Cinta Orang tua terhadap anak
Orang tua
Orang tua adalah ayah dan/atau ibu seorang anak, baik melalui hubungan biologis maupun
sosial. Umumnya, orang tua memiliki peranan yang sangat penting dalam membesarkan
anak, dan panggilan ibu/ayah dapat diberikan untuk perempuan/pria yang bukan orang tua
kandung (biologis) dari seseorang yang mengisi peranan ini. Contohnya adalah pada orang
tua angkat (karena adopsi) atau ibu tiri (istri ayah biologis anak) dan ayah tiri (suami ibu
biologis anak). Menurut Thamrin Nasution, orang tua merupakan setiap orang yang
bertanggung jawab dalam suatu keluarga atau tugas rumah tangga yang dalam kehidupan
sehari-hari disebut sebagai bapak dan ibu.Jika menurut Hurlock, orang tua merupakan orang
dewasa yang membawa anak ke dewasa, terutama dalam masa perkembangan. Tugas orang
tua melengkapi dan mempersiapkan anak menuju ke kedewasaan dengan memberikan
bimbingan dan pengarahan yang dapat membantu anak dalam menjalani kehidupan. Dalam
memberikan bimbingan dan pengarahan pada anak akan berbeda pada masing-masing orang
tua kerena setiap keluarga memiliki kondisi-kondisi tertentu yang berbeda corak dan sifatnya
antara keluarga yang satu dengan keluarga yang lain.
Orang tua adalah pengertian umum dari seseorang yang melahirkan kita , orang tua biologis.
Namun orang tua juga tidak selalu dalam pengertian yang melahirkan. Orang tua juga bisa
terdefinisikan terhadap orang tua yang telah memberikan arti kehidupan bagi kita. Orang
tua yang telah mengasihi kita, memelihara kita sedari kecil. Bahkan walaupun bukan yang
melahirkan kita ke dunia, namun mereka yang memberikan kasih sayang adalah orang
tua kita. Dalam kehidupan, kadang terjadi yang tidak sesuai kita harapkan, misal sepasang
suami istri yang tidak bisa melahirkan anak, atau juga banyak dari orang-orang yang
mengetahui bahwa ia ternyata anak adopsi, ini adalah bagian kisah hidup tersulit saat kita
mengetahuinya. Banyak dari pasangan suami istri yang retak hubungannya, karena merasa
hidupnya kurang sempurna bila tidak memiliki keturunan. Banyak juga dari anak yang
terkena efek psikologis saat mengetahui bahwa orang tua yang selama ini ia tau, ternyata
bukan orang tua yang melahirkannya. Namun, ingatlah bahwa orang tua selain yang
melahirkan kita, juga termasuk orang tua yang telah memelihara kita sedari kecil,
menyayangi kita tanpa ada perbedaan. Inilah luasnya arti orang tua. Maka bagi pasangan
suami istri , percayalah bahwa dengan engkau mengadopsi seorang anak, dengan niat
memberikan kebahagiaan bagi sang anak, juga kelak akan memberikan arti kehidupan bagi
sang anak, merekalah anakmu, anak kandungmu, bagian dari dirimu, rasa cinta yang kelak
lebih kuat dari sekedar " yang melahirkan " , hubungan batin yang jauh lebih indah.. cinta
yang tulus kepada seorang anak. Mereka yang memberikan kita arti kehidupan ialah orang
tua kita. Begitu juga kepada orang tua, anak adalah seseorang yang akan kita berikan penuh
dengan kasih sayang, cinta tulus, hubungan batin yang tak akan pernah terputus. Maka
tetaplah berbahagia bagi calon orang tua, atau anak yang mengetahui bahwa mereka
bukan yang melahirkan kita, karena mereka yang mengasihi kita dari kecil, maka
merekalah orang tua kita. “ Ya Tuhanku, ampunilah dosaku dan dosa ayah ibuku,
sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangiku sewaktu aku masih kecil ” Do'a
inilah yang memperjelas pengertian makna arti dari orang tua. salam hangat Artikel ini
pertama kali diterbitkan disini
CINTA ORANG TUA
Cinta
Cinta itu, Kasih
Cinta itu, Sayang
Cinta itu, Peduli
Menurut salah seorang psikolog Zick Rubin,
cinta yang romantis terdiri dari tiga unsur, yakni :
keterikatan (attachment),
kepedulian (caring) dan
keintiman (intimacy). Keterikatan adalah kebutuhan
untuk menerima perhatian dan kontak fisik dengan
orang lain. Kepedulian(caring) adalah kemampuan yang
anda miliki untuk menghargai dan memberikan
kebahagiaan
untuk
orang
lain.
Sedangkan
keintiman (intimacy) mengacu pada kebutuhan untuk
berbagi pemikiran, keinginan dan perasaan dengan
orang lain.
Kalau membicarakan cinta, pasti banyak.. Bahkan terlalu banyak yang berpendapat...
Sedangkan saya sendiri pun, punya pendapat mengenai cinta...
Menurut saya, cinta itu dunia..
Tanpa cinta, dunia tidak akan hidup..
Kenapa?
Karena dari kecil, seorang BAYI mampu hidup hingga besar karena sebuah CINTA.
Dari kecil kita udah menemukan sebuah cinta. Cinta yang nggak pernah bisa tergantikan oleh
apapun. Cinta seorang ibu, dengan semua usaha dan pengorbanan antara
HIDUP dan
MATI. Kalau saat itu, tidak ada cinta yang tumbuh, BAYI yang harusny hidup didunia
dengan wajah ceria penuh cinta, mungkin akan dibunuh, atau bahkan dibuang.
Saya pribadi heran, kenapa ada ibu yang setega itu. Anak itu kan titipan Allah, rezeki yang
harus dijaga, dipelihara. Seperti bunga, yang akan terus tumbuh. Entah itu akan menjadi
bunga yang cantik, menawan, atau bahkan membahanyakan. Tergantung dari didikan orangorang di sekelilingnya, sama serti seorang anak.
CINTA
seorang IBU itu, lebih dari segalanya. Ibu tidak pernah protes kita bebani
selama dalam kandungan. Ibu justru senang dengan kehadiran kita di perutnya, seakan
menjadi teman, dan penghibur lara disaat sedih, bosan dan sendiri.
Saya pernah mendengar, bahwa kondisi ibu sangat berpengaruh pada kondisi sang bayi di
dalam kandungan. Ibu yang sering stress saat hamil, akan mengakibatkan bayi
kesayangannya menjadi pribadi yang lebih sensitif, dan tidak terima dengan kata-kata yang
sedikit bernada tinggi. Mungkin, karena pengaruh psikologis juga, jadi saling berkaitan.
Tapi, bener deh. IBU itu SEGALANYA, yang mau repot-repot ngerawat kita,
membawa kita main, membawa kita ke tempat kerjanya. Tempat menumpahkan segala keluh
kesah, tempat kita minta tolong, nangis, merengek, ngadu. Padahal, selalu ada ayah
dibelakang Ibu, yang selalu iri, saat kita lebih mendahului ibu daripada ayah.
Ya ampun, Ayah. CINTA seorang AYAH pun tak akan mampu tergantikan. Ayah
yang terampil membantu kita menyelesaikan prakarya sekolah, terampil mengajarkan kita
cara naik sepedah, badminton, bahkan berenang. Ayah yang kadang kita kesampingkan juga
memberi kita CINTA. Cinta yang tegas, agar mampu menuntun kita menentukan suatu
pulihan di kemudian hari. Cinta yang membuat kita seterong untuk bisa berdiri, walau
sebelumnya kita terjatuh dengan penuh luka di sekujur tubuh. Cinta yang akan memarahi kita
saat kita tidak bisa diam, karena rasa cemas dan khawatir akan diri kita. dan Cinta yang akan
mengobati rasa sakit akibat jatuh dari tempat/hal yang tidak pernah kita duga.
AYAH, IBU, kalianlah yang mengajarkan akan arti CINTA, arti cinta yang tidak
pernah kami sadari sebelumnya. Kalianlah, yang membuat kami mengerti arti
PENGORBANAN CINTA yang sesungguhnya. Maafkan kami, yang kadang
membuat kalian menangis, maafkan kami yang kadang membuat kalian kesal.
Maafkan Kami
Ya Allah, terima kasih, Engkau telah menghadirkan kami ke dunia ini, dikelilingi oleh
CINTA dari kedua orang tua kami, yang tanpa kami sadari, akan mampu membuat kami
kuat, dan lebih kuat menjalani kehidupan ini. Dan terima kasih, telah mengajarkan kami
CINTA melalui kedua orang tua kami.
Manusia dan cinta kasih merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan. Cinta
memiliki peranan yang penting dalam kehidupan, karena cinta merupakan dasar
untuk menciptakan suasana hidup menjadi lebih indah. Coba bayangkan apabila
di dunia ini tidak ada cinta, tentu saja manusia akan merasa tidak tenang hidup
di
dunia.
Sejak lahir manusia telah memiliki cinta, yaitu cinta kasih yang didapat dari
seorang ayah dan ibu. Begitu besar rasa cinta yang dimiliki seorang ibu ketika
melahirkan seorang anak dengan memperjuangkan hidup dan matinya. Dan juga
pengorbanan seorang ayah ketika menunggu ibu melahirkan sampai anak
tersebut lahir. Begitu bahagianya perasaan seorang ayah dan ibu, setelah
mereka
mengetahui
anaknya
lahir
dengan
selamat.
Setiap orang tua merawat, membesarkan, menjaga, dan mendidik anaknya
berdasarkan cinta dan kasih yang mereka miliki. Mereka tidak kenal lelah dalam
melakukan itu semua, karena rasa cinta yang mereka miliki terhadap anaknya
begitu besar. Namun, terkadang seorang anak tidak dapat melakukan hal yang
sama
seperti
apa
yang
dilakukan
oleh
orang
tua
mereka.
Dalam mendidik anaknya, terkadang orang tua sering memarahi sikap atau
perilaku anaknya yang tidak baik dan melanggar norma. Tentunya, itu semua
dilakukan demi kebaikan anaknya agar menjadi seseorang yang lebih baik dan
mengerti akan norma-norma yang ada. Namun, terkadang seorang anak tidak
mau mendengarkan nasehat-nasehat tersebut, mereka cenderung mengikuti
apa yang ada dipikiran mereka, padahal perasaan orang tua (terutama ibu) lebih
besar
daripada
dirinya
sendiri.
Akan tetapi, tidak semua hal yang dilakukan oleh orang tua selalu benar karena
terkadang mereka tidak tahu dan mengerti apa yang dirasakan oleh seorang
anak. Mungkin pada dasarnya mereka melakukan itu semua demi kebaikan
anaknya, namun terkadang seorang anak juga dapat merasa tertekan jika harus
mengikuti apa yang diinginkan orang tuanya, karena mereka juga memiliki hak
dalam menjalani hidupnya. Jadi antara orang tua dan anak harus saling mengerti
agar rasa cinta yang telah dimiliki sejak lahir tidak hilang hanya karena
kurangnya
pengertian.
Seperti kata pepatah, kasih sayang orang tua sepanjang jalan dan kasih sayang
seorang anak sepanjang gala. Itu berarti cinta yang dimiliki oleh orang tua tidak
terbatas yaitu sepanjang jalan sedangkan cinta yang dimiliki oleh seorang anak
terbatas hanya sepanjang gala. Namun, itu semua tergantung pada inidividu
masing-masing.
Cinta orangtua bukan pengorbanan
Dorongan kuat untuk mencintai kadangkala membuat rasa cinta orangtua rela melakukan apa
pun untuk memberikan yang terbaik kepada anak-anak mereka. Kini semakin banyak
kalangan profesional, baik pria maupun wanita, yang rela menukar karier mereka yang
sedang bersinar untuk menjadi pengasuh anak-anak mereka (istri saya adalah salah satunya).
Jumlah ibu dan ayah lebih memilih tinggal di rumah semakin meningkat tajam.
Beberapa orang menganggap hal ini sebagai pengorbanan, sementara orang lain menganggap
tindakan itu sebagai perwujudan dari rasa cinta orangtua. Garis batas antara cinta orangtua
terhadap anak dan pengorbanan seringkali tidak jelas, namun perbedaan antara kedua hal ini
sangat mempengaruhi pengalaman sebagai orangtua. Kita sering mendengar orangtua
mengeluh: “Bagaimana mungkin kau melakukan ini kepadaku setelah semua pengorbanan
yang kulakukan untukmu?”
Lumrah saja bagi seorang anak untuk membalas ucapan itu dengan polos (dan akan terlihat
sebagai sikap yang tidak tahu berterimakasih): “Memangnya kapan aku meminta kamu
berkorban untukku?”
Kata-kata anak seringkali mengandung kebenaran. Kebenaran biasanya menyakitkan. Dan
seringkali penyebab dari rasa sakit hati atau penderitaan kita itu bersumber pada konsepsi kita
yang keliru tentang realita. Kabar baiknya adalah mengetahui kebenaran akan sangatlah
melegakan. Hal itu dapat membukakan mata kita untuk melihat hal-hal dari perspektif baru
dan untuk melakukan tindakan baru untuk mewujudkan pengalaman yang kita inginkan.
Berkorban berarti meninggalkan atau merelakan sesuatu yang bernilai tinggi demi hal-hal
lain yang seseorang anggap lebih berharga. Orangtua seringkali salah memahami
pengorbanan dengan cinta orangtua yang tanpa mementingkan diri sendiri (selfless love),
padahal pada kenyataannya, pengorbanan adalah aksi untuk melayani diri sendiri (self serving act) yang didorong oleh hasrat seseorang untuk mencapai sesuatu yang dia
idealkan.
Pada saat kita mulai menghargai tindakan pengorbanan sebagai tindakan memilih untuk
mendedikasikan waktu dan energi seseorang untuk melakukan sesuatu yang kita anggap lebih
penting dari yang lain, maka terbukti sebuah pengorbanan tidaklah bersifat ‘tidak
mementingkan diri sendiri’ (selfless). Yang lebih sering terjadi adalah , pengorbanan adalah
tindakan melayani diri sendiri (self-serving) yang membantu menghilangkan rasa bersalah
karena tidak dapat memenuhi idealisme diri sendiri tentang apa yang dilakukan atau
semestinya dilakukan oleh orangtua yang ‘baik’.
Namun demikian, self-serving atau melayani diri sendiri tidak selalu berarti negatif.
Sangatlah manusiawi untuk melakukan hal-hal sesuai hasrat untuk mencari kesenangan dan
menghindari penderitaan. Cinta orangtua terhadap anak sendiri adalah bentuk lain dari
melayani diri sendiri yang dapat melahirkan rasa bahagia. Kita memiliki kemampuan untuk
mencintai dan butuh dicintai. Menjadi orangtua mempresentasikan kita dengan sejumlah
peluang untuk mewujudkan rasa mencintai, sedangkan pernikahan memenuhi kebutuhan
untuk dicinta.
Rasa cinta orangtua pada anak seringkali disebut sebagai bentuk cinta yang paling ‘murni’.
Untuk mencintai seorang anak sudah pasti berarti menerima mereka apa adanya. Dengan kata
lain untuk menerima mereka apa adanya (dengan segala kekurangan), apa pun kondisinya.
Namun demikian kita cenderung menyangkalkan anak kita di bagian-bagian yang juga kita
sangkal dari diri sendiri, biasanya secara tidak sadar. Kelanjutannya adalah kemampuan
menerima anak-anak kita sebagaimana apa adanya, biasanya mungkin terjadi apabila kita
sendiri sudah menerima diri sendiri sebagaimana apa adanya.
Bukanlah rahasia untuk mengatakan bahwa cinta orangtua terhadap anak harus diawali
dengan mencintai diri sendiri. Sebelum kita dapat mencintai dan menerima diri sendiri
secara utuh, bagimana mungkin kita dapat mencintai anak-anak kita dengan sepenuh hati?
Orang tua adalah ayah dan/atau ibu seorang anak, baik melalui hubungan biologis maupun
sosial. Umumnya, orang tua memiliki peranan yang sangat penting dalam membesarkan
anak, dan panggilan ibu/ayah dapat diberikan untuk perempuan/pria yang bukan orang tua
kandung (biologis) dari seseorang yang mengisi peranan ini. Contohnya adalah pada orang
tua angkat (karena adopsi) atau ibu tiri (istri ayah biologis anak) dan ayah tiri (suami ibu
biologis anak). Menurut Thamrin Nasution, orang tua merupakan setiap orang yang
bertanggung jawab dalam suatu keluarga atau tugas rumah tangga yang dalam kehidupan
sehari-hari disebut sebagai bapak dan ibu.Jika menurut Hurlock, orang tua merupakan orang
dewasa yang membawa anak ke dewasa, terutama dalam masa perkembangan. Tugas orang
tua melengkapi dan mempersiapkan anak menuju ke kedewasaan dengan memberikan
bimbingan dan pengarahan yang dapat membantu anak dalam menjalani kehidupan. Dalam
memberikan bimbingan dan pengarahan pada anak akan berbeda pada masing-masing orang
tua kerena setiap keluarga memiliki kondisi-kondisi tertentu yang berbeda corak dan sifatnya
antara keluarga yang satu dengan keluarga yang lain.
Orang tua adalah pengertian umum dari seseorang yang melahirkan kita , orang tua biologis.
Namun orang tua juga tidak selalu dalam pengertian yang melahirkan. Orang tua juga bisa
terdefinisikan terhadap orang tua yang telah memberikan arti kehidupan bagi kita. Orang
tua yang telah mengasihi kita, memelihara kita sedari kecil. Bahkan walaupun bukan yang
melahirkan kita ke dunia, namun mereka yang memberikan kasih sayang adalah orang
tua kita. Dalam kehidupan, kadang terjadi yang tidak sesuai kita harapkan, misal sepasang
suami istri yang tidak bisa melahirkan anak, atau juga banyak dari orang-orang yang
mengetahui bahwa ia ternyata anak adopsi, ini adalah bagian kisah hidup tersulit saat kita
mengetahuinya. Banyak dari pasangan suami istri yang retak hubungannya, karena merasa
hidupnya kurang sempurna bila tidak memiliki keturunan. Banyak juga dari anak yang
terkena efek psikologis saat mengetahui bahwa orang tua yang selama ini ia tau, ternyata
bukan orang tua yang melahirkannya. Namun, ingatlah bahwa orang tua selain yang
melahirkan kita, juga termasuk orang tua yang telah memelihara kita sedari kecil,
menyayangi kita tanpa ada perbedaan. Inilah luasnya arti orang tua. Maka bagi pasangan
suami istri , percayalah bahwa dengan engkau mengadopsi seorang anak, dengan niat
memberikan kebahagiaan bagi sang anak, juga kelak akan memberikan arti kehidupan bagi
sang anak, merekalah anakmu, anak kandungmu, bagian dari dirimu, rasa cinta yang kelak
lebih kuat dari sekedar " yang melahirkan " , hubungan batin yang jauh lebih indah.. cinta
yang tulus kepada seorang anak. Mereka yang memberikan kita arti kehidupan ialah orang
tua kita. Begitu juga kepada orang tua, anak adalah seseorang yang akan kita berikan penuh
dengan kasih sayang, cinta tulus, hubungan batin yang tak akan pernah terputus. Maka
tetaplah berbahagia bagi calon orang tua, atau anak yang mengetahui bahwa mereka
bukan yang melahirkan kita, karena mereka yang mengasihi kita dari kecil, maka
merekalah orang tua kita. “ Ya Tuhanku, ampunilah dosaku dan dosa ayah ibuku,
sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangiku sewaktu aku masih kecil ” Do'a
inilah yang memperjelas pengertian makna arti dari orang tua. salam hangat Artikel ini
pertama kali diterbitkan disini
CINTA ORANG TUA
Cinta
Cinta itu, Kasih
Cinta itu, Sayang
Cinta itu, Peduli
Menurut salah seorang psikolog Zick Rubin,
cinta yang romantis terdiri dari tiga unsur, yakni :
keterikatan (attachment),
kepedulian (caring) dan
keintiman (intimacy). Keterikatan adalah kebutuhan
untuk menerima perhatian dan kontak fisik dengan
orang lain. Kepedulian(caring) adalah kemampuan yang
anda miliki untuk menghargai dan memberikan
kebahagiaan
untuk
orang
lain.
Sedangkan
keintiman (intimacy) mengacu pada kebutuhan untuk
berbagi pemikiran, keinginan dan perasaan dengan
orang lain.
Kalau membicarakan cinta, pasti banyak.. Bahkan terlalu banyak yang berpendapat...
Sedangkan saya sendiri pun, punya pendapat mengenai cinta...
Menurut saya, cinta itu dunia..
Tanpa cinta, dunia tidak akan hidup..
Kenapa?
Karena dari kecil, seorang BAYI mampu hidup hingga besar karena sebuah CINTA.
Dari kecil kita udah menemukan sebuah cinta. Cinta yang nggak pernah bisa tergantikan oleh
apapun. Cinta seorang ibu, dengan semua usaha dan pengorbanan antara
HIDUP dan
MATI. Kalau saat itu, tidak ada cinta yang tumbuh, BAYI yang harusny hidup didunia
dengan wajah ceria penuh cinta, mungkin akan dibunuh, atau bahkan dibuang.
Saya pribadi heran, kenapa ada ibu yang setega itu. Anak itu kan titipan Allah, rezeki yang
harus dijaga, dipelihara. Seperti bunga, yang akan terus tumbuh. Entah itu akan menjadi
bunga yang cantik, menawan, atau bahkan membahanyakan. Tergantung dari didikan orangorang di sekelilingnya, sama serti seorang anak.
CINTA
seorang IBU itu, lebih dari segalanya. Ibu tidak pernah protes kita bebani
selama dalam kandungan. Ibu justru senang dengan kehadiran kita di perutnya, seakan
menjadi teman, dan penghibur lara disaat sedih, bosan dan sendiri.
Saya pernah mendengar, bahwa kondisi ibu sangat berpengaruh pada kondisi sang bayi di
dalam kandungan. Ibu yang sering stress saat hamil, akan mengakibatkan bayi
kesayangannya menjadi pribadi yang lebih sensitif, dan tidak terima dengan kata-kata yang
sedikit bernada tinggi. Mungkin, karena pengaruh psikologis juga, jadi saling berkaitan.
Tapi, bener deh. IBU itu SEGALANYA, yang mau repot-repot ngerawat kita,
membawa kita main, membawa kita ke tempat kerjanya. Tempat menumpahkan segala keluh
kesah, tempat kita minta tolong, nangis, merengek, ngadu. Padahal, selalu ada ayah
dibelakang Ibu, yang selalu iri, saat kita lebih mendahului ibu daripada ayah.
Ya ampun, Ayah. CINTA seorang AYAH pun tak akan mampu tergantikan. Ayah
yang terampil membantu kita menyelesaikan prakarya sekolah, terampil mengajarkan kita
cara naik sepedah, badminton, bahkan berenang. Ayah yang kadang kita kesampingkan juga
memberi kita CINTA. Cinta yang tegas, agar mampu menuntun kita menentukan suatu
pulihan di kemudian hari. Cinta yang membuat kita seterong untuk bisa berdiri, walau
sebelumnya kita terjatuh dengan penuh luka di sekujur tubuh. Cinta yang akan memarahi kita
saat kita tidak bisa diam, karena rasa cemas dan khawatir akan diri kita. dan Cinta yang akan
mengobati rasa sakit akibat jatuh dari tempat/hal yang tidak pernah kita duga.
AYAH, IBU, kalianlah yang mengajarkan akan arti CINTA, arti cinta yang tidak
pernah kami sadari sebelumnya. Kalianlah, yang membuat kami mengerti arti
PENGORBANAN CINTA yang sesungguhnya. Maafkan kami, yang kadang
membuat kalian menangis, maafkan kami yang kadang membuat kalian kesal.
Maafkan Kami
Ya Allah, terima kasih, Engkau telah menghadirkan kami ke dunia ini, dikelilingi oleh
CINTA dari kedua orang tua kami, yang tanpa kami sadari, akan mampu membuat kami
kuat, dan lebih kuat menjalani kehidupan ini. Dan terima kasih, telah mengajarkan kami
CINTA melalui kedua orang tua kami.
Manusia dan cinta kasih merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan. Cinta
memiliki peranan yang penting dalam kehidupan, karena cinta merupakan dasar
untuk menciptakan suasana hidup menjadi lebih indah. Coba bayangkan apabila
di dunia ini tidak ada cinta, tentu saja manusia akan merasa tidak tenang hidup
di
dunia.
Sejak lahir manusia telah memiliki cinta, yaitu cinta kasih yang didapat dari
seorang ayah dan ibu. Begitu besar rasa cinta yang dimiliki seorang ibu ketika
melahirkan seorang anak dengan memperjuangkan hidup dan matinya. Dan juga
pengorbanan seorang ayah ketika menunggu ibu melahirkan sampai anak
tersebut lahir. Begitu bahagianya perasaan seorang ayah dan ibu, setelah
mereka
mengetahui
anaknya
lahir
dengan
selamat.
Setiap orang tua merawat, membesarkan, menjaga, dan mendidik anaknya
berdasarkan cinta dan kasih yang mereka miliki. Mereka tidak kenal lelah dalam
melakukan itu semua, karena rasa cinta yang mereka miliki terhadap anaknya
begitu besar. Namun, terkadang seorang anak tidak dapat melakukan hal yang
sama
seperti
apa
yang
dilakukan
oleh
orang
tua
mereka.
Dalam mendidik anaknya, terkadang orang tua sering memarahi sikap atau
perilaku anaknya yang tidak baik dan melanggar norma. Tentunya, itu semua
dilakukan demi kebaikan anaknya agar menjadi seseorang yang lebih baik dan
mengerti akan norma-norma yang ada. Namun, terkadang seorang anak tidak
mau mendengarkan nasehat-nasehat tersebut, mereka cenderung mengikuti
apa yang ada dipikiran mereka, padahal perasaan orang tua (terutama ibu) lebih
besar
daripada
dirinya
sendiri.
Akan tetapi, tidak semua hal yang dilakukan oleh orang tua selalu benar karena
terkadang mereka tidak tahu dan mengerti apa yang dirasakan oleh seorang
anak. Mungkin pada dasarnya mereka melakukan itu semua demi kebaikan
anaknya, namun terkadang seorang anak juga dapat merasa tertekan jika harus
mengikuti apa yang diinginkan orang tuanya, karena mereka juga memiliki hak
dalam menjalani hidupnya. Jadi antara orang tua dan anak harus saling mengerti
agar rasa cinta yang telah dimiliki sejak lahir tidak hilang hanya karena
kurangnya
pengertian.
Seperti kata pepatah, kasih sayang orang tua sepanjang jalan dan kasih sayang
seorang anak sepanjang gala. Itu berarti cinta yang dimiliki oleh orang tua tidak
terbatas yaitu sepanjang jalan sedangkan cinta yang dimiliki oleh seorang anak
terbatas hanya sepanjang gala. Namun, itu semua tergantung pada inidividu
masing-masing.
Cinta orangtua bukan pengorbanan
Dorongan kuat untuk mencintai kadangkala membuat rasa cinta orangtua rela melakukan apa
pun untuk memberikan yang terbaik kepada anak-anak mereka. Kini semakin banyak
kalangan profesional, baik pria maupun wanita, yang rela menukar karier mereka yang
sedang bersinar untuk menjadi pengasuh anak-anak mereka (istri saya adalah salah satunya).
Jumlah ibu dan ayah lebih memilih tinggal di rumah semakin meningkat tajam.
Beberapa orang menganggap hal ini sebagai pengorbanan, sementara orang lain menganggap
tindakan itu sebagai perwujudan dari rasa cinta orangtua. Garis batas antara cinta orangtua
terhadap anak dan pengorbanan seringkali tidak jelas, namun perbedaan antara kedua hal ini
sangat mempengaruhi pengalaman sebagai orangtua. Kita sering mendengar orangtua
mengeluh: “Bagaimana mungkin kau melakukan ini kepadaku setelah semua pengorbanan
yang kulakukan untukmu?”
Lumrah saja bagi seorang anak untuk membalas ucapan itu dengan polos (dan akan terlihat
sebagai sikap yang tidak tahu berterimakasih): “Memangnya kapan aku meminta kamu
berkorban untukku?”
Kata-kata anak seringkali mengandung kebenaran. Kebenaran biasanya menyakitkan. Dan
seringkali penyebab dari rasa sakit hati atau penderitaan kita itu bersumber pada konsepsi kita
yang keliru tentang realita. Kabar baiknya adalah mengetahui kebenaran akan sangatlah
melegakan. Hal itu dapat membukakan mata kita untuk melihat hal-hal dari perspektif baru
dan untuk melakukan tindakan baru untuk mewujudkan pengalaman yang kita inginkan.
Berkorban berarti meninggalkan atau merelakan sesuatu yang bernilai tinggi demi hal-hal
lain yang seseorang anggap lebih berharga. Orangtua seringkali salah memahami
pengorbanan dengan cinta orangtua yang tanpa mementingkan diri sendiri (selfless love),
padahal pada kenyataannya, pengorbanan adalah aksi untuk melayani diri sendiri (self serving act) yang didorong oleh hasrat seseorang untuk mencapai sesuatu yang dia
idealkan.
Pada saat kita mulai menghargai tindakan pengorbanan sebagai tindakan memilih untuk
mendedikasikan waktu dan energi seseorang untuk melakukan sesuatu yang kita anggap lebih
penting dari yang lain, maka terbukti sebuah pengorbanan tidaklah bersifat ‘tidak
mementingkan diri sendiri’ (selfless). Yang lebih sering terjadi adalah , pengorbanan adalah
tindakan melayani diri sendiri (self-serving) yang membantu menghilangkan rasa bersalah
karena tidak dapat memenuhi idealisme diri sendiri tentang apa yang dilakukan atau
semestinya dilakukan oleh orangtua yang ‘baik’.
Namun demikian, self-serving atau melayani diri sendiri tidak selalu berarti negatif.
Sangatlah manusiawi untuk melakukan hal-hal sesuai hasrat untuk mencari kesenangan dan
menghindari penderitaan. Cinta orangtua terhadap anak sendiri adalah bentuk lain dari
melayani diri sendiri yang dapat melahirkan rasa bahagia. Kita memiliki kemampuan untuk
mencintai dan butuh dicintai. Menjadi orangtua mempresentasikan kita dengan sejumlah
peluang untuk mewujudkan rasa mencintai, sedangkan pernikahan memenuhi kebutuhan
untuk dicinta.
Rasa cinta orangtua pada anak seringkali disebut sebagai bentuk cinta yang paling ‘murni’.
Untuk mencintai seorang anak sudah pasti berarti menerima mereka apa adanya. Dengan kata
lain untuk menerima mereka apa adanya (dengan segala kekurangan), apa pun kondisinya.
Namun demikian kita cenderung menyangkalkan anak kita di bagian-bagian yang juga kita
sangkal dari diri sendiri, biasanya secara tidak sadar. Kelanjutannya adalah kemampuan
menerima anak-anak kita sebagaimana apa adanya, biasanya mungkin terjadi apabila kita
sendiri sudah menerima diri sendiri sebagaimana apa adanya.
Bukanlah rahasia untuk mengatakan bahwa cinta orangtua terhadap anak harus diawali
dengan mencintai diri sendiri. Sebelum kita dapat mencintai dan menerima diri sendiri
secara utuh, bagimana mungkin kita dapat mencintai anak-anak kita dengan sepenuh hati?