2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja - Pengaruh Lingkungan dan Etika Kerja Terhadap Kinerja Karyawan pada PT Bank Mega Tbk. Cabang Pembantu Katamso Medan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Lingkungan Kerja

  2.1.1. Pengertian Lingkungan Kerja

  Menurut Nitisemito (2000:183) lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar lingkungan para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang diembankan kepadanya.

  Sedangkan menurut Sedarmayanti (2001:1) lingkungan kerja adalah keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan kerja di sekitarnya dimana seorang bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan kerja yang baik sebagai perseorangan maupun sebagai kelompok.

  Lingkungan kerja merupakan tempat dimana para karyawan melakukan nyaman yang memungkinkan karyawan untuk dapat bekerja secara optimal. Jika karyawan menyenangi lingkungan kerja dimana dia bekerja, maka karyawan tersebut akan betah di tempat kerjanya, melakukan aktifitas sehingga waktu kerja dapat di pergunakan secara efektif. Produktifitas akan semakin tinggi dan otomatis prestasi kerja karyawan juga akan semakin tinggi.

  2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja

  Berikut adalah beberapa faktor yang diuraikan Sedarmayanti (2001:21) yang dapat mempengaruhi terbentuknya kondisi lingkungan kerja yang dikaitkan dengan kemampuan karyawan, diantaranya adalah:

  1. Penerangan/cahaya di tempat kerja

  Cahaya atau penerangan sangat memberi manfaat yang besar bagi karyawan guna mendapatkan keselamatan dan kelancaran dalam bekerja.

  Oleh sebab itu perlu diperhatikan adanya penerangan yang terang dan tidak menyilaukan. Cahaya yang kurang jelas dapat memperlambat pekerjaan dan akan menimbulkan banyak kesalahan sehingga akhirnya menyebabkan kurang efisien dalam menjalankan pekerjaan, sehingga tujuan organisasi sulit dicapai. Cahaya dapat dibedakan menjadi empat yaitu :

  a. cahaya langsung

  b. cahaya setengah langsung

  c. cahaya tidak langsung

  d. cahaya setengah langsung Dalam keadaan normal, tiap anggota tubuh manusia mempunyai temperatur yang berbeda beda. Tubuh manusia akan selalu berusaha untuk mempertahankan keadaan yang normal dengan sistem tubuh yang sempurna sehingga dapat menyesuaikan diri dengan situasi keadaan yang terjadi di luar tubuh. Namun kemampuan tubuh untuk menyesuaikan diri memiliki batas yaitu bahwa tubuh manusia masih dapat menyesuaikan dirinya dengan temperatur luar tubuh tidak lebih dari 20% untuk kondisi panas dan 35% untuk kondisi dingin, dari keadaan normal tubuh.

  3. Kelembapan tempat kerja

  Kelembapan adalah banyaknya air yang terkandung di dalam udara, biasa dinyatakan dalam persentase. Kelembapan ini dipengaruhi oleh temperatur udara dan secara bersama sama antara temperatur, kelembapan, kecepatan udara bergerak dan radiasi panas dari udara tersebut akan mempengaruhi keadaan tubuh manusia pada saat menerima atau melepaskan panas dari tubuhnya. Suatu keadaan dengan temperatur udara sangat panas dan kelembapan tinggi akan menimbulkan pengurangan panas dari tubuh secara besar-besaran karna sistem penguapan.

  4. Sirkulasi udara di tempat kerja Oksigen merupakan gas yang dibutuhkan oleh mahkluk hidup untuk menjaga kelangsungan hidup, yaitu untuk proses metabolisme. tersebut telah berkurang dan telah bercampur dengan gas atau bau-bauan yang berbahaya bagi kesehatan tubuh. Sumber utama adanya udara segar adalah adanya tanaman yang berada di sekitar tempat kerja. Tanaman merupakan penghasil oksigen yang dibutuhkan oleh manusia. Dengan cukupnya oksigen di sekitar tempat kerja, ditambah dengan pengaruh secara psikologis akibat adanya tanaman di sekitar tempat kerja, keduanya akan memberikan kesejukan dan kesegaran pada jasmani. Rasa sejuk dan segar selama bekerja akan membantu mempercepat pemulihan tubuh akibat lelah yang ditimbulkan setelah bekerja.

  5. Kebisingan di tempat kerja

  Salah satu polusi yang cukup menyibukkan para pakar untuk mengatasinya adalah kebisingan, yaitu bunyi yang tidak dikehendaki oleh telinga. Tidak dikehendaki terutama dalam jangka panjang bunyi tersebut dapat mengganggu ketenangan bekerja, merusak pendengaran,dan menimbulkan kesalahan komunikasi. Bahkan menurut penelitian kebisingan yang serius bisa menyebabkan kematian. Bekerja membutuhkan konsentrasi maka suara bising hendaknya dihindarkan agar pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan dengan efisien sehingga produktifitas kerja meningkat.

  Ada tiga aspek yang menentukan kualitas suatu bunyi yang bisa menentukan tingkat gangguan terhadap manusia, yaitu : a. Lamanya kebisingan.

  c. Frekwensi kebisingan. Semakin lama telinga mendengar kebisingan, akan semakin buruk akibatnya diantaranya pendengaran dapat makin berkurang.

  6. Getaran mekanis di tempat kerja Getaran mekanis artinya getaran yang ditimbulkan oleh alat mekanis yang sebagian dari getaran ini sampai ke tubuh karyawan dan dapat menimbulkan akibat yang tidak diinginkan. Getaran mekanis pada umunya sangat mengganggu tubuh karna ketidakteraturannya, baik tidak teratur dalam intensitas maupun frekwensinya. gangguan terbesar terhadap suatu alat dalam tubuh terdapat apabila frekwensi alat ini beresonansi dengan frekwensi dari getaran mekanis. Secara umum getaran mekanis dapat mengganggu tubuh dalam hal : a. Konsentrasi bekerja.

  b. Datangnya kelelahan.

  c. Timbulnya beberapa penyakit diantaranya karna gangguan terhadap mata, syaraf, peredaran darah, otot, tulang dan lain-lain.

  7. Bau-bauan di tempat kerja Adanya bau-bauan ditempat kerja dapat dianggap sebagai pencemaran, karena dapat menggangu konsentrasi bekerja, dan bau-bauan yang terjadi terus-menerus dapat mempengaruhi kepekaan penciuman. Pemakaian “Air Conditioner” yang tepat merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk menghilangkan bau-bauan yang menggangu

  8. Tata Warna di Tempat Kerja Tata warna di tempat kerja perlu dipelajari dan direncanakan dengan sebaik-baiknya. Pada kenyataanya tata warna tidak dapat dipisahkan dengan penataan dekorasi. Hal ini dapat dimaklumi karena warna mempunyai pengaruh besar terhadap perasaan. Sifat dan pengaruh warna kadang-kadang menimbulkan rasa senang, sedih, dan lain-lain. Karena dalam sifat warna dapat merangsang perasaan manusia.

  9. Dekorasi di Tempat Kerja Dekorasi ada hubunganya dengan tata warna yang baik, karena itu dekorasi tidak hanya berkaitan dengan hasil ruangan kerja saja tetapi berkaitan juga dengan cara mengatur tata letak, tata warna, perlengkapan, dan lainnya untuk bekerja.

  10. Musik di Tempat Kerja Menurut para pakar musik, musik yang nadanya lembut sesuai dengan suasana, waktu dan tempat dapat membangkitkan dan merangsang karyawan untuk bekerja. Oleh karena itu lagu-lagu perlu dipilih dengan selektif untuk dikumandangkan di tempat kerja. Tidak sesuainya musik yang diperdengarkan di tempat kerja akan menggagu konsentrasi kerja.

  11. Keamanan di Tempat Kerja Guna menjaga tempat dan kondisi lingkungan kerja tetap dalam keadaan aman maka perlu diperhatikan adanya keberadaannya. Salah satu upaya untuk menjaga keamanan ditempat kerja, dapat memanfaatkan

2.1.3 Indikator dan Dimensi Lingkungan Kerja

  Yang menjadi indikator-indikator lingkungan kerja menurut Sedarmayanti (2001 : 46) adalah sebagai berikut:

  a. Penerangan

  b. Suhu udara

  c. Suara bising

  d. Bau-bauan di tempat kerja

  e. Ruang gerak yang diperlukan

  f. Keamanan kerja

  g. Hubungan karyawan

  Menurut Sedarmayanti (2001:21) secara garis besar lingkungan kerja terbagi menjadi 2 (dua): lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik.

  1. Lingkungan kerja fisik Lingkungan kerja fisik adalah semua yang terdapat di sekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi karyawan baik secara langsung maupun tidak langsung. Lingkungan fisik dapat di bagi dalam dua kategori, yaitu :

  a. Lingkungan kerja yang langsung berhubungan dengan karyawan (seperti: pusat kerja, kursi, meja dan sebagainya).

  b. Lingkungan perantara atau lingkungan umum dapat juga disebut lingkungan kerja yang dapat mempengaruhi kondisi manusia, misalnya: temperatur atau suhu udara, kelembapan, sirkulasi udara, warna dan lain lain.

  2. Lingkungan kerja Non Fisik Lingkungan kerja non fisik adalah adalah semua keadaan yang terjadi yang berkaitan dengan lingkungan kerja baik hubungan dengan atasan maupun hubungan dengan sesama rekan kerja, ataupun hubungan dengan bawahan. Lingkungan kerja non fisik merupakan lingkungan kerja yang tidak bisa diabaikan. Membina hubungan yang baik antar sesama rekan kerja, bawahan maupun atasan harus dilakukan karna kita saling membutuhkan hubungan kerja yang terbentuk sangat mempengaruhi psikologis karyawan.

2.2 Etika

2.2.1 Pengertian Etika

  Menurut Bertens (2000:35) etika adalah cabang filsafat yang mempelajari baik buruknya perilaku manusia. Secara etimologis, etika adalah ajaran atau ilmu tentang adat kebiasaan baik atau buruk yang dapat diterima umum mengenai sikap, perbuatan, kewajiban, dan sebagainya. Pada hakikatnya moral menunjuk pada ukuran-ukuran yang telah diterima oleh suatu komunitas, sementara etika umumnya lebih dikaitkan dengan prinsip-prinsip yang dikembangkan diberbagai wacana etika atau aturan-aturan yang diberlakukan sebagai suatu profesi.

  Menurut Griffin & Ebert (2007:58) etika merupakan keyakinan mengenai tindakan yang benar dan yang salah, atau tindakan yang baik dan yang buruk, yang mempengaruhi hal lainnya. Nilai-nilai dan moral pribadi perorangan dan perilaku yang etis atau tidak etis. Dengan kata lain, perilaku etis merupakan perilaku yang mencerminkan keyakinan perseorangan dan norma-norma sosial yang diterima secara umum sehubungan dengan tindakan-tindakan yang benar dan baik. Perilaku tidak etis adalah perilaku yang menurut keyakinan perseorangan dan norma-norma sosial dianggap salah atau buruk.

  Menurut Siahaan (2012:9) etika adalah sumber acuan (pedoman) berperilaku apa yang dapat diterima dan yang tidak dapat diterima dalam berbagai kegiatan bisnis. Etika hendak mencari, tindakan manusia yang manakah yang baik.

  Menurut Simorangkir (2003:3) etika merupakan suatu usaha yang sistematis dengan menggunakan rasio untuk menafsirkan pengalaman moral individu dan sosial sehingga dapat menetapkan antara mengendalikan perilaku manusia serta nilai-nilai yang berbobot untuk dijadikan sasaran dalam hidup.

  Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa etika merupakan sesuatu yang berhubungan dengan kelakuan pribadi serta kewajiban moral dan yang berkaitan dengan hubungan-hubungan manusia berkenaan dengan persoalan benar dan salah. Etika berhubungan dengan kelakuan individu-individu serta standard-standard yang mempengaruhi hubungan antar individu.

2.2.2 Teori Etika

  Secara umum Etika dapat dibagi menjadi: dasar bagi manusia untuk bertindak secara etis,bagaimana manusia mengambil keputusan etis, teori-teori etika, lembaga-lembaga normatif dan semacamnya.

  2. Etika khusus adalah penerapan prinsip-prinsip atau norma-norma moral dasar dalam bidang kehidupan yang khusus. Penerapan ini bisa berwujud: Bagaimana saya menilai perilaku saya dan orang lain dalam bidang kegiatan dan kehidupan khusus yang dilatarbelakangi oleh kondisi yang memungkinkan manusia bertindak etis: cara bagaimana manusia mengambil suatu keputusan/tindakan, dan teori serta prinsip moral dasar yang ada akibatnya. Etika Khusus dibagi lagi menjadi 3: a. Etika Individual lebih menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap dirinya sendiri.

  b. Etika Sosial berbicara mengenai kewajiban dan hak, sikap dan pola perilaku manusia sebagai makhluk sosial dalam interaksinya dengan sesamanya.

  c. Etika Lingkungan Hidup, menjelaskan hubungan antara manusia dengan lingkungan sekitarnya dan juga hubungan antara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya yang secara langsung maupun tidak langsung berdampak pada lingkungan hidup secara keseluruhan.

  Menurut Bertens (2000 : 66) teori etika, yakni :

  a. Utilitarisme Utilitarisme berasal dari kata latin utilis yang berarti bermanfaat. Menurut itu harus menyangkut bukan saja satu dua orang melainkan masyarakat sebagai keseluruhan.

  b. Deantologi Deantologi berasal dari bahasa Yunani deon yang berarti kewajiban. Atas pertanyaan “mengapa perbuatan ini adalah baik dan perbuatan itu harus ditolak sebagai buruk”, deantologi menjawab: “karena perbuatan pertama menjadi kewajiban kita dan karena perbuatan kedua dilarang”. Yang menjadi dasar bagi baik buruknya perbuatan adalah kewajiban.

  c. Teori Hak

  Teori hak adalah pendekatan yang paling banyak dipakai untuk mengevaluasi baik buruknya suatu perbuatan atau perilaku. Teori hak merupakan suatu aspek dari teori deontologi, karena hak berkaitan dengan kewajiban, dan dapat dikatakan hak dan kewajban bagaikan dua mata sisi dari uang logam yang sama.

  d. Teori Keutamaan Dalam teori-teori yang dibahas sebelumnya, baik buruknya perilaku manusia dipastikan berdasarkan suatu prinsip atau norma. Keutamaan bisa didefenisikan sebagai disposisi watak yang telah diperoleh seseorang dan memungkinkan dia untuk bertingkah laku baik secara moral.

  Kebijaksanaan, misalnya merupakan suatu keutamaan yang membuat seseorang mengambil keputusan tepat dalam setiap situasi.

  Menurut Griffin & Ebert (2007 : 58) etika merupakan keyakinan mengenai tindakan yang benar dan yang salah, atau tindakan yang baik dan yang buruk, yang mempengaruhi hal lainnya. Jadi, etika kerja dapat diartikan sebagai doktrin tentang kerja yang diyakini oleh seseorang atau sekelompok orang sebagai baik dan benar yang mewujud nyata secara khas dalam perilaku kerja mereka.

  Menurut Sigit (2003:118) etika kerja (work ethic) mencerminkan sejauh manakah seseorang menilai kerja. Orang yang memiliki etika kerja yang tinggi memandang bahwa kerja adalah penting, mulia, dan sumber martabat. Bagi seseorang yang etika kerjanya tinggi atau kuat mempunyai keyakinan bahwa kerja dengan sungguh-sungguh adalah kunci kesuksesan dan kebahagiaan. Dari penelitian terungkap bahwa orang yang etika kerjanya tinggi atau kuat memperoleh pendapatan yang lebih besar, mampunyai inisiatif, memperoleh kepuasan kerja, produktif, berprestasi, dan memiliki sikap serta keyakinan positif.Etika kerja sering disebut etos kerja. Etos ialah istilah Yunani, yang berarti juga etika.

  Menurut Rudito (2007) dalam Zainuri (2011:3) Etika kerja adalah acuan yang dipakai oleh suatu individu atau perusahaan sebagai pedoman dalam melaksanakan aktivitas bisnisnya, agar kegiatan yang mereka lakukan tidak merugikan individu atau lembaga yang lain.

  Harsono dan Santoso (2006:35) yang menyatakan etika kerja sebagai semangat kerja yang didasari oleh nilai-nilai atau norma-norma tertentu. Hal ini sesuai dengan pendapat Sukiyanto (2000:29) yang menyatakan bahwa etika kerja lebih baik guna memperoleh nilai hidup mereka. Etika kerja menentukan penilaian manusia yang diwujudkan dalam suatu pekerjaan.

  Ernawan (2007:14) “etika kerja merupakan sikap, pandangan, kebiasaan,ciri-ciri atau sifat mengenai cara bekerja yang dimiliki seseorang, suatu golongan atau suatu bangsa”. Etika kerja yang tinggi tentunya rutinitas tidak akan membuatbosan, bahkan mampu meningkatkan prestasi kerjanya atau kinerja. Hal yang mendasari etika kerja tinggi di antaranya keinginan untuk menjunjung tinggi mutu pekerjaan, maka individu yang mempunyai etos kerja tinggi akan turut serta memberikan masukan-masukan ide di tempat bekerja.

  Menurut Siregar dan Kuara (2009) etika kerja merupakan sikap seseorang atau kelompok orang dalam membina hubungan yang serasi, selaras dan seimbang didalam kelompok itu sendiri maupun dengan kelompok lain. Etika dalam hubungan kerja sangat penting karena dengan tercapainya hubungan seimbang antara perilaku dalam proses produksi akan meningkatkan kinerja.

  Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa etika kerja adalah segala sesuatu yang menggambarkan suatu sikap dan mengandung makna sebagai aspek evaluatif yang dimiliki oleh individu (kelompok) dalam memberikan penilaian terhadap kerja.

2.3.1 Fungsi Etika Kerja

  Secara umum etika kerja berfungsi sebagai alat penggerak tetap perbuatan dan kegiatan individu. Menurut Ernawan (2007:14) fungsi etika kerja adalah: Etika kerja dapat menjadi pendorong timbulnya perbuatan, dimanaetika kerja dapat membuat individu atau dalam kelompok dapatmelakukan suatu perbuatan agar dapat mencapai hal yang diinginkan.

  2. Penggairah dalam aktivitas.

  Dalam melakukan sebuah aktivitas sehari-hari baik itu secaraindividu atau dalam kelompok, etika kerja dapat menjadikannya lebihbersemangat dalam menjalankan aktivitas tersebut. Sehingga dapat dicapai hasil yang diinginkan.

  3. Penggerak, seperti mesin bagi mobil besar.

  Etika kerja dapat menggerakkan individu atau sekelompok orangagar mau melakukan sesuatu untuk mencapai hal yang diinginkan,sehingga terciptalah kesepakatan dalam pencapaian target tersebut.

2.3.2 Indikator dan Dimensi Etika Kerja

  Menurut Tebba (2003:1) perlu diperhatikan sifat-sifat etika yang harus dikembangkan dalam etika kerja, yang pertama sifat bertanggung jawab, tanggung jawab disini langsung kepada Tuhan, artinya setiap pekerja harus mempunyai kesadaran bahwa tanggung jawabnya bukan hanya didunia saja atau kepada atasan langsung saja akan tetapi langsung kepada Tuhan, yang selanjutnya jujur dalam perbuatan, hal ini meliputi kerja keras, yang dapat diartikan bahwa pekerja harus tekun dan mampu mengoptimalkan hasil kerjanya, yang kedua sifat hemat, sifat ini juga bertujuan agar setiap pekerja tidak menghambur-hamburkan uang dalam disini diharapkan agar setiap pekerja harus senantiasa menghargai waktu yang telah ditetapkan.

2.4 Kinerja Karyawan

2.4.1 Pengertian Kinerja Karyawan

  Menurut Gomes (2003:160) kinerja karyawan merupakan fungsi perkalian dari usaha karyawan (effort), yang didukung dengan motivasi yang tinggi, dengan kemampuan karyawan (ability), yang diperoleh melalui latihan-latihan. Kinerja yang meningkat, berarti performansi yang baik, akan menjadi feedback bagi usaha, atau motivasi pekerja pada tahap berikutnya.

  Kinerja adalah pekerjaan yang merupakan gabungan dari karakteristik pribadi dan pengorganisasian seseorang (Moeheriono, 2012:65). Selain pengertian tersebut kinerja juga memiliki definisi suatu pencapaian seorang karyawan terhadap tugas dan tanggung jawab yang diberikan perusahaan dengan adanya kemampuan dan perbuatan dalam situasi tertentu.

  Menurut Wibowo (2007:4) kinerja merupakan implementasi dari rencana yang telah disusun. Implementasi kinerja dilakukan oleh sumber daya manusia yang memiliki kemampuan, kompetensi, motivasi dan kepentingan. Bagaimana organisasi menghargai dan memperlakukan sumber daya manusianya akan mempengaruhi sikap dan perilakunya dalam menjalankan kinerja.

  Menurut Armstrong dan Baron (1998:15) dalam Wibowo (2007:7) kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan yang kuat dengan tujuan ekonomi. Dengan demikian, kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut. Kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya.

  Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kinerja merupakan hasil kerja yang di capai seorang karyawan dalam melaksanakan pekerjaan yang sesuai dengan tanggung jawab yang di berikan kepada karyawan tersebut.

2.4.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja

  Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi penilaian kinerja karyawan, yaitu: a. Karakteristik situasi

  b. Deskripsi pekerjaan, spesialisasi pekerjaan dan standar kinerja

  c. Tujuan-tujuan penilaian kinerja d. Sikap para karyawan dan manajer terhadap evaluasi.

  Faktor-faktor yang mempengaruhi penilaian kinerja, menurut Keith Davis dalam Sedarmayanti (2001 : 45) merumuskan : a) Performance = Ability + Motivation

  b) Ability = Knowledge + Skill

  c) Motivation = Attitude + Situation Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa kinerja seseorang terkait dengan kemampuan (ability) dan motivasi (motivation). Kemampuan sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan (knowledge) dan keahlian (skill), sedangkan motivasi menggerakkan seseorang tersebut menuju pencapaian tujuan.

  Sutrisno (2013:151) mengungkapkan bahwa faktor-faktor lingkungan juga mempengaruhi prestasi kerja atau kinerja karyawan. Adapun faktor-faktor lingkungan yang memengaruhi prestasi kerja atau kinerja karyawan adalah: 1. Kondisi Fisik.

  2. Peralatan.

  3. Waktu.

  4. Material.

  5. Pendidikan.

  6. Supervisi.

  7. Desain organisasi.

  8. Pelatihan.

  9. Keberuntungan.

2.4.3 Indikator dan Dimensi Kinerja Karyawan

  Menurut Mathis (2002:78) kinerja karyawan adalah hal-hal yang mempengaruhiseberapa banyak mereka memberi kontribusi kepada organisasi, antara lain:

  1. Kualitas kerja yaitu kerapian, ketelitian, keterkaitan hasil dengan tidak mengabaikan volume kerja.

  2. Kuantitas kerja yaitu volume kerja yang dihasilkan dibawah kondisi normal.

  3. Kerjasama yaitu kemampuan menangani hubungan kerja antar karyawan. ketaatan dan penyelesaian tugas dengan tepat waktu.

2.5 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu

  Variabel Metode Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian

  Penelitian Penelitian Ahmad Zainuri Pengaruh Etika Etika Kerja Analisi Etika kerja Islami (2011) Kerja dan Islam, Regresi dan kepemimpinan

  Kepemimpinan Kepemimpi Berganda. Islami adalah positif Islam Terhadap nan Islam terhadap kinerja Kinerja dan Kinerja karyawan Karyawan (Studi Karyawan. pada KJKS/UJKS Koperasi Kab.

  Pati). Miftahul Fauzi Pengaruh Etika Etika Kerja Analisis Etika kerja (2011) Kerja Terhadap dan Kinerja Regresi berpengaruh secara

  Kinerja Karyawan. Linear positif dan

  Karyawan pada Sederhana. signifikan terhadap Garuda Plaza kinerja karyawan Hotel Medan. pada Garuda Plaza Hotel Medan.

  Khairani Pengaruh Lingkungan Analisis Lingkungan Kerja DianaSofyan Lingkungan Kerja Kerja dan Regresi memiliki pengaruh (2013) Terhadap Kinerja Kinerja Linear secara signifikan

  Kerja Pegawai Sederhana. terhadap Kinerja BAPPEDA. pegawai Bappeda. Muhammad Pengaruh Etika Etika Kerja Analisis Etika Kerja Chaidir (2013) Kerja Terhadap dan Kinerja Regresi berpengaruh

  Kinerja Karyawan Berganda. terhadap kinerja Karyawan Dinas karyawan Dinas Pendapatan Pendapatan Daerah Daerah Kota Pontianak. (DISPENDA) Kota Pontianak.

  Amien Surveying The Work Ethics Descriptive Terdapat hubungan Ahmadie, Relationship and Correlation yang positif antara Leyla Sori, & Between Work Etika Kerja dan

  Employee’s Maryam Iman Ethics And Productivity Produktivitas (2014) pegawai.

  Employee’s Productivity of Lorestan Province’s Education Department.

  Sumber: Zainuri (2011), Fauzi (2011), Sofyan (2013), Chaidir (2013), Ahmadie (2014).

2.6 Kerangka Konseptual

  Tingginya kualitas lingkungan kerja di suatu perusahaan akan mendorong kinerja karyawan. Lingkungan kerja merupakan hal yang penting dalammenciptakan kinerja karyawan. Setiap karyawan yang bekerja tidak terlepas dari pengaruh lingkungan kerja.Menurut Nitisemito (2000:183) lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang diembankan kepadanya. Lingkungan kerja yang baik tentu akan membuat karyawan melaksanakan dan meluangkan seluruh tenaga dan pikirannya untuk bekerja secara maksimal.

  Menurut Sigit (2003:118) etika kerja (work ethic) mencerminkan sejauh manakah seseorang menilai kerja. Orang yang memiliki etika kerja yang tinggi memandang bahwa kerja adalah penting, mulia, dan sumber martabat. Bagi seseorang yang etika kerjanya tinggi atau kuat mempunyai keyakinan bahwa kerja dengan sungguh-sungguh adalah kunci kesuksesan dan kebahagiaan. Etika kerja yang tinggi pada akhirnya akan membentuk sikap serta perilaku karyawan sesuai dengan visi dan misi perusahaan untuk mencapai tujuannya.

  Menurut Armstrong dan Baron (1998:15) dalam Wibowo (2007:7) kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen, dan memberikan kontribusi pada yang dicapai dari pekerjaan tersebut. Kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya, dan juga memfokuskan pada hasil kerjanya. Karena suatu perusahaan pada dasarnya dijalankan oleh manusia (karyawan), maka kinerja sesungguhnya merupakan perilaku manusia didalam suatu organisasi yang memenuhi standar perilaku yang telah ditetapkan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Sutrisno (2013:151) mengungkapkan bahwa kinerja atau prestasi kerja adalah “sebagai hasil kerja yang telah dicapai seseorang dari tingkah laku kerjanya dalam melaksanakan aktivitas kerja”. Aktivitas kerja karyawan dapat berjalan dengan baik seiring dengan motivasi yang dimiliki karyawan terhadap pekerjaannya serta lingkungan kerja yang mendukung dalam melaksanakan pekerjaan.Etika kerja yang tinggi dan mendukung atau tidaknya lingkungan kerja di perusahaan akan mempengaruhi tinggi atau rendahnya kinerja yang dihasilkan karyawan.

  Berdasarkan uraian-uraian tersebut maka hubungan antara variabel- variabel bebas dan variabel terikat dalam penelitian ini digambarkan dalam kerangka konseptual sebagai berikut:

  Lingkungan Kerja (X )

  1 Kinerja Karyawan (Y) Etika Kerja (X 2 ) Sumber : Nitisemito (2000:183), Sigit (2003:118),Wibowo (2007:7), dan Sutrisno (2013:151) Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.7 Hipotesis

  Menurut Sugiyono (2005:30) Hipotesis merupakan jawaban sementara yang menerangkan fakta-fakta atau kondisi-kondisi yang diamati dan digunakan untuk langkah penelitian selanjutnya. Berdasarkan kerangka konseptual diatas peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut:

  “Lingkungan dan Etika kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja karyawan PT. Bank Mega, Tbk. Cabang Pembantu Katamso Medan”.

Dokumen yang terkait

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Peran Keluarga dalam Pemenuhan Kebutuhan Interaksi Sosial pada Lansia di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru

0 0 25

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Tekanan Darah 1.1.Pengertian - Pengaruh Latihan Fleksibility Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Terapi Hemodialisa di Klinik Ginjal dan Hipertensi Rasyida Medan

0 0 26

Pengaruh Latihan Fleksibility Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Terapi Hemodialisa di Klinik Ginjal dan Hipertensi Rasyida Medan

0 0 12

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kamus - Perancangan Fitur Autocomplete pada Aplikasi Kamus Istilah Teknologi Informasi Menggunakan Algoritma Boyer-Moore

0 0 16

Pengaruh Berbagai Tingkatan Fungi Mikoriza Arbuskula terhadap Produktivitas Rumput Gajah Mini (Pennisetum purpureum Schamach ) pada Tanah Ultisol

0 0 15

Implementasi Hybrid Cryptosystem dengan Algoritma One Time Pad dan Algoritma Rabin Cryptosystem dalam Pengamanan Data Teks

0 1 19

Implementasi Hybrid Cryptosystem dengan Algoritma One Time Pad dan Algoritma Rabin Cryptosystem dalam Pengamanan Data Teks

0 0 20

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku 2.1.1 Pengertian Perilaku - Perilaku Penjamah Pestisida di PT. Perkebunan Nusantara IV Kebun Bah Butong Tahun 2015

0 0 34

Analisis Kinerja Jaringan Komputer Di SMK Darussalam Medan Dengan Menggunakan Cisco Packet Tracer

0 0 10

I. DATA RESPONDEN - Pengaruh Lingkungan dan Etika Kerja Terhadap Kinerja Karyawan pada PT Bank Mega Tbk. Cabang Pembantu Katamso Medan

0 0 16