Campur Kode Dalam Percakapan Santriwati Kelas VIII Pondok Pesantren Al-Ansor Manunggang Padang Sidempuan
LAMPIRAN I PROFIL PONDOK PESANTREN AL-ANSOR DAN ADMINISTRASI
1. : Pondok Pesantren Al-Ansor Nama
Alamat lengkap : Jl. Mandailing Km.8 No.3 Desa Manunggang Julu Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara Kota Padang Sidempuan
Provinsi Sumatera Utara Telepon : (0634) 7000367
2. : No. 3 Tgl. 13 Mei 1994 Badan Hukum
(Akte Notaris Oleh : Indra Syarif Halim, SH) Status : Milik Yayasan Al-Ansor Luas Tanah : + 8 Ha 3. Jumlah santri/santriwati dalam 3 tahun terakhir:
Madrasah Tsanawiyah Jumlah Santri
Keterangan Kelas
2010-2011 2011-2012 2012-2013 I 134 183 183
II 116 118 170
III 147
88
97 Jumlah 397 389 450 Rombel
15
16
17 Madrasah Aliyah Kelas
Jumlah Santri Keterangan 2010-2011 2011-2012 2012-2013
4 Staf Tata Usaha 2 - - - - - 1 - 3 -
2 Guru Tidak Tetap - - - -
2 2 -
1
3
13
3 Guru PNS - - - - - 1 - - -
1
5 Karyawan - - - - - - 5 - 5 - 5. Data bangunan Pondok Pesantren:
15
No Uraian Jumlah Luas Bangunan (m2)
1 Ruang Kelas 15 1.008
2 Ruang Perpustakaan
1
56
3 Ruang Keterampilan
1
2
1
I
43
70
93
76 II
65
53
63 III
75
39 Jumlah 210 188 181 Rombel
8
6
6
6 Total Keseluruhan : 631 Orang 4.
Data Guru dan pegawai: Strata Pendidikan
N o Status Guru
S1 S2 Diploma SLTA Jumlah L P L P L P L P L P
1 Guru Tetap
6 11 - - 2 -
56
4 Ruang Serbaguna 1 120
5 Ruang UKS
1
15
6 Koperasi/Toko
2
50
7 Ruang Kepala Sekolah
1
56
8 Ruang Guru
1
56
9 Ruang TU
1
12
10 Ruang Osis
1
12
11 Kamar Mandi/WC guru
1
12
12 Kamar Mandi/WC siswa 3 105
13 Gudang
1
56
14 Ruang Ibadah 2 360
15 Rumah Dinas Guru 4 240
16 Rumah Penjaga Sekolah
1
12
17 Asrama Siswa 5 1.176
SUSUNAN PENGURUS
Pimpinan / Mudir : H. SAHDI AHMAD LUBIS Sekretaris : MUHAMMAD SAID LUBIS Bendahara : H. MHD SALEH NASUTION Tata Usaha : RODHIAH, S.Pd.I Kepala Madrasah Aliyah : MUHAMMAD ALAWI, SHI, S.Pd.I Kepala Madrasah Tsanawiyah : H. SAHDI AHMAD LUBIS Bagian Kurikulum : H. SAFRUDDIN, S.PdI Bagian Kesiswaan : RAHMAT NASUTION, S.Th.I Bagian Pengasuh Santri Putra : AHMAD ZEIN LUBIS Bagian Pengasuh Santri Putri : ROSITA SIREGAR Bagian Pengembangan Bahasa : JA’FAR NASUTION, Lc
6. Sejarah dan Perkembangan
Pondok Pesantren Al-Ansor didirikan oleh seorang tokoh masyarakat Sumatera Utara yang bernama H. Sahdi Ahmad Lubis. Pondok Pesantren Al- Ansor awal mulanya didirikan di Jalan Ade Irma Suryani Padangsidimpuan bertepatan pada tanggal 4 April 1994. Pondok Pesantren merupakan Lembaga Pendidikan Agama Islam (Tafaquh Fiddin), dalam upaya mendidik Kader- kader Ulama, Da’i, Muballig, Ustadz yang sangat dibutuhkan masyarakat Kota Padangsidimpuan dan Tapanuli Selatan. Selama satu tahun mengontrak di Padangsidimpuan, kemudian pada tahun ke II berpindah ke Desa Manunggang Julu Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara yang pada tahun pertama jumlah santrinya hanya 6 orang, yaitu 5 orang laki-laki dan 1 orang perempuan. Setelah pesantren berusia 11 tahun jumlah santri telah lebih dari 600 orang.
Suatu hal yang menjadi ciri khas Pondok Pesantren Al-Ansor adalah penyelenggaraan program kajian-kajian ilmu agama Islam, yang bersumber dari kitab-kitab Berbahasa Arab yang disusun pada zaman pertengahan yang lebih di kenal dengan nama “Kitab Kuning”. Seiring dengan perkembangan zaman penggunaan Kitab Kuning mulai berkurang sehingga banyak alumni pesantren yang tidak mampu mendalami ilmu-ilmu agama Islam dari sumber- sumber utamanya. Dalam memandang hal itu maka pimpinan pasantren Al- Ansor perlu peningkatan kembali kecintaan para santri untuk terus mempelajari Kitab-kitab Kuning sebagai kajian utama di Pondok Pasantren Al-Ansor.
Visi : Menyiapkan kader-kader ulama yang beriman dan bertaqwa serta mampu mengabdikan diri dalam kehidupan bermasyarakat.
Misi : Membantu pemerintah dalam mencerdaskan bangsa khususnya
di bidang pendidikan agama dan kemasyarakatan
Tujuan : Meningkatkan mutu pendidikan dengan kululusan yang berkualitas.
7. Kondisi Sosial Masyarakat Sekitar Pondok pesantren Al-Ansor secara geografis terletak di desa
Manunggang Julu Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara Kota Padangsidimpan, disekitar pondok pesantren terletak perkebunan karet masyarakat dan persawahan masyarakat. Mata pencarian masyarakat sekitar diantaranya: Pegawai Negeri Sipil, Pegawai Swasta, Wiraswasta, Karyawan, Pedagang, Petani, mayoritas strata ekonomi adalah menengah ke bawah.
Masyarakat sekitar pondok pesantren Al-Ansor 100% menganut agama Islam, jumlah fasilitas mesjid 2 unit, musholla 1 unit.
8. Kegiatan Belajar-Mengajar dan Ciri Khas Sesuai dengan status pendiriannya bahwa pesantren ini adalah Pondok
Pesantren Salafiyah kombinasi dengan Modren, maka sistem pembelajaran selalu menekankan ciri khas Salafiyah, yaitu suatu pembelajaran yang mengutamakan santrinya untuk bisa memahami dengan baik kitab-kitab klasik atau yang sering disebut dengan istilah kitab kuning, santri juga diharapkan mampu untuk menguasai ilmu alat seperti Nahu, Sharaf, Mantiq, Balagoh dan lain sebagainya. Agar santri lebih menguasai mengenai syari’at Islam maka santri juga di haruskan untuk menguasai ilmu fiqh, ushul fiqh, qowaidul fiqhiyah, santri juga diharapkan mampu menguasai Bahasa Arab dan Bahasa Inggris. Sistem pembelajaran yang dilaksanakan di pondok pesantren Al- Ansor maka santri putra diwajibkan pakai kain sarung dan santri putri diwajibkan untuk memakai baju kurung karena itu merupakan salah satu ciri dari pondok pesantren Al-Ansor. Untuk mendapatkan jati diri dan brand image sampai saat ini pimpinan pondok pesantren Al-Ansor terus bekerja dan berusaha terus sehingga bisa tampil beda kedepan dari pesantren lain dan bisa bersaing untuk kemajuan pendidikan Islam.
Untuk pendidikan formal disamping pendidikan Pondok Pesantren, saat ini pondok pesantren Al-Ansor menyelenggarakan Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah dan SMK Kelas Jauh. Selain pembelajaran formal, pondok pesantren Al-Ansor menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler diantaranya:
1. Pembinaan Bahasa Arab dan Inggris secara continiue usai shalat subuh 2.
Kursus Bahasa Inggris 3. Kursus Komputer dan Informatika 4. Kursus Matematika 5. Latihan Beladiri Karate 6. Kegiatan Tahfiz al-Qur’an 9. Dan lain-lain
Semua kegiatan belajar-mengajar formal dan ekstrakurikuler merupakan satu kesatuan dalam membekali dan pengembangan skill dan jati diri bagi santri/santriyati, demikian juga bagi seluruh dan pegawai pondok pesantren.
LAMPIRAN II
Dini : Na’am (
ẓiruki hunāka (ﻙﺎﻨﻫ ﻙﺮﻈﺘﻧﺃ)
Wulan : Anta
Lammā (ﺎﻤﻟ), intaẓirī (ﻱﺮﻈﺘﻧ) lah ana laḥẓatan (ﺔﻈﺤﻟ ﺎﻧﺃ)
Wilda :
ṣ (ﺺﻠﺧ), limāża (ﺫﺎﻤﻟ) rupa, anti lammā (ﺎﻤﻟ ﺖﻧﺃ)?
Wulan : Khala
ṣ (ﺺﻠﺧ) siap wajibatul manzil (ﻝﺰﻨﻤﻟﺍ ﺔﺒﺟﻭ) anti (ﺖﻧﺃ)?
PERCAKAPAN II Wilda : Lan, khala
Maryam : Sur’a ( ﻉﺮﺳ) Dini, ba’dain (ءﺪﻌﺑ) diambil nafar (ﺮﻔﻧ).
ﻢﻌﻧ) yang kaṡīr (ﺮﻴﺜﻛ)-an zahratun (ﺓﺮﻫﺯ) di pinggir kolam
DATA PERCAKAPAN PERCAKAPAN I Dini : Maryam, Kaifa (
ﻒﻴﻛ) lah hażihi (ﻩﺬﻫ), Lamma ja’a (ءﺎﺟ ﺎﻤﻟ )
Maryam : Oh.., memetik zahratun (
ﻢﻌﻧ), khalaṣ (ﺺﻠﺧ) lah lā ba’sa (ﺱﺄﺑ ﻻ)
Dini : Na’am (
Lā (ﻻ) usah naḥnu (ﻦﺤﻧ) pikirkan kamān ( ﻤﻛ ﺎ ﻥ ), ba’dain (ءﺪﻌﺑ ) jā’a (ءﺎﺟ) nya żalik (ﻚﻟﺫ) orangtua naḥnu (ﻦﺤﻧ)
Maryam :
ﻳﺪ ) bāzār (ﺭﺍﺯﺎﺑ)lah, māfī (ﻲﻓﺎﻣ) uang
Dini : Wi.., ur īd ( ﺭﺃ
,
ﺎﻀﻳﺃ ﺎﻧﺃ ) kayak gituḍan ( ﻢﻌﻧ
orangtua an ā (ﺎﻧﺃ), māfī (ﻲﻓﺎﻣ) kamān ( ﻤﻛ ﺎ ﻥ ) uang. Maryam : Na’am ana ai
ﺓﺮﻫﺯ)lah naḥnu (ﻦﺤﻧ) PERCAKAPAN III Lanna : Nisa, hayya (
ﺎّﻴﻫ) ke kantin atas
Nisa :
żalik (ﻚﻟﺫ)lah, tapi udah anā (ﺎﻧﺃ) asytari (ﺮﺘﺷﺃ)kan.
Putri : Sur’a ( ﻉﺮﺳ)lah, ba’dain (ءﺪﻌﺑ) kena ‘ikāb (ﺏﺎﻘﻋ) kamān ( ﻤﻛ ﺎ ﻥ )
ﻢﻌﻧ) keluarlah ana (ﺎﻧﺃ)
Meli : Na’am (
ayyā (ﺎّﻴﻫ) bo, khalaṣ (ﺺﻠﺧ) dihitung ukhtī (ﻲﺘﺧﺃ) dah
PERCAKAPAN V Putri : Meli, h
Mufida : Ayolah bal ( ﻞﺑ) urīd (ﺪﻳﺭﺃ) mencuci piring ajanya anā (ﺎﻧﺃ). Jannah : He, minjamlah fursyatuki ( ﻚﺘﺷﺮﻓ). Mufida : Tunggu ya,
anā aḥmil (ﻞﻤﺣﺃ ﺎﻧﺃ) dulu.
ﻞﺴﻏ) baju ma’a (ﻊﻣ) saḥnun (ﻦﺤﺻ)
Jannah : Mau menggusli (
Urīd (ﺪﻳﺭﺃ) ngapain?
PERCAKAPAN IV Jannah : Mufida,
hayyā ilā hammām (ﻡﺎّﻤﺤﻟﺍ ﻰﻟﺍ ﺎّﻴﻫ).
Mufida :jā’a (ءﺎﺟ)nya wālidaiki (ﻚﻳﺪﻟﺍﻭ)?
Nisa :
Lanna : Tapi, baru
Māfī fulūs (ﺱﻮﻠﻓ ﻲﻓﺎﻣ)
Nisa :
ṣ (ﺺﻠﺧ) putus diapakan nafar (ﺮﻔﻧ)
Lanna : Nggak ada, khala
Māfī (ﻲﻓﺎﻣ) rupa na’lun (ﻞﻌﻧ) anti (ﺖﻧﺃ)?
Nisa :
Urīdu an asytariya (ﻱﺮﺘﺷﺃ ﻥﺃ ﺪﻳﺭﺃ) Indomie ma’a (ﻊﻣ) sendal
Lanna :
Māża turīdina fī al-maqṣaf (ﻒﺼﻘﻤﻟﺍ ﻲﻓ ﻥﺪﻳﺮﺗ ﺫﺎﻣ) atas?
na ḥnu (ﻦﺤﻧ) Meli : Khala
ṣ (ﺺﻠﺧ) nya, aina (ﻦﻳﺃ)lah ukhtī (ﻲﺘﺧﺃ) yang menghitung itu?
Yuli : Lau ( ﻮﻟ) habis, naāmil kaman fīl maqṣaf (ﻒﺼﻘﻤﻟﺍ ﻲﻓ ﻤﻛ ﺎ ﻥ ﻞﻤﺤﻧ) Rita : Anti (
Rini :
ﻢﻌﻧ), yang cantiklah żalik (ﻚﻟﺫ)
yang terbang Rizka : Na’am (
ẓurī ilā hunāka (ﻙﺎﻨﻫ ﻰﻟﺍ ﻱﺮﻈﻧﺃ), yūjad (ﺪﺟﻮﻳ) burung
PERCAKAPAN VII Rini : Un
ّﻥﻷ) lewat-lewat rijāl ﻝﺎﺟﺭ anā (ﺎﻧﺃ) min maqṣaf (ﻒﺼﻘﻤﻟﺍ ﻦﻣ). Lā urīdu żalik ukhtī (ﻲﺘﺧﺃ ﻚﻟﺫ ﺪﻳﺭﺃ ﻻ).
Rita : Lianna (
Limāza (ﺫﺎﻤﻟ) genit?
Yuli :
ﻝﺎﺟﺮﻟﺍ ﻢﻠﻜﺘﻳ) ana (ﺎﻧﺃ) genit
(
ﺖﻧﺃ) yang taḥmil (ﻞﻤﺤﺗ) ya, ba’dain (ءﺪﻌﺑ) yatakallam al-rijāl
Lā urīdu (ﺪﻳﺭﺃ ﻻ), ba’dain (ءﺪﻌﺑ) habis
Putri : Udah
PERCAKAPAN VI Yuli : An ā (ﺎﻧﺃ)lah qalīl (ﻞﻴﻠﻗ) mā’un anti (ﺖﻧﺃ ءﺎﻣ). Rita :
ḥmili fī al-maskan (ﻦﻜﺴﻤﻟﺍ ﻲﻓ ﻞﻤﺣﺃ)
Meli : A
ﻢﻌﻧ), aina (ﻦﻳﺃ)lah?
Putri : Na’am (
ﻞﻌﻧ) anā (ﺎﻧﺃ)lah dulu ma’a anti laḥẓatan (ﺔﻈﺨﻟ ﺖﻧﺃ ﻊﻣ)
Meli : Na’lun (
ﺮﻔﻧ)
Putri : Digosop nafar (
ﺖﻧﺃ ﻞﻌﻧ ﻦﻳﺃ)?
Meli : Aina na’lun anti (
tażhab ilā al-maskan ( ﻟﺍ ﻦﻜﺴﻤ ﻰﻟﺍ ﺐﻫﺬﺗ)
Hayyā naḥnu (ﻦﺤﻧ ﺎّﻴﻫ) tangkap Rizka :
Lā urīdu (ﺪﻳﺭﺃ ﻻ), ba’dain (ءﺪﻌﺑ) tertangkap
Endang : Ayok bo Diah : Mau beli
hayyā narji’ (
ﺎّﻴﻫ
ﻊﺟﺮﻧ ) wālidaiki (ﻚﻳﺪﻟﺍﻭ)ﺍﺪﻏ) Saidah : Oh..,
PERCAKAPAN IX Saidah : Inne, matā (ﻰﺘﻣ)nya jā’a (ءﺎﺟ) wālidaiki (ﻚﻳﺪﻟﺍﻭ)? Inne : Godan (
Diah : Anti ( ﺖﻧﺃ)lah itu.
Lā (ﻻ) itu
Endang :
marīḍ sinnuki ( ﻚﻨﺳ ﺾﻳﺮﻣ )
Diah : Nanti
ḥalībun muṡallajun (ﺞﻠﺜﻣ ﺐﻴﻠﺣ)
Endang : Membeli
māża (ﺫﺎﻣ)nya anti (ﺖﻧﺃ)?
ā (ﺎﻧﺃ) bandari
PERCAKAPAN VIII Endang : Mau kemana anti (
Diah : An
Māfī fulūs (ﺱﻮﻠﻓ ﻲﻓﺎﻣ)
Endang :
ā (ﺎﻧﺃ)
Diah : Temanilah an
asytarī (ﻱﺮﺘﺷﺃ) Endang : Ooo.....
Diah : Mau
Turīd (ﺪﻳﺮﺗ) ngapain?
Endang :
ṣaf (ﻒﺼﻘﻣ)
Diah : Mau ke maq
ﺖﻧﺃ)?
yang mempermisikan Inne : Tapi
urīd sur’a wālidainī ( ﻲﻨﻳﺪﻟﺍﻭ ﻉﺮﺳ ﺪﻳﺭﺃ )
ﻰﻟﺍ ﺖﻟﺎﻗ ﺫﺎﻣ)?
Irna :
qalamī (ﻲﻤﻠﻗ)?
) letak
ā ( ﺎﻧﺃ ﻦﻳﺃ ﺖﻳﺃﺭ
PERCAKAPAN XI Fitrah : Ra’aiti aina an
Nurma : Każalik (ﻚﻟﺬﻛ)lah ukhtī (ﻲﺘﺧﺃ), ra’aituki jamīlah (ﺔﻠﻴﻤﺟ ﻚﺘﻳﺃﺭ).
Na’am ukhtī (ﻲﺘﺧﺃ ﻢﻌﻧ), mā agdab kamān ( ﻤﻛ ﺎ ﻥ ﺐﻀﻏﺃ ﺎﻣ). Syukran tużākirunī ukhtī (ﻲﺘﺧﺃ ﻲﻧﺮﻛﺍﺬﺗ ﺍﺮﻜﺷ).
Ainun :
ﻢﻌﻧ), mumkin lā ta’midu qālat laki żalik (ﻚﻟﺫ ﻚﻟ ﺖﻟﺎﻗ ﺪﻤﻌﺗ ﻻ ﻦﻜﻤﻣ). Entah bercandanya ukhtī (ﻲﺘﺧﺃ), biasanya itu.
Ade : Betulnya itu, anti ( ﺖﻧﺃ) maafkanlah kaṡīr (ﺮﻴﺜﻛ) pahala anti (ﺖﻧﺃ). . Nurma : Na’am (
Lau żalik ukhtī (ﻲﺘﺧﺃ ﻚﻟﺫ ﻮﻟ), lā yajūz tagdab abadan ( ﺐﻀﻐﺗ ﺯﻮﺠﻳ ﻻ ﺍﺪﺑﺃ). Ba’dain (ءﺪﻌﺑ) cepat tua anti (ﺖﻧﺃ).
Nurma :
maza qalat ilayya (
Saidah :
ﻲﺘﺧﺃ ﺐﻀﻏﺃ ﻻ), dengarmu nya
Ainun : Kaifa ( ﻒﻴﻛ)lah la agdaf ukhti (
ukhtī (ﻲﺘﺧﺃ)?
nya itu
lā tagdab wa laka al-jannah (ﺔّﻨﺠﻟﺍ ﻚﻟﻭ ﺐﻀﻐﺗ ﻻ).., ingatmu
PERCAKAPAN X Ade : Woii..,
Lā (ﻻ) usah naḥnu narji’ ( ﻊﺟﺮﻧ ﻦﺤﻧ )
Inne :
Lā (ﻻ), tapi lau lā ( ﻻ ﻮﻟ) bisa kaifa (ﻒﻴﻛ)lah naḥnu (ﻦﺤﻧ)?
Saidah :
Lā takhaf ( ﻻ ﻒﺨﺗ ) kan anti (ﺖﻧﺃ)?
Inne :
Lā ba’sa ( ﺱﺄﺑ ﻻ)lah
Mā ra’aitu ukhtī (ﻲﺘﺧﺍ ﺖﻳﺃﺭ ﺎﻣ), aina tada’u ānifan (ﺎﻔﻧﺃ ﻉﺍﺪﺗ ﻦﻳﺃ)? Fitrah :
żalik (ﻚﻟﺫ)lah, anā (ﺎﻧﺃ) lupa ukhtī (ﻲﺘﺧﺍ). Mungkin taraktu fī al-faṣli (ﻞﺼﻔﻟﺍ ﻲﻓ ﺖﻛﺮﺗ).
Irna : Mumkin (
ﻦﻜﻤﻣ)lah żalik (ﻚﻟﺫ) ukhtī (ﻲﺘﺧﺍ) , gadan (ﺍﺪﻏ)lah naḥnu
(
ﻦﺤﻧ) cari fī al-faṣli (ﻞﺼﻔﻟﺍ ﻲﻓ ). Al’an (ﻥﻷﺃ) yang kaṡīran (ﺮﻴﺜﻛ) al- rijāl ḥaula al-birkah (ﺔﻛﺮﺒﻟﺍ ﻝﻮﺣ ﻝﺎﺟﺮﻟﺍ).
Irna : Na’am (
ﻢﻌﻧ), kalau begitu, astalifu qalamak laḥẓatan ( ﺔﻈﺨﻟ ﻚﻤﻠﻗ ﻒﻠﺘﺳﺃ).
Fitrah :
Mā ‘indī qalamāni (ﻥﺎﻤﻠﻗ ﻱﺪﻨﻋ ﺎﻣ), mumkin tas’al ma’a
( ﻊﻣ ﻝﺄﺴﺗ ﻦﻜﻤﻣ) Indah. Afwan ukhti (ﻲﺘﺧﺃ ﺍﻮﻔﻋ). Irna : Lā ba’sa (ﺱﺄﺑ ﻻ).
PERCAKAPAN XII Linda :
Asytaghfirullāh (ﷲﺮﻔﻐﺘﺷﺃ).. yang qażir (ﺭﺬﻗ)lah maskanunā
(
ﺎﻨﻨﻜﺴﻣ).., man al-ḥārisah hażā al-yaum (ﻡﻮٮﻟﺍ ﺍﺬﻫ ﺔﺳﺭﺎﺤﻟﺍ ﻦﻣ)?
Sara :
ānifan qad qultu ma’a (ﻊﻣ ﺖﻠﻗ ﺪﻗ ﺎﻔﻧﺍ) Melia wa sadīquhā (ﺎﻬﻘﻳﺪﺻ ﻭ)
supaya menyapukan maskan ( ﻦﻜﺴﻣ), lammā taf’alīna (ﻦﻴﻠﻌﻔﺗ ﺎﻤﻟ). Nelpi :
Każalik (ﻚﻟﺬﻛ)nya memang itu, yang musyqilah (ﺔﻠﻘﺜﻣ)an disuruh
menyapu maskan ( ﻦﻜﺴﻣ). Pratiwi :Wi..,
ukhtī (ﻲﺘﺧﺃ) khalaṣ (ﺺﻠﺧ)nya menyapu anā (ﺎﻧﺃ) ānifan (ﺎﻔﻧﺃ), al- ḥarīsatu al- akhar mā ‘araftu aina hunna ( ﺖﻓﺮﻋ ﺎﻣ ﺮﺧﻷﺍ ﺔﺴﻳﺮﺤﻟﺍ ّﻦﻫ ﻦﻳﺃ) .
Linda : Cari anti ( ﺖﻧﺃ)lah, tugas antunna ( ّﻦﺘﻧﺃ)nya hażihi (ﻩﺬﻫ). Mā ra’aiti
hażā qażirun jiddan (ﺍﺪﺟ ﺭﺬﻗ ﺍﺬﻫ ﺖﻳﺃﺭ ﺎﻣ)? PERCAKAPAN XIII Ratih : Ingatmu
māża qāla Buya Haji ānifan (ﺎﻔﻧﺃ ﺝﺎﺣ ﺎﻳﻮﺑ ﻝﺎﻗ ﺫﺎﻣ)?
Dani : Yang
fī aina ukhtī (ﻲﺘﺧﺃ ﻦﻳﺃ ﻲﻓ)?
Ratih : Qabla ( ﻞﺒﻗ) masuk naḥnu (ﻦﺤﻧ) ilā al-faṣli (ﻞﺼﻔﻟﺍ ﻰﻟﺍ). Dani : Oh..,
tab’an ukhtī (ﻲﺘﺧﺃ ﺎﻌﺒﻁ), yang al-waqtu ka al-saifi
( ﻒﻴﺴﻟﺎﻛ ﺖﻗﻮﻟﺍ), kaifa (ﻒﻴﻛ) rupanya ukhtī (ﻲﺘﺧﺃ)? Ratih :
żalik (ﻚﻟﺫ)lah, khalaṣ (ﺺﻠﺧ) syahru ar-rābi’ (ﻊﺑﺍﺮﻟﺍ ﺮﻬﺷ) sebentar
lagi imti
ḥān (ﻥﺎﺤﺘﻣﺍ) lah naḥnu (ﻦﺤﻧ). Lamma adrusu jamī’an
(
ﺎﻌﻴﻤﺟ ﺱﺭﺩﺃ ﺎّﻤﻟ) yang sudah naḥnu (ﻦﺤﻧ) pelajari fī al-madrasah
( ﺔﺳﺭﺪﻤﻟﺍ ﻲﻓ). Dani : Ana ai
ḍan (ﺎﻀﻳﺃ ﺎﻧﺃ), mesti sur’a-sur’a (ﻉﺮﺳ – ﻉﺮﺳ) lah
na ḥnu ukhtī (ﻲﺘﺧﺃ ﻦﺤﻧ). Ratih : Iya, lā yajūz nal’ab kasīran munżu al-an (ﻥﻷﺍ ﺬﻨﻣ ﺍﺮﻴﺜﻛ ﺐﻌﻠﻧ ﺯﻮﺠﻳ ﻻ).
PERCAKAPAN XIV Rifa : Mahlan-
mahlan ukhtī (ﻲﺘﺧﺃ ﻼﻬﻣ – ﻼﻬﻣ), unẓurī (ﻱﺮﻈﻧﺃ)lah
berjatuhan ruzzun ( ّﺯﺭ)nya ila al-bilāṭ (ﻁﻼﺒﻟﺍ ﻰﻟﺍ). Fitrah : ‘afwan u
)
khtī (ﻲﺘﺧﺃ ﺍﻮﻔﻋ), anā pun di dogoṭ-dogoṭ ( ﻂﻐﺿ ﻂﻐﺿ
- – nafar ( ﺮﻔﻧ)nya min al-warā’i (ءﺍﺭﻮﻟﺍ ﻦﻣ).
Tiwi :
żalik (ﻚﻟﺫ)lah, yang muṡqilah (ﺔﻠﻘﺜﻣ)an dibilang biar
mahlan-mahlan ( ﻼﻬﻣ – ﻼﻬﻣ). La tastami’na (ﻦﻌﻤﺘﺴﺗ ﻻ).Rifa : Betulnya itu
ukhtī (ﻲﺘﺧﺃ), bal (ﻞﺑ) mubazzir (ﺭّﺬﺒﻣ)lah
ruzzun ( ّﺯﺭ)nya itu berjatuhan ila al-bilāṭ (ﻁﻼﺒﻟﺍ ﻰﻟﺍ), man (ﻦﻣ)lah
yang mau memakan
żalik (ﻚﻟﺫ)?
Salwa : Ikan-ikanlah fī al-birkah (ﺔﻛﺮﺒﻟﺍ ﻲﻓ).
PERCAKAPAN XV Nelfi :
Matā ji’ti min baituk (ﻚﺘﻴﺑ ﻦﻣ ﺖﺌﺟ ﻰﺘﻣ)?
Zuhro : Amsi ( ﺲﻣﺃ), ba’da aṣri fi as-sa’ah (ﺔﻋﺎﺴﻟﺍ ﻲﻓ ﺮﺼﻌﻟﺍ ﺪﻌﺑ) lima lewat sepuluh Nelfi : Man (
ﻦﻣ) mengantar anti (ﺖﻧﺃ) ilā huna (ﺎﻨﻫ ﻰﻟﺍ)?
Zuhro :
Abī wa Ummī (ﻲّﻣﺃ ﻭ ﻲﺑﺃ), yuridāni (ﻥﺍﺪﻳﺮﻳ) sekalian yażhabāni
(
ﻥﺎﺒﻫﺬﻳ) ilā (ﻰﻟﺍ) Sayur matinggi, anti matā yajī’u walaidaiki (ﻚﻳﺪﻟﺍﻭ ءﻲﺠﻳ ﻰﺘﻣ ﺖﻧﺃ)?
Nelfi : Ma araftu ( ﺖﻓﺮﻋ ﺎﻣ), lamma (ﺎّﻤﻟ) manelepon orangtua anā (ﺎﻧﺃ). Zuhro : Sabarlah
ukhtī (ﻲﺘﺧﺃ), man ṣabara żafara (ﺮﻔﻅﺮﺒﺻ ﻦﻣ). Begitunya yang kita pelajari.
Nelfi :
Na’am ukhtī (ﻲﺘﺧﺃ ﻢﻌﻧ), ba’dain (ءﺪﻌﺑ) datangnya orangtua anā (ﺎﻧﺃ) żalik (ﻚﻟﺫ).
PERCAKAPAN XVI Elsa : Apanya
idām naḥnu ba’dain (ءﺪﻌﺑ ﻦﺤﻧ ﻡﺍﺩﺍ)?
Eka :
ṣolṣotun (ﺔﺼﻠﺻ) ikan
Elsa :
Lā lażīż (ﺔﻳﺬﻟ ﻻ), lau każalik hayya nasytarī fi maqṣaf
(
ﻒﺼﻘﻤﻟﺍ ﻲﻓ ﻱﺮﺘﺸﻧ ﺎّﻴﻫ ﻚﻟﺬﻛ ﻮﻟ) atas Eka : Beli
māża (ﺫﺎﻣ)lah naḥnu (ﻦﺤﻧ)?
Ilā al-maqṣaf (ﻒﺼﻘﻤﻟﺍ ﻲﻟﺍ) atas
Defi : Na’am, tab’an (
( ﻥﻼﺴﻛ)an arji’ ilā maskan al-an (ﻥﻷﺍ ﻦﻜﺴﻤﻟﺍ ﻰﻟﺍ ﻊﺟﺭﺃ) Yudia : Tapi ba’dain ( ءﺪﻌﺑ) baddil (ﻝّﺪﺑ) ya...
ā (ﺎﻧﺃ ءﺪﻌﺑ) ganti fī al-maskan (ﻦﻜﺴﻤﻟﺍ ﻲﻓ). Yang kaslān
Defi : Maqliyyun ( ّﻲﻠﻘﻣ), bal (ﻞﺑ) pake fulūs anti (ﺖﻧﺃ ﺱﻮﻠﻓ) dulu ya. Yudia : Wii..., yang lazīz (ﺬﻳﺬﻟ)lah anti. Defi : Ba’dain an
maża (ﺫﺎﻣ)?
Yudia : Menitip
ā (ﺎﻧﺃ)
Defi : Menitiplah an
Yudia :
Elsa :
Ukhtī (ﻲﺘﺧﺃ), turīd (ﺪﻳﺮﺗ) kemananya antunna ( ّﻦﺘﻧﺃ)?
PERCAKAPAN XVII Defi :
Ba’dain nafid fulūs anti (ﺖﻧﺃ ﺱﻮﻠﻓ ﺪﻔﻧ ءﺪﻌﺑ) Elsa : Tenang sajalah.
Eka :
Lā ba’sa (ﺱﺄﺑ ﻻ) anā (ﺎﻧﺃ) bandari
Elsa :
mā ‘indī fulūs (ﺱﻮﻠﻓ ﻱﺪﻨﻋ ﺎﻣ)
Eka : Tapi,
Nasytarī (ﻱﺮﺘﺸﻧ) Indomie
ﺎﻌﺒﻁ, ﻢﻌﻧ)
LAMPIRAN III
Data Reponden 1. : Mufida
Nama
f
Kelas : II Alamat : Raniate
2. : Nurjannah Nama
f
Kelas : II Alamat : Raniate
3. : Annisa Nama
f
Kelas : II Alamat : Ujung Padang
4. : Nadya Nama
f
Kelas : II Alamat : Sitinjak
5. : Widya Nama
f
Kelas : II Alamat : Tantom