Membangun Pendidikan yang Mencerdaskan d

Membangun Pendidikan yang Mencerdaskan dan Lulusan yang
Berkualitas
Oleh: Dr. Didin Wahidin (Direktur Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi)

Indonesia adalah salah satu negara yang ikut menandatangani blueprint MEA (baca:
Masyarakat Ekonomi ASEAN). Era dimana pasar tunggal diberlakukan dan menuntut
persaingan dari berbagai negara yang berlibat meski tidak semua aspek termasuk di
dalamnya. Indonesia akan menerima aliran bebas barang, jasa, investasi, dan juga tenaga
kerja terdidik dari sesama anggota MEA. Indonesia harus mampu memanfaatkan peluang
yang siap menghadapi tantangan yang ditimbulkan dari adanya MEA ini.
The ASEAN Economic Community (AEC) is founded on a vision of a single market and
production base for ASEAN member state to promote free movement of goods service,
investment, and skilled labor across the ASEAN region. The AEC aims to foster equitable
economic development across the region and the creation of a highly competitive economic
region that will be fully integrated into the global economy (Didin Wahidin, 2016).

Aliran bebas (free flow) yang dimaksud tergambar dalam skema seperti di bawah ini:
Skilled Labor
Service
Investment
Free flow of

Capital
Professional
Goods

Salah satu tantangan yang dihadapi Indonesia terkait dengan adanya MEA adalah
bagaimana menciptakan lulusan yang berkualitas. Ya, lulusan yang cakap akan mampu
bersaing dalam MEA. Inilah yang menjadi pekerjaan rumah bangsa Indonesia. Untuk
mewujudkannya, diperlukan sebuah konsep pendidikan yang mampu menjawab masalah
tesebut.
Pendidikan yang mencerdaskan (multiple intelligent) adalah salah satu konsep yang
ditawarkan. Bagaimana konsep multiple intelligent yang dimaksud? Pemerintah melakukan

beberapa langkah untuk mencapai pendidikan yang berkualitas agar tidak menjadi beban
negara. Langkah-langkah inilah yang sampai saat ini masih terus diupayakan untuk
menciptakan pendidikan yang mencerdaskan dan mencetak lulusan-lulusan yang berkualitas
dan kompeten di bidangnya. Adapun langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut:
1. Perluasan Akses Pendidikan sampai Pendidikan Tinggi
Pemerintah membuka banyak celah untuk mendapatkan pendidikan yang sesuai
dengan minat dan bakat para pemuda Indonesia. Sekarang, tergantung dari mereka
bagaimana mengambil keputusan untuk masa depan yang lebih baik. Hal-hal yang

selalu menjadi prioritas pemerintah dalam perluasan akses pendidikan ini adalah
sebagai berikut:
a. Peningkatan kapasitas perguruan tinggi.
b. Membuka program-program studi baru di perguruan tinggi.
c. Memanfaatkan penggunaan ICT.
d. Bantuan pendidikan bagi masyarakat yang tergolong ekonomi lemah.
2. Wujudkan Empat Dimensi Utama Pendidikan yang Utuh dan Menyeluruh
Melalui Berbagai Kegiatan
Dengan mewujudkan empat dimensi utama pendidikan, maka tidak ada yang perlu
dikhawatirkan untuk menghadapi MEA. Dimensi-dimensi tersebut telah terimplikasi
dalam kegiatan-kegiatan yang berorientasi pada pendidikan. Empat dimensi utama
pendidikan yang dimaksud akan dipaparkan dalam skema di bawah ini:

Keilmuan dan
Penguasaan IPTEK
Empat Dimensi
Utama Pendidikan

Karakter
Patriotisme

Internasionalisasi

Epistemologi

keilmuan

harus

dikuasai

melalui

metodologi

penelitian.

Mengembangkan inovasi-inovasi dan melakukan perbaikan-perbaikan di bidang ilmu
dan teknologi. Siapa yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, maka ialah

yang akan menguasai dunia. Selanjutnya adalah menumbuhkan karakter diri yang

positif sebagai bekal utama pendidikan. Kemudian adalah menumbuhkembangkan
jiwa patriotisme atau cinta tanah air sebagai wujud menjaga keutuhan NKRI dari
segala ancaman dan bahaya. Terakhir adalah menyiapkan mental global
(internasionalisasi) dalam rangka bersaing denga negara-negara sesama anggota MEA
maupun dunia internasioanal pada umumnya.
3. Bekalkan Keterampilan Berpikir
Kreatif

Nalar

Kritis

Problem Solving

Kreatif adalah modal untuk inovatif. Dan kita membutuhkan gabungan ketiganya
untuk memecahkan masalah secara nyata yang ada dalam kehidupan sekarang. Dan
inilah yang menjadi masalah bagi dunia pendidikan bahwa mereka belum
meningkatkan kreativitas. Padahal dengan berinovasi, mereka akan bisa bersaing
dengan kancah yang lebih luas karena inovasi adalah kunci untuk daya saing.
4. Bina Softskills (Intrakurikuler dan Ekstrakurikuler)

Groups and Ethics

Communication

Effort
Writing Skill
Softskills
Logic
Leadership

Organization

5. Bina Jiwa Wirausaha
Sebagai seorang inovator, maka sudah pasti mereka akan berani menanggung risiko
dari segala hal baru yang mereka ciptakan. Dari sanalah mereka mendapat
kesempatan untuk selalu mencoba hal baru dan mempelajari yang belum mereka
pahami. Jiwa-jiwa seperti inilah yang mampu mengembangkan segala sesuatu untuk
menemukan yang belum pernah ditemukan oleh orang lain.
Risk Taker


Innovator

6. Bina Karakter Diri
Membentuk karakter diri adalah hal yang sangat penting bagi para pemuda. Karena
karakter diri yang terstruktur menjadikan pribadinya seorang yang mampu
menghadapi berbagai gejolak kehidupan yang terjadi. Bentuk pembinaan karakter
diri ini terdiri dari pembiasaan, intervensi dan pensuasanaan.

Bina Karakter Diri
Pembiasaan

Knowning the good

Intervensi

Feeling the good

Pensuasanaan
Acting the good


7. Bekalkan Keterampilan Abad Keduapuluhsatu
Keterampilan-keterampilan

mutakhir

dibutuhkan

oleh

para

pemuda

untuk

menghadapi abad modern yang merupakan suatu keniscayaan. Dengan bekal inilah
mereka akan merasa percaya diri bersaing dengan kancah internasional. Dan tetap
rendah hati kepada siapapun karena kolaborasi di abad keduapuluhsatu ini tidak ada
orang yang bisa hidup sendiri.
Learning to know

Empat Pilar Pendidikan

Learning to do
Learning to be
Learning to live together

Life Long Learning

8. Pupuk Cinta Tanah Air
Sudah sepatutnya kita memupuk jiwa patriotisme sebagai tanda syukur kepada Tudan
dan terima kasih kepada para pahlawan yang telah rela berjuang demi nusa dan
bangsa. Dengan tetap bersemangat menempa ilmu dan mengharumkan nama bangsa
ke seluruh penjuru dunia.
Bangsa yang besar juga berawal dari sebuah bangsa yang tidak mempunyai papa.
Mereka yang berada di dalamnyalah yang membuat perubahan. Mereka terus bergerak dan
berproses. Begitu juga dengan Indonesia yang suatu saat akan menjadi lebih berjaya dari
negara adikuasa saat ini. Indonesia menitipkan segala cita-cita luhur bangsa pada generasi
tunas bangsa. Ya, di pundak para pemudanyalah para founding father menitipkan
kebangkitan dan kejayaan Indonesia.
“It’s not that I’m so smart, it’s just that I stay with problems longer.”

(Albert Einstein)

Ditulis ulang oleh Diah Atika Pramono sebagai laporan PIS 2016