BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian - Eksistensi dan Mobilitas Sosial Karyawan Perempuan di Perkebunan

BAB III METODE PENELITIAN

  3.1. Jenis Penelitian

  Penelitian ini menggunakan jenis penelitian studi kasus dengan pendekatan kualitatif,dikarenakan penelitian ini lebih menekankan pada wawancara mendalam informan dan lebih signifikan dengan indikator-indikator dalam penelitian ini lebih mudah jika digunakan penelitian dengan pendekatan kualitatif tersebut.

  Selanjutnya data dan informasi yang didapatkan dilapangan kemudian dilakukan interpretasi data yang dalam penelitian ini objeknya adalah karyawan perempuan di PT.

  Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Tinjowan.

  3.2. Lokasi Penelitian Adapun yang menjadi lokasi penelitian dalam penelitian ini adalah di PT.

  Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Tinjowan yang merupakan perkebunan kelapa sawit dan memiliki pabrik kelapa sawit sendiri untuk mengelola sawit hasil panen sampai menjadi bahan minyak mentah, yang secara administratif terletak di nagori Tinjowan kecamatan Ujung Padang, kabupaten Simalungun. Dengan jumlah penduduk keseluruhan 1642 jiwa (tenaga kerja dan tanggungan), dan yang berstatus sebagai karyawan Unit Usaha Tinjowan sebanyak 614 orang, yang tersebar diseluruh bagian perkebunan emplasmen dan afdeling di PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Tinjowan. Alasan peneliti untuk melakukan penelitian ini adalah,dikarenakan peneliti pernah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat perkebunan sewaktu dulu orang tuanya bekerja menjadi karyawan dan lokasinya tidak terlalu jauh dari tempat tinggal peneliti saat ini. Namun hal itu hanya sebagai mempermudah jalan peneliti untuk melakukan penelitian secara professional dan maksimal di PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Unit Usaha Tinjowan.

3.3. Unit Analisis dan Informan

  Unit Analisis yang dimaksudkan dalam suatu penelitian adalah satuan tertentu

  yang diperhitungkan sebagai subjek Penelitian (Arikunto, 2006). Dalam penelitian ini yang menjadi Unit Analisis dalam penelitian adalah selluruh karyawan laki-laki dan perempuan di PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Tinjowan.

  Informan adalah orang yang memahami informasi dan sebagai pelaku maupun

  orang lain yang memahami penelitian (Bungin, 2007). Informan diambil dengan menggunakan teknik penentuan informan secara Purpossive Sampling, yang dimaksudkan bahwa peneliti telah mengetahui semua informan dan hanya menggunakan beberapa informan untuk mendapatkan data dan informasi yang mewakili keseluruhan.

  Adapun yang menjadi karakteristik informan dalam penelitian ini adalah, enam orang karyawan perempuan dan enam karyawan laki-laki di PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Unit Usaha Tinjowan, dengan kriteria : 1.

  Karyawan Perempuan dan laki-laki yang sudah bekerja kurang lebih 5 sampai 15 tahun menjadi karyawan dan mengalami mobilitas sosial (minimal naik golongan karyawan) 2. Status sebagai Karyawan Pelaksana dan atau Karyawan pimpinan Unit Usaha

  Tinjowan

3. Mewakili bagian pekerjaan seperti, administrasi (SDM dan Umum), tata usaha lapangan, pabrik, pendidikan,pengamanan dan rumah sakit.

  4. Informan tambahan bagian SDM dan Umum, yang mewakili pengelola atau assisten Sumberdaya Manusia dan Umum yang mengetahui kondisi para karyawan di PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Tinjowan.

3.4. Teknik Pengumpulan Data

  Teknik Pengumpulan data Primer Teknik pengumpulan data yang diperoleh melalui kegiatan penelitian langsung ke lokasi penelitian (field research) untuk mencari data-data yang lengkap dan berkaitan dengan masalah yang diteliti.

  a.

  Observasi Partisipasi (pengamatan dilakukan langsung kepada informan untuk mengetahui kegiatan, aktifitas dan rutinitas keseharian enam karyawan perempuan yang bekerja di Perkebunan PTPN IN kebun Tinjowan.

  b.

  Wawancara Mendalam/indept interview (dilakukan wawancara mendalam langsung kepada informan karyawan perempuan untuk menceritakan perjalanan karir karyawan perempuan yang bekerja di PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Tinjowan). Teknik Pengumpulan Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang dapat diambil dari sumber lain atau instansi lain secara tidak langsung yang berkaitan dengan penelitian. Dalam penelitian ini data sekunder terdiri atas, data tentang struktur organisasi kerja, dokumentasi dan foto-foto wilayah perkebunan, dan dokumen lainnya baik dokumen pribadi maupun dokumen resmi yang berhubungan dengan keperluan penelitian di PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Tinjowan.

3.5. Interpretasi data

  Data yang diperoleh dari hasil penelitian diedit,dikategorisasi dan kemudian di paparkan secara sistematis sesuai dengan fokus penelitian yaitu, Eksistensi dan Mobilitas Sosial Karyawan Perempuan. Seiring dengan deskripsi dan temuan data dilapakan dilakukan interpretasi data dengan merujuk pada persepektif sosiologis yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan Sosiologi Masyarakat Perkebunan dan Sosiologi Gender.

3.6. Jadwal Kegiatan Penelitian No. Kegiatan Bulan Ke

  1

  2

  3

  4

  5

  6

  7

  8

  9 1 * Pra Observasi

  2 Penyusunan Proposal

  Penelitian

  3 Seminar Proposal * Penelitian

  • 4 Revisis Proposal Penelitian

  5

  • Penelitian Ke Lapangan

  6 Pengumpulan data dan

  analisis

  7 Bimbingan

  8 Penulisan Laporan Akhir

  9 Sidang Meja Hijau

3.7 Keterbatasan Penelitian

  1. Informan merupakan pekerja karyawan Unit Usaha Tinjowan, jadi mengharuskan peneliti untuk mewawancarai karyawan baik laki-laki dan perempuan saat mereka bekerja dan diteui ditempat kerja mereka. Ada yang dikantor ataupun dilapangan.

  1. Peneliti dianggap mahasiswa yang sedang magang atau PKL, jadi harus mematuhi semua peraturan yang berlaku, menjaga kerahasiaan data, melapor ke bagian pengamanan setiap kali mau ambil data dan masuk ke suatu bagaian pekerjaan karyawan, dan mengurus surat menyurat secara formalitas di PT. Perkebunan Nusantara IV (persero) Unit Usaha Tinjowan.

  2. Pada saat mau mewawancarai Manajer Unit Usaha Tinjowan, tidak bisa dilakukan berhubung kesibukan dan waktu itu Manajer sedang memasuki masa pensiun jadi tidak bisa dikonfirmasi untuk dilakukan wawancara, yang kemudian peneliti dilimpahkan ke Assiten bagian SDM dan Umum untuk melakukan riset dan pengambilan data.

  

BAB. IV

TEMUAN DAN INTERPRETASI DATA PENELITIAN

4.1 Deskripsi Wilayah PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Unit Usaha Tinjowan

4.1.1 Sejarah

  Unit Usaha Tinjowan adalah salah satu unit usaha dari PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) yang terletak di Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara.

  Bergerak dibidang usaha Perkebunan Kelapa Sawit dan Pebgolahan yang menghasilkan Minyak sawit (CPO) dan inti sawit (PK). Pada mulanya unit usaha Tinjowan adalah milik pemerintahan Belanda Hadis Vereniging Amsterdam (HVA), yang membuka kebun kopi seluas 106 ha pada tahun 1917-1942. Komoditi kopi diganti dengan kelapa sawit [ada tahun 1920-1928. Jepang mengambil alih pada tahun 1942-1945. Pemerintah Negara Republik Indonesia (NRI) mengambil alih pada tahun 1945-1947. Hva mengambil alih kembali pada tahun 1947-1958. Pemerintah Indonesia menasionalisasikan menjadi Perusahaan Perkebunan Negara (PPN) pada tahun 1958-1960. Perusahaan berubah menjadi gabungan PPN Sumut III pada tahun1960-1961. Pada tahun 1961-1963 perusahaan berubah menjadi PPN Sumut IV. Perusahaan berubah lagi menjadi PPN Usaha Tanaman V pada tahun 1963-1968. Pada tahun 1968-1971 perusahaan berubah menjadi bagian dari PNP VI. Perusahaan berubagh menjadi PT. Perkebunan Nusantara

  VI pada tahun 1971-1996. Berdasarkan peraturan pemerintah nomor 9 tahun 1996, sejak tanggal 1 maret 1996 PT. Perkebunan Nusantara VI, VII dan VIII bergabung menjadi PT.

  Perkebunan Nusantara IV (Persero). (Selayang Pandang PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Unit Usaha Tinjowan Tahun 2014)

  4.1.2 Letak Georgrafis

  Secara Geografis, terletak di Kecamatan Ujung Padang, Kabupaten Simalungun, dan berjarak +/- 26 km dari Kota Kisaran (kabupaten Asahan) serta terletak 25 m diatas permukaan laut, dan juga +/- 25 km dari pinggir laut. Di sekeliling Unit Usaha Tinjowan terdapat berapa Perkebunan Negara dan Swasta lainnya, yaitu PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Dusun Ulu, PTPN IV Kebun Padang Matinggi, PTPN

  IV Kebun Aek Nauli, PT. London Sumatera kebun Sei Bejangkar dan PT. Bakrie Sumatera Plantation. Topografi tanah datar dan bergelombang, dan jenis tanah adalah Podsolik Kuning. Luas areal 4.047 Ha.

  4.1.3 Kondisi Sosial Ekonomi Karyawan

  Status pekerja sebagai karyawan PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Unit Usaha Tinjowan secara umum terbagi kedua bagian, yaitu karyawan Pimpinan dan Karyawan Pelaksana. Jumlah karyawan sebanyak 614 orang (karyawan perempuan 135 dan karyawan laki-laki 479 orang) untuk karyawan pelaksana, dan karyawan pimpinan sebanyak 16 orang (15 orang laki-laki dan 1 orang perempuan) termasuk Manajer Unit. Untuk seorang perempuan karyawan pimpinan tersebut adalah menduduki posisi kepala sekolah SMP Yapendak Tinjowan. Secara keseluruhan, karyawan pelaksana bersama dengan istri tidak bekerja dan tanggungan 3 anak berjumlah 1.642 orang. Para karyawan mendapatkan fasilitas untama berupa rumah pemondokan karyawan yang terdapat di emplasmen, afdeling I s/d V untuk karyawan pelaksana dan kompleks perumahan staf untuk karyawan pimpinan. Adapun beberapa fasilitas umum yang didapat para karyawan pimpinan dan pelaksana baik karyawan perempuan dan laki-laki anatara lain : 1.

  Rumah Pemondokan Karyawan (rumah pondok) bersama listrik dan airnya 2. Sarana ibadah (masing-masing) unit di afdeling I s/d V dan emplasmen ada 1 unit dan gereja ada 3 unit.

  3. APD (alat pelindung diri) 4.

  Sarana olahraga (berupa lapangan tenis, voli, bulu tangkasi, sepak bola) dan stadion gelora Tinjowan.

  5. Perobatan/perawatan di rumah sakit.

  6. Pengajian MTSI dan IKBI (ikatan keluarga besar isti) 7.

  Program Persatuan Umat Kristaen (PUK).

  Fasilitas tersebut diatas, didapat oleh seluruh karyawan Unit Usaha Tinjowan. Selain itu, ada juga fasilitas Koperasi Karyawan. KOPKAR Mandiri Tinjowan memberikan pelayana kepada anggota yang berjumlah 635 orang (januari 2014) berupa : simpan pinjam jangka pendek, jangka panjang, konsumsi hanya dipusatkan di emplasmen dan di afdeling tidak ada Kedai Rangsum. Setiap tahunnya SHU, koperasi dibagikan kepada setiap anggota. Beberapa dari istri karyawan tersebut bekerja sebagai PNS, ada juga yang berdagang (wiraswasta) dengan membuka kedai didepan rumahnya, selain itu juga berternak sapi untuk menambah penghasilan keluarga karyawan tersebut. Dalam hal lain, status karyawan ada yang hanya suami yang menjadi karyawan laki-laki dan istrinya tidak bekerja (ITB) dan tanggungan sebanyak 3 anak termasuk istri, kemudian untuk status istri yang bekerja menjadi karyawan perempuan dianggap lajang hanya menanggung dirinya sendiri. Untuk suami istri yang bekerja sebagai karyawan baik suami yang menanggung anak dan istri menangung dirinya sendiri. Para karyawan sudah memiliki kendaraan sendiri seperti sepeda motor dan ada beberapa yang sudah memiliki mobil pribadi. Untuk fasilitas pendidikan untuk anak, di Unit Usaha Tinjowan terdapat :

  1. TK. Ria Sari Tinjowan 2.

  SMP Swasta Yapendak Tinjowan 3. Untuk anak karyawan.

  4. Untuk tingkat SD terdapat 3 sekolah dasar negeri (1,2 dan 4) di emplasmen 5.

  Untuk tingkat SMP Negeri ada di Kecamatan Ujung Padang, dan MTS Nurul Hikmah Tinjowan 6. Untuk tingkat SMA Negeri Ujung Padang yang ada di kecamatan, MTS Nurul Hikmah dan MAN Ujung Padang.

  Infrastruktur jalan berupa jalan perkebunan yang sebagian ada yang di pitron dan sebagian sudah di aspal kasar. Terdapat 1 tower telekomunikasi di dekat Pabrik Kelapa Sawit di Emplasmen dan tanki air. Di kawasan emplasmen terdapat pasar (pajak) yang diadakan setiap gajian karyawan, yaitu dua kali sebulan. Untuk pemakaman muslim dan kristen terdapat di kompleks Rumah Sakit. Dan untuk kawasan emplasmen, perumahan staf dan kompleks rumah sakit secara administratif masuk ke nagori Tinjowan dan dipimpin oleh kepala desa Tinjowan. Masyarakat perkebunan Unit Usaha Tinjowan untuk emplasmen dapat terbagi dua, yaitu kawasan secara daerah administratif yaitu Nagori Tinjowan, Kecamatan Ujung Padang, Kabupaten Simalungun dan daerah perkebunan PT. Perkebunan Nusantara IV (persero) Unit Usaha Tinjowan dibawah naungan Manajer Unit dan bagian SDM dan Umum untuk bagian yang mengerti dan memahami kondisi sosial karyawan dan masyarakat perkebunan Unit Usaha Tinjowan.

  Pembagian wilayah daerah perkebunan unit usaha Tinjowan: a.

  Emplasmen (bagian pekerja Pabrik kelapa sawit, kantor Unit Usaha Tinjowan, gudang, pengamanan, SMP Yapendak, Rumah Sakit,pembuangan limbah) b.

  Afdeling I s/d V untuk bagian pekerja lapangan (tanaman kelapa sawit da pembibitan yang waktu dalam penelitian ini pembibitan sedang tidak ada) c.

  Namun pembagian wilayah daerah tersebut tidak terbatas untuk para pekerja karyawan yang dikantor ataupun yang dilapangan. Karena di bagian afdeling juga ada kantor dan di emplasmen juga terdapat tanaman kelapa sawit. Para karyawan pergi kerja dengan menggunakan kendaraan mereka masing- masing dengan sepeda motor, baik karyawan yang kerja di bagian kantor ataupun yang kerja di lapangan. Fasilitas tambahan seperti kendaraan dinas diberikan untuk karyawan yang akan bertugas dinas luar ke kantor pusat atau ke unit usaha perkebunan lainnya.

  Untuk kondisi ekonomi para karyawan dapat digolongkan kelas menengah, seperti yang diungkapkan bapak Mirvan Ariza, SH (26 tahun) selaku assisten SDM dan Umum Unit Usaha Tinjowan :

  “karyawan disini dapat dikategorikan mereka ke kelas ekonomi menengah, karena gaji mereka juga dapat dibilang tercukupi untuk kebutuhan mereka sehari-haridan apalagi kalau mereka yang bekerja dua orang atau suami istri sebagai karyawan disini” (wawancara, dikantor SDM)

  Selain fasilitas untuk memenuhi kebutuhan bulanan yang dapat dilakukan di waktu “pajakan”, para karyawan juga terkadang sering berbelanja ke Ujung Padang, seperti untuk belanja pagi hari untuk keperluan sehari-hari, seperti belanja sayur dan ikan walau ada juga kedai-kedai sampah disekitaran rumahnya. Istilahnya di Ujung padang ini, kawasan kota kecamatan, yang terdapat pertokoan untuk memenuhi kebutuhan dan perlengkapan rumah tangga para karyawan, dan jika barang yang diinginkan tidak didapat maka mereka terkadang juga pergi ke Kota Kisaran untuk berbelanja keperluan rumah tangga sendiri dan keperluan pekerjaan dikantor juga. Secara umum, para karyawan gajian dua kali sebulan yaitu gajian kecil (pertenghan bulan) dan gajian besar (awal bulan) yang biasanya dibayarkan kepada para karyawan. Kegiatan sosial yang biasa dilakukan karyawan dan terutama karyawan perempuan dan istri karyawan adalah perwiritan dan pengajian untuk ibu-ibu yang muslim baik di bagian emplasmen atau afdeling untuk perwiritan laki-laki/bapak-bapak dimalam hari yaitu malam jum’at ataupun perwiritan perempuan/ibu-ibu di siang hari ada yang hari minggu, jum’at atau hari kamis. Untuk hari-hari kebesaran setiap umat beragama,sepeti peringatan Maulid, isra’ mi’raj, muharram untuk karyawan yang muslim, dan peringatan natal, tahun baru, paskah untuk karyawan yang kristen. Namun para karyawan tetap menjaga toleransi antar umat beragama, yang secara keseluruhan hampir 70 persen beragama islam dan 30 persen beragama kristen. Untuk suku, terdapat Jawa, Batak, Aceh, Minang, dan lain-lain.

  Hal lainnya karena para karyawan menempati rumah dinas (rumah pondok), maka mereka juga harus menjaga fasilitas tersebut, seperti menjaga kebersihan baik rumah dan perkarangannya, dan juga menjaga kondisi fisik rumah pondok tersebut. Dan untuk karyawan yang memiliki hewan ternak untuk menjaganya agar tidak merusak wilayah tanaman kelapa sawit, jadi harus digembala ditempat yang aman agar tidak merusak tanaman kelapa sawit,merusak perkarangan rumah karyawan dan merusak fasilitas umum lainnya milik PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Unit Usaha Tinjowan. Secara umum, karyawan terbagi atas bagian kerja : a.

  Pekerja atau karyawan dilapangan b.

  2 Kantor Tata Usaha 13 2,12

  7 Teknik sipil 14 2,28 20* 3,26 36 5,54

  6 Transport 13 2,12 13 2,12

  5 Pengamanan 18 2,93 18 2,93

  27 4,40

  4 SDM dan Umum 13 2,12 14* 2,28

  3 Gudang 4 0,65 4 0,65

  7 1,14 20 3,26

  1 Dinas Tanaman 4 0,65 1 0,16 5 0,81

  Bagian kantor (SMP Yapendak. Rumah Sakit dan tata usaha, dan kantor di setiap afdeling) c.

  Laki – laki Perempuan Frekuwnsi % Frekuensi %

  Total %

  Pekerjaan Karyawan Pelaksana Jumlah

  Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Tinjowan. No. Bagian

  Tabel 4. Komposisi karyawan berdasarkan jenis kelamin dan bagian kerja di PT.

  Pengaman.

  Pabrik Kelapa Sawit d.

  8 Bengkel 7 1,14 7 1,14

  9 Bengkel umum

  13 Afdeling I 59 9,61 17 2,77 76 12,38

  

Jumlah Total 479 78,01 135 21,99 614 100

Data diambil dari bagian SDM dan UMUM Unit Usaha Tinjowan.

  18 Bibitan 4 0,65 3 0,48 7 1,14

  17 Afdeling V 50 8,14 20 3,25 70 11,40

  16 Afdeling IV 56 9,12 15 2,44 71 11,56

  15 Afdeling III 57 9,28 16 2,61 73 11,89

  14 Afdeling II 62 10,10 17 2,77 79 12,87

  3.74

  16

  23

  12 Pengolahan 18 2,93 5 0,81

  65 10,59

  65

  11 PKS 10,59

  10 Bengkel listirk 6 0,98 6 0,98

  2.61 16 2,61

  Dari tabel data tersebut dapat dilihat bahwa jumlah yang ditandai bintang merupakan keterangan untuk jumlah komposisi karyawan perempuan dibagian kerja tersebut paling banyak jumlahnya, yaitu bagian SDM dan Umum, Teknik Sipil (dikantor),dan yang ditandai dengan garis bawah merupakan jumlah karyawan laki-laki yang paling banyak, yaitu dibagian kerja Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Unit Usaha Tinjowan. Adapun terlihat bahwa komposisi karyawan berdasarkan jenis kelamin dan bagian kerja,secara posisi yang menjadi mayoritas adalah karyawan dengan jenis kelamin laki-laki,karena diposisi tersebut merupakan bagian kerja dilapangan dan dibagian pabrik (lebih maskulin pekerjaannya),sedangkan karyawan perempuan terutama berada diposisi kerja bagian kantor dan lebih feminim pekerjaannya.

  Jabatan atau posisi kerja untuk karyawan Pimpinan (baik perempuan dan laki- laki, sebagai berikut : Karyawan pimpinan laki-laki,dengan posisi atau jabatan : 1.

  Manajer Unit 2. Kepala Dinas Tanaman 3. Kepala Dinas Teknik dan Pengolahan 4. Kepala Dinas Tata Usaha 5. Assisten tanaman 6. Assisten tanaman 7. Assisten tanaman 8. Assisten tanaman 9. Asssiten tanaman 10.

  Assisten teknik pabrik 11. Assisten pengolahan 12. Assisten pengolahan 13. Assisten pengolahan 14. Assisten SDM dan Umum 15. Perwira pengaman (laki-laki)

  Sedangkan karyawan pimpinan perempuan berada pada posisi atau jabatan : 1.

  Kepala Sekolah SMP Swasta Yapendak

  Terdapat 16 posisi jabatan untuk karyawan pimpinan, dan 15 diantaranya dijabati atau diduduki oleh laki-laki, dan hanya satu posisi atau jabatan Kepala Sekolah Yapendak yang diduduki oleh karyawan pimpinan perempuan di Unit Usaha Tinjowan. Keterangan untuk assisten tanaman berjumlah 5 untuk setiap afdeling I s/d V. Secara kebetulan, untuk posisi atau jabatan karyawan pimpinan perempuan yang biasa dijabati yaitu jabatan Kepala Sekolah Yapendak, untuk posisi jabatan karyawan pimpinan lainnya masih didominasi secara kebetulan oleh karyawan dengan jenis kelamin laki-laki. Untuk posisi atau jabatan karyawan pimpinan baik perempuan ataupun laki-laki, harus sudah memiliki pendidikan tinggi dan gelar kesarjanaan baik S1 ataupun S2 di PT. Perkebunan Nusantara IV. Unit Usaha Tinjowan. Keterangan untuk masa kerja atau pensiun secara umur, untuk karyawan pelaksana laki-laki dan perempuan pensiun umur 55 tahun dan karyawan pimpinan umur 56 tahun, dan penghargaan masa kerja diberikan kepada karyawan untuk masa kerja 25 tahun dan 30 tahun (jubelium).

  Untuk jenjang pendidikan atau pendidikan yang ditamatkan dan dimiliki karyawan perempuan dan laki-laki,memiliki persentasi sebagai berikut : Tabel. 5. Persentasi pendidikan yang ditamatkan karyawan. Pendidikan yang ditamatkan Persentasi SD 15% SMP 5% SMA 65% Sarjana 10%

  Sumber data primer

  Adapun golongan karyawan ini terkait dan menggambarkan jenjang karir dan stratifikasi pekerjaan karyawan laki-laki dan perempuan,baik statusnya sebagai karyawan pimpinan ataupun pelaksana di PT. Perkebuana Nusantara IV. (Persero).

  Tabel. 6. Jenjang kepangkatan karyawan terdiri dari 6 (enam) strata. Sebagai berikut : Strata Pangkat Golongan

  I Pelaksana Pratama

  IA Pelaksana Muda

  IB

  II Juru Pratama

  IC Juru Muda

  ID

  III Penyelia Pratama

  IIA Penyelia Muda

  IIB Penyelia Madya

  IIC Penyelia Utama

  IID

  IV Pengatur Pratama

  IIIA Pengatur Muda

  IIIB Pengatur Madya

  IIIC Pengatur Utama

  IIID

  V Penata Madya

  IVA Penata Utama

  IVB

  VI Pembina Madya

  IVC Pembina Utama

  IVD

  Sumber data : buku perjanjian kerja bersama (2010-2011)

  Selanjutnya,golongan karyawan merupakan aspek yang dinilai dalam penentuan gaji pokok karyawan. Karena strata golongan karyawan tersebut juga memiliki tingkatan untuk semua karyawan bisa naik golongan dari satu tingkat ke tingkat berikutnya.

  Tabel.7. Gaji Pokok Karyawan berdasarkan Golongan IA-II D,untuk karyawan pelaksana : PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero).

  Ruang Golongan

  I.A

  I.B

  I.C

  I.D

  II.A

  II.B

  II.C

  II.D

  

723.750 766.831 847.248 959.257 1.097.113 1.255.073 1.427.395 1.588.228

726.622 772.574 858.883 970.774 1.111.472 1.272.307 1.447.499 1.611.205

729.494 778.319 864.479 982.231 1.125.833 1.289.539 1.467.604 1634.182

732.365 784.062 879.094 993.720 1.140.193 1.308.770 1.487.708 1.657.157

735.239 789.808 881.711 1.005.208 1.154.553 1.324.002 1.507.811 1.680.134

738.108 795.551 890.328 1.016.697 1.168.913 1.341.235 1.527.916 1.703.111

740.983 801.294 898.944 1,028.184 1.183.273 1.358.467 1.548.020 1.726.085

  • 743.854 807.039 907.560 1.039.673 1.197.833 1.375.699 1.568.125 746.728 812.782 916.174 1.051.160 1.211.993 1.392,930 - -
  • 749.597 818.525 924.789 1.082.848 1.226.353 1.410.184

    752.470 824.471 933.405 1.074.137 1.240.715 - - -

  • 755.342 830.014 942.023 1.085>758.214 836.759 950.839 - - -
  • 761.085 841
  • 763.959

  Sumber,buku Perjanjian Kerja Bersama 2010-2011

  Terdapat istilah –per atau skala yang dituliskan setelah angka golongan,istilah tersebut digunakan untuk melihat skala dan gaji pokok seorang karyawan,,dan skala pr tersebut yang membedakannya setiap golongan bukan berbeda diperlakukan untuk diberikan kepada karyawan. Dalam hal ini kesempatan naik golongan karyawan semua sama dan terbuka untuk karyawan laki-laki dan perempuan,baik karyawan pelaksana dan karyawan pimpinan. Dengan skala tersebut,naik dengan penilaian minimal satu tahun,jadi naik per satu dan seterusnya terhitung bekerja selama setahun,dan terus dilakukan peng- auditan atau penilaian data kenaikan golongan karyawan oleh bagian SDM dan UMUM Unit Usaha Tinjowan.

  Selanjutnya tentang kehidupan sosial ekonomi karyawan dan masyarakat perkebunan juga dapat dikatakan masyarakat yang konsumtif, hal ini terlihat dengan kemampuan gaji mereka dan mereka juga bisa membeli keperluan sehari-hari dan pelengkap rumah tangga, seperti sepeda motor,perlengkapan elektronik dan mobil walau mereka membelinya dengan sistem kredit. Hal ini diutarakan juga menurut bapak Mirvan Ariza, SH. Selaku Assisten SDM dan Umum :

  “mereka juga tergolong masyarakat yang konsumtif bukan tidak bisa mereka sebenarnya untuk membeli helikopter namun karena perilaku konsumtif mereka sendiri...”

  Kehidupan sosial ekonomi karyawan di Unit Usaha Tinjowan menggambarkan bahwa karyawan memiliki gaji tetap yang didapat setiap bulanannya secara bersama dengan dibayar atau gajian dua kali,hal ini disebut dengan istilah gajian besar dan gajian kecil dan gajian kecil ini sebutan untuk pinjaman,yang jumlahnya lebih kecil dari gajian besar,bisa setengahnya jumlah gaji yang diterima digajian besar.

4.1.4 Visi dan Misi PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Visi

  “Menjadi perusahaaan agribisnis perkebunan yang tangguh dan mampu bersaing,baik disektor hulu dan hilir ditingkat nasional dan regional.”

  Misi a.

  Menjalankan usaha agribisnis perkebunan dibidang perkebunan kelapa sawit (komoditi utama),teh serta menghasilkan produk minyak sawit,inti sawit,teh jadi,serta produk turunannya yang berkualitas,untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan.

  b.

  Meningkatkan daya saing produk secara terus menerus yang didukung sistem,cara kerja dan lingkungan kerja mendorong munculnya kreativitas dan inovasi untuk peningkatan produktifitas dan efisiensi.

  c.

  Menghasilkan laba yang berkesinambungan untuk menjamin pertumbuhan,perkembangan dan kesehatan perusahaan serta memberikan manfaat dan nilai tambah yang optimal bagi pemegang saham,karyawan dan serta keholder lainnya.

  d.

  Mengolah usaha secara propessional untuk meningkatkan nilai perusahaan dengan berpegang teguh pada nilai-nilai etika bisnis dan senantiasa berpedoman pada tata kola perusahaan secara sehat.

  e.

  Memberikan perhatian dan peran yang sungguh-sungguh dalam membangn kemitraan dan pengembangan masyarakat serta kelestarian lingkungan hidup.

  Tema Kerja Tahun 2014 Tahun tata kelola terbaik unggul dalam produktifitas dan biaya.”

4.1.5 Struktur Organisasi Unit Usaha Tinjowan

  Adapun struktur organisasi kerja menggambarkan posisi kerja dan jabatan karyawan,bagian kerja dan stratifikasi pekerjaan karyawan pelaksana dan karyawan pimpinan.

4.2 Profil Informan Penelitian

4.2.1 Karyawan Perempuan 1.

  Nama : Jemina br. Semibiring

  Umur : 54 tahun Jenis kelamin : Perempuan Agama : Kristen (protestan) Pendidikan terakhir : Sekolah Pendidikan Guru,Tebing Tinggi Jabatan/golongan pekerjan : Krani Arsip bagian SDM dan Umum – II D Lama masa bekerja : 33 tahun Jumlah anak : 3 (satu perempuan dan dua laki-laki) Status pekerjaan : Karyawan pelaksana (tetap) Bidang pekerjaan : Bagian arsip (administrasi) Mulai bekerja dari tahun 1981. Ibu Jemina, pertama kali masuk menjatuhkan lamaran ke pusat PNP 6 di Pabatu, testing dan ada 5 orang dan hanya 2 orang yang diterima, satu dirinya ke kebun Tinjowan dan satu lagi ke kebun Ajamu, dan pertama kali menjadi Guru TK di kebun Tinjowan. Berpenghasilan +/- 2.500.000/bulan (gaji pokok), dan catu beras. Menjadi karyawan perempuan dan sekaligus ibu rumah tangga yang

  

single parent , tidak memutuskan semangat dirinya untuk terus berkarir. Pernah

  mengalami pemindahan posisi kerja dari Guru TK ke Posisi kerja bagian SDM dan Umum bagian arsip, 24 tahun menjadi guru TK tahun 1981 dan kemudian tahun 2004 mengalami pemindahan posisi kerja ke kantor bagian SDM dan Umum (arsip), dan sudah kurang lebh 10 tahun sampai saat ini. Pernah mendapatkan pertasi berupa penghargaan guru teladan tahun 1987 di TK Ria Sari Tinjowan, Ratu kebaya pada hari kartini di kebun Tinjowan juara 1 dan tingkat kabupaten juara 2 tahun 1993. Posisi kerja dirinya sekarang dan dulu sesuai dengan pendidikan, yang dulunya pendidikan terakhir guru TK dan sekarang menjadi bagian kerja peng-arsipan di kantor bagian SDM dan Umum. Dia juga menginginkan untuk bisa naik ke posisi kerja yang lebih tinggi dengan cara terus bekerja dengan sungguh-sungguh dan baik. Keluarganya mendukung untuk bekerja sebagai karyawan perempuan. Alasan utama dirinya untuk dapat menjadi karyawan perempuan di perkebunan PTPN IV Kebun Tinjowan dikarenakan diperusahaan khususnya BUMN, mendapatkan fasilitas yang terjamin seperti sudah pasti mendapatkan rumah pemondokan karyawan, rumah sakit, walau kalau dirinya tidak dapat menanggung batih, melainkan hanya menanggung dirinya sendiri. Suaminya juga bekerja sebagai karyawan.

  Menurutnya juga, bahwa pekerjaan sebagai karywan perempuan tidak menyulitkan baginya walau dia harus menjadi peran sebagai ibu rumah tangga, bagi suami dan anaknya dirumah. Apalagi sekarang dia menjadi tulang punggung keluarga setelah suaminya meninggal. Harapan darinya, untuk perusahaan PTPN IV agar terus maju, sukses dan sehat agar semua karyawannya baik perempuan dan laki-laki dapat hidup sejahtera. Dahulu beliau mendapatkan informasi masuk dan melamar kekebun dari rekannya yang dahulu memang mengetahui bahwa ada lowongan masuk menjadi karyawan,karena dahulu memang sangat dibutuhkan tenaga karyawan zaman dulu.

  2. : Sri Rezeki boru Sinaga Nama

  Umur : 49 tahun

  Jenis kelamin : Perempuan Agama : Islam Pendidikan terakhir : SMA Taman Siswa Pematang Siantar Jabatan/Golongan : Mandor Pemel (pemeliharaan) - IC/1 Lama masa kerja : 26 tahun : Jumlah anak : 4 anak (laki-laki 2 dan perempuan 2) Status pekerjaan : Karyawan pelaksana Bagian pekerjaan : Lapangan Pertama kali menjadi karyawan dan masuk kerja di Tinjowan Kakao (coklat) diterima dan kemudian mutasi konversi kebun ke coklat, weeping lalang tahun 1989 sampai 1990 kurang lebih tiga bulan,dan kemudian jadi mandor pemel dari tahun 1991 sampai sekarang. Sudah bekerja kurang lebih 25 tahun, dan untuk pertama kalimendapatkan jubelium masa kerja 25 tahun. Untuk dilapangan sendiri, jam kerja dimulai 06.00 pagi sampai dengan 14.20 siang,hari kerja senin sampai sabtu dan hari jum’atdan sabtu sampai pukul 12.00 siang. Kalau kerja memupuk tidak tentu terkadang sampai sore, karena memupuk juga bagian dari pemeliharaan tanaman. Menurutnya, kerja dilapangan memang membutuhkan tenaga fisik tapi tidak seperti kerja dikantor yang kelihatannya “enak” tapi capeknya dipikiran. Menjadi seorang ibu rumah tangga tidak menjadi penghalang baginya, karena semua tergantung niat dan kemampuan individunya dalam mengelola rumah tangga. Karena demi kesejahteraan keluarga, kalau bisa suami-istri bekerja sebagai karyawan di perkebunan PTPN IV. Sebagai seorang mandor pemel di lapangan, tentu dia juga mendapatkan kesempatan untuk pelatihan tentang pemeliharaan tanaman dan biasanya dilaksanakan setiap setahun sekali, di wisma.

  Dia mengungkapkan bahwa sebenarnya juga menginginkan untuk dapat naik ke posisi yang lebih baik lagi, namun dia juga sudah menikmati pekerjaan dilapangan ini yang juga memungkinkan untuk dia bisa jadi naik menjadi mandor 1 ataupun pindah kebagian kantor. Namun, hal itu merupakan kesempatan dan tergantung kebutuhan perusahaan bagian pekerjaan tertentu. Misalnya, posisi kerja bagian dikantor kurang tenaga maka pimpinan akan melakukan penilaian siapa yang akan mampu menempati posisi tersebut.

  Selain itu, dia juga mengatakan bahwasannya keinginan tetap ada namun kesempatan seperti bentuk kemampuan, pendidikan dan umur untuk dapat berusaha naik ke posisi yang lebih baik atau posisi yang diatas lagi. Seperti, kalau dia ada kesempatan namun pendidikan untuk kemampuannya tidak ada maka penilaian tidak memihak untuk dipilih naik keposisi tersebut. Menurutnya, kesempatan sama antara karyawan laki-laki dan perempuan tinggak rezeki saja yang berpihak atau keberuntungan. Karyawan laki-laki dan perempuan disini diatur oleh golongan, walau dibagi ada yang kerja dilapangan ada yang kerja dikantor, jadi dengan hal itu kesempatannya sama baginya dan terkadang ada juga yang ada kesempatan dan didapat untuk naik tapi seseorang tersebut tidak mau dan tidak menginginkannya maka mencari perngganti yang bersedia, ungkapnya. Kemudian dia sangat mencintai pekerjaannya, karena sekarang juga telah menjabat sebagai Mandor pemeliharaan tanaman dilapangan bagian afdeling IV Unit Usaha Tinjowan. Dirinya masuk menjadi karyawan berdasarkan informasi dari suaminya yang juga karyawan istilahnya dibawa suami kerja,karena dahulu memang dibutuhkan untuk tenaga bekerja dilapangan.

  : Emna Ariani Umur : 53 tahun Jenis kelamin : Perempuan Agama : Islam Pendidikan terakhir : SLTP – SMP Yapeksi Jabatan/golongan pekerjaan : Bagian Keuangan-IIC/3 Lama masa kerja : 35 tahun Jumlah anak : 4 orang (1laki-laki dan 3 perempuan) Status pekerjaan : Karyawan pelaksana Bagian pekerjaan : Keuangan (Tata Usaha) Ibu Emna, memilih untuk bekerja menjadi karyawan untuk membantu ekonomi keluarga dan sekarang ini menjadi tulang punggung keluarga setelah ditinggal suaminya meninggal dunia. Waktu dulu pertama kali bekerja jadi karyawan di afdeling I tahun 1980 bekerja dilapangan bagian pemeliharaan, dan kemudian ekstensi ke bagian tanaman pada oktober 1980, tahun 1982 mutasi ke kantor Tata Usaha sampai saat ini. Dirinya pernah mengikuti penataran P4 (1981 di Afdeling. Sudah bekerja kurang lebih 34 tahun, sudah mendapatkan jublium kerja 25 tahun dan 30 tahun masa kerja. Menurutnya, memang perempuan tidak diperbolehkan kerja malam, namun jika ada tim audit bisa juga kerja terhitung lembur malam. Untuk saat ini tidak ada lagi cuti H1 untuk perempuan yang kerja dikantor, hanya untuk karyawan yang kerja dilapangan. Hanya sama seprti

3. Nama

  karyawan laki-laki dan perempuan mendapatkan cuti tahunan dan cuti panjang. Sekarang memang masih lebih didominasi karyawan laki-laki yang lebih banyak jumlahnya atau lebih dominan, seperti kerja dibagian lapangan dan pabrik. Pernah mendapatkan penghargaan berupa sertifikat KB tahun 1998). Dia juga tetap menginginkan naik golongan tapi pekerjaannnya tetap, dan waktu itu juga menginginkan untuk pindah atau mutasi kerja. Kalau pun harus naik keposisi yang lebih tinggi seperti karyawan pimpinan tidak bisa lagi karena umur sudah tidak mencukupi,hanya tinggal kenaikan golongan saja. Posisi kerja sebagai bagian keuangan di Tata Usaha, yang diatasnya ada krani 1 tata usaha. Suami juga bekerja sebagai karyawan, namun sudah meninggal dunia. Untuk menjalankan status sebagai ibu rumah tangga, sebelum berangkat kerja dia harus menyelesaikan dan menyiapkan semua pekerjaan rumah tangga sebelum berangkat kerja.

  Beliau dulu mendapatkan informasi bekerja dari temannya yang sudah bekerja jadi karyawan,jadi memasukkan lamaran karena waktu itu butuh banyak tenaga kerja diperkebunan menjadi karyawan. Dia memiliki harapan, agar perusahaan memberikan kesempatan lowongan pekerjaan untuk generasi muda agar menambah tenaga kerja di PT. Perkebunan Nusantara IV (persero) Unit Usaha Tinjowan.

  4. : Juliana Ambarita Nama

  Umur : 46 tahun Jenis kelamin : Perempuan Agama : Kristen (protestan)

  Pendidikan terakhir : D II – IKIP Medan Jabatan/golongan : Tenaga pengajar SMP Yapendak – I D/0 Lama masa kerja : 13 tahun Jumlah anak : 4 anak ( 3 laki-laki, 1 perempuan) Status pekerjaan : Karyawan pelaksana Bagian Pekerjaan : SMP Yapendak (SDM dan UMUM) Ibu AB (singkatan dan panggilan Guru), memilih bekerja sebagai guru di SMP

  Yapendak dan juga karyawan karena untuk menambah penghasilan keluarga dan untuk menyalurkan ilmu kepada siswa,karena juga disiplin ilmunya sebagai guru IPA. Karir atau pertama kali masuk kerja dilapangan sebagai pemanen coklat tahun 1997 di afdeling

  II TIK,yang kurang lebih selama 5 tahun dilapangan. Kemudian tahun 2002 dibutuhkan tenaga guru dan kemudian direkrut dan dipindahkan ke SMP Yapendak. Menurutnya pendidikannya dulu dengan pekerjaannya sekarang sesuai, karena guru di SMP Yapendak pembagian kerjanya berdasarkan bidang ilmu masing-masing yang dimiliki gurunya dan sesuai dengan proporsinya misalnya dia yang bidang ilmunya IPA dan menjadi guru IPA. Sudah bekerja kurang lebih 17 tahun. Keluarganya mendukung dan suaminya juga bekerja menjadi karyawan. Dirinya berpendapat harus bekerja secara professional, antara pekerjaan sebagai profesi guru dengan statusnya sebagai ibu rumah tanggal. Selain itu, keluarganya juga memiliki usaha lain yaitu menjadi pertani dan memiliki sawah. Untuk menambah penghasilan keluarga dan menghidupi anggota keluarganya, bukan suatu masalah besar jika isrti dan statusnya sebagai guru untuk bekerja. Karena di perusahaan ini yang mengatur adalah golongan dan hal tersebut terkai golongan yang dimiliki setiap karyawan laki-laki dan perempuan, dan untuk guru SMP yapendak sendiri juga memiliki guru laki-laki dan perempuan yang statusnya juga sebagai karyawan pelaksana, kalau untuk kepala sekolah merupakan karyawan pimpinan. Dirinya mendapatkan informasi masuk jadi karyawan dari suaminya yang mengetahui bahwa ada lowongan kerja menjadi karyawan dikebun. Harapannya, agar bisa hidup sejahtera terkait hak dan kewajiban sebagai seorang guru dan sebagai karyawan perempuan juga, dan agar perusahaan PTPN IV bisa berjaya terus.

  : Chandra Utami matondang Umur : 52 tahun Jenis kelamin : Perempuan Agama : Islam Pendidikan terakhir : Pendidikan Konseling – S1 – UMN (1998) Jabatan/golongan : Tenaga pengajar SMP Yapendak – IIC/5 Lama masa kerja :18 tahun Jumlah anak : 5 anak (1 perempuan dan 4 laki-laki) Status pekerjaan : Karyawan pelaksana Bagian pekerjaan : SMP Yapendak

5. Nama

  Ibu chandra merupakan seorang Guru bahasa Indonesia di SMP Yapendak Tinjowan, menurutnya bekerja sebagai guru dan karyawan perempuan karena bakat, dan kalau menjadi guru itu lebih banyak memberikan ilmu dan menambah wawasn diri sendiri. Dulunya melamar ke SMP Yapendak tahun 1993 dan diterima tahun 1997 dan pekerjaannya sesuai dengan pendidikan yang dimilikinya, yaitu sarjana keguruan.

  Berpenghasilan rp. 2. 087.000/bulan (gaji pokok), ditambah tunjangan sertifikasi guru dari dikjar yang dibayar per triwulan. Beliau juga pernah mengikuti pelatihan gutu dari dikjar setempat, dan bukan pelatihan dari perusahaan perkebunan. Untuk seorang guru sediri, cuti H1 tidak ada karena situasi diambil liburnya waktu libur sekolah yang tertulis.

  Namun, kalau mau izin permisi atau cuti diajukan ke kantor bagian SDM. Karena SMP Swasta Yapendak dibawah naungan bagian SDM dan Umum unti usaha Tinjowan. Sudah menjadi guru kurang lebih 17 tahun, yag dulunya guru honor kemudian diangkat oleh direksi menjadi guru tetap di SMP swasta Yapendak. Belum pernah mengalami pemindahan atau mutasi kerja, namun lagi dalam proses di rekomendasi untuk menjadi Kepala Sekolah di SMP Yapendak Ajamu. Namun, terkait mobilitas sosialnya dengan kenaikan golongan yang dialaminya, pertama mulai dari II!sampai sekarang II C/5 tahun 2014, sistemnya berkala bisa 3 s/d 5 tahun. Posisi yang pernah ditempatpi, pertama guru biasa, kemudian naik menjadi PKS (pembantu kepala sekolah bidang kesiswaan) dan sekarang balik jadi guru biasa. Tidak ada pengaruh baginya walau statusnya sebagai IRT dan juga seorang guru, harus tetap professional. Harapan kedepannya, agar dia bisa menjadi guru yang lebih baik dan professional lagi, untuk perusahaan lebih memperhatikan terhadap karyawan perempuan terutama guru baik yang masih honor maupun karyawan perempuan, hal ini terkait dengan sistem karyawan perempuan yang dianggap lajang, dan bagaimana untuk bisa menanggung sama seperti karyawan laki-laki. Namun,hal itu masih tetap disyukuri karena penghasilan suaminya juga masih lebih besar dari penghaslian dirinya. Dan dirinya mendapatkan informasi kerja menjadi karyawan memang waktu dulu dibuka lowongan,dan dari temannya menyuruh untuk masuk jadi karyawan.

  : Mestika Hani Umur : 53 tahun Jenis kelamin : Perempuan Agama : Islam Pend. Terakhir : SPKU (sekolah penjenangan kes. umum)-RS. Tinj.

6. Nama

  Jabatan/golongsn : Perawat kesehatan/ II C/2 Lama masa kerja : 32 tahun Jumlah anak : 1 laki-laki Status pekerjaan : Karyawan pelaksana Bagian pekerjaan : RS. Tinjowan Alasan ibu Mestika Hani menjadi seorang karyawan perempuan karena profesinya sesuai dengan pendidikan dan pekerjaannya sebagai perawat kesehatan di RS.

  Tinjowan. Pada waktu itu tahun 1978 sangat dibutuhkan tenaga medis/kesehatan/perawat, jadi melamar dan langsung di terima di RS. Tinjowan. Di RS. Tinjowan pekerjaan dibagi jam kerja atas 3 shift, pertama pagi dari jam 06.30 – 14.30, kedua siang/sore dari jam 14.30 – 21.30, dan ketiga malam dari jam 21.30 – 06. 30 pagi,dan peraturannya harus datang setengah jam sebelum pergantian jam kerja. Keluraganya mendukung untuk bekerja terutama orang tua, dan suami serta anaknya. Selain itu dia juga merasa senang bekerja karena mendapat fasilitas rumah, walaupun dia tidak dapat menanggung keluarga. Berpenghasilan +/- 2.900.000,- perbulan diluar lembur premi. Pernah mengikuti beberapa pelatihan kerja khusus kesehatan yaitu pelatihan bagian gigi dan dinas luar seluruh PNP 6 Rumah Sakit kebun Tinjowan-Ajamu. Pernah mendapatkan prestasi berupa menang dalam lomba kebersihan ruangan pasien diberikan penghargaan dari pimpinan setenpat, penghargaan setahun sekali setiap 17 agustusan. RS. Tinjowan dibawah naungan RS. Pabatu, dan ada juga karyawan yang di assesmen dari bagian SDM dan Umum. Sudah bekerja +/- 36 tahun masa kerja dari tahun 1986 sampai 2014 saat ini, dan terhitung pensiun kerja sesuai umur 55 tahun kurang lebih 2 tahun lagi. Pernah mengalami mobilitas sosial berupa kenaikan golongan dari gol. I tahun 1978, dan delapan tahun kemudian naik ke golongan II dan tahun 1986 naik ke golongan III. Nmun, diperbarui sistem penggolongan tahun 2000 sampai sekarang menjadi II C/@ yang biasanya kenaikan golongan +/- 6 tahun sekali, kesempatan naik golongan sama antara karyawan laki-laki dan perempuan,ujarnya. Menurutnya,statusnya yang juga sebagai Ibu Rumah Tangga, tidak menjadi penghalang dalam bekerja sebagai karyawan. Karena juga sebaagai penambah penghasilan keluarga. Untuk menjalankan tugas baik sebagai ibu rumah tangga, istri dan karyawan perempuan perawat kesehata di RS.Tinjowan dia membagi kejanya kerjanya, bila masuk pagi dia harus bangun lebih awal dan mempersiapkan segala sesuatunya sampai pukul 06.00 pagi, karena di bagi atas 3 shift

jadi juga meringankan kerja dan sebisanya membagi kerja antara pekerjaan rumah tangga yang domestik dan bekerja sebagai perawat kesehatan. Dirinya masih menginginkan untuk mengalami pemindahan kerja untuk mencari pengalaman kerja yang lebih luas lagi di beberapa RS. Perkebunan lainnya. Beliau mendapatkan informasi kerja jadi karyawan dari saudaranya yang sebelumnya memang bekerja jadi karyawan,dan memang dibutuhkan lowongan menjadi karyawan dirumah sakit. Harapan darinya, selama bekerja di RS. Tinjowan 1978-sampai kemungkinan 2016, agar bisa bekerja denga hati yang ikhlas lagi dan bertanggung jawab untuk selalu melayani pasien dengan sebaik-sebaiknya di RS. Tinjowan, melayani fasilitas kesehatan para karyawan, melayani dengan sebaik- baiknya.

4.2.2 Karyawan Laki-laki 1.

  Nama : Supian

  Umur : 43 tahun Jenis kelamin : Laki-laki Agama : Islam Pendidikan terakhir : SMEA Sei Bejangkar Jabatan/Golongan : Krani Produksi-ID Lama masa kerja : 17 tahun Jumlah anak : 3 (2 laki-laki. 1 perempuan) Status pekerjaan : Karyawan pelaksana Bagian pekerjaan : bagian tanaman (administrasi kantor)

  Pak Supian memiliki alasan bekerja menjadi karyawan karena menginginkan pekerjaan tetap dan menafkahi keluarganya dan keluarganya juga mendukung. Dirinya pernah mengikuti pelatihan kerja GPS di bah jambi tahun 2008. Sebelum bekerja dikantor,beliau bekerja menjadi karyawan lapangan di afdeling 1 kurang lebih 1 sampai 2 tahun. Mulai dikantor tahun 2005 bagian tanaman sampai saat ini. Menurutnya agar bisa naik atau menginginkan posisi kerja yang lebih baik lagi, harus mencintai pekerjaannya dan memahami bertanggung jawab akan setiap pekerjaannya masing-masing. Selain itu harus memiliki keahlian lain seperti mendalami ilmu konputer untuk mengakses data-data yang dibutuhkan perusahaan. Bapak Supian memiliki istri sebagai ibu rumah tangga yang ditanggungnya bersama ketiga anaknya. Memiliki usaha lain yaitu berternak sapi, dan seperti usaha karyawan lainnya untuk menambah penghasilan keluarganya. Harapan darinya, agar dapat hidu bahagia dan untuk perusahaan sukses maju dan semakin berkualitas.

  2. : Suyono Nama

  Umur : 52 tahun Jenis kelamin : Laki-laki Agama : Islam Pendidikan terakhir : STM Kisaran Jabatan/golongan : Krani 1 Pengolahan-IIA/0 Lama masa kerja : 30 tahun Jumlah anak : 3 anak (2 perempuan 1 laki-laki Status pekerjaan : Karyawan pelaksana

  Bagian pekerjaan : administrasi dibagian pengolahan Bapak Suyono sudah bekerja kurang lebih 30 tahun dan mendapatkan jubelium masa kerja 25 tahun dan 30 tahun. Beliau mengalami pemindahan posisi kerja dari lapangan kemudian ke pabrik dan sekarang dikantor bagian pengolahan. Berpenghasilan atau gaji Rp. 1.520.000/bulan (gaji pokok). Menurutnya,bekerja disiplin sangatlah penting sebagai penilaian dalam bekerja untuk hal yang positif misalnya menginginkan untuk naik jabatan atau posisi kerja. Keluarga teruatama istri sangat mendukung pekerjaannya, karena sekarang anaknya sudah tidak bersekolah lagi jadi sudah tidak menanggung hanya tinggal menanggung istrinya dan anaknya sudah bekerja.

  Tanggungan anak berhenti setelah anak tidak bersekolah lagi dan berumur 25 tahun. Selain bertanggung jawab tepat waktu juga hal yang penting dalam bekerja. Apalagi beliau tidak tinggal diperumahan karyawan, melainkan rumah sendiri sedikit jauh jaraknya sehingga harus pergi pagi ke tempat kerja, yaitu masuk kerja 06.30, dan beliau pergi kerja jam 06.00 pagi dari rumahnya bahkan kurang dari jam 06.00 pagi untuk pergi ketempat kerjanya dikawasan Pabrik Kelapa Sawit. Harapan darinya, bahwa semoga tidak ada masalah pekerjaan sampai pensiun atau akhir masa kerja, dan perusahaan PT.

  Perkebunan Nusantara IV (persero) Unit Usaha Tinjowan terus maju.

  3. : Erwinson Simangunson Nama

  Umur : 52 tahun Jenis kelamin : laki-laki Agama : Kristen Pendidikan terakhir : SP di Universitas Asahan

Dokumen yang terkait

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. MOTIVASI BEALAJAR BAHASA MANDARIN 1. Definisi Motivasi Belajar - Gambaran Motivasi Belajar Bahasa Mandarin Siswa SMA Methodist 2 Medan

0 0 20

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG - Gambaran Motivasi Belajar Bahasa Mandarin Siswa SMA Methodist 2 Medan

1 0 11

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penyakit Infeksi - Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik FKG USU tentang Standard Precautions pada Pasien HIV, Hepatitis B, Hepatitis C dan TBC pada Tahun 2015

0 1 22

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik FKG USU tentang Standard Precautions pada Pasien HIV, Hepatitis B, Hepatitis C dan TBC pada Tahun 2015

0 0 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Kesehatan 2.1.1 Pengertian Perilaku Kesehatan - Hubungan Perilaku Pencegahan Terhadap Kejadian HIV Pada Kalangan LSL Di Klinik IMS Dan VCT Veteran Medan Tahun 2015

0 0 28

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Pendukung Keputusan - Implementasi Metode System Development Life Cycle (SDLC) dan Algoritma Profile Matching untuk Penentuan Karyawan Berprestasi

0 0 12

IMPLEMENTASI METODE SYSTEM DEVELOPMENT LIFE CYCLE (SDLC) DAN ALGORITMA PROFILE MATCHING UNTUK PENENTUAN KARYAWAN BERPRESTASI DRAFT SKRIPSI SISKA GLORIA PANJAITAN 121421053

0 0 13

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gizi Kurang - Pengaruh Pemberian cookies Substitusi Tepung Tempe terhadap Pertumbuhan Anak Batita Gizi Kurang di Kelurahan Pakuan Baru Kota Jambi Tahun 2013

0 0 24

BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Teori Fungsionalisme Struktural Robert Merton - Sistem Kebun Plasma Dalam Pengembangan Kemandirian Petani Plasma Kelapa Sawit Di Kebun Bunut Unit X Sungai Bahar Jambi

0 0 30

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Sistem Kebun Plasma Dalam Pengembangan Kemandirian Petani Plasma Kelapa Sawit Di Kebun Bunut Unit X Sungai Bahar Jambi

0 0 13