LAPRAK DAUN MIMBA LARVA docx

Uji LC₅₀ Larutan Daun Mimba Terhadap Hewan Uji Larva
Nyamuk
A. Pendahuluan
I.

Latar Belakang

Sampai saat ini pestisida kimia masih merupakan satu-satunya senjata pamungkas petani
untuk pengendalian OPT di lahan pertanian, karena mudah didapat, tidak repot, dan hasilnya
segera dapat dilihat. Penggunaan pestisida oleh petani cenderung sangat berlebihan, sehingga
berdampak negatif terhadap konsumen maupun ekosistem pertanian. Dampak negatif dari
penggunaan pestisida kimia antara lain hama menjadi kebal (resisten), peledakan hama baru
(resurjensi), penumpukan residu bahan kimia di dalam hasil panen, terbunuhnya musuh alami,
pencemaran lingkungan oleh residu bahan kimia.
Bagi para pengguna salah satu cara alternatif untuk mengurangi pencemaran lingkungan
adalah dengan penggunaan pestisida nabati. Prinsip penggunaan pestisida nabati tersebut hanya
untuk mengurangi, dan bukan untuk meninggalkan pemakaian pestisida kimia, karena
efektivitasnya juga masih di bawah pestisida kimia. Pestisida Organik ini dikenal juga dengan
pestisida nabati. Pestisida nabati ini bisa berfungsi sebagai penolak, penarik, antifertilitas
(pemandul), pembunuh, dan bentuk lainnya.
Menurut Kardinan ( 2009 ), strategi dan arah kearifan lokal penggunaan pestisida nabati

dalam pengendalian hama tanaman antara lain 1). Pengembangan pestisida nabati secara in-situ
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pestisida bagi petani secara berkelanjutan (pesticide self
suffciency ), 2). Pengurangan penggunaan pestisida sintetis sampai pada tingkat terendah,
sehingga tidak menimbulkan eksternalitas negatif terhadap lingkungan, 3). Peningkatan produksi
pertanian, khususnya pangan yang bebas residu pestisida, sehingga aman dan sehat bagi
konsumen.
Daun mimba (Azadirachta indica) tersusun spiralis, mengumpul di ujung rantai,
merupakan daun majemuk menyirip genap. Daun mimba dimanfaatkan oleh masyarakat untuk
membasmi hama dengan cara yang tradisional yang ramah lingkungan, karena penggunaan daun
mimba sebagai pestisida nabati tidak menimbulkan dampak atau pencemaran yang
membahayakan masyarakat sekitar. Mimba, terutama dalam biji dan daunnya mengandung
beberapa komponen dari produksi metabolit sekunder yang diduga sangat bermanfaat, baik
dalam bidang pertanian (pestisida dan pupuk), maupun farmasi (kosmetik dan obat-obatan).
Beberapa diantaranya adalah azadirachtin, salanin, meliantriol, nimbin dan nimbidin (Ruskin,
1993).

Mimba (Azadirachta indica A. Juss; Mileaceae), merupakan salah satu tumbuhan sumber
bahan pestisida (pestisida nabati) yang dapat dimanfaatkan untuk pengendalian hama.
Penanaman dapat dilakukan melalui stek, cangkok, dan biji. Bagian tanaman mimba yang dapat
digunakan sebagai pestisida nabati adalah daun dan bijinya. Ekstrak daun dan biji mimba

mengandung senyawa aktif utama azadiraktin. Namun disini saya membahas tentang daun
mimba yang bersifat sebagai insektisida, mimba juga memiliki sifat sebagai fungisida, virusida,
nematisida, bakterisida, maupun akarisida (Backer dan Van der Brink, 1965).

II. Rumusan Masalah
Apakah pada konsentrasi tertentu dari larutan daun jarak dapat menimbulkan kematian 50%
hewan coba?
III. Tujuan
 Untuk mengetahui pada konsentrasi berapakah yang paling banyak menimbulkan


kematian pada hewan uji
Untuk mengetahui apakah pada konsentrasi tertentu dapat menimbulkan kematian 50%
hewan uji

BAB II LANDASAN TEORI
A. Klasifikasi Pohon Mimba










Divisi
Subdivisi
Kelas
Subkelas
Bangsa
Suku
Marga
Jenis

: Spermatophyta
: Angiospermae
: Dicotyledonae
: Dialypetaleae
: Rutales

: Meliacea
: Azadirachta
: Azadirachta indica A. Juss

B. Deskripsi pohon mimba
Mimba merupakan pohon dengan ketinggian 10-15 m, batang tegak berkayu, berbentuk
bulat, permukaan kasar, percabangan simpodial dan berwarna coklat, daun majemuk, letak
berhadapan, berbentuk lonjong, tepi bergigi ujung lancip, pangkal meruncing, penulangan
menyirip panjang 5-7 cm, lebar 3-4 cm, tangkai daun panjangnya 8-20 cm dan berwarna hijau.
Mimba tumbuh baik di daerah panas dengan ketinggian 1-700 dpl dan tahan cekaman air.

C. Kandungan Aktif Daun Mimba
Tanaman mimba mengandung Azadirachtin (C35H44O16), Melantriol, Salanin, Nimbin dan
lain-lain. Azadirachtin sendiri mengandung 17 komponen sehingga sulit untuk menetukan jenis
komponen mana yang paling berperan sebagai pestisida, bijinya mengandung minyak sebesar
35-45%.

D. Hama Yang Dikendalikan
Daun mimba mengendalikan 127 jenis hama, dan mampu berperan sebagai Fungisida,
Bakterisida, Anti Virus, Nematisida, serta Moluksida.

Mimba memiliki efek anti serangga dengan azadirachtin sebagai komponen yang paling
poten. Ekstrak daun dapat berefek sebagai fungisida alami8 pada pengendalian antraknosa pada
apel pasca panen, berefek insektisida terhadap larva Aedes aegepti. Ekstrak biji berpengaruh
sublethal terhadap struktur mikroanatomi ventrikulus dan menghambat pertumbuhan

Plasmodium berghei pada mencit. Toksisitas dapat menyebabkan iritasi mata dan jaringan lunak,
serta kemungkinan sebagai penyebab konjungtivitas dan inflamasi.

E. Pengujian LC50 dari Daun Mimba
Konsentrasi untuk uji pendahuluan larutab daun mimba dibuat konsentrasi 0,03% ; 0,04% ;
0,05% ; 0,06 dari larutan stock daun mimba 10% dan control. Sebagai pengencer/pelarut
digunakan 500 ml air keran.
Konsentrasi untuk uji eksperimen ditentukan berdasarkan hasil uji pendahuluan yang mapu
membunuh lebih kurang 50% dari jumlah hewan coba, pada percobaan ini menggunakan 30 ekor
larva nyamuk.

Bab III Prosedur Kerja
A. Alat Dan Bahan




Beaker Glass 800ml

1. Alat-alat



Petridish (5 bh)

(5 bh)



Batang Pengaduk



Larutan daun Mimba 10%




Kain kassa



Air keran



Tali rapia



Larva Nyamuk 200 ekor



Gelas ukur 10ml

E.




Gelas ukur 500ml

F.

B.

G.

C.

H.

D. 2. Bahan

I.

J. B. Langkah Kerja

1. Siapkan alat dan bahan
2. Labeli baker glass 1 sampai 4 dan yang ke 5 kontrol
3. Hitung kebutuhan larutan daun mimba untuk konsentrasi 0.03%, 0.04%, 0.05%, 0.06%
dari larutan daun mimba 10% dengan menggunakan rumus: V1 X N1 = V2 X N2
4. Ukur pH air keran tanpa penambahan larutan uji
5. Tambahkan larutan daun mimba sesuai perhitungan ke masing-masing beaker glass
6. Siapkan larva nyamuk masing-masing 30 ekor letakkan dalam petridish
7. Masukkan masing-masing larva yang telah dihitung ke dalam masing-masing beaker
glass secara bersamaan
8. Amatilah larva yang mati pada interval 5 menit, 10 menit, 15 menit, 20 menit, dan 24 jam
9. Catat hasil pengamatan, analisa dan kesimpulan.
K.
L.

A. PERHITUNGAN
M.


Uji Pendahuluan


N1.V1 = N2.V2

N. 10.V1 = 0.03 . 500
O. V1 = 1,5 ml
P. Air keran 498,5 ml



N1.V1 = N2.V2

AA.

10.V1 = 0.12 . 500

Q. 10.V1 = 0.04 . 500

BB.

V1 = 6 ml


R. V1 = 2 ml

CC.

Air keran 494 ml

S. Air keran 498 ml


N1.V1 = N2.V2

10.V1 = 0.14 . 500

T. 10.V1 = 0.05 . 500

EE.

V1 = 7 ml

U. V1 = 2,5 ml

FF.Air keran 493 ml


N1.V1 = N2.V2

N1.V1 = N2.V2

GG.

10.V1 = 0,16 . 500

W.10.V1 = 0.06 . 500

HH.

V1 = 8 ml

X. V1 = 3 ml

II. Air keran 492 ml

Y. Air keran 497 ml

Z. Uji Eksperimen


N1.V1 = N2.V2
DD.

V. Air keran 497.5 ml




N1.V1 = N2.V2



N1.V1 = N2.V2
JJ. 10.V1 = 0.18 . 500
KK.

V1 = 9 ml

LL.Air keran 481 ml

MM.
NN.
OO.
PP.
QQ.
RR.

SS.
TT.

HASIL PENGAMATAN

Uji Pendahuluan LC 50 Larutan Daun Mimba

UU.
VV. Ba

WW.

ke
r

XX. Kons

Gl

entr

as

asi

CCC.
YY.

AAA.

ZZ.

BBB.

P

S

DDD.

Waktu Pengamatan Uji

Jumlah

III.

JJJ.

KKK.

LLL.

MMM. NNN.

OOO.

5

10

15

20

2

A

A

TTT.

UUU.

VVV.

WWW. XXX.

YYY.

ZZZ.

0

0

0

0

3

2

EEEE.

FFFF.

GGGG. HHHH.

IIII.

JJJJ.

KKKK.

0

0

0

0

3

3

2

s

PPP.
I

AAAA.
II
LLLL.
III

QQQ.
0.03

BBBB.
0.04
MMMM.
0.04

RRR.
6

CCCC.
6

SSS.
2

DDDD.
2

1

NNNN.OOOO. PPPP.

QQQQ. RRRR.

SSSS.

TTTT. UUUU. VVVV.

6

0

0

5

2

0

0

3

2

WWWW.

XXXX.

IV

0.05

YYYY.
6

ZZZZ.
2

AAAAA. BBBBB. CCCCC. DDDDD. EEEEE.
0

0

0

0

7

LLLLL.

MMMMM.
NNNNN. OOOOO. PPPPP.

0

0

FFFFF. GGGGG.
3

2

HHHHH.
KONT
R

IIIII.

O

JJJJJ.
6

KKKKK.
2

0

0

0

QQQQQ.RRRRR.
3

L

SSSSS.
TTTTT.

8
7
6

Baker glass 1
Baker glass 2
Baker glass 3
Baker glass 4
Baker glass kontrol

5
4
3
2
1
0

5 menit

10 menit 15 menit 20 menit

24 jam

3

UUUUU.

VVVVV.
Baker
Gla
ss

Uji Eksperimen LC 50 Larutan Daun Mimba

WWWWW.

ZZZZZ.
XXXXX.
YYYYY.

Konsent

P

rasi

MMMMMM. NNNNNN.
I

0.12

XXXXXX.
II

YYYYYY.
0.14

IIIIIII.
III

TTTTTTT.
IV

JJJJJJJ.
0.16

RO
L

PPPPPPPP.

AAAAAA.
Jumlah

FFFFFF. GGGGGG.
HHHHHH.
IIIIII.

JJJJJJ. KKKKKK.
LLLLLL.

5

2

1

1

2

A

A

PPPPPP.
VVVVVV.
OOOOOO.
QQQQQQ.
RRRRRR.
SSSSSS. TTTTTT.UUUUUU.
WWWWW
2
3
6
0
0
0
0
3
27

AAAAAAA.
GGGGGGG.
ZZZZZZ.
BBBBBBB.
CCCCCCC.
DDDDDDD.
EEEEEEE.
FFFFFFF.
HHHHHH
2
3
6
0
0
0
2
3
25

LLLLLLL.
RRRRRRR.
KKKKKKK. MMMMMMM.
NNNNNNN.
OOOOOOO.
PPPPPPP.QQQQQQQ. SSSSSSS.
2
3
6
0
0
1
0
4
25

WWWWWWW.
CCCCCCCC.
UUUUUUU. VVVVVVV. XXXXXXX.
YYYYYYY.
ZZZZZZZ.
AAAAAAAA.
BBBBBBBB. DDDDDD
2
3
0.18
6
0
0
2
1
6
21

EEEEEEEE.
KONT

S

Waktu Pengamatan Uji

FFFFFFFF.

HHHHHHHH.
NNNNNNNN.
GGGGGGGG. IIIIIIII. JJJJJJJJ. KKKKKKKK.
LLLLLLLL.
MMMMMMMM.
OOOOOO
2
3
6
0
0
0
0
0
30

QQQQQQQQ.

7
6
5
4
3
2
1
0

Baker glass 1
Baker glass 2
Baker glass 3
Baker glass 4
Baker glass kontrol

RRRRRRRR.

PEMBAHASAN

SSSSSSSS.

A. UJI PENDAHULUAN
TTTTTTTT.

Dapat dilihat dari tebel pengamatan bahwa pada uji pendahuluan Lc 50

larutan daun mimba terhadap hewan uji larva setelah 24 jam pemaparan terdapat
perbedaan jumlah kematian. Pada konsentrasi 0,03; 0,04; 0,05; 0,06 secara berurutan
jumalha kematiannya sebanyak 1 ekor, 3 ekor 5 ekor 7 ekor. Hal ini dapat terjadi karena
dalam larutan daun mimba mengandung Azadirachtin, meliatriol, salanin, dan daun

mimba mengendalikan 127 jenis hama, dan mampu berperan sebagai Fungisida,
Bakterisida, Anti Virus, Nematisida, serta Moluksida.

UUUUUUUU.
B. UJI EKSPERIMEN
VVVVVVVV.

Dapat dilihat dari tabel pengamatan bahwa pada uji eksperimen LC50

larutan daun mimba terhadap hewan uji larva setelah 24 jam pemaparan terdapat
perbedaan jumlah kematian dalisih kematiannnya berbeda ini disebabkan oleh perbedaan
ukuran, jenis, dan usia hewan uji larva. . Hal ini dapat terjadi karena dalam larutan daun
mimba mengandung Azadirachtin, meliatriol, salanin, dan daun mimba mengendalikan
127 jenis hama, dan mampu berperan sebagai Fungisida, Bakterisida, Anti Virus,
Nematisida, serta Moluksida.
WWWWWWWW.
XXXXXXXX.
YYYYYYYY.
ZZZZZZZZ.
AAAAAAAAA.
BBBBBBBBB.
CCCCCCCCC.

DDDDDDDDD. KESIMPULAN
EEEEEEEEE.
A. UJI PENDAHULUAN

FFFFFFFFF.

Dapat disimpulkan bahwa jumlah kematian larva yang paling banyak

terjadi pada baker glass ke IV konsentrasi 0,06% sebanyak 7 ekor. Karena belum memenuhi
kematian 50% hewan uji maka dilakukan uji eksperimen.
GGGGGGGGG.

B. UJI EKSPERIMEN
HHHHHHHHH.

Dapat disimpulkan bahwa jumlah kematian larva yang paling banyak

terjadi pada baker glass ke IV konsentrasi 0,18 sebnyak 9 ekor dan mengalami peningkatan dari
nilai uji pendahuluan.