HUBUNGAN POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA

PUBLICATION MANUSCRIPT
NASKAH PUBLIKASI

THE CORRELATION OF PARENTS DEMOCRATIC CARE PATTERN
AND LEVEL OF DEPRESSION AT STUDENTS IN STATE SENIOR HIGH
SCHOOL MEDIKA SAMARINDA
HUBUNGAN POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA DENGAN
TINGKAT DEPRESI PADA SISWA-SISWI SMK MEDIKA SAMARINDA

DISUSUN OLEH
Annaas Budi Setyawan
NIM.11.11.3082.3.0356

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
SAMARINDA
2013

2

LEMBAR PENGESAHAN

HUBUNGAN POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA
DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA SISWA-SISWI SMK
MEDIKA SAMARINDA

SKRIPSI
DISUSUN OLEH
Annaas Budi Setyawan
NIM.11.11.3082.3.0356

Diseminarkan dan diujikan
Pada tanggal, 28 Januari 2013

Penguji I

Ns. Maridi M. Dirdjo, M.Kep
NBP.971013

Penguji II

Ns. Linda Dwi Novial Fitri,M.Kep.Sp.Jiwa

NIP.19731103 199505 2 004

Mengetahui,
Ketua
Program Studi Sarjana Ilmu Keperawatan

Rusni Masnina, S.Kp
NBP. 971222

Penguji III

Ns.Dwi Rahmah F, S.Kep
NBP. 971205

THE CORRELATION OF PARENTS DEMOCRATIC CARE PATTERN AND
LEVEL OF DEPRESSION AT STUDENTS IN STATE SENIOR HIGH
SCHOOL MEDIKA SAMARINDA
Annaas Budi Setyawan1, Linda Dwi Novial Fitri2, Dwi Rahma Fitriani3

ABSTRACT

Backgruond: Parent care pattern is the effort of parent in mothering, caring, enlarging and
educating a child which able to influence the quality of child both biological, psychological or
social. The parent care pattern to their child is divided three types that permissive,
authoritarian and democratic care pattern. Depression interpreted as one of mental defective
form of feeling realm (affective/mood disorder) indicated with sullenness, debility, no zest of
life, feeling of unused, hopeless and others. Many factors influencing the happened of
depression at adolescent that is genetic, biologic and also social factors like problem of
parent marriage, problem with parent, interpersonal relation with parent and coeval friend,
finance, physical disease, etc.
Objective:Target of this research is to describe the relationship between parent care pattern
with level of depression at adolescent in State Senior High School Medika Samarinda year of
2012.
Method:The analytical descriptive research with cross sectional approach made bay using
the questionnaire as research instrument. Independent variable in this research is parent
care pattern and its dependent variable is depression at the adolescent. Research subject is
student of SMK Medika Samarinda with amount of samples is 148 respondens. Statistical
test used Chi Square to assess the relationship between parent care democratic pattern and
level of depression at the adolescent.
Result:Result of this research indicates that most respondens have a parent which applied
democratic care pattern while its depression level in category of light. Result of statistical

analysis indicates that there is significant relationhip between parents care pattern and level
of depression at adolescent in SMK Medika Samarinda

Keywords
1.
2.
3.

: Parent Care Pattern, Depression, Students

Nurse at RSJD Atma Husada Mahakam Samarinda
Head of Nursing Training and development section RSJD Atma Husada Mahakam
Samarinda
Lecturer Stikes Muhammadiyah Samarinda

4

HUBUNGAN POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA DENGAN TINGKAT
DEPRESI PADA SISWA-SISWI SMK MEDIKA SAMARINDA
Annaas Budi Setyawan1, Linda Dwi Novial Fitri2, Dwi Rahma Fitriani3


INTISARI
Latar Belakang: Pola asuh orang tua adalah upaya orang tua dalam mengasuh, merawat,
membesarkan dan mendidik seorang anak yang dapat mempengaruhi kualitas anak baik
biologis, psikologis atau sosial. Jenis pola asuh orang tua pada anaknya dibagi menjadi tiga
antara lain pola asuh permisif, pola asuh otoriter dan pola asuh demokratis. Depresi diartikan
sebagai salah satu bentuk gangguan jiwa pada alam perasan (affective/mood disorder) yang
ditandai dengan kemurungan, kelesuan, ketiadaan gairah hidup, perasaan yang tidak
berguna, putus asa dan lain sebagainya. Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya
depresi pada remaja antara lain faktor genetik, faktor biologis serta faktor-faktor sosial seperti
masalah perkawinan orang tua, Masalah dengan orang tua, hubungan interpersonal dengan
orang tua maupun teman sebaya, keuangan, penyakit fisik dan lain-lain.
Tujuan: penelitian ini adalah untuk mengagambarkan hubungan antara pola asuh demokratis
orang tua dengan tingkat depresi pada remaja di SMK Medika Samarinda pada tahun 2012
Metode: Penelitian diskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional ini dilakukan dengan
menggunakan instrument penelitian berupa kuesioner. Variabel bebas dalam penelitian
adalah Pola asuh demokratis orang tua dan variabel terikatnya adalah depresi pada remaja.
Subyek penelitian adalah siswa-siswi SMK Medika Samarinda dengan sampel sebanyak
148 responden. Uji statistik dengan menggunakan Chi Square dengan alfa 5% untuk menilai
hubungan antara pola asuh orang tua dengan tingkat depresi pada remaja.

Kesimpulan: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai P value 0,000 yang lebih kecil dari
0,05 dan keputusan penelitian hipotesa nol(Ho) ditolak. sebagian besar responden
mempunyai orang tua yang menerapkan pola asuh secara demokratis. Hasil analisis statistik
menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua dengan
tingkat depresi pada remaja di SMK Medika Samarinda Rekomendasi telah diberikan kepada
sekolah untuk memberikan bimbingan konseling kepada siswa agar membantu siswa
mengatasi masalah.

Kata Kunci : Pola Asuh Orang Tua, Depresi, siswa-siswi
1.
2.
3.

Perawat Pelaksana RSJD Atma Husada Mahakam Samarinda
Kepala Bidang Keperawatan bagian Pelatihan Dan pengembangan RSJD Atma Husada
Mahakam Samarinda
Dosen Stikes Muhammadiyah Samarinda

5


1. Pendahuluan
Keluarga adalah koloni terkecil di dalam masyarakat dan dari keluarga akan tercipta
pribadi-pribadi tertentu yang akan membaur dalam satu masyarakat. Lingkungan
keluarga acapkali disebut sebagai lingkungan pendidikan informal yang mempengaruhi
berbagai aspek perkembangan anak. Adakalanya ini berlangsung melalui ucapanucapan, perintah-perintah yang diberikan secara langsung untuk menunjukkan apa yang
seharusnya diperlihatkan atau dilakukan anak. Adakalanya orang tua bersikap atau
bertindak sebagai patokan, sebagai contoh agar ditiru dan apa yang ditiru akan meresap
dalam dirinya. Dan menjadi bagian dari kebiasaan bersikap dan bertingkah laku atau
bagian dari kepribadiannya1.
Dari berbagai macam pola asuh yang banyak dikenal, pola asuh demokratis mempunyai
dampak positif yang lebih besar dibandingkan dengan pola asuh otoriter ataupun
permissif. Dengan pola asuh demokratis anak akan menjadi orang yang mau menerima
kritik dari orang lain, mampu menghargai orang lain, mempunyai kepercayaan diri yang
tinggi dan mampu bertanggung jawab terhadap kehidupan sosialnya 3.
Remaja adalah periode perkembangan selama dimana individu mengalami perubahan
dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, biasanya antara usia 13 dan 20 tahun.
Istilah adolesens biasanya menunjukkan maturasi psikologis individu, ketika pubertas
menunjukkan titik dimana reproduksi mungkin dapat terjadi. Perubahan hormonal
pubertas mengakibatkan perubahan penampilan pada orang muda, dan perkembangan
mental mengakibatkan kemampuan untuk menghipotesis dan berhadapan dengan

abstrak6.
Prevalensi depresi pada anak remaja di dunia sekitar 8-15 persen. Hasil metaanalisis
dari berbagai negara di dunia diperoleh prevalensi rata-rata depresi pada remaja adalah
13,5 persen dengan perbandingan wanita dan pria adalah 14,1 : 8, Insiden anak
prapubertas diperkirakan 1,5-2,5% dan menjadi 4--5% pada masa remaja. Dalton dan
Forman melaporkan insiden gangguan depresi berat pada anak prapubertas 1,8%,
remaja 3,5-5%, melaporkan 7% dari pasien umum anak adalah penderita depresi . Lebih
dari separoh pasien psikiater anak dan remaja merupakan penderita depresi, Remaja
perempuan secara konsisten memperlihatkan tingkat gangguan depresif dan masalah
suasana yang hati yang lebih tinggi dibandingkan remaja laki-laki 6.
Menurut data Riset Kesehatan Dasar Tahun 2007 yang dilakukan oleh Departemen
Kesehatan RI, gangguan mental emosional ringan seperti cemas dan depresi dialami
sekitar 11,6 % populasi Indonesia (24.708.000 orang) yang usianya diatas 15 tahun.
Sedangkan remaja usia 16-20 tahun yang mengalami gangguan mental berat seperti
psikotis, skizoprenia dan depresi berat sebesar 0,46%. Sementara 80% pasien yang
datang ke pelayanan kesehatan primer berlatar belakang gangguan psikiatri mulai dari
yang ringan hingga berat7.
Depresi pada remaja juga dapat terjadi di salah satu institusi pendidikan walaupun
prevalensi tidak terlalu tinggi yaitu di SMK Medika Samarinda. Sekolah ini didirikan pada
tahun 2010 terletak di Jalan Abdul Wahab Sjahrani no. 199 Samarinda. Sekolah yang

berstatus swasta ini memiliki dua jurusan kesehatan yaitu keperawatan dan Analis

6

kesehatan. Sekolah ini mengalami peningkatan siswa dari tahun ke tahun dan sekarang
total siswa-siswa di sekolah ini berjumlah 235 siswa.

Dari survei pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 15 Juli 2012 terhadap
10 orang siswa dan siswi kelas XI SMK Medika Samarinda yang diambil secara
insidental, dapat diketahui bahwa 4 dari siswa 10 tersebut mengalami gejala depresi
ringan seperti menarik diri dari teman-teman, tidak bersemangat dalam kegiatan belajar
mengajar dan merasa tidak percaya diri terhadap dirinya sendiri. Dari informasi yang
didapat dari guru bahwa 4 siswa tersebut sering mendapatkan nilai rendah ketika
ulangan harian untuk beberapa mata pelajaran, mereka bercerita bahwa orang tua
mereka tidak lagi memperdulikan mengenai sekolah mereka, oleh sebab itu mereka
berlaku bebas karena merasa tidak ada lagi yang mengawasi. Sedangkan 6 siswa
lainnya mengganggap bahwa orang tua mereka sudah cukup demokratis seperti
diikutsertakan dalam membuat aturan rumah, di berikan kebebasan dalam menentukan
pilihan dalam melanjutkan pendidikan oleh sebab itu mereka merasa nyaman di rumah
karena mereka merasa dihargai oleh keluarga terdekat dimana hal tersebut bisa menjadi

motivasi mereka untuk lebih giat dalam belajar.
Berdasarkan uraian dalam latar belakang diatas, peneliti menarik untuk mengetahui
lebih jauh tentang hubungan pola asuh Demokratis orang tua terhadap depresi
khususnya siswa-siswi SMK Medika Samarinda.
2. Metode Penelitian
Metode penelitian ini adalah deskriptif korelasional dengan rancangan cross sectional.
Populasi penelitian adalah siswa-siswi SMK Medika Samarinda yang berjumlah 235
orang. Pengambilan sampel pada penelitian ini dengan metode stratified random
sampling10 yaitu teknik penentuan sampel dengan mengambil sampel dari sebagian yang
telah ditentukan dengan jumlah 148 siswa. Instrumen penelitian menggunakan
kuesioner. Data yang terkumpul dianalisis dengan teknik analisa univariat (mean dan
distribusi frekuensi) dan teknik analisa bivariat dengan uji chi square.
3. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Hasil penelitian tentang agama dan suku bangsa dari responden didapatkan bahwa
responden adalah berasal dari suku yang beragam. Suku Jawa sebanyak 40 responden
(27%), suku Kutai sebanyak 38 responden (25,6%), suku Banjar sebanyak 35 responden
(23,6%), suku Bugis sebanyak 21 responden (14,3%) dan suku Dayak sebanyak 14
responden (9,5%). Sedangkan untuk agama sebagian besar responden beragama Islam
yaitu sebanyak 140 responden (94,6%) sedangkan sisanya sebanyak 5 responden
(3,4%) beragama Kristen dan 3 orang (2,0%) beragama Katolik. Cara orang tua dalam

membesarkan remaja dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain faktor budaya, agama,
kebiasaan, kepercayaan dan kepribadian orang tua. Walaupun dalam penelitian ini faktor
agama dan suku bangsa tidak menunjukkan pengaruh yang cukup signifikan terhadap
pola asuh orang tua maupun tingkat depresi pada remaja 3.
Data pendidikan orang tua responden menunjukkan bahwa sebagian besar pendidikan
orang tua responden adalah pendidikan menengah dan pendidikan tinggi yaitu SMA
sebanyak 46 responden (31,2%), Lulus Diploma sebanyak 24 responden (16,2%), lulus
S1 sebanyak 20 responden (13,5%), dan lulus S2 sebanyak 2 responden (1,3%). Salah
satu faktor yang dapat mencegah depresi remaja adalah pendidikan orang tua. Semakin
tinggi pendidikan orang tua maka semakin tinggi pula kemampuan orang tua dalam
berkomunikasi terhadap remaja di dalam lingkungan keluarga.

7

Dari penelitian ini juga didapatkan data bahwa orang tua responden sebagian besar
berprofesi sebagai Pegawai Negeri Sipil menjadi PNS yaitu sebanyak 54 responden
(36,5%). Sedangkan yang lainnya berprofesi sebagai wiraswasta sebanyak 37
responden (25,0%), Petani sebanyak 22 responden (14,9%) dan responden yang
mempunyai orang tua selain pilihan diatas sebanyak 35 responden (23,6%). Pekerjaan
orang tua biasanya akan berefek pada penghasilan dalam keluarga remaja. Masalah
ekonomi dan keuangan mempunyai pengaruh yang cukup besar dimana hal terebut
berpengaruh terhadap kebutuhan remaja dan seringkali masalah ini merupakan faktor
yang membuat seorang remaja jatuh ke dalam depresi.
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa sebagian besar
remaja mempunyai orang tua yang menerapkan pola asuh sangat demokratis. Dari 148
responden didapatkan sebanyak 88 responden (59,5%) orang tuanya menerapkan pola
asuh demokratis dan orang tua dengan pola asuh tidak demokratis sebanyak 60
responden (40,5% ).
Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa tingkat depresi dinyatakan bahwa
sebanyak 148 responden sebanyak 92 responden (62,2%) tidak depresi. Sedangkan
responden dengan depresi sebanyak 56 responden (37,8%).
Oleh sebab itu, dalam metode demokratis ini komunikasi biasanya berlangsung timbal
balik dan berlangsung hangat antara kedua belah pihak. Biasanya remaja dengan pola
asuh ini akan mempunyai kesadaran dan tanggung jawab sosial yang tinggi. Orang tua
membiasakan kepada remaja untuk selalu bermusyawarah tentang tindakan-tindakan
yang harus diambil dan menerangkan alasan peraturan yang dibuatnya. Selain itu orang
tua juga menjawab setiap pertanyaan yang timbul pada remaja, hukuman pada remaja
dalam pola asuh ini hanya diperlukan jika terdapat bukti mereka melakukan pelanggaran
secara sadar dan menolak melakukan apa yang diharapkan oleh orang tua.
Hubungan antara Pola Asuh Demokratis Orang Tua dengan
Tingkat Depresi Pada Siswa-Siswi SMK Medika Samarinda
OR
Pola Asuh Demokratis
Tingkat Depresi
p value
95%CI
Tidak Depresi(n) Depresi(n)
Demokratis
77 (87,5%)
11(12,5%) 0,000
2,9
Tidak Demokratis
15 (25,0%)
45(75,0%)
(2,3-3,8)
Total

92

56

Sumber : Data primer
Berdasarkan tabel Diperoleh data dari 88 responden dengan pola asuh demokratis
didapatkan responden yang tidak depresi sebanyak 77 responden (87,5%) dan data
tersebut menyatakan bahwa walaupun pola asuh orang tua sudah demokratis tetapi
masih ada siswa yang mengalami depresi yaitu sebanyak 11 responden (12,5%) artinya
ada faktor lain yang menyebabkan siswa depresi selain pola asuh misalkan saja dari
faktor lingkungan sekolah. Sedangkan dari 60 responden dengan pola asuh tidak
demokratis didapatkan responden yang tidak depresi sebanyak 15 responden (25,0%)
dan depresi sebanyak 45 responden (75,0%),dari data tersebut bisa dikatakan bahwa
ada sebagian siswa memiliki koping yang positif dalam mengatasi pola asuh yang tidak
demokratis dari orang tuanya. hubungan antara pola asuh demokratis orang tua dengan
tingkat depresi pada siswa-siswi menggunakan uji Chi Square dengan tingkat kesalahan
(alpha) 0,05, Hasil p value yang didapatkan sangat signifikan (p=0,000) yang berarti p
value< 0,05, maka Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa pola asuh orang tua
yang demokratis akan menurunkan tingkat depresi siswa-siswi SMK Medika Samarinda.
Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR= 2,9 artinya pola asuh orang tua yang tidak

8

demokratis akan berpeluang beresiko 2,9 kali menyebabkan siswa-siswi terkena
depresi.
Masa remaja ditandai dengan adanya masa pubertas dan bersamaan itu terjadi pula
pertumbuhan fisik, tetapi juga sering disertai oleh gejolak dan permasalahan, baik
masalah medis maupun psikososial. Setiap keadaan atau peristiwa yang menyebabkan
perubahan dalam kehidupan sosial membuat orang tersebut terpaksa mengadakan
adaptasi atau penyesuaian diri untuk menanggulanginya. Tidak semua orang mampu
melakukan adaptasi dan mengatasi stressor tersebut sehingga timbullah keluhan
berupa stress, cemas dan depresi.
Pola asuhan demokratis ditandai dengan adanya sikap terbuka antara orang tua dengan
remaja. Mereka membuat aturan-aturan yang disetujui bersama. remaja diberi
kebebasan untuk mengemukakan pendapat, perasaan dan keinginanya dan belajar
untuk dapat menanggapi pendapat orang lain. Orang tua bersikap sebagai pemberi
pendapat dan pertimbangan terhadap aktivitas anak. Dengan pola asuhan ini, anak
akan mampu mengembangkan kontrol terhadap prilakunya sendiri dengan hal-hal yang
dapat diterima oleh masyarakat. Hal ini mendorong anak untuk mampu berdiri sendiri,
bertanggung jawab dan yakin terhadap diri sendiri. Daya kreativitasnya berkembang
baik karena orang tua selalu merangsang remaja untuk mampu berinisiatif.
Persahabatan yang hangat antara remaja dengan orang tua walaupun dapat disadari
bahwa tidak ada orang tua yang menerapkan salah satu tipe pola asuh secara mutlak.
Oleh sebab itu, adanya pola asuh demokratis yang diterapkan pada remaja diharapkan
remaja akan memperoleh perasaan aman, terhindar dari kesepian, tidak ketakutan ,
tidak memendam tekanan batin yang berlarut-larut. Sehingga akan tercipta iklim
persahabatan yang hangat antara anak dengan orang tuanya. Walaupun dapat disadari
bahwa tidak ada orang tua yang menerapkan salah satu tipe pola asuh secara mutlak,
tapi biasanya orang tua menerapkan salah satu pola asuh yang paling dominan
terhadap anak-anaknya. Dengan demikian pola asuh orang tua memegang peranan
yang cukup penting pada seorang anak dalam bersikap dan berperilaku dalam
beradaptasi dengan lingkungan sekitar serta menghadapi stressor yang dapat timbul
akibat ketegangan-ketegangan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat
menurunkan faktor resiko terjadinya depresi pada remaja.
4.

Kesimpulan
Pola asuh pada orang tua sebagian besar adalah pola asuh demokratis. Dimana
sebanyak 88 responden (40,5%) orang tuanya menerapkan pola asuh demokratis dan
orang tua dengan pola asuh tidak demokratis sebanyak 60 responden (59,5%). Hal ini
berarti bahwa sebagian besar orang tua sudah cukup baik dalam mengasuh, mendidik
dan membimbing remaja sehingga remaja dapat memenuhi berbagai kebutuhan
psikologisnya seperti perasaan aman, nyaman dan terhindar dari berbagai gangguan
kejiwaan yang sering dialami oleh remaja yaitu depresiSebanyak 92 responden (62,2%)
tidak depresi. Sedangkan responden dengan depresi sebanyak 56 responden (37,8%).
Ada hubungan yang cukup signifikan antara pola asuh orang tua dengan tingkat depresi
pada remaja dengan α = 0.000 ( < 0,05 ).

5. Saran
a. Bagi remaja dan orang tua :
1) diharapkan remaja mampu mengatasi berbagai permasalahan yang timbul
dengan baik dan mampu bersikap serta berperilaku sesuai dengan aturan dan
norma yang berlaku dimasyarakat, banyak kegiatan yang bisa dilakukan oleh
remaja dalam mengatasi permasalahan seperti mengikuti kelompok teman
sebaya, mengikuti pengajian dan mengikuti bimbingan konseling
2) Sebaiknya orang tua menjadikan remaja sebagai sesosok teman dan mengakui
sebagai seorang individu yang menginjak dewasa, menghargai perbedaan

9

pendapat dan mengajak berdiskusi secara terbuka. Orang tua diharapkan juga
dapat menerapkan pola asuh yang tepat bagi putra-putri mereka sehingga
remaja dapat merasa nyaman ,aman dan penuh dengan limpahan kasih sayang
dari orang-orang terdekatnya.

a. Bagi petugas kesehatan
1. Bagi petugas kesehatan sebaiknya perlu meningkatkan peran keluarga dengan
pemberian konseling bagi keluarga tentang pentingnya dukungan bagi remaja
melalui penjelasan secara langsung maupun tidak langsung
2. Petugas kesehatan diharapkan bekerja sama dengan bagian terkait guna
meningkatkan pelayanan konselling bagi keluarga dan remaja khususnya di
pelayanan kesehatan dasar masyarakat.
b. Bagi SMK Medika
1) Diharapkan sekolah lebih menjalin komunikasi antara guru dan orang tua siswa
untuk menghindari kesalahapahaman dalam berkomunikasi dan saling
memberikan informasi mengenai keadaan siswa yang sebenarnya.
2) Diharapkan sekolah dapat memberikan pelayanan konseling dimana pelayanan
ini nantinya akan sangat bermanfaat bagi siswa yang ingin menceritakan
permasalahan yang di hadapainya.
c. Bagi peneliti selanjutnya
1. Hasil penelitian ini sebagai data dasar untuk penelitian selanjutnya yang dapat
digunakan untuk meningkatkan kemampuan perawat yang berhubungan
dengan kegiatan penelitian keperawatan.
2. Disarankan penelitian berikutnya melakukan penelitian dengan yang sejenis
dengan metode multivariat dan sampel yang lebih besar lagi.
3) Ucapan Terima Kasih
Pada kesempatan ini peneliti menyampaikan ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya
kepada :
a. Ghozali MH, M.Kes selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah
b. Ibu Ns. Linda Dwi Novial Fitri, S.Kp, M.Kep, Sp.Jiwa, Selaku Pembimbing I dan
c. Ibu Ns. Dwi Rahmah F.S.Kep, Selaku pembimbing II yang telah membantu dalam
penyelesaian skripsi ini
d. Bapak Ns. Maridi M.Dirdjo, M.Kep, selaku penguji I, terima kasih atas masukannya.
e. Rusni Masnina, S.Kp, selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES
Muhammadiyah Samarinda;
f. Ns. Ramdhany Ismahmudi, S.Kep selaku Koordinator Mata Ajar Riset Keperawatan
g. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
4) Daftar Pustaka
1) Gunarsa & Gunarsa. Psikologi praktis : Anak, Remaja dan Keluarga. Jakarta :BPK
Gunung Mulia. 2004.
2) Hawari, Dadang. Manajemen Stres, Cemas dan Depresi. Jakarta : FKUI, 2007.
3) Kaplan HI, Sadock BJ. Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat. Jakarta : widya Medika, 2004.
4) Maslim R. Diagnosis Gangguan Jiwa, PPDGT-III, Dep Kes M. New York : Prentice
Hall, 2002
5) Maramis, WF. Beberapa Pengertian Dasar Tentang Depresi. Surabaya : Anima,2006.
6) Mussen. Perkembangan dan Kepribadian Anak. Alih Bahasa : F.X, Budiyanto dkk.
Jakarta : Penerbit Arcan, 2004
7) Narendra , Moersintowarti. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Ed 1. Jakarta :
Sagung Seto, 2002.

10

8)

Notoatmojo, S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi. Jakarta: PT Rieneka
Cipta, 2002
9) Nursalam, Pariani S. Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta : CV Sagung Seto,
2008
10) Prawirihardjo, S. Depresi dalam proporsi yang sebenarnya. Surakarta : FKUNS,
2001
11) Santrock, John W. Adolescence. Edisi 6. Alih bahasa : Dra. Shinto B. Adelar, M.Sc
dan Sherly Saragih, S.Psi. Jakarta : Erlangga, 2000
12) Scohib M. Pola Asuh Orang Tua. Jakarta : Rineka Cipta, 2002