PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI PKN MATERI GLOBALISASI DENGAN PENERAPAN METODE BELAJAR MODEL STAD PADA SISWA KELAS IV SEMESTER II TAHUN 20132014 SDN 1 SUKOWETAN KECAMATAN KARANGAN TRENGGALEK

94 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 2, AGUSTUS 2016

  

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

PKN MATERI GLOBALISASI DENGAN PENERAPAN METODE

BELAJAR MODEL STAD PADA SISWA KELAS IV SEMESTER II

TAHUN 2013/2014 SDN 1 SUKOWETAN KECAMATAN KARANGAN

TRENGGALEK

  Oleh: Maini

  SDN 1 Sukowetan, Karangan, Trenggalek

  

Abstrak. Penelitian Tindakan Kelas bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar dan keaktifan

siswa Kelas IV semester II SDN 1 Sukowetan Kecamatan Karangan Tahun 2013/2014 pada bid-

ang studi PKn melalui strategi belajar kooperatif STAD. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan

nilai rata-rata per siklus mengalami peningkatan, sebelum siklus 71,25, siklus I 76,25, siklus II

81,25 dengan ketuntasan belajar sebesar 100%. Hal ini membuktikan bahwa dengan menggunakan

strategi kooperatif STAD dalam pembelajaran PKn pokok bahasan Globalisasi dapat meningkat- kan prestasi belajar siswa Kelas IV semester II SDN 1 Sukowetan Kecamatan Karangan Kabupa- ten Trenggalek Tahun 2013/2014 secara meyakinkan.

  Kata kunci: Strategi Belajar Kooperatif model STAD, Prestasi Belajar, PKn

  Pada tahun 1973 melalui MPR ditetapkan Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) ditegaskan bahwa: “Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dimasukkan dalam kurikulum di semua tingkat pendidikan, mulai dari Taman Kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi baik Negeri maupun swasta”. (Tap. MPR. No. IV/MPR/1973).

  Maka sejak itu PKn dijadikan sebagai bidang studi tersendiri. Tim Pembina PKn Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menegaskan bahwa: “Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaran adalah usaha yang dilakukan secara sadar, teratur dan terus menerus ynag terjadi di dalam proses belajar mengajar yang diciptakan hubungan antara guru dengan siswa menurut aturan moral Pancasila. Proses belajar mengajar mena- namkan norma Pancasila dengan adanya perubahan sikap dan tingkah laku siswa menurut tuntutan moral Pancasila”. (Tim

  Pembina PKn Depdikbud, 1983:24).

  Dari definisi di atas dapat diuraikan bahwa hakekat bidang studi PKn adalah pendidikan moral yang berlandaskan Pan- casila. Dengan demikian penekanannya lebih menitik beratkan pada aspek moral (afektif) dan perbuatan (psikomotor) disam- ping secara integratif perlu diperhatikan aspek pengetahuan (kognitif).

  Materi PKn mencakup semua unsur yang erat kaitannya dengan sejarah dan perkembangan PKn terutama tentang Pen- didikan Masalah Moral Dengan adanya ma- teri yang disediakan itu diharapkan dihayati dan diamalkan Perintah yang ada dalam Pancasila yang berdasarakan UUD 1945 oleh setiap Peserta didik dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

  Para guru PKn seharusnya mengenal, memahami dan dapat menerapkan berbagai

  Maini, Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Pada...

  95

  metode penyajian yang bervariasi sesuai dengan perkembangan dunia metodologi pendidikan dewasa ini. Metode apapun yang kita pilih atau kita gunakan dalam pelak- sanaan program pengajaran PKn hendaknya dapat menjamin pengembangan keseluruhan aspek, yakni Pengetahuan, sikap dan ke- trampilan, terutama pcngembangan sikap dan moral dan mental (penghayatan) nilai - nilai yang terkandung dalam UUD 1945.

  Memilih dan menerapkan berbagai metode penyajian PKn yang sesuai dengan tuntutan kurikulum hendaknya dilandasi oleh sistem agung. Berikut azas yang di- ajarkan oleh Bapak Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantoro yang terkenal yaitu: “Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo Mangun Karso, Tutwuri Handayani”.

  Dari azaz tersebut kiranya sungguh tepat dalam penyajian PKn, karena ber- cirikan sejarah perjuangan Ki Hajar Dewan- toro dalam membangun Pendidikan yang ada di Indonesia. Sasaran akhir PKn adalah dihayati dan diamalkannya Pancasila oleh setiap anak didik di dalam kehidupan ber- masyarakat dan bernegara. Dalam hal itu D. Djamal mengemukakan bahwa: “Tujuan mempelajari PKn adalah untuk mengerti dan memahami tentang isi dan makna yang terkandung dalam Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945 atau dengan kata lain untuk menjadi warganegara yang baik. dengan sikap moral dan perilaku yang berdasarkan falsafah negara dan UUD 1945”. (Djamal, D. 1979: 7).

  Pada buku lain dirumuskan tujuan PKn sebagai berikut: “Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan bertujuan menerus- kan dan mengembangkun jiwa semangat dan nilai-nilai yang terkandung dalam Pe- doman Penghayatan dan GBHN kepada generasi muda, dengan menekankan ranah sikap dan nilai yang mendorong semangat merangsang ilham dan menyeimbangkan kepribadian peserta didik” (GBPP, Dep- dikbud, 1984:3 ).

  Dengan demikian PKn juga mem- bentuk peserta didik yang sadar akan hak dan kewajibannya. Sebagai peserta-didik yang taat akan peraturan kedisiplinan seko- lah dan peraturan lainnya.

  Metode kooperatif adalah model pem- belajaran yang mampu membatu siswa dalam memahami konsep-konsep yang sulit tetapi juga mampu menumbuhkan kerja sama, berfikir kritis, mau membantu teman dan sebagainya (Widowati, Budijastuti, 2001). Metode kooperatif merupakan pem- belajaran yang berdasarkan pada pandangan bahwa siswa lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit jika mereka saling mendiskusikan masalah tersebut dengan temannya. Siswa rutin bekerja dalam kelompok untuk membantu memecahkan masalah yang komplek (Muhammad Nur: 2000).

  Model Penerapan Metode kooperatif, yaitu (1) Model STAD (2) Model Inves- tivigasi Kelompok; (3) Model Pendekatan Struktural

  Pendekatan ini sangat relevan dengan 4 pilah pendidikan seumur hidup yang dirumuskan dalam konferensi Internasional kemudian diratifikasi UNESCO tahun 1996: ‘Learn to Know (Belajar untuk berpengeta- huan); Learn How to Learn (Belajar bagai- mana anak didik belajar dengan baik dan benar); Learn to do (Belajar untuk berbuat);

  Learn to be (Berbuat untuk membentuk jadi

  diri (kepribadian); Learn to live together: Belajar untuk dengan hidup bersama.’ (Sri Wardhani: 2006).

  Ada tiga tujuan (nilai penting) yang ingin dicapai dan perlu ditanamkan yaitu

96 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 2, AGUSTUS 2016

  siswa akan lebih sukses jika belajar dalam kelompok: (a) Hasil belajar secara akade- mik; (b) Penerimaan terhadap keragaman; (c) Pengembangan keterampilan sosial (Ismail.2003).

  Belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman. Perubahan persepsi dan pema- haman tidak selalu berbentuk perubahan tingkah laku yang bisa diamati. Proses belajar akan berjalan baik bila materi pela- jaran yang baru beradaptasi (berkesinam- bungan) secara “klop” dengan struktur kog- nitif yang sudah dimiliki oleh siswa (Irwan dkk, 1997).

  Demi terciptanya pendidikan yang lebih maju para guru di Indonesia seharus- nya mampu memodernisasi metode penga- jaran kita, yang sudah lama ditinggalkan oleh negara-negara maju. Salah satunya de- ngan menerapkan Metode Kooperatif model STAD. Dengan teknik ini siswa dituntut untuk lebih aktif. Pada saat ini dalam ke- giatan belajar dan pembelajaran, guru sering menggunakan berbagai macam metode antara lain metode ceramah, tanya jawab, dan lain-lain. Metode-metode tersebut meru- pakan metode lama yang sudah sangat di- kenal oleh guru dan siswa. Oleh karena itu, kedangkalan penerapan metode tersebut menyebabkan siswa tidak tertarik lagi dan merasa bosan karena sering melakukannya. Akibatnya siswa menjadi kurang berminat dalam pembelajaran. Fokus permasalahan yang diprioritaskan dalam penelitian ini adalah adanya keinginan untuk mengem- bangkan pembelajaran untuk menghadapi permasalahan yang dihadapi guru di kelas. Permasalahan yang akan dikembangkan dalam penelitian ini adalah bagaimana meningkatkan pemahaman siswa tentang menyusun rencana kegiatan, sebagai suatu komponen penting dalam pelajaran, se- hingga kemampuan siswa dalam memahami pelajaran yang diberikan dapat tinggi/ meningkat. Dan tentunya ini akan ber- pengaruh terhadap prestasi belajar siswa.

  Menurut WJS. Purwadarminta dalam “Kamus Umum Bahasa” mengatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai atau dilakukan (Poerwadarminta, 1976: 768). Tanpa disadari, sering diucapkan kata “prestasi” baik itu dalam kegiatan maupun dalam pendidikan. Dalam kenyataannya prestasi yang diperoleh tiap-tiap orang tidak sama, karena kemampuan seseorang itu tidak sama. Sehingga pada hakikatnya belajar dalam aktifitas yang menghasilkan perubahan individu yang belajar yang mana perubahan itu pada pokoknya diperoleh kemampuan yang baru dan berlaku dalam waktu yang relatif lama dan perubahan itu terjadi karena usaha perubahan tingkah laku tersebut. Dalam kegiatan prestasi belajar dan mengajar tentu saja akan dipengaruhi oleh beberapa hal dalam pencapaian tujuannya.

  Terlebih bagi seorang pelajar, banyak faktor yang akan mempengaruhi hasil belajarnya tersebut. Menurut Sumadi Suryabrata, hasil prestasi belajar akan dipengaruhi oleh faktor luar yang terdiri dari lingkungan dan instrumental, dan faktor dalam yang terdiri dari atas fisiologis dan psikologis. (Sumadi Suryabrata, 1983: 7).

  STAD (Student Teams Achievement

  Divisions

  ) Merupakan pendekatan pembe- lajaran yang paling sederhana. Siswa dalam satu kelas di pecah menjadi kelompok- kelompok dengan anggota 4-5 orang. Setiap kelompok harus heterogen, terdiri dari laki- laki dan perempuan berasal dari berbagai suku serta memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah.

  Model STAD dapat digunakan untuk menyalurkan bahan pembelajaran sehingga

  Maini, Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Pada...

  97

  dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pembelajaran yang pada akhirnya dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapai. Ciri-ciri pembelajaran STAD: (a) Kelompok belajar heterogen 4-5 siswa; (b) Topik biasanya ditentukan guru; (c) Meng- gunakan lembar kegiatan; (d) Penilaian dengan tes mingguan

METODE PENELITIAN

  Penelitian ini dilaksanakan di SDN 1 Sukowetan Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek. Jumlah siswa pada penelitian ini berjumlah 21 peserta didik. Pokok bahasan yang akan dibahas pada mata pelajaran PKn materi Globalisasi. Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan yaitu dari bulan Pebruari hingga bulan Maret 2014.

  Prosedur siklus penelitian yang dila- kukan, prosedur penelitian ini terdiri dari 2 siklus, tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Untuk melihat apakah ada peningkatan kemam- puan bertanya siswa, dengan melihat hasil observasi dari hasil observasi awal siswa dan guru, maka refleksi awal diperlukan perubahan-perubahan untuk meningkatkan bertanya siswa di dalam kelas. Dengan berpatokan pada refleksi awal tersebut maka dilaksanakan penelitian ini dengan prosedur: (a) Refleksi Awal; (b) Perencanaan (Plan-

  ning ); (c) Pelaksanaan (Action); (d) Obser-

  vasi (Observation); (e) Refleksi (Reflection) Dalam penelitian ini masalah yang akan dibahas adalah rendahnya prestasi belajar siswa Kelas IV SDN 1 Sukowetan adapun penyebab timbulnya masalah ter- sebut adalah: (a) Siswa takut untuk bert- anya/mengemukakan pendapat; (b) Takut dimarahi, guru apabila pertanyaan yang diajukan tidak baik; (c) Siswa malu bertanya; (d) Siswa tidak memahami konsep yang diajarkan; (e) Pertanyan guru tidak dimengerti siswa; (f) Merasa kesulitan pada bidang studi PKn; (g) Merasa takut diter- tawakan oleh teman-temannya bila perta- nyaan yang diajukan salah/jelek; (h) Siswa beranggapan bahwa terlalu banyak bertanya itu tidak sopan; (i) Siswa kurang memahami bahasa yang diucapkan guru peengajar karena guru pengajar menyampaikan materi terlalu cepat; (j) Siswa beranggapan pela- jaran PKn itu sulit karena banyak meng- hafal.

  Untuk menunjang pemecahan masalah dalam penelitian ini diperlukan alat bantu sebagai berikut: (1) Membuat Rencana Pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif model STAD; (2) Membuat lem- bar observasi untuk mengetahui kondisi belajar mengajar di kelas. Lembar observasi yang digunakan adalah observasi terstruktur dan supervisi. Lembar observasi terstruktur digunakan untuk mengungkapkan aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Sedang- kan lembar supervisi digunakan untuk mengungkapkan aktivitas guru. Butir-butir observasi supervisi dan terstruktur terlebih dahulu didiskusikan oleh tim action rese-

  arch ; (3) Membuat alat bantu mengajar

  yang diperlukan dalam rangka optimalisa- si kreativitas siswa, yaitu berupa Lembaran Kerja Siswa (LKS) dan juga alat peraga; (4) Lembaran angket siswa, menitik beratkan bagaimana tanggapan siswa terhadap model pembelajaran yang dilakukan guru; (5) Membuat alat evaluasi untuk peningkatan kualitas hasil belajar, tes dilaksanakan tiap akhir siklus; (6) Dokumentasi digunakan sebagai data aktivitas belajar di kelas. Kegiatan pemotretan ini untuk mengetahui situasi dan kondisi guru maupun siswa ketika melaksanakan penelitian.

98 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 2, AGUSTUS 2016

  =

  N = Jumlah siswa

  ∑

  X = Jumlah semua nilai siswa

  ∑

  = Nilai rata-rata

  X

  Dengan:

  X X

  N

  Untuk mengetahui lebih jelas tindakan yang akan dilaksanakan, berikut disampai- kan deskripsi, skenario dan prosedur tindak- an yang digunakan dalam penelitian ini.

  Deskripsi Tindakan

  Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan:

  Untuk menilai ulangan atau tes formatif

  Untuk menganalisis tingkat keberha- silan atau persentase keberhasilan siswa se- telah proses belajar mengajar setiap putaran- nya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran. Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu:

  Analisa data untuk mengetahui ke- efektivan suatu metode dalam kegiatan pengajaran perlu diadakan. Pada penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh res- pon siswa terhadap kegiatan pengajaran ser- ta aktivitas siswa selama proses pengajaran.

  Penelitian ini menggunakan beberapa instrumen yaitu: (1) Silabus; (2) Rencana Pelajaran (RP); (3) Lembar Kegiatan Siswa; (4) Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar; (5) Tes formatif.

  Diskusi; (i) Bersama guru mengambil kesimpulan apa yang didiskusikan; (j) Mengerjakan penilaian proses.

  Langkah-langkah yang dilakukan sis- wa, diantaranya: (a) Berdiskusi dalam kelompoknya; (b) Diskusi kelas; (c) Mem- buat pertanyaan; (d) Mengajukan pertanya- an; (e) Menjawab pertanyaan; (f) Memberi- kan tanggapan; (g) Minta bantuan guru bila mengalami kesulitan; (h) Presentasi hasil

  Langkah-langkah yang dilakukan guru, diantaranya: (a) Melaksanakan appre- sepsi/presepsi; (b) Memberikan motivasi; (c) Menuliskan tujuan pembelajaran di papan tulis; (d) Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran; (e) Mengelompokkan siswa yang sesuai dengan petunjuk pelaksanaan metode kooperatif model STAD; (f) Melak- sanakan diskusi kelompok; (g) Melaksana- kan diskusi kelas; (h) Membantu melancar- kan diskusi/membantu siswa dalam kesulit- an; (i) Melatih meminta siswa membuat per- tanyaan; (j) Melontarkan pertanyaan satu kelompok ke kelompok yang lain; (k) Bersama siswa membuat rangkuman materi yang didiskusikan; (l) Melaksanakan peni- laian proses; (m) Memberikan tugas pada akhir pelajaran.

  Skenario Kerja Tindakan

  Jumlah siswa Kelas IV sebanyak 21 siswa dibagi 5 kelompok dengan kemam- puan siswa yang heterogen dilihat dari jenis kelamin maupun kemampuan siswa, ma- sing-masing dengan jumlah anggota 4-5 siswa. Setiap kelompok memiliki hak yang sama yaitu untuk mengajukan pertanyaan maupun menanggapi pertanyaan. Bagi ke- lompok yang aktif, maka guru memberikan beberapa penghargaan.

  ∑ ∑

  • =

  ∑

  . tan . 2 1 P P

  pengamat jumlah Jumlah pengama hasil

  X

  Dimana: % = Persentase pengamatan

  X

  = Rata-rata

  X

  X X %. 100 %

  = Jumlah rata-rata P1 = Pengamat 1

  P2 = Pengamat 2

  HASIL DAN PEMBAHASAN Refleksi Awal

  Refleksi awal dalam hal ini dilaksana- kan sebelum peneliti melakukan penelitian yaitu pada tanggal 11 Pebruari 2014. Hal ini dilakukan untuk memastikan apakah benar nilai belajar siswa mengalami kemerosotan pada bidang studi PKn. Setelah diamati ternyata hasilnya benar.

  Berdasarkan catatan dari observer, aktifitas guru dalam pembelajaran terkesan monoton. Teknik mengajar yang diterapkan oleh guru pengajar masih dengan meng- gunakan metode yang lama. Guru hanya menjelaskan dipapan tulis dan berceramah didepan kelas dalam penyampaian materi.

  Sedangkan aktifitas siswa hanya me- nulis dan mendengarkan saja. Tidak ada teknik Tanya jawab dalam proses pembela- jaran. Intinya guru hanya menyampaikan materi, dan siswa hanya menerima materi. Dalam pembelajaran seperti yang dipapar- kan diatas, masih banyak siswa yang kurang memahami materi pembelajaran. Mereka memang mendengarkan, tapi sesungguhnya mereka masih bingung tentang apa yang disampaikan guru pengajar. Apabila ada yang tidak dimengerti pun mereka takut untuk bertanya kepada guru pengajar.

  ∑ = 2 .

  dengan x

  Maka dari itu, peneliti selaku guru ke- las IV ingin mengubah pola pikir peserta didik terkai ketakutannya bertanya kepada guru pengajar dan terkait kesulitannya me- reka dalam menerima materi pembelajaran. Diharapkan dengan metode kooperatif model STAD ini siswa bisa memahami materi pelajaran atas bantuan dari teman kelompoknya jika mereka takut bertanya kepada guru pengajar.

  =

  Maini, Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Pada...

  99 Untuk ketuntasan belajar

  Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994), yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 65%. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut:

  % 100 . . .

  x Siswa Siswa belajar tuntas yang p

  ∑ ∑

  Untuk lembar observasi

  Untuk menghitung lembar observasi aktivitas guru dan siswa digunakan rumus sebagai berikut:

  Lembar observasi pengolahan metode kooperatif model STAD Untuk menghitung lembar observasi pengolahan metode kooperatif model STAD digunakan rumus sebagai berikut:

  2 2 1 P P

  X

  Dimana: P

  1 = pengamat 1 dan P 2 =

  pengamat 2

  Lembar observasi aktivitas guru dan siswa

  • = =

  100 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 2, AGUSTUS 2016 SIKLUS I Planning (Perencanaan)

  Persiapan yang perlu dilakukan sebe- lum pelaksanaan tindakan ini adalah: (a) Menyusun silabus dan rencana pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif model STAD; (b) Menyusun petunjuk ke- giatan siswa; (c) Melaksanakan kegiatan penelitian; (d) Penilaian hasil kegiatan penelitian.

  Action (Pelaksanaan)

  Dalam kegiatan proses pembelajaran ini tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Berikut adalah langkah langkah kegiatan- nya:

  Pertemuan pertama dilaksanakan pada pukul 07.00 WIB. Kegiatannya adalah:

  Kegiatan Awal

  Pada kegiatan ini yang dilakukan an- tara lain: (1) Pukul 07.00 WIB guru pe- ngajar dan kolaborator penelitian memasuki ruang kelas IV; (2) Guru dan siswa berdoa bersama; (3) Guru mengabsen siswa; (4) Guru menjelaskan tujuan pebelajaran; (5) Tanya jawab antara siswa dengan guru.

  Kegiatan Inti

  Pada kegiatan ini yang dilakukan antara lain: (1) Pukul 07.40 WIB Guru me- minta siswa untuk membuka buku pedoman siswa; (2) Guru menjelaskan tentang arti dan sejarah Globalisasi, serta sikap terhadap globalisasi; (3) Siswa memperhatikan pen- jelasan guru; (4) Guru memberikan catatan kepada siswa; (5) Guru menanyakan hal hal yang kurang dimengerti dari siswa; (6) Guru menjelaskan tentang hal hal yang kurang dimengerti dari siswa; (7) Pukul 08.40 WIB Guru membentuk kelompok belajar siswa yang terdiri dari 5 kelompok. Tiap kelom- pok beranggotakan 4 siswa; (8) Guru me- minta siswa untuk duduk perkelompok; (9) Guru membagikan lembar kerja siswa; (10) Pukul 08.50 WIB Siswa mengerjakan soal secara berkelompok; (11) Kolaborator pene- litian mengamati proses kerja kelompok siswa; (12) Pukul 09.30 WIB siswa beris- tirahat; (13) Pukul 10.00 WIB siswa mema- suki ruang kelas; (14) Siswa yang ditunjuk oleh guru pengajar mempresantikan hasil diskusi, sedangkan siswa lainya menanggapi presentasi dari kelompok yang presentasi; (15) Siswa menyampaikan kesimpulan dari presentasi; (16) Guru membantu siswa me- mbuat kesimpulan; (17) Pukul 10.30 WIB Guru memberikan tugas untuk dikerjakan mandiri; (18) Siswa mengerjakan tugas mandiri; (19) Pukul 11.00 WIB Siswa mengumpulkan tugas mandiri; (20) Guru memberikan tugas untuk di rumah.

  Kegiatan Akhir

  Pada kegiatan ini yang dilakukan antara lain: (1) Guru mengumumkan materi yang akan dibahas pada pertemuan beri- kutnya; (2) Guru dan siswa berdoa bersama untuk mengakhiri pembelajaran pada pert- emuan pertama.

  Pertemuan kedua dilaksanakan pada pukul 07.00 WIB. Kegiatannya adalah:

  Kegiatan awal

  Pada kegiatan ini yang dilakukan an- tara lain: (1) Pukul 07.00 WIB guru mema- suki ruang kelas; (2) Guru dan siswa berdoa bersama; (3) Guru dan siswa membahas PR yang diberikan pada pertemuan pertama; (4) Guru menanyakan beberapa hal kepada siswa yang ditunjuk. Yang ditanyakan ada- lah:

  Kegiatan Inti

  Pada kegiatan ini yang dilakukan antara lain: (1) Pukul 08.00 WIB Guru

  11 Febria Yufa Putri 70 - TT

  4 Nanda Bagus Saputro

  80 T -

  10 Fabel Khanero Sefanda

  80 T -

  9 Diana Novita

  90 T -

  8 Diah Ayu Indira S

  80 T -

  7 Clara Wulandari

  80 T -

  6 Ardiansa

  70

  5 Ahmad Ribut Sefiantono

  80 T -

  80 T -

  Maini, Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Pada... 101

  3 Meno Galuga

  80 T -

  2 Deny Nuryman

  80 T -

  1 Alfin Ulin Nuha

  Tabel 1 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I No. Nama Siswa Nilai Ketuntasan Tuntas Tidak Tuntas

  Setelah pembelajaran berakhir guru memberikan evaluasi, hasil evaluasi dapat dilihat dalam Tabel 1.

  Untuk aktivitas siswa, siswa belum menunjukkan sikap antusias dalam pembe- lajaran. Untuk kemampuan menyampaikan pendapat siswa masih ragu dalam menge- mukakan pendapat, ide gagasan serta meno- lak pendapat teman yang tidak sesuai de- ngan pertanyaan. Sedangkan untuk kerja- sama kelompok, siswa masih dibimbing guru, sedangkan dalam pelaporan hasil kerja kelompok dalam presentasi siswa masih tampak canggung mempresentasikan hasil kerjanya. Dari pemberian aktivitas siswa diperoleh rata-rata aktivitas sebesar 61,25. Berdasarkan kriteria aktivitas siswa, aktivi- tas yang diberikan termasuk dalam kategori “baik”.

  Dari pemberian aktivitas guru diperoleh ra- ta-rata aktivitas guru sebesar 67,50. Dari hasil kriteria aktivitas guru maka aktivitas yang diberikan termasuk dalam kategori “baik”.

  Guru masih terbawa dengan gaya pembelajaran yang lama, sehingga aktivitas yang diberikan tidak sesuai dengan rencana pembelajaran. Guru belum dapat beradaptasi secara maksimal terhadap metode pembela- jaran yang baru sehingga diperlukan waktu yang relatif lama untuk menyesuaikan diri.

  Observasi (Pengamatan)

  Pada kegiatan ini yang dilakukan antara lain: (1) Guru mengumumkan tes evaluasi pada pertemuan berikutnya yaitu tanggal 25 Pebruari 2014; (2) Guru dan siswa berdoa bersama untuk mengakhiri pembelajaran pada pertemuan kedua.

  Kegiatan Akhir

  meminta siswa untuk membuka buku pedoman siswa; (2) Guru menjelaskan ten- tang pengertian dan dampak dari Globalisasi untuk mengingatkan siswa; (3) Siswa mem- perhatikan penjelasan guru; (4) Guru mem- berkan catatan tambahan kepada siswa; (5) Tanya jawab antara siswa dengan guru ter- kait materi yang disampaikan untuk menguji siswa apakah siswa benar benar sudah mengerti tentang materi yang telah disam- paikan oleh guru pengajar atau belum; (6) Guru meminta siswa untuk duduk perkelom- pok; (7) Pukul 09.00 WIB Guru membagi- kan lembar kerja siswa; (8) Siswa menger- jakan soal secara berkelompok; (9) Kolabo- rator penelitian mengamati proses kerja kelompok siswa; (10) Pukul 09.30 WIB siswa beristirahat; (11) Pukul 10.00 WIB siswa memasuki ruang kelas; (12) Siswa yang ditunjuk guru pengajar mempresen- tasikan jawabannya di depan kelas; (13) Siswa mempresantikan hasil diskusi, se- dangkan siswa lainya menanggapi presentasi dari kelompok yang berpresentasi; (14) Siswa membuat kesimpulan presentasi; (15) Guru membantu siswa membuat kesim- pulan; (16) Pukul 10.30 WIB Guru membe- rikan tugas untuk dikerjakan mandiri; (17) Siswa mengerjakan tugas mandiri; (18) Pukul 11.00 WIB Siswa mengumpulkan tugas mandiri.

  • TT

  102 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 2, AGUSTUS 2016 No. Nama Siswa Nilai Ketuntasan Tuntas Tidak Tuntas

  12 Galuh Eka Pratiwi 100 T -

  Pada kegiatan ini yang dilakukan antara lain: (1) Pukul 07.00 WIB guru memasuki ruang kelas IV; (2) Guru mem- bimbing siswa untuk berdoa bersama; (3) Guru mengabsen siswa; (4) Guru menanya- kan beberapa hal kepada siswa terkait materi yang akan dibahas dengan memberikan penghargaan berupa uang apabila mampu menjawab pertanyaan dari guru pengajar secara tepat.

  Kegiatan Awal

  Pertemuan pertama dilaksanakan pada pukul 07.00 WIB. Kegiatannya adalah:

  Pada siklus II pelaksanaan tindakan- nya secara garis besar sama dengan siklus I dengan adanya perbaikan mengurangi domi- nasi guru, memperbaiki teknik bertanya dan memotivasi siswa agar lebih aktif dalam kegiatan diskusi. Adapun langkah-langkah pembelajaran pada siklus II adalah sebagai berikut:

  Action (Pelaksanaan)

  Perencanaan tindakan pada siklus II tidak jauh berbeda pada siklus I, hanya saja pada siklus II, ditambah dengan rencana perbaikan tindakan pada siklus sebelumnya. Rencana perbaikan tindakan pada siklus II terdiri dari: (a) Guru harus mampu me- nguasai metode pembelajaran secara mak- simal; (b) Guru harus mampu menumbuh- kan sikap antusias siswa dalam pembela- jaran; (c) Guru mengurangi bimbingan dalam kegiatan kerja kelompok; (d) Guru menumbuhkan rasa percaya diri siswa dalam mengemukakan pendapat; (e) Guru memotivasi siswa untuk lebih aktif dalam melakukan kerjasama kelompok.

  Planning (Perencanaan)

  Pada hakekatnya pembelajaran pada siklus II ini sama dengan siklus I, yang terdiri atas planning (perencanaan) peneliti- an, action (pelaksanaan) penelitian, obser- vasi (pengamatan) selama proses penelitian berlangsung, dan refleksi.

  Dari hasil observasi dapat direflek- sikan bahwa pembelajaran PKn dengan menerapkan Strategi Kooperatif Model STAD belum optimal, karena masih dijum- pai kendala dalam pembelajaran, sehingga ketuntasan belajar secara klasikal belum tercapai. Untuk itu diperlukan rencana perbaikan pada siklus selanjutnya agar tujuan dalam pembelajaran dapat tercapai secara optimal.

  Refleksi

  nilai belajar siswa sebesar 76,25 dengan ke- tuntasan kelas sebesar 76,19%. Sehingga ketuntasan belajar secara klasikal belum tercapai.

  76.19

  76.25

  5 RATA-RATA

  16

  80 T - JUMLAH 610

  16 Jajuk Prasetyo Lana Saidatun Nisa 60 - TT

  13 Gita Imelda Febianti

  90 T -

  14 Guntur Erno Grono 70 - TT

  15 Indra Ardianto Prayogi

  80 T -

  17 Lana Saidatul Ummahat

  21 Nisa Aini Muzzama

  80 T -

  18 Mardiatul Ummahat 70 - TT

  19 Maulana Sholikhul Huda

  80 T -

  20 Nadila Rusuk Albakah

  90 T -

23.81 Dari hasil evaluasi diperoleh rata-rata

SIKLUS II

  Maini, Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Pada... 103 Kegiatan Inti

  Kegiatan Inti

  Observasi (Pengamatan)

  11.00 WIB Guru dan siswa berdoa bersama untuk mengakhiri pembelajaran.

  Pada kegiatan ini yang dilakukan antara lain: (1) Guru mengumumkan tes evaluasi pada pertemuan selanjutnya yaitu pada tanggal 25 Maret 2014; (2) Pukul

  Kegiatan Akhir.

  10.00 WIB siswa memasuki ruang kelas; (13) Siswa mengumpulkan hasil pekerja- annya; (14) Guru membahas hasil pekerjaan siswa; (15) Siswa mencatat jawaban hasil revisi dari guru pengajar; (16) Guru mem- berikan tugas untuk dikerjakan dirumah.

  09.30 WIB siswa beristirahat; (12) Pukul

  Pada kegiatan ini yang dilakukan antara lain: (1) Guru menanyakan beberapa hal yang ada kaitannya dengan materi pembelajaran; (2) Guru mengumumkan kepada siswa untuk duduk perkelompok; (3) Pukul 08.00 WIB Guru membagikan lembar kerja kepada siswa untuk dikerjakan per- kelompok; (4) Siswa mengerjakan tugas perkelompok; (5) Kolaboran penelitian mengamati proses diskusi siswa; (6) Siswa yang ditunjuk oleh guru pengajar mem- presentasikan hasil diskusi kelompok; (7) Kelompok yang lain menanggapi presentasi dari kelompok yang presentasi; (8) Siswa menyimpulkan hasil presentasi; (9) Guru membantu siswa menyimpulkan presentasi; (10) Pukul 09.05 WIB guru memberikan soal untuk dikerjakan individu; (11) Pukul

  (3) Guru mengabsen siswa; (4) Guru dan siswa membahas PR.

  Pada kegiatan ini yang dilakukan antara lain: (1) Pukul 07.45 WIB Guru meminta siswa untuk membaca buku pedoman siswa tentang Budaya Indonesia Yang Pernah Tampil di Tingkat Internasi- onal, Serta Sikap Terhadap Pengaruh Globa- lisasi; (2) Pukul 08.50 WIB guru menanya- kan kepada siswa terkait hal hal yang dibaca oleh siswa tadi dengan memberikan nilai tambahan kepada siswa apabila bisa menja- wab pertanyaan secara tepat; (3) Pukul

  Pada kegiatan ini yang dilakukan antara lain: (1) Pukul 07.00 WIB guru memasuki ruang kelas IV; (2) Guru membimbing siswa untuk berdoa bersama;

  Kegiatan Awal

  Pertemuan kedua dilaksanakan pada pukul 07.00 WIB. Kegiatannya adalah:

  Pada kegiatan ini yang dilakukan antara lain: (1) Guru mengumumkan materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya; (2) Guru dan siswa berdoa bersama untuk mengakhiri pembelajaran.

  Kegiatan Akhir.

  10.05 WIB Guru membagikan lembar kerja kepada siswa untuk dikerjakan perkelom- pok; (7) Siswa mengerjakan tugas perke- lompok; (8) Kolaboran penelitian meng- amati proses diskusi siswa; (9) Pukul 10.30 WIB Siswa mempresentasikan jawabannya didepan kelas; (10) Kelompok yang lain menanggapi presentasi kelompok yang berpresentasi; (11) Siswa dibantu guru menyimpulkan hasil diskusi; (12) Guru memberikan soal untuk dikerjakan dirumah.

  09.10 WIB Guru memberikan catatan kepada siswa; (4) Pukul 09.30 WIB siswa beristirahat; (5) Pukul 10.00 WIB siswa memasuki ruang kelas kembali; (6) Pukul

  Hasil observasi selama proses pem- belajaran pada siklus II adalah sebagai beri- kut: (a) Kegiatan pembelajaran jauh lebih aktif dibanding dengan kegiatan

  104 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 2, AGUSTUS 2016 pembelajaran pada siklus sebelumnya .

  80 T -

  90 T -

  14 Guntur Erno Grono

  80 T -

  15 Indra Ardianto Prayogi

  80 T -

  16 Jajuk Prasetyo Lana Saidatun Nisa

  80 T -

  17 Lana Saidatul Ummahat

  80 T -

  18 Mardiatul Ummahat

  19 Maulana Sholikhul Huda

  80 T -

  90 T -

  20 Nadila Rusuk Albakah

  80 T -

  21 Nisa Aini Muzzama

  80 T - JUMLAH 650

  21 RATA-RATA 81.25 100.00

  0.00 Dari Tabel 2 dapat diketahui bahwa

  rata-rata prestasi belajar siswa sebesar 81,25 dengan ketuntasan belajar secara klasikal 100%.

  Refleksi

  Berdasarkan hasil observasi di atas, peneliti dapat merefleksikan bahwa pem- belajaran sudah dapat berjalan sesuai de- ngan tujuan pembelajaran yang ingin dica- pai. Segala permasalahan yang ada pada si- klus I, dapat teratasi secara optimal pada siklus II. Sehingga ketuntasan kelas secara klasikal dapat tercapai.

  Dari hasil penelitian tindakan kelas di atas, dapat disimpulkan bahwa aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran PKn dari siklus I hingga berakhirnya siklus II diper- oleh rata-rata aktivitas sebesar 73,75%. Hal ini menunjukkan bahwa guru dalam melaku- kan kegiatan pembelajaran sesuai dengan metode pembelajaran yang diterapkan. De- ngan adanya pemberian tindakan perbaikan pembelajaran, siswa melakukan kegiatan balikan dengan memperoleh rata-rata aktivi- tas dari siklus I hingga siklus II sebesar 71,25%, sehingga aktivitas yang diberikan termasuk dalam kategori baik. Dengan per- olehan hasil rata-rata aktivitas belajar di atas, maka pemberian tindakan oleh guru mendapat respon yang sangat positif dari siswa. Hal ini dapat dilihat dari perolehan hasil angket siswa yang memperoleh respon sebesar 1,69 pada siklus I dan 1,80 pada siklus II termasuk dalam kriteria sangat positif.

  13 Gita Imelda Febianti

  12 Galuh Eka Pratiwi

  Indikator terlihat dari frekuensi pertanyaan yang meningkat dari siswa; (b) Kendala pembelajaran yang muncul pada siklus I dapat teratasi dengan baik pada siklus II; (c) Guru mampu menerapkan metode pembe- lajaran secara maksimal, dengan perolehan rata-rata aktivitas guru sebesar 80,00%. Indikator ini menunjukkan aktivitas yang diberikan termasuk dalam kategori “sangat baik”. Pemberian tindakan oleh guru men- dapatkan balikan dari siswa dengan per- olehan rata-rata aktivitas siswa sebesar 81,25% dan termasuk dalam kategori “baik”.

  5 Ahmad Ribut Sefiantono

  Setelah kegiatan pembelajaran siklus

  II selesai diadakan test, adapun hasilnya tertera dalam Tabel 2.

  Tabel 2 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II No Nama Siswa Nilai Ketuntasan Tuntas Tidak Tuntas

  1 Alfin Ulin Nuha

  80 T -

  2 Deny Nuryman

  90 T -

  3 Meno Galuga

  80 T -

  4 Nanda Bagus Saputro

  80 T -

  80 T -

  80 T -

  6 Ardiansa

  80 T -

  7 Clara Wulandari

  80 T -

  8 Diah Ayu Indira S

  80 T -

  9 Diana Novita

  90 T -

  10 Fabel Khanero Sefanda

  90 T -

  11 Febria Yufa Putri

  Analisa di atas sesuai dengan tujuan penelitian tindakan kelas yang ingin dicapai yaitu dengan menerapkan Strategi Koope- ratif Model STAD dapat meningkatkan efektifitas pembelajaran PKn, maka tujuan dari penelitian ini tercapai. Menindak lanjuti

  Maini, Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Pada... 105

  analisa efektifitas pembelajaran PKn dapat Nilai hasil belajar siswa pada bidang disimpulkan bahwa penelitian tindakan studi PKn sebelum siklus diperoleh nilai kelas yang dilakukan oleh peneliti termasuk rata-rata: 71,25, siklus I diperoleh nilai rata - dalam kategori penelitian yang berhasil. rata: 76,25 dan pada siklus II mengalami Selanjutnya untuk melihat perkembangan peningkatan menjadi: 81,25 dengan ketun- aktivitas belajar di kelas IV, peneliti tasan belajar sebesar 100%. Hal ini menun- tampilkan grafik perkembangan aktivitas jukkan bahwa penggunaan Strategi Koope- belajar pada Gambar 1. ratif model STAD mampu meningkatkan prestasi belajar PKn pada siswa Kelas IV SDN 1 Sukowetan Trenggalek Tahun 2013/2014 secara signifikan. Berikut pene- liti tampilkan grafik hasil peningkatan pres- tasi belajar siswa yang didapatkan dari hasil observasi belajar siswa dari awal siklus, siklus I dan II.

  Dari grafik tersebut juga disimpulkan bahwa hipotesis yang diajukan peneliti dalam penelitian tindakan kelas yang ber- asumsi Jika dalam pembelajaran PKn pokok

  Gambar 1 Aktivitas Guru dan Siswa

  bahasan Globalisasi menggunakan Strategi Dari Gambar 1 dapat disimpulkan,

  Kooperatif Model STAD, maka prestasi be- untuk aktifitas guru siklus I sebesar 67.50% lajar siswa Kelas IV Semester II SDN 1 sedangkan aktifitas siswa siklus II sebesar Sukowetan Kecamatan Karangan Kabupaten

  61,25%. Untuk siklus II, aktifitas guru Trenggalek Tahun pelajaran 2013/2014 akan sebesar 80,00% sedangkan aktifitas siswa mengalami peningkatan, telah terbukti kebe- sebesar 81,25%. Hal ini menunjukkan bah- narannya. Maka penelitian tindakan kelas wa aktifitas siswa dan guru mengalami pe- yang diterapkan ini termasuk penelitian ningkatan tiap siklusnya. tindakan kelas yang berhasil.

  Berikut juga disajikan grafik pening- katan prestasi belajar siswa dari sebelum

  PENUTUP siklus hingga siklus II. Kesimpulan

  Sikap siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan strategi kooperatif model STAD adalah sangat baik, hal ini didukung oleh rata-rata aktivitas siswa dalam pembelajaran sebesar 62,92% dan hasil angket yang dibagikan ke siswa dengan skor 1,69 pada siklus I dan 1,80 pada siklus II berarti respon siswa terhadap pembelajaran dengan strategi kooperatif

  Gambar 2 Peningkatan Prestasi Belajar Siswa model STAD adalah sangat baik.

  106 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 2, AGUSTUS 2016

  Langkah-langkah yang diterapkan dalam strategi kooperatif model STAD dalam 2 siklus pembelajaran dan memben- tuk kelompok diskusi dapat meningkatkan prestasi siswa. Efektifitas pembelajaran mengalami peningkatan dengan diterapkan- nya strategi kooperatif model STAD, hal ini didukung dengan meningkatnya ketuntasan belajar siswa mulai sebelum siklus 45,00%, siklus I: 76,19% dan siklus II meningkat menjadi 100%.

  Saran

  Hendaknya guru dalam mengajar menggunakan metode atau model belajar yang dapat mempermudah anak didiknya dalam memahami pokok bahasan dan sesuai dengan pelajaran. Memaksimalkan persiap- an perangkat pembelajaran, khususnya LKS yang melibatkan kegiatan metode Koope-

  ratif model STAD. Memperdalam pengeta-

  huan yang berkaitan dengan metode koope- ratif model STAD. Meningkatkan kualitas kolaborasi antar anggota sehingga masukan atau input dari para kolaborator bisa lebih meningkatkan kinerja. Dalam proses belajar mengajar guru perlu memberikan dorongan atau motivasi kepada siswa agar lebih giat dan senang terhadap bidang studi yang diajarkannya.

DAFTAR RUJUKAN

  dan organisasi: ekosistem komunikasi dan lingkungan / Zoer'aini Djamal Irwan . Jakarta: Bumi Aksara

  Irwan dkk. 1997. Prinsip-prinsip ekologi

  dan organisasi: ekosistem komunikasi dan lingkungan . Jakarta: Bumi Aksara

  Ismail. 2003. Media Pembelajaran (Model-

  Djamal, D. 1979. Prinsip-prinsip ekologi

  Peningkatan mutu SLTP Muhammad Nur. 2000. Menguak misteri

  crop circle di Indonesia . Yogyakarta:

  Graha Ilmu Poerwadarminta. 1976. Kamus umum Ing-

  gris-Indonesia . Djakarta: Cypress

  Sri Wardhani. 2006. Contoh silabus dan

  RPP Matematika SMP . Yogyakarta:

  PPPG Matematika Tim PPG Mate- matika. Sumadi Suryabrata. 1983. Perkembangan

  Individu. Jakarta: Rajawali

  Widowati, Budijastuti. 2001. Pembelajaran

  Kooperatif . Surabaya: Universitas Ne- geri Surabaya.

  model pembelajaran) . Jakarta: Proyek

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR BIDANG STUDI MATEMATIKA MATERI BILANGAN BULAT DENGAN MENERAPKAN MODEL BELAJAR KONSTRUKTIVISME PADA SISWA KELAS VI SDN 2 WONOREJO KECAMATAN GANDUSARI TRENGGALEK TAHUN 20142015

0 0 11

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN BIDANG STUDI MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBERIAN TUGAS PADA SISWA KELAS IV SDN 2 DURENAN KECAMATAN DURENAN KABUPATEN TRENGGALEK SEMESTER II TAHUN 20122013

0 0 12

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VI SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 20142015 DI SDN 1 SUMBERINGIN KECAMATAN KARANGAN TRENGGALEK PADA BIDANG STUDI IPS MATERI BENUA AFRIKA DENGAN MENERAPKAN METODE GROUP INVESTIGATION

0 0 11

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS III MI NURUL ULUM KENDALREJO KECAMATAN DURENAN TRENGGALEK PADA BIDANG STUDI PKN MATERI NILAI-NILAI SUMPAH PEMUDA DENGAN MENGGUNAKAN METODE KOOPERATIF STAD PADA SEMESTER I TAHUN 20132014

0 0 13

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BIDANG STUDI MATEMATIKA MATERI DEBIT PADA SISWA KELAS VI SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 20142015 DI SDN 1 KARANGAN TRENGGALEK DENGAN MENERAPKAN METODE MAKE A MATCH

0 1 16

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI IPS TENTANG KEADAAN ALAM DAN AKTIVITAS PENDUDUK INDONESIA DI KELAS VII-A SMP NEGERI 1 POGALAN TRENGGALEK MELALUI METODE KOOPERATIF STAD SEMESTER I TAHUN 20132014

0 0 10

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA BIDANG STUDI PKN MATERI SISTEM PEMERITAHAN KABUPATEN KOTA DAN PROVINSI DENGAN MENERAPKAN STRATEGI BELAJAR MIND MAPPING PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I TAHUN 20142015 SD NEGERI 4 NGADIRENGGO KECAMATAN POGALAN KABUPATEN TRE

0 0 11

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI CUACA DAN PENGARUHNYA BAGI MANUSIA MELALUI METODE KERJA KELOMPOK PADA SISWA KELAS III-B SEMESTER II TAHUN 20142015 DI SDN 1 KARANGAN KECAMATAN KARANGAN KABUPATEN TRENGGALEK

0 0 10

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI PENGARUH SINAR MATAHARI PADA SISWA KELAS II SEMESTER II TAHUN 20142015 DENGAN MENERAPKAN METODE EKSPERIMEN DI SDN 2 WONOCOYO KECAMATAN POGALAN KABUPATEN TRENGGALEK

0 0 11

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PKN MELALUI MODEL BELAJAR KOOPERATIF STAD PADA SISWA KELAS VI SDN 1 TULUNGREJO KECAMATAN KARANGREJO TULUNGAGUNG SEMESTER I TAHUN 20112012

0 0 9