LAPORAN HASIL PENGAMATAN KEGIATAN KEDOK
“LAPORAN HASIL PENGAMATAN
KEGIATAN KEDOKTERAN KERJA”
TUGAS SISTEM KEDOKTERAN KOMUNITAS
JUDUL : DIAGNOSIS PENYAKIT AKIBAT KERJA PADA
PENJUAL MAINAN PIKUL KELILING
Dosen Pembimbing
dr. Pitut Aprilia
Oleh :
Ade Fauzan
NIM 201273001
Tommy Prayoga NIM 2012730105
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2015
KATA PENGANTAR
Segala Puji bagi Allah SWT, Shalawat dan Salam kami panjatkan bagi Nabi Besar kita
Nabi Muhammad SAW. Dalam mengikuti kegiatan Sistem Kedokteran Komunitas kami sebagai
Mahasiswa di tuntut agar bisa memahami dan menerapkan ilmu tersebut dalam praktik
kedokteran nanti setelah menyelesaikan masa pendidikan di bangku perkuliahan.
Dalam laporan ini penulis membahas mengenai Kedokteran Kerja, yang dijelaskan cara
melakukan diagnosis penyakit akibat kerja, faktor resiko yang dihadapi pekerja, bahaya potensial
akibat jenis pekerjaan yang dilakukan, serta K3 ( Kesehatan dan Keselamatan Kerja) dengan
jenis Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai kriteria pekerjaannya.
Adapun, unsur yang harus diperhatikan saat mengamati pada tempat kerja ialah : faktor
1) personnel meliputi, faktor usia, masa kerja, pendidikan, Indeks masa tubuh, faktor
kesehatan,perilaku 2) Equipment
meliputi, alat yang digunakan yang dapat menyebabkan
kecelakaan dalam kerja 3) Material penggunaan bahan baku yang berbahaya 4) Environment
merupakan dampak dari lingkungan ; faktor fisik, kimawi, ergonomic, biologis, psikososial.
Penulis berharap semoga hasil dari laporan ini dapat bermanfaat bagi diri penulis sendiri
dan orang lain, sehingga diharapkan lebih banyak masyarakat yang lebih sadar bahwa setiap
pekerjaan memiliki resiko dan potensi bahaya. Bahwa penting sekali dalam melakukan pekerjaan
diperhatikan aspek-aspek yang dapat melindungi diri sehingga tidak membawa dampak penyakit
dimasa mendatang sehingga proktuvitas dapat terganggu dan biaya untuk berobat / perawatan
tidak sebanding dengan hasil yang diperoleh dari tempat kita bekerja.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada keluarga, dosen-dosen
pembimbing dan sahabat – sahabat di fakultas kedokteran Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Penulis
Jakarta Mei 2012
BAB I
PENDAHULUAN
Kebutuhan masyarakat akan pelayanan kedokteran yang bermutu dan manusiawi sudah
tidak dapat di tunda lagi. Hal ini mengingat bahwa pelayanan kedokteran meskipun berkembang
pesat, tetapi semakin terkotak-kotak dengan munculnya berbagai spesialisasi dan subspesialisasi.
Lebih parah lagi, semakin berkembangnya komersialisasi pelayanan kesehatan dan kedokteran,
menurunnya etos profesionalisme serta banyak di temukan berbagai pelanggaran norma dan
etika kedokteran.
Pelayanan kuratif yang dianggap lebih menguntungkan justru berkembang pesat.
Pendekatan yang di anut lebih ke arah pendekatan individu,
salah satunya adalah Ilmu
Kedokteran Kerja , sebenarnya Ilmu Kedokteran Kerja hampir sama dengan ilmu kedokteran
biasa hanya saja dalam ilmu kedokteran kerja ini digunakan kemampuan untuk melihat potensi
dan faktor resiko dari pekerjaan yang dapat mengakibatkan penyakit akibat kerja ,serta
dibutuhkan improfisasi dalam melakukan kedokteran kerja.
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan instrumen yang memproteksi pekerja,
perusahaan, lingkungan hidup, dan masyarakat sekitar dari bahay akibat kecelakaan kerja.
Perlindungan tersebut merupakan hak asasi yang wajib dipenuhi oleh perusahaan. K3 bertujuan
mencegah, mengurangi bahkan menihilkan resiko kecelakaan kerja (zero accident). Penerapan
konsep ini tidak boleh dianggap sebagai upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja yang menghabiskan banyak biaya. Melainkan harus dianggap sebagai bentuk investasi
jangka panjang yang memberikan keuntungan yang berlimpah pada masa yang akan datang.
K3 dapat melakukan pencegahan dan pemberantasan penyakit akibat kerja, misalnya
kebisingan, pencahayaan (sinar), getran, kelembaban udara, dan hal-hal lain yang menyebabkan
kerusakan pada pendengaran, gangguan pernapasan, kerusakan paru-paru, kebutaan, kerusakan
jaringan tubuh akibat sinar UV, percikan benda panas ,dan lain-lain. K3 dalam konteks kerja
berkaitan dengan waktu dan shift dalam bekerja, waktu rekreasi dan libur dan waktu pergantian
dalam shift bekerja.
Diperkirakan kerugian tidak langsung dari seluruh sektor formal adalah lebih dari Rp.2
triliun di mana sebagian besar merupakan kerugiandunia usaha. Dengan kata lain inilah
hilangnya produktivitas dunia usaha karena faktor K3. Begitu pula survei ILO menyatakan
bahwa dari tingkat “Competitiveness” karena faktor K3 indonesia adalah negara ke 2 dari bawah
dari lebih 100 negara yang disurvei.
1.1 Pedagang keliling
A. Pengertian pedagang keliling
Pedagang keliling adalah pedagang yang menjual dagangannya dengan cara berkeliling di
perumahan atau perkampungan. Pedagang keliling menjajakan barang dagangannya
dengan berbagai cara. Ada yang berjalan kaki, menggunakan keranjang yang dipikul,
memakai gerobak, atau menggunakan kendaraan. Misalnya, sepeda, sepeda motor, atau
mobil. Barang-barang yang diperjualbelikan di antaranya adalah sayur mayur, roti,
jagung rebus, peralatan rumah tangga, dan minuman. Cara menjajakan dagangan yang
dilakukan oleh pedagang keliling ada bermacam-macam. Ada yang berkeliling sambil
berteriak, menggunakan bunyi dari bel sepeda, atau menggunakan ketukan mangkuk.
Cara-cara tersebut dilakukan untuk menarik minat para pembeli.
Hasil Pengamatan Terhadap Kegiatan Usaha
1. Jenis Pengamatan
: Kunjungan
2. Cara Pengamatan
: Wawancara dan laporan
3. Jenis Usaha
: Pedagang mainan pikul keliling
4. Waktu Pelaksanaan
: jumat, 8 mei 2015
5. Lokasi
:
Adapun topik yang saya pilih dalam pengerjaan tugas Field Trip Sistem Kedokteran
Komunitas adalah mengenai “Kedokteran Kerja” yang membahas Diagnosis Penyakit Akibat
Kerja (PAK) , Pencegahan PAK, Kegiatan Penunjang dalam pencegahan PAK dan
Pengendalian Faktor Resiko Potensial.
Dalam tugas ini saya melakukan diagnosis Penyakit Akibat Kerja kepada penjual mainan
pikul keliling. Dalam sehari beliau dapat berjalan15 km sehari hanya untuk berdagang mainan.
Berikut ini adalah deskripsi waktu kerja Pak Wawan :
Pagi
: pukul 08.00-12.00 WIB
Istirahat
: pukul 12.00-13.00 WIB
Siang
: pukul 15.00-18.00 WIB
Saat mengamati pekerjaan Pak Wawan hanya menggunakan alat pelindung diri berupa topi
dan sandal jepit. Kemudian saya mencoba untuk bertanya kepada bapak Wawan, APD (Alat
pelindung Diri) apa yang harusnya bapak gunakan. Pak Wawan berkata “ seharusnya saya
bekerja menggunakan baju lengan panjang, masker dan alas kaki yang memadai.”
Setelah saya bertanya kepada bapak wawan ternyata Bahaya Potensi akibat berdagang
pikul keliling sangat tinggi karena APD yang digunakan tidak sesuai dan jarang digunakan.
Selain itu karena terlalu lama memikul menyebabkan pegel pegel di bahu dan karena berjalan
jauh menyebabkan nyeri di lutut dan bengkak di tungkai bawah. Resiko kecelakaan kerja juga
cukup tinggi karena kurangnya kesadaran akan pentingnya menggunakan alat pengaman diri
dalam pekerjaannya, mungkin faktor pendidikan bapak Wawan kurang mendapatkan informasi
bagaimana melakukan tindakan dan pekerjaan yang aman dan baik.
Kebisaan yang kurang baik untuk menjaga kesehatan pada Pak Wawan adalah
“Kebiasaan Merokok” kebiasaan merokok ini yang akan menyebabkan kerja dari Pak Wawan
menjadi berat sehingga kadang-kadang mengalami batuk dan sesak nafas.
Terkadang kebiasaan yang kurang minum air putih badan pak Wawan sering menjadi
lemas, terkadang bapak Wawan juga tidak sarapan pada pagi hari. Jika hal ini dibiarkan kondisi
kesehatan akan terganggu dan produktivitas bekerja bapak wawan akan menurun serta hal yang
tidak diharapkan lainnya seperti kecelakaan saat bekerja, penyakit yang timbul pada waktu yang
lama seperti terkena paparan debu dan beban yang di pikulnya.
BAB II
PEMBAHASAN
STATUS KESEHATAN PENDERITA
( DIAGNOSIS PENYAKIT AKIBAT KERJA )
1. Identitas Penderita
Nama
Umur
Kedudukan Keluarga
Jenis kelamin
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Status
Tanggal kunjungan
: Wawan
: 47 tahun
: KK
: laki-laki
: islam
: SD
: pedagang mainan pikul
: menikah
: 8 mei 2015
2. Riwayat Penyakit
Keluhan utama
Riwayat penyakit sekarang
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit keluarga
: pegel di bahu, punggung dan kaki sejak 6 tahun lalu
: setiap hari berdagang mainan 10 jam, mengeluh nyeri
punggung ketika memikul mainan dan pegel di kaki ketika
berjalan
::-
3. Riwayat pekerjaan
1. Jenis pekerjaan : Pedagang mainan pikul
Jenis pekerjaan
Pedagang mainan
pikul
Bahan yang
digunakan
Pikul mainan, sandal
jepit, topi
Tempat kerja
Lama kerja
SD 1 Ciputat
10 jam
2. Uraian tugas pekerjaan
Bangun jam 07.00. ngopi dan santai santai dengan teman sampai jam 8.00. kemudian jam
9.00 berangkat berdagang dengan jalan kaki ke SD, mangkal di SD sampai jam 11.00,
setelah itu makan di warung, biasanya pak Wawan makan mie dan sayur. Jam 12.00
mulai dagang lagi keliling kampung memikul dagangannya kurang lebih 50 kg sejauh 7
km. jam 15.00 istirahat dan mangkal lagi di SD sampai jam 16.30, setelah itu keliling lagi
dan pulang ke rumah jam 18.00
3. Bahaya potesial
1.
Urutan kegiatan
2.
Alat pelindung diri
3.
Bahaya potensial
myalgia
:
: sandal jepit dan topi
: fisik
: cidera otot bahu,punggung,sendi kaki,
Biologi
: batuk, pilek
Kimia
: keracunan gas monoksida
Ergonomi : low back pain, edema pada tungkai bawah
Psikososial : stres
4.
Gangguan kesehatan
yang mungkin
timbul
: osteoarthritis, pegel, linu, myalgia, edema tungkai bawah
5.
Resiko kecelakaan
kerja
: jatuh, kaki terkilir, gangguan kulit, dehidrasi, stres
4. Pemeriksaan :
A. Pemeriksaan fisik
1. keadaan umum
2. Tanda vital
3. keadaan gizi
1)
: komposmetis
: - tekanan darah : 140/80
- frekuensi nadi : 80 kali/menit
-frekuensi nafas : 20 kali/menit
- suhu
: 37
: - BB
: 65 kg
- TB
: 163 cm
- BMI
: 64 / (1,63)2 = 24,15 ( over weight )
- kesan
: gizi normal
B. Pemeriksaan klinis
Kelenjar limph :
- Leher
: Normal
- Axilla
: Normal
- Groin
: Normal
- Inguinal: Normal
2)
3)
4)
Mata :
- Pupil
: bulat isokor
- Reflex cahaya
: postif
- Sklera
: normal
- Konjungtiva
: normal
- Bola mata
: normal
- Visus
:
- Persepsi warna
: baik
Hidung:
- Septum nasi : normal
- Mukosa
: baik
- Penciuman
: normosmik/normosmik
Gigi / Gusi : Baik
- 87654321
-87654321
- 87654321
-87654321
- Pada pasien terdapat gigi tetap dengan jumlah 32
Tiap setengah rahang terdapat : 8 buah gigi yaitu, 2 gigi insivus
(gigi seri), 1 kaninus (taring), 2 premolar (yang menggantikan gigi
5)
6)
7)
8)
9)
10)
11)
susu) gigi molar/geraham
Tenggorokan :
(pharing/nasopharing/laring/tonsil) normal
Leher :
Kelenjar thyroid normal / JVP normal
Thorak :
Paru-paru (ronkhi) / jantung dalam batas normal
Abdomen :
Hati/limfa (tidak terdapat pembesaran)
Genito urinary
: Normal
Anorectal
: Normal
Ekstremitas & muscular sistem :
tangan
Otot
kekuatan
Tulang
Sensoris
Lain-lain (tendon)
kanan
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
kiri
normal
normal
normal
normal
normal
kaki
Otot
kanan
Normal
kiri
normal
kekuatan
Tulang
Sensoris
Lain-lain (tendon)
1)
2)
3)
4)
5)
Normal
Normal
Normal
Normal
normal
normal
normal
normal
Refleks fisiologi : tendon (baik)
refleks patologis : Babinsky (negatif)
Kulit
: terdapat luka lecet pada lutut kanan
Status lokalis : Resume lain yang didapat : -
5. Pemeriksaan Laboratorium : ( tidak dilakukan )
a. Laboratorium rutin
Darah : tidak dilakukan
1. Pemeriksaan laju endap darah (-)
2. Pemeriksaan blood cell : (-)
- Pemeriksaan konsentrasi hemoglobin (-)
- Periksaan Sel Darah Putih (-)
- Platelet time (-)
- Hitung hematocrit (-)
Urin :tidak dilakukan
1. Pemeriksaan Fisik (meliputi pemeriksaan warna, kekeruhan, berat jenis, volume)
2. Pemeriksaan Kimiawi (meliputi pemeriksaan spesific gravity, pH, Blood,
Leukocyte esterase, Nitrit,
protein, glukosa, Keton, Bilirubin & Urobilinogen )
3. Pemeriksaan Mikroskopik (White blood cells, Red blood Cells, Epithelial cells,
crystal, bacteria
Feces : Tidak dilakukan
1. Pemeriksaan Makroskopik : warna, konsistensi, bentuk
2. Microscopik :melihat ada tropozoit, telur parasit, maupun telur cacing.
Pemeriksaan ini juga dilakukan untuk melihat leukosit dalam feses
b. Laboratorium khusus (tidak dilakukan)
Fungsi Hati (lever): Bilirubin, SGOT, SGPT, Protein, Albumin, Alkali fosfatase.
Fungsi Ginjal: Kreatinin, Ureum, Asam Urat.
Pemeriksaan lemak : trigliserida, Kolesterol total, kolesterol HDL dan
Kolesterol
LDL.
Pemeriksaan elektrolit : Natrium, Kalium, Klorida, Kalsium dan Magnesium
menggambarkan keadaan keseimbangan elektrolit cairan tubuh.
c. Pemeriksaan radiologis
Foto Rontgen thorax PA/lateral
d. Pemeriksaan Non-Lab
Spirometri:
- melihat fungsi paru
- fungsi yang terganggu belum tentu terlihat pada gambaran anatomis
Audiometri: - dilakukan untuk medical check up
- jenis gangguan pendengaran
- fungsi dari telinga
6. Analisis hubungan pekerjaan dengan penyakit yang diderita
1. Pemeriksaan ruang/tempat kerja :
Pak Wawan bekerja dengan cara berkeliling kampung dengan memikul barang
dagangannya
2. Pembuktian hubungan penyakit dengan bekerja:
Pasien bekerja sebagai pedagang pikul mainan keliling. APD yang
digunakan pasien tidak memadai. Keluhan yang ia derita berkurang ketika
menghentikan pekerjaannya. Keluhan lain berupa batuk-pilek, edema tungkai
bawah.
3. Pembuktian tidak adanya hubungan penyakit dengan penyebab di luar pekerjaan :
Aktifitas di luar pekerjaan selain berdagang mainan tidak ada. Bapak Wawan
selama 6 tahun sudah menjalani pekerjaan ini dan beliau tidak memiliki pekerjaan
lain
7. Menegakkan Diagnosa Penyakit Akibat Kerja
Diagnosa Kerja :
Myialgia
Diagnosa Differensial :
Myialgia
Low back pain
Edema tungkai bawah
Osteoarthritis
ISPA
Diagnosis okupasi
M79.1 : suspect myalgia
Kategori Kesehatan
Kesehatan baik
8. Prognosa
Ad vitam
:Ad Bonam (menyangkut kehidupan)
Ad sanasionam : Ad Bonam (menyangkut kesembuhan)
Ad fungsionam : Ad Bonam (menyangkut fugsional)
Prognosa okupasi : Ad Bonam
Jenis Permasalahan
Rencana Tindakan
Target Waktu dan
Penggunaan beban berat
Mengurangi beban berat
Evaluasi
I bulan
saat bekerja
Waktu bekerja yang padat
yang di pikul.
Meyisihkan waktu untuk
keluarga
Pemecahan Masalah
Untuk Pak Wawan, kami menyarankan agar bekerja dengan mengurangi beban yang di pikulnya,
menggunakan masker saat bekerja, dan mengguakan baju lengan panjang saat bekerja, agar tidak
terkena myalgia, ISPA ataupun low back pain.
Untuk menghindari stress di sarankan untuk menyisihkan waktu dengan keluarga dan
kerabatnya.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Pak Wawan sudah mengetahui alat pelindung diri yang harus digunakan untuk
menghindari dari bahaya, beliau bekerja 10 jam sehari ( sudah melebihi batas yang hanya
8 jam ). Disini kami menduga pak Wawan beresiko terkena myalgia dan low back pain
karena berdasarkan penilaian kami dari segi fisik, biologis, kimia, dan ergonomi,
psikososial.
B. Saran
kami lebih menekankan edukasi kepada Pak Wawan agar mengurangi beban
dagangannya. Setiap bekerja diharapkan memakai masker, baju panjang agar mengurangi
paparan sinar matahari dan meggunakan alas kaki
Lampiran
KEGIATAN KEDOKTERAN KERJA”
TUGAS SISTEM KEDOKTERAN KOMUNITAS
JUDUL : DIAGNOSIS PENYAKIT AKIBAT KERJA PADA
PENJUAL MAINAN PIKUL KELILING
Dosen Pembimbing
dr. Pitut Aprilia
Oleh :
Ade Fauzan
NIM 201273001
Tommy Prayoga NIM 2012730105
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2015
KATA PENGANTAR
Segala Puji bagi Allah SWT, Shalawat dan Salam kami panjatkan bagi Nabi Besar kita
Nabi Muhammad SAW. Dalam mengikuti kegiatan Sistem Kedokteran Komunitas kami sebagai
Mahasiswa di tuntut agar bisa memahami dan menerapkan ilmu tersebut dalam praktik
kedokteran nanti setelah menyelesaikan masa pendidikan di bangku perkuliahan.
Dalam laporan ini penulis membahas mengenai Kedokteran Kerja, yang dijelaskan cara
melakukan diagnosis penyakit akibat kerja, faktor resiko yang dihadapi pekerja, bahaya potensial
akibat jenis pekerjaan yang dilakukan, serta K3 ( Kesehatan dan Keselamatan Kerja) dengan
jenis Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai kriteria pekerjaannya.
Adapun, unsur yang harus diperhatikan saat mengamati pada tempat kerja ialah : faktor
1) personnel meliputi, faktor usia, masa kerja, pendidikan, Indeks masa tubuh, faktor
kesehatan,perilaku 2) Equipment
meliputi, alat yang digunakan yang dapat menyebabkan
kecelakaan dalam kerja 3) Material penggunaan bahan baku yang berbahaya 4) Environment
merupakan dampak dari lingkungan ; faktor fisik, kimawi, ergonomic, biologis, psikososial.
Penulis berharap semoga hasil dari laporan ini dapat bermanfaat bagi diri penulis sendiri
dan orang lain, sehingga diharapkan lebih banyak masyarakat yang lebih sadar bahwa setiap
pekerjaan memiliki resiko dan potensi bahaya. Bahwa penting sekali dalam melakukan pekerjaan
diperhatikan aspek-aspek yang dapat melindungi diri sehingga tidak membawa dampak penyakit
dimasa mendatang sehingga proktuvitas dapat terganggu dan biaya untuk berobat / perawatan
tidak sebanding dengan hasil yang diperoleh dari tempat kita bekerja.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada keluarga, dosen-dosen
pembimbing dan sahabat – sahabat di fakultas kedokteran Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Penulis
Jakarta Mei 2012
BAB I
PENDAHULUAN
Kebutuhan masyarakat akan pelayanan kedokteran yang bermutu dan manusiawi sudah
tidak dapat di tunda lagi. Hal ini mengingat bahwa pelayanan kedokteran meskipun berkembang
pesat, tetapi semakin terkotak-kotak dengan munculnya berbagai spesialisasi dan subspesialisasi.
Lebih parah lagi, semakin berkembangnya komersialisasi pelayanan kesehatan dan kedokteran,
menurunnya etos profesionalisme serta banyak di temukan berbagai pelanggaran norma dan
etika kedokteran.
Pelayanan kuratif yang dianggap lebih menguntungkan justru berkembang pesat.
Pendekatan yang di anut lebih ke arah pendekatan individu,
salah satunya adalah Ilmu
Kedokteran Kerja , sebenarnya Ilmu Kedokteran Kerja hampir sama dengan ilmu kedokteran
biasa hanya saja dalam ilmu kedokteran kerja ini digunakan kemampuan untuk melihat potensi
dan faktor resiko dari pekerjaan yang dapat mengakibatkan penyakit akibat kerja ,serta
dibutuhkan improfisasi dalam melakukan kedokteran kerja.
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan instrumen yang memproteksi pekerja,
perusahaan, lingkungan hidup, dan masyarakat sekitar dari bahay akibat kecelakaan kerja.
Perlindungan tersebut merupakan hak asasi yang wajib dipenuhi oleh perusahaan. K3 bertujuan
mencegah, mengurangi bahkan menihilkan resiko kecelakaan kerja (zero accident). Penerapan
konsep ini tidak boleh dianggap sebagai upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja yang menghabiskan banyak biaya. Melainkan harus dianggap sebagai bentuk investasi
jangka panjang yang memberikan keuntungan yang berlimpah pada masa yang akan datang.
K3 dapat melakukan pencegahan dan pemberantasan penyakit akibat kerja, misalnya
kebisingan, pencahayaan (sinar), getran, kelembaban udara, dan hal-hal lain yang menyebabkan
kerusakan pada pendengaran, gangguan pernapasan, kerusakan paru-paru, kebutaan, kerusakan
jaringan tubuh akibat sinar UV, percikan benda panas ,dan lain-lain. K3 dalam konteks kerja
berkaitan dengan waktu dan shift dalam bekerja, waktu rekreasi dan libur dan waktu pergantian
dalam shift bekerja.
Diperkirakan kerugian tidak langsung dari seluruh sektor formal adalah lebih dari Rp.2
triliun di mana sebagian besar merupakan kerugiandunia usaha. Dengan kata lain inilah
hilangnya produktivitas dunia usaha karena faktor K3. Begitu pula survei ILO menyatakan
bahwa dari tingkat “Competitiveness” karena faktor K3 indonesia adalah negara ke 2 dari bawah
dari lebih 100 negara yang disurvei.
1.1 Pedagang keliling
A. Pengertian pedagang keliling
Pedagang keliling adalah pedagang yang menjual dagangannya dengan cara berkeliling di
perumahan atau perkampungan. Pedagang keliling menjajakan barang dagangannya
dengan berbagai cara. Ada yang berjalan kaki, menggunakan keranjang yang dipikul,
memakai gerobak, atau menggunakan kendaraan. Misalnya, sepeda, sepeda motor, atau
mobil. Barang-barang yang diperjualbelikan di antaranya adalah sayur mayur, roti,
jagung rebus, peralatan rumah tangga, dan minuman. Cara menjajakan dagangan yang
dilakukan oleh pedagang keliling ada bermacam-macam. Ada yang berkeliling sambil
berteriak, menggunakan bunyi dari bel sepeda, atau menggunakan ketukan mangkuk.
Cara-cara tersebut dilakukan untuk menarik minat para pembeli.
Hasil Pengamatan Terhadap Kegiatan Usaha
1. Jenis Pengamatan
: Kunjungan
2. Cara Pengamatan
: Wawancara dan laporan
3. Jenis Usaha
: Pedagang mainan pikul keliling
4. Waktu Pelaksanaan
: jumat, 8 mei 2015
5. Lokasi
:
Adapun topik yang saya pilih dalam pengerjaan tugas Field Trip Sistem Kedokteran
Komunitas adalah mengenai “Kedokteran Kerja” yang membahas Diagnosis Penyakit Akibat
Kerja (PAK) , Pencegahan PAK, Kegiatan Penunjang dalam pencegahan PAK dan
Pengendalian Faktor Resiko Potensial.
Dalam tugas ini saya melakukan diagnosis Penyakit Akibat Kerja kepada penjual mainan
pikul keliling. Dalam sehari beliau dapat berjalan15 km sehari hanya untuk berdagang mainan.
Berikut ini adalah deskripsi waktu kerja Pak Wawan :
Pagi
: pukul 08.00-12.00 WIB
Istirahat
: pukul 12.00-13.00 WIB
Siang
: pukul 15.00-18.00 WIB
Saat mengamati pekerjaan Pak Wawan hanya menggunakan alat pelindung diri berupa topi
dan sandal jepit. Kemudian saya mencoba untuk bertanya kepada bapak Wawan, APD (Alat
pelindung Diri) apa yang harusnya bapak gunakan. Pak Wawan berkata “ seharusnya saya
bekerja menggunakan baju lengan panjang, masker dan alas kaki yang memadai.”
Setelah saya bertanya kepada bapak wawan ternyata Bahaya Potensi akibat berdagang
pikul keliling sangat tinggi karena APD yang digunakan tidak sesuai dan jarang digunakan.
Selain itu karena terlalu lama memikul menyebabkan pegel pegel di bahu dan karena berjalan
jauh menyebabkan nyeri di lutut dan bengkak di tungkai bawah. Resiko kecelakaan kerja juga
cukup tinggi karena kurangnya kesadaran akan pentingnya menggunakan alat pengaman diri
dalam pekerjaannya, mungkin faktor pendidikan bapak Wawan kurang mendapatkan informasi
bagaimana melakukan tindakan dan pekerjaan yang aman dan baik.
Kebisaan yang kurang baik untuk menjaga kesehatan pada Pak Wawan adalah
“Kebiasaan Merokok” kebiasaan merokok ini yang akan menyebabkan kerja dari Pak Wawan
menjadi berat sehingga kadang-kadang mengalami batuk dan sesak nafas.
Terkadang kebiasaan yang kurang minum air putih badan pak Wawan sering menjadi
lemas, terkadang bapak Wawan juga tidak sarapan pada pagi hari. Jika hal ini dibiarkan kondisi
kesehatan akan terganggu dan produktivitas bekerja bapak wawan akan menurun serta hal yang
tidak diharapkan lainnya seperti kecelakaan saat bekerja, penyakit yang timbul pada waktu yang
lama seperti terkena paparan debu dan beban yang di pikulnya.
BAB II
PEMBAHASAN
STATUS KESEHATAN PENDERITA
( DIAGNOSIS PENYAKIT AKIBAT KERJA )
1. Identitas Penderita
Nama
Umur
Kedudukan Keluarga
Jenis kelamin
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Status
Tanggal kunjungan
: Wawan
: 47 tahun
: KK
: laki-laki
: islam
: SD
: pedagang mainan pikul
: menikah
: 8 mei 2015
2. Riwayat Penyakit
Keluhan utama
Riwayat penyakit sekarang
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit keluarga
: pegel di bahu, punggung dan kaki sejak 6 tahun lalu
: setiap hari berdagang mainan 10 jam, mengeluh nyeri
punggung ketika memikul mainan dan pegel di kaki ketika
berjalan
::-
3. Riwayat pekerjaan
1. Jenis pekerjaan : Pedagang mainan pikul
Jenis pekerjaan
Pedagang mainan
pikul
Bahan yang
digunakan
Pikul mainan, sandal
jepit, topi
Tempat kerja
Lama kerja
SD 1 Ciputat
10 jam
2. Uraian tugas pekerjaan
Bangun jam 07.00. ngopi dan santai santai dengan teman sampai jam 8.00. kemudian jam
9.00 berangkat berdagang dengan jalan kaki ke SD, mangkal di SD sampai jam 11.00,
setelah itu makan di warung, biasanya pak Wawan makan mie dan sayur. Jam 12.00
mulai dagang lagi keliling kampung memikul dagangannya kurang lebih 50 kg sejauh 7
km. jam 15.00 istirahat dan mangkal lagi di SD sampai jam 16.30, setelah itu keliling lagi
dan pulang ke rumah jam 18.00
3. Bahaya potesial
1.
Urutan kegiatan
2.
Alat pelindung diri
3.
Bahaya potensial
myalgia
:
: sandal jepit dan topi
: fisik
: cidera otot bahu,punggung,sendi kaki,
Biologi
: batuk, pilek
Kimia
: keracunan gas monoksida
Ergonomi : low back pain, edema pada tungkai bawah
Psikososial : stres
4.
Gangguan kesehatan
yang mungkin
timbul
: osteoarthritis, pegel, linu, myalgia, edema tungkai bawah
5.
Resiko kecelakaan
kerja
: jatuh, kaki terkilir, gangguan kulit, dehidrasi, stres
4. Pemeriksaan :
A. Pemeriksaan fisik
1. keadaan umum
2. Tanda vital
3. keadaan gizi
1)
: komposmetis
: - tekanan darah : 140/80
- frekuensi nadi : 80 kali/menit
-frekuensi nafas : 20 kali/menit
- suhu
: 37
: - BB
: 65 kg
- TB
: 163 cm
- BMI
: 64 / (1,63)2 = 24,15 ( over weight )
- kesan
: gizi normal
B. Pemeriksaan klinis
Kelenjar limph :
- Leher
: Normal
- Axilla
: Normal
- Groin
: Normal
- Inguinal: Normal
2)
3)
4)
Mata :
- Pupil
: bulat isokor
- Reflex cahaya
: postif
- Sklera
: normal
- Konjungtiva
: normal
- Bola mata
: normal
- Visus
:
- Persepsi warna
: baik
Hidung:
- Septum nasi : normal
- Mukosa
: baik
- Penciuman
: normosmik/normosmik
Gigi / Gusi : Baik
- 87654321
-87654321
- 87654321
-87654321
- Pada pasien terdapat gigi tetap dengan jumlah 32
Tiap setengah rahang terdapat : 8 buah gigi yaitu, 2 gigi insivus
(gigi seri), 1 kaninus (taring), 2 premolar (yang menggantikan gigi
5)
6)
7)
8)
9)
10)
11)
susu) gigi molar/geraham
Tenggorokan :
(pharing/nasopharing/laring/tonsil) normal
Leher :
Kelenjar thyroid normal / JVP normal
Thorak :
Paru-paru (ronkhi) / jantung dalam batas normal
Abdomen :
Hati/limfa (tidak terdapat pembesaran)
Genito urinary
: Normal
Anorectal
: Normal
Ekstremitas & muscular sistem :
tangan
Otot
kekuatan
Tulang
Sensoris
Lain-lain (tendon)
kanan
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
kiri
normal
normal
normal
normal
normal
kaki
Otot
kanan
Normal
kiri
normal
kekuatan
Tulang
Sensoris
Lain-lain (tendon)
1)
2)
3)
4)
5)
Normal
Normal
Normal
Normal
normal
normal
normal
normal
Refleks fisiologi : tendon (baik)
refleks patologis : Babinsky (negatif)
Kulit
: terdapat luka lecet pada lutut kanan
Status lokalis : Resume lain yang didapat : -
5. Pemeriksaan Laboratorium : ( tidak dilakukan )
a. Laboratorium rutin
Darah : tidak dilakukan
1. Pemeriksaan laju endap darah (-)
2. Pemeriksaan blood cell : (-)
- Pemeriksaan konsentrasi hemoglobin (-)
- Periksaan Sel Darah Putih (-)
- Platelet time (-)
- Hitung hematocrit (-)
Urin :tidak dilakukan
1. Pemeriksaan Fisik (meliputi pemeriksaan warna, kekeruhan, berat jenis, volume)
2. Pemeriksaan Kimiawi (meliputi pemeriksaan spesific gravity, pH, Blood,
Leukocyte esterase, Nitrit,
protein, glukosa, Keton, Bilirubin & Urobilinogen )
3. Pemeriksaan Mikroskopik (White blood cells, Red blood Cells, Epithelial cells,
crystal, bacteria
Feces : Tidak dilakukan
1. Pemeriksaan Makroskopik : warna, konsistensi, bentuk
2. Microscopik :melihat ada tropozoit, telur parasit, maupun telur cacing.
Pemeriksaan ini juga dilakukan untuk melihat leukosit dalam feses
b. Laboratorium khusus (tidak dilakukan)
Fungsi Hati (lever): Bilirubin, SGOT, SGPT, Protein, Albumin, Alkali fosfatase.
Fungsi Ginjal: Kreatinin, Ureum, Asam Urat.
Pemeriksaan lemak : trigliserida, Kolesterol total, kolesterol HDL dan
Kolesterol
LDL.
Pemeriksaan elektrolit : Natrium, Kalium, Klorida, Kalsium dan Magnesium
menggambarkan keadaan keseimbangan elektrolit cairan tubuh.
c. Pemeriksaan radiologis
Foto Rontgen thorax PA/lateral
d. Pemeriksaan Non-Lab
Spirometri:
- melihat fungsi paru
- fungsi yang terganggu belum tentu terlihat pada gambaran anatomis
Audiometri: - dilakukan untuk medical check up
- jenis gangguan pendengaran
- fungsi dari telinga
6. Analisis hubungan pekerjaan dengan penyakit yang diderita
1. Pemeriksaan ruang/tempat kerja :
Pak Wawan bekerja dengan cara berkeliling kampung dengan memikul barang
dagangannya
2. Pembuktian hubungan penyakit dengan bekerja:
Pasien bekerja sebagai pedagang pikul mainan keliling. APD yang
digunakan pasien tidak memadai. Keluhan yang ia derita berkurang ketika
menghentikan pekerjaannya. Keluhan lain berupa batuk-pilek, edema tungkai
bawah.
3. Pembuktian tidak adanya hubungan penyakit dengan penyebab di luar pekerjaan :
Aktifitas di luar pekerjaan selain berdagang mainan tidak ada. Bapak Wawan
selama 6 tahun sudah menjalani pekerjaan ini dan beliau tidak memiliki pekerjaan
lain
7. Menegakkan Diagnosa Penyakit Akibat Kerja
Diagnosa Kerja :
Myialgia
Diagnosa Differensial :
Myialgia
Low back pain
Edema tungkai bawah
Osteoarthritis
ISPA
Diagnosis okupasi
M79.1 : suspect myalgia
Kategori Kesehatan
Kesehatan baik
8. Prognosa
Ad vitam
:Ad Bonam (menyangkut kehidupan)
Ad sanasionam : Ad Bonam (menyangkut kesembuhan)
Ad fungsionam : Ad Bonam (menyangkut fugsional)
Prognosa okupasi : Ad Bonam
Jenis Permasalahan
Rencana Tindakan
Target Waktu dan
Penggunaan beban berat
Mengurangi beban berat
Evaluasi
I bulan
saat bekerja
Waktu bekerja yang padat
yang di pikul.
Meyisihkan waktu untuk
keluarga
Pemecahan Masalah
Untuk Pak Wawan, kami menyarankan agar bekerja dengan mengurangi beban yang di pikulnya,
menggunakan masker saat bekerja, dan mengguakan baju lengan panjang saat bekerja, agar tidak
terkena myalgia, ISPA ataupun low back pain.
Untuk menghindari stress di sarankan untuk menyisihkan waktu dengan keluarga dan
kerabatnya.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Pak Wawan sudah mengetahui alat pelindung diri yang harus digunakan untuk
menghindari dari bahaya, beliau bekerja 10 jam sehari ( sudah melebihi batas yang hanya
8 jam ). Disini kami menduga pak Wawan beresiko terkena myalgia dan low back pain
karena berdasarkan penilaian kami dari segi fisik, biologis, kimia, dan ergonomi,
psikososial.
B. Saran
kami lebih menekankan edukasi kepada Pak Wawan agar mengurangi beban
dagangannya. Setiap bekerja diharapkan memakai masker, baju panjang agar mengurangi
paparan sinar matahari dan meggunakan alas kaki
Lampiran