CARA MENJADI PENDENGAR YANG EFEKTIF

CARA MENJADI PENDENGAR YANG EFEKTIF
1. Memperhatikan pembicaraan pada saat berbicara (eye contact)
2. Simak isi pembicaraan bukan pembicaranya
3. Tunjukan pemahaman terhadap isi dengan komentar positif
4. Hindarkan perhatian semu
5. Tenang & Sabar, hindari tergesa-gesa memotong pembicaraan
6. Hindarkan mengalihkan pembicaraan secara tiba-tiba
7. Hindarkan rasa sok tahu dengan mencoba menerusakan apa yang akan diucapkan pembicara
8. Kesalahan dalam membuat kesimpulan dini
9. Ajukan pertanyaan bila memerlukan penjelasan
10. Tunjukan dukungan siap membantu pembicara
Dalam setiap aktifitas orang tidak pernah lepas dari mendengarkan. Menurut paul tory dalam
bukunya ' the measurement to understand' mengatakan bahwa 42 persen dari waktu dalam
komunikasi digunakan untuk mendengarkan, 32 persen untuk berbicara ,15 persen untuk
membaca, dan hanya 11 persen untuk menulis.
Mendengarkan dapat dilakukan oleh setiap orang, tetapi untuk mendengarkan dengan baik
diperlukan prilaku mendengarkan yang efektif. Banyak orang yang salah dalam menyimpulkan
materi yang didengar, kehilangan kata-kata penting karena tidak menyadari bahwa sebenarnya
mereka tidak sedang mendengarkan. Meskipun demikian orang beranggapan bahwa tingkat
akurasi mendengarkan mencapai antara 70 sampai dengan 80 persen. ini berarti bahwa mereka
dapat mengingat 70-80 persen dari sesuatu yang didengar.

Penelitian yang dilakukan oleh Ralph G. Nichols dan Leonard A. Stevent menyebutkan bahwa
pada umumnya orang hanya mencaoai efisiensi sebesar 25 persen. hal ini berarti bahwa mereka
kehilangan 75 persen dari materi yang mereka dengar.
Meskipun latihan telah dilakukan dalam jangka waktu yang panjang, kesalahan dalam
mendengarkan tetap terjadi. pada saat seseorang berkomunikasi dengan pihak lain secara
berantai, orang pertama menyampaikan pesan kepada orang kedua. Kemudian orang kedua
menyampaikan persepsi atas pesan dari orang pertama (bukan pesan orang pertama) kepada
orang ketiga. John R. Freund dan Arnold Nelson dengan tulisannya "Distortion in
Communication" yang terdapat dalam buku "Communication Probes" mengatakan setiap kali
orang berbicara atau menyampaikan pesan kepada orang kedua terjadiempat perbedaan bentuk
pesan (1) pesan sebagaimana yang terdapat dalam pikiran pembicara, (2) pesan sebagaimana
yang diucapkan oleh pembicara, (3) pesan sebagaiman yang diterima oleh lawan

bicara/pendengar, dan (4) pesan sebagaiman yang diingat oleh pendengar/lawan bicara.
Dalam perjalananya dari pengirim menuju ke penerima pesan/ informasi, 80 persen ide dapat
mengalami perubahan karena terjadinya distorsi. faktor penyebabnya adalah: pertama,
penyederhanaan karena pesan yang disampaikan berupa informasi yang kompleks. akibatnya isi
informasi terhapus dari pesan sebelum disampaikan kepada pihak penerima. kedua, orang orang
menyampaikan pesan kepada pihak lain yang dianggapnya dapat di pahami oleh orang lain
sehingga pengirim pesan berupaya menyesuaikan pesan dengan asumsinya sebelum

mengkomunikasikannya dengan pihak lain. penyesuaian dilakukan dengan pengurangan,
penambahan, atau pengubahan atas pesan yang didengarnya. akibatnya upaya tersebut justru
menjadikan pesan tidak lagi sesuai dengan yang seharunya diterima oleh pihat penerima pesan.
Mendengarkan merupakan aktifitas yang tidak dapay diabaikan dalam kehidupan seseorang.
orang yang mendengarkan dengan efektif menunjukkan perhatian dan rasa kepedulian kepada
orang yang berinteraksi dengannya. sebaliknya, orang yang tidak dapat mendengarkan dengan
efektif cenderung menjauhkan orang lain dari dirinya. mendengarkan dengan baik dan cermat
dapat memudahkan orang berkomunikasi.
Orang yang memperhatikan komunikasi akan lebih cenderung untuk mendengarkan. berbeda
dengan mendengar, untuk mendengarkan dengan baik memerlukan konsentrasi karena
mendengarkan merupakan aktivitas untuk mendapatkan arti pesan.
Mendengarkan secara efektif dilakukan dengan cermat dan konsentrasi. mendengarkan dengan
baik meningkatkan kemampuan berbicara dan meningkatkan efektifitas komunikasi dalam suatu
komunitas.



Tipe Mendengarkan

Mendengarkan diklasifikasikan dalam tiga tipe sebagai berikut:

1. Mendengarkan isi pesan. Mendengarkan pada tipe ini bertujuan untuk memahami pesan
pembicara dan mengidentifikasi pokok pembicaraan . Dalam mendengarkan, pendengar
tidak melakukan evaluasi atau penilaian terhadap baik pembicara maupun pokok yang
dibicarakannya.
2. Mendengarkan untuk penilaian. Tujuan mendengarkan pada tipe ini adalah untuk
memahami dan mengevaluasi pesan informasi yang disampaikan oleh pembicaratentang
dasar logika pada argumen yang dikemukakan, validitas kesimpulan dan pengaruhnya
terhadap pendengar.
3. Mendengarkan aktif atau empatik. Tujuan mendengarkan pada tipe ini adalah untuk
memahami perasaan, kebutuhan dan keinginan pembicara, dan menghargai
pandangannya tentang sesuatu yang menjadi pokok pembicaraannya tanpa memberikan
tanggapan, penilian, ataupun saran karena pembicara bermaksud melampiaskan emosi.



Strategi Untuk Mendengarkan Dengan Efektif

Kecakapan mendengarkan dapat ditingkatkan dengan meningkatkan kebiasaan secara sadar yang
membedakan antara pendengar yang efektif dan tidak. Untuk meningkatkan kecakapan
mendengarkan, berikut diberikan tahapan yang dapat diikuti:

1. Mengetahui kelebihan pembicara dalam subjek yang merupakan sesuatu yang belum
diketahui oleh audience.
2. Bersikap netral agar dapat mengurangi dampak emosional terhadap sesuatu yang
dikatakan, dan dapat menahan sikap menolak sampai seluruh pesan yang disampaikan
didengar.
3. Mengatasi gangguan dengan menutup pintu atau jendela dan lebih mendekati pembicara.
4. mendengarkan konsep dan pokok pikiran, dan mengetahui perbedaanantara ide dan
contoh, bukti dan argumen.
5. Meninjau ulang pokok pembicaraan.
6. Tetap berpikirran terbuka dengan mengajukan pertanyaan yang mengklarifikasikan
pemahaman.
7. tidak menyela pembicaraan.
8. mengevaluasi dan mengkritik isis pembicaraan, bukan pembicara-nya.
9. Memberikan umpan balik.
10. Membuat catatan tentang pokok pembicaraan.
Reference:
1. Paul tory dalam bukunya ' the measurement to understand'
2. Penelitian yang dilakukan oleh Ralph G. Nichols dan Leonard A. Stevent
3. John R. Freund dan Arnold Nelson dengan tulisannya "Distortion in Communication" yang
terdapat dalam buku "Communication Probes