Geografi Regional Indonesia Kabupaten Ga

Denovan Riefky
Ahdana Sabila Dini
Amiriyah Umi Marfu’ah

E100152001
E100152003
E100152006

Luas 5.549,91km2
Koordinat
3°40'46,13" -4°16'50,45" LU
96°43'15,65" - 97°55'24,29" BT.

Utara
: Kabupaten Aceh Tengah
dan
Kabupaten Aceh Timur
Selatan : Kabupaten Aceh Tenggara

Timur
Barat


: Kabupaten Aceh Tamiang dan
Sumatra Utara
: Kabupaten Aceh Barat Daya

Fisiografis
Gayo Lues
Kabupaten Gayo Lues adalah wilayah yang
berada di ketinggian 500-2000 m di atas
permukaan laut, yang fisiografis wilayahnya
didominasi
daerah
perbukitan
dan
pegunungan. Atas alasan ini pula kabupaten ini
mendapat julukan Negeri Seribu Bukit .
Kabupaten yang berhawa dingin dengan suhu
dapat mencapai 15o celcius ini memiliki
topografi wilayah yang rata-rata kemiringan
lahannya berkisar antara 25-40%. Kabupaten

Gayo Lues secara umum sama dengan wilayah
lainnya di Indonesia yang beriklim tropis dan
bertemperatur sedang. Adapun curah hujan
rata-rata di bawah 3.000 mm per tahun dan
hari hujan di bawah 150 hari per tahun.

Wilayah Kabupaten Gayo Lues tersusun dari
berbagai jenis formasi batuan. Susunan
batuan di sebelah tengah dan utara terdiri
dari formasi batu gamping. Sedangkan
susunan batu granit letaknya menyebar.
Susunan yang mendominasi adalah formasi
batu gamping. Pada bagian selatan tersusun
oleh formasi alas, layang baung dan
mikrodolit dalam
Jenis tanah yang menyusun wilayah
Kabupaten Gayo Lues terdiri dari jenis
alluvial hidromof, hidromof kelabu,
kambisol, latosol, podsolik merah kuning
dan podsolik coklat. Lahan persawahan

didominasi oleh jenis tanah alluvial
hidromof
dan
hidromof
kelabu,
sedangkan pada daerah pergunungan
jenis tanah pada umumnya adalah
latosol, podsolik merah kuning dan
kambisol. Jenis tanah podzolik merah
kuning mendominasi sampai 70,15% dari
total luas wilayah.

Secara spasial Kabupaten Gayo Lues merupakan hulu 5 Wilayah Sungai (WS). Untuk
pengelolaan sungai sebagai sumberdaya air dari 11 Wilayah Sungai (WS) yang
terdapat di Aceh berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
No.11A/PRT/M/2006, lima WS berada di wilayah Gayo Lues.

Potensi Alam
KABUPATEN GAYO lUES


Iklim
Tipe Iklim Kabupaten Gayo Lues
menurut Schmidt dan Ferguson
termasuk Iklim B (basah). Letak wilayah
ini berada pada ketinggian sedang
sampai tinggi, tingkat kerapatan vegetasi
relatif masih tinggi mempengaruhi
iklimnya. Tingkat kelembaban dan curah
hujan di wilayah ini relatif tinggi.

Penggunaan
Lahan
Penggunaan lahan di wilayah perencanaan
didominasi oleh penggunaan untuk
kawasan hutan mencapai luas 478.053 Ha,
atau sekitar 86.13% dari total luas wilayah
kabupaten. Pertanian dan perkebunan
merupakan penggunaan lahan terbesar
kedua yang mencapai luas 56.889,14 ha,
atau sekitar 10.25 persen.


Pertambagan
• Timah di Kecamatan Pining
• Emas di Kecamatan Putri Betung dan
Kecamatan Pantan Cuaca
• Tambang pasir keramik di Kecamatan
Rikit Gaib

Kondisi
Kependudukan

Ketenagakerjaan
Penduduk Usia Kerja atau penduduk usia 15
tahun ke atas di Kabupaten Gayo Lues tahun
2015 tercatat sekitar 57.765 orang. Dari jumlah
tersebut 79,09 persen adalah angkatan kerja
sedangkan sisanya 20,91 persen bukan
angkatan kerja. Angkatan kerja dikelompokkan
menjadi kelompok bekerja dan menganggur.
Pada tahun2015, jumlah angkatan kerja

meningkat menjadi 44.660 orang dibandingkan
tahun 2014 sebanyak 43.500 orang.

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) yang
sebelumnya dari tahun 2012 hingga 2014
mengalami penurunan, namun pada tahun
2015 mengalami peningkatan dari 0,37
menjadi 2,24. Hal tersebut menunjukkan
bahwa pada tahun 2015 dari 100 orang
penduduk angkatan kerja, terdapat sekitar 2
orang yang menganggur.

Pendidikan

Pertanian
Sektor pertanian merupakan sektor yang
memberikan
kontribusi
terbesar
terhadap

pembentukan
PDRB
Kabupaten Gayo Lues. Kontribusi sektor
ini terhadap PDRB Gayo Lues pada tahun
2016 mencapai 40,44 persen.

- - - - Produksi Padi - - - Luas Panen dan Produksi Padi, 2013-2016
cenderung menurun sejak 2014 hingga 2016.
Diikuti dengan penurunan produksi padi pada
tahun 2015 hingga 2016. Terjadi perbaikan
nilai produktivitas (ton/hektar) dari 4,2 pada
2014 menjadi 4,9 pada 2016. Sentra produksi
padi Kabupaten Gayo Lues 30000 berada di
Kecamatan Blangjerango (12,27 ribu ton),
Blangkejeren (8,9 ribu ton) dan Kuta Panjang
(8,6 ribu ton). Sementara itu kecamatan
dengan produksi terkecil adalah Kecamatan
Pining (1,3 ribu ton).

Produksi

Tanaman Sayuran
Komoditas tanaman sayuran terbanyak di
Produksi Tanaman Sayuran (Ton), 20152016 Kabupaten Gayo Lues pada tahun
2016 adalah cabai besar sebanyak 5.736
ton. Cabai besar ini banyak dihasilkan di
Kec. Blang Pegayon dan Blang Jerango.
Berikutnya adalah cabe rawit yang
diproduksi sebesar 2.420 ton dengan
sentra produksi yang telah merata di
semua kecamatan. Selanjutnya ialah tomat
sebanyak 1.410 ton dengan sentra
produksi di Kec. Blang Pegayon. Disusul
bawang merah sebanyak 1.280 ton dengan
sentra produksi di kecamatan Blang
Pegayon.

Produksi Tanaman
Perkebunan
Komoditas tanaman perkebunan terbanyak
di Kabupaten Gayo Lues pada tahun 2016

adalah serehwangi sebanyak 2.216,35 ton
dengan sentra produksi yang merata di
semua kecamatan. Selanjutnya adalah kopi
dan kakao masing-masing sebanyak 1.400
ton dan 1.100 ton. Berikutnya ialah nilam
sebanyak 41,54 ton dengan sentra produksi
di Kec. Terangun.

Peternakan
Populasi ternak Besar di Kabupaten Gayo
Lues pada tahun 2016 didominasi oleh
ternak sapi sebanyak 6.066 ekor dan
kerbau sebanyak 5.352 ekor dengan sentra
peternakan di Kec. Blangkejeren dan
Terangun.

Populasi Unggas di Kabupaten Gayo
Lues pada tahun 2016 paling banyak
berupa ayam kampung sebanyak
59.927 ekor dengan sentra lokasi di

Kec. Blangkejeren.

Pada tahun 2016, produksi perikanan
khususnya perikanan air tawar di
Kabupaten Gayo Lues sebesar 327,24
ton. Produksi ikan Mujair sebesar
511,20 ton Produksi Lele 7,92 ton dan
Ikan Gabus 5,40 ton.

Pariwisata
AIR TERJUN REREBE

KEDAH

Terletak di Kampung Rerebe, Kecamatan
Tripa Jaya

BUKIT CINTA

Ancaman Bencana

• Secara geografi dan geologi wilayah Kabupaten Gayo Lues merupakan wilayah
rawan bencana , khususnya bencana gempa, pergerakan tanah, banjir dan longsor,
terlebih wilayah ini secara geologi terhubung dengan percabangan patahan
semangko.
• Bencana alam yang paling sering terjadi di Kabupaten Gayo Lues adalah longsor
dan banjir. Longsor pada umumnya terjadi pada topografi curam akibat
menurunnya kemampuan tanah menyimpan dan menahan air sehingga pada saat
intensitas curah hujan di atasnya tinggi terjadi perpindahan massa tanah (landslide)
dengan volume yang tinggi
• Demikian halnya dengan banjir, disebabkan menurunnya daya simpan terhadap air
akibat menurunnya fungsi hutan sebagai penyimpan air ditambah daerah
tangkapan air yang sempit serta drainase yang jelek di kawasan terbangun.
Kawasan rawan banjir tidak ditemui secara permanen di Kabupaten Gayo Lues.
Hanya pada beberapa daerah yang dilalui oleh sungai-sungai besar di wilayah
Kabupaten Gayo Lues, yaitu Aih Tripe dimana bencana banjir yang terjadi hanya
sesaat.

Rancangan Pembangunan
Jangka Panjang
• Pengembangan wilayah merupakan rangkaian upaya untuk mencapai suatu
perkembangan sesuai dengan yang dibutuhkan wilayah terkait. Dalam pengembangan
wilayah ingin dicapai keterpaduan dalam penggunaan berbagai sumberdaya, mengikat
dan menyeimbangkan pembangunan dalam satu kesatuan wilayah, meningkatkan
keserasian antar kawasan dan keterpaduan antar sektor pembangunan dengan prinsip
pembangunan yang berkelanjutan.
• Permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan wilayah adalah sumberdaya yang
terbatas, tetapi kebutuhan pembangunan banyak, oleh karena itu ruang untuk
mempertemukan kebutuhan dan keterbatasan harus direncanakan secara matang.
Kesamaan geografis dan karakteristik wilayah di Kabupaten Gayo Lues menyebabkan
keseragaman potensi sumber daya alam. Kabupaten Gayo Lues memiliki potensi besar
di sektor kehutanan, pertanian, perkebunan, pertambangan dan energi. Penggalian
potensi tersebut akan melahirkan potensi berikutnya yaitu di sektor jasa, perdagangan
dan industri, bahkan pariwisata.

STRENGTH

OPORTUNITY

Potensi Sumber Daya Alam di
dukung oeh kondisi fisiografi dan
faktor klimatik sehingga sektor
pariwisata alam dan pertanian
menjadi komoditas utama dalam
perkembangan ekonomi daerah

• Perkembangan
sektor
pariwisata menjadi lebih
dikenal, khususnya di sekotr
pariwisata alam
• Pengembangan wilayah Gayo
Lues sebagai laboratorium
bencana

WEAKNESS
• Lemahnya peran pemerntah
dalam
membangun
pendidikan
• Rendahnya IPM Gayo Lues

THREAT
• Ancaman
bencana
yang
disebabkan oleh adanya
sistem patah sesar Semangko

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB ORANG TUA MENIKAHKAN ANAK PEREMPUANYA PADA USIA DINI ( Studi Deskriptif di Desa Tempurejo, Kecamatan Tempurejo, Kabupaten Jember)

12 105 72