Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Infor. docx
Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) berbasis WEB untuk meningkatkan mutu
Manajemen Sekolah di SMK Negeri 1 Cimahi.
(studi kasus di SMP Negeri 2 dan 8 Cimahi)
A. Latar belakang masalah :
Teknologi Informasi dan Komunikasi, adalah payung besar
terminologi yang mencakup seluruh peralatan teknis untuk memproses
dan menyampaikan informasi. TIK mencakup dua aspek yaitu teknologi
informasi dan teknologi komunikasi. Teknologi informasi meliputi segala
hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu,
manipulasi,
dan
pengelolaan
informasi.
Sedangkan
teknologi komunikasi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan
penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari
perangkat yang satu ke lainnya. Oleh karena itu, teknologi informasi dan
teknologi komunikasi adalah dua buah konsep yang tidak terpisahkan.
Jadi Teknologi Informasi dan Komunikasi mengandung pengertian luas
sebagai istilah umum untuk teknologi apa pun yang membantu manusia
dalam membuat, mengubah, menyimpan, mengkomunikasikan dan/atau
menyebarkan informasi. Istilah TIK muncul setelah adanya perpaduan
antara
teknologi komputer (baik perangkat
keras
maupun perangkat
lunak) dengan teknologi komunikasi pada pertengahan abad ke-20.
Perpaduan kedua teknologi tersebut berkembang pesat melampaui
bidang teknologi lainnya. Hingga awal abad ke-21, TIK masih terus
mengalami berbagai perubahan dan belum terlihat titik jenuhnya.
Di Indonesia teknologi Informasi dan Komunikasi telah banyak
dimanfaatkan dalam pengelolaan manajemen baik di instansi swasta
maupun
pemerintah,
khususnya
di
dunia
pendidikan.
Pendidikan
memerlukan sebuah alat untuk bisa menjadikan informasi sebagai sarana
yang sangat bermanfaat dalam pembentukan pendidikan yang jauh lebih
baik lagi. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2006
pasal (4) point h tentang rincian tugas unit kerja dilingkungan Inspektorat
Jendral adalah melaksanakan pengelolaan sistem informasi manajemen
pengawasan bidang pendidikan. Dalam dunia pendidikan penggunaan
dan pengelolaan sistem informasi manajemen pendidikan tidak bisa
dipisahkan dari aktifitas pendidikan itu sendiri (Rochaety, 2006 : 2). Kedua
bidang ini saling membutuhkan satu sama lain.
Di samping itu dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
nomor 11 tahun 2008, tentang informasi dan transaksi elektronik,
dinyatakan : Pembangunan Nasional adalah suatu proses yang
berkelanjutan yang harus senantiasa tanggap terhadap berbagai dinamika
yang
terjadi
di
masyarakat
:
bahwa
globalisasi
informasi
telah
menempatkan Indonesia sebagai bagian dari masyarakat informasi dunia
sehingga mengharuskan dibentuknya pengaturan mengenai pengelolaan
informasi
dan
transaksi
elektronik
di
tingkat
nasional
sehingga
pembangunan teknologi informasi dapat dilakukan secara optimal, merata,
dan menyebar ke seluruh lapisan masyarakat guna mencerdaskan
kehidupan bangsa.
Berkembangnya
teknologi
informasi
dan
komunikasi
telah
membuka kemungkinan-kemungkinan kegiatan yang sebelumnya sulit
atau bahkan tidak bisa dilakukan, saat ini dengan mudah dapat dilakukan.
Misalnya kegiatan berkirim informasi atau kegiatan-kegiatan pendidkan
secara online. Implementasi teknologi informasi dan komunikasi beserta
komponen infra strukturnya benar-benar telah menandai terjadinya
revolusi peradaban yang memungkinkan pekerjaan-pekerjaan dalam
sistem organisasi dapat diselesaikan secara cepat, akurat, efektif dan
efisien.
Persoalan pokok yang menyangkut sistem informasi manajemen
pendidikan bagi suatu organisasi adalah bagaimana melaksanakan sistem
informasi manajemen pendidikan sekaligus memanfaatkannya untuk
kepentingan organisasi, dalam bentuk pengelolaan yang terpadu dan
terhubung dalam suatu jaringan komputer yang disebut dengan sistem
informasi manajemen Pendidikan.
Pada dasarnya sudah sejak lama dunia pendidikan Indonesia
melaksanakan pengelolaan manajemen pendidikan berbasis teknologi
informasi dan komunikasi. Namun umumnya masih dilakukan secara
konvensional belum berupa sistem yang terintegarasi secara baik dengan
memanfaatkan jaringan teknologi informasi dan komunikasi yang sudah
sedemikian berkembang dengan keberadaan perangkat teknologi seperti
komputer dan jaringan internet yang sudah semakin luas digunakan.
Di samping itu masih adanya pemahaman sempit di kalangan
masyarakat Indonesia yang memandang bahwa penggunaan sistem
informasi dan komunikasi sudah dianggap dilakukan jika segala sesuatu
proses
yang
dulu
dilakukan
manual
kemudian
diubah
dengan
menggunakan komputer. Banyak yang belum menyadari bahwa esensi
utamanya adalah peningkatan efektifitas dan efisiensi dalam pengelolaan
dan pengolahan berbagai basis data untuk menunjang kecepatan dan
keakuratan dalam pengambilan keputusan maupun pembuatan kebijakan
yang menyangkut pengelolaan manajemen pendidikan itu sendiri.
Jika terminologinya mengacu kepada pemahamanan tentang
teknologi informasi itu sendiri yang didefinisikan sebagai istilah umum
untuk teknologi apa pun yang membantu manusia dalam membuat,
mengubah, menyimpan, mengkomunikasikan dan/atau menyebarkan
informasi. Maka pengelolaan manajemen pendidikan yang dijalankan
secara konvensional ini sebenarnya sudah cukup memenuhi kreteria telah
berjalannya pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi di dunia
pendidikan Indonesia. Namun seiring dengan berkembangnya berbagai
fasilitas infrastruktur jaringan teknologi informasi dan komunikasi baik di
Indonesia maupun secara global, maka kita harus mulai berupaya
mengoptimalkan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam
dunia pendidikan Indonesia untuk menunjang pengelolaan sistem
manajemen
pendidikan
yang
bermuara
pada
peningkatan
mutu
pendidikan nasional Indonesia.
Dalam perkembangannya, saat ini kita sudah mengenal dan mulai
memanfaatkan
apa
yang
kita
sebut
sebagai
Sistem
Informasi
Manajemen Pendidikan Indonesia dan Sistem Informasi Akademik.
Kedua sistem informasi ini terus mengalami revolusi ke arah yang lebih
baik dari tahun ke tahun, dan menjadi bagian utama kerangka dasar
pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi pada dunia pendidikan
Indonesia.
Sistem Informasi (SI) itu sendiri didefinisikan sebagai kombinasi
dari teknologi informasi dan aktivitas orang yang menggunakan teknologi
itu untuk mendukung operasi dan manajemen. Dalam arti yang sangat
luas, istilah sistem informasi yang sering digunakan merujuk kepada
interaksi antara orang, proses algoritmik, data, dan teknologi. Dalam
pengertian ini, sistem informasi merupakan gabungan yang terorganisasi
dari manusia, perangkat lunak, perangkat keras, jaringan komunikasi dan
sumber data dalam mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan
informasi dalam organisasi. Dengan kata lain Sistem informasi adalah
suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan
pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan
kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar
tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.
Mengacu kepada definisi di atas, maka sistem informasi itu memiliki
empat fungsi utama yang saling berhungan, yaitu:
Fungsi pemrosesan data
Fungsi informasi manajemen
Fungsi informasi eksekutif
Fungsi pendukung keputusan
Ditinjau dari sisi infrastruktur jaringan, pemanfaatan teknologi
informasi dan komunikasi ini terbagi ke dalam dua jaringan utama yaitu,
jaringan lokal (LAN / local area network) dan jaringan global (WAN / wide
area network). Kedua infrastruktur jaringan ini sebenarnya tidak memiliki
perbedaan dalam hal fungsi dan manfaat. Keduanya hanya dibedakan
dari segi jangkauan akses terhadap sistem yang ada. Tentu saja jaringan
lokal (LAN) memiliki keterbatasan jangkauan akses jika dibandingkan
dengan jaringan global (WAN).
Seiring dengan semakin berkembangnya infrastruktur jaringan
internet di Indonesia, serta meningkatnya aktivitas manusianya, maka
pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi di dunia pendidikan
Indonesia saat ini telah dilakukan dengan memanfaatkan jaringan internet
global dengan aplikasi sistem informasi manajemen pendidikan atau
sistem informasi akademik berbasis web.
Teknologi Informasi dan Komunikasi berbasis web ini sangat
diperlukan untuk kebutuhan manajemen pendidikan dalam upaya
meningkatkan mutu manajemen sekolah, yang mencakup fungsi-fungsi
dan dan aktivitas manajemen pada suatu organisasi pendidikan, dimana
fokus
prosesnya
pengorganisasian,
ada
pada
proses
aspek,
proses
pelaksanaan
perencanaan,
serta
proses
proses
pengawasan
pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) berbasis web.
Maksud
dilaksanakannya
proses
implementasi
pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi (TIK) berbasis web adalah sebagai
pendukung
kegiatan
fungsi
manajemen
seperti
perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dalam rangka menunjang
tercapainya
sasaran
dan
tujuan
fungsi-fungsi
operasional
dalam
organisasi pendidkan, sehingga kegiatan operasional di sekolah dapat
berjalan efektif dan efisien.
Sesuai dengan Standar Isi Pendidikan, pemanfaatan informasi
terkonolgi dan komunikasi berbasis web sangat mendukung untuk proses
manajemen pendidikan. Pimpinan sebuah lembaga pendidikan (Kepala
Sekolah) pada dasarnya adalah pengolah informasi. Seorang pimpinan
harus memiliki kapabilitas untuk memperoleh, menyimpan, mengolah,
mengambil kembali, serta menyajikan informasi sebaga bahan dalam
proses pengambilan keputusan di bidang pendidikan yang dapat
dipertanggungjawabkan secara moral. Pemanfaatan teknologi informasi
dan komunikasi (TIK) berbasis web khususnya dalam bidang pendidikan
sudah sangat diperlukan dalam pengelolaan, baik dalam hal pengelolaan
administrasi akademik, kepegawaian, administrasi pelaporan maupun
bidang-bidang lainnya yang berkaitan dengan kegiatan belajar mengajr
(KBM).
Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) berbasis
web mencakup sumber daya manusia, infrastruktur, hardware dan
software. Hambatan dalam implementasi pemanfaatan TIK antara lain :
jumlah pengelola TIK yang memiliki kompetensi di bidang TIK belum
mencukupi, belum semua sekolah memiliki infrastruktur yang mendukung
dalam mengimplementasikan TIK, belum semua sekolah memiliki
hardware lengkap baik secara kualitas maupun kuantitas, dan software
original mahal sehingga menghambat dalam mengembangkan programprogram TIK (Herman Dwi Surjono dan Abdul Gafur, 2010 : 171-172).
SMK Negeri 1 Cimahi merupakan salah satu sekolah di Cimahi,
Jawa Barat yang telah memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
(TIK) berbasis web dalam pelaksanaan manajemen sekolah dan didukung
dengan sarana dan prasarana yang memadai.
Untuk mengetahui sejauh mana pemanfaatan teknologi informasi
dan komunikasi (TIK) berbasis web ini telah dijalankan di SMK Negeri 1
Cimahi, maka pada kesempatan ini akan dicoba dilakukan penelitian yang
menyangkut “Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi dan
Komunikasi
(TIK)
berbasis
web
untuk
Manajemen Sekolah di SMK Negeri 1 Cimahi”
meningkatkan
mutu
B. Perumusan dan Pembatasan Masalah
B.1. Perumusan Masalah
Pada umumnya masalah yang muncul dalam pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi (TIK) berbasis web di sebuah sekolah
selain karena keterbatasan sumber daya manusia dan infrastruktur,
seringkali muncul masalah yang berkaitan dengan tingkat pemahaman
akan fungsi dan manfaat dari aplikasi sistem informasi manajemen
pendidikan atau aplikasi sistem informasi akademik yang digunakan.
Hal ini karena paradigma umum masyarakat Indonesia yang masih
memandang bahwa pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi
masih sebatas peralihan dari sistem konvensional yang menggunakan
mesin tik atau tulis tangan, ke penggunaan peralatan computer. Masih
kurangnya kesadaran para pengguna TIK akan fungsi sistem informasi
yang dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi manajemen organisasi
sekolah, baik yang berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar (KBM)
maupun yang menyangkut hubungan komunikasi antara pihak sekolah
dengan orang tua siswa.
Perencanaan program kerja serta tata kelola manajemen sekolah
yang biasanya menjadi hal yang cukup rumit dan memerlukan waktu
cukup lama dalam pemrosesannya, akan menjadi cukup mudah
dikerjakan dengan bantuan TIK yang memiliki basis data yang cukup.
Selain itu pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
berbasis web selanjutnya juga memberi keleluasaan kepada semua pihak
yang terlibat dalam manajemen pegelolaan sekolah untuk dapat
menyelesaikan permasalahan yang ada tanpa dibatasi oleh ruang dan
waktu.
B.2 Pembatasan Masalah
Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, pada penelitian kali ini,
maka fokus penelitian akan diarahkan pada optimalisasi pemanfaatan
teknologi
informasi
dan
komunikasi
(TIK)
berbasis
web
untuk
meningkatkan mutu Manajemen Sekolah di SMK Negeri 1 Cimahi.
Peneliti ingin mengkaji sejauh mana TIK berbasis web yang telah
digunakan memiliki dampak positf terhadap peningkatan mutu manajemen
sekolah di SMK Negeri 1 Cimahi. Penekanan pada sisi optimalisasi juga
ditujukan untuk mengkaji apakah pemanfaatan TIK berbasis web ini
dilakukan hanya sebatas peralihan dari sistem konvensional ke sistem
komputerisasi, atau lebih jauh telah dimanfaatkan sesuai dengan fungsi
sebagai
sarana
pendukung
sistem
informasi
pengolahan
data,
manajemen, informasi eksekutih hingga berujung pada sistem informasi
yang mampu mendukung pengambilan keputusan baik dalam membuat
kebijakan maupun rencana strategis pengembangan sistem pendidikan di
SMK Negeri 1 Cimahi.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
C.1. Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Ingin memperoleh gambaran tentang Optimalisasi Pemanfaatan
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) berbasis web untuk
Meningkatkan mutu Manajemen Sekolah di SMK Negeri 1 Cimahi.
Tujuan Khusus
A. Ingin memperoleh gambaran tentang perencanaan Optimalisasi
Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) berbasis
web untuk Meningkatkan mutu Manajemen Sekolah di SMK
Negeri 1 Cimahi.
B. Ingin
memperoleh
gambaran
tentang
pengorganisasian
Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK) berbasis web untuk Meningkatkan mutu Manajemen
Sekolah di SMK Negeri 1 Cimahi.
C. Ingin memperoleh gambaran tentang pelaksanaan Optimalisasi
Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) berbasis
web untuk Meningkatkan mutu Manajemen Sekolah di SMK
Negeri 1 Cimahi.
D. Ingin memperoleh gambaran tentang pengawasan Optimalisasi
Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) berbasis
web untuk Meningkatkan mutu Manajemen Sekolah di SMK
Negeri 1 Cimahi.
C.2. Manfaat Penelitian
Manfaat Teoritis
Dengan dilakukannya penelitian tentang Optimalisasi Pemanfaatan
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) berbasis web untuk
Meningkatkan Mutu Manajemen Sekolah di SMK Negeri 1 Cimahi,
diharapkan semua sumber daya manusia yang terlibat baik dari
pihak sekolah maupun orang tua siswa mulai dapat memahami
peranan penting serta fungsi TIK berbasis web sehingga dapat lebih
meningkatkan kinerja serta keterlibatan interaksi antara sekolah
dengan pihak luar khususnya orang tua siswa yang diharapkan akan
berdampak
pada
terjadinya
peningkatan
mutu
pengelolaan
manajemen sekolah.
Setelah dipahami fungsi dan manfaatnya, maka diharapkan semua
pihak di SMK Negeri 1 Cimahi mulai memanfaatkan TIK berbasis
web ini untuk setiap kegiatan pengelolaan manajemen sekolah baik
yang menyangkut penyusunan rencana strategis sekolah, rencana
program KBM, sistem evaluasi KBM non tatap muka (jarak jauh),
penyusunan kebijakan sekolah, hingga sistem bimbingan dan
konseling yang melibatkan orang tua siswa secara intensif tanpa
dibatasi oleh ruang dan waktu.
Manfaat Praktis
A. Bagi
pihak
pimpinan,
sekolah
diharapkan
khususnya
dapat
Kepala
dengan
Sekolah
mudah
sebagai
melakukan
pengumpulan data menyangkut berbagai aspek permasalahan
yang muncul di sekolah, guna lebih cepat dilakukan pengambilan
keputusan dalam membuat kebijakan penyeselesaian masalah
sehingga terjadi peningkatan efektivitas dan efisiensi yang
bermpak pada semakin meningkatnya mutu manajemen SMK
Negeri 1 Cimahi.
B. Bagi guru, selain akan lebih mudah dalam meningkatkan
wawasan materi ajar dengan memanfaatkan semua sumber
informasi akademik secara global, juga diharapkan dapat
menerapkan
metode
pengajaran
dengan
tidak
hanya
mengandalkan kegiatan tatap muka di kelas. Sumber materi ajar
dapat disimpan di modul pengajaran pada situs web milik
sekolah sehingga dapat dengan mudah diakses oleh para siswa.
Metode evaluasi jarak jauh (online) pun diharapkan sudah dapat
diterapkan dengan dilengkapi sistem analisis baik kualitatif
maupun kuantitatif terhadap setiap evaluasi yang diberikan,
sehingga guru dapat lebih cepat mendapatkan informasi tentang
tingkat pemahaman murid terhadap materi ajar.
Berbekal
informasi ini, maka setiap guru akan segera dapat melakukan
strategi dalam mengatasi permasalahan yang muncul yang
berkaitan dengan KBM.
C. Bagi siswa diharapkan mereka mendapatkan kesempatan yang
lebih banyak dalam mengulang dan mempelajari lebih jauh
tentang materi ajar, tidak lagi terbatas pada kegiatan tatap muka
di kelas. Mereka juga diharapkan dapat memiliki akses diskusi
jarak jauh dengan pihak guru maupun sekolah menyangkut
permasalahan
dalam
KBM.
Di
samping
itu,
dengan
meningkatnya konten materi ajar yang disajikan dalam situs web
sekolah, diharapkan para siswa lebih banyak menghabiskan
waktu mereka dalam kegiatan di media internet untuk hal-hal
yang lebih bermafaat yang menunjang KBM.
D. Bagi orang tua siswa, pemanfaatan teknologi informasi dan
komuniasi berbasis web yang diselenggarakan oleh pihak
sekolah, diharapkan memberi ruang yang cukup bagi mereka
untuk dapat berperan aktif dalam mengawasi proses belajar
mengajar putra putrinya di sekolah.
Orang tua dapat diberi
akses untuk melihat hasil evaluasi online anaknya kappa dan
dimana pun mereka berada.
Disamping itu bimbingan dan
konseling tentang permasalahan yang muncul dengan putra
putrinya dapat juga dilakukan dari jarak jauh, dengan tingkat
kerahasiahan yang tinggi baik dari pihak lain, maupun dari anak
didik sendiri.
D. Asumsi dan Pertanyaan Penelitian
C.1. Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Ingin memperoleh gambaran tentang Optimalisasi Pemanfaatan
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) berbasis web untuk
Meningkatkan mutu Manajemen Sekolah di SMK Negeri 1 Cimahi.
A. Latar
Belakang
1
.................................................................
B. Perumusan dan Pembatasan
Masalah .................................................................
1. Perumusan Masalah..
2. Pembatasan Masalah
1. Manfaat Penelitian.
a. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan hasanah
keilmuan berkaitan dengan JUDUL
b. Manfaat Praktis
Bagi Sekolah
Bagi Guru
Bagi Siswa
Bagi Orang Tua Siswa
C. Asumsi dan Penelitian
1. Asumsi
Titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima
Menggambarkan teori singkat dari aspek2 masalah yang diteliti
didukung pendapat ahli
Generalisasi standar teori dari judul
2. Pertanyaan penelitian
a. Kegiatan apa saja yang dilakukan dalam
perencanaan analisis peran kepala sekolah dalam
menerapkan evaluasi di sekolah untuk meningkatkan
mutu pendidikan di SD Islam Terpadu ?
b. Kegiatan apa saja yang dilakukan dalam pelaksanaan
analisis peran kepala sekolah dalam menerapkan
evaluasi di sekolah untuk meningkatkan mutu
pendidikan di SD Islam Terpadu ?
c. Kegiatan apa saja yang dilakukan dalam refleksi
analisis peran kepala sekolah dalam menerapkan
evaluasi di sekolah untuk meningkatkan mutu
pendidikan di SD Islam Terpadu ?
d. Kegiatan apa saja yang dilakukan dalam penilaian
analisis peran kepala sekolah dalam menerapkan
evaluasi di sekolah untuk meningkatkan mutu
pendidikan di SD Islam Terpadu ?
D. Pertanyaan Penelitian
1. Pendekatan
2. Metode penelitian
3. Tehnik Pengumpulan Data
4. Sumber Data
E. Analisis Data
F. Sistimatika
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teologis ( Al qur ’an – Hadist – Ijma – Qiyas )
E. Landasan Filosofis ( Konstuktivisme, rekontruktivisme,
positivisme, post positivisme )
Menurut Nueman (1997) dan Blaikie (1993), ada 3 (tiga)
pendekatan berbeda pada penelitian social. Ketiganya mewakili sebuah
model atau paradigma dalam penelitian, serangkaian teori yang dapat
diterima, prosedur dan asumsi tentang bagaimana para peneliti melihat
dunia. Paradigma berdasarkan aksioma atau pernyataan yang secara
universal diterima sebagai kebenaran. Pradigma menjadi penting karena
berkaitan dengan seleksi atau pemilihan dalam metode penelitian.
B.1. Positivisme (Obyektivisme)
Positivisme adalah paradigma tertua dan masih digunakan secara
luas
dalam
riset
media
massa.
Diperoleh
dari
tulisan-tulisan
filsuf seperti Comte & Mill, positivisme merupakan paradigma yang paling
sering digunakan dalam ilmu alam. Saat ilmu social dikembangnkan, para
peneliti memodifikasikan teknik ini untuk kepentingan mereka. Paradigma
positivisme meliputi konsep sebagai kuantifikasi, hipotesis dan mengukur
obyek.
B.1. Konstruktivisme (Interpretatif)
Tujuan dari paradigma ini untuk mengetahui bagaimana perilaku
alamiah keseharian manusia dalam memaknai dan mengintepretasikan
setiap kejadian di lingkungan mereka. Paradigma ini begitu popular pada
riset media massa selama dekade 1970-an dan 1980-an kemudian
memperoleh kemajuan pesat pada 1990-an.
Terdapat
tiga
perbedaan
dimensi
metode
positivisme
dengan
konstruktivisme:
1. Dua metode memiliki realitas filososfi yang berbeda. Bagi peneliti
positivisme, realitas adalah obyektif; keberadaannya terpisah dari para
peneliti dan dapat dilihat oleh semua orang. Dengan kata lain, hal itu
berada di luar.
Sementara bagi peneliti konstruktivisme, tidak ada realitas tunggal.
Masing-masing pengamat (observer) menciptakan realitas sebagai
bagian dari proses penelitian. Realitas adalah subyektif dan
keberadaannya hanya dalam referensi bagi observer. Menurut peneliti
konstruktivisme, keberadaan realitas hanya bagi observer. Sebaliknya
peneliti positivisme meyakini bahwa realita dapat dibagi dalam
komponen bagian-bagian, dan pengetahun mengenai ini semua
diperoleh
dengan
mengamati
masing-masing
bagian
tersebut.
Sementara peneliti interpretative menguji seluruh proses, meyakini
bahwa realita adalah holistik, menyeluruh dan tidak dapat dibagi-bagi.
2. Kedua metode memiliki sudut pandang berbeda dari setiap individu.
Peneliti positivisme meyakini semua manusia pada dasarnya mirip
dan melihat kategori-kategori umum untuk menyimpulkan perilaku
atau perasaan mereka. Sementara peneliti konstruktivisme meyakini
bahwa manusia pada dasarnya berbeda dan tidak dapat dikotakkotakan.
3. Peneliti positivisme bertujuan untuk menjeneralisasikan hukum umum
perilaku dan menjelaskan banyak hal pada banyak dimensi.
Sebaliknya, peneliti konstruktivisme berusaha untuk menghasilkan
penjelasan khusus tentang situasi atau individu tertentu. Jadi, bila
peneliti positivisme berkonsentrasi pada area yang lebih luas, maka
peneliti
konstruktivisme
berkonsentrasi
pada
area
yang
lebih
mendalam.
Terdapat lima perbedaan pendekatan positivisme dengan konstruktivisme:
1. Peran peneliti
Pendekatan positivisme mengupayakan obyektivitas dan dibedakan
dalam data. Sementara konstruktivisme adalah bagian integral dari
data, kenyataannya tanpa partisipasi aktif peneliti, tidak ada data yang
tersedia.
2. Disain
Pada pendekatan positivisme, disain dari sebuah studi dibatasi
sebelum dimulai. Sementara pada pendekatan konstruktivisme disain
meningkat selama proses penelitian, hal ini bisa disesuaikan atau
diubah sebagai progress penelitian.
3. Setting
Peneliti positivisme mencoba membatasi pencemaran dan kekacauan
variable-variable dengan melakukan penyelidikan dalam kendali
tertentu.
Sementara
Peneliti konstruktivisme
melakukan
studi
lapangan, kondisi lingkungan alam sekitar, mencoba memotret
pergerakan normal dari setiap kejadian tanpa mengendalikan variablevariable tambahan.
4. Alat ukur
Pada penelitian positivisme, keberadaan alat-alat ukur terpisah dari
peneliti;
pihak
lainlah
yang
menggunakan
data
dalam
penelitian. Sebaliknya pada penelitian konstruktivisme, peneliti adalah
alat; tidak ada individu yang dapat menggantikan.
5. Kerangka teori
Bila peneliti positivisme, mereka menggunakan penelitian untuk
menguji, mendukung, atau menolak sebuah teori. Sementara peneliti
konstruktivisme mengembangkan teori sebagai bagian dari proses
penelitian, teori adalah data yang diarahkan dan digabungkan sebagai
bagian dari proses penelitian, meningkat, bekembang dari data yang
mereka kumpulkan.
F. Landasan Teoritis
C.1. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
Ada beberapa tonggak perkembangan teknologi yang secara nyata
memberi sumbangan terhadap perkembangan Teknologi Informasi dan
Komunikasi
(TIK)
hingga
saat
ini.
Pertama
yaitu
penemuan
telepon oleh Alexander Graham Bell pada tahun 1875. Penemuan ini
kemudian
berkembang
menjadi
pengadaan
jaringan
komunikasi
dengan kabel yang meliputi seluruh daratan Amerika, bahkan kemudian
diikuti pemasangan kabel komunikasi trans-atlantik. Jaringan telepon ini
merupakan
infrastruktur
masif
pertama
yang
dibangun
manusia
untuk komunikasi global.
Memasuki abad ke-20, tepatnya antara tahun 1910-1920, terwujud
sebuah transmisi suara
tanpa
kabel
melalui
siaran radio
AM yang
pertama. Komunikasi suara tanpa kabel ini pun segera berkembang pesat.
Kemudian diikuti pula oleh transmisiaudio-visual tanpa kabel, yang
berwujud siaran televisi pada tahun 1940-an.
Komputer elektronik pertama beroperasi pada tahun 1943. Lalu
diikuti
oleh
tahapan
miniaturisasi komponen
elektronik
melalui
penemuan transistor pada tahun 1947 dan rangkaian terpadu (integrated
electronics) pada tahun 1957.
Perkembangan teknologi elektronika, yang merupakan cikal bakal
TIK saat ini, mendapatkan momen emasnya pada era perang dingin.
Persaingan ilmu
pengetahuan
dan
teknologi
(IPTEK) antara blok
Barat (Amerika Serikat) dan blok Timur (dulu Uni Soviet) justru memacu
perkembangan teknologi elektronika lewat upaya miniaturisasi rangkaian
elektronik untuk pengendali pesawat ruang angkasa maupun mesin-mesin
perang. Miniaturisasi komponen elektronik, melalui penciptaan rangkaian
terpadu, pada puncaknya melahirkan apa yang kemudian dikenal dengan
nama mikroprosesor. Mikroprosesor inilah yang menjadi 'otak' perangkat
keras komputer dan terus berevolusi sampai saat ini.
Selanjutnya perangkat telekomunikasi berkembang pesat saat
teknologi digital mulai
digunakan
menggantikan
teknologi analog.
Teknologi analog mulai terasa menampakkan batas-batas maksimal
pengeksplorasiannya. Digitalisasi perangkat telekomunikasi kemudian
berkonvergensi dengan perangkat komputer yang sejak awal merupakan
perangkat yang mengadopsi teknologi digital. Produk hasil konvergensi
inilah yang saat ini muncul dalam bentuk telepon seluler.
Perkembangan
infrastruktur telekomunikasi
dan komputasi ini
kemudian diikuti oleh revolusi kandungan isi (content) dalam bentuk
aplikasi multimedia. Konvergensi telekomunikasi - komputasi multimedia
inilah yang menjadi ciri abad ke-21, sebagaimana abad ke-18 dicirikan
oleh revolusi industri. Bila revolusi industri menjadikan mesin-mesin
sebagai
pengganti
'otot'
manusia,
maka
revolusi
digital
(karena
konvergensi telekomunikasi - komputasi multimedia terjadi melalui
implementasi teknologi digital) menciptakan mesin-mesin yang mengganti
(atau setidaknya meningkatkan kemampuan) 'otak' manusia.
Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Dunia
Pendidikan di Indonesia
Indonesia
pernah
menggunakan
istilah telematika (telematics)
untuk arti yang kurang lebih sama dengan TIK yang kita kenal saat ini.
Encarta
Dictionary
mendeskripsikan
telematics
sebagai
telecommunication + informatics (telekomunikasi + informasi) meskipun
sebelumnya kata itu bermakna science of data transmission (ilmu
pengetahuan tentang transmisi data).
Pengolahan informasi dan pendistribusiannya melalui jaringan
telekomunikasi membuka banyak peluang untuk dimanfaatkan di berbagai
bidang kehidupan manusia, termasuk salah satunya bidang pendidikan.
Ide untuk menggunakan mesin-belajar, membuat simulasi proses-proses
yang rumit, serta animasi proses-proses yang sulit dideskripsikan sangat
menarik minat para praktisi pembelajaran. Ditambah lagi dengan adanya
kemungkinan untuk melayani pembelajaran yang tak terkendala ruang
dan waktu juga dapat difasilitasi oleh TIK. Sejalan dengan itu mulailah
bermunculan
berbagai
jargon
berawalan e,
mulai
dari e-book, e-
learning, e-laboratory, e-education, e-library, dan sebagainya. Awalan e
bermakna bermakna electronics yang secara implisit dimaknai sebagai
segala hal yang berdasar teknologi elektronika digital.
Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran di Indonesia telah memiliki
sejarah yang cukup panjang. Inisiatif menyelenggarakan siaran radio
pendidikan dan televisi
pendidikan merupakan
upaya
melakukan
penyebaran informasi ke satuan-satuan pendidikan yang tersebar di
seluruh nusantara.
Hal
ini
adalah
wujud
dari
kesadaran
untuk
mengoptimalkan pendayagunaan teknologi dalam membantu proses
pembelajaran masyarakat. Kelemahan utama siaran radio maupun televisi
pendidikan adalah tidak adanya umpan balik (feedback) yang seketika.
Siaran bersifat searah yaitu dari narasumber atau fasilitator kepada
pembelajar.
Mulai diperkenalkannya komputer dengan kemampuan mengolah
dan menyajikan tayangan multimedia (teks, grafis, gambar, suara, dan
gambar bergerak) memberikan peluang baru untuk mengatasi kelemahan
yang tidak dimiliki siaran radio dan televisi. Bila televisi hanya mampu
memberikan informasi searah (terlebih jika materi tayangannya adalah
materi
hasil
memberikan
rekaman),
peluang
pembelajaran
interaksi
berbasis Internet memungkinkan
berbasis
yang
lebih
terjadinya
teknologi
baik.
internet
Pembelajaran
pembelajaran
dua
arah
dengan keunggulan utama bahwa pembelajar maupun fasilitator tidak
harus berada di satu tempat yang sama. Pemanfaatan teknologi video
conference yang dijalankan dengan menggunakan teknologi Internet
memungkinkan pembelajar berada di mana saja sepanjang terhubung ke
jaringan internet.
Selain aplikasi unggulan seperti itu, beberapa peluang lain yang
lebih sederhana dan lebih murah juga dapat dikembangkan sejalan
dengan kemajuan TIK saat ini.
Buku Elektronik (e-book)
Buku elektronik atau e-book adalah salah satu teknologi yang
memanfaatkan komputer untuk menayangkan informasi multimedia dalam
bentuk
yang
diintegrasikan
ringkas
dan
tayangan
dinamis.
suara,
Dalam
grafik,
sebuah e-book dapat
gambar,
animasi,
maupun video sehingga informasi yang disajikan lebih kaya dibandingkan
dengan buku konvensional.
Jenis e-book paling sederhana adalah yang sekadar memindahkan
buku konvensional menjadi bentuk elektronik yang ditayangkan oleh
komputer. Dengan teknologi ini, ratusan buku dapat disimpan dalam satu
keping CD (compact disk) maupun flashdisk. Bentuk yang lebih kompleks
dan memerlukan rancangan yang lebih cermat misalnya pada Microsoft
Encarta dan Encyclopedia Britannica yang merupakan ensiklopedi dalam
format
multimedia.
Format
multimedia
memungkinkan e-
book menyediakan tidak saja informasi tertulis tetapi juga suara, gambar,
video dan unsur multimedia lainnya. Penjelasan tentang satu jenis musik
misalnya, dapat disertai dengan cuplikan suara jenis musik tersebut
sehingga pengguna dapat dengan jelas memahami apa yang dimaksud
oleh penyaji
Pembelajaran Elektronik (e-learning)
.
Beragam definisi dapat ditemukan untuk e-learning. Victoria L.
Tinio, misalnya, menyatakan bahwa e-learning meliputi pembelajaran
pada
semua
menggunakan
tingkatan,
jaringan
baik
formal
komputer
maupun
(intranet maupun
nonformal,
yang
internet)
untuk
pengantaran bahan ajar, interaksi, dan/atau fasilitasi. Untuk pembelajaran
yang sebagian prosesnya berlangsung dengan bantuan jaringan internet
sering
disebut
sebagai online
learning.
Definisi
yang
lebih
luas
dikemukakan pada working paper SEAMOLEC, yakni e-learning adalah
pembelajaran melalui jasa elektronik.
Meski terdapat beragam definisi namun pada dasarnya disetujui
bahwa e-learning adalah pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi
elektronik sebagai sarana penyajian dan distribusi informasi. Dalam
definisi tersebut tercakup siaran radio maupun televisi pendidikan sebagai
salah satu bentuk e-learning. Meskipun radio dan televisi pendidikan
adalah salah satu bentuk e-learning, pada umumnya disepakati bahwa elearning mencapai bentuk puncaknya setelah bersinergi dengan teknologi
internet.
Internet-based
berbasis
learning atau web-based
internet/web)
adalah website yang
dalam
dimanfaatkan
bentuk
untuk
learning (pembelajaran
paling
sederhana
menyajikan
materi-materi
pembelajaran. Cara ini memungkinkan pembelajar mengakses sumber
belajar yang disediakan oleh narasumber atau fasilitator kapan dan
dimanapun dia kehendaki. Bila diperlukan dapat pula disediakan fasilitas
khusus pada situs pembelajaran tersebut yang berfungsi sebagai forum
diskusi seperti dalam bentuk mailing list.
Fasilitas e-learning yang lengkap disediakan oleh perangkat lunak
khusus
yang
disebut
perangkat
lunak
pengelola
pembelajaran
atau LMS (learning management system). LMS mutakhir berjalan berbasis
teknologi internet sehingga dapat diakses dari manapun selama tersedia
akses ke internet. Fasilitas yang disediakan meliputi pengelolaan siswa
atau peserta didik, pengelolaan materi pembelajaran, pengelolaan proses
pembelajaran
termasuk
pengelolaan
komunikasi
pengelolaan
antara
evaluasi
pembelajar
pembelajaran
dengan
serta
fasilitator-
fasilitatornya. Fasilitas ini memungkinkan kegiatan belajar dikelola tanpa
adanya tatap muka langsung di antara pihak-pihak yang terlibat
(administrator, fasilitator, peserta didik atau pembelajar). ‘Kehadiran’
pihak-pihak yang
terlibat diwakili
oleh e-mail, kanal chatting, atau
melalui video conference.
C.1. Sistem Informasi
Sistem
Informasi (SI)
adalah kombinasi
dari teknologi
informasi dan aktivitas orang yang menggunakan teknologi itu untuk
mendukung operasi dan manajemen. Dalam arti yang sangat luas, istilah
sistem informasi sering digunakan merujuk kepada interaksi antara orang,
proses algoritmik, data, dan teknologi. Dalam pengertian ini, istilah Sistem
Informasi digunakan tidak hanya merujuk pada penggunaan teknologi
informasi dan komunikasi (TIK), tetapi juga untuk cara bagaimana orang
berinteraksi
dengan
teknologi
ini
dalam
mendukung
berjalannya
manajemen organisasi.
Sistem informasi menjadi bagian terpenting dalam pemanfaatan
TIK. Hal ini terutama berkaitan dengan tujuan pemanfaatan TIK itu sendiri.
Sistem informasi diterapkan untuk membantu mengontrol kinerja proses
manajemen organisasi. Sistem informasi merupakan tipe khusus dari
suatu sistem kerja. Sistem kerja itu sendiri didefinisikan sebagai suatu
sistem dimana manusia melakukan pekerjaan dengan menggunakan
sumber daya untuk memproduksi produk atau jasa tertentu. Sistem
informasi adalah suatu sistem kerja yang kegiatannya ditujukan untuk
pengolahan informasi (menangkap, transmisi, menyimpan, mengambil,
memanipulasi dan menampilkan).
Dengan demikian, sistem informasi berhubungan erat dengan
sistem data di satu sisi dan sistem aktivitas di sisi lain. Sistem informasi
adalah suatu bentuk komunikasi dimana data diproses sebagai bentuk
dari memori sosial. Sistem informasi juga dapat dianggap sebagai bahasa
semi formal yang mendukung manusia dalam pengambilan keputusan dan
tindakan.
Lebih jauh sistem informasi didefinisikan sebagai gabungan yang
terorganisir di antara manusia, perangkat lunak, perangkat keras, jaringan
komunikasi dan sumber data dalam mengumpulkan, mengubah, dan
menyebarkan
informasi
dalam
organisasi,
yang
mempertemukan
kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat
manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan
berbagai laporan-laporan yang diperlukan baik untuk keperluan internal
maupun pihak luar.
Ditinjau dari sisi fungsi, maka sistem informasi dapat dikategorikan
dalam empat kategori:
1. Sistem Pemrosesan Data
2. Sistem Informasi Manajemen
3. Sistem Informasi Eksekutif
4. Sistem Pendukung Keputusan
Sistem Pemrosesan Data (Data Processing System)
Sistem Pemrosesan Data (Data Processing System) adalah bagian
dari sistem informasi yang merupakan sebuah sistem yang menjalankan
dan
mencatat
transaksi
data
rutin
yang
diperlukan
untuk
menjalankan roda organisasi. Contohnya adalah seperti memasukkan
data siswa, data guru, data hasil evaluasi belajar, data jadwal, dan lainlain.
Tujuan utama dari sistem pada tingkat ini adalah untuk menjawab
pertanyaan rutin dan melacak arus transaksi data yang melalui organisasi.
Pada tingkat operasional, tugas, sumber daya, dan tujuan ditentukan
sebelumnya dan sangat terstruktur. Seorang pemimpin memerlukan
sistem untuk memonitor status operasional internal dan hubungan
organisasi dengan pihak luar. Sistem pemrosesan data juga merupakan
factor utama sumber informasi bagi jenis sistem informasi lainnya. Oleh
sebab itu jika terjadi kegagalan sistem atau sistem tidak berfunsi untuk
beberapa waktu saja dapat menyebabkan terjadinya kekacauan pada
sistem manajemen organisasi secara umum.
Penyusunan struktur konten data pada suatu sistem pemrosesan
data haruslah dilakukan secermat mungkin berlandaskan pada sistem
algoritma pola pikir pengguna sistem itu sendiri, sehingga proses
penyimpanan
dan
pengolahan
data
dapat
memenuhi
pengguna dalam menjalankan manajemen organisasi.
kebutuhan
Sangat tidak
mungkin sistem akan menampilkan informasi yang dibutuhkan, jika data
pendukung yang diperlukan tidak tersedia atau tidak pernah dimasukkan
sebelumnya. Untuk itulah dalam merancang suatu sistem informasi, maka
penyusunan stuktur konten data harus disesuaikan dengan tujuan dan
berbagai kebutuhan organisasi secara spesifik dan terperinci.
Sistem Informasi Manajemen (Management Information System)
Secara definisi, terdapat beberapa pendapat ahli tentang sistem
informasi manajemen ini :
1. Bodnar dan Hopwood ; buku Accounting Information System :
Mendefinisikan SIM sebagai kumpulan perangkat keras dan perangkat
lunak yang dirancang untuk mentransformasikan data dalam bentuk
informasi yang berguna.
2. Turban, McLean, dan Waterbe ; buku Information Technology for
Management
Mendefinisikan
Making
SIM
Connection
sebagai
for
Strategies
sistem
yang
Advantages :
mengumpulkan,
memproses, menyimpan, menganalisa, dan menyebarkan informasi
untuk tujuan yang spesifik.
3. L. James Havery ; Mendefinisikan SIM sebagai sistem yang
merupakan prosedur logis dan rasional guna melakukan atau
merancang suatu rangkaian komponen yang berhubungan satu sama
lain.
4. Ludwig Von Bartalanfy ; Mendefinisikan SIM sebagai seperangkat
unsur yang saling terikat dalam suatu antar relasi di antara unsurunsur tersebut dengan lingkungan.
5. O’brien ; Mendefinisikan SIM sebagai sekelompok komponen yang
saling berhubungan, bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama
dengan
menerima
input
serta
menghasilkan
output
dalam
transformasi yang teratur.
6. Azhar Susanto ; Mendefinisikan SIM sebagai kumpulan/group dari sub
sistem/bagian/komponen apapun baik fisik maupun non fisik yang
saling berhubungan satu sama lain dan berfungsi untuk pengendalian,
pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan.
Secara umum sistem informasi manajemen atau SIM (management
information system) didefiniskan sebagai sistem perencanaan yang
menjadi bagian dari pengendalian internal suatu organisasi yang meliputi
pemanfaatan sumber
daya
manusia, dokumen/data, teknologi,
serta
prosedur untuk membantu dalam memecahkan masalah yang muncul
pada organisasi tersebut. Sistem informasi manajemen dibedakan
dengan sistem informasi biasa karena SIM digunakan untuk menganalisis
sistem informasi lain yang diterapkan pada aktivitas operasional
organisasi. Secara akademis, istilah ini umumnya digunakan untuk
merujuk pada kelompok metode manajemen informasi yang berkaitan
dengan
otomatisasi
atau
dukungan
terhadap pengambilan
keputusan manusia.
Merujuk pada fungsi SIM, maka setiap pengguna harus memiliki
akses tertentu sesuai dengan jenjang struktur organisasi itu sendiri
terhadap sumber informasi yang ada dan mengetahui bagaimana cara
menggunakannya. Hal ini akan sangat membantu mereka dalam
mengidentifikasi
mengevaluasi
suatu
kinerja
masalah,
dalam
menyelesaikan
semua
tahap
masalah,
manajemen,
dan
termasuk
perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan.
Sistem Informasi Eksekutif (Executive Information System)
Sistem Informasi Eksekutif atau SIE (Executive Information System)
adalah salah satu jenis sistem informasi manajemen yang menampilkan
informasi
atau
data
guna
mendukung
dan
memudahkan
dalam
pembuatan keputusan yang dibutuhkan oleh seorang pimpinan organisasi
dengan menyediakan kemudahan akses terhadap informasi baik dari
dalam maupun dari luar yang relevan dengan tujuan organisasi. SIE Ini
biasanya dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan
kebijakan atau keputusan.
SIE menyajikan laporan dan informasi yang kuat dan akurat
berdasarkan sumber-sumber data yang ada dengan kemampuan untuk
menganalisis, membandingkan dan mengolah berbagai variable penting
untuk dimanfaatkan pimpinan organisasi dalam memonitor kinerja dan
mengidentifikasi setiap masalah yang dapat menghambat perkembangan
organisasi.
Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System)
Sistem Pendukung Keputusan (SPK) atau Decision Support
System (DSS) adalah sebuah sistem yang mampu memberikan
kemampuan pengkomunikasian serta pemecahan masalah. Sistem ini
digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam situasi semi
terstruktur dan situasi yang tidak terstruktur, dimana tak seorangpun tahu
secara pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat (Turban, 2001).
SPK
bertujuan
untuk
menyediakan
informasi,
membimbing,
memberikan prediksi serta mengarahkan kepada pengguna informasi agar
dapat melakukan pengambilan keputusan dengan lebih baik. SPK
merupakan implementasi teori-teori pengambilan keputusan yang telah
diperkenalkan oleh ilmu-ilmu seperti operation research dan menegement
science, hanya bedanya adalah bahwa jika dahulu untuk mencari
penyelesaian masalah yang dihadapi harus dilakukan perhitungan iterasi
secara manual (biasanya untuk mencari nilai minimum, maksimum, atau
optimum),
saat
ini
sistem
aplikasi
computer
telah
menawarkan
kemampuan untuk menyelesaikan persoalan yang sama dalam waktu
relatif singkat.
Sprague dan Watson mendefinisikan Sistem Pendukung Keputusan
(SPK) sebagai sistem yang memiliki lima karakteristik utama yaitu
(Sprague et.al, 1993):
1. Sistem yang berbasis komputer.
2. Dipergunakan untuk membantu para pengambil keputusan
3. Dipergunakan untuk memecahkan masalah-masalah rumit yang
mustahil dilakukan dengan kalkulasi manual
4. Disajikan melalui cara simulasi yang interaktif
5. Data dan model analisis menjadi komponen utama.
Secara umum Sistem Pendukung Keputusan dibangun oleh tiga
komponen besar yaitu database Management, Model Base dan Software
System/User Interface. Komponen SPK tersebut dapat digambarkan
seperti gambar di bawah ini.
a. Database Management
Merupakan subsistem data yang terorganisasi dalam suatu
basis data. Data yang merupakan suatu sistem pendukung
keputusan dapat berasal dari luar maupun dalam lingkungan.
Untuk keperluan SPK, diperlukan data yang relevan dengan
permasalahan
yang
hendak
dipecahkan
melalui
simulasi.
b. Model Base
Merupakan
suatu
model
yang
merepresentasikan
permasalahan ke dalam format kuantitatif (model matematika
sebagai contohnya) sebagai dasar simulasi atau pengambilan
keputusan,
termasuk
didalamnya
tujuan
dari
permaslahan
(objektif), komponen-komponen terkait, batasan-batasan yang ada
(constraints),
dan
hal-hal
terkait
lainnya.
Model
Base
memungkinkan pengambil keputusan menganalisa secara utuh
dengan mengembangkan dan membandingkan solusi alternatif.
c. User Interfase
Terkadang disebut sebagai subsistem dialog, merupakan
penggabungan antara dua komponen sebelumnya yaitu Database
Management dan Model Base yang disatukan dalam komponen
ketiga (user interface), setelah sebelumnya dipresentasikan dalam
bentuk
model
yang
dimengerti
komputer.
User
Interface
menampilkan keluaran sistem bagi pemakai dan menerima
masukan dari pemakai kedalam Sistem Pendukung Keputusan.
SPK dapat memberikan berbagai manfaat dan keuntungan
diantaranya adalah:
1. SPK
memperluas
kemampuan
pengambil
keputusan
dalam
memproses data / informasi bagi pemakainya.
2. SPK membantu pengambilan keputusan untuk memecahkan masalah
terutama barbagai masalah yang sangat kompleks dan tidak
terstruktur.
3. SPK dapat menghasilkan solusi dengan lebih cepat serta hasilnya
dapat diandalkan.
Walaupun suatu SPK mungkin saja tidak mampu memecahkan
masalah yang dihadapi oleh pengambil keputusan, namun dia dapat
menjadi
stimulan
bagi
pengambil
keputusan
dalam
memahami
persoalannya,karena mampu menyajikan berbagai alternatif pemecahan.
1. Deskripsi pengertian setiap kata pada judul
Tugas Mata Kuliah
METODOLOGI
PENELITIAN
DAN
Dosen :
Dr. H. Nanang
Hanafiah, M.M.Pd
STATISTIKA
PENDIDIKAN
Bandung, 13 Agustus 2016
Disusun oleh :
EVA SAFARIYANI
(NIS. 4103810316048)
SISTIMATIKA PROPOSAL KUALITATIF
Analisis Peran Kepala Sekolah
Dalam Menerapkan Manajemen Evaluasi Di Sekolah
Untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan
di SD Islam Terpadu Nurul Hikmah III dan SD Islam Terpadu Ali Bin Abi
Thalib Purwakarta
Komunikasi (TIK) berbasis WEB untuk meningkatkan mutu
Manajemen Sekolah di SMK Negeri 1 Cimahi.
(studi kasus di SMP Negeri 2 dan 8 Cimahi)
A. Latar belakang masalah :
Teknologi Informasi dan Komunikasi, adalah payung besar
terminologi yang mencakup seluruh peralatan teknis untuk memproses
dan menyampaikan informasi. TIK mencakup dua aspek yaitu teknologi
informasi dan teknologi komunikasi. Teknologi informasi meliputi segala
hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu,
manipulasi,
dan
pengelolaan
informasi.
Sedangkan
teknologi komunikasi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan
penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari
perangkat yang satu ke lainnya. Oleh karena itu, teknologi informasi dan
teknologi komunikasi adalah dua buah konsep yang tidak terpisahkan.
Jadi Teknologi Informasi dan Komunikasi mengandung pengertian luas
sebagai istilah umum untuk teknologi apa pun yang membantu manusia
dalam membuat, mengubah, menyimpan, mengkomunikasikan dan/atau
menyebarkan informasi. Istilah TIK muncul setelah adanya perpaduan
antara
teknologi komputer (baik perangkat
keras
maupun perangkat
lunak) dengan teknologi komunikasi pada pertengahan abad ke-20.
Perpaduan kedua teknologi tersebut berkembang pesat melampaui
bidang teknologi lainnya. Hingga awal abad ke-21, TIK masih terus
mengalami berbagai perubahan dan belum terlihat titik jenuhnya.
Di Indonesia teknologi Informasi dan Komunikasi telah banyak
dimanfaatkan dalam pengelolaan manajemen baik di instansi swasta
maupun
pemerintah,
khususnya
di
dunia
pendidikan.
Pendidikan
memerlukan sebuah alat untuk bisa menjadikan informasi sebagai sarana
yang sangat bermanfaat dalam pembentukan pendidikan yang jauh lebih
baik lagi. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2006
pasal (4) point h tentang rincian tugas unit kerja dilingkungan Inspektorat
Jendral adalah melaksanakan pengelolaan sistem informasi manajemen
pengawasan bidang pendidikan. Dalam dunia pendidikan penggunaan
dan pengelolaan sistem informasi manajemen pendidikan tidak bisa
dipisahkan dari aktifitas pendidikan itu sendiri (Rochaety, 2006 : 2). Kedua
bidang ini saling membutuhkan satu sama lain.
Di samping itu dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
nomor 11 tahun 2008, tentang informasi dan transaksi elektronik,
dinyatakan : Pembangunan Nasional adalah suatu proses yang
berkelanjutan yang harus senantiasa tanggap terhadap berbagai dinamika
yang
terjadi
di
masyarakat
:
bahwa
globalisasi
informasi
telah
menempatkan Indonesia sebagai bagian dari masyarakat informasi dunia
sehingga mengharuskan dibentuknya pengaturan mengenai pengelolaan
informasi
dan
transaksi
elektronik
di
tingkat
nasional
sehingga
pembangunan teknologi informasi dapat dilakukan secara optimal, merata,
dan menyebar ke seluruh lapisan masyarakat guna mencerdaskan
kehidupan bangsa.
Berkembangnya
teknologi
informasi
dan
komunikasi
telah
membuka kemungkinan-kemungkinan kegiatan yang sebelumnya sulit
atau bahkan tidak bisa dilakukan, saat ini dengan mudah dapat dilakukan.
Misalnya kegiatan berkirim informasi atau kegiatan-kegiatan pendidkan
secara online. Implementasi teknologi informasi dan komunikasi beserta
komponen infra strukturnya benar-benar telah menandai terjadinya
revolusi peradaban yang memungkinkan pekerjaan-pekerjaan dalam
sistem organisasi dapat diselesaikan secara cepat, akurat, efektif dan
efisien.
Persoalan pokok yang menyangkut sistem informasi manajemen
pendidikan bagi suatu organisasi adalah bagaimana melaksanakan sistem
informasi manajemen pendidikan sekaligus memanfaatkannya untuk
kepentingan organisasi, dalam bentuk pengelolaan yang terpadu dan
terhubung dalam suatu jaringan komputer yang disebut dengan sistem
informasi manajemen Pendidikan.
Pada dasarnya sudah sejak lama dunia pendidikan Indonesia
melaksanakan pengelolaan manajemen pendidikan berbasis teknologi
informasi dan komunikasi. Namun umumnya masih dilakukan secara
konvensional belum berupa sistem yang terintegarasi secara baik dengan
memanfaatkan jaringan teknologi informasi dan komunikasi yang sudah
sedemikian berkembang dengan keberadaan perangkat teknologi seperti
komputer dan jaringan internet yang sudah semakin luas digunakan.
Di samping itu masih adanya pemahaman sempit di kalangan
masyarakat Indonesia yang memandang bahwa penggunaan sistem
informasi dan komunikasi sudah dianggap dilakukan jika segala sesuatu
proses
yang
dulu
dilakukan
manual
kemudian
diubah
dengan
menggunakan komputer. Banyak yang belum menyadari bahwa esensi
utamanya adalah peningkatan efektifitas dan efisiensi dalam pengelolaan
dan pengolahan berbagai basis data untuk menunjang kecepatan dan
keakuratan dalam pengambilan keputusan maupun pembuatan kebijakan
yang menyangkut pengelolaan manajemen pendidikan itu sendiri.
Jika terminologinya mengacu kepada pemahamanan tentang
teknologi informasi itu sendiri yang didefinisikan sebagai istilah umum
untuk teknologi apa pun yang membantu manusia dalam membuat,
mengubah, menyimpan, mengkomunikasikan dan/atau menyebarkan
informasi. Maka pengelolaan manajemen pendidikan yang dijalankan
secara konvensional ini sebenarnya sudah cukup memenuhi kreteria telah
berjalannya pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi di dunia
pendidikan Indonesia. Namun seiring dengan berkembangnya berbagai
fasilitas infrastruktur jaringan teknologi informasi dan komunikasi baik di
Indonesia maupun secara global, maka kita harus mulai berupaya
mengoptimalkan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam
dunia pendidikan Indonesia untuk menunjang pengelolaan sistem
manajemen
pendidikan
yang
bermuara
pada
peningkatan
mutu
pendidikan nasional Indonesia.
Dalam perkembangannya, saat ini kita sudah mengenal dan mulai
memanfaatkan
apa
yang
kita
sebut
sebagai
Sistem
Informasi
Manajemen Pendidikan Indonesia dan Sistem Informasi Akademik.
Kedua sistem informasi ini terus mengalami revolusi ke arah yang lebih
baik dari tahun ke tahun, dan menjadi bagian utama kerangka dasar
pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi pada dunia pendidikan
Indonesia.
Sistem Informasi (SI) itu sendiri didefinisikan sebagai kombinasi
dari teknologi informasi dan aktivitas orang yang menggunakan teknologi
itu untuk mendukung operasi dan manajemen. Dalam arti yang sangat
luas, istilah sistem informasi yang sering digunakan merujuk kepada
interaksi antara orang, proses algoritmik, data, dan teknologi. Dalam
pengertian ini, sistem informasi merupakan gabungan yang terorganisasi
dari manusia, perangkat lunak, perangkat keras, jaringan komunikasi dan
sumber data dalam mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan
informasi dalam organisasi. Dengan kata lain Sistem informasi adalah
suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan
pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan
kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar
tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.
Mengacu kepada definisi di atas, maka sistem informasi itu memiliki
empat fungsi utama yang saling berhungan, yaitu:
Fungsi pemrosesan data
Fungsi informasi manajemen
Fungsi informasi eksekutif
Fungsi pendukung keputusan
Ditinjau dari sisi infrastruktur jaringan, pemanfaatan teknologi
informasi dan komunikasi ini terbagi ke dalam dua jaringan utama yaitu,
jaringan lokal (LAN / local area network) dan jaringan global (WAN / wide
area network). Kedua infrastruktur jaringan ini sebenarnya tidak memiliki
perbedaan dalam hal fungsi dan manfaat. Keduanya hanya dibedakan
dari segi jangkauan akses terhadap sistem yang ada. Tentu saja jaringan
lokal (LAN) memiliki keterbatasan jangkauan akses jika dibandingkan
dengan jaringan global (WAN).
Seiring dengan semakin berkembangnya infrastruktur jaringan
internet di Indonesia, serta meningkatnya aktivitas manusianya, maka
pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi di dunia pendidikan
Indonesia saat ini telah dilakukan dengan memanfaatkan jaringan internet
global dengan aplikasi sistem informasi manajemen pendidikan atau
sistem informasi akademik berbasis web.
Teknologi Informasi dan Komunikasi berbasis web ini sangat
diperlukan untuk kebutuhan manajemen pendidikan dalam upaya
meningkatkan mutu manajemen sekolah, yang mencakup fungsi-fungsi
dan dan aktivitas manajemen pada suatu organisasi pendidikan, dimana
fokus
prosesnya
pengorganisasian,
ada
pada
proses
aspek,
proses
pelaksanaan
perencanaan,
serta
proses
proses
pengawasan
pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) berbasis web.
Maksud
dilaksanakannya
proses
implementasi
pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi (TIK) berbasis web adalah sebagai
pendukung
kegiatan
fungsi
manajemen
seperti
perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dalam rangka menunjang
tercapainya
sasaran
dan
tujuan
fungsi-fungsi
operasional
dalam
organisasi pendidkan, sehingga kegiatan operasional di sekolah dapat
berjalan efektif dan efisien.
Sesuai dengan Standar Isi Pendidikan, pemanfaatan informasi
terkonolgi dan komunikasi berbasis web sangat mendukung untuk proses
manajemen pendidikan. Pimpinan sebuah lembaga pendidikan (Kepala
Sekolah) pada dasarnya adalah pengolah informasi. Seorang pimpinan
harus memiliki kapabilitas untuk memperoleh, menyimpan, mengolah,
mengambil kembali, serta menyajikan informasi sebaga bahan dalam
proses pengambilan keputusan di bidang pendidikan yang dapat
dipertanggungjawabkan secara moral. Pemanfaatan teknologi informasi
dan komunikasi (TIK) berbasis web khususnya dalam bidang pendidikan
sudah sangat diperlukan dalam pengelolaan, baik dalam hal pengelolaan
administrasi akademik, kepegawaian, administrasi pelaporan maupun
bidang-bidang lainnya yang berkaitan dengan kegiatan belajar mengajr
(KBM).
Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) berbasis
web mencakup sumber daya manusia, infrastruktur, hardware dan
software. Hambatan dalam implementasi pemanfaatan TIK antara lain :
jumlah pengelola TIK yang memiliki kompetensi di bidang TIK belum
mencukupi, belum semua sekolah memiliki infrastruktur yang mendukung
dalam mengimplementasikan TIK, belum semua sekolah memiliki
hardware lengkap baik secara kualitas maupun kuantitas, dan software
original mahal sehingga menghambat dalam mengembangkan programprogram TIK (Herman Dwi Surjono dan Abdul Gafur, 2010 : 171-172).
SMK Negeri 1 Cimahi merupakan salah satu sekolah di Cimahi,
Jawa Barat yang telah memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
(TIK) berbasis web dalam pelaksanaan manajemen sekolah dan didukung
dengan sarana dan prasarana yang memadai.
Untuk mengetahui sejauh mana pemanfaatan teknologi informasi
dan komunikasi (TIK) berbasis web ini telah dijalankan di SMK Negeri 1
Cimahi, maka pada kesempatan ini akan dicoba dilakukan penelitian yang
menyangkut “Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi dan
Komunikasi
(TIK)
berbasis
web
untuk
Manajemen Sekolah di SMK Negeri 1 Cimahi”
meningkatkan
mutu
B. Perumusan dan Pembatasan Masalah
B.1. Perumusan Masalah
Pada umumnya masalah yang muncul dalam pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi (TIK) berbasis web di sebuah sekolah
selain karena keterbatasan sumber daya manusia dan infrastruktur,
seringkali muncul masalah yang berkaitan dengan tingkat pemahaman
akan fungsi dan manfaat dari aplikasi sistem informasi manajemen
pendidikan atau aplikasi sistem informasi akademik yang digunakan.
Hal ini karena paradigma umum masyarakat Indonesia yang masih
memandang bahwa pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi
masih sebatas peralihan dari sistem konvensional yang menggunakan
mesin tik atau tulis tangan, ke penggunaan peralatan computer. Masih
kurangnya kesadaran para pengguna TIK akan fungsi sistem informasi
yang dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi manajemen organisasi
sekolah, baik yang berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar (KBM)
maupun yang menyangkut hubungan komunikasi antara pihak sekolah
dengan orang tua siswa.
Perencanaan program kerja serta tata kelola manajemen sekolah
yang biasanya menjadi hal yang cukup rumit dan memerlukan waktu
cukup lama dalam pemrosesannya, akan menjadi cukup mudah
dikerjakan dengan bantuan TIK yang memiliki basis data yang cukup.
Selain itu pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
berbasis web selanjutnya juga memberi keleluasaan kepada semua pihak
yang terlibat dalam manajemen pegelolaan sekolah untuk dapat
menyelesaikan permasalahan yang ada tanpa dibatasi oleh ruang dan
waktu.
B.2 Pembatasan Masalah
Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, pada penelitian kali ini,
maka fokus penelitian akan diarahkan pada optimalisasi pemanfaatan
teknologi
informasi
dan
komunikasi
(TIK)
berbasis
web
untuk
meningkatkan mutu Manajemen Sekolah di SMK Negeri 1 Cimahi.
Peneliti ingin mengkaji sejauh mana TIK berbasis web yang telah
digunakan memiliki dampak positf terhadap peningkatan mutu manajemen
sekolah di SMK Negeri 1 Cimahi. Penekanan pada sisi optimalisasi juga
ditujukan untuk mengkaji apakah pemanfaatan TIK berbasis web ini
dilakukan hanya sebatas peralihan dari sistem konvensional ke sistem
komputerisasi, atau lebih jauh telah dimanfaatkan sesuai dengan fungsi
sebagai
sarana
pendukung
sistem
informasi
pengolahan
data,
manajemen, informasi eksekutih hingga berujung pada sistem informasi
yang mampu mendukung pengambilan keputusan baik dalam membuat
kebijakan maupun rencana strategis pengembangan sistem pendidikan di
SMK Negeri 1 Cimahi.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
C.1. Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Ingin memperoleh gambaran tentang Optimalisasi Pemanfaatan
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) berbasis web untuk
Meningkatkan mutu Manajemen Sekolah di SMK Negeri 1 Cimahi.
Tujuan Khusus
A. Ingin memperoleh gambaran tentang perencanaan Optimalisasi
Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) berbasis
web untuk Meningkatkan mutu Manajemen Sekolah di SMK
Negeri 1 Cimahi.
B. Ingin
memperoleh
gambaran
tentang
pengorganisasian
Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK) berbasis web untuk Meningkatkan mutu Manajemen
Sekolah di SMK Negeri 1 Cimahi.
C. Ingin memperoleh gambaran tentang pelaksanaan Optimalisasi
Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) berbasis
web untuk Meningkatkan mutu Manajemen Sekolah di SMK
Negeri 1 Cimahi.
D. Ingin memperoleh gambaran tentang pengawasan Optimalisasi
Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) berbasis
web untuk Meningkatkan mutu Manajemen Sekolah di SMK
Negeri 1 Cimahi.
C.2. Manfaat Penelitian
Manfaat Teoritis
Dengan dilakukannya penelitian tentang Optimalisasi Pemanfaatan
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) berbasis web untuk
Meningkatkan Mutu Manajemen Sekolah di SMK Negeri 1 Cimahi,
diharapkan semua sumber daya manusia yang terlibat baik dari
pihak sekolah maupun orang tua siswa mulai dapat memahami
peranan penting serta fungsi TIK berbasis web sehingga dapat lebih
meningkatkan kinerja serta keterlibatan interaksi antara sekolah
dengan pihak luar khususnya orang tua siswa yang diharapkan akan
berdampak
pada
terjadinya
peningkatan
mutu
pengelolaan
manajemen sekolah.
Setelah dipahami fungsi dan manfaatnya, maka diharapkan semua
pihak di SMK Negeri 1 Cimahi mulai memanfaatkan TIK berbasis
web ini untuk setiap kegiatan pengelolaan manajemen sekolah baik
yang menyangkut penyusunan rencana strategis sekolah, rencana
program KBM, sistem evaluasi KBM non tatap muka (jarak jauh),
penyusunan kebijakan sekolah, hingga sistem bimbingan dan
konseling yang melibatkan orang tua siswa secara intensif tanpa
dibatasi oleh ruang dan waktu.
Manfaat Praktis
A. Bagi
pihak
pimpinan,
sekolah
diharapkan
khususnya
dapat
Kepala
dengan
Sekolah
mudah
sebagai
melakukan
pengumpulan data menyangkut berbagai aspek permasalahan
yang muncul di sekolah, guna lebih cepat dilakukan pengambilan
keputusan dalam membuat kebijakan penyeselesaian masalah
sehingga terjadi peningkatan efektivitas dan efisiensi yang
bermpak pada semakin meningkatnya mutu manajemen SMK
Negeri 1 Cimahi.
B. Bagi guru, selain akan lebih mudah dalam meningkatkan
wawasan materi ajar dengan memanfaatkan semua sumber
informasi akademik secara global, juga diharapkan dapat
menerapkan
metode
pengajaran
dengan
tidak
hanya
mengandalkan kegiatan tatap muka di kelas. Sumber materi ajar
dapat disimpan di modul pengajaran pada situs web milik
sekolah sehingga dapat dengan mudah diakses oleh para siswa.
Metode evaluasi jarak jauh (online) pun diharapkan sudah dapat
diterapkan dengan dilengkapi sistem analisis baik kualitatif
maupun kuantitatif terhadap setiap evaluasi yang diberikan,
sehingga guru dapat lebih cepat mendapatkan informasi tentang
tingkat pemahaman murid terhadap materi ajar.
Berbekal
informasi ini, maka setiap guru akan segera dapat melakukan
strategi dalam mengatasi permasalahan yang muncul yang
berkaitan dengan KBM.
C. Bagi siswa diharapkan mereka mendapatkan kesempatan yang
lebih banyak dalam mengulang dan mempelajari lebih jauh
tentang materi ajar, tidak lagi terbatas pada kegiatan tatap muka
di kelas. Mereka juga diharapkan dapat memiliki akses diskusi
jarak jauh dengan pihak guru maupun sekolah menyangkut
permasalahan
dalam
KBM.
Di
samping
itu,
dengan
meningkatnya konten materi ajar yang disajikan dalam situs web
sekolah, diharapkan para siswa lebih banyak menghabiskan
waktu mereka dalam kegiatan di media internet untuk hal-hal
yang lebih bermafaat yang menunjang KBM.
D. Bagi orang tua siswa, pemanfaatan teknologi informasi dan
komuniasi berbasis web yang diselenggarakan oleh pihak
sekolah, diharapkan memberi ruang yang cukup bagi mereka
untuk dapat berperan aktif dalam mengawasi proses belajar
mengajar putra putrinya di sekolah.
Orang tua dapat diberi
akses untuk melihat hasil evaluasi online anaknya kappa dan
dimana pun mereka berada.
Disamping itu bimbingan dan
konseling tentang permasalahan yang muncul dengan putra
putrinya dapat juga dilakukan dari jarak jauh, dengan tingkat
kerahasiahan yang tinggi baik dari pihak lain, maupun dari anak
didik sendiri.
D. Asumsi dan Pertanyaan Penelitian
C.1. Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Ingin memperoleh gambaran tentang Optimalisasi Pemanfaatan
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) berbasis web untuk
Meningkatkan mutu Manajemen Sekolah di SMK Negeri 1 Cimahi.
A. Latar
Belakang
1
.................................................................
B. Perumusan dan Pembatasan
Masalah .................................................................
1. Perumusan Masalah..
2. Pembatasan Masalah
1. Manfaat Penelitian.
a. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan hasanah
keilmuan berkaitan dengan JUDUL
b. Manfaat Praktis
Bagi Sekolah
Bagi Guru
Bagi Siswa
Bagi Orang Tua Siswa
C. Asumsi dan Penelitian
1. Asumsi
Titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima
Menggambarkan teori singkat dari aspek2 masalah yang diteliti
didukung pendapat ahli
Generalisasi standar teori dari judul
2. Pertanyaan penelitian
a. Kegiatan apa saja yang dilakukan dalam
perencanaan analisis peran kepala sekolah dalam
menerapkan evaluasi di sekolah untuk meningkatkan
mutu pendidikan di SD Islam Terpadu ?
b. Kegiatan apa saja yang dilakukan dalam pelaksanaan
analisis peran kepala sekolah dalam menerapkan
evaluasi di sekolah untuk meningkatkan mutu
pendidikan di SD Islam Terpadu ?
c. Kegiatan apa saja yang dilakukan dalam refleksi
analisis peran kepala sekolah dalam menerapkan
evaluasi di sekolah untuk meningkatkan mutu
pendidikan di SD Islam Terpadu ?
d. Kegiatan apa saja yang dilakukan dalam penilaian
analisis peran kepala sekolah dalam menerapkan
evaluasi di sekolah untuk meningkatkan mutu
pendidikan di SD Islam Terpadu ?
D. Pertanyaan Penelitian
1. Pendekatan
2. Metode penelitian
3. Tehnik Pengumpulan Data
4. Sumber Data
E. Analisis Data
F. Sistimatika
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teologis ( Al qur ’an – Hadist – Ijma – Qiyas )
E. Landasan Filosofis ( Konstuktivisme, rekontruktivisme,
positivisme, post positivisme )
Menurut Nueman (1997) dan Blaikie (1993), ada 3 (tiga)
pendekatan berbeda pada penelitian social. Ketiganya mewakili sebuah
model atau paradigma dalam penelitian, serangkaian teori yang dapat
diterima, prosedur dan asumsi tentang bagaimana para peneliti melihat
dunia. Paradigma berdasarkan aksioma atau pernyataan yang secara
universal diterima sebagai kebenaran. Pradigma menjadi penting karena
berkaitan dengan seleksi atau pemilihan dalam metode penelitian.
B.1. Positivisme (Obyektivisme)
Positivisme adalah paradigma tertua dan masih digunakan secara
luas
dalam
riset
media
massa.
Diperoleh
dari
tulisan-tulisan
filsuf seperti Comte & Mill, positivisme merupakan paradigma yang paling
sering digunakan dalam ilmu alam. Saat ilmu social dikembangnkan, para
peneliti memodifikasikan teknik ini untuk kepentingan mereka. Paradigma
positivisme meliputi konsep sebagai kuantifikasi, hipotesis dan mengukur
obyek.
B.1. Konstruktivisme (Interpretatif)
Tujuan dari paradigma ini untuk mengetahui bagaimana perilaku
alamiah keseharian manusia dalam memaknai dan mengintepretasikan
setiap kejadian di lingkungan mereka. Paradigma ini begitu popular pada
riset media massa selama dekade 1970-an dan 1980-an kemudian
memperoleh kemajuan pesat pada 1990-an.
Terdapat
tiga
perbedaan
dimensi
metode
positivisme
dengan
konstruktivisme:
1. Dua metode memiliki realitas filososfi yang berbeda. Bagi peneliti
positivisme, realitas adalah obyektif; keberadaannya terpisah dari para
peneliti dan dapat dilihat oleh semua orang. Dengan kata lain, hal itu
berada di luar.
Sementara bagi peneliti konstruktivisme, tidak ada realitas tunggal.
Masing-masing pengamat (observer) menciptakan realitas sebagai
bagian dari proses penelitian. Realitas adalah subyektif dan
keberadaannya hanya dalam referensi bagi observer. Menurut peneliti
konstruktivisme, keberadaan realitas hanya bagi observer. Sebaliknya
peneliti positivisme meyakini bahwa realita dapat dibagi dalam
komponen bagian-bagian, dan pengetahun mengenai ini semua
diperoleh
dengan
mengamati
masing-masing
bagian
tersebut.
Sementara peneliti interpretative menguji seluruh proses, meyakini
bahwa realita adalah holistik, menyeluruh dan tidak dapat dibagi-bagi.
2. Kedua metode memiliki sudut pandang berbeda dari setiap individu.
Peneliti positivisme meyakini semua manusia pada dasarnya mirip
dan melihat kategori-kategori umum untuk menyimpulkan perilaku
atau perasaan mereka. Sementara peneliti konstruktivisme meyakini
bahwa manusia pada dasarnya berbeda dan tidak dapat dikotakkotakan.
3. Peneliti positivisme bertujuan untuk menjeneralisasikan hukum umum
perilaku dan menjelaskan banyak hal pada banyak dimensi.
Sebaliknya, peneliti konstruktivisme berusaha untuk menghasilkan
penjelasan khusus tentang situasi atau individu tertentu. Jadi, bila
peneliti positivisme berkonsentrasi pada area yang lebih luas, maka
peneliti
konstruktivisme
berkonsentrasi
pada
area
yang
lebih
mendalam.
Terdapat lima perbedaan pendekatan positivisme dengan konstruktivisme:
1. Peran peneliti
Pendekatan positivisme mengupayakan obyektivitas dan dibedakan
dalam data. Sementara konstruktivisme adalah bagian integral dari
data, kenyataannya tanpa partisipasi aktif peneliti, tidak ada data yang
tersedia.
2. Disain
Pada pendekatan positivisme, disain dari sebuah studi dibatasi
sebelum dimulai. Sementara pada pendekatan konstruktivisme disain
meningkat selama proses penelitian, hal ini bisa disesuaikan atau
diubah sebagai progress penelitian.
3. Setting
Peneliti positivisme mencoba membatasi pencemaran dan kekacauan
variable-variable dengan melakukan penyelidikan dalam kendali
tertentu.
Sementara
Peneliti konstruktivisme
melakukan
studi
lapangan, kondisi lingkungan alam sekitar, mencoba memotret
pergerakan normal dari setiap kejadian tanpa mengendalikan variablevariable tambahan.
4. Alat ukur
Pada penelitian positivisme, keberadaan alat-alat ukur terpisah dari
peneliti;
pihak
lainlah
yang
menggunakan
data
dalam
penelitian. Sebaliknya pada penelitian konstruktivisme, peneliti adalah
alat; tidak ada individu yang dapat menggantikan.
5. Kerangka teori
Bila peneliti positivisme, mereka menggunakan penelitian untuk
menguji, mendukung, atau menolak sebuah teori. Sementara peneliti
konstruktivisme mengembangkan teori sebagai bagian dari proses
penelitian, teori adalah data yang diarahkan dan digabungkan sebagai
bagian dari proses penelitian, meningkat, bekembang dari data yang
mereka kumpulkan.
F. Landasan Teoritis
C.1. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
Ada beberapa tonggak perkembangan teknologi yang secara nyata
memberi sumbangan terhadap perkembangan Teknologi Informasi dan
Komunikasi
(TIK)
hingga
saat
ini.
Pertama
yaitu
penemuan
telepon oleh Alexander Graham Bell pada tahun 1875. Penemuan ini
kemudian
berkembang
menjadi
pengadaan
jaringan
komunikasi
dengan kabel yang meliputi seluruh daratan Amerika, bahkan kemudian
diikuti pemasangan kabel komunikasi trans-atlantik. Jaringan telepon ini
merupakan
infrastruktur
masif
pertama
yang
dibangun
manusia
untuk komunikasi global.
Memasuki abad ke-20, tepatnya antara tahun 1910-1920, terwujud
sebuah transmisi suara
tanpa
kabel
melalui
siaran radio
AM yang
pertama. Komunikasi suara tanpa kabel ini pun segera berkembang pesat.
Kemudian diikuti pula oleh transmisiaudio-visual tanpa kabel, yang
berwujud siaran televisi pada tahun 1940-an.
Komputer elektronik pertama beroperasi pada tahun 1943. Lalu
diikuti
oleh
tahapan
miniaturisasi komponen
elektronik
melalui
penemuan transistor pada tahun 1947 dan rangkaian terpadu (integrated
electronics) pada tahun 1957.
Perkembangan teknologi elektronika, yang merupakan cikal bakal
TIK saat ini, mendapatkan momen emasnya pada era perang dingin.
Persaingan ilmu
pengetahuan
dan
teknologi
(IPTEK) antara blok
Barat (Amerika Serikat) dan blok Timur (dulu Uni Soviet) justru memacu
perkembangan teknologi elektronika lewat upaya miniaturisasi rangkaian
elektronik untuk pengendali pesawat ruang angkasa maupun mesin-mesin
perang. Miniaturisasi komponen elektronik, melalui penciptaan rangkaian
terpadu, pada puncaknya melahirkan apa yang kemudian dikenal dengan
nama mikroprosesor. Mikroprosesor inilah yang menjadi 'otak' perangkat
keras komputer dan terus berevolusi sampai saat ini.
Selanjutnya perangkat telekomunikasi berkembang pesat saat
teknologi digital mulai
digunakan
menggantikan
teknologi analog.
Teknologi analog mulai terasa menampakkan batas-batas maksimal
pengeksplorasiannya. Digitalisasi perangkat telekomunikasi kemudian
berkonvergensi dengan perangkat komputer yang sejak awal merupakan
perangkat yang mengadopsi teknologi digital. Produk hasil konvergensi
inilah yang saat ini muncul dalam bentuk telepon seluler.
Perkembangan
infrastruktur telekomunikasi
dan komputasi ini
kemudian diikuti oleh revolusi kandungan isi (content) dalam bentuk
aplikasi multimedia. Konvergensi telekomunikasi - komputasi multimedia
inilah yang menjadi ciri abad ke-21, sebagaimana abad ke-18 dicirikan
oleh revolusi industri. Bila revolusi industri menjadikan mesin-mesin
sebagai
pengganti
'otot'
manusia,
maka
revolusi
digital
(karena
konvergensi telekomunikasi - komputasi multimedia terjadi melalui
implementasi teknologi digital) menciptakan mesin-mesin yang mengganti
(atau setidaknya meningkatkan kemampuan) 'otak' manusia.
Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Dunia
Pendidikan di Indonesia
Indonesia
pernah
menggunakan
istilah telematika (telematics)
untuk arti yang kurang lebih sama dengan TIK yang kita kenal saat ini.
Encarta
Dictionary
mendeskripsikan
telematics
sebagai
telecommunication + informatics (telekomunikasi + informasi) meskipun
sebelumnya kata itu bermakna science of data transmission (ilmu
pengetahuan tentang transmisi data).
Pengolahan informasi dan pendistribusiannya melalui jaringan
telekomunikasi membuka banyak peluang untuk dimanfaatkan di berbagai
bidang kehidupan manusia, termasuk salah satunya bidang pendidikan.
Ide untuk menggunakan mesin-belajar, membuat simulasi proses-proses
yang rumit, serta animasi proses-proses yang sulit dideskripsikan sangat
menarik minat para praktisi pembelajaran. Ditambah lagi dengan adanya
kemungkinan untuk melayani pembelajaran yang tak terkendala ruang
dan waktu juga dapat difasilitasi oleh TIK. Sejalan dengan itu mulailah
bermunculan
berbagai
jargon
berawalan e,
mulai
dari e-book, e-
learning, e-laboratory, e-education, e-library, dan sebagainya. Awalan e
bermakna bermakna electronics yang secara implisit dimaknai sebagai
segala hal yang berdasar teknologi elektronika digital.
Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran di Indonesia telah memiliki
sejarah yang cukup panjang. Inisiatif menyelenggarakan siaran radio
pendidikan dan televisi
pendidikan merupakan
upaya
melakukan
penyebaran informasi ke satuan-satuan pendidikan yang tersebar di
seluruh nusantara.
Hal
ini
adalah
wujud
dari
kesadaran
untuk
mengoptimalkan pendayagunaan teknologi dalam membantu proses
pembelajaran masyarakat. Kelemahan utama siaran radio maupun televisi
pendidikan adalah tidak adanya umpan balik (feedback) yang seketika.
Siaran bersifat searah yaitu dari narasumber atau fasilitator kepada
pembelajar.
Mulai diperkenalkannya komputer dengan kemampuan mengolah
dan menyajikan tayangan multimedia (teks, grafis, gambar, suara, dan
gambar bergerak) memberikan peluang baru untuk mengatasi kelemahan
yang tidak dimiliki siaran radio dan televisi. Bila televisi hanya mampu
memberikan informasi searah (terlebih jika materi tayangannya adalah
materi
hasil
memberikan
rekaman),
peluang
pembelajaran
interaksi
berbasis Internet memungkinkan
berbasis
yang
lebih
terjadinya
teknologi
baik.
internet
Pembelajaran
pembelajaran
dua
arah
dengan keunggulan utama bahwa pembelajar maupun fasilitator tidak
harus berada di satu tempat yang sama. Pemanfaatan teknologi video
conference yang dijalankan dengan menggunakan teknologi Internet
memungkinkan pembelajar berada di mana saja sepanjang terhubung ke
jaringan internet.
Selain aplikasi unggulan seperti itu, beberapa peluang lain yang
lebih sederhana dan lebih murah juga dapat dikembangkan sejalan
dengan kemajuan TIK saat ini.
Buku Elektronik (e-book)
Buku elektronik atau e-book adalah salah satu teknologi yang
memanfaatkan komputer untuk menayangkan informasi multimedia dalam
bentuk
yang
diintegrasikan
ringkas
dan
tayangan
dinamis.
suara,
Dalam
grafik,
sebuah e-book dapat
gambar,
animasi,
maupun video sehingga informasi yang disajikan lebih kaya dibandingkan
dengan buku konvensional.
Jenis e-book paling sederhana adalah yang sekadar memindahkan
buku konvensional menjadi bentuk elektronik yang ditayangkan oleh
komputer. Dengan teknologi ini, ratusan buku dapat disimpan dalam satu
keping CD (compact disk) maupun flashdisk. Bentuk yang lebih kompleks
dan memerlukan rancangan yang lebih cermat misalnya pada Microsoft
Encarta dan Encyclopedia Britannica yang merupakan ensiklopedi dalam
format
multimedia.
Format
multimedia
memungkinkan e-
book menyediakan tidak saja informasi tertulis tetapi juga suara, gambar,
video dan unsur multimedia lainnya. Penjelasan tentang satu jenis musik
misalnya, dapat disertai dengan cuplikan suara jenis musik tersebut
sehingga pengguna dapat dengan jelas memahami apa yang dimaksud
oleh penyaji
Pembelajaran Elektronik (e-learning)
.
Beragam definisi dapat ditemukan untuk e-learning. Victoria L.
Tinio, misalnya, menyatakan bahwa e-learning meliputi pembelajaran
pada
semua
menggunakan
tingkatan,
jaringan
baik
formal
komputer
maupun
(intranet maupun
nonformal,
yang
internet)
untuk
pengantaran bahan ajar, interaksi, dan/atau fasilitasi. Untuk pembelajaran
yang sebagian prosesnya berlangsung dengan bantuan jaringan internet
sering
disebut
sebagai online
learning.
Definisi
yang
lebih
luas
dikemukakan pada working paper SEAMOLEC, yakni e-learning adalah
pembelajaran melalui jasa elektronik.
Meski terdapat beragam definisi namun pada dasarnya disetujui
bahwa e-learning adalah pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi
elektronik sebagai sarana penyajian dan distribusi informasi. Dalam
definisi tersebut tercakup siaran radio maupun televisi pendidikan sebagai
salah satu bentuk e-learning. Meskipun radio dan televisi pendidikan
adalah salah satu bentuk e-learning, pada umumnya disepakati bahwa elearning mencapai bentuk puncaknya setelah bersinergi dengan teknologi
internet.
Internet-based
berbasis
learning atau web-based
internet/web)
adalah website yang
dalam
dimanfaatkan
bentuk
untuk
learning (pembelajaran
paling
sederhana
menyajikan
materi-materi
pembelajaran. Cara ini memungkinkan pembelajar mengakses sumber
belajar yang disediakan oleh narasumber atau fasilitator kapan dan
dimanapun dia kehendaki. Bila diperlukan dapat pula disediakan fasilitas
khusus pada situs pembelajaran tersebut yang berfungsi sebagai forum
diskusi seperti dalam bentuk mailing list.
Fasilitas e-learning yang lengkap disediakan oleh perangkat lunak
khusus
yang
disebut
perangkat
lunak
pengelola
pembelajaran
atau LMS (learning management system). LMS mutakhir berjalan berbasis
teknologi internet sehingga dapat diakses dari manapun selama tersedia
akses ke internet. Fasilitas yang disediakan meliputi pengelolaan siswa
atau peserta didik, pengelolaan materi pembelajaran, pengelolaan proses
pembelajaran
termasuk
pengelolaan
komunikasi
pengelolaan
antara
evaluasi
pembelajar
pembelajaran
dengan
serta
fasilitator-
fasilitatornya. Fasilitas ini memungkinkan kegiatan belajar dikelola tanpa
adanya tatap muka langsung di antara pihak-pihak yang terlibat
(administrator, fasilitator, peserta didik atau pembelajar). ‘Kehadiran’
pihak-pihak yang
terlibat diwakili
oleh e-mail, kanal chatting, atau
melalui video conference.
C.1. Sistem Informasi
Sistem
Informasi (SI)
adalah kombinasi
dari teknologi
informasi dan aktivitas orang yang menggunakan teknologi itu untuk
mendukung operasi dan manajemen. Dalam arti yang sangat luas, istilah
sistem informasi sering digunakan merujuk kepada interaksi antara orang,
proses algoritmik, data, dan teknologi. Dalam pengertian ini, istilah Sistem
Informasi digunakan tidak hanya merujuk pada penggunaan teknologi
informasi dan komunikasi (TIK), tetapi juga untuk cara bagaimana orang
berinteraksi
dengan
teknologi
ini
dalam
mendukung
berjalannya
manajemen organisasi.
Sistem informasi menjadi bagian terpenting dalam pemanfaatan
TIK. Hal ini terutama berkaitan dengan tujuan pemanfaatan TIK itu sendiri.
Sistem informasi diterapkan untuk membantu mengontrol kinerja proses
manajemen organisasi. Sistem informasi merupakan tipe khusus dari
suatu sistem kerja. Sistem kerja itu sendiri didefinisikan sebagai suatu
sistem dimana manusia melakukan pekerjaan dengan menggunakan
sumber daya untuk memproduksi produk atau jasa tertentu. Sistem
informasi adalah suatu sistem kerja yang kegiatannya ditujukan untuk
pengolahan informasi (menangkap, transmisi, menyimpan, mengambil,
memanipulasi dan menampilkan).
Dengan demikian, sistem informasi berhubungan erat dengan
sistem data di satu sisi dan sistem aktivitas di sisi lain. Sistem informasi
adalah suatu bentuk komunikasi dimana data diproses sebagai bentuk
dari memori sosial. Sistem informasi juga dapat dianggap sebagai bahasa
semi formal yang mendukung manusia dalam pengambilan keputusan dan
tindakan.
Lebih jauh sistem informasi didefinisikan sebagai gabungan yang
terorganisir di antara manusia, perangkat lunak, perangkat keras, jaringan
komunikasi dan sumber data dalam mengumpulkan, mengubah, dan
menyebarkan
informasi
dalam
organisasi,
yang
mempertemukan
kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat
manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan
berbagai laporan-laporan yang diperlukan baik untuk keperluan internal
maupun pihak luar.
Ditinjau dari sisi fungsi, maka sistem informasi dapat dikategorikan
dalam empat kategori:
1. Sistem Pemrosesan Data
2. Sistem Informasi Manajemen
3. Sistem Informasi Eksekutif
4. Sistem Pendukung Keputusan
Sistem Pemrosesan Data (Data Processing System)
Sistem Pemrosesan Data (Data Processing System) adalah bagian
dari sistem informasi yang merupakan sebuah sistem yang menjalankan
dan
mencatat
transaksi
data
rutin
yang
diperlukan
untuk
menjalankan roda organisasi. Contohnya adalah seperti memasukkan
data siswa, data guru, data hasil evaluasi belajar, data jadwal, dan lainlain.
Tujuan utama dari sistem pada tingkat ini adalah untuk menjawab
pertanyaan rutin dan melacak arus transaksi data yang melalui organisasi.
Pada tingkat operasional, tugas, sumber daya, dan tujuan ditentukan
sebelumnya dan sangat terstruktur. Seorang pemimpin memerlukan
sistem untuk memonitor status operasional internal dan hubungan
organisasi dengan pihak luar. Sistem pemrosesan data juga merupakan
factor utama sumber informasi bagi jenis sistem informasi lainnya. Oleh
sebab itu jika terjadi kegagalan sistem atau sistem tidak berfunsi untuk
beberapa waktu saja dapat menyebabkan terjadinya kekacauan pada
sistem manajemen organisasi secara umum.
Penyusunan struktur konten data pada suatu sistem pemrosesan
data haruslah dilakukan secermat mungkin berlandaskan pada sistem
algoritma pola pikir pengguna sistem itu sendiri, sehingga proses
penyimpanan
dan
pengolahan
data
dapat
memenuhi
pengguna dalam menjalankan manajemen organisasi.
kebutuhan
Sangat tidak
mungkin sistem akan menampilkan informasi yang dibutuhkan, jika data
pendukung yang diperlukan tidak tersedia atau tidak pernah dimasukkan
sebelumnya. Untuk itulah dalam merancang suatu sistem informasi, maka
penyusunan stuktur konten data harus disesuaikan dengan tujuan dan
berbagai kebutuhan organisasi secara spesifik dan terperinci.
Sistem Informasi Manajemen (Management Information System)
Secara definisi, terdapat beberapa pendapat ahli tentang sistem
informasi manajemen ini :
1. Bodnar dan Hopwood ; buku Accounting Information System :
Mendefinisikan SIM sebagai kumpulan perangkat keras dan perangkat
lunak yang dirancang untuk mentransformasikan data dalam bentuk
informasi yang berguna.
2. Turban, McLean, dan Waterbe ; buku Information Technology for
Management
Mendefinisikan
Making
SIM
Connection
sebagai
for
Strategies
sistem
yang
Advantages :
mengumpulkan,
memproses, menyimpan, menganalisa, dan menyebarkan informasi
untuk tujuan yang spesifik.
3. L. James Havery ; Mendefinisikan SIM sebagai sistem yang
merupakan prosedur logis dan rasional guna melakukan atau
merancang suatu rangkaian komponen yang berhubungan satu sama
lain.
4. Ludwig Von Bartalanfy ; Mendefinisikan SIM sebagai seperangkat
unsur yang saling terikat dalam suatu antar relasi di antara unsurunsur tersebut dengan lingkungan.
5. O’brien ; Mendefinisikan SIM sebagai sekelompok komponen yang
saling berhubungan, bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama
dengan
menerima
input
serta
menghasilkan
output
dalam
transformasi yang teratur.
6. Azhar Susanto ; Mendefinisikan SIM sebagai kumpulan/group dari sub
sistem/bagian/komponen apapun baik fisik maupun non fisik yang
saling berhubungan satu sama lain dan berfungsi untuk pengendalian,
pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan.
Secara umum sistem informasi manajemen atau SIM (management
information system) didefiniskan sebagai sistem perencanaan yang
menjadi bagian dari pengendalian internal suatu organisasi yang meliputi
pemanfaatan sumber
daya
manusia, dokumen/data, teknologi,
serta
prosedur untuk membantu dalam memecahkan masalah yang muncul
pada organisasi tersebut. Sistem informasi manajemen dibedakan
dengan sistem informasi biasa karena SIM digunakan untuk menganalisis
sistem informasi lain yang diterapkan pada aktivitas operasional
organisasi. Secara akademis, istilah ini umumnya digunakan untuk
merujuk pada kelompok metode manajemen informasi yang berkaitan
dengan
otomatisasi
atau
dukungan
terhadap pengambilan
keputusan manusia.
Merujuk pada fungsi SIM, maka setiap pengguna harus memiliki
akses tertentu sesuai dengan jenjang struktur organisasi itu sendiri
terhadap sumber informasi yang ada dan mengetahui bagaimana cara
menggunakannya. Hal ini akan sangat membantu mereka dalam
mengidentifikasi
mengevaluasi
suatu
kinerja
masalah,
dalam
menyelesaikan
semua
tahap
masalah,
manajemen,
dan
termasuk
perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan.
Sistem Informasi Eksekutif (Executive Information System)
Sistem Informasi Eksekutif atau SIE (Executive Information System)
adalah salah satu jenis sistem informasi manajemen yang menampilkan
informasi
atau
data
guna
mendukung
dan
memudahkan
dalam
pembuatan keputusan yang dibutuhkan oleh seorang pimpinan organisasi
dengan menyediakan kemudahan akses terhadap informasi baik dari
dalam maupun dari luar yang relevan dengan tujuan organisasi. SIE Ini
biasanya dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan
kebijakan atau keputusan.
SIE menyajikan laporan dan informasi yang kuat dan akurat
berdasarkan sumber-sumber data yang ada dengan kemampuan untuk
menganalisis, membandingkan dan mengolah berbagai variable penting
untuk dimanfaatkan pimpinan organisasi dalam memonitor kinerja dan
mengidentifikasi setiap masalah yang dapat menghambat perkembangan
organisasi.
Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System)
Sistem Pendukung Keputusan (SPK) atau Decision Support
System (DSS) adalah sebuah sistem yang mampu memberikan
kemampuan pengkomunikasian serta pemecahan masalah. Sistem ini
digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam situasi semi
terstruktur dan situasi yang tidak terstruktur, dimana tak seorangpun tahu
secara pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat (Turban, 2001).
SPK
bertujuan
untuk
menyediakan
informasi,
membimbing,
memberikan prediksi serta mengarahkan kepada pengguna informasi agar
dapat melakukan pengambilan keputusan dengan lebih baik. SPK
merupakan implementasi teori-teori pengambilan keputusan yang telah
diperkenalkan oleh ilmu-ilmu seperti operation research dan menegement
science, hanya bedanya adalah bahwa jika dahulu untuk mencari
penyelesaian masalah yang dihadapi harus dilakukan perhitungan iterasi
secara manual (biasanya untuk mencari nilai minimum, maksimum, atau
optimum),
saat
ini
sistem
aplikasi
computer
telah
menawarkan
kemampuan untuk menyelesaikan persoalan yang sama dalam waktu
relatif singkat.
Sprague dan Watson mendefinisikan Sistem Pendukung Keputusan
(SPK) sebagai sistem yang memiliki lima karakteristik utama yaitu
(Sprague et.al, 1993):
1. Sistem yang berbasis komputer.
2. Dipergunakan untuk membantu para pengambil keputusan
3. Dipergunakan untuk memecahkan masalah-masalah rumit yang
mustahil dilakukan dengan kalkulasi manual
4. Disajikan melalui cara simulasi yang interaktif
5. Data dan model analisis menjadi komponen utama.
Secara umum Sistem Pendukung Keputusan dibangun oleh tiga
komponen besar yaitu database Management, Model Base dan Software
System/User Interface. Komponen SPK tersebut dapat digambarkan
seperti gambar di bawah ini.
a. Database Management
Merupakan subsistem data yang terorganisasi dalam suatu
basis data. Data yang merupakan suatu sistem pendukung
keputusan dapat berasal dari luar maupun dalam lingkungan.
Untuk keperluan SPK, diperlukan data yang relevan dengan
permasalahan
yang
hendak
dipecahkan
melalui
simulasi.
b. Model Base
Merupakan
suatu
model
yang
merepresentasikan
permasalahan ke dalam format kuantitatif (model matematika
sebagai contohnya) sebagai dasar simulasi atau pengambilan
keputusan,
termasuk
didalamnya
tujuan
dari
permaslahan
(objektif), komponen-komponen terkait, batasan-batasan yang ada
(constraints),
dan
hal-hal
terkait
lainnya.
Model
Base
memungkinkan pengambil keputusan menganalisa secara utuh
dengan mengembangkan dan membandingkan solusi alternatif.
c. User Interfase
Terkadang disebut sebagai subsistem dialog, merupakan
penggabungan antara dua komponen sebelumnya yaitu Database
Management dan Model Base yang disatukan dalam komponen
ketiga (user interface), setelah sebelumnya dipresentasikan dalam
bentuk
model
yang
dimengerti
komputer.
User
Interface
menampilkan keluaran sistem bagi pemakai dan menerima
masukan dari pemakai kedalam Sistem Pendukung Keputusan.
SPK dapat memberikan berbagai manfaat dan keuntungan
diantaranya adalah:
1. SPK
memperluas
kemampuan
pengambil
keputusan
dalam
memproses data / informasi bagi pemakainya.
2. SPK membantu pengambilan keputusan untuk memecahkan masalah
terutama barbagai masalah yang sangat kompleks dan tidak
terstruktur.
3. SPK dapat menghasilkan solusi dengan lebih cepat serta hasilnya
dapat diandalkan.
Walaupun suatu SPK mungkin saja tidak mampu memecahkan
masalah yang dihadapi oleh pengambil keputusan, namun dia dapat
menjadi
stimulan
bagi
pengambil
keputusan
dalam
memahami
persoalannya,karena mampu menyajikan berbagai alternatif pemecahan.
1. Deskripsi pengertian setiap kata pada judul
Tugas Mata Kuliah
METODOLOGI
PENELITIAN
DAN
Dosen :
Dr. H. Nanang
Hanafiah, M.M.Pd
STATISTIKA
PENDIDIKAN
Bandung, 13 Agustus 2016
Disusun oleh :
EVA SAFARIYANI
(NIS. 4103810316048)
SISTIMATIKA PROPOSAL KUALITATIF
Analisis Peran Kepala Sekolah
Dalam Menerapkan Manajemen Evaluasi Di Sekolah
Untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan
di SD Islam Terpadu Nurul Hikmah III dan SD Islam Terpadu Ali Bin Abi
Thalib Purwakarta