Sepenggal kisah Perjalanan hidup docx

Sepenggal kisah Perjalanan hidup
Mungkin aku lahir pada waktu presiden Indonesia di jabat oleh bapak soeharto,sebab seingatku
waktu aku kecil tatkala aku mulai bisa mengingat apa yang ku lihat aku sudah melihat foto presiden
Soeharto di tembok tetangga ku,lahir dari keluarga yang aku rasa sangat bahagia sebab ada ayah
ibu yang senantiasa merawatku di sela-sela kesibukan beliau membuat sesuatu,namun waktu aku
bermain dengan teman-temanku aku mulai merasa berbeda,aku lihat teman-temanku sering
berganti-ganti baju dan menurutku lebih bagus-bagus daripada bajuku.
Aku sangat senang ketika mulai masuk di sekolah TK Darma wanita tapi yang membuatku jadi
merasa sedih karena celana yang aku pakai sekolah selalu kebesaran hingga harus di lipat yang
bagian pinggang depan agar kelihatan rapi,aku rasa semua menyenangkan tatkala itu kecuali hanya
pada waktu masuk sekolah saja dikarenakan kondisi celanaku itu.dalam hati kenapa aku tidak diberi
orangtuaku celana dan baju seperti yang teman-temanku pakai,tapi aku tidak ambil pusing toh
kesenanganku bermain dengan teman-teman di kampung menjadikanku lupa hal kecil itu,tatkala
pulang sekolah aku makan dan terus berlari mencari teman-teman untuk akhirnya bermain dan
mandi di sungai sebelah timur rumahku,kadang memancing main sepak bola dari gulungan plastik di
pinggir sungai yang berpasir yang bagaikan sahara syurga,melompat dari tebing pinggir sungai
dengan salto,membuat perahu selam/apung dengan menggunakan sarung yang diikat di sisi ujung
yang satunya dan masih banyak lagi kegembiraan masa kecil yang aku alami.
Menginjak masuk Sekolah Dasar kelas 1 aku mulai merasa rendah diri,hari itu ibu akan membelikan
aku baju seragam putih di pasar Panggul,aku ikut kepasar dan mencoba-coba baju yang sesuai
dengan ukuranku, dan akhirnya dapat juga,namun kenapa tidak dengan sekalian membelikan

celana merah buatku?kata ibu uangnya tidak cukup nak, masih ada celana bekase dwi
(keponakanku) "isik apik kok nang ,sukmben ae lek wis due duet tuku kathok e" (masih bagus kok
le,nanti saja kalau sudah punya uang dibelikan).
aku mengangguk senang campur-campur.dan akhirnya aku berangkat sekolah masih seperti pada
waktu TK dengan celana kebesaran ukurannya.
Menginjak SD kelas 2 celanaku sudah bolong bagian belakang karena memang sudah sangat tipis
dibagian pantatnya,dan akhirnya ibu membelikanku celana baru dan sepatu baru,sampai di kelas 5
fikiranku mulai terganggu dengan masalah ekonomi keluargaku,aku baru faham bahwa orang tua ku
harus mencari uang dalam kehidupan rumah tangga,ayahku adalah seorang petani utun yang
kegiatan sehari-harinya pagi mencari rumput untuk kambing jawa pinjaman atau apa dari
pemerintah waktu itu,pulang jam 12 siang,sholat dan terus berangkat lagi mencari kayu bakar dan
baru pulang jam 5 sore. sedangkan ibuku beliau selalu sibuk,mulai jam 3 pagi beliau sudah
bangun,mulai dari membuat tempe gembos,kadang membuat minyak kelapa,kadang malam hari
membatik dan bangun jam 3 pagi membuat gethuk dan dijual kepasar kecil di kampungku,aku baru
faham jika keluargaku sulit mencari uang tidak seperti keluarga teman-temanku,maka dari itu ketika
aku mulai menunggak uang SPP selama beberapa bulan aku tidak terlalu berani berkata meminta
uang SPP kepada ibuku,aku ingat ketika aku dipanggil ke kantor guru dan ditanya kepala sekolah
kenapa aku menunggak sampai 3 bulan,aku menjawab,seingatku aku sudah membayar yang satu
bulan kepada bendahara ,di panggillah bendahara kelasku yang kebetulan adalah anak dari
seorang guru ,dan dalam perbincangan ini aku akhirnya hanya bisa menangis karena di anggap aku

menipu mereka semua...ahhh.....entahlah seingatku aku sudah membayar yang satu bulan
tunggakan,jadi hanya menunggak 2 bulan.satu-satunya hiburanku adalah sandiwara radio tutur
tinular dengan tokoh arya kamandanu yang melambungkan imajinasiku.
Menginjak kelas 6 SD aku gelisah, hari itu adalah awal bulan Agustus,sudah beberapa minggu kami
berlatih baris berbaris,aku senang karena menjadi pemimpin regu. "anak-anak,lomba baris diadakan
seminggu lagi,untuk seragamnya usahakan yang rapi,sepatu harus seragam warna putih,dasi topi
kudu rapi yo....kata pak guru,aku terdiam memikirkan cara mendapatkan sepatu sedangkan sepatu

yang kupakai sudah bolong di jempolnya karena memang ukuranya yang sudah terlalu kecil
buatku,sedangkan teman-temanku berembug " iki penake nganggo sepatu ATT ae cah.... ben
seragam.."
Pulang sekolah aku mampir di rumah warung bude ku sebab hari itu ibuku membantu memasak di
sana karena itu pas hari pasaran," mbok..iki piye loo..arep lomba gerak jalan lo gek sepatuku koyo
ngene iki to.."ibu menjawab " iyo nang sesuk ae yo tak golekne utangan disik.( iya nak,besok saja
kucarikan pinjaman uang dulu)
Kata-kata ibuku itu menambah beban fikiranku semakin tidak karuan,walaupun pada akhirnya aku
mendapatkan sepatu baru merk ATT seharga 30 ribu,namun disela rasa senangku terselip bathin
yang hancur karena merasakan penderitaan ibuku menyekolahkan aku,aku ingin membantu ibu
dengan cara apapun,aku sangat sayang dengan ibuku,aku ingat waktu di kelas 4 tatkala di kantin
sekolahku menjual buah jambu bangkok yang besar-besar dengan harga 50 perak,aku ingin sekali

merasakan rasanya dan akhirnya kuputuskan melepaskan uang sakuku yang hanya 50 perak untuk
membeli buah jambu itu,ternyata memang enak,namun baru menelan 3 kunyahan aku teringat kalau
ibuku mungkin belum pernah makan buah jambu bangkok ini sebab seingatku ini tergolong jenis
baru,yang kebanyakan adanya adalah jambu kluthuk,kubawa kedalam kelas jambu yang masih
sepertiga itu dan kusimpan untuk kubawa pulang,namun pada waktu guru mengajar lagi aku
terpaksa tidak bisa menahan godaan jambu ini,aku gigit sedikit lagi,dan tak kusangka penghapus
papan tulis melayang ke arahku hingga hampir menimpaku,mukaku merah karena malu.
Hari-hari menjalani kelas 6 SD kurasakan sangat panjang,tiap hari aku berputar fikiran mencari
alternatif mendapatkan uang,suatu saat aku melihat temanku memelihara kul atau keong berwarna
kuning katanya dia membeli di pasar seharga 250 rupiah,aku pun tertarik dan setelah menyimpan
uang saku selama 2 hari aku akhirnya membeli juga keong seperti itu di pasar,aku sangat telaten
memberi makan keongku dan tak kusangka cepat sekali berkembang biak dan cepat besar karena
selalu kuberi makanan daun lumbu/sejenis umbi,karena sudah layak jual akhirnya pas hari pasaran
yang kebetulan hari minggu aku bertekat menjual keongku ke pasar,dengan diiringi doa ibuku aku
mengayuh sepeda tua milik kakakku membawa keong yang kutaruh di dalam timba/ember
kecil,sampai di pasar aku menggelar dagangan ku,di dekat pak jono yang juga menjual keong dan
bibit lele,tidak lama datang anak dibawah umurku melihat-lihat dan akhirnya membeli keongku
dengan uang 100 perak dan kuberi 2 ekor,melihat hal itu pak jono menyuruhku pergi menjauh
karena mungkin dirasa menjadi saingannya karena keong milik dia tidak gemuk-gemuk dan bagus
seperti punyaku,aku menjauh dan berhenti di dekat pedagang buah kelapa dan tak kusangka

ternyata 3 teman laki-laki sekelasku datang dan menemaniku berjualan,sebenarnya aku sangat
malu,tapi mau bagaimana lagi sudah terlanjur ketahuan, karena kurasa sudah lama dan tidak ada
pembeli akhirnya kuputuskan pulang membawa 100 perak ku.
Kegiatanku tiap hari bila sudah jam setengah 5 sore adalah mandi,memakai sarung dan segera
sholat ashar setelah itu berangkat ke langgar /pondok pesantren dekat rumah,namun biasanya
nongkrong dulu dengan teman-teman di pinggir sungai menanti adzan maghrib,selesai sholat
maghrib mengaji dan kadang bermain,memasak/nggendhok sampai malam di area pondok dan tidur
juga dimushola itu baru pagi kami pulang kerumah masing-masing.
Menginjak kelulusan kelas 6 SD fikiranku semakin tidak menentu,bahkan bagiku sama saja artinya
aku lulus ataupun tidak walaupun aku rangking ke 3,rangking pertama adalah anak seorang
guru,rangking ke 2 adalah tetangga ku namun tatkala teman-temanku bersorak dan berkurumun
melihat papan iklan SMP Negeri, SMP PGRI 2 dan PGRI 1 yang di tempel di depan kantor aku
malah diam dan berfikir antara melanjutkan sekolah atau tidak,bila melanjutkan harus
kemana,mungkin aku lebih baik bertanya pada orang tuaku dulu.
Teman-temanku berembug dan mayoritas akan mendaftar di SMP Negeri 1,aku pun akhirnya
mengikut
mencoba mendaftar di sana,karena nilaiku yang jauh di atas rata-rata nilai minimal syarat-syarat

pendaftaran di situ akhirnya aku di terima.namun sesampai di rumah aku dipanggil ayah ku," nang....
kowe pindah o nyang PGRI ae yo..?....lha nyapo pak?? nek kono sing ora nganggo uang gedung

15.000 .- lo....
"iyo pak.....
Alhasil aku melanjutkan sekolah di SMP PGRI2,disekolah ini aku bertemu dengan teman-teman
yang tidak sama,bahkan tetanggaku yang dulu sekelas denganku juga berada di local kelas A
sedangkan aku di local B, aku berangkat sekolah kadang berjalan kaki,kadang dompleng teman
sekelasku yang membawa sepeda,di hari libur aku mulai mencari cara mendapatkan uang,kadang
ikut tetanggaku memasang terop seng untuk orang hajatan,mendapatkan upah 5 ribu rupiah setiap
pasang bongkar,kadang meminjam dan menjalankan becak saudara paman ku yang kebetulan pas
tidak dipakai janggol,tiap mendapatkan uang kuberikan orang tuaku dan kadang kubagi sebagian
untuk uang sakuku,satu hari aku tertarik mendengar cerita temanku tentang tape recorder akhirnya
aku mengumpulkan uang genap 5 ribu dan kubelikan bekas mesin tape recorder lama milik temanku
yang katanya rusak,dari situ aku mulai belajar mengutak atik elektronika kadang sampai malam
walaupun kadang dimarahi ayahku karena membuat bising waktu orang tidur.
Tak terasa sudah 3 tahun aku sekolah di SMP ini,dan selama itu pula aku 3 tahun belum membayar
uang gedung,uang agustusan 3 x. Beberapa hari lagi ujian nasional sedangkan aku belum
membayar uang ujian bahkan SPP aku masih menunggak 3 bulan,pak guru berkali-kali
mengingatkan bahwa yang belum lunas uang ujian tidak bisa mengikuti ujian,Alkhamdulillah
akhirnya orang tuaku bisa memenuhi 20 ribu,separuh uang ujian dan aku bisa mengikuti
ujian,menjelang kelulusan sekolah perasaanku sama seperti tatkala di SD,fikiranku kosong,
bingung,dan pada saat pengambilan ijazah tatkala teman-temanku semua sudah pulang membawa

ijazah masing -masing aku justru di panggil ke kantor,di situ ada bapak kepala sekolah dan
beberapa guru,dengan pelan bapak kepala sekolah berkata: nak....begini ya,untuk saat ini maaf
sekali kamu belum bisa membawa ijazahmu,gini saja kamu pulang dulu dan mengambil kurangan
uang ujian yang 20 ribu itu saja dan ijazahmu sudah bisa kamu bawa ya..gimana.." dengan pelan
aku mengangguk sambil mengusap mataku yang mulai berkaca-kaca,dalam bathinku,darimana
mendapatkan uang sebesar 20 ribu sedangkan tadi pagi berangkat sekolah saja aku sudah
mendengar ayah bertengkar dengan ibu gara-gara ibu punya hutang sana-sini,akupun permisi
pulang sendirian dengan menunduk kan muka dari sekolahan sampai di rumah karena malu jika
sampai ada orang tahu.
Waktu berlalu.
Pagi itu hari pertama aku merasakan bebas karena sudah lulus dari Sekolah SMP,walaupun ijazah
ku masih di tahan di sekolah karena aku menunggak uang ujian dan lain-lain tapi hatiku sudah
merasa lega karena sudah berhenti dari kegiatan harian ku yang kurasa mengekang kebebasan ku
berfikir belajar mencari uang,sudah ku putuskan aku tidak melanjutkan sekolah seperti kebanyakan
teman-teman se-kampungku,aku sudah cukup bangga walaupun hanya menerima informasi bahwa
aku sudah lulus dan mendapat peringkat ke 3 dari 3 local kelas 3 SMP (klas 9), ada dari teman lakilaki SMP ku yang berasal dari Sumatera yang masih setia sering bermain ke rumahku,dia
melanjutkan sekolah di SMA.hari-hari seterusnya ku isi dengan berfikir.
Beberapa minggu di rumah tanpa kegiatan yang jelas ternyata membuatku jenuh,ada tawaran
keponakan ku kalau ada lowongan pekerjaan di Tulung agung,hari yang di tentukan aku rencana
pergi bersama keponakan ku dan tetangganya yang juga sudah bekerja di tempat itu,dengan bekal

doa dan sedikit uang dari orang tuaku aku pun berangkat.
Sampai di tempat tujuan sudah jam 7 malam lebih,dalam perjalanan aku sudah merasa berdosa
karena sudah meninggalkan sholat ashar dan maghrib,belum ada 5 menit aku di tempat kost kamar
tidur semua pekerja di tempat itu yang hanya satu kamar lebar dengan satu tempat tidur yang
panjang aku pamit keluar dulu,tujuanku adalah mencari mushola atau masjid untuk aku sholat isyak
malam ini dan seterusnya,aku berfikir demikian karena kulihat di tempat itu sangat kumuh dengan

alas tikar tempat tidur yang sudah lusuh dan berbau tidak karuan juga gambar-gambar foto wanita
setengah bugil di tembok tidak mungkin aku sholat di tempat itu,ditempat itu di huni 12 orang
pekerja yang semuanya masih muda tapi lebih tua daripada aku.tapi dari mereka semua tidak ada
satu pun yang mau sholat .
Setelah berjalan kurang lebih satu jam berputar-putar mencari mushola akhirnya aku menemukan
mushola kecil di dalam perkampungan penduduk,disitu aku sholat malam itu dan di hari-hari
seterusnya.
Beberapa hari berkumpul bersama pekerja di situ aku akhirnya akrab dengan mereka semua,boss
kami yang seoarang china tulen memberikan satu tikar baru dan itu aku pakai untuk sholat di tempat
di kamar tidur
kami,suatu hari selesai mandi aku berniat sholat magrib,ada teman pekerja dia sebagai sopir di
tempat itu sedang santai menghisap rokok di tepi tempat tidur,namun pada saat aku mulai takbir dia
naik ke atas plafon dan mengambil sesuatu yang ternyata foto wanita bugil,di pegangnya foto itu

dan pada saat aku akan sujud dia meletakkan foto itu tepat di tempat aku akan sujud,melirik hal ini
aku akhirnya memejamkan mata dan mencari sasaran tempat sujud yang lain,melihat tingkah ku
seperti itu dia dan teman-teman nya tertawa ngakak,berkali-kali dia melakukan hal itu. selesai sholat
aku pun tersenyum dan berkata setengah bergurau.
Sudah sekitar satu bulan aku bekerja disitu,sore itu masih jam stengah 5,kami sudah berhenti
bekerja karena campuran stok untuk bahan baku minuman/sejenis sirup sudah habis,aku masih
santai menghisap rokok di depan kamar kost,kulihat temanku yang 2 orang sudah mandi,dan saat
ku tengok ternyata mereka melakukan hal yang di luar kebiasaan,mereka yang satu masih
mengerjakan sholat ashar sedangkan yang satunya membaca kitab syi'iran dan di teruskan
membaca alquran,karena rokok ku sudah habis aku pun berangkat mandi dan seterusnya sholat
ashar,melihat mereka berubah seperti itu aku hanya diam dan tidak berkomentar seolah-olah tidak
ada apapun yang terjadi,hanya dalam bathin ku aku bersyukur mereka berdua seolah ada yang
mengingatkan untuk beribadah,padahal aku sama sekali tidak pernah mengajak mereka ataupun
mengingatkan kepada mereka untuk ingat kepada ALLAH,namun begitulah kalau ALLAH sudah
berkehendak.
Seperti pagi itu pula,masih jam 5 pagi aku sudah bangun karena mendengar suara dari luar yang
tidak seperti biasanya,rumah bos kami tepat di depan kamar kost,jadi kamar kami di belakang ruang
dapur ,kebiasaan jika pagi yang kudengar pertama kali adalah suara pembantu wanita boss kami
yang sedang menyapu halaman depan kamar kost,namun pagi itu aku mendengar orang berkumur
3 kali berturut-turut,karena penasaran aku mengintip dan kulihat ternyata dua pembantu itu wudlu

dengan air dari pipa kran belakang dapur,sudah satu bulan aku disitu dan selama itu belum pernah
kulihat mereka melakukan sholat atau wudlu,menjelang malam kebetulan bos kami semua keluar
kota jadi kami masuk rumah bos melihat tv,iseng-iseng aku melihat ke kamar tidur pembantu yang 2
orang itu dan di situ kulihat mereka sedang membaca buku tuntunan sholat lengkap,di atas ranjang
kulihat 2 buah ruku' yang masih baru,sedikit bercanda, " wah...bacaanmu kok bagus-bagus yoo..".
mereka berdua tersipu malu.dan masih ada banyak ceritaku di tempat itu yang bahkan tidak masuk
di akal.
Kurang dari 2 bulan aku terpaksa pulang dari tempat itu karena mendapat kabar bahwa ibuku
sakit,sampai di rumah ternyata memang benar,aku di sambut dengan kata-kata ibuku " le
....sampean neng omah ae ora sah lungo ritek,aku angur ora oleh duit ritek sing penting kowe neng
omah.." aku pun menetap di rumah selama beberapa bulan.
Ke pesantren.
Beberapa hari ini aku berembug dengan orang tua ku,aku ingin belajar ke pondok pesantren di
Kediri,ada orang yang menawarkan tempat ikut dan bekerja di rumah seseorang di Kediri sana
sekitar 15 km dari pondok pesantren Lirboyo,setelah melalui proses beberapa minggu karena
ternyata kakak ku juga ingin pergi ke pesantren jadi aku terpaksa di rumah dulu,ternyata hanya

beberapa hari kakak ku yang pergi ke pondok pesantren di Banyuwangi tidak betah/kerasan dan
akhirnya pulang,aku pun jadi berangkat bersama keponakanku (yang lain) dengan iringan doa orang
tua ku dan bekal uang 50 ribu rupiah pemberian ibu.

Di sini aku diterima di rumah seorang bos buah-buahan,aku boleh membantu dan bekerja di tempat
itu dan imbalan nya aku di sekolahkan di pondok pesantren Lirboyo,pagi itu aku berangkat ujian test
penerimaan siswa baru di pesantren Lirboyo,aku mendaftar test di kelas 4 ibtida'iyah karena kurasa
aku PASTI di terima sebab aku merasa sudah paling pintar di antara teman-teman pesantrenku di
kampung,namun tatkala pengumuman aku terkejut,ternyata aku tidak di terima dan disuruh
mendaftar kelas 3,bathinku protes tidak karuan,aku merasa tidak bisa menerima,bagaimana
mungkin orang se pintar diriku tidak masuk di test kelas 4 ibtida',dengan berat hati aku menerima
dan ikut test kelas 3 ibtida' menjelang pengumuman aku terkejut lagi setengah mati karena ternyata
aku tidak di terima di kelas 3 namun di terima di kelas 2 ibtida'iyah,murka harga diriku,aku malu
dengan teman-teman dari kampungku yang padahal mereka menganggap aku orang yang
pintar,dengan perasaan campur aduk,merasa dipermalukan akhirnya aku jalani sekolah di Lirboyo
dengan masuk di kelas 2 ibtida'iyah,di kelas itu aku berkumpul dengan teman-teman yang rata-rata
umur mereka di bawah umurku,hanya ada 1 orang yang lebih tua dari aku dan 2 orang yang sebaya
dengan ku.
Hari pertama berangkat ke pesantren bersama keponakanku aku naik sepeda onthel milik bos ku,ku
kayuh sepeda -+sejauh 15 km menuju pesantren Lirboyo,sampai di sana aku di sambut lantunan
merdu suara Haji Muammar ZA,melantunkan ayat-ayat tartil Qur'an yang membuat besar rasa
hatiku dan menambah mantap tujuanku mencari ilmu.tidak kusangka ternyata semua pak guru di
tempat ini akhlak mereka jauh diatas semua yang pernah aku lihat pada guru di tempat mana pun.
Suatu hari aku terlambat tiba di kelas karena bangun tidur kesiangan sebab malam harinya aku

habis membantu menurunkan buah jeruk dari kontainer yang dari kalimantan.
"assalamu a'alaikum...."kataku, "wa'alaikum salam..silahkan masuk,coba kesini dulu,berdiri.."kata
pak guru sambil menunjukkan tempat di sebelah kirinya. aku terdiam dan berdiri di situ beberapa
saat,aku mengerti ini mungkin hukumanku terlambat masuk.pak guru melanjutkan menulis di papan
tulis.
Selesai menulis pak guru duduk di kursi dan bertanya pelan kepadaku," Kamu rumahnya mana..?
Trenggalek pak... "oo.. terus mukim di pondok apa dimana..? saya tinggal di mrican pak.."
"di rumah saudara mu ya..? bukan pak..,nderek tiyang.." oo...kenapa kamu terlambat tadi...?
"tadi malam kerja lembur pak..menurunkan buah dari kontainer..jadi bangun nya
mbangkong../kesiangan."
"oo...ya sudah silahkan duduk.." aku dengan keponakanku pun akhirnya duduk di pojok belakang
tempat favoritku di lantai yang tanpa alas atau pun kursi sama seperti teman-temanku se kelas.
Beberapa minggu berlalu,hari itu aku sangat lelah karena malam hari nya kerja lembur
lagi,walaupun aku masuk kelas terlambat pak guru sudah tidak menyuruhku berdiri lagi karena
mungkin di maklumi,saat murid-murid menulis mencontoh dari papan tulis pak guru selalu
memanggil salah satu murid untuk maju ke depan dan menyuruhnya menerangkan pelajaran
kemarin yang sama sebelum pelajaran hari itu,aku sering juga di suruh menerangkan pelajaran
sebelum nanti di setengah jam yang ter akhir pak guru menerangkan pelajaran di papan tulis.dari
hal ini aku mendapatkan banyak sekali ilmu dan kesadaran diriku yang akhirnya menghapuskan
egoisku yang dulu aku rasakan bahwa aku adalah orang yang pintar dan paling benar ternyata sikap
seperti itu sebenarnya justru menunjukkan bahwa itulah se jelek-jeleknya manusia,hal ini ada di
dalam kitab Mathlab yang ternyata justru aku sendiri yang menerangkan kepada teman-teman
sekelas padahal aku sendiri yang mempunyai sifat seperti itu.
Pagi ini selesai menulis aku tengkurap di lantai menunggu pak guru menerangkan pelajaran nanti
dan tak kusangka aku tertidur,aku kaget dan terbangun ketika murid-murid mengucapkan salam
terakhir menjelang jam istirahat dan kulihat pak guru sudah berjalan keluar di pintu kelas,dengan

setengah marah ku maki keponakan ku yang duduk di samping ku,.." mat....kenapa aku tidak kau
bangunkan tadi....he!."..."lha ora oleh to lek..pak guru mau nek duwur sirahmu ,sampean arep tak
gugah terus di penging...(lha tidak boleh to,pak guru tadi ada di dekat kepalamu dan kamu mau aku
bangunkan katanya)." jangan dibangunkan ...kasihan...." ngono..
Aku tertegun antara percaya dan tidak,dari kecil aku di didik di SD sampai SMP juga di pesantren
dekat rumah, jika ada murid kok berani tidur pada saat guru menerangkan maka yang terjadi pasti
minimal di bentak atau yang sering pasti penghapus papan tulis yang melayang.....tapi kali ini
kenapa justru pak guru membiarkan aku tidur tatkala beliau menerangkan pelajaran....apa
maksudnya...aku tidak habis pikir.
Satu tahun pelajaran berlalu dan hari ini hari terakhir tahun ini masuk kelas sebelum libur panjang
serta menyambut ramadhan dan tahun pelajaran baru. " anak-anak...hari ini hari ter akhir sebelum
libur,selama satu tahun kalian di percayakan oleh orangtua kalian untuk saya didik di sini,saya
sangat minta maaf pada kalian dan orang tua kalian karena saya merasa belum bisa mendidik
kalian seperti yang di inginkan orang tua kalian,dan kepada kalian khususnya,selama 1 tahun bila
ada salah saya baik tindakan mungkin ucapan saya,tangan atau gerakan saya yang sengaja atau
tidak,telah membuat kalian merasa kecewa saya sangat mohon maaf yang sebesar-besarnya pada
kalian semua ,jika masih ada ganjalan untuk memaafkan saya,tolong nanti ke kamar kost saya,dan
selama 1 tahun mungkin ada dari harta kalian makanan,barang,ataupun uang dari kalian yang
sengaja atau tidak telah saya ambil atau saya makan tolong dengan sangat tolong di ikhlas kan,jika
masih berat hati untuk meng ikhlaskan,tolong nanti datang ke tempat saya,..." mendengar apa yang
di ucapkan bapak guru yang dengan pelan dan penuh ketulusan hati, aku tidak bisa membendung
air mata yang ingin mengalir........dan dengan dada sesak aku pun pulang dengan perasaan campur
aduk.
Note:
Kudedikasikan tulisan ini sebagai rasa cinta dan hormat kepada orang tuaku,dan semoga bisa
diambil hikmah nya bagi pembaca /anak2 sekarang betapa pengorbanan orang tua menyayangi
kalian agar kalian menjadi orang yang “mengerti “ arti kehidupan dan tidak buta dengan nikmat
kehidupan yg telah ALLAH berikan.
Khususon ila ummi wa abi,,lahumul faatikhah,,,
Wassalam