Laporan Mikrobiologi Pengenalan Alat

MIKROBIOLOGI
Pengenalan Alat

Oleh
DEBY NOVIYANTI
NIM. 12 222 020

DOSEN PENGAMPU
FITRATUL AINI, S.SI, M.Si

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
RADEN FATAH PALEMBANG
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI
2013

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Laboratorium adalah suatu tempat dimana mahasiswa atau praktikan,
dosen, dan peneliti melakukan percobaan. Bekerja di laboratorium

Mikrobiologi tidak akan lepas dari berbagai kemungkinan terjadinya bahaya
dari berbagai jenis bahan kimia baik yang bersifat sangat berbahaya maupun
yang bersifat berbahaya. Selain itu, peralatan yang ada di dalam laboratorium
juga dapat mengakibatkan bahaya yang tak jarang berisiko tinggi bagi
praktikan yang sedang melakukan praktikum jika tidak mengetahui cara dan
prosedur penggunaan alat yang akan digunakan (Harjadi, 1990).
Setiap percobaan kita selalu menggunakan peralatan yang berbeda atau
meskipun sama tapi ukurannya berbeda. Misalnya untuk mengambil larutan
dalam jumlah sedikit kita harus menggunakan gelas ukur bukan beaker glass
ataupun erlenmeyer karena ketelitian gelas ukur yang tinggi dan memang
untuk mengukur zat cair serta mudah digunakan, sedangkan beaker glass
hanya sebagai wadah atau tempat larutan atau sampel, meskipun terdapat skala
pada beaker glass namun skala ini tidak akurat dan tidak boleh digunakan
untuk mengukur sampel yang sangat sensitif. Begitu pula dengan prosedur
percobaan yang lain, kita harus bisa menyesuaikan dan menggunakan
peralatan untuk praktikum tersebut (Mored, 2005).
Oleh karena itu, praktikan harus mengetahui bagaimana cara
menggunakan alat-alat tersebut dengan tepat sehingga tidak akan mengganggu
kelancaran praktikum dan tidak terjadi kecelakaan akibat dari kesalahan
praktikan. Selain itu, pengenalan alat ini sangat penting demi kelancaran

praktikum selanjutnya. Dalam sebuah praktikum, tentu saja praktikan tidak
dapat secara langsung menggunakan alat-alat yang akan digunakan dalam
praktikum tersebut tanpa mempunyai pengetahuan dan kemampuan yang
cukup untuk menggunakannya (Mored, 2005).

Mengingat betapa pentingnya pengetahuan dan prosedur penggunaan
peralatan laboratorium, maka praktikum pengenalan alat laboratorium
Mikrobiologi dirasa sangat penting agar setiap praktikum yang akan
dilaksanakan dapat berjalan sebagaimana mestinya tanpa terjadi hal-hal yang
tidak di inginkan.
1.2 Tujuan
Tujuan dilaksanakannya praktikum Pengenalan Alat Mikrobiologi ini
agar mahasiswa dapat mengetahui alat-alat yang digunakan di dalam
laboratorium Mikrobiologi beserta cara menggunakan dan fungsinya.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada dasarnya setiap alat memiliki nama yang menunjukkan kegunaan alat,
prinsip kerja atau proses yang berlangsung ketika alat digunakan. Beberapa
kegunaan alat dapat dikenali berdasarkan namanya. Penamaan alat-alat yang

berfungsi mengukur biasanya diakhiri dengan kata meter seperti thermometer,
hygrometer dan spektrofotometer, dll. Alat-alat pengukur yang disertai dengan
informasi tertulis, biasanya diberi tambahan “graph” seperti thermograph,
barograph, dan lain-lain (Harjadi, 1990).
Dari uraian tersebut, tersirat bahwa nama pada setiap alat menggambarkan
mengenai kegunaan alat dan atau menggambarkan prinsip kerja pada alat yang
bersangkutan. Dalam penggunaannya ada alat-alat yang bersifat umum dan ada
pula yang khusus. Peralatan umum biasanya digunakan untuk suatu kegiatan
reparasi, sedangkan peralatan khusus lebih banyak digunakan untuk suatu
pengukuran atau penentuan (Harjadi, 1990).
Pada laboratorium Mikrobiologi ada beberapa alat yang umum digunakan
dan harus dikenal serta diketahui cara penggunaannya, yang antara lain:
1.

Mikroskop Cahaya
Mikroskop cahaya (monokuler) berfungsi untuk melihat objek dengan
bantuan cahaya. Mikroskop ini digunakan dengan satu mata, sehingga
bayangan yang terlihat hanya memilki panjang dan lebar, dan memberikan
gambaran mengenai tingginya. Prinsip kerja dari mikroskop ini adalah dengan
memantulkan cahaya melalui cermin, lalu diteruskan hingga lensa objektif. Di

lensa objektif bayangan yang dihasilkan adalah maya, terbalik dan diperbesar.
Kemudian bayangan akan diteruskan dan menghasilkan bayangan tegak, nyata
dan diperbesar oleh mata pengamat. Semakin banyak cahaya yang dipantulkan
melalui cermin, maka akan semakin terang pula mikroorganisme yang dilihat.
Mikroskop ini memiliki pembesaran objektif (10x dan 40x) serta pembesaran
okuler (10x) (Mored, 2005).

Mikroskop elektron (biokuler) berfungsi untuk melihat objek dengan
bantuan elektron atau cahaya lampu. Terdiri atas empat lensa objektif dengan
empat pembesaran, 10x, 25x, 40x dan 100x. Saat penggunaan menggunakan
pembesaran 100x, ditambahkan minyak emersi di atas gelas objek. Tujuannya
adalah untuk mengurangi sudut bias akibat banyaknya cahaya yang
dipantulkan. Tanpa minyak emersi, maka objek yang akan diteliti, tidak akan
terllihat. Mikroskop ini digunakan saat melihat struktur dan melakukan
pewarnaan bakteri (Mored, 2005).
Mikroskop kamera (triokuler) berfungsi sebagai pengambil gambar
(objek). Lensa okuler yang terdapat dalam mikroskop ini sejumlah tiga lensa
okuler. Mikroskop ini dapat mengambil gambar dari preparat. Maka dari itu,
mikroskop ini hanya akan digunakan bila ingin mengambil gambar objek yang
akan diamati. Prinsip kerjanya sama seperti mikroskop cahaya, hanya ada

sedikit perbedaan dalam mengoperasikannya (Mored, 2005).
2.

Autoklaf
Autoklaf berfungsi mensterilisasikan alat-alat berskala menggunakan
uap air panas. Dimana uap air panas akan merusak protein mikroba hingga
mengalami koagulasi, pada saat itu protein akan mengendap (denaturasi) dan
menyebabkan kematian pada mikroba. Saat penggunaan autoklaf penutupan
harus benar-benar rapat agar uap air yang bertekanan tinggi masuk kedalam
atau bereduksi ke alat (Harjadi, 1990).

3.

Inkubator
Inkubator secara umum digunakan sebagai perlengkapan dalam
laboratorium mikrobiologi pangan. Inkubator memiliki fungsi yang sama
dengan water bath yaitu sebagai alat inkubasi pada analisa mikrobiologi.
Inkubator adalah alat yang digunakan untuk menciptakan suhu stabil dan
konstan. Suhu inkubator dipengaruhi oleh adanya perubahan suhu pada suhu
ruang, oleh karena itu perubahan suhu ruang perlu diawasi terutama saat

terjadi perubahan musim (Mored, 2005).

4.

Hot Plate dan Stirrer Bar
Hot plate dan stirrer bar (magnetic stirrer) berfungsi untuk
menghomogenkan suatu larutan dengan pengadukan. Pelat (plate) yang
terdapat dalam alat ini dapat dipanaskan sehingga mampu mempercepat
proses homogenisasi. Pengadukan dengan bantuan batang magnet Hot plate
dan magnetic stirrer seri SBS-100 dari SBS® misalnya, mampu
menghomogenkan sampai 10 L, dengan kecepatan sangat lambat sampai
1600 rpm dan dapat dipanaskan sampai 425 ° C (Khasani, 2003).

5.

Colony Counter
Alat ini berguna untuk mempermudah perhitungan koloni bakteri atau
jamur yang tumbuh setelah diinkubasi di dalam cawan karena adanya kaca
pembesar. Selain itu alat tersebut dilengkapi dengan skala/kuadran yang
sangat berguna untuk pengamatan pertumbuhan koloni yang sangat banyak.

Jumlah koloni pada cawan petri dapat ditandai dan dihitung otomatis yang
dapat direset. Cara menggunakannya yaitu setelah kita ON-kan, kita
menyimpan cawan petri yang berisi bakteri atau jamur ke dalam kamar
hitung, mengatur alat penghitung pada posisi dan mulai menghitung dengan
menggunakan jarum penunjuk sambil melihat jumlah pada layar hitung.
Prinsip kerjanya adalah menghitung mikroba secara otomatis dengan bantuan
pulpen/tombol hitung (Khasani, 2003).

6.

Laminar Air Flow (LAF)
Laminar Air Flow (LAF) adalah alat yang berguna untuk bekerja secara
aseptis dalam pekerjaan persiapan bahan tanaman, penanaman, dan
pemindahan tanaman dari suatu botol ke botol yang lain dalam kultur in-vitro.
LAF mempunyai pola pengaturan dan penyaring aliran udara sehingga
menjadi steril dan aplikasi sinar UV beberapa jam sebelum digunakan. Alat ini
diberi nama Laminar Air Flow karena meniupkan udara steril secara kontinu
melewati tempat kerja sehingga tempat kerja bebas dari debu dan spora-spora
yang mungkin jatuh ke dalam media, waktu pelaksanaan penanaman. Aliran
udara berasal dari udara ruangan yang ditarik ke dalam alat melalui filter

pertama, yang kemudian ditiupkan keluar melalui filter yang sangat halus

yang disebut HEPA (High Efficiency Particulate Air Filter), dengan
menggunakan blower (Mored, 2005).
7.

Pipet Mikro (Micropippet) dan Tip
Mikropipet adalah alat untuk memindahkan cairan yang bervolume
cukup kecil, biasanya kurang dari 1000 µl. Banyak pilihan kapasitas dalam
mikropipet, misalnya mikropipet yang dapat diatur volume pengambilannya
(adjustable volume pipette) antara 1µl sampai 20 µl, atau mikropipet yang
tidak bisa diatur volumenya, hanya tersedia satu pilihan volume (fixed volume
pipette) misalnya mikropipet 5 µl. dalam penggunaannya, mikropipet
memerlukan tip (Khasani, 2005).

8.

Cawan Petri (Petri Dish)
Cawan petri biasanya berfungsi sebagai tempat pertumbuhan mikroba
secara kuantitatif dan sebagai tempat pengujian sampel. Cawan petri ada yang

terbuat dari gelas maupun plastik. Cawan petri terdiri dari 2 bagian, yaitu
bagian dasar untuk medium dan bagian penutup yang ukurannya lebih besar.
Untuk pemakaian rutin digunakan cawan petri berdiameter 15 cm (biasa diisi
agar nutrisi sebanyak 15 ml). Pada suhu 40 ℃ medium agar akan mulai
memadat, sehingga harus diingat bahwa pada masa inkubasi cawan tersebut
harus di simpan secara terbalik. Hal ini untuk mencegah kondensasi uap yang
terbentuk saat agar memadat tidak jatuh ke permukaan agar (Harjadi, 1990).

9.

Tabung Reaksi
Tabung reaksi berfungsi sebagai tempat media pertumbuhan mikroba
dalam bentuk media tegak atau miring yang disumbat dengan kapas,
dibulatkan lalu disterilkan dengan kapas berada tetap di atasnya dan diikat.
Tabung reaksi berfungsi untuk menyimpan mikroorganisme dalam medium
nutrisi cair atau padat, untuk alat pengenceran, dan untuk pengujian
mikrobiologis lainnya (Harjadi, 1990).

10. Erlenmeyer
Labu erlenmeyer berfungsi sebagai tempat penyimpanan medium,

memanaskan larutan, dan menampung hasil dari penyaringan. Alat ini dapat

disterilisasikan dengan ditutup terlebih dahulu bagian atas dengan kapas, lalu
disterilisasi dengan menggunakan autoklaf (Mored, 2005).
11. Jarum Inokulum/Ose
Ose berfungsi untuk mengambil dan menggores koloni suatu mikroba
ke media yang akan digunakan kembali, terdiri dari ose lurus untuk menanam
dan ose bulat untuk menggores yang biasanya berbentuk zig-zag (Harjadi,
1990).
12. Beaker Glass
Beaker glass merupakan alat yang memiliki banyak fungsi. Di dalam
Mikrobiologi, dapat digunakan untuk preparasi media, menampung aquades
maupun tempat untuk memanaskan air (Khasani, 2003).
13. Batang Penyebar
Batang penyebar digunakan untuk menyebarkan biakan bakteri yang
terdapat diatas wadah pembiakan. Bentuknya segitiga kecil. Biasanya fungsi
alat ini sesuai dengan namanya, yaitu sebagai alat penyebar mikroba-mikroba
(Khasani, 2003).
14. Kaca Penyaring/Corong
Alat ini digunakan dalam proses penyaringan dan memindahkan

medium cair dari tempat yang besar ke tempat yang kecil misalnya pada gelas
kimia ke labu erlenmeyer, prinsip kerjanya yaitu meletakkan corong pada
bagian mulut labu dan dipegang lalu cairan dipindahkan (Khasani, 2005).
15. Gelas Ukur
Gelas ukur adalah tabung yang dilengkapi dengan bibir tuang dan kaki
yang berbentuk heksagonal, memiliki skala dan berfungsi untuk mengukur
volume larutan yang akan digunakan. Ukuran gelas ini bermacam-macam,
mulai dari volume 25 ml sampai dengan volume 250 ml. Jenis gelas ukur ada
yang tahan panas (pyrex) dan ada pula yang tidak tahan panas (gelas biasa).
Pada saat menggunakan gelas ukur perlu diperhatikan cara membaca skala
pada gelas ukur. Prinsip kerjanya yaitu sebagai wadah penyimpanan benda
cair dengan jumlah besar dan berskala (Mored, 2005).

16. Bunsen
Bunsen adalah alat sterilisasi yang berbentuk botol pendek dengan
badan yang bundar. Dilengkapi dengan sumbu dan menggunakan spiritus
sebagai bahan bakar. Digunakan untuk memanaskan medium, mensterilkan
jarum inokulasi dan alat-alat yang terbuat dari platina dan nikrom seperti
jarum platina dan ose. Cara menggunakannya yaitu menyalakan bunsen lalu
memanaskan alat-alat tersebut di atas api sampai pijar. Alat ini juga
digunakan dalam pengerjaan secara aseptik yaitu dengan mendekatkan di
sekitar

tempat

pengerjaan

mikroba

untuk

menghindari

terjadinya

kontaminasi. Prinsip kerjanya yaitu mensterilkan dengan pijaran api kecil
(Mored, 2005).
17. Pinset
Pinset memiliki banyak fungsi diantaranya adalah untuk mengambil
benda dengan menjepit, misalnya saat memindahkan cakram antibiotik
(Harjadi, 1990).
18. pH Indikator Universal
Berguna untuk mengukur/mengetahui pH suatu larutan. Hal ini sangat
penting dalam pembuatan media karena pH pada media berpengaruh terhadap
pertumbuhan mikroba. Kertas pH indikator dicelupkan sampai tidak ada lagi
perubahan warna kemudian strip warna dicocokkan dengan skala warna
acuan (Khasani, 2005).
19. Pipet Filler/Rubber Bulb
Filler adalah alat untuk menghisap larutan yang dapat dipasang pada
pangkal pipet ukur. Karet sebagai bahan filler merupakan karet yang resisten
bahan kimia. Filler memiliki 3 saluran yang masing-masing saluran memiliki
katup. Katup yang bersimbol A (aspirate) berguna untuk mengeluarkan udara
dari gelembung. S (suction) merupakan katup yang jika ditekan maka cairan
dari ujung pipet akan tersedot ke atas. Kemudian katup E (exhaust) berfungsi
untuk mengeluarkan cairan dari pipet ukur (Khasani, 2003).

20. Pipet Ukur
Pipet ukur sering digunakan untuk memindahkan kultur secara steril.
Ukuran pipet yang sering digunakan adalah 1 ml, 5 ml, dan 10 ml. Pipet dapat
terbuat dari plastik atau gelas (Khasani, 2003).
21. Mortar dan Pestle
Mortar dan penumbuk (pestle) digunakan untuk menumbuk atau
menghancurkan materi cuplikan, misal daging, roti, atau tanah sebelum
diproses lebih lanjut (Khasani, 2003).

BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Mikrobiologi dengan judul Pengenalan Alat dilaksanakan
pada hari Senin tanggal 11 November 2013 pada pukul 13.20 WIB hingga
selesai. Praktikum ini bertempat di Laboratorium Biologi Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Raden Fatah Palembang.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan yaitu:
1. Mikroskop Cahaya
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Autoklaf
Inkubator
Hot Plate dan Stirrer Bar
Colony Counter
Laminar Air Flow (LAF)
Pipet Mikro (Micropippet)

dan Tip
8. Cawan Petri (Petri Dish)
9. Tabung Reaksi
10. Erlenmeyer

11. Jarum Inokolum/Ose
12. Beaker Glass
13. Batang Penyebar
14. Kaca Penyaring/Corong
15. Gelas Ukur
16. Bunsen
17. Pinset
18. pH Indikator Universal
19. Pipet Filler/Rubber Bulb
20. Pipet Ukur
21. Mortar dan Pestle

22.
23.

3.3 Cara Kerja
1. Seluruh alat yang diperlukan diletakkan diatas meja praktikum dengan
hati-hati, untuk beberapa alat yang berukuran besar dan memang
memerlukan tempat khusus untuk meletakkannya, dibiarkan tetap
ditempatnya.
2. Masing-masing dari alat tersebut akan dijelaskan oleh asisten dosen.
3. Praktikan mulai mengidentifikasi alat-alat laboratorium yang tersedia, baik
dari segi bentuk, serta kegunaan dari masing-masing alat tersebut.
4. Setelah selesai, praktikan mulai menuliskan dan menggambarkan tentang
alat-alat tersebut menjadi sebuah laporan sementara.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.

56.
57.
58.
59.
60.
61. BAB IV
62. HASIL DAN PEMBAHASAN
63.
4.1 Hasil
64. Berikut gambar dari alat-alat laboratorium yang telah diamati:
65.
66. Gambar Hasil Pengamatan

67. Gambar Referensi
69.

68.

70. Mikroskop

72.

71.

73.

Oven
75.

74.

76. Hot Plate

77.

78.
79. Bunsen
81.

80.

82. Cawan petri

83.

84.
85. Erlenmeyer

87.

86.

88. Pinset
90.

89.

91. Autoklaf

92.

93.
94. Jarum Ose

95.

96.
97. Neraca Analitik

99.

98.

100.

Colony Counter
102.

101.

103.

Mortar dan Pestle

105.

104.

106.

Tabung Reaksi
108.

107.

109.

Rak Tabung Reaksi

111.

110.

112.

Gelas Ukur
114.

113.

115.

Filler

117.

116.

118.

Pipet Volum
120.

119.

121.

Batang Pengaduk

123.

122.

124.

Beaker Glass
126.

125.

127.

Pipet Tetes

128.

129.

130.

Corong

4.2 Pembahasan
1. Mikroskop
131.

Mikroskop cahaya adalah salah satu alat yang digunakan

untuk melihat sel mikroorganisme, dengan mikroskop kita dapat
mengamati sel bakteri yang tidak dapat diamati dengan mata telanjang
(Khasani, 2003).
132. Bagian-bagian mikroskop yaitu: (Mored, 2005)
1.

Lensa okuler, lensa yang berfungsi untuk membentuk bayangan

2.
3.

maya, tegak dan diperbesar.
Lensa objektif, untuk membentuk bayangan nyata.
Makrometer (pemutar kasar), berfunngsi untuk menaikan dan

4.

menurunkan mikroskop secara cepat.
Mikrometer (pemutar halus), berfungsi menaik turunkan mikroskop

5.

secara lambat.
Revolver, untuk mengatur perbesaran lensa objektif dengan cara

6.
7.
8.
9.
10.

memutarnya.
Diafragma, mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk.
Meja mikroskop, tempat objek yang akan diamati.
Penjepit kaca, untuk menjepit kaca yang terbuat dari plastik.
Lengan mikroskop, sebagai pegangan pada mikroskop.
Sendi inklinasi (pengatur sudut), untuk mengatur sudut atau pengatur

tegaknya mikroskop.
11. Tabung mikroskop, berfungsi untuk menghubungkan antara lensa
lensa objektif dan lensa okuler.

12. Pemutar:
a. Pemutar kasar, berfungsi untuk menggerakkan tabung dengan
penggeser berat dan mengatur jarak objek dengan lensa
b.

sehingga diperoleh bayangan yang jelas.
Pemutar halus, berfungsi untuk mengatur tabung dengan
penggesaran kecil, sehingga fokus lebih tepat dan sampel yang
kita amati nampak lebih jelas.
133.

2.
3.
4.

Oven
134. Untuk sterilisasi alat-alat gelas.
Hot Plate
135. Untuk memanaskan atau mencairkan medium.
Bunsen
136.

Bunsen digunakan untuk sterilisasi alat inokulasi dengan

pembakaran seperti sterilisasi jarum inokulum atau spreader. Untuk
memastikan kesterilannya jarum inokulum dibakar sampai membara dan
spreader dapat dicelupkan alkohol lalu dibakar. Bunsen berbahan bakar
gas yang disalurkan melalui pipa sedangkan pembakar spirtus berbahan
bakar spirtus (methanol).
5.

Cawan Petri
137. Cawan petri digunakan untuk tempat penanaman mikroba.

6. Erlenmeyer
138.

Labu erlenmeyer berfungsi sebagai tempat penyimpanan

medium, memanaskan larutan, dan menampung hasil dari penyaringan.
Alat ini dapat disterilisasikan dengan ditutup terlebih dahulu bagian atas
dengan kapas, lalu disterilisasi dengan menggunakan autoklaf.
7.

Pinset
139.

Pinset memiliki banyak fungsi diantaranya adalah untuk

mengambil benda dengan menjepit misalnya cakram antibiotik.
8.
9.

Autoklaf
140. Untuk mensterilisasi alat dan medium.
Jarum Ose
141. Ose berfungsi untuk mengambil dan menggores koloni
suatu mikroba ke media yang akan digunakan kembali, terdiri dari ose

lurus untuk menanam dan ose bulat untuk menggores yang biasanya
berbentuk zig-zag (Harjadi, 1990).
142.
143.
144.
10. Neraca Analitik
145.

Timbangan Analitik berfungsi untuk menimbang bahan

kimia. Timbangan ini memiliki batas maksimal penimbangan. Jika
melewati batas tersebut, maka ketelitian perhitungan akan berkurang.
11. Colony Counter
146. Untuk menghitung jumlah koloni mikroba yang tumbuh
pada medium agar lempengan.
12. Mortar dan Pestle
147.

Digunakan untuk menumbuk atau menghancurkan materi

cuplikan, misal daging, roti atau tanah sebelum diproses lebih lanjut.
13. Tabung Reaksi
148.

Tabung reaksi biasanya kita gunakan untuk mereaksikan

suatu zat, namun pada praktikum Mikrobiologi tabung reaksi digunakan
untuk uji-uji biokimiawi dan menumbuhkan mikroba.
14. Gelas Ukur
149. Berguna untuk mengukur volume suatu cairan, seperti erlenmeyer.
15. Rak Tabung Reaksi
150. Untuk meletakkan tabung reaksi yang berisi media pembiakkan.
16. Pipet Gondok (Filler+Pipet Volume)
151.

Pipet volume adalah alat yang berfungsi sebagai pengambil

larutan atau sampel sesuai dengan jumlah yang kita tentukan. Pipet
gondok berfungsi sama seperti pipet volum, hanya saja pengambilan
larutan sudah ditentukan.
17. Batang Pengaduk
152. Untuk mengaduk bahan-bahan untuk membuat medium/media.
18. Beaker Glass
153. Tempat melarutkan bahan-bahan untuk membuat medium.
19. Pipet Tetes
154. Untuk mengambil larutan dan suspensi mikroba.
155.

156.
20. Corong
157.

Berfungsi untuk memasukkan cairan atau bahan halus

lainnya dengan rapi pada saat pembuatan media.
158. Dalam praktikum ini yaitu pengenalan alat-alat laboratorium hal
yang perlu diperhatikan adalah bagaimana kita dapat mengenal dan
mengetahui fungsi dari alat-alat laboratorium. Dalam praktikum Mikrobiologi
banyak sekali kita menggunakan alat-alat laboratorium baik alat-alat gelas
maupun peralatan mekanik dan optik. Alat-alat gelas yang digunakan,
terutama cawan petri, tabung reaksi, gelas objek, gelas penutup, gelas piala,
gelas erlenmeyer, dan lain-lain. Kebersihan alat-alat gelas tersebut sangat
menentukan keberhasilan kegiatan yang kita lakukan, baik untuk menghindari
kontaminasi maupun untuk kejelasan dan ketetapan pengamatan. Dalam hal
ini kebersihan dapat diartikan sebagai jernih, kering, serta bebas dari debu
dan lemak (Khasani, 2003).
159. Pembersihan alat gelas dilakukan sebelum dan sesudah kegiatan
praktek, sesuai dengan keadaan, apakah sudah bersih atau belum. Alat-alat
gelas yang digunakan harus selalu dikembalikan dalam keadaan bersih. Untuk
memudahkan pembersihan, alat gelas sebaiknya dikelompokkan menurut
jenis dan ukurannya. Sebelum dibersihkan, alat gelas juga harus dibersihkan
dulu dari segala bentuk kotoran, seperti: medium kultur (media biakan),
selotip, marker, dan lain-lain. Marker permanen dapat dihilangkan dengan
menyapukan kapas yang telah dibasahi aseton pada bagian yang dibersihkan
(Khasani, 2003).
160. Pentingnya dilakukan pengenalan alat-alat laboratorium adalah
agar dapat diketahui cara penggunaan alat tersebut dengan baik dan benar,
sehingga kesalahan prosedur pemakaian alat dapat diminimalisasi sedikit
mungkin. Hal ini penting supaya saat melakukan penelitian, data yang
diperoleh akan benar pula. Data-data yang tepat akan meningkatkan kualitas
penelitian seseorang. Selain itu, bahan dan peralatan yang digunakan dalam
penelitian harus dalam kondisi steril (Khasani, 2003).
161.
162.
BAB V

164.

163.
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
165. Dalam praktikum Mikrobiologi banyak sekali kita menggunakan

alat-alat laboratorium baik alat-alat gelas maupun peralatan mekanik dan
optik. Alat-alat gelas yang digunakan, terutama cawan petri, tabung reaksi,
gelas obyek, gelas penutup, gelas piala, gelas erlenmeyer, dan lain-lain.
Kebersihan alat-alat gelas tersebut sangat menentukan keberhasilan kegiatan
yang kita lakukan, baik untuk menghindari kontaminasi maupun untuk
kejelasan dan ketetapan pengamatan. Dalam hal ini kebersihan dapat
diartikan sebagai jernih, kering, serta bebas dari debu dan lemak.
166.
167.
5.2 Saran
168. Diharapkan alat yang akan digunakan untuk praktikum pengenalan
alat bisa lebih banyak lagi agar para praktikan tidak berdesakan hanya untuk
melihat alat yang hanya ada satu atau ssedikit.
169.
170.
171.
172.
173.
174.
175.
176.
177.
178.
179.
180.
181.
182.
183.
184.
DAFTAR PUSTAKA
185.
186.
Harjadi ,W. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar. PT. Grammedia:
Jakarta.
187.
Khasani. 2003. Prosedur alat-alat Kimia. Liberty: Yogyakarta.
188.
Khasani, Imam. 2005. Biokimia. Nutrisi dan Metabolisme. UI
Press: Jakarta.
189.
Mored. 2005. Biokimia 2000. Erlangga: Jakarta.
190.

191.
192.