Aplikasi Kebijakan Untuk Mengatasi Perma
Aplikasi Kebijakan Untuk
ABSTRAK
Mengatasi Permasalahan
Masalah tata ruang di
Jatinangor semakin kompleks
seiiring berkembangnya zaman
dan kebutuhan manusia akan
tempat tinggal. Saat ini masalah
tersebut sudah berdampak pada
masalah banjir yang kerap
muncul setiap musim hujan.
Untuk mengatasi masalah
tersebut pemerintah melalui
BAPPEDA Kab. Sumedang
membuat suatu rencana
program yaitu CAP - RPP
(Community Action Plan –
Rencana Perumahan dan
Permukiman). Dalam program
ini terdapat pelibatan
masyarakat untuk
menyelesaikan masalah tata
ruang di Jatinangor sebagai
tenaga pendamping penggerak
masyarakat lainnya guna
memahami bagaimana rencana
tata letak bangunan diterapkan
dalam membangun perumahan.
Melalui artikel ini penulis akan
mengkaji program tersebut
melalui konsep kebijakan sosial
dan pembangunan sosial
dimana penulis melihat adanya
kontribusi konsep tersebut
dilihat dari program tersebut
yang memiliki tujuan untuk
menyelesaikan masalah sosial
dan adanya pelibatan
masyarakat yang menurut
konsep kesejahteraan sosial
dapat ditinjau dari perspektif
pembangunan sosial.
Tata Ruang di Kecamatan
Jatinangor Kabupaten
Sumedang
Oleh:
EDDY SETIAWAN
NPM. 170310110037
UNIVERSITAS
PADJADJARAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL
DAN ILMU POLITIK
JURUSAN ILMU
KESEJAHTERAAN SOSIAL
JATINANGOR
2014
Kata Kunci : Tata ruang,
Pembangunan sosial, kebijakan
sosial
Penetapan fungsi Jatinangor
sebagai kawasan pendidikan
tinggi secara langsung
PENDAHULUAN
berdampak pada perubahan
berbagai aspek kehidupan
Jatinangor dahulu
masyarakat. Perubahan yang
merupakan salah satu kawasan
terjadi tidak hanya disebabkan
yang berada di Kecamatan
oleh sivitas akademika tetapi
Cikeruh Kabupaten Sumedang.
juga karena perpindahan pelaku
Penetapan Jatinagor sebagai
kegiatan perdagangan dan jasa
kota pendidikan tinggi
untuk memenuhi kebutuhan-
direncanakan sejak tahun 1980
kebutuhan yang diperlukan oleh
– an sesuai dengan konsep
mahasiswa.
pengembangan wilayah
Perubahan fisik di Jatinangor
pembangunan (PWP) Bandung
terjadi antara tahun 1970
Raya. Setelah Jatinangor
sampai dengan awal tahun
ditetapkan sebagai kawasan
1980-an. Sebagian besar
pendidikan tinggi berdasarkan
perubahan fisik tersebut terjadi
Surat Keputusan Gubernur
karena adanya perluasan
Kepala Daerah Tingkat I Jawa
kegiatan perdagangan,
Barat Nomor : 583/SK-PIK/1989
pemerintahan dan industri. Dan
nama Jatinangor kemudian
semakin cepat berkembang
ditetapkan sebagai kecamatan
dengan dibangunnya 4 (empat)
yang sebelumnya bernama
Perguruan Tinggi di kawasan
Kecamatan Cikeruh melaui
tersebut yaitu : IKOPIN, UNPAD,
Peraturan Daerah Kabupaten
STPDN dan UNWIM, masing-
Sumedang Nomor 51 Tahun
masing pada tahun 1979, 1980,
2000 tentang Pembentukan
1981 dan tahun 1986. Kawasan
Kecamatan serta Keputusan
Jatinangor saat ini telah menjadi
Bupati Sumedang Nomor 6
kota kecil yang terus akan
Tahun 2001 tentang Penetapan
mengalami perkembangan
Desa dan Kelurahan dalam
sejalan dengan fungsinya
Wilayah Kecamatan di
sebagai lokasi pendidikan.
Kabupaten Sumedang.
Perkembangan Kawasan
kesulitan air karena hutan
Jatinangor pada saat ini
sebagai wilayah konservasi
semakin tidak terarah, pola
telah rusak.
pergerakan, transportasi dan
Masalah tata ruang
kegiatan menjadi lebih hidup
bangunan secara tidak langsung
dan aktif. Jalan menjadi macet.
dapat berpengaruh pada
Lahan beralih fungsi dari
timbulnya masalah-masalah
peranian/persawahan menjadi
sosial seperti banjir. Setiap
permukiman yang tumbuh
hujan besar yang mengguyur
secara cepat, tidak terkendali
Jatinangor, beberapa kawasan
bahkan tidak teratur.
seperti di Desa Cikeruh selalu
Kondisi lingkungan
tergenang air. Bahkan pada
Jatinangor pada saat ini
bulan Maret 2014 banjir
mengalami degradasi akibat
bandang pernah terjadi dan
pembangunan yang tidak
merusak satu kos-kostan. Selain
terencana dengan baik, salah
itu banjir juga mengakibatkan
satunya adalah tata ruang. Hal
kemacetan panjang di
ini dapat dilihat dari
sepanjang jalan raya Jatinangor.
pembangunan rumah/gedung
Fenomena ini jika dibiarkan
yang tidak teratur, perumahan
tentu akan merugikan banyak
yang padat, ketidakteraturan
orang termasuk mahasiswa.
tempat kos, kumuh, jalanan
Untuk itu perlu adanya suatu
sempit dan rawan macet,
kebijakan sosial khusus
penumpukan sampah yang
mengatur masalah tata letak
sampai saat ini belum ada
bangunan di Jatinangor agar
penyelesaiannya. Pembukaan
masalah sosial seperti banjir
lahan yang tidak terkendali
dan kemacetan dapat teratasi.
dengan dalih pembangunan
Salah satu program untuk
mengakibatkan Jatinangor
mengatasi masalah tata ruang
menjadi tidak nyaman, rawan
di Kabupaten Sumedang yang
banjir, longsor serta udara
diterapkan juga di Kecamatan
terasa panas. Pada musim
Jatinangor adalah program
kemarau, Jatinangor mengalami
Pendampingan Comunity Action
Plan-Rencana Perumahan Dan
pembangunan perumahan dan
Permukiman (CAP-RPP).
pemukiman yang akan/sudah
Program ini muncul atas dasar
mereka tempati agar layak dari
pemenuhan kebutuhan akan
segi sanitasi serta
rumah dan kawasan
lingkungannya.
permukiman layak yang
Masyarakat belum siap
semakin sulit terpenuhi, karena
untuk berperan dalam
berbagai keterbatasan dan
penyelenggaraan pembangunan
hambatan diantaranya; masih
di bidang perumahan dan
belum terlembaganya sistem
permukiman (belum
penyelenggaraan perumahan
terinformasikan, belum
dan kawasan permukiman yang
memahami, dan belum bisa
responsive dengan
menggali dan mengenali
perkembangan kebutuhan serta
potensi ataupun permasalahan
layak dari segi penataan
lingkungan tempat tinggalnya)
sanitasi lingkungan dan ruang
maka dalam hal ini pemerintah
terbuka hijau, lalu tidak
Kabupaten Sumedang
seimbangnya antara tingginya
memberdayakan sekaligus
kebutuhan akan perumahan dan
melatih masyarakat untuk jadi
kawasan permukiman yang
tenaga pendamping yang
layak dan terjangkau dengan
nantinya akan membantu
kemampuan sebagian besar
masyarakat disekitarnya
masyarakat di Kabupaten
mampu menyusun CAP - RPP
Sumedang dan dengan
(Community Action Plan –
terbatasnya peran pemerintah
Rencana Perumahan dan
dalam pelaksanaan
Permukiman) yang secara
pembangunan perumahan dan
konsisten dapat dijadikan bahan
permukiman (hanya sebagai
acuan untuk meningkatkan taraf
fasilitator).
kehidupannya.
Maka sudah saatnya peran
Sehingga diharapkan
masyarakat didorong, supaya
dengan adanya program CAP-
lebih mandiri dan menjadi
RPP ini masyarakat mampu
pelaku utama dalam
menyusun suatu rencana tindak
lanjut di tingkat komunitas
pembangunan dan peningkatan
untuk perumahan dan kawasan
kualitas
perumahan
dan
permukimannya (CAP – RPP),
kawasan
permukiman
yang
yang secara konsisten dapat
berbasis
dijadikan bahan acuan untuk
masyarakat.
meningkatkan taraf
pada
keswadayaan
Tujuannya :
kehidupannya. Sedangkan
1. Membantu masyarakat agar
keluaran dari progam ini salah
mampu
satunya adalah terbentuknya
menggali
tenaga pendamping/penggerak
permasalahan
masyarakat (TPM) sebagai
dan kawasan permukiman
tenaga penggerak masyarakat
serta
sekaligus sebagai kader yang
tinggalnya
akan menjembatani antara
mencari
masyarakat dan pemerintah.
pemecahannya.
Dalam aplikasinya kebijakan
mengenali
dan
potensi
dan
perumahan
lingkungan
tempat
dan
mampu
upaya
2. Membantu masyarakat agar
ini merupakan salah satu
mampu
menyusun
bentuk kebijakan sosial dimana
rencana tindak di tingkat
peran pekerja sosial dapat
komunitas untuk perumahan
diterapkan dan konsep keilmuan
dan
kawasan
kesejahteraan sosial juga dapat
permukimannya
(CAP
menjadi referensi dalam
RPP), yang secara konsisten
menelaah kebijakan ini.
dapat
dijadikan
suatu
–
bahan
acuan untuk meningkatkan
taraf kehidupannya.
ISI
3. Menyediakan pedoman bagi
Maksud
pelaku
pelaksana
adalah mempercepat tertatanya
pembangunan
bidang
perumahan
dan
kawasan
perumahan
permukiman
yang
memenuhi
standar
kegiatan
(rumah
CAP-RPP
layak
huni
para
dan
kawasan
permukiman di Kabupaten
Sumedang
dalam
dalam lingkungan sehat, tertata
mewujudkan suatu skenario
dan terencana), melalui upaya
pembangunan
dan
penataan
perumahan
dan
pembangunan
kawasan permukiman yang
prasarana
disusun secara partisipatif
lingkungan
menggali
pertama serta proyeksi
potensi
dan
identitas kawasan.
CAP-RPP adalah :
Terbentuknya
tahun
akan datang.
b. Dokumen
tenaga
Rencana
Anggaran
Biaya
untuk
pertama,
serta
pendamping/penggerak
tahun
masyarakat (TPM) sebagai
proyeksi
tenaga
tahun
penggerak
masyarakat
sarana
untuk lima tahun yang
Keluaran kegiatan
1.
dan
sekaligus
untuk
lima
yang
akan
datang.
sebagai kader yang akan
menjembatani
antara
masyarakat
dan
pemerintah.
2.
tenaga
pendamping/penggerak
masyarakat
Skenario
dalam
konteks
Penataan
keilmuan dapat disebut dengan
kawasan
pembangunan
permukiman dalam bentuk
Pembangunan
CAP-RPP, yang berisikan :
dapat
a.
suatu upaya perubahan untuk
perumahan
dan
Konsep
Pembangunan
dan
b.
3.
Terbentuknya
Penataan
menuju
keadaan
baik.
Matriks Program Lima
bukan
Tahunan.
peningkatan
Perencanaan
secara
dikatakan
Lingkungan.
Dokumen
sosial.
Tujuan
merupakan
yang
lebih
pembangunan
hanya
masyarakat,
umum
sekedar
ekonomi
seperti
yang
Pembangunan dan Penataan
dikatakan Midgley dalam buku
perumahan
“Social
dan
Kawasan
Development
–
The
permukiman yang disusun
Developmental Perspective In
mencakup :
Social
a. Gambar Arahan Teknis,
distorted development :
untuk
pelaksanaan
keperluan
Welfare”
mengenai
Distorted
development
exists in societies where
economic
development
has not been accompanied
by a concomitant level of
social
develompent.
Distorted development is
manifested not only in
poverty, deprivation, low
health
status
and
inadequate housing but in
the exclusion of sections of
the population from full
participation
in
development.
(Midgley
1995: 4&5)
dapat
dilihat
tingkat
dari
partisipasi
masyarakat
didalam
pembangunan
yang
rendah.
Proses
pembangunan sudah
seharusnya
menekankan
pentingnya
Berdasarkan
penjelasan
peningkatan
diatas,
Midgley berpendapat
bahwa
distorted
development
adalah
suatu
kondisi
masyarakat
dimana
terdapat
dan
institusional
masyarakat
yang
menjadi
sasaran.
Sedangkan
yang
menjadi
permasalahan utama
pembangunan
ekonomi
dalam
yang
disertai
tidak
dengan
pembangunan
bidang
kapasitas perorangan
sosial
memadai.
di
yang
Distorted
development
tidak
hanya terwujud dalam
bentuk
kemiskinan,
buruknya
kondisi
kesehatan
development
ketidak
adalah
mampuan
dalam
menyeimbangkan
antara pembangunan
ekonomi
dengan
pembangunan
bidang
sosial.
untuk
di
Dan
mengatasi
permasalahan
masyarakat
dan
perumahan
yang
tidak memadai, tetapi
distorted
development
distorted
juga
pembangunan
menurut
dibutuhkan
ini
Midgley,
satu
perspektif baru yaitu
akibat
pembangunan sosial.
development.
As was noted earlier, social
development
is
an
approach to promoting
people’s welfare that is
well suited not only to
enhancing the quality of
life for all citizens but to
responding
to
the
problems
of
distorted
development.
The
conditions of concomitant
prosperity and deprivation
that characterize so many
countries today can best
be remedied through an
approach that integrates
economic
and
social
objectives. (Midgley 1995:
7)
distorted
Kondisi banyak
negara saat ini yang
mengalami
masalah
kemakmuran
dan
kemiskinan
dapat
diperbaiki
melalui
pendekatan
pembangunan sosial.
Karena pendekatan ini
adalah
pendekatan
yang
mengintegrasikan
tujuan ekonomi dan
sosial.
Dalam buku yang
sama,
Midgley
mengungkapkan
sosial adalah sebuah
baru
untuk
CAP
Pendekatan ini tidak
tepat
untuk
meningkatkan
Permukiman)
salah
satu
sosial
yang
hidup
masyarakat
tetapi
tepat
untuk
juga
menghadapi masalahmasalah yang timbul
Plan
ini
bentuk
–
dan
merupakan
kebijakan
diterapkan
oleh
Kabupaten
dalam
rangka
mengatur tata ruang mereka.
Program ini melibatkan peran
aktif
tenaga
kualitas
RPP
Perumahan
Sumedang
kesejahteraan rakyat.
-
Action
pemerintah
mempromosikan
hanya
(Community
Rencana
bahwa pembangunan
pendekatan
Program
nantinya
masyarakat
sebagai
pendamping
yang
diharapkan
dapat
membantu dan bekerja sama
dengan pemerintah. Masyarakat
yang diharapkan terlibat dalam
program ini adalah masyarakat
yang
menggerakkan
Berkaitan dengan topik yang
ataupun mempengaruhi warga
akan peneliti lakukan, Program
lainnya.
CAP - RPP (Community Action
In
dapat
Dalam buku “Social Policy
Plan – Rencana Perumahan dan
The
Permukiman)
Post-Welfare
kebijakan
State”
sosial
memiliki
pengertian :
Berdasarkan
pengertian
Jatinangor
merupakan salah satu bentuk
keprihatinan
Social
policy,
in
its
essence, is concerned
with the regulation of
social relationships for
the purpose of affirming
certain
values
and
interests
through
the
implementation
of
appropriate
means
designed
to
achieve
corresponding ends. It
has been defined as the
‘regulation
oh
intrasocietal relations and the
shaping of the quality of
life’. (Gil 1976) (Adam
Zamrozik 2001: 38)
di
terhadap
kondisi
tata ruang dan bangunan di
Jatinangor. Kondisi tata ruang
dan
lingkungan
di
Jatinangor
saat ini juga berdampak pada
timbulnya
yaitu
permasalahan
banjir.
kebijakan
Maka
lain
dari
CAP-RPP
itu
muncul
sebagai solusi yang tujuannya
telah
ditetapkan
untuk
peningkatan
kualitas
hidup
masyarakat
Jatinangor
yang
terbebas
dari
masalah
tata
ruang.
diatas, kebijakan sosial merujuk
pada
bentuk
keprihatinan
terhadap
permasalahan-
permasalahan
sosial
tujuan
dan
menegaskan
untuk
nilai-nilai
kepentingan
tertentu
Kesimpulan
Program CAP - RPP
melalui penerapan cara yang
(Community Action Plan –
tepat untuk mencapai tujuan
Rencana Perumahan dan
yang
Permukiman) di Jatinangor
sesuai
ditetapkan
yang
sebagai
telah
regulasi
merupakan salah satu bentuk
hubungan intra masyarakat dan
aplikasi konsep pembangunan
pembentukan kualitas hidup.
sosial dan kebijakan sosial
dimana ada peran peningkatan
kapasitas individu dalam
konteks pembangunan.
Pembekalan terhadap
masyarakat mengenai konsep
tata ruang diharapkan dapat
mengatasi masalah tata ruang
di Jatinangor. Dan dengan
adanya program ini
membuktikan kepada kita
bahwa saat ini peran pekerja
sosial sangat dibutuhkan dalam
penyusunan maupun
pelaksanaan pembangunan dan
kebijakan sosial. Sebagai bentuk
rekomendasi terhadap program
ini adalah perlu adanya
pengawasan secara formal
karena tenaga pendamping
yang dipilih adalah masyarakat
lokal agar proses pendampingan
tetap berada pada jalurnya
sehingga program ini dapat
berjalan sesuai tujuannya.
Daftar Pustaka
Midgley, J. (1995). Social Development - The Developmental
Perspective In Social Welfare. London: SAGE Publication Inc.
Zamrozik, A. (2009). Social Policy In The Post-Welfare State. australia.
Bapeda Kabupaten Sumedang.
(2009). Laporan Akhir Studi
Kelayakan Kawasan Jatinangor
Sebagai Kawasan Perkotaan,
Sumedang
ABSTRAK
Mengatasi Permasalahan
Masalah tata ruang di
Jatinangor semakin kompleks
seiiring berkembangnya zaman
dan kebutuhan manusia akan
tempat tinggal. Saat ini masalah
tersebut sudah berdampak pada
masalah banjir yang kerap
muncul setiap musim hujan.
Untuk mengatasi masalah
tersebut pemerintah melalui
BAPPEDA Kab. Sumedang
membuat suatu rencana
program yaitu CAP - RPP
(Community Action Plan –
Rencana Perumahan dan
Permukiman). Dalam program
ini terdapat pelibatan
masyarakat untuk
menyelesaikan masalah tata
ruang di Jatinangor sebagai
tenaga pendamping penggerak
masyarakat lainnya guna
memahami bagaimana rencana
tata letak bangunan diterapkan
dalam membangun perumahan.
Melalui artikel ini penulis akan
mengkaji program tersebut
melalui konsep kebijakan sosial
dan pembangunan sosial
dimana penulis melihat adanya
kontribusi konsep tersebut
dilihat dari program tersebut
yang memiliki tujuan untuk
menyelesaikan masalah sosial
dan adanya pelibatan
masyarakat yang menurut
konsep kesejahteraan sosial
dapat ditinjau dari perspektif
pembangunan sosial.
Tata Ruang di Kecamatan
Jatinangor Kabupaten
Sumedang
Oleh:
EDDY SETIAWAN
NPM. 170310110037
UNIVERSITAS
PADJADJARAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL
DAN ILMU POLITIK
JURUSAN ILMU
KESEJAHTERAAN SOSIAL
JATINANGOR
2014
Kata Kunci : Tata ruang,
Pembangunan sosial, kebijakan
sosial
Penetapan fungsi Jatinangor
sebagai kawasan pendidikan
tinggi secara langsung
PENDAHULUAN
berdampak pada perubahan
berbagai aspek kehidupan
Jatinangor dahulu
masyarakat. Perubahan yang
merupakan salah satu kawasan
terjadi tidak hanya disebabkan
yang berada di Kecamatan
oleh sivitas akademika tetapi
Cikeruh Kabupaten Sumedang.
juga karena perpindahan pelaku
Penetapan Jatinagor sebagai
kegiatan perdagangan dan jasa
kota pendidikan tinggi
untuk memenuhi kebutuhan-
direncanakan sejak tahun 1980
kebutuhan yang diperlukan oleh
– an sesuai dengan konsep
mahasiswa.
pengembangan wilayah
Perubahan fisik di Jatinangor
pembangunan (PWP) Bandung
terjadi antara tahun 1970
Raya. Setelah Jatinangor
sampai dengan awal tahun
ditetapkan sebagai kawasan
1980-an. Sebagian besar
pendidikan tinggi berdasarkan
perubahan fisik tersebut terjadi
Surat Keputusan Gubernur
karena adanya perluasan
Kepala Daerah Tingkat I Jawa
kegiatan perdagangan,
Barat Nomor : 583/SK-PIK/1989
pemerintahan dan industri. Dan
nama Jatinangor kemudian
semakin cepat berkembang
ditetapkan sebagai kecamatan
dengan dibangunnya 4 (empat)
yang sebelumnya bernama
Perguruan Tinggi di kawasan
Kecamatan Cikeruh melaui
tersebut yaitu : IKOPIN, UNPAD,
Peraturan Daerah Kabupaten
STPDN dan UNWIM, masing-
Sumedang Nomor 51 Tahun
masing pada tahun 1979, 1980,
2000 tentang Pembentukan
1981 dan tahun 1986. Kawasan
Kecamatan serta Keputusan
Jatinangor saat ini telah menjadi
Bupati Sumedang Nomor 6
kota kecil yang terus akan
Tahun 2001 tentang Penetapan
mengalami perkembangan
Desa dan Kelurahan dalam
sejalan dengan fungsinya
Wilayah Kecamatan di
sebagai lokasi pendidikan.
Kabupaten Sumedang.
Perkembangan Kawasan
kesulitan air karena hutan
Jatinangor pada saat ini
sebagai wilayah konservasi
semakin tidak terarah, pola
telah rusak.
pergerakan, transportasi dan
Masalah tata ruang
kegiatan menjadi lebih hidup
bangunan secara tidak langsung
dan aktif. Jalan menjadi macet.
dapat berpengaruh pada
Lahan beralih fungsi dari
timbulnya masalah-masalah
peranian/persawahan menjadi
sosial seperti banjir. Setiap
permukiman yang tumbuh
hujan besar yang mengguyur
secara cepat, tidak terkendali
Jatinangor, beberapa kawasan
bahkan tidak teratur.
seperti di Desa Cikeruh selalu
Kondisi lingkungan
tergenang air. Bahkan pada
Jatinangor pada saat ini
bulan Maret 2014 banjir
mengalami degradasi akibat
bandang pernah terjadi dan
pembangunan yang tidak
merusak satu kos-kostan. Selain
terencana dengan baik, salah
itu banjir juga mengakibatkan
satunya adalah tata ruang. Hal
kemacetan panjang di
ini dapat dilihat dari
sepanjang jalan raya Jatinangor.
pembangunan rumah/gedung
Fenomena ini jika dibiarkan
yang tidak teratur, perumahan
tentu akan merugikan banyak
yang padat, ketidakteraturan
orang termasuk mahasiswa.
tempat kos, kumuh, jalanan
Untuk itu perlu adanya suatu
sempit dan rawan macet,
kebijakan sosial khusus
penumpukan sampah yang
mengatur masalah tata letak
sampai saat ini belum ada
bangunan di Jatinangor agar
penyelesaiannya. Pembukaan
masalah sosial seperti banjir
lahan yang tidak terkendali
dan kemacetan dapat teratasi.
dengan dalih pembangunan
Salah satu program untuk
mengakibatkan Jatinangor
mengatasi masalah tata ruang
menjadi tidak nyaman, rawan
di Kabupaten Sumedang yang
banjir, longsor serta udara
diterapkan juga di Kecamatan
terasa panas. Pada musim
Jatinangor adalah program
kemarau, Jatinangor mengalami
Pendampingan Comunity Action
Plan-Rencana Perumahan Dan
pembangunan perumahan dan
Permukiman (CAP-RPP).
pemukiman yang akan/sudah
Program ini muncul atas dasar
mereka tempati agar layak dari
pemenuhan kebutuhan akan
segi sanitasi serta
rumah dan kawasan
lingkungannya.
permukiman layak yang
Masyarakat belum siap
semakin sulit terpenuhi, karena
untuk berperan dalam
berbagai keterbatasan dan
penyelenggaraan pembangunan
hambatan diantaranya; masih
di bidang perumahan dan
belum terlembaganya sistem
permukiman (belum
penyelenggaraan perumahan
terinformasikan, belum
dan kawasan permukiman yang
memahami, dan belum bisa
responsive dengan
menggali dan mengenali
perkembangan kebutuhan serta
potensi ataupun permasalahan
layak dari segi penataan
lingkungan tempat tinggalnya)
sanitasi lingkungan dan ruang
maka dalam hal ini pemerintah
terbuka hijau, lalu tidak
Kabupaten Sumedang
seimbangnya antara tingginya
memberdayakan sekaligus
kebutuhan akan perumahan dan
melatih masyarakat untuk jadi
kawasan permukiman yang
tenaga pendamping yang
layak dan terjangkau dengan
nantinya akan membantu
kemampuan sebagian besar
masyarakat disekitarnya
masyarakat di Kabupaten
mampu menyusun CAP - RPP
Sumedang dan dengan
(Community Action Plan –
terbatasnya peran pemerintah
Rencana Perumahan dan
dalam pelaksanaan
Permukiman) yang secara
pembangunan perumahan dan
konsisten dapat dijadikan bahan
permukiman (hanya sebagai
acuan untuk meningkatkan taraf
fasilitator).
kehidupannya.
Maka sudah saatnya peran
Sehingga diharapkan
masyarakat didorong, supaya
dengan adanya program CAP-
lebih mandiri dan menjadi
RPP ini masyarakat mampu
pelaku utama dalam
menyusun suatu rencana tindak
lanjut di tingkat komunitas
pembangunan dan peningkatan
untuk perumahan dan kawasan
kualitas
perumahan
dan
permukimannya (CAP – RPP),
kawasan
permukiman
yang
yang secara konsisten dapat
berbasis
dijadikan bahan acuan untuk
masyarakat.
meningkatkan taraf
pada
keswadayaan
Tujuannya :
kehidupannya. Sedangkan
1. Membantu masyarakat agar
keluaran dari progam ini salah
mampu
satunya adalah terbentuknya
menggali
tenaga pendamping/penggerak
permasalahan
masyarakat (TPM) sebagai
dan kawasan permukiman
tenaga penggerak masyarakat
serta
sekaligus sebagai kader yang
tinggalnya
akan menjembatani antara
mencari
masyarakat dan pemerintah.
pemecahannya.
Dalam aplikasinya kebijakan
mengenali
dan
potensi
dan
perumahan
lingkungan
tempat
dan
mampu
upaya
2. Membantu masyarakat agar
ini merupakan salah satu
mampu
menyusun
bentuk kebijakan sosial dimana
rencana tindak di tingkat
peran pekerja sosial dapat
komunitas untuk perumahan
diterapkan dan konsep keilmuan
dan
kawasan
kesejahteraan sosial juga dapat
permukimannya
(CAP
menjadi referensi dalam
RPP), yang secara konsisten
menelaah kebijakan ini.
dapat
dijadikan
suatu
–
bahan
acuan untuk meningkatkan
taraf kehidupannya.
ISI
3. Menyediakan pedoman bagi
Maksud
pelaku
pelaksana
adalah mempercepat tertatanya
pembangunan
bidang
perumahan
dan
kawasan
perumahan
permukiman
yang
memenuhi
standar
kegiatan
(rumah
CAP-RPP
layak
huni
para
dan
kawasan
permukiman di Kabupaten
Sumedang
dalam
dalam lingkungan sehat, tertata
mewujudkan suatu skenario
dan terencana), melalui upaya
pembangunan
dan
penataan
perumahan
dan
pembangunan
kawasan permukiman yang
prasarana
disusun secara partisipatif
lingkungan
menggali
pertama serta proyeksi
potensi
dan
identitas kawasan.
CAP-RPP adalah :
Terbentuknya
tahun
akan datang.
b. Dokumen
tenaga
Rencana
Anggaran
Biaya
untuk
pertama,
serta
pendamping/penggerak
tahun
masyarakat (TPM) sebagai
proyeksi
tenaga
tahun
penggerak
masyarakat
sarana
untuk lima tahun yang
Keluaran kegiatan
1.
dan
sekaligus
untuk
lima
yang
akan
datang.
sebagai kader yang akan
menjembatani
antara
masyarakat
dan
pemerintah.
2.
tenaga
pendamping/penggerak
masyarakat
Skenario
dalam
konteks
Penataan
keilmuan dapat disebut dengan
kawasan
pembangunan
permukiman dalam bentuk
Pembangunan
CAP-RPP, yang berisikan :
dapat
a.
suatu upaya perubahan untuk
perumahan
dan
Konsep
Pembangunan
dan
b.
3.
Terbentuknya
Penataan
menuju
keadaan
baik.
Matriks Program Lima
bukan
Tahunan.
peningkatan
Perencanaan
secara
dikatakan
Lingkungan.
Dokumen
sosial.
Tujuan
merupakan
yang
lebih
pembangunan
hanya
masyarakat,
umum
sekedar
ekonomi
seperti
yang
Pembangunan dan Penataan
dikatakan Midgley dalam buku
perumahan
“Social
dan
Kawasan
Development
–
The
permukiman yang disusun
Developmental Perspective In
mencakup :
Social
a. Gambar Arahan Teknis,
distorted development :
untuk
pelaksanaan
keperluan
Welfare”
mengenai
Distorted
development
exists in societies where
economic
development
has not been accompanied
by a concomitant level of
social
develompent.
Distorted development is
manifested not only in
poverty, deprivation, low
health
status
and
inadequate housing but in
the exclusion of sections of
the population from full
participation
in
development.
(Midgley
1995: 4&5)
dapat
dilihat
tingkat
dari
partisipasi
masyarakat
didalam
pembangunan
yang
rendah.
Proses
pembangunan sudah
seharusnya
menekankan
pentingnya
Berdasarkan
penjelasan
peningkatan
diatas,
Midgley berpendapat
bahwa
distorted
development
adalah
suatu
kondisi
masyarakat
dimana
terdapat
dan
institusional
masyarakat
yang
menjadi
sasaran.
Sedangkan
yang
menjadi
permasalahan utama
pembangunan
ekonomi
dalam
yang
disertai
tidak
dengan
pembangunan
bidang
kapasitas perorangan
sosial
memadai.
di
yang
Distorted
development
tidak
hanya terwujud dalam
bentuk
kemiskinan,
buruknya
kondisi
kesehatan
development
ketidak
adalah
mampuan
dalam
menyeimbangkan
antara pembangunan
ekonomi
dengan
pembangunan
bidang
sosial.
untuk
di
Dan
mengatasi
permasalahan
masyarakat
dan
perumahan
yang
tidak memadai, tetapi
distorted
development
distorted
juga
pembangunan
menurut
dibutuhkan
ini
Midgley,
satu
perspektif baru yaitu
akibat
pembangunan sosial.
development.
As was noted earlier, social
development
is
an
approach to promoting
people’s welfare that is
well suited not only to
enhancing the quality of
life for all citizens but to
responding
to
the
problems
of
distorted
development.
The
conditions of concomitant
prosperity and deprivation
that characterize so many
countries today can best
be remedied through an
approach that integrates
economic
and
social
objectives. (Midgley 1995:
7)
distorted
Kondisi banyak
negara saat ini yang
mengalami
masalah
kemakmuran
dan
kemiskinan
dapat
diperbaiki
melalui
pendekatan
pembangunan sosial.
Karena pendekatan ini
adalah
pendekatan
yang
mengintegrasikan
tujuan ekonomi dan
sosial.
Dalam buku yang
sama,
Midgley
mengungkapkan
sosial adalah sebuah
baru
untuk
CAP
Pendekatan ini tidak
tepat
untuk
meningkatkan
Permukiman)
salah
satu
sosial
yang
hidup
masyarakat
tetapi
tepat
untuk
juga
menghadapi masalahmasalah yang timbul
Plan
ini
bentuk
–
dan
merupakan
kebijakan
diterapkan
oleh
Kabupaten
dalam
rangka
mengatur tata ruang mereka.
Program ini melibatkan peran
aktif
tenaga
kualitas
RPP
Perumahan
Sumedang
kesejahteraan rakyat.
-
Action
pemerintah
mempromosikan
hanya
(Community
Rencana
bahwa pembangunan
pendekatan
Program
nantinya
masyarakat
sebagai
pendamping
yang
diharapkan
dapat
membantu dan bekerja sama
dengan pemerintah. Masyarakat
yang diharapkan terlibat dalam
program ini adalah masyarakat
yang
menggerakkan
Berkaitan dengan topik yang
ataupun mempengaruhi warga
akan peneliti lakukan, Program
lainnya.
CAP - RPP (Community Action
In
dapat
Dalam buku “Social Policy
Plan – Rencana Perumahan dan
The
Permukiman)
Post-Welfare
kebijakan
State”
sosial
memiliki
pengertian :
Berdasarkan
pengertian
Jatinangor
merupakan salah satu bentuk
keprihatinan
Social
policy,
in
its
essence, is concerned
with the regulation of
social relationships for
the purpose of affirming
certain
values
and
interests
through
the
implementation
of
appropriate
means
designed
to
achieve
corresponding ends. It
has been defined as the
‘regulation
oh
intrasocietal relations and the
shaping of the quality of
life’. (Gil 1976) (Adam
Zamrozik 2001: 38)
di
terhadap
kondisi
tata ruang dan bangunan di
Jatinangor. Kondisi tata ruang
dan
lingkungan
di
Jatinangor
saat ini juga berdampak pada
timbulnya
yaitu
permasalahan
banjir.
kebijakan
Maka
lain
dari
CAP-RPP
itu
muncul
sebagai solusi yang tujuannya
telah
ditetapkan
untuk
peningkatan
kualitas
hidup
masyarakat
Jatinangor
yang
terbebas
dari
masalah
tata
ruang.
diatas, kebijakan sosial merujuk
pada
bentuk
keprihatinan
terhadap
permasalahan-
permasalahan
sosial
tujuan
dan
menegaskan
untuk
nilai-nilai
kepentingan
tertentu
Kesimpulan
Program CAP - RPP
melalui penerapan cara yang
(Community Action Plan –
tepat untuk mencapai tujuan
Rencana Perumahan dan
yang
Permukiman) di Jatinangor
sesuai
ditetapkan
yang
sebagai
telah
regulasi
merupakan salah satu bentuk
hubungan intra masyarakat dan
aplikasi konsep pembangunan
pembentukan kualitas hidup.
sosial dan kebijakan sosial
dimana ada peran peningkatan
kapasitas individu dalam
konteks pembangunan.
Pembekalan terhadap
masyarakat mengenai konsep
tata ruang diharapkan dapat
mengatasi masalah tata ruang
di Jatinangor. Dan dengan
adanya program ini
membuktikan kepada kita
bahwa saat ini peran pekerja
sosial sangat dibutuhkan dalam
penyusunan maupun
pelaksanaan pembangunan dan
kebijakan sosial. Sebagai bentuk
rekomendasi terhadap program
ini adalah perlu adanya
pengawasan secara formal
karena tenaga pendamping
yang dipilih adalah masyarakat
lokal agar proses pendampingan
tetap berada pada jalurnya
sehingga program ini dapat
berjalan sesuai tujuannya.
Daftar Pustaka
Midgley, J. (1995). Social Development - The Developmental
Perspective In Social Welfare. London: SAGE Publication Inc.
Zamrozik, A. (2009). Social Policy In The Post-Welfare State. australia.
Bapeda Kabupaten Sumedang.
(2009). Laporan Akhir Studi
Kelayakan Kawasan Jatinangor
Sebagai Kawasan Perkotaan,
Sumedang