itu lensa

  ?” Guru mengarahkan materi dengan menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

2. Kegiatan Inti

  Guru menunjukkan alat peraga bolam pada siswa, melakukan tanya jawab tentang alat peraga tersebut dan menjelaskan materi kepada siswa tentangkarya berteknologi sederhana sebagai pengantar dan guru meminta siswa untuk membuat kaca pembesar dari bolam. Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok, siswa menjawab pertanyaan tentang sifat-sifat cahaya, siswa mengidentifikasi masalah tentang sifat-sifat cahaya, siswa merumuskan jawaban sementara tentang sifat-sifat cahaya, siswa mempraktekkan percobaan tentang sifat-sifat cahaya dengan menggunakan senter, kaca, gelas, kertas, pensil, kaca spion, dan bolam, siswa mendiskusikan hasil praktek tentang sifat-sifat cahaya, siswa kaca, gelas, kertas, pensil, kaca spion, dan bolam, siswa menarik kesimpulan tentang sifat-sifat cahaya.

  3. Kegiatan Akhir Guru mengadakan refleksi pembelajaran yang telah dilakukan.

  Pertemuan II 1.

  Kegiatan Awal Guru melaksanakan apersepsi dengan menyanyikan lagu “PELANGI”. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

  2. Kegiatan Inti Guru menunjukkan gambar pelangi pada siswa dan menjelaskan materi tentang cahaya dapat diuraikan sebagai pengantar. Membagi siswa menjadi 4 kelompok, siswa menjawab pertanyaan tentang sifat-sifat cahaya, siswa mengidentifikasi masalah tentang sifat-sifat cahaya, siswa merumuskan jawaban sementara tentang sifat-sifat cahaya, siswa mempraktekkan percobaan tentang sifat-sifat cahaya dengan menggunakan senter, kaca, gelas, kertas, pensil, kaca spion, dan bolam, siswa mendiskusikan hasil praktek tentang sifat-sifat cahaya, siswa memperagakan percobaan tentang sifat-sifat cahaya dengan menggunakan senter, kaca, gelas, kertas, pensil, kaca spion, dan bolam, siswa menarik kesimpulan tentang sifat-sifat cahaya.

  3. Kegiatan Akhir Siswa merangkum hasil pembelajaran. Guru mengadakan refleksi pembelajaran yang telah dilakukan.

  Pertemuan III 1.

  Kegiatan Awal Guru melaksanakan apersepsi dengan menyanyikan lagu “PELANGI”. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

  2. Kegiatan Inti Pada kegiatan inti guru menunjukkan warna-warna pelangi, dilanjutkan menjelaskan materi kepada siswa tentang membuat cakram warna sebagai pengantar. Siswa dibagi menjadi 4 kelompok, siswa menjawab pertanyaan tentang sifat-sifat cahaya, siswa mengidentifikasi masalah tentang sifat-sifat cahaya, siswa merumuskan jawaban sementara tentang sifat-sifat cahaya, siswa mempraktekkan percobaan tentang sifat-sifat cahaya dengan menggunakan senter, kaca, gelas, kertas, pensil, kaca spion, dan bolam, siswa mendiskusikan hasil praktek tentang sifat-sifat cahaya, siswa memperagakan percobaan tentang sifat- sifat cahaya dengan menggunakan senter, kaca, gelas, kertas, pensil, kaca spion, dan bolam, siswa menarik kesimpulan tentang sifat-sifat cahaya.

  3. Kegiatan Akhir Guru memberikan tes sebagai evaluasi dari siklus II. Siswa bersama guru mencocokkan dan membahas soal tes.

  Pengamatan dilakukan secara langsung pada saat guru melaksanakan kegiatan pembelajaran dan kegiatan siswa dalam proses belajar mengajar dan membuat catatan untuk data penelitian apakah ada peningkatan hasil belajar IPA atau tidak setelah siswa melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model discovery

  learning berbantuan alat peraga konkret pada siklus II dibandingkan pada saat mengikuti siklus I.

  Refleksi

  Berdasarkan hasil observasi tersebut, guru dapat merefleksi diri tentang kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Dengan demikian dapat diketahui efektifitas kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Sebagaimana siswa mengalami peningkatan pada siklus II. Seperti yang diharapkan hasil refleksi yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut: 1.

  Guru telah melakukan perbaikan pelajaran sesuai dengan perencanaan

  2. Siswa aktif dan giat selama proses pembelajaran.

  3. Siswa berani dalam bertanya dan mengungkapkan pendapat dalam pembelajaran.

  4. Secara sungguh-sungguh siswa mengerjakan tugas dan aktif mengikuti pembelajaran.

3.4 Jenis Data, Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

  Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari siswa. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini ada dua yaitu teknik tes dan teknik observasi. Teknik tes digunakan untuk mengukur kognitif siswa, sedangkan teknis observasi digunakan untuk mengukur sikap siswa.

  Instrumen teknik tes adalah butir-butir soal, dan instrumen untuk teknik observasi adalah lembar observasi. Adapun kisi-kisi butir soal IPA siklus I dan siklus

  II adalah sebagai berikut:

  Tabel 3.3

Kisi-Kisi Pengukuran Instrumen Butir Soal IPA Siklus I

Kompetensi

  

Standar Kompetensi Indikator Nomor Item

Dasar

6. Menerapkan sifat-

  6.1 Mendemonstrasikan sifat 1, 3, 4, 5, 7,

sifat cahaya melalui Mendeskripsikan cahaya yang mengenai 11, 13, 14,

kegiatan membuat sifat-sifat cahaya. berbagai benda (bening, 15. suatu karya/model. berwarna, dan gelap).

  Menunjukkan contoh 2, 8, 9, 10, peristiwa pembiasan cahaya 12, 17, 19, dalam kehidupan sehari-hari 20, 21, 25. melalui percobaan. Memberikan contoh 18, 24. peristiwa penguraian cahaya dalam kehidupan sehari-hari. Mendeskripsikan sifat-sifat 6, 16, 22, 23. cahaya yang mengenai cermin datar dan cermin lengkung (cembung atau cekung).

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Pengukuran Instrumen Butir Soal IPA Siklus II

  Standar Kompetensi Dasar Indikator Nomor Item Kompetensi

6. Menerapkan

  6.2 Membuat suatu Menentukan model yang akan 1, 2, 3, 4, 6,

sifat-sifat cahaya karya/model, dibuat dengan menerapkan 9, 10, 13, 19,

melalui kegiatan misalnya periskop sifat-sifat cahaya, misalnya 20, 21, 22,

membuat suatu atau lensa dari bahan cakram warna, periskop, atau 23, 25. karya/model. sederhana dengan lensa sederhana. menerapkan sifat- Memilih dan menentukan 8, 11, 14, 18, sifat cahaya. berbagai alat/bahan yang 24. sesuai. Menggunakan bahan/benda 5, 7, 12, 15, yang sesuai. 16, 17.

  Dalam instrumen lembar observasi untuk mengukur sikap siswa, terlebih dahulu disusun kisi-kisi instrumen lembar observasi IPA sebagai berikut:

Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrumen Lembar Observasi IPA

  No Aspek Lembar Observasi 1 Menjawab pertanyaan tentang sifat-sifat cahaya.

  1

2 Memperagakan percobaan tentang sifat-sifat cahaya

  2 dengan menggunakan senter, kaca, gelas, kertas, pensil, kaca spion, bolam.

3.5 Uji Prasyarat

  Uji validitas butir soal dalam penelitian ini digunakan untuk menguji instrumen tiap item soal yang nantinya akan digunakan dalam tes individual setelah pembelajaran menggunakan model discovery learning berbantuan alat peraga konkret. Menurut Sugiyono (2010:173), validitas berkenaan dengan ketepatan instrumen alat penilaian yang dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji validitas dilakukan menggunakan bantuan

  SPSS window’s version 22.

  Tingkat validitas dapat diketahui melalui angka pada Corrected Item-Total mencapai 0,444 apabila jumlah siswa mencapai 20. Di dalam penelitian ini, uji validitas instrumen soal evaluasi dilakukan dua kali, yaitu pada soal siklus I dan soal siklus II. Adapun data hasil dari uji validitas sebagai berikut:

Tabel 3.6 Distribusi Hasil Uji Validitas Butir Soal Siklus I

  Koefisien No No Butir corrected item to Kriteria

  Urut Soal total correlation

  1 1 ,577 Valid

  2 2 ,594 Valid

  3 3 ,332 Tidak Valid

  4 4 ,879 Valid

  5 5 ,764 Valid

  6 6 ,594 Valid

  7 7 ,332 Tidak Valid

  8 8 ,594 Valid

  9 9 ,577 Valid

  10 10 ,165 Tidak Valid

  11 11 ,879 Valid

  12 12 ,151 Tidak Valid

  13 13 ,764 Valid

  14 14 ,594 Valid

  15 15 ,293 Tidak Valid

  16 16 ,879 Valid

  17 17 ,577 Valid

  18 18 ,879 Valid

  19 19 ,594 Valid

  20 20 ,879 Valid

  21 21 ,764 Valid

  22 22 ,879 Valid

  23 23 ,564 Valid

  24 24 ,764 Valid

  25 25 ,577 Valid

  Berdasarkan tabel 3.6, nampak bahwa ada 5 butir soal yang tidak valid dan butir ini tidak digunakan dalam penelitian. Butir soal yang digunakan dalam penelitian sebanyak 20 butir soal yang valid.

  Hasil uji validitas butir soal siklus 2 disajikan dalam tabel 3.7 berikut ini.

Tabel 3.7 Distribusi Hasil Uji Validitas Butir Soal Siklus II

  Koefisien No No Butir corrected item to

  Kriteria Urut Soal total correlation

  1 1 ,522 Valid

  2 2 ,733 Valid

  3 3 ,090 Tidak Valid

  4 4 ,696 Valid

  5 5 ,686 Valid

  6 6 ,640 Valid

  7 7 ,733 Valid

  8 8 ,686 Valid

  9 9 ,522 Valid

  10 10 ,584 Valid

  11 11 ,259 Tidak Valid

  12 12 ,733 Valid

  13 13 ,288 Tidak Valid

  14 14 ,539 Valid

  15 15 ,696 Valid

  16 16 ,584 Valid

  17 17 ,696 Valid

  18 18 ,218 Tidak Valid

  19 19 ,733 Valid

  20 20 ,522 Valid

  21 21 ,686 Valid

  22 22 ,539 Valid

  23 23 ,584 Valid

  24 24 ,696 Valid

  25 25 ,640 Valid

  Berdasarkan tabel 3.7, bahwa ada 4 butir soal yang tidak valid dan butir ini tidak digunakan dalam penelitian. Butir soal yang digunakan dalam penelitian sebanyak 21 butir soal yang valid.

  Uji Reliabilitas Tes

  Reliabilitas tes adalah kemampuan alat ukur untuk memberikan hasil pengukuran yang konstan dan ajeg (Wardani Naniek Sulistya, 2012: 344). Uji reliabilitas

  SPSS window’s version 22. Uji reliabilitas dilakukan menggunakan instrumen soal evaluasi dilakukan dua kali, yaitu pada soal siklus I dan soal siklus II.

  Sebagai ancar-ancar koefisien reliabilitas nilai Alfa dapat diinterpretasikan dalam

tabel 3.8 berikut ini:Tabel 3.8 Rentang Indeks Reliabilitas No Indeks Interpretasi

  1 0,80-1,00 Sangat reliabel 2 <0,80-0,60 Reliabel 3 <0,60-0,40 Cukup reliabel 4 <0,40-0,20 Agak reliabel 5 <0,20 Kurang reliabel Sumber: Wardani Naniek Sulistya dan Slameto (2012:88)

  Dari hasil uji reliabilitas siklus I sebanyak 25 soal yang diujikan diperoleh indeks reliabilitas sebesar 0,937, dan uji reliabilitas siklus II diperoleh indeks reliabilitas sebesar 0,925. Dengan demikian, butir soal baik siklus 1 maupun siklus II berada pada

  ≥0,80, maka sangat reliabel, sehingga butir soal dapat dipergunakan dalam penelitian. Adapun tabel hasil uji reliabilitas soal siklus I dan soal siklus II adalah sebagai berikut:

Tabel 3.9 Hasil Uji Reliabilitas Butir Soal Siklus I dan Siklus II

  Jumlah Interpretasi Cronbach’s

  Siklus Butir Soal Alpha 1 25 ,937 Sangat reliabilitas

  2 25 ,925 Sangat reliabilitas

  3.6 Indikator Kinerja

  Indikator hasil dari penelitian ini dinyatakan berhasil, apabila 90% dari seluruh siswa mencapai ketuntasan belajar ≥ 63.

  3.7 Teknik Analisis Data

  Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik deskriptif komparatif, artinya teknik statistik yang digunakan untuk membandingkan hasil belajar IPA berdasarkan ketuntasan belajar antar pra siklus, siklus I, dan siklus II.

Dokumen yang terkait

BAB II PENGUASAAN ATAS TANAH, HAK ATAS TANAH DAN PERALIHANNYA MENURUT UNDANG-UNDANG POKOK AGRARIA A. Penguasaan Atas Tanah - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pertimbangan Hakim terhadap Penguasaan Tanah Secara Melawan Hukum: S

2 2 24

BAB III PERBUATAN MELAWAN HUKUM DALAM KONSTRUKSI HUKUM DI INDONESIA A. Konsep Dan Definisi Perbuatan Melawan Hukum - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pertimbangan Hakim terhadap Penguasaan Tanah Secara Melawan Hukum: Studi ter

0 0 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pertimbangan Hakim terhadap Penguasaan Tanah Secara Melawan Hukum: Studi terhadap Putusan Mahkamah Agung RI No. 2462 K/PDT/2015 Juncto Putusan Pengadilan

0 0 42

BAB II LANDASAN TEORI - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Pembelajaran Numbered Heads Together(NHT) Berbantuan Media Gambar untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas 4 di SD Negeri Dadapayam 02 Kecamatan S

0 0 24

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Discovery pada Peserta Didik Kelas IV SD

0 0 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Kondisi Awal Subjek Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Discovery pad

0 0 42

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Discovery pada Peserta Didik Kelas IV SD Negeri 01 Ngombak Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan Semester 2 Tahun

0 1 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Discovery pada Peserta Didik Kelas IV SD Negeri 01 Ngombak Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan Semester 2 Tahun

0 0 142

BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Discovery Learning dengan Berbantuan Alat Peraga Konkret Siswa Kelas 5 SD Negeri 3 Purwosari Kecamatan Kranggan Kabupaten Temangg

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Discovery Learning dengan Berbantuan Alat Peraga Konkret Siswa Kelas 5 SD Negeri 3 Purwosari Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung Semester II Tahu

0 0 30