Evaluasi Kinerja Puskesmas yang Menerapk
Evaluasi Kinerja Puskesmas yang Menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (Studi pada Puskesmas BLUD Kota Balikpapan)
Laura Catherine Rawung rinnovz@gmail.com Mahfud Sholihin, M.Acc., Ph.D. mahfud@ugm.ac.id
ABSTRACT
The aims of this study are to evaluate the performance of Puskesmas (community health centers) that implement PPK BLUD (Financial Management of Local Public Service Agency). This study is conducted at seven Puskesmas that have implemented PPK BLUD in Balikpapan City. Performance evaluation in this study consists of three aspects: financial aspects, service aspects, and its benefits for the society. Documents analysis and interviews are the strategies to answer the research questions. The result shows an increase in performance after two and a half years implementing PPK BLUD. The average value of performance score of financial aspect is lower than the other aspects. Comparison with non-BLUD Puskesmas also shows that Puskesmas which have implemented PPK BLUD have better performance than the non-BLUDs. The factors that affect the performance of puskesmas in implementing PPK BLUD are human resources, infrastructures, as well as support from health department, local government and the legislative board. Implementation of PPK BLUD allows Puskesmas to increase revenue by improving its service and to do efficiency and effectiveness. The other benefit is the increase of financial accountability.
Keywords: community health centers, financial management of local public service agency, performance measurement, public sector organization
INTISARI
Tujuan penelitian ini ialah untuk mengevaluasi kinerja puskesmas yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK BLUD). Penelitian dilakukan pada tujuh Puskesmas yang telah menerapkan PPK BLUD di Kota Balikpapan. Evaluasi kinerja dalam penelitian ini terdiri atas tiga aspek, yakni aspek keuangan, aspek pelayanan, dan aspek manfaat bagi masyarakat. Analisis dokumen dan wawancara digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan kinerja setelah dua setengah tahun menerapkan PPK BLUD. Aspek keuangan memiliki rata-rata nilai kinerja yang lebih rendah dibandingkan aspek pelayanan dan aspek manfaat bagi masyarakat. Hasil pembandingan antara objek penelitian dengan puskesmas yang belum menerapkan PPK BLUD menunjukkan kinerja yang lebih baik pada puskesmas yang telah menerapkan PPK BLUD. Faktor yang memengaruhi kinerja puskemas dalam penerapan PPK BLUD ialah sumber daya manusia, sarana prasarana puskesmas, serta dukungan dari dinas kesehatan, pemerintah daerah dan lembaga legislatif. Penerapan PPK BLUD memungkinkan puskesmas berusaha meningkatkan pendapatan dengan cara meningkatkan pelayanannya serta mendorong efisiensi dan efektivitas belanja. Manfaat lainnya ialah meningkatnya akuntabilitas pengelolaan keuangan puskesmas.
Kata kunci: puskesmas, pola pengelolaan keuangan badan layanan umum daerah, evaluasi kinerja, organisasi sektor publik
PENDAHULUAN
diharapkan dapat Undang-Undang (UU) Nomor 1
PPK
BLUD
meningkatkan profesionalisme kerja, Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
dan akuntabilitas Negara merupakan salah satu undang-
transparansi,
sehingga dapat meningkatkan kinerja undang yang dibentuk dalam rangka
pelayanan publik. Sampai Desember reformasi keuangan
2014 (data 2015 belum tersedia), Rumah dilakukan oleh pemerintah Indonesia.
negara yang
Sakit Daerah (RSD) yang telah berstatus Pasal 68 dan 69 UU ini menyebutkan
BLUD berjumlah 279 RSD (44% dari 639 tentang pengelolaan keuangan Badan
RSD di Indonesia). Sementara itu, Pusat Layanan Umum (BLU). BLU dibentuk
Kesehatan Masyarakat (puskesmas) untuk meningkatkan pelayanan kepada
sebanyak 209 masyarakat. BLU merupakan bagian
berstatus
BLUD
puskesmas atau 2% dari 9.671 dari pemerintah pusat sedangkan Badan
puskesmas di Indonesia (Kemendagri, Layanan Umum Daerah (BLUD) bagian
2014) (Kemenkes, 2015). dari pemerintah daerah.
Di antara 209 puskesmas yang Untuk menjalankan amanat UU
telah menerapkan PPK BLUD, termasuk di atas, maka diterbitkanlah Peraturan
di dalamnya tujuh puskesmas di Kota Menteri Dalam Negeri (permendagri)
Balikpapan. Penerapan PPK BLUD pada Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman
ketujuh puskesmas di atas dimulai sejak Teknis Pengelolaan Keuangan BLUD
bulan Juli 2013 sampai dengan saat ini yang
tahun 2016. Setelah lebih dari dua tahun pengelolaan keuangan BLUD pada
secara khusus
mengatur
menerapkan PPK BLUD, belum pernah pemerintahan daerah. Permendagri ini
dilakukan penilaian kinerja untuk menjelaskan bahwa satuan kerja
mengetahui efektivitas penerapan PPK perangkat daerah atau unit kerja dapat
BLUD tersebut. Kota Balikpapan membentuk BLUD apabila memiliki
merupakan pemerintah daerah pertama tugas dan fungsi sebagai penyelenggara
di Kalimantan dan kelima di Indonesia pelayanan umum. Pasal 5 permendagri
yang puskesmasnya menerapkan PPK ini menyebutkan bahwa pelayanan
sangat perlu umum tersebut di antaranya ialah
BLUD.
Sehingga,
dilakukan penilaian kinerja pada penyediaan barang dan/atau jasa
puskesmas-puskesmas tersebut. layanan umum untuk meningkatkan
Penilaian kinerja BLUD ini kualitas dan kuantitas pelayanan
sejalan dengan salah satu persyaratan kepada masyarakat. Selanjutnya pasal 6
administratif BLUD yang diatur dalam Permendagri
Permendagri Nomor 61 tahun 2007. menyebutkan bahwa penyediaan barang
Ketika pengajuan pembentukan BLUD, dan/atau jasa layanan umum di atas
puskesmas wajib diutamakan
kepala
surat pernyataan kesehatan.
kesanggupan meningkatkan kinerja permendagri ini, pemerintah pusat dan
Dengan
diterbitkannya
pelayanan, keuangan, dan manfaat bagi pemerintah daerah terus mendorong
masyarakat. Setiap tahunnya pemimpin instansi-instansi
BLUD juga harus melakukan perjanjian melakukan pelayanan kesehatan secara
kesehatan
yang
kinerja dengan kepala daerah. Dalam langsung kepada masyarakat untuk
perjanjian kinerja tersebut, kepala menerapkan
daerah menugaskan pemimpin BLUD Keuangan Badan Layanan Umum
Pola
Pengelolaan
menyelenggarakan kegiatan pelayanan Daerah (PPK BLUD) (Kemendagri,
umum dan berhak mengelola dana 2013).
sesuai tercantum dalam Dokumen Tujuan penerapan PPK BLUD
Anggaran (DPA) ialah untuk meningkatkan pelayanan
Pelaksanaan
puskesmas BLUD. Peningkatan kinerja yang efektif dan efisien sejalan dengan
di atas baru dapat diketahui jika praktik bisnis yang sehat. Penerapan
dilakukan penilaian atau evaluasi dilakukan penilaian atau evaluasi
penerapan PPK BLUD, dan (3) untuk persyaratan
mengetahui manfaat penerapan PPK penilaian kinerja juga dibutuhkan untuk
administratif
BLUD,
BLUD bagi puskesmas. mengetahui tingkat pencapaian tujuan
Setelah pendahuluan, artikel ini organisasi yang telah ditetapkan
akan menyajikan tinjauan pustaka. sebelumnya. Penilaian kinerja dalam
Setelah itu akan disajikan rancangan penelitian ini terbagi atas tiga aspek,
penelitian yang diikuti hasil penelitian yakni aspek keuangan, pelayanan, dan
dan analisis. Artikel ini akan ditutup manfaat bagi masyarakat. Hal ini sesuai
dengan simpulan, rekomendasi, dan dengan
keterbatasan penelitian. BLUD
Permendagri Nomor 61 Tahun 2007 TINJAUAN PUSTAKA yaitu
kesanggupan
meningkatkan
Untuk meningkatkan efisiensi kinerja pelayanan, keuangan, dan
penyelenggaraan manfaat bagi masyarakat. pemerintahan di Indonesia, pemerintah Penelitian mengenai penilaian melakukan reformasi dalam pengelolaan kinerja puskesmas BLUD masih jarang keuangan negara. Reformasi keuangan dilakukan. Penelitian sebelumnya lebih negara ditandai dengan diterbitkannya cenderung pada konteks rumah sakit UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang BLUD. Hasil penelitian kinerja pada Keuangan Negara, UU Nomor 1 Tahun rumah sakit kurang sesuai diaplikasikan 2004 tentang Perbendaharaan Negara, pada
dan UU Nomor 15 Tahun 2004 tentang karakteristik keduanya yang berbeda.
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Rumah sakit lebih cenderung pada Jawab Keuangan Negara. Paket undang- kegiatan kuratif dan rehabilitatif, undang keuangan negara ini setidaknya sementara puskesmas sebagai penyedia mengandung tiga hal dalam pengelolaan layanan kesehatan dasar tingkat keuangan negara, yaitu: (1) orientasi pertama cenderung pada kegiatan pada hasil (kinerja); (2) profesionalitas; promotif dan preventif kesehatan. Selain dan (3) akuntabilitas dan transparansi itu, evaluasi kinerja sebagian besar
Bawono, 2015). hanya memfokuskan
(Restianto
dan
pada aspek
Paradigma baru dalam pengelolaan keuangan dan ada beberapa yang
keuangan negara ini dimaksudkan menambahkan aspek pelayanan dalam
meningkatkan pelayanan indikator penilaian kinerja. Belum ada pemerintah kepada masyarakat. penelitian yang menggunakan ketiga Salah satu reformasi pengelolaan aspek
keuangan negara yang dilakukan oleh tercantum dalam Permendagri Nomor 61 pemerintah ialah pemberian fleksibilitas Tahun 2007, yakni aspek keuangan, dalam pengelolaan keuangan bagi pelayanan,
pemerintah. Fleksibilitas masyarakat.
tersebut secara khusus diberikan kepada penerapan PPK BLUD di puskesmas
instansi yang memberikan pelayanan juga masih sedikit dilakukan. Penelitian
kepada masyarakat. sebelumnya banyak meneliti mengenai Fleksibilitas pengelolaan keuangan ini kesiapan puskesmas sebelum penerapan diberikan kepada instansi dengan PPK BLUD. terlebih dahulu harus membentuk BLU. Berdasarkan uraian di atas, Menurut Restianto dan Bawono (2015), tujuan penelitian ini ialah (1) untuk BLU diharapkan menjadi contoh konkrit mengevaluasi
penerapan pengelolaan keuangan yang puskesmas di DKK Balikpapan setelah
berorientasi pada hasil/kinerja. Dalam penerapan PPK BLUD, (2) untuk pengelolaan keuangan BLU, terjadi mengetahui
faktor-faktor
yang
pergeseran
dari
pengganggaran pengganggaran
BLU rumah sakit di bawah Kementerian menjadi penganggaran berbasis kinerja
antaranya oleh yang berorientasi pada hasil ( output).
Kesehatan
di
Wijayaningrum (2012) yang meneliti Pengelolaan
fleksibilitas pengelolaan diatur pada pasal 68 dan 69 UU Nomor 1
Sakit Sardjito Tahun 2004. Menurut undang-undang
keuangan
Rumah
Yogyakarta sebelum dan sesudah ini, BLU dibentuk untuk meningkatkan
penerapan PPK BLU. Hasil yang pelayanan kepada masyarakat dalam
diperoleh ialah terdapat peningkatan rangka
pada kinerja keuangan. Efisiensi dan umum dan mencerdaskan kehidupan
memajukan
kesejahteraan
efektivitas pengelolaan keuangan dan bangsa. BLUD selanjutnya diatur dalam
kegiatan di rumah sakit meningkat Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 58
setelah penerapan PPK BLU. Penelitian Tahun 2005 tentang Pengelolaan
khusus membahas Keuangan Daerah. Pedoman teknis
yang
secara
mengenai evaluasi kinerja rumah sakit pelaksanaan BLUD diatur lebih terinci
daerah setelah penerapan PPK BLUD di lagi dalam Permendagri Nomor 61
antaranya sebagai berikut. Penelitian Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis
oleh Wildana (2008), Lituhayu (2011), Pengelolaan
Surianto (2012), Puspadewi (2013), dan Permendagri ini juga mengacu pada PP
Keuangan
BLUD.
secara umum Nomor 23 Tahun 2005 tentang
Wijayanti (2015)
menunjukkan hasil yang sama yakni Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
adanya peningkatan dalam kinerja Umum.
keuangan dan kinerja pelayanan rumah Menurut PP Nomor 58 Tahun
sakit daerah setelah menerapkan PPK 2005 dan Permendagri Nomor 61 Tahun
BLUD.
2007, BLUD adalah Satuan Kerja Hidayanti (2011) mengemukakan Perangkat Daerah (SKPD) atau unit
bahwa perubahan status menjadi BLUD kerja pada SKPD di lingkungan
menjadikan RSUD Ulin pemerintah daerah yang dibentuk untuk
tidak
Banjarmasin mampu dengan cepat memberikan
kesehatan kinerja masyarakat berupa penyediaan barang
Uji statistik dan/atau jasa yang dijual tanpa
keuangannya.
menunjukkan tidak ada perbedaan mengutamakan mencari keuntungan.
signifikan antara sebelum dan setelah Dalam melaksanakan kegiatan, BLUD
penerapan PPK BLUD. Mendukung mengacu pada prinsip efisiensi dan
penelitian Hidayanti, Sandiwara (2013) produktivitas. Definisi PPK BLUD
bahwa kinerja menurut Permendagri Nomor 61 Tahun
juga
menemukan
keuangan rumah sakit daerah setelah 2007 adalah pola pengelolaan keuangan
penerapan BLUD juga tidak ada yang memberikan fleksibilitas berupa
yang signifikan keleluasaan untuk menerapkan praktik-
perubahan
dibandingkan sebelum BLUD, akan praktik bisnis yang sehat untuk
tetapi kinerja pelayanan mengalami meningkatkan
Sementara menurut masyarakat dalam rangka memajukan
Amintasih (2010), kualitas pelayanan kesejahteraan umum dan mencerdaskan
RSUD Karanganyar setelah berubah kehidupan
menjadi BLUD tidak menunjukkan keuangan
bangsa.
Pengelolaan
perubahan yang signifikan. pengecualian
Penelitian terkait BLUD di pengelolaan keuangan daerah pada
dari
ketentuan
puskesmas di antaranya oleh Sunuwata umumnya.
(2014), Raafiuddin (2014), dan Sutiarini (2011). Mereka meneliti kesiapan
Berkaitan dengan penelitian puskesmas sebelum penerapan PPK BLUD di bidang kesehatan, sebagian BLUD. Hasil penelitian Sunuwata besar penelitian dilakukan pada BLUD
(2014) yang meneliti
partisipan. Pendekatan puskesmas di Kabupaten Kulon Progo
kesiapan
kepada
kualitatif melibatkan kegiatan seperti menyimpulkan
pertanyaan-pertanyaan puskesmas tersebut belum sepenuhnya
dan prosedur-prosedur, pengumpulan siap dengan penerapan kebijakan
data spesifik dari partisipan penelitian BLUD,
dan menganalisis data secara induktif persyaratan teknis. Selain itu, Noor
khususnya
menyangkut
mulai dari tema-tema khusus ke tema- (2015) meneliti kinerja puskesmas
tema umum dan menafsirkan makna setelah penerapan kebijakan PPK BLUD
data (Creswell, 2014). Pendekatan yang di Kabupaten Sleman. Noor (2015)
digunakan dalam metode penelitian menemukan
kualitatif ini ialah pendekatan studi keuangan pada indikator profit margin,
peningkatan
kinerja
kasus. Penelitian ini berusaha untuk cash ratio dan debt to asset ratio.
mencermati suatu program pada suatu Sedangkan untuk kinerja nonkeuangan,
jenis organisasi, yaitu penerapan secara umum pelanggan sudah merasa
kebijakan pengelolaan keuangan BLUD puas dengan layanan yang diberikan
pada puskesmas-puskesmas di DKK oleh puskesmas.
Balikpapan. Menurut Stake (1995) dalam Creswell (2014), studi kasus
RANCANGAN PENELITIAN merupakan strategi penelitian yang Objek Penelitian
dilakukan dengan cara mencermati Objek penelitian dilakukan pada
suatu program, peristiwa, aktivitas atau Dinas
sekelompok individu.
Balikpapan, khususnya pada semua puskesmas yang telah menerapkan PPK
Pengumpulan dan Analisis Data BLUD.
Data yang digunakan dalam membentuk BLUD di Kota Balikpapan penelitian ini ialah data primer dan data sebanyak tujuh puskesmas, berdasarkan sekunder. Data primer diperoleh melalui SK Walikota Balikpapan tanggal 27 wawancara dengan para partisipan, Desember 2012. Namun, penerapan PPK sedangkan data sekunder diperoleh dari BLUD baru dimulai pada 1 Juli 2013. pengumpulan dokumen pada masing- Sampai dengan penelitian ini dilakukan, masing objek penelitian. Wawancara penilaian atas kinerja penerapan PPK
dengan menggunakan BLUD
dilakukan
pada puskesmas-puskesmas pedoman wawancara semi terstruktur BLUD di Kota Balikpapan belum pernah untuk menggali informasi lebih dalam dilakukan.
dari partisipan. Wawancara secara melatarbelakangi
pemilihan
objek
( in-depth interview) penelitian, yakni sejak pembentukan
mendalam
dilakukan kepada partisipan-partisipan BLUD sampai dengan saat ini belum berikut ini: Kepala Puskesmas BLUD, dilakukan penilaian kinerja pada Pejabat Penatausaha Keuangan (PPK) puskesmas-puskesmas
yang
telah
BLUD, Kepala Bidang Sumber Daya menerapkan PPK BLUD tersebut. Kesehatan DKK Balikpapan sebagai
puskesmas dalam Jenis Penelitian pembentukan dan penerapan BLUD, Metode yang dilakukan dalam dan Pasien puskesmas BLUD dan non- penelitian ini ialah metode kualitatif.
pendamping
BLUD.
Penelitian ini
bertujuan
untuk
Analisis data dilakukan dengan mengevaluasi serta mengeksplorasi perhitungan rasio-rasio untuk menilai informasi yang berkaitan dengan kinerja kinerja keuangan dan nonkeuangan dan manfaat penerapan suatu kebijakan. puskesmas BLUD. Penilaian kinerja Evaluasi kinerja dan manfaat penerapan puskesmas ini mengacu pada Perdirjen BLUD diperoleh melalui analisis data
Direktur Jenderal sekunder dan wawancara mendalam
(Peraturan
Perbendaharaan)
Kementerian
Keuangan No. PER-54/PB/2013 dengan masing-masing puskesmas pada akhir dilakukan penyesuaian supaya dapat
tahun 2015 dibandingkan dengan pada diterapkan pada unit kerja puskesmas.
awal penerapan BLUD. Tiga puskesmas Prosedur dan indikator pengukuran
di antaranya yakni Puskesmas Baru kinerja dijelaskan terinci pada Lampiran
Tengah, Mekar Sari, dan Prapatan
menunjukkan hasil penilaian yang Puskesmas BLUD.
meningkat dari A menjadi AA.
mengalami ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Puskesmas
yang
peningkatan kinerja terbesar ialah Evaluasi Kinerja Puskesmas BLUD
Puskesmas Prapatan yaitu sebesar Dari hasil penilaian ( scoring)
9,41%. Puskesmas yang mengalami peningkatan kinerja terendah ialah
kinerja yang telah dilakukan pada Puskesmas Kariangau dengan kenaikan masing-masing puskesmas, terlihat sebesar 3,71%. Terlihat pada tabel bahwa terjadi peningkatan kinerja
berikut ini.
Tabel 1. Hasil ( Scoring) Evaluasi Kinerja Puskesmas BLUD
No. Puskesmas BLUD Aspek Keuangan (a)
Total Skor (a+b+c) 2013 - II 2014 - I 2014 - II 2015 - I 2015 - II
Aspek Pelayanan (b)
Aspek Manfaat (c )
2013 - II 2014 - I 2014 - II 2015 - I 2015 - II
2013 - II 2014 - I 2014 - II 2015 - I 2015 - II
2013 - II 2014 - I 2014 - II 2015 - I 2015 - II
1 Baru Tengah 19,25 22,25
73,94 76,45 79,74 76,34 80,14 A A A A AA
2 Karang Joang 20,00 22,50
70,22 76,82 78,50 74,55 75,01 A A A A A 3 Kariangau
73,35 78,63 82,27 78,70 77,06 A A AA A A 4 Klandasan Ilir
69,94 72,38 76,67 73,63 74,25 A A A A A 5 Mekar Sari
72,56 75,94 74,20 72,92 80,01 A A A A AA 6 Prapatan
74,65 80,43 77,19 78,53 84,06 A AA A A AA 7 Sepinggan
71,88 77,75 72,84 76,25 79,11 A A A A A
212,92 207,08 219,72 212,92 219,72 506,54 538,40 541,40 530,92 549,64 Rata-rata semester
72,36 76,91 77,34 75,85 78,52 A A A A A
Dari hasil penilaian kinerja pada Grafik 1. Rata-Rata Total Skor Evaluasi masing-masing puskesmas ditemukan
Kinerja Puskesmas BLUD bahwa indikator kepatuhan pengelolaan keuangan
konsisten
mengalami
peningkatan setiap tahunnya pada semua puskesmas. Hal ini menunjukkan semakin meningkatnya akuntabilitas dan ketertiban puskesmas dalam pengelolaan dan pelaporan keuangan.
Grafik berikut ini menunjukkan terjadinya peningkatan rata-rata total skor penilaian kinerja keseluruhan puskesmas BLUD. Pada grafik ini
terlihat rata-rata kinerja puskesmas secara
Penurunan pada semester 1 meningkat sampai dengan tahun 2014,
keseluruhan
cenderung
tahun 2015 pada grafik di atas antara namun sedikit mengalami penurunan
lain disebabkan karena meningkatnya pada semester 1 tahun 2015.
sasaran
target Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang harus dicapai. Hal ini menyebabkan realisasi
jumlah jumlah
fleksibilitas dalam hal Semua puskesmas juga menyebutkan
diberikan
pengelolaan investasi dan pengelolaan keterlambatan penerbitan SK belanja
utang. Pemerintah Kota Balikpapan modal
juga tidak memberikan fleksibilitas mengakibatkan anggaran belanja modal
kepada puskesmas BLUD status tidak terealisasi sampai akhir tahun
bertahap dalam pengadaan barang/jasa 2015.
modal (sampai dengan tahun 2015), wawancara terkait.
pengelolaan barang (seperti menjual “ Oh itu karena target sasarannya
atau menyewakan aset tetap tidak meningkat jadi otomatis. Sasaran ibu
terpakai), serta fleksibilitas yang hamilnya meningkat mba. Intinya kalau
terbatas dalam melakukan kerjasama sasarannya besar otomatis target yang
ketiga dan dicapai juga selisihnya besar. Jadi mempekerjakan tenaga profesional non- misalnya tahun dulu misal 347, tahun
dengan
pihak
berikutnya tiba-tiba langsung 437... PNS (Pegawai Negeri Sipil). otomatis untuk kejarnya agak susah. ”
Keterbatasan-keterbatasan fleksibilitas pada status BLUD bertahap
“ Contohnya pada tahun 2015 kita sudah di atas, menyebabkan puskesmas menganggarkan belanja modal, namun
leluasa berinovasi SK belanja modalnya sampai akhir tahun
kurang
melaksanakan praktik bisnis yang sehat tidak keluar, jadi kita tidak realisasi. ”
untuk meningkatkan pendapatan jasa layanannya.
Akibatnya, semua Tabel berikut ini menunjukkan
puskesmas mengalami defisit terutama rata-rata skor hasil penilaian kinerja per
periode-periode yang masing-masing aspek penilaian.
pada
biaya penyusutan Tabel 2. Rata-rata Skor Penilaian
membebankan
(semester 2 tahun 2014 dan 2015). Hal Kinerja per Aspek Penilaian
ini berarti pendapatan puskesmas termasuk di dalamnya pendapatan dari
Aspek Rata-rata Skor
Rata-rata Skor
APBD, Anggaran Pendapatan dan
Penilaian Penilaian
Penilaian
Belanja Negara (APBN) dan hibah, pada
(sesuai Bobot)
periode tersebut, belum dapat menutupi
Bobot* Skor
operasional dan
puskesmas. Rasio
Keuangan
pendapatan jasa layanan keseluruhan
puskesmas pada sebagian besar periode
pengamatan juga tidak memperoleh nilai
Pelayanan
maksimal (skor 2,5). Rata-rata rasio pendapatan jasa layanan seluruh
puskesmas pada seluruh periode sebesar
27,76%, sangat jauh dari kriteria nilai *Bobot mengacu pada Perdirjen Perbendaharaan terbaik yaitu minimal 65%. Hal ini
No. PER-54/PB/2013 mencerminkan
masih besarnya
puskesmas pada Dari tabel di atas, terlihat bahwa
ketergantungan
pendapatan APBD dan APBN. di antara ketiga aspek tersebut, aspek
keseluruhan, hasil keuangan memiliki skor yang paling
Secara
menunjukkan semua rendah dibandingkan aspek lainnya,
wawancara
mendukung adanya yaitu 64,88%. Hal ini terutama karena
partisipan
peningkatan kinerja puskesmas setelah status BLUD yang diberikan pada
penerapan PPK BLUD. Hal tersebut puskesmas tersebut masih BLUD
terlihat dalam beberapa jawaban bertahap. Fleksibilitas yang diberikan
Peningkatan kinerja untuk BLUD bertahap masih sangat
partisipan.
terutama karena adanya fleksibilitas terutama karena adanya fleksibilitas
menerapkan PPK BLUD di Kota menjamin ketersediaan obat-obatan dan
Balikpapan. Untuk komparasi data yang barang habis pakai di puskesmas
lebih sesuai, maka pembandingan sehingga kinerja pelayanan dapat
kinerja dilakukan dengan puskesmas meningkat. Hal tersebut terlihat dalam
non-BLUD pada periode waktu yang beberapa jawaban partisipan.
sama. Pembandingan hanya dilakukan “Dari segi pelayanan kita lebih banyak
pada aspek pelayanan dan manfaat bagi naiknya, daripada turunnya. Kalau SPM
masyarakat. Aspek keuangan tidak sendiri memang kalau nanti diliat pasti
dapat dibandingkan, karena puskesmas ada yang turun karena sesuai targetnya,
yang belum menerapkan PPK BLUD karena terkadang target sebenarnya ada belum menjadi entitas pelaporan, yang tidak rasional bagi kita sehingga
ada kewajiban segi pencapaian SPM itu dari tahun ke
sehingga
belum
susah untuk dicapainya. Tapi kalau dari
puskesmas membuat laporan keuangan tahun lebih bagus ” (Kepala Puskesmas
(neraca, laporan operasional dan laporan Karang Joang). arus kas). Jumlah puskesmas yang diambil sebagai pembanding sebanyak
“Dengan kinerja keuangan yang baik
Jumlah ini mencerminkan misalnya ketersediaan
tujuh
puskesmas.
disesuaikan dengan jumlah puskesmas ABHP jadi kan pelayanan jadi lebih baik
BLUD objek penelitian yaitu tujuh juga. Dengan adanya BLUD kan saya
puskesmas.
tidak hanya menunggu dari dinas. (Kepala Puskesmas Baru Tengah). Tabel berikut menggambarkan
skor hasil evaluasi kinerja aspek Pembandingan ( Benchmark)
pelayanan dan manfaat bagi masyarakat pada puskesmas-puskesmas non-BLUD.
Selain menilai kinerja puskesmas BLUD, dilakukan pula pembandingan
Tabel 3. Hasil ( Scoring) Evaluasi Kinerja Puskesmas Non-BLUD
No. Puskesmas Non-
Aspek Pelayanan (a)
Aspek Manfaat (b)
Proporsional 100% ((a+b)/70x100%)
BLUD 2013 - II 2014 - I 2014 - II 2015 - I 2015 - II 2013 - II 2014 - I 2014 - II 2015 - I 2015 - II 2013 - II 2014 - I 2014 - II 2015 - I 2015 - II
76,22 75,17 60,59 65,32 78,69 2 Gn. Bahagia
1 Baru Ulu 25,16 27,34 20,05 21,42 29,80
60,76 74,13 75,52 76,09 69,84 3 Gn. Samarinda
80,48 76,04 72,40 68,75 68,75 5 Manggar Baru
Jumlah 162,60 187,55 175,89 170,08 184,66 195,42 191,53 187,64 186,67 190,56 511,46 541,54 519,32 509,64 536,02 Rata-rata tiap semester
Sesuai dengan hasil evaluasi Tabel 4. Perbandingan rata-rata kinerja kinerja yang disajikan pada tabel 1 dan
Puskesmas BLUD dan Non-BLUD
3, berikut tabel perbandingan rata-rata
kinerja antara puskesmas BLUD dan
BLUD BLUD Selisih
bagi Masyarakat
Jumlah
Skor
Dari tabel 4 dan grafik 2 terlihat rata- rata kinerja puskesmas BLUD, baik
Beberapa perbaikan yang dilakukan oleh aspek pelayanan maupun aspek manfaat
Puskesmas BLUD disebutkan oleh bagi masyarakat, lebih tinggi daripada
pasien seperti berikut ini. rata-rata kinerja puskesmas non-BLUD.
“Yang saya tau sekarang itu di puskesmas Selisih perbedaan kedua aspek tersebut
banyak petugas kebersihannya jadi sebesar 6,25%.
otomatis lingkungannya tambah asri tambah bersih, ada taman, kalau dulu
Grafik 2. Pembandingan Kinerja tidak ada kolam ikan, sekarang itu sudah Puskesmas BLUD dan Non-BLUD
ada kolam-kolam ikan, jadi pasien anak- anak gitu tidak jenuh. Dan juga ada kayak taman bermain di situ untuk bermain anak-anak, selanjutnya untuk orang tua disediakan TV jadi supaya ga jenuh bisa diliat-liat gitu ” (Pasien Puskesmas Karang Joang).
meskipun terjadi peningkatan pelayanan di puskesmas,
Namun,
dengan pasien Dari hasil wawancara dengan puskesmas non-BLUD
hasil
wawancara
menyatakan beberapa pasien puskesmas yang sudah bahwa pelayanan puskesmas tersebut menerapkan PPK BLUD dan puskesmas belum maksimal. Ruang tunggu yang yang belum menerapkan PPK BLUD, terasa panas dan petugas terkadang semua
kurang ramah masih dirasakan oleh peningkatan dan perbaikan pelayanan
pasien.
puskesmas, baik mengenai fasilitas “Kalau di ruang tunggu biasanya agak puskesmas maupun kinerja petugas
lama di loket ya bu. Kadang-kadang kan pelayanan. Pelayanan puskesmas baik di
antrian selalu lama dalam
kita
nomor
nunggunya. Kadang-kadang panas sih di masyarakat secara umum semakin
ruang tunggu itu. Itu aja sih ” (Pasien membaik.
Beberapa
cuplikan
Puskesmas Manggar).
wawancara menunjukkan hal tersebut. “Yang saya tau kondisi sekarang semakin
“Di ruang tunggunya aja kali yang kurang baik, artinya dari pelayanan yang pernah
nyaman. Ruang tunggu kan panas, baru kita alami di situ yang pernah kita terima
kita kan nunggu lama, jadi kalau panas
ya rasanya gimana ya. Sudah sakit, terus pelayanan disitu semakin memadai
lebih baik dari sebelumnya... sekarang
tempat ngantrinya panas, kan ga enak ya karena personilnya lebih banyak. Seperti
mbak ya. Kalau bisa dikasih fasilitas di pelayanan sekarang sudah ada tiga jadi
kipas anginlah minimal... petugas nya itu kami pasien itu tidak menunggu terlalu
sambil cerita sama temannya. Kalau bisa lama ” (Pasien Puskesmas Karang Joang).
ada pasien langsung dilayani, jangan petugas sambil ngobrol dulu, Jadi kita
“Kalau di tempat saya itu kan ada pos nunggunya juga tidak terlalu lama ” lansia, dokternya selalu datang, ada
(Pasien Puskesmas Gunung Bahagia). perawatnya, ada bagian apotekernya, itu
hadir terus setiap bulan, setiap tanggal 16 Dari wawancara dengan pasien- di posyandu saya. Terus, kalau tanggal 4
pasien puskesmas di atas, dapat untuk posyandu itu ada juga pembinanya
bahwa pelayanan yang hadir 1 orang, terus tiap bulan kita
disimpulkan
puskesmas yang telah menerapkan PPK disuruh melaporkan hasil kegiatan
BLUD masih lebih baik daripada pemantauan
jentik ke
puskesmas.
non-BLUD. Ketika sosialisasi tentang DBD, dan macam-
puskesmas
Kadang-kadang ada pertemuan kader,
kenyamanan pasien di ruang tunggu macamlah tentang kesehatan mba ”
terganggu, misalnya ruangan terasa
(Pasien Puskesmas Klandasan Ilir).
panas, maka puskesmas BLUD dapat panas, maka puskesmas BLUD dapat
penerapan kebijakan PPK BLUD ialah pengadaan barang dari dinas kesehatan.
dinas kesehatan, Begitu pula dengan keramahan petugas
dukungan
dari
pemerintah kota dan lembaga legislatif. dalam
dukungan anggaran dari melaksanakan kegiatan di masyarakat.
pemerintah. Yang masih kita butuh Petugas puskesmas BLUD dituntut
bantuan tentunya dalam pembayaran gaji untuk lebih meningkatkan kinerja
pegawai itu masih harus di-support. Dana promkes
harus pelayanannya yang salah satunya disupport pemerintah karena memang itu tanggung
tetap
dipengaruhi oleh adanya pemberian jasa
jawabnya
pemerintah ” (Kepala
pelayanan. Besar kecilnya uang jasa Puskesmas Karang Joang) . pelayanan yang diterima masing-masing
mendukung upaya penilaian kinerja pribadi petugas.
petugas sangat
dipengaruhi oleh
mutu pelayanan di puskesmas nah kita memfasilitasi itu.
Faktor-faktor yang
Kami memberikan pendampingan untuk Kinerja Puskesmas dalam Penerapan
Memengaruhi
bimtek supaya program ini bisa berjalan PPK BLUD
sesuai aturan dengan baik … Pemerintah Faktor yang paling memengaruhi
kota itu yang penting dari segi anggaran kinerja puskesmas dalam pengelolaan
tetap didukung. Diklat-diklat, kemudian keuangan BLUD terutama ialah faktor dari BKD juga mendukung untuk memberikan pelatihan bendahara. Selain
Sumber Daya Manusia (SDM). Semua itu anggaran dana promkes APBD untuk
partisipan menyebutkan akan hal ini. puskesmas juga tetap didukung. … Ada Kompetensi SDM dan fokus pekerjaan
regulasi yang menjadi dalam mengelola keuangan sangat
beberapa
persyaratan Permendagri 61 dalam penting dalam pengelolaan keuangan
menerapkan BLUD kan harus didukung BLUD.
jadi DKK yang “Faktor SDM. SDM kita kan memang
dengan regulasi
untuk menjembatani belum berkompetensi di bidang keuangan
memfasilitasi
antara puskesmas dengan pemerintah atau
kota untuk bisa diterbitkan regulasi menggunakan tenaga fungsional yang
tersebut … Kemudian dukungan dari kita pakai untuk bendahara dan PPK.
DPRD. Selama ini untuk kepentingan Semua
masyarakat, DPRD sangat mendukung fungsional, jadi bukan tugas utama
karena dulu di awal pembentukan BLUD mereka ” (Kepala Puskesmas Mekar Sari) .
puskesmas atas persetujuan DPRD juga karena
kita kan untuk meningkatkan mutu pelayanan ” (Kepala
tujuan
Selain SDM, faktor internal puskesmas
Bidang PSDK).
lainnya ialah komitmen pimpinan dan staf dalam pengelolaan keuangan dan
peningkatan pelayanan.
Kendala selama penerapan PPK beberapa kutipan wawancara terkait.
Berikut
BLUD antara lain ialah kendala SDM “Komitmen pimpinan tentunya besar bagi
pengelola keuangan dan barang (PPK, BLUD, dan staf-stafnya harus concern
bendahara, pengelola barang) yang dan bekerja sama dalam pengeloaan
masih dirangkap tugas oleh tenaga BLUD ini ” (Kepala Puskesmas Klandasan
kesehatan sehingga tidak bisa fokus
Ilir).
dalam pengelolaan keuangan. Pengelola keuangan juga sering berganti-ganti.
“Kalau faktor internal itu mungkin yang background sangat
Tenaga SDM bukan dari kepemimpinan dari kepala puskesmas
keuangan mengakibatkan kurangnya yaitu komitmennya ” ( Kepala Bidang
kompetensi bidang keuangan.
PSDK DKK). “Selama penerapan, yang terutama
adalah SDM, sarana dan prasarana seperti sistem informasi keuangan belum adalah SDM, sarana dan prasarana seperti sistem informasi keuangan belum
berbeda dengan DKK padahal kalau kurang maksimal dalam melaksanakan
sebenarnya mungkin BLUD ” (Kepala Puskesmas Baru
dilihat-lihat
barangnya ada cuman kan entah kita Tengah) . dulu taksirnya berbeda harganya sesuai dengan kondisi yang ada sekarang” (PPK
“Pergantian penanggung jawab seperti Puskesmas Baru Tengah). PPK ada beberapa kali pergantian, sehingga untuk petugas yang baru harus
“Trus koordinasi aset, iya kan penyusutan belajar lagi dari awal ” (Kepala Puskesmas
aset kadang-kadang di DKK sama di kita Kariangau).
kan berbeda. Dari segi pendataan aset juga, itu kayaknya perlu koordinasi lagi
“Itu pencatatan, postingannya mba, kita mba, laporan aset itu. Jadi ada kadang ini masuk kemana, kita masih
perbedaan antara aset puskesmas sama belajar juga. Karena bukan orang
yang dinas ” (PPK Puskesmas Karang keuangan. kita ga punya orang keuangan
Joang).
yang benar-benar ngurusin gitu jadi kita
lainnya selama penerapan PPK BLUD ialah dukungan dari dinas kesehatan yang belum
Kendala
Prapatan).
Kendala lainnya ialah sarana dan melibatkan semua lini/bidang pemegang prasarana. Sistem informasi keuangan
program yang memahami tentang ( billing system) sangat dibutuhkan
BLUD.
untuk pencatatan dan
“Dukungan dari dinkes tidak semua lini, keuangan dari hulu ke hilir yang lebih
pelaporan
mungkin yang terkait BLUD selama ini akurat, otomatisasi, mengurangi human
PSDK, kalau dari sekertariat atau bidang error, serta laporan yang up to date.
lain jarang membina langsung, mungkin “Sarana prasarana terutama billing
lewat PSDK. Saya mengharapkan semua system. Selama ini BKU, BKT, laporan
lini seperti di program, terutama yankes masih manual, kemudian dicocokkan
puskesmas dalam dengan rekening koran apakah sudah
ikut
membina
pelayanan terkait BLUD ” (Kepala sama dengan BKU, BKT, uang yang
Puskesmas Baru Tengah). masuk. Harapannya ada billing system
supaya uang yang diterima secara “Di DKK tidak ada khusus orang-orang komputerisasi juga sudah ada terus tau
yang menangani tentang BLUD, BLUD ini dari poli mana, dari bagian mana itu
hanya dijadikan sampingan sehingga sudah tercatat gitu. Pelaporan jadi lebih
tidak ada penguasaan ilmu secara
menyeluruh ” (Kepala Puskesmas Karang Klandasan Ilir).
update, cepat ” (Kepala Puskesmas
Joang).
“Kadang-kadang dinas juga kurang Hampir
mengevaluasi, kadang kami tidak tau penatausaha
semua
pejabat
apakah yang kami laksanakan dan menyampaikan bahwa masih sering
keuangan
juga
laporkan ini sudah benar atau tidak. Jadi terjadi perbedaan pencatatan dan
kurang bimbingan, kita ini kayak pinter pengukuran
dewe ngerjainnya ” (Kepala Puskesmas penyusutannya antara pengelola barang
Mekar Sari).
dinas kesehatan dan puskesmas. Hal ini
tentunya berpengaruh pada kesesuaian
kendala dari dinas laporan keuangan puskesmas dan DKK.
Selain
kesehatan, terdapat pula kendala dari “Paling kita susahnya aset tetap ya
pemerintah kota seperti tergambar karena kan dari DKK itu ngasih barang
dalam beberapa kutipan wawancara harganya ga ada. Sebenarnya kayak aset
berikut ini.
kita di puskesmas sama aset di DKK mungkin barangnya sama tapi harganya
“Masih adanya ketidakmengertian orang dari DKK atau BPK maunya
pemkot tentang manfaat BLUD sehingga berbed a… pemkot tentang manfaat BLUD sehingga berbed a…
BLUD kita bisa fleksibel belanja karena memangnya cari keuntungan” (Kepala
anggarannya gelondongan walaupun ada Puskesmas Karang Joang).
kita rinci di RBA tapi bisa lebih fleksibel dibanding dengan APBD kan harus
“Kalau dari pemkot, mungkin karena kita bener-bener sesuai rincian per itemnya beda pemikiran aja kali ya jadi suka ga
yang harus dibelanjakan, harus sesuai nyambungnya itu apa yang kita pikirkan
dengan anggarannya. Sehingga bisa dengan BLUD, mereka lain. Jadi
belanja obat, ABHP, bahan medis, jadi kebijakan-kebijakannya itu agak susah
bisa sesuai dengan kebutuhan ketika kan, karena kita belum satu jalan gitu ”
tidak ada di IFK. Jadi ketersediaannya (PPK Puskesmas Klandasan Ilir).
lebih terjamin ” (Kepala Puskesmas Prapatan).
“Dukungan pemkot belum maksimal artinya masih sering terlambat terutama
“Tahun 2013 sebelum BLUD persediaan SK-SK ” (Kepala Puskesmas Prapatan).
oksigen sudah habis di bulan 3, menunggu pengadaan DKK nanti di
tengah tahun, jadi hampir menolak Manfaat Penerapan PPK BLUD
pasien-pasien rawat darurat seperti Dari hasil wawancara, semua
asma, persalinan, dan lain-lain... Obat puskesmas sepakat bahwa dengan
paracetamol habis, yang ada ibuprofen, penerapan PPK BLUD, ketersediaan
terpaksa dokter memberikan ibuprofen ABHP (Alat Barang Habis Pakai) seperti
untuk menurunkan panas walaupun bisa obat, alat, dan bahan medis di
efek samping … Solusinya dengan BLUD, puskesmas gimana caranya supaya pasien terlayani menjadi terjamin. dengan baik” (Kepala Puskesmas Karang
Puskesmas tidak perlu menunggu
Joang).
pengadaaan dari dinas kesehatan.
Ketika bahan medis habis di puskesmas “Dapat segera memperbaiki atau atau di IFK (Instalasi Farmasi Kota)
mengganti barang khususnya alat maka puskesmas dapat langsung
kesehatan yang rusak tanpa harus mengadakan/membeli sendiri, sehingga
menunggu ketersediaan di anggaran ” pelayanan
(PPK Klandasan Ilir).
terhambat. Realisasi belanja tidak kaku karena DPA BLUD hanya memiliki tiga
“Kegiatan promotif dan preventif di luar kode rekening yang tidak detil per item.
gedung tetap terlaksana seluruhnya Sehingga, barang-barang yang dibeli walaupun ada pemangkasan anggaran dari pemerintah pada tahun 2016. Dana
benar-benar sesuai
diambil dari dana BLUD ” (Kepala puskesmas. Kegiatan-kegiatan promotif
kebutuhan
Puskesmas Sepinggan). dan promotif yang perlu mendesak
dilakukan juga dapat terlaksana tanpa “Dapat segera melakukan kalibrasi alat harus menunggu dianggarkan pada
yang kalau puskesmas BLUD itu periode
anggaran nya itu istilahnya tidak bisa konkrit manfaat penerapan BLUD
berikutnya.
Contoh-contoh
lebih fleksibel dan itu semuanya tersebut terlihat pada beberapa kutipan
subsidi pemerintah ” berikut.
mengharapkan
(Kepala Bidang PSDK DKK). “Yang jelas ketersediaan ABHP, obat dan
prasarana pelayanan. Misalnya kita bisa “Kalau kegiatan luar gedung, kita juga
gunakan pendapatan BLUD untuk ada dibantu, misalnya mau ada peningkatan pelayanan dan kenyamanan
penyuluhan atau peningkatan SDM yang misalnya kenyamanan di ruang tunggu,
ga dianggarkan dari DKK tapi ternyata kita bisa mengadakan kipas angin atau
inti temanya itu bagus, kita bisa perlengkapan
untuk ikutin untuk Puskesmas Baru Tengah).
meningkatkan kualitas sumber daya manusia. (PPK Puskesmas Prapatan).
mengadakan sendiri sehingga puskesmas terbukanya wawasan puskesmas untuk
tau apa yang dia butuhkan untuk meningkatkan pelayanan bagi pasien.
diperoleh ” (Kepala Puskesmas Karang Hal ini karena puskesmas ingin
Joang).
mempertahankan atau meningkatkan kunjungan pasien dan kapitasi, sehingga
Terakhir dan yang terpenting puskesmas
ialah semakin tertibnya puskesmas surplus. Puskesmas dapat membuka
dapat
meningkatkan
pembuatan laporan baik jalur-jalur
dalam
nonkeuangan. kesehatan dengan pihak swasta dan
Akuntabilitas keuangan meningkat kerjasama lainnya untuk meningkatkan
karena puskesmas setiap enam bulan pendapatan BLUD.
membuat laporan keuangan (neraca, LO, “Kemudian program pengembangan
LRA, CaLK), selain laporan-laporan seperti klinik gizi, klinik lansia, yang dulu
bendahara.
tidak ada menjadi ada. Artinya, membuka “Lebih akuntabel, lebih terbuka, lebih wawasan puskesmas sehingga peluang-
fair. Maksudnya lebih akuntabellah, lebih peluang di mana yang dulu tidak
tertata juga, sudah ada sisdur-sisdurnya berharga menjadi berharga … Kalau
masing- masing, lebih tertib” (PPK status sudah penuh, saya akan lebih
Puskesmas Baru Tengah). banyak lagi melakukan kerjasama
dengan perusahaan-perusahaan untuk “Karena akhirnya juga akuntabilitas pelayanan
keuangan di puskesmas tersebut menjadi Puskesmas Karang Joang).
kesehatan ”
(Kepala
lebih baik. Seperti saat ini puskesmas sedang diakreditasi. Pada saat tim
Penerapan PPK BLUD juga dapat surveyor akreditasi datang ke puskesmas untuk memeriksa laporan, ternyata
memotivasi pegawai
untuk
puskesmas BLUD laporan-laporannya meningkatkan kinerja pribadi karena
lebih rapih dan rutin dibuat ” (Kepala adanya sistem reward and punishment
Bidang PSDK).
dengan pemberian jasa pelayanan (jaspel). Indikator pemberian jaspel
antara lain dipengaruhi oleh kehadiran,
Pembahasan
kedisiplinan, loyalitas, dan kinerja Dari analisis dokumen dan masing-masing pegawai.
wawancara yang telah diuraikan di atas, “Terutama karena adanya uang jaspel
bahwa terjadi yang diberikan kepada seluruh staf
diperoleh
hasil
peningkatan kinerja puskesmas di puskesmas dan petugas kesehatan.
selama 2,5 tahun Jumlah jaspel yang diberikan kepada
Balikpapan
BLUD. Dari setiap staf sangat dipengaruhi oleh
menerapkan
PPK
pembandingan dengan puskesmas yang kehadiran, kedisiplinan, loyalitas, dan
belum menerapkan PPK-BLUD juga kinerja
menunjukkan kinerja puskesmas BLUD Sehingga saat ini pegawai jadi jarang lebih tinggi daripada kinerja puskesmas tidak masuk/bolos, sakit sedikit tetap
masing-masing
pegawai.
masuk kerja, tidak bolos selama jam non-BLUD. Hasil analisis dokumen kerja, pelayanan lebih ramah, dan lain-
tersebut juga didukung oleh hasil lain ” (Kepala Puskesmas Baru Tengah).
wawancara kepada para partisipan. Semua partisipan menyebutkan bahwa
peningkatan kinerja Efisiensi
puskesmas setelah penerapan PPK pengadaan barang dan jasa juga dapat BLUD. Hal ini terutama karena adanya meningkat dengan adanya BLUD.
dalam “ pengelolaan Memungkinkan efisiensi dan efektivitas keuangan BLUD sehingga puskesmas dalam
dropping barang-barang dari DKK yang dapat meningkatkan pelayanannya tidak
kepada masyarakat.
puskesmas, karena
sudah
bisa bisa
dan peningkatan status BLUD. penerapan PPK BLUD terbagi atas
Manfaat penerapan PPK BLUD faktor internal dan faktor eksternal
terutama karena adanya fleksibilitas puskesmas. Faktor internal yaitu SDM
pengelolaan keuangan ialah bergesernya pengelola
penganggaran yang pada meningkatkan kemampuannya dalam
awalnya berorientasi pada belanja hal
(pusat biaya/ expense center) kini pelaporan keuangan. Faktor lainnya
menjadi profit center (pusat laba). Hal yang mendukung penerapan PPK BLUD
ini memungkinkan puskesmas untuk ialah komitmen bersama seluruh
membuka wawasan dan berinovasi pegawai untuk mempelajari pengelolaan
meningkatkan keuangan BLUD dan memahami
untuk
berusaha
pendapatan dengan cara meningkatkan maksud dan tujuan penerapan BLUD
masyarakat dan untuk
pelayanan
bagi
menerapkan praktik bisnis yang sehat. kesehatan bagi masyarakat, termasuk
peningkatan
pelayanan
Efisiensi dan efektivitas belanja juga juga
karena puskesmas keuangan
untuk berusaha mempertanggungjawabkannya
dan
termotivasi
meningkatkan surplus ( profit) dengan transparan dan akuntabel. Komitmen
secara
mempertahankan kualitas pimpinan dalam hal ini kepala
tetap
pelayanan kesehatannya. Hal ini puskesmas dibutuhkan untuk terus
mendukung terjadinya penganggaran memotivasi
berbasis kinerja yang selama ini kebijakan penerapan PPK BLUD sesuai
pegawai,
menjalankan
digalakkan pemerintah. ketentuan, dan melakukan perubahan
Manfaat penerapan PPK BLUD yang diharapkan
lainnya bagi pelayanan kesehatan ialah penerapan BLUD. Faktor lainnya yaitu
dengan
adanya
terjaminnya ketersediaan ABHP (obat, sarana dan prasarana yang mendukung
alat dan bahan medis) sehingga tidak penerapan pengelolaan keuangan BLUD
terjadi kekosongan di puskesmas. seperti
rehabilitatif di keuangan yang mendukung pencatatan
puskesmas dan kegiatan promotif dan pelaporan keuangan yang akuntabel
preventif kesehatan di masyarakat tidak dan real-time.
terkendala karena kurangnya sarana Faktor eksternal ialah dukungan
prasarana pendukung. Hal ini karena dari dinas kesehatan dan pemerintah
puskesmas dapat melakukan pengadaan daerah.
harus menunggu memberikan
pengadaan di DKK atau ketersediaan pembinaan
pendampingan
dan
anggaran pada Anggaran Pendapatan pemahaman
untuk
meningkatkan
dan Belanja Daerah (APBD). puskesmas dalam penerapan PPK
dan
kemampuan
Penerapan PPK BLUD juga BLUD. Dinas kesehatan juga perlu
pegawai untuk memfasilitasi
memotivasi
kinerja pribadinya puskesmas,
karena adanya sistem reward and pemerintah daerah, konsultan, auditor,
koordinasi
dengan
punishment dengan pemberian jasa dan pihak terkait lainnya untuk
pelayanan dan remunerasi. Manfaat penerapan yang lebih baik. Pemerintah
yang terakhir ialah meningkatnya daerah perlu memberikan dukungan,
akuntabilitas pengelolaan keuangan baik dukungan anggaran, regulasi
puskesmas. Puskesmas menjadi lebih terkait BLUD, pendampingan serta
tertib dalam pembuatan laporan-laporan pembinaan bagi puskesmas. Faktor
baik keuangan dan nonkeuangan. eksternal lainnya ialah dukungan dari
Laporan keuangan BLUD selain diaudit DPRD terutama dalam persetujuan
oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
Kegiatan kuratif (KAP). Selain itu, sesuai dengan
puskesmas.
rehabilitatif di puskesmas dan Permendagri 61 Tahun 2007 kinerja
kegiatan promotif preventif di BLUD akan dinilai setiap tahunnya oleh
masyarakat tidak terkendala karena Dewan Pengawas BLUD.
sarana prasarana pendukung. Penerapan PPK BLUD SIMPULAN DAN REKOMENDASI
kurangnya
memotivasi pegawai Simpulan
juga
meningkatkan kinerja pribadinya Dari pembahasan yang telah diuraikan
karena adanya sistem reward and di atas, dapat disimpulkan sebagai
punishment melalui pemberian jasa berikut.
pelayanan. Manfaat yang terakhir
1) Kinerja puskesmas mengalami ialah meningkatnya akuntabilitas peningkatan dibandingkan pada
pengelolaan keuangan puskesmas. saat awal penerapan PPK BLUD. Aspek keuangan memperoleh nilai
Rekomendasi
rata-rata kinerja paling rendah Rekomendasi yang dapat disampaikan dibandingkan aspek lainnya. Hasil
melalui penelitian ini ialah: pembandingan dengan puskesmas
fleksibilitas dalam yang belum menerapkan PPK-
1) Pemberian
pengelolaan keuangan bagi instansi BLUD, juga menunjukkan kinerja
pemerintah untuk menerapkan puskesmas BLUD lebih tinggi
praktik bisnis yang sehat perlu daripada kinerja puskesmas non-
diimbangi dengan koordinasi dan BLUD.
pendampingan yang konsisten dari
2) Faktor-faktor yang memengaruhi pemerintah daerah. Kemungkinan kinerja puskesmas dalam penerapan
surplus ( profit) PPK BLUD terbagi atas faktor
memperoleh
tentunya diiringi juga dengan risiko internal dan eksternal puskesmas.
terjadinya defisit (rugi). Untuk itu, Faktor internal yaitu faktor SDM,
pemerintah daerah, dalam hal ini sarana, dan prasarana. Faktor
Dinas Kesehatan dan Bagian eksternal berupa dukungan dari
Pemerintah Daerah dinas
Keuangan
perlu lebih daerah, dan lembaga legislatif.
memaksimalkan pemantauan atas
3) Manfaat penerapan PPK BLUD
PPK BLUD ini. terutama
penerapan
dapat dilakukan fleksibilitas pengelolaan keuangan
memastikan semua ialah
dengan
dokumen-dokumen yang penganggaran yang pada awalnya
bergesernya
sistem
dalam penerapan berorientasi pada belanja (pusat
disyaratkan
dari dokumen biaya/ expense center) kini menjadi
BLUD
mulai
sampai dokumen profit center (pusat laba). Penerapan
perencanaan
pertanggungjawaban sudah dibuat BLUD memungkinkan puskesmas
dan dilaporkan oleh puskesmas berusaha
setiap periode sesuai ketentuan. pendapatan
meningkatkan
itu, Dinas Kesehatan, meningkatkan
BPKAD, atau instansi terkait perlu masyarakat.
pelayanan
bagi
melakukan review dan meningkatkan surplus ( profit) juga
Motivasi
pula
penilaian atas dokumen-dokumen mendorong efisiensi dan efektivitas
sehingga dapat belanja. Manfaat penerapan PPK
tersebut
kualitas BLUD lainnya bagi pelayanan
meningkatkan
perencanaan, pelaksanaan, dan kesehatan
pertanggungjawaban puskesmas ketersediaan obat, dan bahan medis
ialah
terjaminnya
dalam rangka penerapan PPK sehingga tidak terjadi kekosongan di
BLUD.
2) Mengingat penerapan PPK BLUD BLUD bertahap yang diterapkan oleh pada puskesmas di Kota Balikpapan