PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE, ARUS KAS BEBAS, UKURAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE TERHADAP PRAKTEK MANAJEMEN LABA (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index) Rezki Zurriah, SE, M.Si Abstract - PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE, ARUS

Jurnal Akuntansi dan Bisnis

ISSN :2443-3071 (p)
ISSN :2503-0337 (online)

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE, ARUS KAS BEBAS,
UKURAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE TERHADAP
PRAKTEK MANAJEMEN LABA
(Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index)
Rezki Zurriah, SE, M.Si
Abstract
This research is about to find out the influence of good corporate governance,
company size, free cash flow, leverage as the management practice in the public
company that listed at Jakarta Islamic Index 2010-2014. Sampling is using purposive
sampling, there are 12 company from 56 company from total 60 unit as observed.
Analysis Method is using the secondary data from www.idx.co.id with double linear
regration. The results show that institutional ownership, independence commisioner,
size of the commisioner board, free cash flow, company size, and leverage
simultaneously influence the management real profit. Partially, no significant
influence to the real profit, but leverage have positive and significant to management
real profit.

Keywords: institutional ownership, free cash flow, leverage, profit
A. PENDAHULUAN
Laporan keuangan merupakan catatan informasi keuangan suatu perusahaan
pada satu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja
perusahaan. Sedangkan menurut Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh
Ikatan Akuntansi Indonesia, tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi
yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu
perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan
keputusan. Laporan keuangan harus mengikuti standar akuntansi keuangan bila
diterbitkan untuk orang lain, seperti pemegang saham, kreditur, karyawan dan
masyarakat luas sehingga memberikan keleluasaan manajer untuk memilih metode
akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan.
Kinerja manajemen perusahaan tercermin pada laba yang terkandung dalam
laporan laba rugi. Menurut Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No.
1, informasi laba merupakan perhatian utama untuk menaksir kinerja atau
pertanggungjawaban manajemen. Hal ini tidaklah aneh karena baik buruknya kinerja
perusahaan sering disangkutpautkan dengan tingkat laba yang diperoleh dan pada
akhirnya sering dikaitkan dengan prestasi manajemen disamping adanya suatu
kelaziman bahwa besar kecilnya bonus yang akan diterima oleh manajer tergantung
dari besar kecilnya laba yang diperoleh. Maka tidak jarang pula manajemen

perusahaan melakukan manajemen laba untuk mencapai tingkat laba yang ditargetkan
perusahaan. Manajemen laba adalah campur tangan dalam proses pelaporan keuangan
eksternal dengan tujuan untuk menguntungkan diri sendiri.
Manajemen laba menjadi menarik untuk diteliti karena dapat memberikan
gambaran akan perilaku manajer dalam melaporkan kegiatan usahanya pada suatu
50
Vol. 3 No. 1 2017

Jurnal Akuntansi dan Bisnis

ISSN :2443-3071 (p)
ISSN :2503-0337 (online)

periode tertentu, yaitu adanya kemungkinan motivasi tertentu yang mendorong
manajer untuk mengatur data keuangan yang dilaporkan. Secara teoritis, besar
kecilnya manajemen laba yang dilakukan dalam suatu perusahaan akan
mempengaruhi tingkat kebenaran dari laporan keuangan yang digunakan sebagai
salah satu indikator kinerja perusahaan (Saffudin, 2011). Tindakan manajemen laba
telah memunculkan beberapa kasus skandal pelaporan akuntansi yang secara luas
diketahui seperti Enron, Merck, WorldCom dan mayoritas perusahaan lain di

Amerika Serikat (Cornett et al dalam Firdaus, 2013). Sedangkan beberapa kasus yang
terjadi di Indonesia seperti PT. Bank Lippo, Tbk dan PT. Kimia Farma, Tbk yang
juga melibatkan pelaporan keuangan yang berawal dari terdeteksi adanya manipulasi
(Widiatmaja, 2010 dalam Saffudin, 2011).
Dengan adanya konflik agency antara pemegang saham dan manajemen, di
mana manajemen yang lebih mengetahui kondisi di dalam perusahaan akan memicu
manajemen memberikan informasi tentang kinerja perusahaan dievaluasi dan dihargai
berdasarkan laporan yang dibuatnya sendiri. Dengan menginformasikan laba yang
kurang berkualitas bisa terjadi karena yang menjalankan perusahaan adalah
manajemen bukan pemegang saham. Untuk menghindari konflik agency ini, maka
penerapan good corporate governance dalam perusahaan diperlukan untuk
melindungi para pemegang saham.
Good corporate governance merupakan konsep yang diajukan demi
peningkatan kinerja perusahaan melalui monitoring kinerja manajemen dan menjamin
akuntabilitas manajemen terhadap stakeholder dengan mendasarkan pada kerangka
peraturan. Konsep good corporate governance diajukan demi tercapainya
pengelolaan perusahaan yang lebih transparan bagi semua pengguna laporan
keuangan, bila konsep ini diterapkan dengan baik maka diharapkan pertumbuhan
ekonomi akan terus berkembang seiring dengan transparansi pengelolaan perusahaan
yang makin baik dan nantinya menguntungkan banyak pihak.

Beberapa mekanisme good corporate governance yang menjadi faktor – faktor
penentu dalam menghindari konflik agency adalah kepemilikan institusional,
komisaris independen, dan ukuran dewan komisaris. Selain dari mekanisme good
corporate governance, faktor lain yang dapat mempengaruhi manajemen laba adalah
arus kas bebas, ukuran perusahaan dan leverage.
Dalam penyampaian informasi laporan keuangan yang benar–benar
menggambarkan keadaan perusahaan yang sebenarnya kepada pemegang saham yang
dapat diketahui dari berbagai media, salah satunya Jakarta Islamic Index. Jakarta
Islamic Index (JII) adalah salah satu indeks saham yang ada di Indonesia yang
menghitung indeks harga rata – rata saham untuk jenis saham – saham yang
memenuhi kriteria syariah. Dalam setiap periodenya, saham yang masuk JII
berjumlah 30 (tiga puluh) saham yang memenuhi kriteria syariah yang tercatat di
Bursa Efek Indonesia. Tujuan pembentukan JII adalah untuk meningkatkan
kepercayaan investor untuk melakukan investasi pada saham berbasis syariah dan
memberikan manfaat bagi pemodal dalam menjalankan syariah Islam untuk
melakukan investasi di BEI.
Saham – saham yang masuk dalam JII terus dievaluasi dari sisi ketaatannya
terhadap prinsip – prinsip syariah. Apabila saham – saham tersebut tidak lagi
memenuhi prinsip syariah maka otoritas akan mengeluarkannya dari JII dan
51

Vol. 3 No. 1 2017

Jurnal Akuntansi dan Bisnis

ISSN :2443-3071 (p)
ISSN :2503-0337 (online)

kedudukannya akan digantikan oleh saham lain. Hal tersebut kemudian menimbulkan
pertanyaan, apakah saham–saham yang terdaftar di JII terbebas dari praktik – praktik
manipulasi data keuangan jika dilihat dari nilai indeksnya serta apakah perusahaan –
perusahaan yang terdaftar di JII bebas dari praktik manajemen laba?
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka dapat dirumuskan
masalah yaitu apakah terdapat pengaruh good corporate governance (diproksikan:
kepemilikan institusional, komisaris independen, ukuran dewan komisaris), arus kas
bebas, ukuran perusahaan dan leverage (diproksikan : DAR) terhadap manajemen
laba?
Untuk menguji dan menganalisis pengaruh good corporate governance
(diproksikan : kepemilikan institusional, komisaris independen, ukuran dewan
komisaris), arus kas bebas, ukuran perusahaan dan leverage (diproksikan : DAR)
terhadap manajemen laba.

Teori keagenan merupakan dasar yang dapat digunakan untuk memahami
corporate governance dan manajemen laba. Teori keagenan menjelaskan bahwa
hubungan agensi terjadi ketika pemegang saham (principal) mempekerjakan manajer
(agent) untuk memberikan suatu jasa dan kemudian mendelegasikan wewenang untuk
pengambilan keputusan kepada agent timbul karena adanya kemungkinan agent tidak
melakukan tindakan yang sesuai dengan kepentingan prinsipal sehingga
menimbulkan biaya keagenan. Masalah keagenan muncul karena adanya perilaku
oportunitik dari agent yaitu perilaku manajemen untuk memaksimalkan
kesejahteraannya sendiri yang berlawanan dengan kepentingan principal. Manajer
memiliki dorongan untuk memilih dan menerapkan metode akuntansi yang dapat
memperlihatkan kinerjanya yang baik untuk tujuan mendapatkan bonus dari
principal.
Manajemen laba adalah campur tangan manajemen dalam proses penyusunan
laporan keuangan eksternal guna mencapai tingkat laba tertentu dengan tujuan untuk
menguntungkan dirinya atau perusahaannya sendiri (Saputro dan Setiawati dalam
Saffudin, 2011). Manajemen laba merupakan salah satu faktor yang dapat
mengurangi kredibilitas laporan keuangan, manajemen laba menambah bias dalam
laporan keuangan dan dapat mengganggu pemakai laporan keuangan yang
mempercayai angka laba hasil rekayasa sebagai angka laba tanpa rekayasa. Gunny
dalam Wardani (2013) mengelompokkan manajemen laba menjadi tiga, yaitu (1)

akuntansi yang curang, (2) manajemen laba akrual dan (3) manajemen laba rill.
Manajemen laba rill merupakan manipulasi yang dilakukan oleh manajemen
melalui aktivitas perusahaan sehari – hari selama periode akuntansi. Motivasi dari
manajemen laba rill adalah waktu, dimana manajemen laba rill dapat dilakukan kapan
saja sepanjang periode akuntansi dengan tujuan spesifik yaitu memenuhi atau
meningkatkan target laba, menghindari kerugian dan mencapai target ramalan analis.
Berdasarkan pengembangan penelitian empiris yang dilakukan Cohen et al
(2007) dan Roychowdhurry (2006) tentang manajemen laba rill menunjukkan bahwa
manajer sudah bergeser dari manajemen laba akrual menuju manajemen laba rill
setelah periode Sarbanes Oxley Act (SOX). Selain itu manajemen laba rill lebih sulit
dideteksi auditor dibandingkan dengan manajemen laba akrual (Ratmono, 2010).
Menurut Graham et al dalam Wardani (2013) pergeseran manajemen laba akrual
menuju manajemen laba rill disebabkan beberapa faktor diantaranya : (1) manajemen
52
Vol. 3 No. 1 2017

Jurnal Akuntansi dan Bisnis

ISSN :2443-3071 (p)
ISSN :2503-0337 (online)


laba akrual lebih sering dijadikan pusat pengamatan oleh auditor dan regulator
daripada keputusan tentang penentuan harga dan produksi. Pilihan akuntansi yang
dilakukan terkait dengan akrual pada perusahaan mempunyai resiko yang lebih besar
terhadap pemeriksaan oleh pihak yang berwenang di pasar modal dan perusahaan
akan mendapatkan sangsi apabila terbukti melakukan penyimpangan standar akuntasi
yang berlaku umum dengan tujuan untuk manipulasi laba, (2) hanya menitikberatkan
perhatian pada manipulasi akrual merupakan tindakan yang beresiko.
Good corporate governance merupakan salah satu konsep yang dapat
dipergunakan dalam meningkatkan efisiensi ekonomi, yang meliputi serangkaian
hubungan antara manjemen perusahaan, dewan direksi, para pemegang saham dan
pemangku kepentingan perusahaan lainnya. Mekanisme corporate governance juga
memberikan suatu struktur yang memfasilitasi penentuan sarana – sarana dari suatu
perusahaan dan sebagai sarana untuk menentukan teknik monitoring kinerja. Salah
satu cara yang digunakan untuk memonitoring masalah kontrak dan membatasi
perilaku oportunitik manajemen adalah corporate governance (Watts, 2003 dalam
Wisnumurni, 2010). Berkaitan dengan masalah keagenan, mekanisme corporate
governance yang merupakan konsep yang didasarkan pada teori keagenan,
diharapkan bisa berfungsi sebagai alat untuk memberikan keyakinan kepada para
investor bahwa mereka akan menerima return atas dana yang telah mereka

investasikan.
Arus kas bebas bagi perusahaan adalah gambaran dari arus kas yang tersedia
untuk perusahaan dalam suatu periode akuntansi setelah dikurangi dengan biaya
operasional dan pengeluaran lainnya. Arus kas bebas dapat menimbulkan konflik
kepentingan antara manajemen dan pemegang saham yang disebut sebagai konflik
agency. Pihak manajemen akan memilih dana tersebut dapat diinvestasikan lagi ke
proyek yang dapat menghasilkan keuntungan karena dapat meningkatkan insentif
yang diterimanya (Jensen dalam Putri, 2013). Arus kas bebas merupakan salah satu
indikator untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk mengembalikan keuntungan
bagi para pemegang saham melalui pengurangan hutang, peningkatan deviden atau
pembelian saham kembali dengan itu nilai perusahaan akan juga ikut meningkat.
Arus kas bebas merupakan determinan dalam penentu nilai perusahaan, sehingga
manajemen perusahaan lebih terfokus pada usaha meningkatkan arus kas bebas.
Salah satu tolak ukur yang menunjukkan besar kecilnya suatu perusahaan
adalah ukuran perusahaan. Besar (ukuran) perusahaan dapat dinyatakan dalam
kapitalitasi pasar. Semakin besar kapitalisasi pasar, maka semakain dikenal dalam
masyarakat (Sudarmadji dan Sularto, 2007 dalam Saffudin, 2011). Ukuran
perusahaan akan mempengaruhi struktur pendanaan perusahaan. Hai ini
menyebabkan kecenderungan perusahaan memerlukan dana yang lebih besar
dibandingkan perusahaan yang lebih kecil. Kebutuhan dana yang besar

mengindikasikan bahwa perusahaan menginginkan pertumbuhan laba dan juga
pertumbuhan tingkat pengendalian saham (Dewi, 2010 dalam Saffudin, 2011). Hal
tersebut menyebabkan faktor ukuran perusahaan yang menunjukkan besar kecilnya
perusahaan merupakan faktor penting dalam pembentukan manajemen laba.
Leverage adalah hutang sumber dana yang digunakan oleh perusahaan untuk
membiayai asetnya diluar sumber dana modal. Hutang merupakan perjanjian antara
perusahaan sebagai debitur dengan kreditur. Dalam perjanjian hutang ini, ada
53
Vol. 3 No. 1 2017

Jurnal Akuntansi dan Bisnis

ISSN :2443-3071 (p)
ISSN :2503-0337 (online)

kepentingan perusahaan untuk dinilai positif oleh kreditur dalam hal kemampuan
membayar hutangnya. Semakin besar rasio leverage, berarti semakin tinggi nilai
hutang perusahaan. Dengan demikian, perusahaan yang mempunyai rasio leverage
yang tinggi maka proporsi hutang lebih tinggi dibandingkan dengan proporsi
aktivanya yang akan cenderung melakukan manipulasi dalam bentuk menejemen

laba. Hal ini bertujuan untuk menghindari pelanggaran hutang (Astuti, 2004 dalam
Saffudin, 2011).
Kerangka Konseptual dan Hipotesis
Mekanisme
GCG

KI (X1)
KomInd
(X )
UDK (X3)

ML (Y)

AKB (X4)
UP (X5)
Leverage
(X6)

Gambar 1. Kerangka Konseptual
Berdasarkan kerangka konseptual yang dikemukakan di atas, maka hipotesis
penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: terdapat pengaruh signifikan good
corporate governance (diproksikan: kepemilikan institusional, komisaris independen,
ukuran dewan komisaris), arus kas bebas, ukuran perusahaan dan leverage
(diproksikan : DAR) terhadap manajemen laba secara simultan dan parsial.
B. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian kausal atau sebab akibat. Populasi dalam
penelitian ini adalah semua perusahaan yang terdaftar di dalam Jakarta Islamic Index
(JII) selama periode tahun 2010-2014 yang berjumlah 56 perusahaan. Teknik
pengambilan sampel dengan cara purposive sampling maka diperoleh 12 perusahaan
sampel dengan 60 unit analisis observasi selama 5 tahun.
Definisi operasional variabel dan pengukuran variabel yang digunakan dalam
penelitian ini tercantum pada tabel 1

54
Vol. 3 No. 1 2017

Jurnal Akuntansi dan Bisnis

ISSN :2443-3071 (p)
ISSN :2503-0337 (online)

Tabel 1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian
Variabel
KepemilikanI
nstitusional
(X1)

DefinisiOperasional
Kepemilikaninstitusionaladalahjumlahkepemilikansaha
moleh investor institusiterhadap total saham yang
beredar di perusahaan.

Parameter / Indikator
Skala
Kepemilikan Institusional =
Rasio
jumlah saham institusi
x 100%
jumlah saham beredar di pasar

KomisarisInd
ependen (X2)

Komisarisindependenadalahanggotakomisaris
yang
tidakterafiliasidenganmanajemen,
dengansalahsatukarakteristikdewan
yang
berhubungandengankandunganinformasilaba.
Ukurandewankomisarisadalahjumlahdewankomisaris
yang
bertugasdanbertanggungjawabataspengawasankualita
sinformasi yang terkandungdalamlaporankeuangan.

Komisaris Independen =

Jumlah total anggotadewankomisaris,
baik yang berasaldari internal
perusahaanmaupuneksternalperusah
aan.

Rasio

Aruskasbebasadalaharuskasdalamperusahaan
yang
dihasilkandalamsatuperiodeakuntansisetelahdikurangi
biayaoperasionaldanpengeluaranperusahaanlainnya.
Ukuranperusahaanadalahsalahsatutolakukur
yang
menunjukkanbesarkecilnyasuatuperusahaan.

Arus Kas Bebas = Arus kas operasi –
pengeluaran modal

Rasio

Log total aktiva.

Rasio

Ukuran
Dewan
Komisaris
(X3)
Arus
Kas
Bebas(X4)
Ukuran
Perusahaan
(X5)
Leverage(X6)

ManajemenL
aba (Z)

Leverage
adalahhutangsumberdana
digunakanolehperusahaan
membiayaiasetnyadiluarsumberdana modal.

yang
yang

Manajemenlabaadalahcampurtanganmanajemendala
m
proses
penyusunanlaporankeuanganeksternalgunamencapaiti
ngkatlabatertentudengantujuanuntukmenguntungkan
dirinyaatauperusahaan.

jumlah komisaris independen
tot.ang.dewan komisaris

Rasio
x 100%

Rasio
DAR =

total hutang
total asset

x 100%

MLR = CFO + DISEXP + (PROD x -1)

Rasio

Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β 3X3 + β 4X4 + β5X5 + β6X6 + e
Di mana:
Y
: Manajemen Laba
β0
: Konstanta
X1
: Kepemilikan Institusional
X2
: Komisaris Independen
X3
: Ukuran dewan komisaris
X4
: Arus kas bebas
X5
: Ukuran perusahaan
X6
: Leverage
β1 – β6: Koefisien Regresi
e
: error
C. HASIL PENELITIAN
Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran mengenai variabel – variabel
penelitian yang diamati. Pengukuran statistik deskriptif dalam penelitian ini
menghasilkan perhitungan sebagaimana tercantum dalam tabel 2

55
Vol. 3 No. 1 2017

Jurnal Akuntansi dan Bisnis

ISSN :2443-3071 (p)
ISSN :2503-0337 (online)
Tabel 2 Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

ML (Y)
KI (X1)
KomInd (X2)
UDK (X3)
AKB (X4)
UP (X5)
Leverage (X6)
Valid N (listwise)

N
60
60
60
60
60
60
60

Min
,0680
,1039
,2568
4
-945600
79749
,1315

Max
,8547
,9575
,5676
11
979374
941787
,8843

Mean
,445085
,326232
,472520
6,70
312156,70
301936,95
,459125

Std. Deviation
,2075491
,2286965
,0768841
1,619
325079,417
253076,309
,1803749

60

Pengujian terhadap ada tidaknya pelanggaran terhadap asumsi – asumsi klasik
yang merupakan dasar dalam model regresi linier berganda. Pengujian asumsi klasik
yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji normalitas, uji heteroskedastisitas,
uji multikolinearitas, dan uji autokorelasi.
Hasil uji normalitas dapat dilakukan dengan menggunakan One Sample
Kolmogorov-Simirnov Test,diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,200 lebih besar dari
α = 0,05 dapat disimpulkan hasil pengujian berdistribusi normal. Hasil uji
heteroskedastisitas menunjukkan bahwa tidak ada pola yang jelas dan titik – titik
menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y maka data tidak mengalami
heteroskedastisitas.
Hasil uji multikolinearitas menggunakan variance inflation factor (VIF)
menunjukkan bahwa seluruh variabel independen memiliki nilai VIF ≥ 10 sehingga
data penelitian ini tidak mengalami multikolinearitas. Hasil uji autokorelasi
menggunakan nilai Durbin Watson (DW) dengan kriteria sebagai berikut (Santoso,
2012) :
1. Angka DW dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif
2. Angka DW diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi
3. Angka DW diatas +2 berarti ada autokorelasi negatif
Hasil pengujian menunjukkan nilai DW sebesar 1,534 berada diantara -2 dan +2 yang
berarti tidak ada autokorelasi dalam penelitian ini.
Uji Hipotesis Penelitian
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan koefisien determinasi,
uji F (uji simultan) dan uji t (uji parsial).
Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar variabel
independen dapat menjelaskan variabel dependen. hasil uji koefisien determinasi
dapat dilihat pada tabel 3

56
Vol. 3 No. 1 2017

Jurnal Akuntansi dan Bisnis

ISSN :2443-3071 (p)
ISSN :2503-0337 (online)
Tabel 3 Uji Koefisien Determinasi

Model Summary

Model
1

R
,812a

R Square
,660

Adjusted R
Square
,622

Std. Error of the Estimate
,1276744

a. Predictors: (Constant), Lev(X6),AKB( X4), UDK(X3),KomInd( X2),KI( X1),UP( X5)

Berdasarkan tabel 3, nilai koefisien (R) sebesar 0,812 tetapi nilai adjusted R
square sebesar 0,622 atau 62,2%. Hal ini berarti variabel kepemilikan institusional,
komisaris independen, ukuran dewan komisaris, arus kas bebas, ukuran perusahaan
dan leverage dapat menjelaskan variabel manajeman laba sebesar 62,2% sedangkan
sisanya sebesar 37.8% dijelaskan oleh variabel lain diluar model estimasi ini.
Uji F (Uji Simultan)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen
mempunyai pengaruh signifikan secara simultan terhadap variabel dependen. hasil uji
F dapat dilihat pada tabel 4.3.
Tabel 4 Uji F (Uji Simultan)
ANOVAa

1

Model
Regression
Residual
Total

Sum of Squares
1,678
,864
2,542

df
6
53
59

Mean
Square
,280
,016

F
17,152

Sig.
,000b

a. Dependent Variable: Manajemen Laba (Y)
b. Predictors: (Constant), Lev (X6), AKB (X4),UDK (X3),UP (X5),KomInd (X2),KI (X1)

Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa nilai signifikansi 0,000 lebih kecil dari α
= 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa secara simultan variabel kepemilikan
institusional, komisaris independen, ukuran dewan komisaris, arus kas bebas, ukuran
perusahaan dan leverage berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel
manajemen laba.
Uji t (Uji Parsial)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh satu variabel
independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen. hasil uji t dapat
dilihat pada tabel 5

57
Vol. 3 No. 1 2017

Jurnal Akuntansi dan Bisnis

ISSN :2443-3071 (p)
ISSN :2503-0337 (online)

Tabel 5 Uji t (Uji Parsial)
Coefficients

a

Unstandardized
Coefficients
Std.
Model
B
Error
1 (Constant)
,285
,130
KI (X1)
,040
,077
Kom Ind(X2)
-,330
,224
UDK (X3)
-,014
,011
AKB (X4)
-1,999E-8
,000
UP (X5)
-1,348E-8
,000
Leverage(X6)
,893
,094
a. Dependent Variable: Manajemen Laba (Y)

Standardized
Coefficients
Beta
,044
-,122
-,112
-,031
-,016
,776

t
2,187
,514
-1,475
-1,368
-,362
-,197
9,541

Sig.
,033
,609
,146
,177
,719
,845
,000

Berdasarkan tabel 5 menunjukkan bahwa variabel kepemilikan institusional,
komisaris independen, ukuran dewan komisaris, arus kas bebas dan ukuran
perusahaan memiliki nilai signifikansi lebih besar dari α = 5% maka secara parsial
kepemilikan institusional, komisaris independen, ukuran dewan komisaris, arus kas
bebas dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba.
Sedangkan variabel leverage memiliki nilai signifikansi lebih kecil dari α = 5% maka
secara parsial leverage berpengaruh positif dan signifikan terhadap manajemen laba.
Dari hasil uji t pada tabel 5 dapat diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:
Y = 0,040X1 – 0,330X2 – 0,014X3 – 1,999X4 – 1,348X5 + 0,893X6
D. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan uji hipotesis yang dilakukan, dapat disimpulkan:
Secara simultan Good Corporate Governance (kepemilikan institusional, komisaris
independen, ukuran dewan komisaris), arus kas bebas, ukuran perusahaan dan
leverage berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Secara parsial
kepemilikan institusional, komisaris independen, ukuran dewan komisaris, arus kas
bebas dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba
sedangkan leverage berpengaruh positif dan signifikan terhadap manjemen laba.
Penelitian hanya terbatas pada perusahaan yang terdaftar di JII. Penelitian ini hanya
menggunakan periode penelitian lima tahun dengan 12 sampel dan 60 unit analisis
observasi.
Faktor– faktor yang mempengaruhi manajemen laba diluar variabel independen
yang digunakan dalam penelitian ini masih banyak. Pada penelitian selanjutnya dapat
menggunakan sampel diluar perusahaan yang terdaftar di JII, seperti perusahaan
LQ45 maupun perusahaan sektor manufaktur ataupun perusahaan non keuangan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang kemungkinan hasilnya berbeda dengan
hasil penelitian ini. Pada penelitian selanjutnya dapat memperluas periode
pengamatan sehingga hasil penelitian diharapkan lebih memadai. Penelitian
selanjutnya diharapkan mempertimbangkan untuk memasukkan variabel lain yang
mempengaruhi manajemen laba selain dari variabel kepemilikan institusional,
58
Vol. 3 No. 1 2017

Jurnal Akuntansi dan Bisnis

ISSN :2443-3071 (p)
ISSN :2503-0337 (online)

komisaris independen, ukuran dewan komisaris, arus kas bebas, ukuran perusahaan
dan leverage sehingga akan menambah temuan baru yang lebih baik lagi yang diduga
dapat mempengaruhi manajemen laba.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Agustia, Dian. 2013. “Pengaruh Good Corporate Governance, Free Cash Flow
dan Leverage Terhadap Manajemen Laba”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol.
15 No. 1. Mei 2013 27-42.
[2] Cohen, Daniel A, et al. 2007. “Real And Acrual Based Earnings Management In
The Pre- and Post- Sarbanes Oxley Act”. http://ssrn.com/absrtact=813088.
[3] Fuzuli, Muhammad Ilham, dkk. 2007. “The Influence Of Good Corporate
Governance and Earnings Management On Firm Value”. International
Conference On Business And Economic Research (4th ICBER 2013) Proceeding.
[4] Guna, I Welvin dan Arleen Herawaty. 2010. “Pengaruh Mekanisme Good
Corporate Governance, Independensi Auditor, Kualitas Audit dan Faktor
Lainnya Terhadap Manajemen Laba”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol. 12 No. 1
Hlm 53-68.
[5] Gunny, K. 2005. “What Are The Consequences of Real Earnings Management?”.
Working Paper. University of Colorado.
[6] Ghozali, Imam. 2011. Aplokasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM
SPSS 19. Edisi kelima, Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
[7] Nasution, Marihot dan Doddy Setiawan. 2007. Pengaruh Corporate Governance
Terhadap Manajemen Laba di Industri Perbankan Indonesia. Simposium
Nasional Akuntansi X. Makassar.
[8] Nuryaman, 2008. “Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan, Ukuran Perusahaan dan
Mekanisme Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba”. Simposium
Nasional Akuntansi XI. Pontianak.
[9] Putri, Ginza Angelia Purwanto. 2013. “Analisis Pengaruh Kepemilikan
Institusional, Free Cash Flow, Invesment Opportunity Set Terhadap Nilai
Perusahaan Dengan Kebijakan Hutang Sebagai Variabel Intervening”. Skripsi.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro. Semarang.
[10] Ratmono, Dwi. 2010. “Manajemen Laba Rill dan Berbasis Akrual : Dapatkah
Auditor Yang Berkualitas Mendeteksinya?”.Simposium Nasional Akuntansi
XIII. Purwokerto.
[11] Roychowdhury, Sugata. 2006. “Earnings Management Through Real Activities
Manipulation”. Journal Of Accounting and Economics 42 (2006) 335-370.
[12] Saffudin, Achmad Zakki. 2011. “Analisis Pengaruh Kepemilikan Institusional,
Kualitas Audit, Ukuran Perusahaan dan Leverage Terhadap Praktik Manajemen
Laba dan Konsekuensi Manajemen Laba Terhadap Kinerja Keuangan”. Skripsi.
Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Semarang.
[13] www.idx.co.id
[14] Wardani, Dyta Estilya. 2013. “Pengaruh Manajemen Laba Rill Pada Nilai
Perusahaan Yang dimoderasi Corporate Governance”. Tesis. Fakultas Ekonomi
Universitas Udayana. Denpasar.

59
Vol. 3 No. 1 2017

Jurnal Akuntansi dan Bisnis

ISSN :2443-3071 (p)
ISSN :2503-0337 (online)

[15] Wisnumurti, Adhika. 2010. “Analisis Pengaruh Corporate Governance Terhadap
Hubungan Asymetri Informasi dengan Praktek Manajemen Laba”. Tesis.
Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Semarang.

60
Vol. 3 No. 1 2017

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25