11th Meeting Mengelola Informasi untuk

Mengelola Informasi-informasi untuk
Laporan Diagnosis Klien/Kasus:
“Pelayanan Psiko-Edukasional”

Psikologi Sekolah
11th Meeting
Augustina Sulastri

Pelayanan “PSIKOEDUKASIONAL”


Jangan hanya berdasar pada tugas layanan
administrasi tes, membuat skor (hasil) dan
membuat psikogram dan/atau
psikodinamika

 Ini belum merupakan “pelayanan psikoedukasional” tetapi baru merupakan potret
sesaat (snap-shot) tanpa suatu “Cerita
Lengkap” tentang klien (kasus).

Pelayanan psiko-edukasional

yang memadai
1.

2.

Menyajikan (mengadministrasikan) tes, menyekor
dan membuat hasil dalam bentuk psikogram
Membuat kesimpulan “klinis” – mengenai:
(a) penyebab yang mungkin menimbulkan
kondisi yang ditemukan dalam evaluasi tentang
subjek/klien;
(b) apa yang bisa diharapkan dari subjek yang
diperiksa (prognosis);
(c) penjelasan diagnosis dan penjelasan apa yang
dapat dilakukan untuk membantunya
(perlakuan/treatment).

Tiga unsur dasar laporan diagnosis klien
(Sukadji, 2000)


1.

2.

3.

Ciri-ciri dan kondisi fungsi klien pada saat
pemeriksaan  harus dideskripsikan dan/atau
dievaluasi
Kemungkinan faktor penyebab atau etiologi
harus ditemukan
Prognosis (apa yang dapat diharapkan dari
subjek yang diperiksa – kemungkinan positif
atau negatif, baik atau buruk) dan
pendekatan perlakuan (treatment) yang
disarankan

Ciri-ciri dan kondisi fungsi klien
pada saat pemeriksaan
Informasi-informasi penting tentang subjek

yang bermasalah (klien)
 Gambaran kepribadian
 Gambaran latar belakang klien, baik yang
terungkap melalui pengamatan,
wawancara, maupun dari pengukuran
psikologis


Kemungkinan faktor penyebab
atau etiologi


Dapat berupa informasi dari:
(a) pengamatan;
(b) wawancara (autoanamnesa: wawancara
terhadap klien yang mampu menjawab secara
mandiri; atau aloanamnesa: wawancara yang
dilakukan secara tidak langsung mengenai kondisi
klien, misal dengan orangtua, guru, dll);
(c) angket/kuesioner;

(d) data sekunder lain: hasil belajar di sekolah; latar
belakang pendidikan dan sekolah; latar belakang
fisik dan kesehatan; latar belakang orangtua,
keluarga, dan tempat tinggal.

Sistematika Laporan Diagnosis
Kasus
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Identitas Pribadi
Perumusan Masalah
Informasi Latar Belakang
Informasi Diagnostik Baku

Gambaran Kepribadian
Psikodinamika
Saran-saran
(Rencana Follow-up)*

Identitas Pribadi


Terdiri dari: nama subjek, umur, jenis
kelamin, kelas, agama, kedudukan dalam
keluarga, nama ayah dan ibu, pekerjaan
mereka, pendidikan mereka, agama
mereka, banyaknya saudara dalam
keluarga, usia-usia mereka, alamat klien,
dan informasi lain jika diperlukan.

Perumusan masalah
Berisi “ringkasan masalah” atau minimal alasan
dilakukannya pemeriksaan
 Dengan dmkn bisa juga disebutkan sebagai “Tujuan

Pemeriksaan”
 Fokus pada: “perilaku-perilaku” siswa yang
dipermasalahkan dan/atau perlu diubah; perilaku-perilaku
tersebut hendaknya ditulis dalam bentuk daftar perilaku
yang konkret, yang dapat diamati atau dapat diukur.
 Informasi dapat diperoleh dari: hasil amatan, wawancara
terhadap guru kelas, guru BP, kepala sekolah, orangtua, dll.
 RUMUSAN TUJUAN PEMERIKSAAN ini penting karena
menjadi “penentu arah” tujuan layanan psikologis yang kita
lakukan.


Informasi Latar Belakang: gunakan “lembar
panduan baku” (Form Intake Interview)

Yaitu informasi-informasi yang dapat digali dari:
(a) pengamatan;
(b) wawancara (autoanamnesa atau
aloanamnesa)
(c) angket/kuesioner;

(d) data sekunder lain: hasil belajar di sekolah;
latar belakang pendidikan dan sekolah; latar
belakang fisik dan kesehatan; latar belakang
orangtua, keluarga, dan tempat tinggal.

Informasi Diagnostik Baku
Informasi dasar diagnostik yang berasal dari:
(a) pengamatan
(b) wawancara
(c) pengetesan (pengukuran psikologis)
(d) catatan yang dimiliki sekolah, termasuk
nilai-nilai raport, perilaku yang telah dicatat
(dibuat dalam catatan detil); dan/atau
(e) informasi-informasi informal lain (misal
catatan prestasi jika ada, atau bahkan catatan
treatment tertentu yang pernah dilakukan
sebelumnya).

Gambaran Kepribadian
Menggambarkan aspek kepribadian dan aspek

kebutuhan siswa
 Dalam sub-informasi juga termasuk:
gambaran masalah fisik-motorik; kognitif
perseptif; aspek afeksi-sosial (sosialemosional); afektif-motivasional
 Deskripsi juga dapat berisi kesimpulan
tentang: (a) kekuatan, (b) kelemahan, dan (c)
kesempatan sumber daya dari klien yang
mungkin bisa dimanfaatkan (baik internal
klien maupun eksternal)


Psikodinamika

Menggambarkan asalah masalah dalam bentuk pembahasan
kemungkinan-kemungkinan hubungan logis (dinamika) antara
berbagai faktor yang telah disajikan sebelumnya sehingga dapat
dihipotesiskan: apakah masalah terutama muncul karena adanya
faktor internal dari siswa pribadi, penyimpnangan perilaku siswa
dalam menghadapi lingkungannya (faktor interaksional) dan/atau
faktor yang berasal dari luar diri siswa, seperti teman, guru, sekolah,

orangtua, atau bahkan masyarakat secara lebih luas.
 Bila dalam “gambaran kepribadian” muncul kekuatan dan kelemahan
subjek sebagai individu, maka dalam PSIKODINAMIK lebih
menggambarkan “dugaan kaitan sebab dan akibat” – hasil interaksi
individu dengan lingkugannya maupun tuntuan situasi saat itu.
 JADI  hanya melihat aspek-aspek yang terlibat (sebagai EITOLOGI)
saja yang digambarkan dalam alur paradigma sebab-akibat
(psikodinamika).
 Dari Psikodinamika ini lalu dihasilkan kesimpulan berupa garisgaris besar dugaan penyebab permasalahan


Saran-saran
Bila alur laporan pemeriksaan sudah sesuai, maka
saran-saran yang muncul akan sangat erat
berkaitan dengan garis besar dugaan penyebab
permasalahan
 Saran-saran dapat berupa tindakan nyata (sedapat
mungkin konkret, namun tidak menggurui), untuk
membenahi masalah yang dialami siswa;
menunjukkan kekuatan yang ada dalam diri siswal

atau pun memunculkan program tertentu yang
mungkin diperlukan untuk membentuk perilaku
yang diinginkan dan/atau menghilangkan perilaku
yang tidak diinginkan


“Follow-up”
(optional/fakultatif)*
Follow-up dapat berupa tindakan lanjutan yang
berisi tindakan pengamatan dan/atau mencari
informasi lanjutan tentang perubahan perilaku
(jika muncul), terhadap reaksi pada orangtua atau
lingkungan (sekolah), perbaikan pelaksanaan
tugas-tugas di sekolah, dan/atau perubahan dalam
skor tes baku (inteligensi, dll), sosiometri, dsb.
Dengan demikian follow-up dimaksudkan untuk
mengetahui tercapai atau tidaknya sasaran
perbaikan dalam diri siswa (klien).