Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Hasil Belajar Matematika Menggunakan Model Pembelajaran STAD yang Dikombinasikan Teori Permainan Dienes dengan Model Mekanistik Siswa Kelas 4 SD Negeri Tlompakan 03 dan 01 Tuntang Sem
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Hasil Penelitian
Deskripsi hasil penelitian ini meliputi deskripsi sampel penelitian, deskripsi hasil pretest, dan deskripsi hasil posttest.
4.1.1 Deskripsi Sampel Penelitian
Sampel penelitian ini adalah siswa kelas IV SD N Tlompakan 03 dan SD N Tlompakan 01 Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang. SD N Tlompakan 03 sebagai kelas eksperimen yaitu kelas yang diberi perlakuan berupa model STAD yang dikombinasikan dengan teori permainan Dienes dan SD N Tlompakan 01 sebagai kelas kontrol dengan perlakuan pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran konvensional. Jumlah siswa kelas IV SD N Tlompakan 03 sebanyak 25 siswa, sedangkan SD N Tlompakan 01 berjumlah 23 siswa. Rincian subyek penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Deskripsi Sampel PenelitianJenis Kelamin
Kelas Jumlah Kelompok
Laki-Laki PerempuanIV SD N
10
15
25 KelasEksperimen Tlompakan 03
IV SD N 8 115
23 KelasKontrol Tlompakan 01 Total Sampel
48
4.2 Deskripsi Hasil Pretest
Hasil pretest yang akan dibahas yaitu hasil analisis deskriptif nilai pretest. Uji normalitas pretest, uji homogenitas pretest, dan analisis uji-t pretest.
4.2.1 Analisis Deskriptif Nilai Pretest
Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan nilai awal kedua kelas sebelum diberi perlakuan. Data yang digunakan sebagai pretest adalah nilai yang diperoleh siswa dari mengerjakan soal pretest. Nilai ini dijadikan patokan kemampuan awal siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil analisis deskriptif yang diperoleh dengan menggunakan program SPSS windows for 20 dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Hasil Analisis Deskriptif Nilai PretestN Minimum Maximum Mean Std. Deviation Eksperimen
25
45
90 66.00 14.216 Kontrol
23
40
90 68.91 14.844 Valid N (listwise)
23 Berdasarkan Tabel 4.2 dapat disimpulkan bahwa kelas eksperimen
mempunyai nilai rata-rata 66,00 , standar deviation 14,216, nilai maxsimum 90 dan nilai minimum 45, sedangkan kelas kontrol mempunyai nilai rata-rata 68,91, standar deviation 14,844, nilai maxsimum 90 dan nilai minimum 40.
Hasil Belajar pretest dikategorikan menjadi 3 kategori yaitu rendah, sedang dan tinggi dengan menggunakan rumus interval menurut Sudijono (2009), sebagai berikut :
Batas 1 : mean + 0.5 SD (batas atas) Batas 2 : mean - 0.5 SD (batas bawah) Deskripsi statistik hasil belajar pretest siswa dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Deskripsi Statistik Nilai PretestN Minimum Maximum Mean Std. Deviation Nilai
48
40
90 67.40 14.440 Valid N (listwise)
48 Berdasarkan Tabel 19 dapat ditentukan interval hasil belajar pretest, sebagai
berikut : Batas 1 = mean + 0.5 SD (batas atas)
= 67,40 + 0,5 × 14,440 = 67,40 + 7,22 = 74,62 = 75 (pembulatan) Batas 2 = mean - 0.5 SD (batas bawah) = 67,40 - 0,5 × 14,44 = 67,40 -7,22 = 60,18 = 60 (Pembulatan) Maka, interval kategori hasil belajar pretest dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Interval dan Kategori Hasil Belajar Pretest
Interval Kategori
40 Rendah ≤ hasil belajar (pretest) < 60
60 Sedang ≤ hasil belajar (pretest) ≤ 75 75< hasil belajar (pretest Tinggi ) ≤ 90
Berdasarakan Tabel 4.4 interval dan kategori hasil belajar pretest maka dapat ditentukan tabel distribusi frekuensi yang dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar PretestKelas Eksperimen Kelas Kontrol Kategori Frekuensi Persentase (%) Frekuensi Persentase (%) Rendah 5 20% 8 34,79% 11 44%
9 39,13% Sedang Tinggi 9 36% 6 26,08% Total
25 100 % 23 100 %
Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa hasil belajar pretest kelas eksperimen dari 25 orang siswa, 5 siswa memperoleh hasil belajar tinggi, 11 siswa memperoleh hasil belajar sedang, dan 9 siswa memperoleh hasil belajar rendah. Sedangkan pada kelas kontrol yang terdiri dari 23 siswa, 8 siswa memperoleh hasil belajar tinggi, 9 siswa memperoleh hasil belajar sedang, dan 6 siswa memperoleh hasil belajar rendah.
4.2.2 Uji Normalitas Nilai Pretest
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui data hasil pretest pada kelas kontrol dan kelas eksperimen apakah memiliki distribusi normal atau tidak. Menurut Priyatno (2010:71) syarat data berdistribusi normal jika nilai signifikansi
> 0.05. Uji normalitas dihitung menggunakan bantuan SPSS windows for 20. Hasil perhitungan uji normalitas nilai pretest dapat dilihat pada tabel 4.6.
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Nilai Pretest Tests of Normalitya Kelompok Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic Df Sig. *
Hasil Belajar Eksperimen .140 *
25 .200 .941 25 .160 Kontrol
23
23 .137 .200 .946 .236
Dari tabel 4.6 pada kolom Shapiro Wilk diperoleh data bahwa nilai signifikan pada kelas eksperimen SD Negeri Tlompakan 03 adalah 0.16 > 0.05, sedangkan nilai signifikan pada kelas kontrol adalah 0.236 > 0.05. Maka dapat disimpulkan bahwa data dari nilai Pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal.
4.2.3 Uji Homogenitas Nilai Pretest
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelompok memiliki tingkat varian yang sama atau tidak, sehingga dapat dijadikan kelas kontrol dan kelas eksperimen. Uji homogenitas dalam penelitian ini menggunakan
SPSS windows for 20 . Hasil uji homogenitas pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.7.
Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas Nilai Pretest Nama SD N F Sig F KerteanganSD N Tlompakan 03
25 Varian sama / 0.057 0.812 SD N Tlompakan 01 23 homogen
Berdasarkan tabel 4.7 diperoleh hasil uji homogenitas dengan nilai hitung F sebesar 0.057, nilai signifikan F sebesar 0.8123 > 0,05. Dari hasil yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok memiliki varian yang sama atau dengan kata lain kelas eksperimen dan kelas kontrol homogen.
4.2.4 Uji Hipotesis Analisis Uji-T Pretest
Perhitungan uji t dilakukan dengan bantuan SPSS windows for 20 menggunakan independent sample t-test. Uji t bertujuan untuk melihat perbedaan hasil belajar siswa sebelum diberi perlakuan dengan menggunakan model STAD yang dikombinasikan dengan teori permainan Dienes. Perhitungan uji beda rata- rata ini menggunakan hasil nilai pretest. Hasil perhitungan uji t dapat dilihat pada Tabel 4.8.
Tabel 4.8 Hasil Analisis Uji-T Nilai PretestHasil Belajar Equal Equal Variances Variances assumed Not Assumed
Levene’s F .057 Test for Sig .812 Equality of
Variances t-test for T -.694 -.693 Equality of Df 46 45.254 Means
Sig. (2-tailed) .491 .492 Mean Differences -2.91304 -2.91304 Std. Error Differences 4.19513 4.20286 95% Confidences Interval of Lower -11.35739 -11.37672 the Differences Upper 5.53131 5.55063
Berdasarkan pada Tabel 4.8 di atas signifikan dari uji F diperoleh nilai sifnifikan 0.812 > 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai varian yang sama atau dengan kata lain kedua kelas tersebut homogen. Dari uji t-test diperoleh nilai signifikasi sebesar 0.491 > 0.05, maka tidak ada perbedaan rata-rata nilai pretest antara kedua kelas tersebut. Berdasarkan hasil uji normalitas, homogenitas, dan uji t diatas dapat disimpulkan bahwa kedua kelas tersebut seimbang sehingga dapat diberi perlakuan yang berbeda.
4.3 Deskripsi Hasil Posttest Hasil posttest yang akan dibahas yaitu hasil analisis deskriptif nilai posttest.
Uji normalitas posttest, uji homogenitas posttest, dan analisis uji-t posttest.
4.3.1 Analisis Deskriptif Nilai Posttest
Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan nilai akhir kedua kelas setelah diberi perlakuan. Data yang digunakan sebagai posttest adalah nilai yang diperoleh dari siswa mengerjakan soal posttest. Nilai ini dijadikan patokan untuk melihat hasil belajar siwa kelas IV SD N Tlompakan 03 dan SD N Tlompakan 01 setelah diberi perlakuan. Hasil analisis deskriptif yang diperoleh dengan mengguakan program SPSS windows for 20 dapat dilihat pada Tabel 4.9.
Tabel 4.9 Hasil Analisis Deskriptif PosttestN Minimum Maximum Mean Std. Deviation Eksperimen
25
60
95 81.40 8.602 Kontrol
23
55
95 72.39 12.142 Valid N (listwise)
23 Berdasarkan Tabel 4.9 dapat disimpulkan bahwa kelas eksperimen
mempunyai nilai rata-rata 81,40, standar deviasi 8,602, nilai maxsimum 95 dan nilai minimum 60, sedangkan kelas kontrol mempunyai nilai rata-rata 72,39, standar deviasi 12,142, nilai maksimum 95 dan nilai minimum 55.
Hasil Belajar posttest selanjutnya dikategorikan menjadi 3 kategori yaitu rendah, sedang dan tinggi dengan menggunakan rumus interval menurut Sudijono (2009), sebagai berikut :
Batas 1 : mean + 0.5 SD (batas atas) Batas 2 : mean - 0.5 SD (batas bawah)
Deskripsi statistik hasil belajar posttest siswa dapat dilihat pada Tabel 4.10
Tabel 4.10 Deskripsi Statistik Nilai PosttestN Minimum Maximum Mean Std. Deviation Nilai
48
55
95 77.08 11.291 Valid N (listwise)
48 Berdasarkan Tabel 4.10 dapat ditentukan interval hasil belajar posttest,
sebagai berikut : Batas 1 = mean + 0.5 SD (batas atas)
= 77,08 + 0,5 × 11,291
= 77,08 + 5,6455 = 82,7255
= 83 (Pembulatan) Batas 2 = mean - 0.5 SD (batas bawah)
= 77,082 - 0,5 × 11,291 = 77,08
- –5,6455 = 71,4345 = 71 (Pembulatan) Maka, interval kategori hasil belajar posttest dapat dilihat pada Tabel 4.11.
Interval Kategori
55< hasil belajar (posttest Rendah ) ≤7171 Sedang ≤ hasil belajar (posttest) ≤ 83 83< hasil belajar (posttest Tinggi ) ≤ 95
Berdasarkan Tabel 4.11 interval dan kategori hasil belajar posttest maka dapat ditentukan tabel distribusi frekuensi yang dapat dilihat pada Tabel 4.12.
Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar PosttestKelas Eksperimen Kelas Kontrol Kategori Persentase Frekuensi Persentase (%) Frekuensi (%)
Rendah 11 44% 6 26,08% Sedang 11 44% 6 26,08% Tinggi
3 12% 11 47,82% Total 25 100 % 23 100 %
Berdasarkan tabel 4.12 diperoleh bahwa hasil belajar posttest siswa kelas eksperimen dari 25 orang siswa, 11 siswa memperoleh hasil belajar kategori tinggi, 11 siswa memperoleh hasil belajar kategori sedang, dan 3 siswa memperoleh hasil belajar kategori rendah. Sedangkan pada kelas kontrol yang terdiri dari 23 siswa, 6 siswa memperoleh hasil belajar kategori tinggi, 6 siswa memperoleh hasil belajar kategori sedang, dan 11 siswa memperoleh hasil belajar kategori rendah.
4.3.2 Uji Normalitas Nilai Posttest nilai posttest
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui hasil posttest pada kelas kontrol dan kelas eksperimen apakah memiliki distribusi normal atau tidak. Menurut Priyatno (2010: 71) syarat data berdistribusi normal jika nilai signifikansi > 0.05. Uji normalitas dihitung menggunakan bantuan SPSS windows
for 20 . Hasil perhitungan uji normalitas nilai posttest dapat dilihat pada Tabel
4.13.Tabel 4.13
Hasil Uji Normalitas Nilai Posttest
Tests of Normality
aKelompok Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
* Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.Eksperimen .125 25 .200 .952 25 .283 * Hasil Belajar Kontrol .111
23 .200 .942 23 .200
Berdasarkan tabel 4.13 dapat dilihat pada kolom Shapiro Wilk nilai sig kelas eksperimen > 0,05 yaitu 0,283 sedangkan pada kelas kontrol sebesar 0,2 >
0.05. Dengan demikian hasil belajar tes akhir (posttest) kelas eksperimen dan kelas kontrol meniliki distribusi normal.
4.3.3 Uji Homogenitas Nilai Posttest
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelompok yang digunakan dalam penelitian memiliki varian yang sama atau tidak. Uji homogenitas dalam penelitian ini menggunakan SPSS versi 20. Hasil uji homogenitas posttestdapat dilihat pada tabel 4.14.
Tabel 4.14 Hasil Uji Homogenitas Nilai Posttest
Nama SD N F Sig F Kerteangan
SD N Tlompakan 0325 Varian sama / 4.052 0.055 SD N Tlompakan 01 23 homogen
Berdasarkan tabel 4.14 maka diperoleh hasil uji homogenitas di atas didapatkan nilai signifikan sebesar 0.055, maka dapat disimpulkan bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki varian yang sama atau homogen.Hasil uji normalitas dan homogenitas posttest pada kedua kelas tersebut terpenuhi, sehingga penelitian dilanjutkan dengan menguji hipotesisnya untuk mengetahui adakah perbedaan hasil belajar dari kedua kelas tersebut.
4.3.4 Uji Hipotesis Analisi Uji-T Posttest
Pada bagian ini akan diuraikan hasil dari analisis uji-t untuk mengetahui perbedaan hasil pembelajaran pada kelas eksperimen (SD Negeri Tlompakan 03) yang diberikan perlakuan menggunakan mode STAD yang dikombinaikan teori permainan Dienes dengan kelas kontrol yang diberikan perlakuan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran konvensional berdasarkan hasil posttest siswa.
Analisis uji-t dilakukan dengan bantuan program SPSS windows for 20. Dengan menggunakan independent t-test diperoleh data seperti tampak pada Tabel 4.15.
Tabel 4.15 Hasil Uji Hipotesis Uji – THasil Belajar Equal Equal Variances Variances assumed Not Assumed
Levene’s F 4.052 Test for Sig Equality of
0.55 Variances t-test for T 2.985 2.943 Equality of Df 46 39.323 Means
Sig. (2-tailed) .005 .005 Mean Differences 9.00870 9.00870 Std. Error Differences 3.01812 3.06105 95% Confidences Interval Lower 2.93353 2.81876 of the Differences Upper 15.08386 15.19863
Berdasarkan tabel 4.15 dapat dilihat hasil (
Uji Levene’s ) hitung F sebesar
4,052 dengan signifikansi 0.055 > 0,05 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kedua kelas homogen. Pengujian hipotesis di uji beda t-test menggunakan
equal variances assumed. Pada tabel 4.15 dapat dilihat nilai t adalah 2.985
dengan probabilitas signifikansinya 0,005 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan penggunaan model pembelajaran STAD
(Student Team Achievement Deviasions) yang dikombinasikan dengan teori permainan Dienes terhadap hasil belajar matematika kelas IV SD Tlompakan 03 Semester 2 tahun pelajaran 2013/2014.
Berdasarkan hasil hitung t-test maka analisis pengujian hipotesisnya sebagai berikut : H : Tidak ada perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa kelas IV tanpa diberi perlakuan mengunakan model pembelajaran STAD (Student Team
Achievement Deviasions) yang dikombinasikan dengan teori permainan Dienes.
H
1 : Ada perbedaan yang siginfikan terhadap hasil belajar Matematika siswa
kelas IV yang menggunakan model pembelajaran STAD (Student Team
Achievement Deviasions) yang dikombinasikan dengan teori permainan Dienes.
Hasil perhitungan uji t-test tes akhir (post-test) diperoleh sig. 0.005 < 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa H ditolak dan H
1 diterima. Dengan demikian
terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar tes akhir (post-test) siswa yang diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran STAD (Student Team
Achievement Deviasions ) yang dikombinasikan dengan teori dienes. Kelas yang
diberikan perlakuan model STAD yang dikombinasikan dengan teori permainan Dienes memperoleh hasil belajar tes akhir (post test) lebih baik dari pada kelas yang diberikan perlakuan mengunakan model pembelajaran konvensional.
4.4 Pembahasaan Hasil Penelitian
Berdasarkan analisis data yang telah disajikan dan sudah dianalisis sebelumnya, model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian eksperimen adalah model pembelajaran Studen Teams Achievement Devision (STAD) yang dikombinasikan teori permainan Dienes bahwa hasil belajar ditinjau dari perbedaan pengunaan atau pemilihan model pembelajaran. Hal ini dapat dilihat rata-rata pada analisis hasil tes akhir (post-test) siswa kelas IV SD Negeri Tlompakan 03 pada mata pelajaran Matematika yaitu 81.4, sedangkan nilai rata- rata post-test siswa kelas IV SD Negeri Tlompakan 01 yaitu sebesar 72,39. Berdasarkan rata-rata nilai Post-test antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dikatakan bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol.
Berdasarkan uji t-test hasil perhitungan tes akhir (Post-test) t-hitung menunjukkan 2.985 dengan nilai sig (2-tailed) sebesar 0.005 < 0.05, artinya nilai kelas eksperimen berbeda dengan nilai kelas kontrol. Hal ini dapat dilihat dari adanya perbedaan rata-rata nilai siswa kelas eksperimen sebesar 81,4 dan kelas kontrol sebesar 72,39. Dengan demikian terdapat perbedaan hasil belajar yang lebih baik terhadap pembelajaran yang diberi perlakuan model STAD (Student
Team Achievement Division) yang dikombinasikan teori permainan Dienes
dibandingkan dengan pembelajaran mekanistik.Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar yaitu model Pembelajaran STAD (Student Team Achievement Deviasions) yang dikombinasikan teori permainan Dienes. Hasil belajar siswa dengan mengggunakan model STAD lebih baik karena, menurut Anonim (2010) kelebihan STAD adalah : a) Siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma-norma kelompok, sehingga meningkatkan jiwa sosial masing- masing siswa. Siswa aktif saling membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil bersama.
b) Semua siswa aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan kelompok, sehingga setiap siswa mampu mengembangkan pemahaman dan penguasaan materi yang bersifat kognitif, psikomotoris, maupun afektif .
c) Interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam berpendapat.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diharapkan ada perbedaan hasil belajar matematika menggunakan model pembelajaran STAD yang dikombinasikan teori permainan Dienes dengan pembelajaran yang dilakukan dengan model mekanistik. Perbedaan itu akan membawa siswa pada hasil belajarnya. Hasil belajar yang baik akan mendorong sekolah menjadi sekolah berprestasi.