BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Remaja 2.1.1 Definisi Remaja - Hubungan Kuantitas Tidur dengan Memori Jangka Pendek Siswa Kelas VIII SMPN 2 Galang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Remaja

  2.1.1 Definisi Remaja

  Remaja adalah suatu periode dalam tumbuh kembang manusia yang terjadi setelah fase anak – anak dan sebelum fase dewasa. Periode ini biasanya ditentukan oleh awitan yang sangat cepat dari pertumbuhan dan perkembangan biologis dan psikologis. Remaja atau adolesen dulu merupakan sinonim dari pubertas, sekarang lebih ditekankan untuk menyatakan perubahan psikososial yang menyertai pubertas. Walaupun begitu, akselarasi pertumbuhan somatik yng merupakan bagian dari perubahan fisik pada pubertas, disebut sebagai pacu tumbuh remaja

  (adolescent growth spurt) ( Santrock,2007).

  2.1.2 Klasifikasi Remaja

  Menurut Santrock 2007, dalam tumbuh kembangnya menuju dewasa, berdasarkan kematangan psikososial dan seksual, semua remaja akan melewati tahap berikut :

  a. Masa remaja awal / dini atatu Early adolescent Masa remaja awal terjadi pada umur 10 – 13 tahun ditandai dengan awitan pubertas,dimana remaja pada masa ini sudah punya perhatian dengan tubuhnya yang berkembang. Pada masa ini remaja mulai mengembangkan lingkungan sosial di keluarga, dan terpusat pada hubungan teman sebaya.

  Dalam masa ini, fungsi kognitifnya konkret, sederhana dan masih menggunakan petunjuk visual dan verbal.

  b.

  Masa remaja pertengahan atau middle adolescent Masa ini terjadi pada umur 14 – 16 tahun, dimana perkembangan pubertas biasanya lengkap dan hasrat seksual muncul. Remaja sudah berpikir untuk mengembangkan kemampuan untuk membuat tertarik lawan jenis,dan dukungan teman sebaya lebih dibuutuhkan. Pada masa ini kemampuan kognitif remaja mulai bersifat abstrak dan belum lengkap. c.

  Masa remaja lanjut atau Late adolescent Masa ini terjadi pada umur 17 – 21 tahun, ditandai dengan kematangan fisik yang biasanya sudah lengkap,gambaran tubuh dan defenisi jenis kelamin sudah terjamin sifat individualis sudah mulai muncul dan dukungan sebaya mulai kurang dibutuhkan. Remaja pada umur ini biasanya sudah mulai menggunakan pemikiran idealisme yang juga akan mengarah pada konflik dengan keluarga atau figur autoritas lainnya. Pada masa ini remaja juga sudah mempertanyakan apa tujuan hidupnya.

2.2. Tidur

  2.2.1. Defenisi Tidur

  Tidur didefenisikan sebagai suatu kedaan bawah sadar saat orang tersebut dapat dibangunkan dengan pemberian rangsang sensorik atau dengan rangsang lainnya (Guyton, 2007).

  2.2.2. Klasifikasi Tidur

  Setiap malam orang mengalami dua tipe tidur yang saling bergantian satu sama lain. Tipe ini disebut (1) tidur gelombang - lambat, karena pada tipe ini gelombang otak sangat kuat dan frekuensinya sangat rendah, dan (2) tidur dengan

  

pergerakan mata yang cepat (REM sleep) , karena pada tipe tidur ini mata bergerak

dengan cepat meskipun orang tersebut tetap tidur.

  • Tidur Gelombang Lambat atau Non Rapid Eye Movement (NREM)

  Tidur gelombang lambat bersifat tenang dan dihubungkan dengan penurunan tonus pembuluh darah perifer dan fungsi vegetatif tubuh lain, contohnya tekanan darah, frekuensi pernafasan, dan kecepatan metabolisme basal akan berkurang 10 sampai 30 persen. Fase tidur ini dikenal dengan fase tidur tanpa mimpi, namun sebenarnya pada fase ini sering timbul mimpi. Perbedaan antara mimpi – mimpi yang terjadi pase tidur NREM dengan tidur REM adalah bahwa mimpi yang terjadi pada tidur REM lebih sering melibatkan aktivitas otot tubuh, dan mimpi pada tidur NREM biasanya tidak dapat diingat ketika bangun (Guyton, 2007).

  • Tidur REM (Tidur Paradoksikal, Tidur Desinkronisasi)

  Sepanjang tidur normal, tidur REM berlangsung 5 sampai 30 menit biasanya muncul rata – rata setiap 90 menit. Bila sesorang sangat mengantuk, setiap tidur REM akan berlangsung singkat, bahkan mungkin tidak ada. Terdapat hal penting dalam tidur REM, yaitu :

   otot tubuh yang aktif Seseorang lebih sukar dibangunkannoleh rangsangan sensorik

  Tidur REM biasanya disertai mimpi yang aktif dan pergerakan

   selama tidur gelombang lambat,namun terbangun spontan di pagi hari.

   Frekuensi denyut jantung dan pernapasan biasanya menjadi

  Tonus otot di seluruh tubuh sangat berkurang

   irregular Terdapat pergerakan mata yang cepat

   Pada tidur REM, otak menjadi sangat aktif, dan metabolisme di

   seluruh otak meningkat sebanyak 20 persen. Ringkasnya, tidur REM adalah tipe tidur saat otak dalam keadaan aktif ( Guyton, 2007).

  Perubahan-perubahan aktivitas korteks serebri selama tidur ternyata dikelompokkan dalam 5 tahapan tidur. Sewaktu siap untuk tidur, terbaring rileks, tonus otot mulai menurun dan mata masih terbuka, gelombang listrik otak memperlihatkan ‘gelombang alfa’ dengan penurunan voltase; keadaan ini sering disebut tahap 1. Keadaan tidur masuk tahap 2, apabila timbul sekelompok gelombang berfrekuensi14-18 siklus per detik, ini dinamakan gelombang tidur

  

(sleep spindle). Pada tahap ini kedua bola mata berhenti bergerak dan tonus otot

  masih terpelihara. Selama waktu ini masih akan terbangun oleh suara yang agak berisik (Guyton, 2007).

  Selama beberapa waktu berikutnya, masuk dalam tidur lelap tahap 3, dan bahkan tidur lebih lelap lagi pada tahap 4. Dalam tahap 3, orang yang tertidur cukup pulas, rileks sekali karena tonus otot lenyap sama sekali dan EEG memperlihatkan gelombang lambat delta 20-50%. Tahap 4 adalah tidur paling nyenyak, tanpa mimpi dan sulit dibangunkan. EEG memperlihatkan dominasi gelombang delta (> 50%) dan gelombang tidur sulit didapat. Ada yang mengatakan bahwa pada waktu ini, hormon pertumbuhan diproduksi untuk memulihkan tubuh, memperbaiki sel, membangun otot dan jaringan pendukung, menguatkan tulang (Guyton, 2007).

  Setelah berlangsungnya tahap 4, tiba-tiba bola mata mulai bergerak cepat, sehingga tidur ini disebut REM (tahap 5). Detak jantung dan napas bertambah cepat, tekanan darah naik, otot-otot anggota gerak dan badan tegang kembali (menggerakkan badan di tempat tidur) (Guyton, 2007).

2.2.3 Fisiologi Tidur

  Ada teori lama yang menyatakan bahwa area eksitatori pada batang otak bagian atas, yang disebut sistem aktivasi retikular, mengalami kelelahan setelah seharian terjaga sehingga menjadi inaktif. Keadaan ini disebut teori pasif

  

tidur. percobaan penting telah mengubah pandangan ini ke teori yang lebih baru,

bahwa tidur disebabkan oleh proses penghambatan inaktif (Guyton, 2007).

  Tidur adalah suatu proses aktif, bukan sekedar hilangya keadaan terjaga. Tingkat aktivitas otak keseluruhan berkurang selama tidur. Selama tahap – tahap tertentu tidur, penyerapan oksigen oleh otak bahkan meningkat melebihi tingkat normal waktu terjaga.

  Durasi tidur berbeda – beda sesuai dengan umur seseorang. Pada akhirnya jumlah total tidur menurun bertahap selama periode anak-anak. Perkembangan tidur ini berkaitan dengan umur dan bertambah besarnya anak, maka jumlah tidur yang diperlukan berkurang dan diikuti dengan penurunan proporsi REM dan non REM (Gambar 1). Gambar 1 : Perbandingan fase tidur NREM dan REM pada berbagai umur (Roberts, 2009)

  Tidur tidak dapat diartikan sebagai manifestasi proses deaktivasi susunan saraf pusat. Jadi seseorang yang tertidur bukannya karena susunan sarafnya tidak aktif,melainkan sedang bergiat. Tidur merupakan aktivitas area tertentu di otak yang menyebabkan tidur dan masukan sensorik yang menurun pada korteks serebri. Stimulasi pada area ini akan menghasilkan tidur,sebaliknya kerusakan akan mengakibatkan sulit tidur ( Widodo, 2000).

  Siklus tidur-bangun adalah suatu variasi siklik normal dalam kesadaran akan lingkungan (Sherwood, 2011). Siklus tidur - bangun dikontrol oleh pusat tidur, yaitu reticular activating system (RAS). RAS terdiri dari sistem retikularis batang otak, hipotalamus posterior dan basal otak depan. Mekanisme tidur dan bangun ini sesungguhnya belum diketahui secara pasti. Aktivitas di pons, mid brain, dan hipotalamus posterior penting untuk keadaan bangun. Aktivitas di medula sangat penting untuk stimulasi keadaan tidur. Tidur dan bangun mungkin terintegrasi di basal otak depan ( Widodo, 2000).

  Bila pusat tidur tidak diaktifkan, nuklei pengaktivasi retikular di mesensepalon dan pons bagian atas akan terbebas dari inhibisi, yang memungkinkan nuklei pengaktivasi retikular ini menjadi aktif secara spontan. Keadaan ini selankutnya akan merangsang korteks serebri dan sistem saraf perifer, yang keduanya kemudian mengirimkan banyak sinyal umpan balik positif kembali ke nuklei retikular yang sama agar sistem ini tetap aktif. Oleh karena itu, begitu timbul keadaan siaga, ada kecenderungan secara alami untuk mempertahankan keadaan ini akibat seluruh aktivitas umpan balik positif tersebut.

  Kemudian, sesudah otak tetap aktif selama beberapa jam, neuron itu sendiri dalam sistem aktivasi mungkin menjadi letih. Akibatnya, siklus umpan balik positif di antara nuklei retikular mesensefalon dan korteks akan memudar dan pengaruh perangsang tidur akan mengambil alih, sehingga timbul peralihan yang cepat dari keadaan siaga menjadi keadaan tidur (Guyton, 2007).

2.2.4. Fungsi Tidur

  Keadaan tidur menyebabkan dua macam efek, yaitu efek pada sistem sarafnya sendiri dan efek pada fungsional tubuh lainnya. Efek pada sistem saraf tampaknya jauh lebih penting, sebab setiap orang yang mengalami transeksi medula spinalis (dan karenanya tidak mengalami siklus tidur-bangun dibawah daerah pemotongan) tidak akan mengalami efek berbahaya pada tubuh. Akan tetapi, kekurangan tidur tentu saja akan memengaruhi fungsi sistem saraf pusat. Kita dapat menganggap bahwa tidur, melalui berbagai cara, dapat memulihkan tingkat aktivitas normal dan “ keseimbangan” normal di antara berbagai sistem di sistem saraf pusat. Hal ini seperti keadaan pulih asal “rezeroing”pada sebuah komputer yang analog dengan otak, yang dipakai terus menerus, karena semua jenis komputer ini secara bertahap akan kehilangan “base line kerjanya”. Jadi, nilai utama tidur adalah memulihkan keseimbangan alami diantara pusat – pusat neuron (Guyton, 2007).

  Walaupun masih spekulatif, studi terakhir menunjukkan bahwa tidur gelombang lambat dan tidur REM memiliki fungsi berbeda. Salah satu hipotesis yang diterima luas adalah bahwa tidur memberi otak waktu untuk “mengejar (catch

  

up)” guna memulihkan proses – proses biokimia atau fisiologis yang secara

  progresif mengalami penurunan ketika terjaga. Bukti paling langsung adalah peran

  

adenosin sebagai faktor tidur saraf. Adenosin, “tulang punggung ATP”, “ mata

  uang “ energi tubuh, terbentuk selama keadaan terjaga oleh neuron dan sel glia yang aktif secara metabolik. Karena itu, konsentrasi adenosin ekstrasel otak terus meningkat selama terjaga. Kadar adenosin menurun ketika tidur, dikarenakan otak menggunakan otak menggunakan adenosin sebagai bahan mentah untuk memulihkan simpanan memori. Karena adenosin mencerminkan tingkat aktivitas sel otak maka konsentrasi bahan kimia ini di otak dapat berfungsi sebagai ukuran seberapa banyak energi yang telah dipakai (Sherwood,2011).

  Tidur juga digunakan untuk proses pemulihan. Hipotesis menyatakan bahwa gelombang lambat memberi otak waktu untuk memperbaiki kerusakan akibat radikal bebas toksik yang dihasilkan oleh metabolisme tubuh saat terjaga (Sherwood,2011). Tidur juga diperlukan otak untuk “berganti persneling” untuk melaksanakan penyesuaian kimiawi dan struktural jangka panjang yang diperlukan dalam proses belajar dan mengingat (Sherwood,2011).

2.3. Memori

  2.3.1. Defenisi Memori Memori atau ingatan adalah penyimpanan informasi sepanjang waktu.

  Memori adalah pusat bagi kehidupan mental dan pemrosesan informasi. Memori adalah retensi informasi, oleh karenanya, kita harus memasukan informasi, menyimpannya, dan memanggilnya kembali ketika dibutuhkan (Santrock, 2007).

  Memori adalah fungsi penyimpanan informasi di dalam otak yang kemudian diingat kembali ke alam sadar (Kaplan dan Sadock).

  2.3.2. Fisiologi Memori

  Memori merujuk pada kemampuan kita memiliki dan mengambil kembali suatu informasi danjuga struktur yang mendukung kemampuan kita ini. Salah satu ilmuwan yang meniti memori adalah Sir Frederic Barlett seorang psikolog Inggris. Barlett kemudian menyatakan bahwa memori merupakan proses rekonstruksi yang sangat besar. Sifat rekonstruksi alami yang terdapat pada memori memungkinkan pikiran kita bekerja secara efisien. Sifat rekonstruktif tersebut memungkinkan kita menyimpan bagian-bagian esensial dari suatu pengalaman, dan kemudian menggunakan pengetahuan kita mengenai dunia untuk melengkapi bagian – bagian esensial saat kita membutuhkannya,tanpa harus memenuhi otak kita dengan semua detail berbagai pengalaman dalam hidup kita (Wade, 2007). Ingatan terus bekerja seiring dengan setiap langkah yang diambil, setiap pemikiran yang dilakukan dan setiap kata yang diutarakan. Untuk berhasil belajar dan menalar, remaja perlu menyimpan informasi suatu informasi dan kemudian mengingat informasi tersebut.

  Memori adalah retensi dari sebuah informasi yang melewati proses encoding, storage, dan retrieval.

  a.

  Encoding Encoding adalah proses perolehan informasi atau persepsi yang disampaikan oleh alat indera manusia, misalnya ketika sesorang sedang mendengarkan pengarahan dosen, mendengarkan musik, menonton film, atau berbicara dengan orang lain, seseorang terebut sedang melakukan encoding informasi ke dalam ingatannya. Proses encoding dipengaruhi oleh beberapa faktor , yaitu :

  • Atensi (perhatian)

  Atensi (perhatian) sangat berperan dalam peningkatan proses

  encoding memori, meskipun proses detailnya dalam aktivitas otak belum

  secara jelas diketahui. Perhatian atau atensi adalah proses seleksi apa yang akan diterima otak, dan mencegah penerimaan hal lain . Meskipun hal yang akan diterima oleh otak telah tersedia, seseorang tidak dapat mengingat secara jelas hal tersebut sekaligus dalam suatu waktu.

  • Tingkat pemrosesan ( level of prossessing)

  Perhatian pada sebuah stimulus tidak secara sempurna dapat mempengaruhi proses encoding. Terdapat beberapa tingkatan pemrosesan dalam encoding ,yaitu

  • Level dangkal (shallow level)

  Pada tingkat ini terjadi proses analisa terhadap stimuli yang diterima. Sebagai contoh,kita dapat mengenali garis , sudut, dan kontur serta warna huruf yang terdapat dalam tulisan sebuah buku, atau dapat mendeteksi ada lemah – kuatnya suara (frekuensi) suara atau durasi suara tersebut dapat kita dengar

  • Pada tingkat ini terjadi proses pengenalan dan pemberian label, tanda, atau nama. Misalnya, ketika kita mengetahui bahwa gambar binatang berkaki empat dalam sebuah buku adalah gambar seekor sapi, atau bahwa hewan yang menggonggong adalah seekor anjing.

  Level menengah ( intermedite level)

  • Pada tingkatan ini informasi diproses lebih mendalam daan sudah memiliki makna, dan pada tingkatan ini, otak sudah melakukan asosiasi. Misalnya, sesorang dapaat mengasosiasikan atau menghubungkan gonggongan seekor anjing merupakan pertanda buruk. Semakin banyak asosiasi yang dibuat oleh otak, semakin dalam tingkat proses yang terjadi (Wade, 2007).

  Level dalam ( deepest level)

  • Elaborasi Elaborasi adalah perluasan dari semua informasi di seluruh tingkat proses

  encoding . Seseorang akan lebih baik mempelajari suatu hal dengan

  membuat contoh – contoh atau perumpamaan yang akan memudahkan hal tersebut untuk masuk ke dalam pikiran,bagaimana menyimpannya (stored), dan bagaimana untuk mengingatnya kembali (retrieval) dibandingkan menghafal defenisi dari hal tersebut seperti apa yang tertulis dalam suatu buku. Contohnya, ketika diminta untuk mengahafal defenisi kata win, Anda akan memikirkan saat pertama kali Anda menang dalampertarungan balap sepeda ; atau saat diminta untuk menghafal kata cook, yang mungkin muncul dalam pikiran Anda adalah makan malam Anda bersama keluarga. Elaborasi yang dalam – proses elaborasi terhadap informasi yang bermakna – adalah cara yang baik untuk mengingat sesuatu.

  • Imajinasi Salah satu kekuatan terbesar dalam proses ingatan adalah menggunakan imajinasi. Anda mungkin tidak ahli dalam hal ini, tapi Anda sebenarnya menggunakan imajinasi saat pikiran Anda mengalami encoding. Ketika kita
ditanya, “ berapa jumlah jendela yang ada di rumah Anda?” . beberapa dari kita akan menjawabnya dengan langsung mengatakan jumlahnya, namun yang lain juga akan menjawab lebih baik dengan imajinasi seakan mereka berada di dalam rumah dan menelusuri seluruh ruangan sambil menghitungnya.

  b.

  Storage Storage atau penyimpanan adalah proses diamana informasi dapat dipertahankan dan bagaimana hal tersebut dipresentasikan dalam memori.

  Model peyimpanan memori yang sangat terkenal dan diakui sampai sekarang adalah model memori tiga kotak yang terdapat dalam teori Atkinson-Shiffirin, yang terdiri dari memori sensorik atau sensory memory, memori jangka pendek atau short term memory (STM), dan memori jangka panjang atau long term

  (LTM) (Wade, 2007).

  memory

  • Memori sensorik adalah jenis memori atau tingkatan dalam penyimpanan memori yang pertama kali berhadapan dengan stimulus. . Mulanya seluruh kesan ini akan membekas di otak dan membentuk jejak ingatan kemudian akan tertahan sejenak di register memori.(Rathus, 2007) Memori sensorik bertindak sebagai ember penampung, menahan informasi dengan tingkat akurasi yang tinggi, hingga kita memilih informasi yang ingin kita perhatikan dari sekian banyak informasi yang menghunjani indera kita. Informasi yang tidak segera dipindahkan ke dalam memori jangka pendek akan menghilang selamanya. Proses alami menghilangnya sensasi yang masuk sesungguhnya menguntungkan kita, karena hal tersebut mencegah munculnya kesan sensorik ganda – “pemaparan berlebihan”- yang dapat mempengaruhi ketepatan persepsi dan ketepatan penyediaan informasi (Wade, 2007).

  Memori Sensorik

  • Memori jangka pendek atau short term memory adalah tipe atau tingkatan penyimpanan memori yang dapat menahan informasi sampai satu menit atau sampai jejak ingatan yang terbentuk menghilang.

  Memori jangka pendek

  Bayangkan ketika Anda sedang melengkapi karangan dan Anda sedang mengetik kata atau frase dengan keyboard pada program pengolahan kata dalam komputer Anda. Huruf – huruf tersebut akan muncul pada monitor Anda sebagai tanda bahwa komputer Anda sedang memiliki mereka dalam memorinya. Program pengolahan data Anda mengijinkan Anda untuk menambah atau menghapus kata, memeriksa ejaannya dengan teliti, memasukkan gambar, memindahkan paragraf dari satu halaman ke halaman lain. Anda dapat memanipulasi apa saja , namun semua itu belum tersimpan. Semua yang Anda kerjakan belum masuk dalam penyimpanan. Jika program pengolahan data tersebut rusak, atau komputer Anda mati, maka seluruh informasi yang Anda masukkan akan hilang. Jadi untuk mempertahankannya Anda harus menyimpannya. Menyimpan berarti memberi nama – dimana dengan nama tersebut Anda akan mengingatnya dan dapat melihatnya kembali ketika Anda mencari informasi tersebut dalam komputer Anda (Rathus, 2007).

  Jika Anda fokus pada sebuah stimulus dalam register sensorik, Anda akan mempertahankannya dalam memori jangka pendek Anda., yang disebut juga working memory. Ketika Anda diberi nomor telepon, lalu mengetik dan menyimpannya dalam kontak telepon atau segera menghubungi nomor tersebut, sebenarnya Anda sedang menyimpannya dalam memori jangka panjang Anda (Rathus, 2007).

  Kapasitas memori jangka pendek sangat terbatas, yaitu berkisar 5 sampai 9 unit, umumnya 7 unit. Proses penyimpanannya pun sangat singkat sekitar 12 detik, namun dapat bertahan lama dengan pengulangan. Singkatnya waktu penyimpanan ini menyebabkan seseorng sering mengalami kegagalan mengingat, seperti yang akan dijelaskan pada subbab berikutnya ( Solso, 2007).

  Salah satu cara untuk mempertahankan memori jangka pendek adalah mengulang-ulang informasi (rehearsal) baik diucapkan dari mulut atau dalam hati. Semakin sering kita mengulang informasi, semakin lama kita dapat mempertahankannya dalam ingatan anda.Selain mengulang informasi, Anda juga perlu menentukan sesuatu dalam informasi tersebut yang memudahkan Anda untuk menemukan atau memanggil kembali ingatan Anda (Rathus, 2007).

  Pernyataan yang menyatakan bahwa memori jangka pendek memuat tujuh unit terlepas dari data apapun yang masuk ke dalamnya , adalah pernyataan yang paradoks. Serangkaian kata, yang tentu saja mengandung informasi yang lebih besar dibandingkan serangkaian huruf. Sebagai contoh, Anda melihat rangkaian huruf T,V,K,A,M,B,R,J,L,E,W, Anda mungkin mengingat tujuh huruf,dan bila Anda melihat rangkaian kata sepert, handuk,musik,dosen,panah, buku, gula, sendok, Anda juga mengingat tujuh item. Anda mampu mengingat lebih banyak informasi. Sesuai dengan Dalil

  

Miller terdapat model memori dengan tujuh chunk atau tujuh “bongkahan

unit” informasi (Solso, 2007).

  Huruf –huruf tunggal tadi ( T,V,K,...) dianggap sebagai unit informasi yang terpisah sehingga setiap unit kata menempati satu slot memori jangka pendek. Namun, ketika huruf – huruf tersebut membentuk suatu kata, kata tersebut dianggap otak sebagai satu unit informasi sehingga setiap unit kata menempati satu slot memori jangka pendek. Proses ini disebut chunking, yakni mengubah huruf menjadi unit kata yang bermakna, agar memori jangka pendek kita memproses sejumlah besar informasi tanpa menyebabkan “ kemacetan” dalam rangkaian pemrosesan informasi. Jadi, selain melakukan pengulangan ( rehearsal), chunking juga merupakan proses pertahanan penyimpanan memori jangka pendek. (Solso, 2007).

  Banyak ahli fisiologi memperkirakan bahwa ingatan jangka pendek ini disebabkan oleh aktivitas saraf yang berkesinambungan, yang merupakan hasil sinyal-sinyal saraf yang terus berjalan berkeliling pada jejak ingatan sementara di dalam suatu sirkuit neuron reverberasi. Teori ini masih belum dapat dibuktikan. Kemungkinan penjelasan lain mengenai ingatan jangka pendek ini adalah fasilitasi atau inhibisi presinaptik. Hal ini terjadi pada sinaps – sinaps yang terletak pada fibril – fibril saraf terminal segera sebelum fibril – fibril tersebut tersinaps dengan neuron berikutnya. Bahan – bahan kimiawi neurotransmitter yang disekresikan pada terminal seperti itu seringkali menyebabkan fasilitasi atau inhibiisi yang berlangsung selama beberapa detik sampai beberapa menit. Lintasan jenis ini dapat menimbulkan ingatan jangka pendek (Guyton,2007).

  Beberapa buku mengatakan memori jangka pendek (short term memory) sama dengn memori kerja (working memory).selain menyimpan informasi baru dalam jangka waktu singkat selagi kita mempelajari informasi tersebut, memori jangka pendek juga menyimpn informasi yang diterima dari memori jangka panjang untuk penggunaan yang sementara. Istilah memori jangka pendek merujuk pada (a) memori jangka pendek ditambah dengan (b) proses mental yang mengendalikan pengulangan dan pemanggilan kembali informasi dengan tepat sesuai tugas yang kita lakukan (Wade,2007). Memori Jangka Panjang atau long term memory (LTM)

  • Memori atau ingatan jangka panjang pada umumnya diyakini sebagai hasil perubahan struktural pada saat ini , bukan hanya perubahan kimiawi ,pada sinaps-sinaps, dan hal tersebut memperkuat atau menekan penghantaran sinyal – sinyal. Pembentukan ingatan jangka panjang sebenarnya bergantung pada restrukturisasi sinaps – sinaps itu sendiri secara fisik dengan cara – cara tertentu untuk mengubah sensitivitasnya dalam menjalarkan sinyal sinyal saraf. Perubahan fisik yang terjadi adalah peningkatan tempat- tempat pelepasan vesikel untuk menyekresikan bahan – bahan transmitter, peningkatan jumlah vesikel transmitter yang dilepaskan, peningkatan jumlah terminal presinaptik, perubahan struktur spina dendritik, yang memperbolehkan terjadinya transmisi sinyal yang lebih kuat (Guyton, 2007).

  Kapasitas penyimpanan yang dimiliki oleh memori jangka panjang tidak terbatas. Informasi dalam jumlah sangat besar, yang tersimpan dalam jumlah sangat besar.

  c.

  Retrieval Proses retrieval berarti proses pencarian lokasi, dalam hal ini adalah jejak ingatan dalam keadaan sadar. Seperti pada komputer, proses retrieval akan

  Sumber : ( Wade, 2007)

  sangat mudah dilakukan denan menggunakan nama filenya. Retrieval merupakan proses mengingat kembali informasi yang sudah disimpan. Proses mengingat kembali merupakan proses mencari dan menemukan informasi yang disimpan untuk digunakan kembali bila dibutuhkan. Terdapat tiga jenis proses ,yaitu :

  • Recall, yaitu proses mengingat kembali informasi yang dipelajari di masa lalu tanpa petunjuk yang dihadapkan pada orang tersebut. Contohnya mengingat nama seseorang tanpa kehadiran orang tersebut.
  • Recognition, yaitu proses mengenal kembali informasi yang sudah dipelajari melalui petunjuk yang dihadapkan pada organisme. Contohnya mengingat nama seseorang saat berjumpa dengan orang yang bersangkutan.
  • Redintegrative, yaitu proses mengingat dengan menghubungkan berbagai informasi menjadi suatu konsep atau cerita yang cukup kompleks (Bhinney, 2008)

2.3.3. Klasifikasi Memori

  Memori seringkali digolongkan berdasarkan jenis informasi yang disimpannya. Salah satu penggolongan ini membagi ingatan menjadi ingatan

  deklaratif dan ingatan keterampilan, yaitu sebagai berikut : 1.

  Ingatan deklaratif pada dasarnya berarti ingatan terhadap beraga detil mengenai suatu pikiran terintegrasi, seperti ingatan suatu pengalaman penting yang meliputi (1) ingatan akan keadaan sekeliling, (2) ingatan akan hubungan waktu, (3) ingatan akan penyebab pengalamn tersebut (4) ingatan akan makna pengalaman tersebut, dan (5) ingatan akan kesimpulan seseorang yang tertinggal pada pikiran seseorang.

  2. Ingatan keterampilan sering kali dihubungkan dengan aktivitas motorik tubuh seseorang, seperti keterampilan yang terbentuk untuk memukul bola tenis, termasuk ingatan otomatis pada (1) pandangan ke bola, (2) menghitung hubungan dan kecepatan bola raket, dan (3) mengambil kesimpulan secara cepatpergerakan tubuh, lengan, dan raket yang dibutuhkan untuk memukul bola seperti yang diinginkan (Guyton, 2007).

  

2.3.4. Hipokampus, Gyrus Prefrontalis, Memori jangka Pendek, dan

Konsolidasi Memori

2.3.4.1. Hipokampus

a. Mikroanatomi Formasio Hipokampalis

  Korteks hipokampus terdiri dari arkhikorteks, korteks serebri yang tua

  secara filogenetik, yang hanya terdiri dari tiga lapisan. Jenis sel utamanya adalah sel piramidal. Ada beberapa tipe sel dalam formasio ini, yaitu sel CA1, CA2, CA3. Hipokampus dan girus dentatus juga tidak hanya mengandung interneuron GABAergik, tetapi juga neuropeptida dan protein pengikat-kalsium (Baehr,2010). Ion Kalsium berperan sebagai second messenger melekatkan diri pada protein calmodulin dan enzim protein kinase C membentuk calcium calmodulin- dependent

  

protein kinase II yang dibutuhkan untuk meningkatkan kekuatan sinaps yang

berlangsung lama, sehingga memori dapat disimpan dalam jangka panjang.

b. Hipokampus dan Konsolidasi Memori

  Proses konsolidasi adalah proses pemindahan dan fiksasi jejak ingatan jangka pendek menjadi simpanan jangka panjang. (Sherwood et al). Jika ingatan jangka pendek diubah menjadi ingatan jangka panjang , dan dapat dipanggil kembali beberapa minggu atau beberapa tahun kemudian, maka ingatan tersebut harus mengalami konsolidasi. Artinya, ingatan jangka pendek jika diaktifkan berulang- ulang ( rehearsal) akan menimbulkan perubahan kimia, fisika, dan anatomis pada sinaps – sinaps yang bertanggung jawab untuk ingatan jangka panjang. Proses ini memerlukan waktu 5 sampai 10 menit dan satu jam atau lebih untuk konsolidasi maksimal (Guyton ,2007).

  Scoville dan Millner menyimpulkan bahwa hipokampus dan struktur – struktur yang terkait berperan dalam konsolidasi. Mereka mengatakan bahwa ingatan disimpan secara temporer di hipokampus sampai ditransfer ke sistem penyimpan kortikal yang lebih stabil. Teori ini kemudian dikenal dengan nama teori konsolidasi standar (Rathus, 2007).

  Penelitian psikologi menunjukkan bahwa latihan atau pengulangan informasi yang sama dan berulang-kali dalm pikiran dpat mempercept dan memperkuat tingkat pengalihan ingatan jangka pendek menjadi ingatan jangka panjang. Dengan demikian, mempercepat dan meningkatkan konsolidasi. Otak mempunyai kecenderungan untuk mengulang informasi yang baru diterima, terutama informasi yang menyita perhatian pikiran. Oleh karena itu, sesudah melewati suatu periode waktu gambaran penting mengenai pengalaman sensorik menjadi terfiksasi secara progresif dalam gudang ingatan. Hal ini menjelaskan mengapa seseorang dapat mengingat dengan lebih baik sedikit informasi yang dipelajari secara mendalam daripada banyak informasi yang hanya dipelajari secara superfisial. Keadaan ini juga mennjelaskan mengapa orang yang dalam keadaan segar dapat mengonsolidasikan ingatannya secara jauh lebih baik daripada dalam keadaan kelelahan mental (mental fatigue) (Guyton, 2007).

2.3.4.2. Gyrus Prefrontalis dan Memori Jangka Pendek (Memori Kerja)

  Gyrus prefrontalis adalah bagian otak yang mengatur fungsi intelektual yang lebih tinggi. Area asosiasi prefrontal memiliki kemampuan untuk memanggil informasi dari area luas dalam otak (hipokampus) dan menggunakan informasi tersebut untuk memperoleh pola pikiran yang lebih dalam. Walaupun orang – orang yang gyrus prefrontalisnya sudah diangkat masih dapat berpikir, namun dalam mengingat, mengelola informasi, dan membuatnya dalam urutan yang logis harus membutuhkan waktu yang lama, dan mudah beralih dari topik pikiran utama (Guyton,2007).

  Fungsi lainnya adalah perluasan pikiran. Tes fisiologis telah menunjukkan bahwa pada hewan tingkat rendah yang mengalami lobektomi prefrontal gagal menerima potongan kecil informasi sensoris untuk ingatan sementara (ingatan jangka pendek) karena tidak memiliki tempat sementara untuk menyimpan informasinya (Guyton,2007).

Dokumen yang terkait

Hubungan Kuantitas Tidur dengan Memori Jangka Pendek Siswa Kelas VIII SMPN 2 Galang

4 25 69

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Remaja 2.1.1. Definisi Remaja - Pengaruh Antara Komunikasi Orangtua-Remaja dan Teman Sebaya terhadap Perilaku Seks Pranikah Pada Remaja Putri di SMPN dan MTSN Kecamatan Tambang Riau Tahun 2013

0 2 49

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dermatitis Kontak Alergi 2.1.1. Definisi - Hubungan Merokok dengan Kejadian Dermatitis Kontak Alergi

0 0 15

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Hubungan Pola Asuh Keluarga dengan Perilaku Remaja di SMA Negeri 14 Medan

0 0 16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan Remaja Putri tentang Anemia - Hubungan Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri Tentang Anemia dengan Pola Makan untuk Pencegahan Anemia di SMA Swasta Bina Bersaudara Medan Tahun 2014

0 2 22

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Remaja 2.1.1 Defenisi Remaja - Faktor- faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Seks Pranikah Remaja di SMA Negeri 5 Pematangsiantar Tahun 2015

0 0 15

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pernikahan Dini 2.1.1 Definisi Pernikahan Dini - Pernikahan Dini pada Remaja Aceh di Kota Lhokseumawe Tahun 2014

0 1 46

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dermatitis Kontak Alergi 2.1.1. Definisi - Hubungan Dermatitis Atopik dengan Kejadian Dermatitis Kontak Alergi

0 1 18

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Status Nutrisi 2.1.1. Definisi status nutrisi - Hubungan Status Nutrisi dengan Prestasi Akademik pada Remaja

0 0 18

Hubungan Kuantitas Tidur dengan Memori Jangka Pendek Siswa Kelas VIII SMPN 2 Galang

0 0 10