STUDI PENDUGAAN STOK IKAN CAKALANG Katsu

STUDI PENDUGAAN STOK IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) YANG
TERTANGKAP DENGAN PURSE SEINE DAN DIDARATKAN
DI “TANGKAHAN” KAPAL IKAN KOTA SIBOLGA
PROVINSI SUMATERA UTARA
Zulham Efendi*), Eni Kamal**), Yuspardianto**)
*)

Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Bung Hatta, email: zulham_efendi03@yahoo.co.id
**)
Staf Pengejar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Bung Hatta
ABSTRACT
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi dan tingkat pemanfaatan sumberdaya
ikan Cakalang yang didaratkan di Kota Sibolga pantai Barat Sumatera Utara. Metoda dalam
penelitian ini menggunakan metode survey. Analisa data dilakukan berdasarkan jumlah hasil
tangkapan per unit upaya (Cacth Per Unit Effort). Dugaan jumlah stok dianalisa dengan
metode delury, sedangkan potensi lestari dan tingkat upaya optimum dianalisa menurut
Model Surplus Produksi Gulland-Fox. Hasil penelitian analisis regresi menunjukkan bahwa
dalam tiga bulan jumlah stok awal (No) sebesar 385,812 ton per bulan dengan potensi
lestari (MSY) sebesar 141,932 ton per bulan dan tingkat upaya optimum (Fopt) ± 62 trip.

Berdasarkan rata-rata tingkat pemanfaatan yaitu 84,3 % terhadap nilai TAC (Total
Allowable Catch) sebesar 80% dari nilai MSY maka dapat disimpulkan bahwa menunjukkan
kapasitas tangkapan berlebih dari ketentuan CCRF (Code of Conduct for Responsible
Fisheries), dengan kata lain terjadi overfishing.
Kata Kunci: Cakalang, MSY, Tingkat Pemanfaatan, TAC, CCRF
ABSTRACT
The purpose of this study was to determine the potential and the utilizition rate of natural
resources of Cakalang fish disembarked at Sibolga on the west coats of North Sumatra. The
method of the study was survey research. Analyses of the data were done based on the
amount of catch effort per unit. The nation of stock amount was analyzed by delury method
Meanwhile, Gulland-fox Product Surplus model was applied to examine the eternal
potential and the optimum level of the effort. The results of regression analysis reveal that
the number of initial stock (N0) was 385, 812 tons pr month, the eternal potential ( MSY)
was 141,932 tons per month and the optimum level of the effort (Fopt) was about 62 trips in
three years. Based on the utilization rate in average 84,3% toward TAC valve ( Total
Allowable Catch) 80% from MSY value, it can be concluded that the capture or catch
capacity was more than CCRF determination (Code of Conduct for Responsible Fisheries).
In other words, overfhising was aceured.
Keywords: Cakalang, MSY, Utilization Rate, TAC, CCRF


Pantai Barat terdiri dari: ikan pelagis

Pendahuluan
Negara

Republik

115.000 ton per tahun, ikan demersal

Indonesia merupakann negara kepulauan

78.700 ton per tahun, ikan karang 5,144 ton

terbesar di dunia, yang memiliki ± 18.100

per tahun dan udang 21.000 ton/tahun.

pulau

Kesatuan


dengan

sepanjang

Tangkahan adalah suatu kegiatan

108.000 km, serta memiliki kawasan pesisir

usaha penangkapan ikan swasta yang

dan laut yang kaya dengan sumberdaya

bertujuan

hayati. Berdasarkan konvensi Hukum Laut

pendaratan hasil tangkapan/tempat bongkar

(United Nation Convension of Law of the


ikan,

Sea, UNCLOS) 1982, Indonesia memiliki

menyerupai

kedaulatan atas wilayah perairan seluas 3,2

pengelolaannya umumnya dilakukan secara

juta

perorangan atau swasta.

km²,

garis

yang


pantai

terdiri

dari

perairan

sebagai

tempat

aktifitas

dimana fasilitas dan aktifitasnya
pelabuhan

perikanan


dan

kepulauan seluas 2,9 juta km² dan laut

Berdasarkan data statistik perikanan

teritorial seluas 0,3 juta km². Selain itu

dan kelautan Indonesia, diketahui jumlah

Indonesia juga mempunyai hak eksklusif

produksi ikan Cakalang (Skipjack tunas)

untuk memanfaatkan sumberdaya kelautan

Nasional pada tahun 2009 sebesar 338.034

dan berbagai kepentingan terkait seluas


ton

2,7 juta km² pada perairan ZEE.

Indonesia tahun 2011. Kalau dibandingkan

pada

Indeks

Statistik

perikanan

Potensi lestari sumberdaya ikan laut

dengan jumlah produksi ikan cakalang

Indonesia diperkirakan 6,4 juta ton/tahun,


Sumatera Utara, pada tahun 2009 adalah

dengan jumlah tangkapan yang diperolehkan

25.474 ton (7,54%) dari total produksi ikan

(Total Allowable Catch) sebesar 5,12 juta

cakalang secara nasional (Kelautan dan

ton per tahun (80%) dari total MSY

Perikanan, 2011).

(Saifuddin, 2009). Sebagian besar dari stok

Pemanfaatan

sumberdaya


ikan

tersebut didominasi oleh sumberdaya ikan

berbagai wilayah di Indonesia tidak merata.

pelagis

Diberapa wilayah perairan masih terbuka

sebesar

4,7

juta

ton/tahun

(Anonimous, 2005).
Pantai


Barat

pelung
Sumatera

besar

untuk

pengembangan

Utara

pemenfaatannya, sedangkan di beberapa

memiliki garis pantai sepanjang 763,47 km

wilayah lainnya sudah mencapai kondisi


(temaksud Pulau Nias). Potensi lestari

tangkap tangkap lebih (over fishing) seperti

(MSY) beberapa jenis ikan di Perairan

perairan Selat Melaka, Laut Jawa dan Laut
Banda (Anonimous, 2005).

1. Menganalisis hasil tangkapan (catch)
dengan upaya penagkapan (effort) ikan

Oleh sebab itu, perlu dilakukan

cakalang prediksi untuk satu tahun.

pembatasan armada tangkap melalui ijin

2. Potensi sumberdaya ikan cakalang yang

yang ketat, sehingga upaya pemanfaatan

didaratkan di Kota Sibolga pantai Barat

sumberdaya ikan dapat

Sumatera

berjalan terus

menerus dan digunakan pendekatan biologi
dan ekonomi dalam melakukan usaha
penangkapan
pengelolaan

ikan.

Pada

sumberdaya

Utara

dan

Upaya

penangkapan Optimum.
3. Mengetahui dan menganalisis status

awalnya,

tingkat pemanfaatan sumberdaya ikan

banyak

cakalang yang didaratkan di Kota

ini

didasarkan pada faktor biologis semata,
dengan pendekatan yang disebut Maximum
Sustainable Yield (MSY), bertujuan untuk

mengetahui potensi lestari sumberdaya ikan
dan upaya penangkapan yang optimum.
Ikan Cakalang merupakan salah satu

Sibolga pantai Barat Sumatera Utara.
Bahan dan Metoda
Penelitian ini dilakukan selama tiga
bulan di mulai dari Mei – Juli 2014 di
tangkahan

kapal

ikan

Kota

Sibolga

(Gambar 1).

dari kelompok ikan pelagis besar yang
memiliki nilai ekonomis tinggi baik di pasar
domestik

maupun

pasar

a) Tangkahan CV. Horizon Group
b) Tangkahan Harapan Sari Laut

Internasional.

Tingginya kebutuhan terhadap ikan akan
mendorong

para

pengusaha

sektor

perikanan tangkap untuk meningkatkan
jumlah produksi. Dalam hal ini perlu
disadari bahwa sumberdaya ikan sebagai
sumberdaya yang dapat pulih (Renewable
resourcer)

memilki

keterbatasan

untuk

melestarikan generasinya apabila stok yang
ada

dieksploitasi

terus

tanpa

mempertimbangkan daya dukung (carrrying
capacity) dari populasi ikan .

Tujuan penelitian ini adalah:

Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode
survey. Dalam penelitian ini, metode survey
digunakan

untuk

mengetahui

dan

menganalisa

potensi

sumberdaya

ikan

Cakalang dengan cara mengambil objek
data jumlah hasil tangkapan ikan Cakalang
dan jumlah trip upaya penangkapan Purse

Bentuk

Seine serta jumlah produksi per tahun dalam

yang

natural

(eksponensial) dari rumuss di atas adalah:

data Statistik Perikanan.
Data

logaritma

digunakan

dalam

penelitian ini berupa data primer dan data
skunder. Data primer dikumpulkan secara

Persamaan di atas menunjukkan

langsung dilokasi penelitian di Tangkahan

hubungan yang linier. Dengan memplotkan

yang meliputi jumlah hasil tangkapan ikan

ln Ct/Ft

Cakalang dan jumlah penangkapan. Jumlah

kumulatif sampai waktu t harus merupakan

hasil tangkapan dinyatakan dalam berat total

garis lurus dengan suatu sudut catchability,

(kg) dan jumlah upaya dalam satuan trip.

dan interceptnya ln qNo maka dugaan

Sedangkan data sekunder diperoleh dari

jumlah stok ikan cakalang diketahui dengan

kantor Dinas Statistik Perikanan Kota

rumus :

terhadap hasil tangkapan yang

Sibolga dan instansi terkait, serta berbagai
literatur dalam bentuk catatan bulanan atau
laporan tahunan, data yang menggambarkan
kondisi umum daerah penelitian data lain

Keterangan:
Ct = hasil tangkapan yang diambil selama

interval waktu t (kg)

yang mendukung tujuan penelitian.
Untuk memperoleh dugaan jumlah

Ft = jumlah usaha penangkapan selama

interval waktu t (trip)

stok ikan Cakalang dilakukan analisa secara
regresi menurut metode Delury, dimana

Gt = kumulatif usaha penangkapan (trip)

yang menjadi variabel X (independen)

No = jumlah stok ikan awal periode (kg)

adalah kumulatif usaha penangkapan, dan

q

ambil dengan satu unit alat tangkap (kg)

variabel Y (dependen) adalah logaritma
natural hasil tangkapan per satuan usaha.
Dalam metode Delury, hubungan
penangkapan per satuan usaha terhadap
kepadatan populasi dapat diketahui dengan
rumus sebagai berikut (Effendie, 1997) :

= catchability atau bagian stok yang di

e

= logaritma natural (ln)

a,b = konstanta
Untuk mendapatkan nilai konstanta
a dan b maka digunakan anilisis regresi

dimana:

Untuk menduga potensi lestari sumberdaya
ikan

cakalang

dan

tingkat

optimum

Dimana:

digunakan analisa menurut Model Surplus

ln y = hasil tangkapan (kg)

Produksi Gulland-Fox. Dalam model ini,

Dengan demikian maka:

hasil tangkapan per unit upaya dengan
upaya (CPUE) dengan upaya penangkapan
(Effort) merupakan bentuk eksponensial
(Sparre

dan

Venema,

1999).

Untuk

mengetahui besarnya hasil tangkapan per
unit upaya dihitung dengan rumus :

Keterangan:
C = hasil tangkapan (Catch)
E = upaya penangkapan (effort)

Hubungan antara hasil tangkapan
per unit upaya (CPUE) dengan upaya
penangkapan

(effort)

dapat

diperoleh

dengan persamaan:

x = kumulatif hasil tangkapan (kg)
y = kumulatif upaya penangkapan (trip)

= rata-rata upaya penangkapan (trip)
= rata-rata hasil tangkapan (kg)
n = periode pengambilan data (n bulan)

Analisa data dilakukan menurut
waktu (bulan) pengambilan data. Hasil
Dimana:

perhitungan yang diperoleh per bulan
selanjutnya digunakan untuk memperoleh

Y = hasil tangkapan per unit upaya
(CPUE) (kg/trip)

dugaan jumlah dugaan stok awal (No),
potensi

lestari

(MSY)

dan

upaya

= upaya penangkapan (subtitusi dari

penangkapan optimum (Fopt) per tahun.

fungsi x ) (trip)

Perhitungan

dilakukan

dengan

cara

membandingkan nilai total masing-masing
Hubungan antara hasil tangkapan

jumlah stok, potensi lestari dan upaya

(catch) dengan upaya penangkapan (effort)

penangkapan

dapat diperoleh dengan persamaan:

selama tiga bulan dengan lama waktu
pengambilan

optimum

data.

yang

Nilai

diperoleh

perbandingan

tersebut

selanjutnya

dikalikan

dengan

jumlah bulan dalam satu tahun.
Asumsi
Metode

yang

Delury

dan

tabel 1.

digunakan
Model

fluktuatif dengan kenaikan persentasi dalam

untuk
Surplus

Tabel 1. Produksi Hasil Tangkapan Ikan
Tahun 2009 - 2013
No.

Tahun

Tingkat pemanfaatan sumberdaya

1

ikan cakalang dapat diketahui dengan
menggunakan rumus (Saifuddin, 2009):

Produksi di atas adalah :

Dimana:

Kenaikan %

2009

Jumlah
(Ton)
52.217,51

2

2010

52.694,34

0,91

3

2011

53.902,38

2,29

4

2012

54.880,24

1,81

5

2013

54.098,68

-1,4

Sumber: Dinas Kelautan Perikanan, 2014

TP = Tingkat pemanfaatan (%)

Produksi perikanan Kota Sibolga
pada tahun 2009 – 2012 mengalami

Hasil Dan Pembahasan
Kota Sibolga terletak di pantai Barat
Sumatera Utara yaitu berada pada sisi
pantai Teluk Tapian Nauli menghadap ke
arah lautan Hindia, ± 350 km Selatan Kota
Medan. Bentuk kota memanjang dari Utara
ke Selatan mengikuti garis pantai ke
pengunungan sangat sempit hanya kurang
3,4 km sedangkan panjangnya adalah 8,52
km. Secara geografis wilayah Kota Sibolga
terletak antara 10 42’ – 10 46’ Lintang Utara
dan 980 - 44’ – 980 48’ Bujur Timur.

Hasil

perikanan

tangkap

peningkatan

bervariasi

persentasinya

sebesar 5,1 %. Faktor- faktor penyebab
peningkatan produksi ialah keadaan laut
yang cukup kondusif bagi nelayan untuk
melaut,

penambahan

armada

kapal

penangkapan ikan, bertambahnya bagan
pancang serta adanya rekondisi alat tangkap
nelayan

dengan

adanya

bantuan

dari

pemerintahan Kota Sibolga kepada nelayan.
Pada tahun 2013 terjadi penurunan sebesar
1,4 % dari produksi tahun 2012 sebesar
54.880

Produksi Sumberdaya Perikanan

ton

per

tahun,

disebabkan

kurangnya pemasokan bahan bakar minyak
Kota

Sibolga menunjukkan bahwa produksi ikan
selama lima tahun terakhir (2009 – 2013)
cendrung

--

mengalami perubahan secara

dan

jarangnya

nelayan

melakukan

penangkapan pergi ke laut.
Jenis - jenis ikan hasil tangkapan
yang didaratkan terdiridari ikan pelagis

besar, ikan pelagis kecil, ikan demersal, ikan

wilayah Sumatera Utara, Sumatera Barat,

karang dan jenis lainya.

Periaran Aceh, Bengkulu sampai Zona
Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia bagian

Daerah Penangkapan

pantai
Daerah penangkapan ikan (fishing

ditangkap

oleh

wilayah

Samudera Hindia.
Dimana daerah penangkapan ikan
haruslah mempunyai cangkupan yang dapat

adalah kapal motor yang berukuran tonase

dengan

berkisar antara 30 GT – 120 GT dengan
alat

pada

armada

penangkapan ikan. Armada yang digunakan

menggunakann

Sumatera

Pengelolaan Perikanan (WWP-RI 572)

capture area ) merupakan perairan dimana

ikan-ikan

Barat

tangkap

leluasa

digunakan

untuk

pengoperasikan alat tangkap. Adapun untuk

yang

mengetahui tujuan fishing ground perlu

dioperasikan purse seine. Wilayah operasi

adanya titik koordinat dengan alat bantu

armada kapal motor (inboard) meliputi

seperti GPS pada tabel 2.
Tabel 2. Daerah penangkpan Kapal Purse Seine Kota Sibolga
No.

Perairan Pantai Barat Sumatera

Bujur Timur

Lintang Selatan

1.

Perairan Pagai Selatan

990 36’ 40”

030 13’ 20”

2.

Perairan Sipura

990 57’ 10”

020 01’ 40”

3.

Perairan Pulau Baringin

1000 40’ 00”

030 33’ 00”

4.

Perairan Pulau Stupai

1000 45’ 43”

030 27’ 00”

5.

Perairan Aer Bulih

1010 24’ 00”

030 20’ 00”

6.

Perairan Pulau Pini

980 28’ 40”

010 22’ 00”

970 07’ 00”

020 04’ 00”

Perairan Pulau Banyak
7.
Sumber : Hasil Penelitian

Tabel 3. Jenis Ikan Tangkapan Purse Pada Bulan Mei – Juli 2014
No.
1

Jenis Ikan
Cakalang (Katsuwonus. p)

Layang (Decapterus spp)
Tuna Albacore (Thunnus. a )
3
4 Sunglir (Elagatis. b)
Total
Sumber: Data Primer 2014
2

Bulan Pendaratan
Mei
Juni
Juli

Jumlah
(Ton)

160,926

107,268

90,538

358,732

79,273

51,377

37,086

167,736

78,922

67,536

58,463

204,921

10,637

5,258

6,321

22,216

329,758

231,439

192,408

753,605

Pada tabel 3 terlihat jenis ikan yang

Jumlah Produksi dan Upaya penangkapan
Fluktuasi hasil tangkapan ikan di

dominan didaratkan ialah jenis ikan pelagis
besar dan pelagis kecil. Dari beberapa jenis

perairan

ikan yang disajikan pada tabel di atas, hasil

disebabkan

tangkapanyang dominan tertangkap dengan
alat tangkap purse seine ialah ikan cakalang,

Samudera

Hindia

tidak

selalu

oleh penangkapan tetapi

bisa

disebabkan oleh perubahan kondisi lingkungan.
Pengaruh kondisi lingkungan bisa bersifat
langsung maupun tidak langsung terhadap suatu

Layang, Tuna Albacore dan Sunglir.

jenis ikan (Nugraha, 2011).
Tabel 4. CPUE Ikan Cakalang Yang Didaratkan Bulan Mei – Juli 2014

Bulan

Upaya Penangkapan (trip)

Hasil Tangkapan
(ton)

CPUE (ton per
trip)

Mei 2014

26

160,926

6,189

Juni 2014

20

107,268

5,363

Juli 2014

17

90,538

5,326

Total

63

358,732

16,878

Rata-rata

21

119,578

5,626

Sumber: Hasil Penelitian
Hubungan antara upaya penangkapan

tangkapan

pada

tabel

4

diatas

juga

dengan CPUE adalah nilai CPUE cendrung

memperlihatkan bahwa angka CPUE pada

menurun seiring bertambahnya upaya seperti

bulan Mei lebih besar dari dua bulan berikutnya

pada tabel 4. Hal ini sesuai dengan pernyataan

yaitu sebesar 6,189 ton per trip. Pada bulan

Sparre dan Venema (1999) yang menyatakan

Juni, angka CPUE menurun menjadi 5,363 ton

bahwa,

upaya

per trip dan pada bulan Juli CPUE menurun

menunjukkan hubungan linier terhadap laju

menjadi 5,326 ton per trip. Hal ini menunjukkan

hasil tangkapan atau upaya sebanding dengan

terjadi penurunan yang di akibatkan jumlah

mortalitas

upaya penangkapan sedikit sehingga jumlah

pada

umumnya

penangkapan.

total

Hubungan CPUE

dengan upaya adalah linier tetapi bersifat

hasil

negatif, dalam arti setiap penambahan upaya

tangkapan ikan cakalang terbanyak per trip

penangkapan akan menurun nilai (Catch per

diperoleh pad bulan Mei 2014.

Unit Effort, CPUE).

Hasil
upaya

Adapaun hasil

Adriani (2011) mengatakan jika antara

perbandingan

penangkapan

tangkapan menurun.

dengan

antara
jumlah

jumlah
hasil

CPUE dan effort, maka semakin besar effort,

CPUE akan semakin berkurang, sehingga
produksi

semakin

Artinya

menurut Metode Delury diperoleh dugaan

bahwaCPUE berbanding terbalik dengan

jumlah stok awal (N0) sumberdaya ikan

effort dimana dengan setiap penambahan

cakalang

effort maka semakin rendah CPUE. Hal ini

4.629,736 ton per tahun. Dalam model

disebabkan meningkatnya kompetisi antara

Surplus Produksi Gulland-fox diperoleh

alta

dimana

dugaan potensi lestari (MSY) tahun 2014

kapasitas sumberdaya yang terbatas dan

sebesar 1.703,182 ton per tahun dengan

cenderung mengalami penurunan akibat

upaya penangkapan optimum (Fopt) ± 744

usaha penangkapan yang terus meningkat.

trip per tahun pada gambar 2.

tangkap

berkurang.

Berdasarkan hasil anlisis regresi

yang

beroperasi

pada

tahun

2014

sebesar

Hubungan antara hasil tangkapan
per unit upaya dan upaya penangkapan
(effort) ikan cakalang selama tiga bulan
operasi

penangkapan

dapat

diketahui

melalui persamaan ln y = a – bx, bila mana
ln y merupakan hasil tangkapan per unit
upaya dan x merupakan jumlah upaya (trip)
penangkapan.

Dari persamaan tersebut

dapat dijelaskan bahwa setiap penambahan
upaya sebesar x (satuan trip), maka hasil
tangkapan per unit akan berkurang sebesar
0,012 kg per trip pada bulan Mei, 0,28 kg
per trip pada bulan Juni dan 0,015 kg per
trip pada bulan Juli 2014.
Apabila tingkat eksploitasi dalam
satu bulan melebihi kapasitas potensi lestari
per bulan maka stok ikan cakalang akan
mengalami kondisi tangkap lebih (over
fishing), sebaliknya hasil tangkapan bulan

berikutnya akan mengalami penurunan.
Dugaan Jumlah Stok Ikan Awal, Potensi
Lestari Dan Upaya Optimum

Gambar 2. Hubungan Catch dan Effort Ikan
Cakalang Setelah Di Prediksi
Untuk Satu Tahun
Pada tahun 2014, stok ikan cakalang
yang didaratkan di tangkahan kapal ikan
Kota Sibolga pantai Barat Sumatera belum
mengalami kondisi tangkapan lebih. Hal ini
sesuai

dengan

hasil

penelitian

yang

menunjukkan bahwa dalam satu bulan,
jumlah stok ikan cakalang yang dapat
dimanfaatkan yaitu sebesar 141,931 ton
(lampiran 1). Sedangkan rata-rata hasil
tangkapan ikan cakalang yang didaratkan di
tangkahan kapal ikan Kota Sibolga pada
bulan Mei – Juli 2014 baru mencapai
119,578 ton (tabel 4). Hal ini menunjukkan

tingkat

pemanfaatan

sumberdaya

ikan

Total

Allowable

atau

Catch

jumlah

cakalang masih dalam kondisi lestari yaitu

tangkapan yang diperbolehkan FAO Code

masih di bawah kondisi over fishing.

of Conduct for

Tingkat Pemanfaatan

(CCRF) tahun 1995 tersebut adalah 80%

Tingkat pemanfaatan sumberdaya

dari

poensi

Responsible Fisheries

maksimum

lestari

CMSY

ikan cakalang dapat diketahui setelah

(Dahruri,

didapatkan

dihitung

sumberdaya ikan cakalang yang didaratkan

dengan cara mempersenkan jumlah hasil

di tangkahan kapal ikan Kota Sibolga dapat

tangkapan pada bulan tertentu terhadap nilai

di lihat pada tabel 5.

CMSY.

Kemudian

2010).

Tingkat

pemanfaatan

Tabel 5. Tingkat Pemanfaatan Ikan Cakalang Bulan Mei – Juli 2014

Mei 2014

160,926

141,932

Pemanfaatan
Terhadap MSY
(%)
113

Juni 2014

107,268

141,932

76

Juli 2014

90,538

141,932

64

358,732

425,796

253

141,932

84,3

Waktu Pendaratan
(Bulan)

Hasil Tangkapan
(Ton)

Jumlah
Rata-rata

TAC
(Ton/Bulan)

Sumber: Penelitian ini
sumberdaya ikan di wilayah pesisir Sibolga
Pada tabel terlihat rata-rata tingkat
pemanfaatan stok ikan cakalang perbulan
yaitu sebesar 84,3%, yang artinya tingkat
pemanfaatan sumberdaya ikan di daratkan di
pantai Barat Sumatera Utara melebihi
jumlah

tangkapan

yang

diperbolehkan
dari

(JBT/TAC)

adalah

80%

maksimum

lestari

(MSY).

potensi
Hal

ini

mengindikasikan bahwa keadaan pantai
Barat Sumatera pesisir Kota Sibolga terjadi
over fishing.

agar

tingkat pemanfaatan sumberdaya ikan yang
lestari.
Kesimpulan
1. Hasil dugaan jumlah stok awal (N0)
sumberdaya ikan cakalang pada
tahun 2014 didaratkan di Kota
Sibolga pantai Barat Sumatera Utara
yaitu sebesar 4.629,736 ton per
tahun, dengan potensi lestari (MSY)
sebesar 1.703,182 ton per tahun dan

Untuk itu harus adanya pengambilan
langkah

yang telah berlebih dapat diturunkan pada

tingkat

pemanfaatan

tingkat upaya optimum (Fopt) ± 722.

2. Tingkat
tingkat

berdasarkan
pemanfaatan

rata-rata
sumberdaya

Dahruri,

R.,

2010.

Kesejahteraan Masyarakat Perikanan

ikan sebesar 84,3% dari bulan Mei-

Secara

Juli

Samudra. Edisi 82

2014,

sedangkan

tangkapan

yang

(JBT/TAC)

yaitu

jumlah

diperbolehkan
sebesar

80%.

Sehingga pengelolaan sumberdaya

Meningkatkan

Berkelanjutan .

Majalah

Dinas Kelautan dan Perikanan, 2011. Data
Statistik
Effendie, M.I., 1997. Biologi Perikanan.

ikan cakalang sudah melebihi batas

Yayasan

(over fishing)

Yogyakarta. 163 Halaman

Pustaka

Nusantara,

Nugraha, E., 2011. Potensi Lestari dan

Saran
Untuk

upaya

Tingkat Pemanfaatan Ikan Kurisi

ikan cakalang

(Nemipretus Japonicus) di Perairan

didaratkan di Kota Sibolga pantai Barat

Teluk Banten. Journal Perikanan dan

Sumatera

Kelautan. Vol.3 No. 1, Maret 2012:

optimalisasi

mendukung
sumberdaya

Utara,

perlu

dilakukan

pengamatan pada alat tangkap yang tiap

Halaman 91-98
Saifuddin, 2009. Indonesia Fisheries Book.

tahunnya terus bertambah.
Daftar Pustaka

Kerjasama

Kementrian

Andriani, N.L., 2011. Potensi dan Tingkat

Indonesia

dengan

Pemanfaatan

Sumberdaya

Ikan

Demersal di Perairan Kabupaten

Internasional

Cooperation

Republik
Jepang
Agency

(JICA). 84 Halaman

Pekalongan. Journal Ilmu Kelautan

Sparre, P. Dan Venema, S.C., 1999.

dan Perikanan Vol 1. No. 1 tahun

Intodustion To Tropical Fish Stock

2012. Halaman 1-14

Assement.

Anonimous, 2005. Buletin Kawasan Edisi
XIII.

deputi

Direktorat
Otonomi

kewilayahan

II,

Daerah

dan

Pengembangan Regional, Bappenas.
32 Halaman

Part

I

Manual.

Fao

Fisheries Technical Paper. 306/1 Rev.
2. Rome 407 Halaman

Lampiran 1. Hasil Analisi Regresihasl Tangkapan Per Unit Upaya Ikan
Cakalang Bulan Mei – Juli 2014 (3 Bulan) Dan Dihitung
Dikonversi Selama 1 Tahun
Bulan
(n)

Intercept
ɑ

Slope b

No Aktual
(kg)

MSY Aktual
(kg)

Fopt Aktual
(kg)

Mei

8,802

0,012

553.961,00

203.791,00

84

Juni

8,820

0,028

241.724,00

88.925,36

36

Juli

8,599

0,015

361.749,00

133.079,00

67

1.157.434,00

425.795,36

187

Total

1) Dugaan jumlah stok ikan cakalang
(N0) adalah:

3) Dugaan

jumlah

(Fopt) adalah:

2) Dugaan

jumlah

(MSY) adalah:

potensi

lestari

upaya

opimum