PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VI SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 20142015 DI SDN 1 SUMBERINGIN KECAMATAN KARANGAN TRENGGALEK PADA BIDANG STUDI IPS MATERI BENUA AFRIKA DENGAN MENERAPKAN METODE GROUP INVESTIGATION
Tunik, Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kelas VI... 195
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VI SEMESTER I
TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DI SDN 1 SUMBERINGIN
KECAMATAN KARANGAN TRENGGALEK PADA BIDANG STUDI
IPS MATERI BENUA AFRIKA DENGAN MENERAPKAN METODE
GROUP INVESTIGATION
Oleh: Tunik
SDN 1 Sumberingin, Karangan, Trenggalek
Abstrak. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan tujuan untuk: (1) Mengetahui kolaborasi
guru keals VI dengan guru kelas lain dalam meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VI SDN 1
Sumberingin semester I tahun 2014/2015 pada pembelajaran IPS dengan menggunakan Model
Group Investigation . (2) Mengetahui sikap siswa kelas VI SDN 1 Sumberingin semester I tahun
2014/2015 terhadap pembelajaran yang menggunakan Model Group Investigation. Penelitian
tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 1 Sumberingin Kabupaten Trenggalek Tahun Pelajaran
2014/2015 yang dilaksanakan dalam bulan Oktober sampai bulan Nopember 2014 pada bidang
studi IPS. Sedangkan kelas yang dijadikan obyek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah Siswa
Kelas VI Semester I SDN 1 Sumberingin Kabupaten Trenggalek Tahun Pelajaran 2014/2015 yang
kelasnya berjumlah 25 siswa. Kesimpulan dari proses penelitian ini adalah: (1) Pada penerapan
metode Group Investigation peneliti memberikan bimbingan kepada guru kelas VI untuk
memberikan kesempatan kepada siswa menggali materi dari informasi lain selain pada buku paket.
Untuk mempermudah pembelajaran peneliti membantu mempersiapkan buku referensi lain yang
sesau dengan materi yaitu tentang Benua Afrika baik dalam bantuk buku referensi maupun
majalah yang diletakkan pada susut baca. Dengan demikian siswa termotivasi untuk membaca,
bekerjasama, dan berdiskusi. (2) Penggunaan Model Group Investigation dalam pembelajaran IPS
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, hal ini ditunjukkan oleh peningkatan prestasi belajar
siswa dari sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata: 62,80 dengan ketuntasan 48,00%, siklus I
diperoleh nilai rata-rata: 68,80 dengan ketuntasan 60,00% dan pada siklus II mengalami
peningkatan menjadi: 82,00 dengan ketuntasan mencapai 88,00%.Kata kunci: Group Investigation, IPS, Benua Afrika
Inti dan tujuan pendidikan adalah tian atau penelitian". (Winarno Surahmad, pembentukan dan pembinaan manusia Indo- 1975, hal. 8). nesia seutuhnya dalam rangkaian pelaksana- Menurut ilmu Jiwa, daya belajar ada- an pendidikan tersebut perlu diambil lang- lah usaha melatih daya-daya itu agar ber- kah-langkah yang memungkinkan adanya kembang, sehingga orang dapat berfikir, tingkah laku disiplin dalam masyarakat dan mengingat dan sebagainya. Menurut ilmu terutama di sekolah. jiwa: asosiasi Belajar adalah membentuk
"Perbuatan belajar mengandung sema- hubungan stimulasi agar berkaitan". (Demar cam perubahan diri seseorang yang me- Hamalik 1980, hal. 30). lakukan perbuatan belajar. Perubahan ini Dari pernyataan dan ahli di atas dapat dapat dinyatakan sebagai suatu kecakapan, disimpulkan, dengan belajar dapat terjadi suatu kebiasaan, suatu sikap, suatu penger- perubahan dalam diri seseorang, perubahan
196 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 2, AGUSTUS 2016
ini dapat dinyatakan sebagai suatu kecakap- an, kebiasaan, sikap pengertian dan kete- rampilan berfikir cepat menganalisa situasi, tekun menghadapi situasi yang sulit dan dapat mengambil keputusan dengan tepat (Winkel, 1987).
Kegiatan belajar mengajar IPS, me- nempatkan siswa sebagai pusat pembela- jaran harus aktif dan tidak pasif. Siswa yang aktif tidak hanya sekedar duduk mende- ngarkan dan mencatat keterangan dari guru, akan tetapi siswa terlibat aktif secara lang- sung dalam pembelajaran. Hal ini diterapkan karena berkaitan dengan pembelajaran IPS itu sendiri, yang menanamkan sifat sosial, menemukan dan memecahkan masalah. Sa- lah satu upaya penanaman sifat sosial de- ngan memberikan peluang bagi siswa untuk mencoba atau praktik sendiri. Dengan de- mikian akan memotivasi siswa untuk me- nyukai pelajaran IPS.
Meskipun siswa memiliki nilai yang tinggi dari mata pelajaran selain IPS, tetapi dalam sikap dan perbuatannya dia tidak memahami, mengerti dan melaksanakan apa yang terkandung dalam ilmu IPS maka dia tidak akan bermanfaat bagi masyarakat, bangsa dan negara. Bagi bangsa yang men- junjung tinggi nilai-nilai peradaban bangsa, maka bangsa Indonesia tidak dapat dilepas- kan masalah pendidikan sejak semula telah nyata-nyata ditempatkan pada posisi yang integral dari eksistensi bangsa Indonesia.
IPS merupakan seperangkat fakta, peristiwa, konsep dan generalisasi yang ber- kaitan dengan perilaku dan tindakan manu- sia untuk membangun dirinya, masyarakat, bangsa dan lingkungannya berdasarkan pada pengalaman masa lalu yang dapat dimaknai untuk masa kini, dan diantisipasi untuk masa yang akan datang. Fakta, peristiwa, konsep dan generalisasi yang terdapat dalam ilmu pengetahuan sosial berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap dan keterampilan peserta didik agar dapat direfleksikan dalam kehidupan masyarakat, bangsa dan negara Indonesia.
Selama ini ada beberapa masalah yang menyebabkan sebagian besar siswa tidak menyukai mata pelajaran IPS diantaranya: (1) Siswa mengganggap pelajaran IPS kurang menarik dan kurang bermakna, (2) Komunikasi antara guru dan siswa dalam proses belajar mengajar IPS masih berjalan satu arah, (3) sebagian guru kurang tepat dalam memilih dan menerapkan metode pembelajaran yang digunakan dan (4) seba- gian guru belum menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi.
Menurut Depdiknas (2005:18) pada pembelajaran ini guru seyogyanya meng- arahkan, membantu para siswa menemukan informasi, dan berperan sebagai salah satu sumber belajar, yang mampu menciptakan lingkungan sosial yang dicirikan oleh ling- kungan demokrasi dan proses ilmiah.
Untuk mengatasi masalah di atas digunakan Model Group Investigation da- lam menyampaikan materi pembelajaran
IPS. Dengan Model Group Investigation di- harapkan dapat meningkatkan motivasi belajar IPS pada diri siswa serta mening- katkan keaktifan siswa dalam pembelajaran sehingga nantinya prestasi belajar siswa akan meningkat.
Group Investigation merupakan salah
satu bentuk model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misal- nya dari buku pelajaran atau siswa dapat mencari melalui internet. Siswa dilibatkan sejak perencanaan, baik dalam menentukan
Tunik, Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kelas VI... 197
topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Tipe ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam kete- rampilan proses kelompok. Model Group
METODE PENELITIAN
Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran.
Dalam metode Group Investigation terdapat tiga konsep utama, yaitu: penelitian atau enquiri, pengetahuan atau knowledge, dan dinamika kelompok atau the dynamic of the learning group. Penelitian di sini adalah proses dinamika siswa memberikan respon terhadap masalah dan memecahkan masalah tersebut.
Winataputra, Udin,S. 2001 telah me- netapkan enam tahap Group Investigation seperti berikut ini: (a) Tahap Pengelompok- kan (Grouping)/ Pemilihan topik; (b) Tahap Perencanaan kooperatif (Planning); (c) Ta- hap Penyelidikan (Investigation)/ Imple- mentasi; (d) Tahap Pengorganisasian (Orga-
nizing
)/ Analisis dan sintesis; (e) Tahap Pre- sentasi hasil final (Presenting); (f) Tahap Evaluasi (Evaluating)
Kelebihan pembelajaran tipe Group
Investigation dapat melatih siswa untuk me- numbuhkan kemampuan berfikir mandiri.
melatih siswa untuk berpikir tingkat tinggi; (b) Melatih siswa menumbuhkan kemam- puan berfikir mandiri; (c) Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran; (d) Aplikasi metode pembelajaran ini mem- buat siswa senang dan merasa menikmati proses belajarnya.
Kelemahannya pembelajaran tipe Gro-
up Investigation , yaitu karena siswa bekerja
secara kelompok dari tahap perencanaan sampai investigasi untuk menemukan hasil jadi metode ini sangat komplek, sehingga guru harus mendampingi siswa secara penuh agar mendapatkan hasil yang diinginkan.
Penelitian tindakan kelas ini dilak- sanakan di SDN Sumberingin Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek Tahun
Pelajaran 2014/2015 yang dilaksanakan da- lam bulan Oktober sampai bulan Nopember 2014 pada bidang studi IPS. Sedangkan kelas yang dijadikan obyek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah Siswa Kelas VI Semester I SDN Sumberingin Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek Tahun Pe- lajaran 2014/2015 yang kelasnya berjumlah 25 siswa.
Dalam menyiapkan penelitian tinda- kan kelas ini dilakukan langkah-langkah se- bagai berikut: (1) Mengubah formasi tempat duduk dan bangku siswa menurut model yang ada pada penelitian tindakan; (2) Menginformasikan kepada siswa untuk mempelajari buku paket keluaran terbaru dari Depdiknas; (3) Mengajak seorang mitra guru untuk menjadi pengamat sekaligus kolaborator dalam penilaian.
Populasi dari penelitian ini adalah jumlah keseluruhan Siswa Kelas VI Semes- ter I SDN Sumberingin Kecamatan Karang- an Kabupaten Trenggalek Tahun Pelajaran 2014/2015 yang kelasnya berjumlah 25 siswa. Karena jumlah populasi dalam pene- litian ini hanya 25 siswa maka berdasarkan pendapat di atas peneliti mengambil sampel. Hal ini berarti populasi secara keseluruhan dijadikan sampel, yang berarti seluruh siswa Kelas VI Semester I SDN Sumberingin Kecamatan Karangan Kabupaten Trengga- lek Tahun Pelajaran 2014/2015.
Investigation , yaitu: (a) Metode ini mampu
198 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 2, AGUSTUS 2016
= Nilai rata-rata
Siklus I Perencanaan (Planning)
VI SDN Sumberingin Kabupaten Trengga- lek tahun 2014/2015 semester I yaitu ten- tang rendahnya nilai prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Dari hasil super- visi kelas yang dilakukan oleh peneliti ter- identifikasi bahwa rendahnya prestasi bela- jar siswa disebabkan oleh penerapan metode pembelajaran yang tidak tepat. Untuk itu diperlukan suatu metode yang sesuai dengan karakteristik pembelajaran. Yaitu suatu me- tode yang dapat mengembangkan aktivitas dan kreatifitas siswa dalam menggali infor- masi sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna.
Peneliti bersama mitra guru mengi- dentifikasi permasalahan yang ada di kelas
HASIL DAN PEMBAHASAN Pra Siklus
Nilai 86-100 A (baik sekali) Nilai 76- 85 B (baik) Nilai 56-75 C (cukup) Nilai 46-55 D (kurang) Nilai 0-45 E (kurang sekali)
N = Jumlah siswa Kriteria penilaian tingkat keberhasilan pem- belajaan, peneliti tentukan sebagai berikut:
∑
X = Jumlah semua nilai siswa
∑
X
Pelaksanaan penelitian ini berbentuk siklus yang terdiri dari 2 siklus yang ma- sing-masing meliputi: planning (perencana- an), acting (pelaksanaan), observing (penga- matan) dan reflecting (refleksi). Masing- masing siklus terdiri dari 2 pertemuan. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Permasalahan yang be- lum dapat dipecahkan dalam siklus pertama direfleksikan bersama tim peneliti dalam su- atu pertemuan kolaborasi, untuk mencari penyebabnya, selanjutnya peneliti merenca- nakan berbagai langkah perbaikan untuk diterapkan dalam siklus II.
Dengan:
X X
N
=
∑ ∑
Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya di- bagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan:
Untuk mengumpulkan data hasil pene- litian, maka peneliti menggunakan beberapa instrument penelitian antara lain: (1) Lem- bar Observasi; (2) Lembar Tertulis; (3) Do- kumen Siswa; (4) Lembar Angket; (5) Daf- tar nilai
Group Investigation dalam proses belajar mengajar.
Hal itu dilaksanakan terus dari satu siklus ke siklus berikutnya sampai masalah yang dihadapi dapat dipecahkan secara tun- tas pada siklus dalam penelitian ini tindakan yang diberikan berupa penggunaan Model
Pada tahap ini meliputi: (1) Peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran, ya- itu satuan pelajaran dan rencana pelaksana- an pembelajaran yang meliputi: definisi po- kok bahasan, penjabaran pokok bahasan, pe- nerapan pokok bahasan pada kelas atau kehidupan sehari-hari dan yang memuat so- al-soal; (2) Peneliti mempersiapkan instru- men penelitian, yaitu lembar observasi guru dan siswa, lembar angket minat siswa dan catatan lapangan; (3) Peneliti mempersiap- kan alat tes; (4) Peneliti membuat perangkat sistem penilaian.
Tunik, Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kelas VI... 199 Pelaksanaan (Action)
meliputi: (a) Siwa berdoa bersama; (b) Guru mengecek kehadiran siswa; (c) Siswa memperhatikan gambar peta benua Afrika; (d) Siswa menjawab pertanyaan dari guru.
saat melakukan interaksi dengan siswa harus ditingkatkan yaitu melalui perbaian peran sebagai falisitator dan motivator pembela- jaran. Untuk lebih jelasnya aktivitas guru akan ditampilkan pada Tabel 1.
gation dengan baik. Hanya saja peran guru
Guru selalu memusatkan perhatian, memperjelas pendapat siswa, memberi wak- tu yang cukup untuk berfikir, mengajukan pertanyaan secara merata, membuat rangku- man dan memberikan kesimpulan. Untuk aktivitas guru pada siklus I mendapatkan skor sebesar 64,17% artinya guru telah mampu menerapkan Model Group Investi-
Pengamatan (Observation)
puti: (a) Guru dan siswa melakukan refleksi; (b) Pemberian tugas rumah
Kegiatan Penutup (45 menit), meli-
(a) Siswa membaca materi tentang Benua Afrika; (b) Siswa berdiskusi mengumpulkan informasi tentang bentang alam Benua Afrika dari buku referensi lain yang berada di sudut baca kelas; (c) Siswa mem- presentasikan hasil diskusinya, siswa lain memberikan tanggapan; (d) Siswa membuat kesimpulan tentang materi yang dipelajari yaitu iklim dan penduduk Benua Afrika.
Kegiatan Inti (60 menit), meliputi:
Pertemuan 2 Kegiatan pendahuluan (45 menit),
Dalam kegiatan ini peneliti melakukan 2 kali tatap muka, dimana pada pertemuan satu, peneliti melakukan pre test dan mela- kukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah dirancang. Untuk memperjelas gambaran pembelajran
puti: (a) Guru dan siswa melakukan refleksi; (b) Pemberian tugas rumah.
Kegiatan Penutup (45 menit), meli-
Siswa mengamati gambar Peta Afrika; (b) Siswa berdiskusi mengumpulkan informasi tentang bentang alam Benua Afrika dengan menggunakan buku referensi lain yang telah disiapkan oleh peneliti di sudut baca kelas; (c) Siswa mempresentasikan hasil diskusi- nya, siswa lain memberikan tanggapan; (d) Siswa membuat kesimpulan tentang materi yang dipelajari yaitu bentang alam Benua Afrika.
Kegiatan Inti (60 menit), meliputi: (a)
meliputi: (a) Siwa berdoa bersama; (b) Guru mengecek kehadiran siswa; (c) Siswa mem- perhatikan gambar peta dunia; (d) Siswa menjawab pertanyaan dari guru.
Pertemuan 1 Kegiatan pendahuluan (45 menit),
lam uraian berikut ini:
Investigation , peneliti mendiskripsikan da-
IPS di kelas dengan menggunakan Group
Siswa selalu memperhatikan: (1) guru sedang memberi penjelasan , (2) Siswa yang mengemukakan pendapat dan pertanyaan (3) Siswa yang mendefinisikan suatu konsep, (4) Siswa yang sedang merubah menger- jakan soal. Hanya saja komunikasi siswa da- lam pembelajaran masih harus terus diper- baiki agar mudah dipahami oleh siswa. Un- tuk aktivitas siswa pada siklus I men- dapatkan skor sebesar 62,80%. Tabel aktivi- tas siswa akan ditampilkan pada Tabel 2.
200 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 2, AGUSTUS 2016 Tabel 1 Aktivitas Guru Siklus I Siklus I No Indikator P1 P2 N
1 Guru membuat RPP
2
3
5
2 Waktu yang digunakan sesuai rencana
3
3
6
3 Materi yang diberikan sesuai dengan RPP
2
3
5
4 Guru melakukan pengaturan ruangan
3
3
6
5 Guru melaksanakan kegiatan belajar yang menyenangkan
2
2
4
6 Guru memberikan perhatian kepada siswa secara merata
3
3
6
7 Guru membimbing siswa dalam diskusi
2
2
4
8 Guru merangsang interaksi antar siswa
2
2
4
9 Guru mengunakan bahasa yang komunikatif saat proses proses belajar berlangsung
3
3
6
10 Guru memberikan pertanyaan yang relevan
2
2
4
11 Guru memberiakn penguatan yang positif
3
3
6
12 Guru memberikan umpan balik dari materi yang dibahas
2
2
4
13 Metode pembelajaran berpusat pada siswa
3
3
6
14 Guru melaksanakan evaluasi
3
3
6
15 Guru memberikan tugas kepada siswa
3
2
5 Jumlah
77 Rata-rata
64.17 Tabel 2 Aktivitas Siswa Siklus I Siklus I No Indikator P1 P2 N
1 Siswa bersungguh-sungguh dalam mengkikuti pembelajaran
2
3
5
2 Siswa mampu menjawab pertanyaan dari guru atau teman secara komunikatif
2
3
5
3 Siswa bertanggung jawab dalam kelompoknya
2
3
5
4 Siswa mempu bekerjasama dengan kelomponya
2
3
5
5 Sswa mampu menyelesaikan tugas tepat waktu
2
3
5
6 Siswa berani bertanya atau mengeluarkan pertanyaan atau sanggahan
2
3
5
7 Siswa aktif dalam kegiatan diskusi
2
2
4 Jumlah
34 Rata-rata
60.71 Hasil Tes Akhir Tabel 3 Daftar Nilai Siswa Kelas VI Pada Siklus I Ketuntasan No. Nama Siswa Hasil Nilai Tuntas Tidak Tuntas
1 Diyas Rizky Martoni
90 T
2 Marta Aditya Nugraha
50 TT
3 Anggi Libra Pramudita
80 T
4 Adelia Vira Agustin
60 TT
5 Alda Widya Saputra
60 TT
6 Aldi Widya Saputra
80 T
7 Alden Hendrawan
80 T
8 Cindya Mutiara Ratu Dewita
80 T
9 Deri Kukuh Isnaini
70 T
10 Inggar Fidya Agustin
50 TT
11 Luckas Wicaksono
70 T
12 Lintang Olyviani
50 TT
13 Merlin Anggraini
70 T
14 Rahma Octaviani
60 TT
15 Rangga Dwi Kurniawan
80 T
16 Ryan Danuarta
90 T
Tunik, Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kelas VI... 201 No. Nama Siswa Hasil Nilai Ketuntasan Tuntas Tidak Tuntas
Siklus II Perencanaan (Planning)
15
10 Rata – Rata
68.80
60.00
40.00 Refleksi
Berdasarkan hasil pantauan guru pene- liti dan guru pengamat maka pelaksanaan tindakan pada siklus I dapat direfleksikan sebagai berikut: (a) Semua tindakan efektif yang direncanakan dapat terlaksana meski- pun belum efektif; (b) Guru peneliti menya- dari adanya kekurangan-kekurangan yang timbul saat proses pembelajaran; (c) Siswa lebih memperhatikan ketika guru sedang menjelaskan sesuatu permasalahan, hal ini disebabkan pandangan siswa dengan guru tidak terhalang siswa lain; (d) Masih diper- lukan tindakan perbaikan pembelajaran pada siklus berikutnya, agar criteria ketuntasan belajar dapat tercapai; (e) Prestasi belajar siswa pada siklus I hanya mencapai 68,80 dengan persentase ketuntasan sebesar 60,00% masih jauh dari ketuntasan yang te- lah ditentukan yaitu sebesar 85,00%. Untuk itu maish diperlukan tindakan perbaikan pa- da siklus selanjutnya.
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, maka guru melakukan tindakan untuk siklus II, diantaranya adalah: (a) Guru me- ningkatkan peran sebagai motivator dan fa- silitator pembelajaran; (b) Guru memper- baiki komunikasi antar siswa dengan meng- gunakan bahasa yang mudah dipahami oleh anak.
70 T Jumlah Total
Pelaksanaan (Action)
Dengan mengacu temuan permasa- lahan dan rencana perbaikan tindakan yang telah dirancang, maka penelitia melakukan skenario pembelajaran sesuai dengan temu- an yang ada. Berikut ini gambaran pembe- lajaran IPS dengan menggunakan Model
Group Investigation pada siklus II: Pertemuan 1
Kegiatan pendahuluan (45 menit),
meliputi: (a) Siwa berdoa bersama; (b) Guru mengecek kehadiran siswa; (c) Siswa mem- perhatikan gambar peta dunia; (d) Siswa menjawab pertanyaan dari guru.
Kegiatan Inti (60 menit), meliputi: (a)
1720
25 Cindy Tiarani
17 Rizky Prianto
60 TT
50 TT
18 Rheinaltan Gabriano Rizqi Praditya
80 T
19 Syahrul Khoiruddin
60 TT
20 Tri Arya Mahendra
21 Toro Listian Widodo
50 TT
80 T
22 Yuris Tri Wulandari
80 T
23 Zennia Kwan Yohana
70 T
24 David Bagus Satria
Siswa mengamati gambar Peta Afrika; (b) Siswa berdiskusi mengumpulkan informasi tentang bentang alam Benua Afrika dengan menggunakan buku referensi lain yang telah disiapkan oleh peneliti di sudut baca kelas; (c) Siswa mempresentasikan hasil diskusi- nya, siswa lain memberikan tanggapan; (d) Siswa membuat kesimpulan tentang materi yang dipelajari yaitu bentang alam Benua Afrika.
202 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 2, AGUSTUS 2016 Kegiatan Penutup (45 menit), meli-
6
3
11 Guru memberiakn penguatan yang positif
6
4
2
10 Guru memberikan pertanyaan yang relevan
3
7
3
9 Guru mengunakan bahasa yang komunikatif saat proses proses belajar berlangsung
5
3
2
8 Guru merangsang interaksi antar siswa
5
4
12 Guru memberikan umpan balik dari materi yang dibahas
2
4
90 Rata-rata
6 Jumlah
4
2
15 Guru memberikan tugas kepada siswa
7
3
2
14 Guru melaksanakan evaluasi
7
4
3
13 Metode pembelajaran berpusat pada siswa
6
4
3
7 Guru membimbing siswa dalam diskusi
puti: (a) Guru dan siswa melakukan refleksi; (b) Pemberian tugas rumah
Group Investigation sehingga mampu me-
3
3
1 Guru membuat RPP
Tabel 4 aktivitas guru Siklus II No Indikator Siklus II P1 P2 N
Dengan berhasilnya guru mengatasi kendala pembelajaran yang muncul pada siklus I, maka aktivitas pembelajaran yang dilakukan oleh siswa juga ikut mengalami peningkatan. Hal ini dibuktikan dengan persentase aktivitas siswa sebesar 78,57%, artinya siswa menerima dan mampu melak- sanakan tindakan perbaikan pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
ngembangkan aktivitas pembelajaran di ke- las. Agar lebih jelas aktivitas guru pada siklus II akan ditampilkan pada Tabel 4.
Guru telah mampu menjadi motivator dan fasilitator dalam pembelajaran dengan baik. Hal ini dapat dibuktikan dengan sema- kin berkembangnya aktivitas guru pada si- klus II menjadi 75,00. Artinya guru telah baik dalam menerapkan tindakan perabaikan pembelajaran dengan menggunakan Model
2 Waktu yang digunakan sesuai rencana
Pengamatan (Observing)
(b) Pemberian tugas rumah.
Kegiatan Penutup (45 menit), meli- puti: (a) Guru dan siswa melakukan refleksi;
Siswa membaca materi tentang Benua Af- rika; (b) Siswa berdiskusi mengumpulkan informasi tentang bentang alam Benua Af- rika dari buku referensi lain yang berada di sudut baca kelas; (c) Siswa mempresen- tasikan hasil diskusinya, siswa lain membe- rikan tanggapan; (d) Siswa membuat kesim- pulan tentang materi yang dipelajari yaitu iklim dan penduduk Benua Afrika.
Kegiatan Inti (60 menit), meliputi: (a)
meliputi: (a) Siwa berdoa bersama; (b) Guru mengecek kehadiran siswa; (c) Siswa mem- perhatikan gambar peta benua Afrika; (d) Siswa menjawab pertanyaan dari guru.
Pertemuan 2 Kegiatan pendahuluan (45 menit),
6
3
6
6
3
3
6 Guru memberikan perhatian kepada siswa secara merata
5
3
2
5 Guru melaksanakan kegiatan belajar yang menyenangkan
3
3
3
4 Guru melakukan pengaturan ruangan
6
3
3
3 Materi yang diberikan sesuai dengan RPP
6
75
Tunik, Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kelas VI... 203 Tabel 5 aktivitas Siswa Siklus II No Indikator
13 Merlin Anggraini
80 T
17 Rizky Prianto
16 Ryan Danuarta 100 T
15 Rangga Dwi Kurniawan 100 T
70 T
14 Rahma Octaviani
80 T
60 TT
19 Syahrul Khoiruddin
12 Lintang Olyviani
80 T
11 Luckas Wicaksono
80 T
10 Inggar Fidya Agustin
60 TT
9 Deri Kukuh Isnaini
80 T
18 Rheinaltan Gabriano Rizqi Praditya 100 T
80 T
80 T
60 TT Jumlah Total
Setelah melihat data-data yang tere- kam pada siklus II, maka penelitian ini akan berakhir pada siklus II. Hal ini didukung dengan teratasinya kendala pembelajaran yang muncul pada siklus I, sehingga prestasi pembelajaran siswa dapat meningkat yaitu dengan tercapainya ketuntasan belajar se- besar 100% dan nilai rata-rata siswa sebesar 82,00. Dengan demikian maka penelitian ini akan berakhir pada siklus II.
12.00 Refleksi
88.00
82.00
3 Rata – Rata
22
2050
25 Cindy Tiarani
20 Tri Arya Mahendra
80 T
24 David Bagus Satria
80 T
23 Zennia Kwan Yohana
22 Yuris Tri Wulandari 100 T
90 T
21 Toro Listian Widodo
70 T
8 Cindya Mutiara Ratu Dewita
7 Alden Hendrawan
Siklus I P1 P2 N
3
5 Sswa mampu menyelesaikan tugas tepat waktu
6
3
3
4 Siswa mempu bekerjasama dengan kelomponya
6
3
3 Siswa bertanggung jawab dalam kelompoknya
4
6
3
3
2 Siswa mampu menjawab pertanyaan dari guru atau teman secara komunikatif
6
3
3
1 Siswa bersungguh-sungguh dalam mengkikuti pembelajaran
3
7
6 Aldi Widya Saputra 100 T
1 Diyas Rizky Martoni
90 T
5 Alda Widya Saputra
70 T
4 Adelia Vira Agustin
80 T
3 Anggi Libra Pramudita
2 Marta Aditya Nugraha 100 T
80 T
78.57 Hasil tes akhir Tabel 6 Daftar Nilai Siswa Kelas VI Pada Siklus II No. Nama Siswa Hasil Nilai Ketuntasan Tuntas Tidak Tuntas
6 Siswa berani bertanya atau mengeluarkan pertanyaan atau sanggahan
44 Rata-rata
6 Jumlah
4
2
7 Siswa aktif dalam kegiatan diskusi
7
4
3
Dari hasil penelitian tindakan di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar bidang studi IPS pada siswa kelas VI SDN
204 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 2, AGUSTUS 2016
Sumberingin semester I tahun 2014/2015 sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata: 62,80 dengan ketuntasan 48,00%, siklus I diperoleh nilai rata-rata: 68,80 dengan ke- tuntasan 60,00% dan pada siklus II meng- alami peningkatan menjadi: 82,00 dengan ketuntasan mencapai 100,00%. Hal ini me- nunjukkan bahwa pembelajaran IPS dengan menggunakan Model Group Investigation dapat meningkatkan prestasi dan hasil be- lajar bidang studi IPS pada siswa Kelas VI Semester I SDN Sumberingin Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek Tahun 2014/2015. Untuk lebih jelasnya dalam peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat pada Gambar 1.
Aktivitas kegiatan belajar siswa juga mengalami peningkatan. Dapat dilihat pada aktivitas belajar yang meningkat setiap siklusnya. Dari siklus I 62,80% naik pada siklus II mencapai 78,57%. Sedangkan aktivitas kegiatan guru dalam menerapkan
Model Group Investigation juga mengalami
peningkatan. Dari siklus I 64,17% naik siklus II mencapai 75,00%.
PENUTUP Kesimpulan
Pada penerapan metode gorup inves-
tigation peneliti memberikan bimbingan ke-
pada guru kelas VI untuk memberikan ke- sempatan kepada siswa menggali materi dari informasi lain selain pada buku paket. Un- tuk mempermudah pembelajaran peneliti membantu mempersiapkan buku referensi lain yang sesau dengan materi yaitu tentang Benua Afrika baik dalam bantuk buku refe- rensi maupun majalah yang diletakkan pada susut baca. Dengan demikian siswa ter- motivasi untuk membaca, bekerjasama, dan berdiskusi.
Gambar 1 Peningkatan Hasil Belajar Siswa Setiap Siklus
Penggunaan Model Group Investiga-
tion dalam pembelajaran IPS dapat mening-
katkan prestasi belajar siswa, hal ini ditun- jukkan oleh peningkatan prestasi belajar sis- wa dari sebelum siklus diperoleh nilai rata- rata: 62,80 dengan ketuntasan 48,00%, si- klus I diperoleh nilai rata-rata: 68,80 dengan ketuntasan 60,00% dan pada siklus II me-
Tunik, Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kelas VI... 205
ngalami peningkatan menjadi: 82,00 dengan ketuntasan mencapai 100,00%.
Saran
Penerapan Model Group Investigation dalam pembelajaran IPS yang telah diurai- kan di atas, hendaknya guru dalam melak- sanakan tugasnya dapat dibantu oleh tenaga guru lainnya. Perpustakaan sekolah agar me- ngusahakan keberadaan buku-buku bacaan populer yang ada sangkut pautnya dengan
IPS. Model Group Investigation dapat dite- rapkan pada mata pelajaran yang lain selain
IPS. Hendaknya guru menggunakan metode yang bervariasi dalam menyampaikan materi, agar siswa tidak merasa bosan dan menyukai materi yang disampaikan.
DAFTAR RUJUKAN
Demar, Hamalik. 1980. Ilmu Jiwa. Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada Yogyakarta
Depdiknas. 2001. Pedoman Teknis Pelaksa-
naan CAR (Classroom Action Rese- arch) . Jakarta: Depdiknas
Slavin. 1995. 50 Tahun Pembangunan Pen- didikan Nasional 1945-1995. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
Winarno Surahmad, 1975. Metodologi Pe- ngajaran . Jakarta: Gramedia. Winataputra, Udin, S. 2001. Model-Model
Pembelajaran Inovatif . Jakarta Pusat:
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Winkel. 1987. Psikologi Pengajaran, Jakar- ta: Gramedia.