PENGARUH KECERDASAN EMOSI, KOMPETENSI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Pada Universitas Islam Kalimantan M A B Banjarmasin) Teguh Wicaksono 1) Teguh_Uniskayahoo.co.id M Alfani 2) Kurniaty 3) Universitas Islam Kalimantan MAB Banjarmasi

PENGARUH KECERDASAN EMOSI, KOMPETENSI DAN LINGKUNGAN KERJA
TERHADAP KINERJA KARYAWAN
(Studi Pada Universitas Islam Kalimantan M A B Banjarmasin)
Teguh Wicaksono1)
Teguh_Uniska@yahoo.co.id
M Alfani2)
Kurniaty3)
Universitas Islam Kalimantan MAB Banjarmasin
ABSTRACT
The Problems who discussed in this research are : 1). How the influence emotional
intelligence of employee performance, 2). How the influence competence of employee
performance, 3). How the influence environment work of employee performance, 4). How
the influence are emotional intelligence, competence, and environment work together of
employee performance.
The type of research is explanatory research that is assosiative, which aims to know the
relationship between two or more variables. This research conducted in Islamic University
Kalimantan (Uniska) Muhammad Arsyad Al Banjary Banjarmasin. The population of this
research are employes of Islamic University Kalimantan (Uniska) Muhammad Arsyad Al
Banjary Banjarmasin which amounts 163 people.
The method of taking data is by using a questionnaire as a source of primary data and
documentation as a source of secondary data. The techniques of data analysis in this research

is by using multiple regression analysis.
That result of research find all hypothesis in this research already to proven
significantly. The emotional intelligence weigh in significantly of employee performance.
The competence weigh significantly of employee performance with magnitude of
correlation. The environment work weigh in significantly of employee performance with
magnitude correlation. The emotional intelligence, competence, and the environment work
in simultane weigh significantly of employee performance. The implication of this research
are emotional intelligence, competence, and environment work have the same role
important either individually or jointly in improve of employee performance.
Key word :

emotional intelligence, competence, environtment work, and employee
performance.

PENDAHULUAN

sumber

Sumber daya manusia merupakan aset


daya

manusia

harus

selalu

diperhatikan, dijaga dan dikembangkan.

paling penting dalam suatu organisasi

Suatu badan organisasi atau badan usaha

karena merupakan sumber daya yang

yang

mengarahkan


serta

eksistensinya dalam hal yang positif artinya

mengembangkan

mampu menunjukkan kinerja yang baik

mempertahankan
organisasi

dalam

organisasi
dan

berbagai

tuntutan


masyarakat dan zaman. Oleh karena itu,

diharapkan

dapat

menunjukkan

dimata pihak luar khususnya masyarakat.
Peningkatan

kinerja

karyawan

secara

87

perorangan


akan

mendorong

kinerja

Goleman

(1997),

menyatakan

bahwa

sumber daya manusia secara keseluruhan,

kecerdasan emosi yang ada pada seseorang

yang


adalah

direfleksikan

dalam

kenaikan

mencakup

pengendalian

diri,

semangat, ketekunan, serta kemampuan

produktivitas.
perilaku


untuk memotivasi diri sendiri. Hal ini

nyata yang ditampilkan setiap karyawan

sesuai dengan pendapat Salovey (dalam

sebagai prestasi kerja yang dihasilkan sesuai

Goleman,

dengan perannya dalam perusahaan (Rivai,

memotivasi diri sendiri memungkinkan

2005). Menurut Robert L. Mathis dan John

kinerja yang tinggi dalam segala bidang.

Kinerja


karyawan

adalah

1999),

bila

seseorang

dapat

H. Jackson (2006), kinerja karyawan adalah
hasil kerja secara kualitas dan kuantitas

Cooper dan Sawaf (1999) menyatakan

yang dicapai oleh seorang karyawan dalam

bahwa


melaksanakan

dengan

kemampuan mengindera, memahami dan

tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

dengan efektif menerapkan kekuatan dan

Kinerja karyawan yang tinggi akan

ketajaman emosi sebagai sumber energi,

membuat karyawan semakin loyal terhadap

informasi dan pengaruh. Goleman (2001)

organisasi,


memberi

tugasnya

semakin

sesuai

termotivasi

untuk

kecerdasan

penjelasan

emosi

bahwa


adalah

kecerdasan

bekerja, bekerja dengan merasa senang dan

emosi adalah kemampuan seseorang untuk

yang lebih penting kepuasan kerja yang

mengelola perasaan antara lain memotivasi

tinggi akan memperbesar kemungkinan

dirinya sendiri dan orang lain, tegar

tercapainya produktivitas yang tinggi pula.

menghadapi frustasi, sanggup mengatasi

Salah satu dari sekian banyak faktor yang

dorongan-dorongan primitif dan kepuasan-

mempengaruhi kinerja adalah faktor tenaga

kepuasan sesaat, mengatur suasana hati

kerja atau manusia (individu itu sendiri).

yang reaktif, dan mampu berempati pada

Oleh karena itu untuk dapat meningkatkan

orang lain.

kinerja, maka salah satu hal yang perlu

Keterkaitan antara kecerdasan emosi

diperhatikan oleh seorang karyawan adalah

dan kinerja pernah diteliti oleh peneliti-

kualitas kecerdasan emosi.

peneliti sebelumnya. Penelitian Boyatzis

Menurut Patton (dalam Setiyawan,
2005),

kecerdasan

emosi

adalah

(2000) dan Cherniss (2010) menemukan
bahwa

beberapa

konsultan

dan

agen

kemampuan untuk menggunakan emosi

penjualan yang memiliki skor kompetensi

secara

tujuan

EQ yang tinggi ternyata menghasilkan

meraih

kinerja yang tinggi pula. Hasil penelitian

keberhasilan. Menggunakan emosi secara

lain yang positif dan signifikan antara

efektif, individu akan lebih bertanggung

kecerdasan emosi dan kinerja yaitu Chipain

jawab, lebih mampu memusatkan perhatian

(2003); Rosalina (2008); Sakdanur (2005);

pada tugas, tidak implusif, lebih bisa

Sukasno (2005); Trihandini (2011); Van Rooy

mengendalikan diri yang pada akhirnya

dan Visweswaran (2004). Hasil penelitian

dapat meningkatkan kinerja.

dari Sala (2002) juga menyatakan bahwa

efektif

membangun

untuk

mencapai

produktif

dan

kecerdasan emosi positif dan signifikan

88

dengan kinerja, ketika individu memiliki

Kompetensi sebagai kemampuan seseorang

kesadaran diri dan kesadaran sosial maka

untuk menghasilkan pada tingkat yang

ratingnya akan signifikan dengan penilaian

memuaskan

organisasi.

menunjukkan
dan

Berbeda

dengan

sebelumnya
penelitian

yang
oleh

hasil
ada

penelitian

bahwa

akan

karakteristik

keterampilan

yang

juga

pengetahuan
dimiliki

atau

dibutuhkan oleh setiap individu yang
memampukan mereka untuk melakukan

(1999)

yang

tugas dan tanggung jawab mereka secara

kinerja

atau

efektif dan meningkatkan standar kualitas

oleh kecerdasan emosi namun ada beberapa
yang

kerja,

hasil

kesuksesan kerja tidak hanya dipengaruhi
hal

tempat

atas,

di

Carruso

mengemukakan

di

mempengaruhinya.

professional dalam pekerjaan.
Menurut Simamora (2004), kompetensi
adalah jenis keahlian, pengetahuan dan

hanya

kemampuan

yang

menemukan hubungan yang lemah antara

menunaikan

sebuah

kecerdasan emosi dan keseluruhan kinerja

efektif. Faktor kompetensi karyawan yang

organisasi. Kecerdasan emosi merupakan

meliputi

gabungan dari 27 kompetensi di mana

keterampilan

masing-masing

belum

akan memberikan dampak pada kinerja

pernah diukur tersendiri peranannya dalam

karyawan sebagai perwujudan prestasinya.

meningkatkan kinerja yang unggul. Selain

Semakin

itu,

(2008)

seseorang dalam bidang tugasnya akan

menyatakan bahwa tidak ada hubungan

semakin tinggi tingkat kinerja karyawan.

antara kecerdasan emosi dan kinerja dalam

Lebih

populasi suatu organisasi. Beberapa hal

semakin karyawan memiliki kesesuaian

menarik

kompetensi, maka akan semakin tinggi

Murensky

dan

hasil

Druskat

(2002)

kompetensi

penelitian

itu

Barnes

mengidentifikasikan

hubungan

yang bertentangan pada suatu lembaga,
meliputi

pengalaman,

bentuk

ekspesi

kesesuaian

lanjut

pekerjaan

secara

pelaksanaan

kesesuaian

dapat

dan
tugas

kompetensi

dinyatakan

bahwa

tingkat kinerja karyawan tersebut.
Disamping
menciptakan

emosi, dan kasus model manajemen.

untuk

pengetahuan

dalam

tinggi

diperlukan

itu

karyawan

untuk

mampu

yang

memiliki

Selain kecerdasan emosi, ada banyak

kinerja optimal, maka salah satu aspek yang

faktor yang dapat mempengaruhi kinerja

tidak kalah penting untuk diperhatikan

karyawan. Menurut Achmad (2009), kinerja

adalah lingkungan kerja. Menurut Doelhadi

karyawan juga dipengaruhi oleh beberapa

(dalam

faktor yaitu kompetensi dan lingkungan

menjelaskan

kerja.

merupakan faktor penting dan berpengaruh

Kompetensi

kemampuan

untuk

adalah

suatu

malaksanakan

atau

terhadap

Hardino
bahwa

karyawan

Febriansyah,
lingkungan
dalam

2012)
kerja

melakukan

melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang

pekerjaannya. Lingkungan kerja dalam hal

dilandasi

dan

ini adalah suatu lingkungan fisik dimana

pengetahuan serta didukung oleh situasi

para karyawan tersebut bekerja. Dengan

dan

adanya

sikap

pekerjaan

atas
kerja
tersebut

keterampilan
yang

dituntut

(Wibowo,

oleh
2007).

lingkungan

kerja

yang

baik,

karyawan akan bekerja sesuai dengan

89

keinginan

organisasi

sehingga

dapat

emosi nyaris tidak pernah menjadi wacana
penting

meningkatkan kinerja karyawan.
Lingkungan kerja adalah keseluruhan

dikalangan

pimpinan.

karyawan

Masalah

dan

kecerdasan

emosi

sarana dan prasarana kerja yang ada di

dibiarkan begitu saja, tanpa pembinaan dan

sekitar karyawan yang sedang melakukan

pengelolaan.

pekerjaan

yang

pelaksanaan

dapat

mempengaruhi

pekerjaan (Sutrisno, 2010).

Berdasarkan

fenomena

dan

hasil

penelitian terdahulu di atas, maka peneliti

Lingkungan kerja lebih dititik beratkan

ingin

pada

sebelumnya dan ingin mengetahui Seberapa

keadaan

fisik

tempat

kerja.

meninjau

Lingkungan kerja yang baik dan bersih,

besar

mendapat cahaya yang cukup, bebas dari

kompetensi

kebisingan
menjadi

dan

gangguan,

motivasi

tersendiri

lebih

pengaruh

jauh

penelitian

kecerdasan

karyawan

dan

emosi,

lingkungan

jelas

akan

kerjasecara bersama-sama terhadap kinerja

bagi

para

karyawan

pada

Universitas

Islam

pekerjaan

Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjary

dengan baik. Namun lingkungan kerja yang

Banjarmasin baik secara parsial maupun

buruk, kotor, gelap, pengap, lembab dan

secara simultan.

karyawan

dalam

melakukan

sebagainya akan menimbulkan cepat lelah
dan

menurunkan

kreativitas. Pimpinan

TINJAUAN PUSTAKA

perusahaan yang mempunyai kreativitas

Kecerdasan Emosi

tinggi akan dapat menciptakan lingkungan

Kecerdasan emosi merupakan kemampuan

kerja

untuk menggunakan emosi secara efektif

yang

menyenangkan

bagi

para

karyawan. Dengan lingkungan kerja yang

dalam

baik, karyawan akan dapat bekerja dengan

mempengaruhi hubungan dengan orang

baik, aman dan nyaman tanpa adanya

lain secara positif. Menurut Salovey dan

gangguan.
perusahaan

Oleh

diri

sendiri

dan

itu,

setiap

Mayer, 1999 (handbook Emotional Intelligence

organisasi

wajib

training, prime consulting) kecerdasan emosi

karena

atau

mengelola

menyediakan lingkungan kerja yang baik

adalah

bagi karyawannya, sehingga mereka dapat

emosi, menerima dan membangun emosi

bekerja sesuai dengan keinginan organisasi

dengan

dalam upaya pencapaian tujuan organisasi

pengetahuan

(Sukmawati, 2008).

meningkatkan perkembangan emosi dan

Disejumlah

organisasi,

apakah

itu

organisasi perusahaan, pemerintah, sosial

kemampuan
baik,

untuk

memahami
emosi

merasakan
emosi

sehingga

dan
dapat

intelektual.
Menurut Patton (dalam Setiyawan,

politik maupun pendidikan, kecerdasan

2005),

emosi seringkali tidak memperoleh porsi

kemampuan untuk menggunakan emosi

yang wajar sebagai prediktor kinerja. Hal

secara

demikian tidak terkecuali berlangsung di

membangun

Universitas Islam Kalimantan Muhammad

keberhasilan. Menggunakan emosi secara

Arsyad

Di

efektif, individu akan lebih bertanggung

perguruan tinggi ini, masalah kecerdasan

jawab, lebih mampu memusatkan perhatian

Al

Banjary

Banjarmasin.

kecerdasan
efektif

untuk

emosi
mencapai

produktif

dan

adalah
tujuan
meraih

90

pada tugas, tidak implusif, lebih bisa

Menurut Simamora (2004), kompetensi

mengendalikan diri yang pada akhirnya

adalah jenis keahlian, pengetahuan dan

dapat meningkatkan kinerja.

kemampuan

yang

menunaikan

sebuah

Penelitian yang pernah dilakukan oleh

diperlukan

untuk

pekerjaan

secara

Boyatzis pada tahun 1999 (dalam Martin,

efektif. Faktor kompetensi karyawan yang

2000) memberikan hasil bahwa kecerdasan

meliputi

emosi memiliki pengaruh positif terhadap

keterampilan

hasil

seseorang.

akan memberikan dampak pada kinerja

Kecerdasan emosi dikaitkan dengan sistem

karyawan sebagai perwujudan prestasinya.

manajemen sumber daya manusia, misalnya

Semakin

untuk pelatihan, dalam hal ini kecerdasan

seseorang dalam bidang tugasnya akan

emosi

semakin tinggi tingkat kinerja karyawan.

kerja

dan

dapat

kinerja

dijadikan

dasar

untuk

kesesuaian

pengetahuan

dalam

tinggi

kesesuaian

kompetensi

Lebih

Kompetensi

semakin karyawan memiliki kesesuaian
karyawan

diartikan

sebagai cara atau prosedur kerja yang benar
yang

dilakukan

Dengan

oleh

demikian,

para

untuk

karyawan.

mewujudkan

dapat

tugas

memberikan pelatihan secara khusus.
Kompetensi

lanjut

pelaksanaan

dan

dinyatakan

bahwa

kompetensi, maka akan semakin tinggi
tingkat kinerja karyawan tersebut.
Organisasi
mampu

akan

bertahan

dalam

dan

lingkungan

keberhasilan program-program yang telah

persaingan

ditetapkan oleh suatu organisasi, maka

didukung oleh karyawan-karyawan yang

setiap karyawan di dalamnya diharuskan

berkompetensi di bidangya.

memiliki

Lingkungan Kerja

standar

kompetensi

yang

yang

berkembang

Menurut

diperlukan.

kompetitif

Basuki

dan

apabila

Susilowati

yang

(2005:40) lingkungan kerja adalah segala

dikemukakan oleh Wibowo (2007:86) adalah

sesuatu yang berada di lingkungan yang

suatu kemampuan untuk melaksanakan

dapat mempengaruhi baik secara langsung

atau melakukan suatu pekerjaan atau tugas

maupun tidak langsung seseorang atau

yang

sekelompok orang di dalam melaksanakan

Pengertian

kompetensi

dilandasi

atas

keterampilan

dan

pengetahuan serta didukung oleh sikap
kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut.

aktivitasnya.
Alex S. Nitisemito (oleh penelitian

Kompetensi sebagai kemampuan seseorang

Nasution

untuk menghasilkan pada tingkat yang

Manajemen, 2008:58) menyatakan bahwa

memuaskan

juga

lingkungan kerja adalah segala sesuatu

pengetahuan

yang ada disekitar para karyawan dan yang

menunjukkan
dan

di

tempat

kerja,

karakteristik

keterampilan

yang

dimiliki

atau

dapat

dan

Rodhiah

mempengaruhi

dalam

dirinya

Jurnal

dalam

dibutuhkan oleh setiap individu yang

menjalankan tugas-tugas yang diemban.

memampukan mereka untuk melakukan

Lingkungan kerja terdiri dari lingkungan

tugas dan tanggung jawab mereka secara

fisik dan nonfisik yang melekat pada

efektif dan meningkatkan standar kualitas

karyawan sehingga tidak dapat dipisahkan

professional dalam pekerjaan.

untuk mendapatkan kinerja karyawan yang

91

baik.

Menurut

lingkungan

Sedarmayanti

kerja

fisik

(2009:31)

adalah

semua

suatu pekerjaan atau kegiatan tertentu
selama periode waktu tertentu.
Pengertian

keadaan berbentuk fisik yang terdapat di
sekitar

tempat

mempengaruhi

kerja

lain

menurut

yang

dapat

Mangkunegara (2001:13), bahwa kinerja

baik

secara

adalah hasil kerja secara kualitas dan

karyawan

langsung maupun secara tidak langsung.

kuantitas

Sedangkan

pegawai dalam melaksannakan tugasnya

adalah

lingkungan

semua

kerja

keadaan

nonfisik

yang

terjadi

sesuai

yang

dicapai

dengan

oleh

tanggung

seorang

jawab

berkaitan dengan hubungan kerja, baik

diberikan

kepadanya.

hubungan dengan atasan maupun dengan

pengertian

tersebut,

rekan kerja, ataupun hubungan dengan

aspek yang perlu dipahami oleh setiap

bawahan.

pegawai

Lingkungan kerja lebih dititik beratkan

organisasi yaitu 1).kejelasan tugas atau

pada

kerja.

pekerjaan

Lingkungan kerja yang baik dan bersih,

jawabnya;

2).kejelasan

mendapat cahaya yang cukup, bebas dari

diharapkan

dari

kebisingan

keadaan

menjadi

dan

motivasi

karyawan

dalam

fisik

tempat

gangguan,
tersendiri

dan

Sesuai

yang

mengandung

pimpinan

yang

dengan

dalam

menjadi
suatu

tiga
suatu

tanggung

hasil

yang

pekerjaan

atau

jelas

akan

fungsi; 3).waktu yang diperlukan untuk

bagi

para

menyelesaikan suatu pekerjaan agar hasil

melakukan

pekerjaan

yang diharapkan dapat terwujud.

dengan baik. Namun lingkungan kerja yang
buruk, kotor, gelap, pengap, lembab dan
sebagainya akan menimbulkan cepat lelah

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah

dan menurunkan kreativitas.

penelitian

eksplanatory

yang

bersifat

Kinerja Karyawan

asosiatif, yang bertujuan untuk mengetahui
perilaku

hubungan antara dua variabel atau lebih.

nyata yang ditampilkan setiap karyawan

Penelitian ini dilakukan di Universitas

sebagai prestasi kerja yang dihasilkan sesuai

Islam Kalimantan (Uniska) Muhammad

dengan perannya dalam perusahaan (Rivai,

Arsyad Al Banjary Banjarmasin. Populasi

2005). Menurut Robert L. Mathis dan John

pada

H. Jackson (2006), kinerja karyawan adalah

karyawan

hasil kerja secara kualitas dan kuantitas

Kalimantan (Uniska) Muhammad Arsyad

yang dicapai oleh seorang karyawan dalam

Al Banjary Banjarmasin yang berjumlah 163

melaksanakan

orang. Metode pengambilan sampel, agar

Kinerja

karyawan

tugasnya

adalah

sesuai

dengan

tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Simamora (2001: 327) mengemukakan
bahwa kinerja adalah tingkat pada tahap

penelitian

sampel

pada

yang

ini

adalah

Universitas

diperoleh

seluruh
Islam

representative

digunakan rumus Slovin didapat jumlah
sampel 62 orang responden.

mana karyawan mencapai persyaratan-

Metode pengumpulan data adalah

persyaratan pekerjaan. Kinerja merupakan

dengan menggunakan kuesioner sebagai

catatan outcome yang dihasilkan dari fungsi

sumber data primer dan dokumentasi
sebagai sumber data sekunder. Teknik

92

analisis data dalam penelitian ini adalah

dapat

dengan

berpengaruh secara signifikan terhadap

menggunakan

analisis

regresi

berganda.

dinyatakan

bahwa

kompetensi

kinerja karyawan.
Besarnya

pengaruh

kompetensi

HASIL

tersebut dapat diketahui dari koefisien

Dari hasil perhitungan komputer program

determinasi (R2) sebesar 0,912 yang artinya

SPSS

besarnya

bahwa sebesar 91,2% jumlah kompetensi

koefisien korelasi (R) sebesar + 0,914, maka

secara signifikan mempengaruhi kinerja

dapat dinyatakan bahwa hubungan antara

karyawan dan sisanya sebesar 8,8% kinerja

Kecerdasan

karyawan dipengaruhi oleh faktor lain.

dengan

Karyawan

memperhatikan

Emosi
adalah

terhadap
sangat

Kinerja

kuat

positif.

Berdasarkan

hasil

perhitungan

Artinya semakin ditingkatkan Kecerdasan

komputer

Emosi, maka akan mampu meningkatkan

memperhatikan besarnya koefisien korelasi

kinerja Karyawan.

(R) sebesar + 0,902, maka dapat dinyatakan

program

SPSS

dengan

Nilai t-tabel dengan alpha 5% dan

bahwa hubungan antara Lingkungan Kerja

banyaknya sampel 62 responden diperoleh

terhadap Kinerja Karyawan adalah sangat

nilai 1,9989. Berdasarkan hasil perhitungan

kuat positif.

didapat nilai t-hitung sebesar + 17,469. Jadi
dapat dinyatakan bahwa kecerdasan emosi

Nilai

berpengaruh secara signifikan terhadap

banyaknya sampel 62 responden diperoleh

kinerja karyawan.

nilai 1,9989. Berdasarkan hasil perhitungan

Adapun besarnya pengaruh kecerdasan
emosi

tersebut

dapat

dengan

alpha

5%

dan

didapat nilai t-hitung sebesar + 16,162. Jadi

dari

dapat dinyatakan bahwa lingkungan kerja

koefisien determinasi (R2) sebesar 0,836

berpengaruh secara signifikan terhadap

yang artinya bahwa sebesar 83,6% jumlah

kinerja karyawan.

kecerdasan

Besarnya

emosi

diketahui

t-tabel

secara

signifikan

pengaruh

lingkungan

kerja

dan

tersebut dapat diketahui dari koefisien

sisanya sebesar 16,4% kinerja karyawan

determinasi (R2) sebesar 0,813 yang artinya

dipengaruhi oleh faktor lain.

bahwa sebesar 81,3% jumlah lingkungan

mempengaruhi

kinerja

Berdasarkan
komputer

karyawan

hasil

secara

signifikan

mempengaruhi

kinerja karyawan dan sisanya sebesar 18,7%

memperhatikan besarnya koefisien korelasi

kinerja karyawan dipengaruhi oleh faktor

(R) sebesar + 0,955, maka dapat dinyatakan

lain.

hubungan

SPSS

kerja

dengan

bahwa

program

perhitungan

antara

Kompetensi

Berdasarkan

hasil

perhitungan

terhadap Kinerja Karyawan adalah sangat

komputer

kuat positif.

memperhatikan besarnya koefisien korelasi

program

SPSS

dengan

Nilai t-tabel dengan alpha 5% dan

(R) sebesar + 0,976, maka dapat dinyatakan

banyaknya sampel 62 responden diperoleh

bahwa hubungan antara Kecerdasan Emosi,

nilai 1,9989. Berdasarkan hasil perhitungan

Kompetensi dan Lingkungan Kerja secara

didapat nilai t-hitung sebesar + 24,981. Jadi

93

bersama-sama adalah sangat kuat positif

pembentukan

terhadap Kinerja Karyawan.

karyawan Universitas Islam Kalimantan

Nilai F-tabel dengan alpha 5% dan
banyaknya sampel 62 responden diperoleh

dan

pencapaian

kinerja

(Uniska) Muhammad Arsyad Al Banjary
Banjarmasin.

nilai 2,75. Berdasarkan hasil perhitungan
didapat nilai F-hitung sebesar + 393,059. Jadi

Kompetensi berpengaruh secara signifikan

dapat dinyatakan bahwa kecerdasan emosi,

terhadap

kompetensi dan lingkungan kerja secara

Islam Kalimantan (Uniska) Muhammad

bersama-sama

Arsyad Al Banjary Banjarmasin, sehingga

berpengaruh

signifikan

kinerja

menjustifikasi

terhadap kinerja karyawan.

karyawan

teori

:

Universitas

Zamkee

(1982),

Michael Zwell (2000), Palan (2007), Spencer
Adapun besarnya pengaruh kecerdasan

dan Spencer (dalam Palan 2007), Covey,

emosi, kompetensi dan lingkungan kerja

Roger dan Merrill dalam Mangkunegara

secara bersama-sama dapat diketahui dari

(2005), Mitrani (1995), Wibowo (2007),

koefisien determinasi (R ) sebesar 0,953

Darwanto (2004), dan mendukung hasil

yang

penelitian terdahulu seperti : Reinhard

2

artinya

kecerdasan
lingkungan

bahwa

emosi,
kerja

sebesar

95,3%

kompetensi

secara

dan

bersama-sama

Efraim Murbijanto (2013); Emmyah (2009).
Dengan demikian secara teoretis dapat

signifikan mempengaruhi kinerja karyawan

dinyatakan

bahwa

kompetensi

dan sisanya hanya 4,7% kinerja karyawan

pada proses pembentukan dan mendorong

dipengaruhi oleh faktor lain.

kinerja

karyawan

penting

Universitas

Islam

Kalimantan (Uniska) Muhammad Arsyad
PEMBAHASAN

Al Banjary Banjarmasin.
Lingkungan kerja berpengaruh secara

Kecerdasan
signifikan
Universitas

emosi

berpengaruh

terhadap
Islam

kinerja

secara

karyawan

Kalimantan

(Uniska)

signifikan

terhadap

Universitas

Islam

Muhammad

kinerja

karyawan

Kalimantan

Arsyad

(Uniska)

Al

Banjary

Banjary

Banjarmasin, sehingga menjustifikasi teori:

Banjarmasin, sehingga menjustifikasi teori :

Griffin (2003), Robert L. Mathis dan John H.

Patton (dalam Setiyawan, 2005); Goleman

Jackson (2006), Alderfer dalam Siagian

(2003); Cooper dan Sawaf (2002); Purba

(2004), David Mc Clelland dalam Siagian

(1999), dan mendukung hasil penelitian

(2004), Abraham Maslow dalam Sofyandi

terdahulu seperti : Richard E. Boyatzis,

dan

Daniel Goleman, dan Kenneth Rhee (2000);

Sondang P. Siagian (2004), dan mendukung

Lisda Rahmasari (2012); Reni Hidayati, Yadi

hasil

Purwanto, Susatyo Yuwono (2008); R.A

Wahyuningtyas (2013).

Fabiola Meirnayati Trihandini (2005).

Dengan demikian secara teoritis dinyatakan

Dengan demikian secara teoritis dapat

bahwa lingkungan kerja sangat penting

dinyatakan

Muhammad

karyawan

Arsyad

bahwa
penting

Al

Garniwa

(2007), Hasibuan

penelitian

terdahulu

:

(2003),
Nadya

kecerdasan

emosi

pada proses pembentukan dan pencapaian

pada

proses

kinerja

karyawan

Universitas

Islam

94

Kalimantan (Uniska) Muhammad Arsyad

semakin baik (positif), maka kinerja

Al Banjary Banjarmasin.

karyawan

akan

semakin

tinggi.

Sebaliknya, jika persepsi kompetensi
KESIMPULAN

terhadap kinerja karyawan diterapkan

1. Kecerdasan emosi berpengaruh secara

pada Universitas Islam Kalimantan

signifikan dan dengan arah positif

(Uniska)

terhadap kinerja karyawan Universitas

Banjary

Islam Kalimantan (Uniska) Muhammad

(negatif),

Arsyad Al Banjary Banjarmasin. Hal ini

semakin rendah. Adapun

memberi

makna,

jika

pengaruh kompetensi terhadap kinerja

kecerdasan

emosi

terhadap

persepsi
kinerja

Muhammad
Banjarmasin
maka

karyawan

Arsyad
kurang

kinerja

pada

Al
baik

karyawan
besarnya

Universitas

Islam

karyawan diterapkan pada karyawan

Kalimantan (Uniska) MAB Banjarmasin

Universitas Islam Kalimantan (Uniska)

sebesar 91,2%, dan sisanya sebesar 8,8%

Muhammad

Banjary

kinerja karyawan Universitas Islam

Banjarmasin semakin baik dan positif,

Kalimantan (Uniska) MAB Banjarmasin

maka kinerja karyawan akan semakin

dipengaruhi oleh faktor lain.

Arsyad

Al

persepsi

3. Lingkungan kerja berpengaruh secara

kinerja

signifikan terhadap kinerja karyawan

karyawan diterapkan pada karyawan

Universitas Islam Kalimantan (Uniska)

Universitas Islam Kalimantan (Uniska)

MAB Banjarmasin. Hal ini memberi

MAB

baik

makna, jika persepsi lingkungan kerja

karyawan

terhadap kinerja karyawan diterapkan

besarnya

pada Universitas Islam Kalimantan

tinggi.

Sebaliknya,

kecerdasan

emosi

jika
terhadap

Banjarmasin

(negatif),

maka

kurang

kinerja

semakin rendah. Adapun

pengaruh kecerdasan emosi terhadap

(Uniska)

kinerja

Banjary

karyawan

pada

Universitas

Muhammad
Banjarmasin

Arsyad
semakin

Al
baik

Islam Kalimantan (Uniska) Muhammad

(positif), maka kinerja karyawan akan

Arsyad Al Banjary Banjarmasin ialah

semakin

sebesar 83,6%, dan sisanya sebesar

persepsi lingkungan kerja terhadap

16,4% kinerja karyawan Universitas

kinerja

Islam Kalimantan (Uniska) Muhammad

Universitas Islam Kalimantan (Uniska)

Arsyad

MAB

Al

Banjary

Banjarmasin

tinggi.

Sebaliknya,

karyawan

diterapkan

Banjarmasin

kinerja

pada
baik

dipengaruhi oleh faktor lain. Hal ini

(negatif),

ditunjukkan oleh besarnya koefisien

semakin rendah. Adapun

diterminasi ( R ) sebesar 0,836.

pengaruh lingkungan kerja terhadap

2

maka

kurang

jika

besarnya

kinerja

karyawan

signifikan terhadap kinerja. Hal ini

Islam

Kalimantan

memberi

Banjarmasin sebesar 81,3% dan sisanya

2. Kompetensi

berpengaruh
makna,

jika

secara
persepsi

Universitas

(Uniska)

sebesar

diterapkan

Universitas Islam Kalimantan (Uniska)

Universitas

Islam

kinerja

MAB

kompetensi terhadap kinerja karyawan
pada

18,7%

pada

karyawan

karyawan

Kalimantan (Uniska) MAB Banjarmasin

95

MAB Banjarmasin dipengaruhi oleh
faktor lain.
4. Kecerdasan emosi, kompetensi dan
lingkungan

kerja

secara

simultan

berpengaruh secara signifikan terhadap
kinerja karyawan. Hal ini memberi
makna, jika persepsi kecerdasan emosi,
kompetensi
secara

dan

lingkungan

simultan

terhadap

kerja
kinerja

__________. 2000. Manajemen Personalia :
Manajemen Sumber Daya Manusia.
Ed 3. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Anthony Dio Martin. 2000. Aplikasi EQ
Based HR Management System.
Majalah
Manajemen,
No.148,
Desember.
Anwar

karyawan diterapkan pada Universitas
Islam

Kalimantan

(Uniska)

MAB

Banjarmasin semakin baik (positif),
maka kinerja karyawan akan semakin
tinggi.

Sebaliknya,

kecerdasan

emosi,

lingkungan

kerja

jika

persepsi

kompetensi
secara

dan

simultan

terhadap kinerja karyawan diterapkan
pada

pada

Universitas

Islam

Kalimantan (Uniska) MAB Banjarmasin
kurang baik (negatif), maka kinerja
karyawan semakin rendah. Adapun
besarnya pengaruh kecerdasan emosi,
kompetensi
secara

dan

simultan

karyawan

pada

lingkungan
terhadap
Universitas

kerja
kinerja
Islam

Kalimantan (Uniska) MAB Banjarmasin
adalah sebesar 95,3% dan sisanya
sebesar

4,7%

kinerja

karyawan

Universitas Islam Kalimantan (Uniska)
MAB Banjarmasin dipengaruhi oleh
faktor lain.

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Purba. 1999. Emotional Intelligence,
Seri Ayah Bunda, 26 Juli – 8
Agustus. Jakarta : Dian Raya.
Alex

S Nitisemito. 1992.
Personalia.
Jakarta
Indonesia.

Manajemen
:
Ghalia

Ary

Prabu
Mangkunegara.
2004.
Manajemen Sumber Daya Manusia.
Bandung : Remaja Rosdakarya.

Ginanjar Agustian. 2001. Rahasia
Sukses Membangun Kecerdasan
Emosi dan Spiritual (ESQ). Jakarta :
Arga Wijaya Persada.

Barnes, D. 2008. A Comparative Analysis of
Emotional Intelligence and Job
Performance Among Case Managers
Working
in
Community-Based
Mental Health Settings. Thesis.
Dasmarines.
University
of
Cincinnati.
Boyatzis, R E. Goleman D. and Rhee K.
2000. Clustering Competence In
Emotional Intelligence : Insights
From the Emotional Competence
Inventory (ECI). In R. BarOn & J. D.
A. Parker, (Eds). The Handbook of
Emotional
Intelligence.
San
Francisco : Jossey-Bass. PP.343-362.
Caruso, D, R & Wolfe, C. J. 1999. Emotional
Intelligence in Everyday Life. 9.
Philadelphia, PA : Psychology Press.
Chermiss, C. 1998. Working With Emotional
Intelligence : The Consortium For
Research On Emotional Intelligence
in Organization. New Jersey :
Rugrets University.
__________. 2010. Emotional Intelligence :
Toward Clarification Of a Concept.
Industrial
and
Organizational

96

Psychology : Perspectives on Science
and Practice, 3, 110-126.
Chipain, C. G. 2003. Emotional Intelligence
and Its Relationship With Sales
Success. Depaul University, School
Of Business.
Cooper, R. K dan Sawaf, A. 1999. Executive
EQ : Kecerdasan Emosional dalam
Kepemimpinan dan Organisasi. Alih
Bahasa : Widodo. Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama.
Druskat, V. U. & Muresky. 2002. Building
The Emotional Intelligence Of
Groups. Boston : Harvard Business
Review.
Emmyah. 2009. Pengaruh Kompetensi
Terhadap Kinerja Pegawai Pada
Politeknik Negeri Ujung Pandang.
Tesis : STIA LAN Makassar.
Goleman D. 1999. Kecerdasan Emosional.
Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Utama.
__________. 2000. Kecerdasan Emosi Untuk
Mencapai Puncak Prestasi. Jakarta :
PT Gramedia Pustaka Utama.
__________. 2003. Working With Emotional
Intelligence (terjemahan). Jakarta :
PT Gramedia Pustaka Utama.
__________. 1997. Emotional Intelligence.
Alih Bahasa : Termaya T. Jakarta :
Gramedia Pustaka Utama.
__________. 1999. Kecerdasan Emosional
Untuk Mencapai Puncak Prestasi.
Alih Bahasa : Widodo. Jakarta :
Gramedia Pustaka Utama.
__________. 2001. Kecerdasan Emotional
Untuk Mencapai Puncak Prestasi.
Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Hendry Simamora. 2004. Manajemen
Sumber Daya Manusia. Edisi ke-3.

Cet.Pertama. Yogyakarta : STIEYKPN.
Lisda

Rahmasari.
2012.
Pengaruh
Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan
Emosi dan Kecerdasan Spiritual
terhadap Kinerja Karyawan. Majalah
Ilmiah Informatika Vol. 3, No. 1,
Januari 2012.

Mathis, Robert L, dan Jackson. John H. 2006.
Human
Resource
Management
(Manajemen Sumber Daya Manusia).
Edisi 10. Jakarta : Salemba Empat.
Mayer, J. 2000. EQ dan Kesuksesan Kerja.
http://www.e-psikologi.com.
24
Desember 2014.
Murbijanto R E. 2013. Analisis Pengaruh
Kompetensi dan Lingkungan Kerja
Fisik terhadap Kinerja Pegawai
(Studi pada pegawai Dinas Tenaga
Kerja Kabupaten Bekasi). Skripsi.
Universitas Diponegoro Semarang.
Nasution, H. dan Rodhiah. 2008. Analisis
Hubungan
Antara
Lingkungan
dengan Kepuasan Kerja Dosen Tetap
FE Universitas Tarumanegara. Jurnal
Manajemen, 12(1):57-69.
Patton, P. 1998. Kecerdasan Emosional di
Tempat Kerja, Alih Bahasa : Zaini
Dahlan. Jakarta : Pustaka Delaprata.
Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun
2000 Tentang Pengankatan Pegawai
Negri
Sipil
Dalam
Jabatan
Struktural.
Reni H, Yadi P, Susatyo Y. 2008. Kecerdasan
Emosi, Stres Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan pada PT. BRI Kebumen.
Jurnal Psikologi Volume 2, No. 1,
Desember 2008.
Rivai, V. 2005. Performance Appraisal.
Jakarta : Raja Grafindo Persada.

97

Saknadur. 2005. Hubungan Kecerdasan
Emosional Dengan Kinerja Kepala
Sekolah Survey Di SLTP Riau
Daratan Provinsi Riau. Jurnal
Pendidikan Dasar, 6.1.
Sala,

F. 2002. Emotional Competence
Inventory (ECI). Technical Manual.
McClelland Ceter for Research and
Innovation.
Hay
Acquisition
Company I, Inc.

Sedarmayanti. 2009. Tata
Produktivitas Kerja.
Mandar Maju.

Kerja dan
Bandung :

Setiyawan, E. 2005. Hubungan Antara
Kecerdasan
Emosional
dengan
Prestasi Kerja. Skripsi Fakultas
Psikologi
Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Simamora, Henry. 2003. Manajemen
Sumber Daya Manusia. Edisi III.
Jakarta : STIE YKPN.

Tesis.
Universitas
Semarang.

Diponegoro

Trihendradi, Cornelius. 2013. Step By Step
IBM SPSS 21 : Analisis Data Statistik.
Yogyakarta : Andi.
Undang-Undang Republik Indonesia No.13
Tahun
2003
Tentang
Ketenagakerjaan.
Van Rooy, D. L & Viswesvaran, C. 2004.
Emotional Intelligence : A MetaAnalystic Investigation of Predictive
Validity and Nomological Net.
Journal of Vocational Behavior,
65(1), 71-95.
Wahyuningtyas, Nadya. 2013. Pengaruh
Lingkungan Kerja dan Kepuasan
Kompensasi
terhadap
Kinerja
Karyawan (Studi pada Kantor Bank
Jateng
Cabang
Koordinator
Semarang).
Skripsi.
Universitas
Diponegoro Semarang.

__________. 2004. Manajemen Sumber Daya
Manusia.
Cetakan
Pertama.
Yogyakarta : STIE YKPN.
Sukmawati, Ferina. 2008. “Pengaruh
Kepemimpinan, Lingkungan Kerja
Fisik, Dan Kompensasi Terhadap
Kinerja Karyawan Di PT. Pertamina
(Persero) UPMS III Terminal Transit
Utama Pekalongan, Indramayu”.
Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Vol. 2.
No. 2. November. Hal. 175 – 191.
Indramayu.
Sutrisno, Edy. 2010. Manajemen Sumber
Daya Manusia. Edisi 1. Cetakan
Kedua. Jakarta : Prenada Media
Group.
Trihandini, R. A. 2005. Analisis Pengaruh
Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan
Emosi dan Kecerdasan Spiritual
Terhadap Kinerja Karyawan (Studi
kasus Di Hotel Horison Semarang).

98

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

KEBIJAKAN BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN DAERAH (BAPEDALDA) KOTA JAMBI DALAM UPAYA PENERTIBAN PEMBUANGAN LIMBAH PABRIK KARET

110 657 2

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25